Masih membahas tentang salah satu serial legendaris favoritku, serial yang sempat melejit dan digemari seantero Indonesia sewaktu pertama kali ditayangkan di stasiun televisi swasta, SCTV di tahun 1992 silam. Yup, apa lagi kalau bukan "White Snake Legend" alias "Siluman Ular Putih"? Namun kali ini, kita tidak akan membahas tentang Siluman Ular Putih, melainkan mengenai rekan seperjuangannya, yaitu Siluman Ular Hijau, Xiao Qing.
Kepopuleran serial silat fantasi "White Snake Legend 1992" telah membuat banyak sekali rumah produksi China, entah dari Taiwan, Hongkong, Singapore dan China Daratan ikut serta berkali-kali membuat remake, baik drama maupun film dengan judul yang sama dan dengan kisah yang hampir sama pula, yaitu sama-sama mengangkat kisah tentang kisah cinta Siluman Ular Putih dan seorang manusia, yaitu Pai Shu Chen dan Xu Xian (Xu Han Wen).
Sebelum era perfilman yang berpusat di Chinese Mainland (China Daratan) mengambil alih, di era 1990-an dan 2000-an awal juga telah banyak sekali adaptasi atau remake serial ini yang diproduksi entah oleh Taiwan, Hongkong atau Singapura.
Beberapa di antaranya:
1. White Snake Legend 1992 (Taiwanese Adaptation) : Pai Shu Chen dan Xu Xian.
2. White Snake After Transfer/Tragedi di Kuil Chin Shan (Taiwanese Adaptation) : Pai Shu Chen dan Xu Xian.
3. Madame White Snake (Japanese adaptation) : Pai Niang dan Xu Xian (bukan Pai Shu Chen dan Xu Xian).
4. The Legend Of the White Snake 2019 (Chinese Adaptation) : Pai Shu Chen dan Xu Xian.
5. The Destiny of White Snake (Chinese adaptation) : Pai Yao Yao dan Zi Suan (bukan Pai Shu Chen dan Xu Xian)
6. Green Snake (Hong Kong adaptation - Movie/Layar Lebar 1993) : Pai Shu Chen dan Xu Xian.
7. Tale of the Oriental Serpent (Chinese adaptation) : Xiao Qing dan Bao Ren (bukan Pai Shu Chen dan Xu Xian)
8. The Sorcerer and the White Snake (Hongkong Adaptation - Movie/Layar Lebar 2011) : Pai Shu Chen dan Xu Xian)
Dan beberapa yang pernah tayang di Indonesia adalah "White Snake Legend 1992" lalu "Tragedi di Kuil Chin Shan (White Snake After Transfer)" dan yang ketiga, kisahnya berpusat pada Xiao Qing ketika Pai Shu Chen sudah terkurung dalam Pagoda Lei Feng, yaitu "Tale of the Oriental Serpent".
Lalu versi fim layar lebarnya yang berjudul 'The Sorcerer And The White Snake" juga pernah ditayangkan di TV Swasta, Trans TV. Dalam film tersebut, Pai Shu Chen diperankan oleh Eva Huang, Xiao Qing oleh Charlene Choi dan Biksu Fa Hai oleh Jet Lee.
Dan yang terbaru adalah "The Legend Of The White Snake 2019" yang sempat ditayangkan oleh Trans7 setiap hari senin-jumat pukul 9.00 WIB, yang sayangnya hanya ditayangkan sebanyak 5 episode saja alias di cut-off karena ratingnya tidak memenuhi syarat.
Ya siapa suruh muter serial kungfu di pagi hari, Bambang? Puterin malem jam 7 atau jam 8 malem kan bisa? Siapa coba yang mau nonton di jam segitu? Itu jamnya orang kerja dan sekolah btw, kalaupun IRT, yang ada sibuk bersih-bersih rumah, ngurus anak dan gak ada waktu nonton TV. Kalau rating rendah ya bukan salah dramanya. Sedih banget waktu ternyata dramanya di cut padahal baru tayang 5 episode saja.


Selain "The Legend Of The White Snake 2019" sebenarnya ada lagi kisah Siluman Ular Putih garapan rumah produksi China daratan berjudul "The Destiny Of The White Snake", namun aku gak suka karena ceritanya bukan Pai Shu Chen dan Xu Xian tapi Pai Yao Yao dan Zi Suan, cuma ngambil temanya yang sama-sama kisah cinta siluman ular putih dan manusia kale, ya?
Dari berbagai adaptasi tersebut, tentunya ada berbagai versi karakter Xiao Qing, sang Siluman Ular Hijau, termasuk versi yang paling terkenal adalah Siluman Ular Hijau versi Maggie Chen (
White Snake Legend 1992), Maggie Cheung
(Green Snake, Hongkong) dan Charlene Choi
(The Sorcerer and The White Snake). Namun bagiku, Siluman Ular Hijau favoritku alias Xiao Qing kesayanganku adalah versinya Xiao Yan dalam "
The Legend Of The White Snake 2019".
.webp)
Xiao Yan berhasil menghidupkan karakter Xiao Qing yang tak hanya imut dan cantik, namun juga nakal, ceria, centil, cerdik dan licik. Sebenarnya karakter ini sudah diperankan oleh banyak aktris berkali-kali, namun entah kenapa, hanya satu Xiao Qing yang sangat meninggalkan kesan mendalam di hati, yaitu Xiao Qing yang diperankan oleh Xiao Yan.
Bahkan karakter Xiao Qing legendaris yang saya yakin menjadi favorite banyak orang, yaitu Xiao Qing versi Maggie Chen dalam "White Snake Legend 1992" pun hanya biasa saja bagiku dan tidak meninggalkan kesan mendalam. Tidak juga saat diperankan oleh Maggie Cheung dalam "Green Snake" ataupun saat diperankan oleh Charlene Choi dalam "The Sorcerer and the White Snake".
Joey Wang as Pai Shu Chen dan Maggie Cheung as Xiao Qing dalam "Green Snake 1993".
Mereka bagus, tentu, namun entah kenapa kesan yang diberikan oleh Maggie Cheung terlalu dewasa, dan terlihat seperti "
lesb*" di mataku, karena ada adegan mandi bersama Pai Shu Chen lalu saling berpelukan dengan gerakan meliuk-liuk dan kulit saling menempel, kalau saja aku gak hapal ceritanya, mungkin aku bakal salah paham saat melihat interaksi Pai Shu Chen dan Xiao Qing yang lebih ke arah "lesbie" daripada sepasang kakak adik yang saling menyayangi. "Green Snake" versi Charlene Choi juga mirip-mirip seperti itu.
Interaksi Pai Shu Chen dan Xiao Qing di sini seperti "lesb*", untung aja uda hapal ceritanya. Kalau gak, sudah pasti salah paham.
Berbeda dengan versi Xiao Yan yang memberikan kesan Xiao Qing bagaikan gadis remaja yang nakal, iseng, usil, suka bercanda dan gak bisa diem, dia juga cerdik dan punya banyak akal. Setiap saat ketika Pai Shu Chen bingung bagaimana harus berbohong untuk menutupi identitas yang sesungguhnya, Xiao Qing selalu dengan tepat waktu memberikan solusi cerdas atas setiap permasalahan. Xiao Qing selalu bisa mencari alasan demi alasan agar identitas mereka sebagai sepasang siluman ular tidak ketahuan oleh siapa pun, termasuk oleh Xu Xian sendiri.
Kalau gak ada Xiao Qing, uda tamat sejak lama tuh Pai Shu Chen, gak bakal bisa dia nikah sama Xu Xian karena Xu Xian uda takut duluan begitu mengetahui gadis pujaannya adalah Siluman Ular. Karena aktingnya yang keren itulah, aku sangat menyukai Xiao Qing versi Xiao Yan, dan bagiku dia adalah Xiao Qing terbaik sepanjang masa.
Please welcome, my most favorite "Xiao Qing (The Green Snake)" ever: Xiao Yan "The Legend Of The White Snake 2019".
Dalam versi ini, pertemuan pertama Pai Shu Chen dan Xiao Qing adalah ketika Pai Shu Chen mencari Xiao Qing di kuil Dewi Nuwa, di Bukit Shili, untuk meminta penawar racun bagi Nyonya Yu (Ibu Chang Sheng). Ketika itu, Xiao Qing belum memilih jenis kelamin. Awalnya dia ingin menjadi seorang pria karena dia telah berjanji akan menjadi seorang pria agar bisa melindungi sang Ibu.
Tapi untuk mengambil rupa seorang pria, Xiao Qing harus bertapa lagi selama sekitar delapan atau sepuluh tahun. Sementara ilmunya sekarang, hanya cukup untuk membuatnya mengambil rupa seorang wanita. Jadinya Xiao Qing memakai pakaian pria tapi dengan tubuh wanita, jadi terkesan seperti seorang gadis yang menyamar sebagai pria.
Kedua siluman ular tersebut sempat bertarung walaupun kekalahan jelas ada di pihak Xiao Qing karena usianya baru 500 tahun. Xiao Qing akhirnya menceritakan kalau dia sama sekali tidak berniat meracuni Nyonya Yu karena Nyonya Yu sendirilah yang mencuri makanan persembahan untuk Dewi Nuwa, termasuk buah apel yang telah digigit Xiao Qing. Karena Xiao Qing pada dasarnya baik, dia pun memberikan obat penawar tersebut untuk menyembuhkan Nyonya Yu.
Nyonya Yu akhirnya sembuh, dan kedua siluman ular itu bertemu lagi di malam festival ketika Biksu Fa Hai hampir menangkap Xiao Qing yang menakut-nakuti seorang pelayan dengan mengubah dirinya menjadi ular besar. Saat Biksu Fa Hai ingin menangkap Xiao Qing, Pai Shu Chen datang menyelamatkannya.
Di saat yang bersamaan, Siluman Lipan 3000 tahun membuat ulah dan mengacaukan kota dengan menculik anak-anak. Xiao Qing yang demi melindungi Pai Shu Chen dari serangan tongkat sakti Biksu Fa Hai pun terluka. Dan Pai Shu Chen yang berterima kasih atas pertolongan Xiao Qing, mengantarkan Xiao Qing kembali ke kuil Dewi Nuwa.
Dari informasi yang didapatkan dari bawahan Xiao Qing, Xiao Qing sebenarnya anak yang malang karena Xiao Qing kecil telah ditinggalkan oleh ibunya, sementara dia tidak tahu siapa ayahnya, itu sebabnya Xiao Qing sangat menyayangi Pai Shu Chen dan menganggap Pai Shu Chen sebagai kakak perempuannya dan ingin mengikutinya ke mana saja.
Namun hal itu menjadi penghalang bila Xiao Qing masih dalam wujud seorang pria yang belum sempurna (dia memakai pakaian pria namun tak ada otot kekar, tak ada suara maskulin, tak punya jakun ataupun alat kelamin pria, maklum dia harus bertapa lagi selama delapan atau sepuluh tahun untuk mendapatkan wujud pria sepenuhnya) dan tidak etis bila sepasang pria dan wanita ke mana-mana bersama.
Akhirnya Xiao Qing pun memutuskan untuk menjadi seorang wanita. Dalam sekejap, Xiao Qing menjelma menjadi seorang gadis muda yang cantik. Tak hanya cantik, namun juga cerdik, lincah dan licik. Xiao Qing-lah yang selalu membantu Pai Shu Chen berbohong pada Xu Xian untuk menutupi identitas mereka yang sesungguhnya.
Ibu Xiao Qing, Siluman Ular Hijau, Yu Fu Rong.
Dalam versi ini, Xiao Qing diceritakan sebagai siluman setengah Dewa karena dia adalah anak dari seekor siluman ular hijau, bernama Yu Fu Rong dengan Raja Naga Laut Timur. Ibunya menghilang entah ke mana untuk menghindari kejaran dari pasukan kahyangan yang ingin menghukumnya karena dianggap melanggar peraturan kahyangan, lalu untuk melindungi anaknya, Xiao Qing kecil disembunyikan di dalam hutan. Tapi Xiao Qing pun tidak mengetahui fakta ini hingga menjelang akhir episode drama.
Namun selama ini, Xiao Qing tidak sendirian, dia selalu memiliki banyak siluman kecil di sampingnya yang menjadi bawahannya. Kelak diketahui jika para bawahan Xiao Qing tersebut ternyata adalah orang-orang suruhan sang ayah yang diutus untuk melindungi dan menjaga putri kecilnya, Xiao Qing.
Pai Shu Chen dan Xiao Qing tak hanya harus menghadapi berbagai macam siluman jahat yang berusaha mengacau di kota Lin An dan memberantas siluman-siluman jahat tersebut agar kota Lin An kembali damai, namun juga harus menghadapai Biksu Fa Hai yang berkali-kali ingin menangkap mereka.
Namun melihat bagaimana Pai Shu Chen dan Xiao Qing saling bahu membahu untuk melindungi kota Lin An dan semua penduduk di dalamnya, Biksu Fa Hai akhirnya mengakui bahwa Pai Shu Chen dan Xiao Qing bukanlah siluman jahat.
Tidak semua siluman itu jahat, siluman yang baik juga ada. Dan tidak semua manusia itu baik, manusia yang jahatnya melebihi siluman juga ada, contohnya Jin Ru Yi yang karena obsesinya ingin memiliki Xu Xian membuatnya menjadi jahat.
Bahkan Tongkat Sakti Biksu Fa Hai tidak pernah mau menyerang Xiao Qing, seolah tahu kalau Xiao Qing tidak jahat. Xiao Qing pun malah memeluk tongkat itu sambil tertawa. Emang nakal nih ular hijau satu. Dan selama Tongkat Sakti itu tidak mau bergerak menyerang, Fa Hai pun tidak bisa menyerang lawannya.
Akhirnya mau tidak mau, Biksu Fa Hai pun tidak memiliki alasan lagi untuk menangkap sepasang siluman ular tersebut dan memutuskan untuk membiarkan mereka, selama mereka tidak berbuat jahat dan tidak merugikan manusia. Biksu Fa Hai dan Xiao Qing di versi ini sudah seperti kakak adik yang saling menyayangi namun sibuk bertengkar.
Fa Hai selalu berusaha membuat Xiao Qing yang nakal bertobat dan menyuruhnya bertapa agar menjadi Dewa. Ditangkap pun, hanya untuk diminta bertapa lalu diminta mendengarkan ajaran Budha. Hingga Xiao Qing bosan sendiri dan menutup telinganya dengan tangan karena bosan diceramahi setiap kali dia ditangkap. Namun Fa Hai tidak pernah benar-benar berniat untuk membunuh Xiao Qing maupun Pai Shu Chen.
Oh ya, di sini juga diceritakan bahwa Xiao Qing juga jatuh cinta pada pria manusia, mereka saling jatuh cinta namun kisah cinta mereka tidak direstui oleh Langit hingga Xiao Qing terpaksa harus melepaskan kekasihnya dan memberikannya ramuan pelupa ingatan agar pria itu melupakan semua kenangan dan cinta mereka. Itu terpaksa dilakukannya agar sang kekasih tidak meninggal karena Xiao Qing terus menyerap aura kehidupan sang kekasih tanpa disadarinya.
Ilmu Xiao Qing masih rendah, jika dia jatuh cinta dan menjalin hubungan cinta dengan manusia, maka tanpa disadarinya dia akan menyerap aura dan jiwa manusia tersebut secara perlahan-lahan hingga akhirnya manusia itupun meninggal dunia. Xiao Qing yang malang, padahal Pai Shu Chen aja happy ending dengan keluarga kecilnya. Poor Xiao Qing >_<
Demi membebaskan Pai Shu Chen, Xiao Qing akhirnya memilih berbaikan dengan sang Ayah, yaitu Raja Naga Laut Timur. Xiao Qing bertapa selama delapan belas tahun lamanya hingga akhirnya dia menjadi Dewi Naga. Tujuannya hanya satu yaitu membebaskan kakaknya, Pai Shu Chen dari dalam Pagoda Lei Feng.
Tapi ternyata Xiao Qing tak perlu melakukan itu, karena putra Pai Shu Chen dan Xu Xian, yang bernama Xu Che Lin sudah berhasil membebaskan sang ibu. Langit merasa tersentuh dengan kebaikan hati dan ketulusan hati Xu Che Lin serta kegigihannya dalam membebaskan sang Ibu.
Di akhir cerita, Xiao Qing akhirnya menjadi Dewi Naga dan terbang ke kahyangan, sementara Pai Shu Chen akhirnya dibebaskan dari Pagoda Lei Feng dan berkumpul kembali dengan keluarga kecilnya, lalu hidup dengan bahagia.
Xiao Qing Pictures:
Inilah sekilas tentang Siluman Ular Hijau favoritku, Xiao Qing yang diperankan oleh aktris berwajah imut, Xiao Yan. Dari semua pemeran Green Snake, entah kenapa aku paling menyukai Xiao Qing yang dia perankan. Great job, Xiao Yan! Yah, walaupun sayang, agensinya harus menyia-nyiakan bakat seperti ini, dan kurang mempromosikan Xiao Yan, terbukti dengan kurang terdengarnya nama Xiao Yan di industri hiburan China, dia juga tidak dikenal di Indonesia dan selain sebagai Xiao Qing, tidak ada lagi serialnya yang lain yang terkenal.
Atau mungkin ada namun aku yang tidak tahu? Ya, semoga aja ada, karena jujur, aku suka banget akting Xiao Yan sebagai Xiao Qing dan aku bisa melihat bahwa dia punya bakat akting yang luar biasa. Sukses selalu untuk Xiao Yan. Dan terima kasih telah menampilkan karakter Xiao Qing dengan luar biasa.
Writen by: Liana Hwie.
Credit Pictures: As tagged (All photos belongs to owners).
-------000------------
Warning :
Dilarang MENG-COPY PASTE TANPA IJIN TERTULIS DARI PENULIS! Siapa yang berani melakukannya, aku akan menyumpahi kalian SIAL 7 TURUNAN!
Semua artikel dan terjemahan lagu dalam blog ini adalah murni hasil pikiranku sendiri, kalau ada yang berani meng-copy paste tanpa menyertakan credit dan link blog ini sebagai sumber aslinya dan kemudian mempostingnya ulang di mana pun, apalagi di Youtube, kalau aku mengetahuinya, aku gak akan ragu untuk mengajukan "Strike" ke channel kalian. Dan setelah 3 kali Strike, bersiaplah channel kalian menghilang dari dunia Per-Youtube-an!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar