Rabu, 02 Januari 2019

Sinopsis & Review : Legend Of The Condor Heroes 2017 (Ep 46-47)

Akhirnya untuk sementara Guo Jing dan Huang Rong harus “Break Up” dulu. Tapi gpp, breaknya hanya sebentar saja, karena sebentar lagi kebenaran akan terungkap dan Guo Jing serta guru pertamanya akan menyesali perbuatan mereka karena telah salah menuduh orang. Khususnya Guo Jing yang telah bersikap kasar pada kekasihnya sendiri dan menyakiti hatinya. Rong’er perlu menghilang sesaat agar Guo Jing menyadari betapa penting Rong’er dalam hatinya. Kalau tidak seperti itu, Guo Jing pasti akan terus menyia-nyiakan Rong’er. Pepatah mengatakan “Sesuatu baru terlihat berharga setelah kita kehilangannya.”

Dalam postingan kali ini, karena masih belum ada adegan romantis antara Guo Jing dan Huang Rong mengingat mereka masih marahan dan untuk sementara “Putus” alias “Break Up” jadinya akan banyak adegan yang di cut dan dalam 1 artikel akan digabung  2 episode sekaligus. Apa yang terjadi pada Guo Jing dan Huang Rong setelah mereka “Putus”? Mari kita simak potongan adegan di bawah ini...





 
Dan kisahpun berlanjut... 
Ou Yang Feng yang sengaja datang ke Loteng Dewa Mabuk dengan misi terselubung yaitu membantu Yang Kang merebut Kitab Perang Wu Mu, berusaha mengadu domba Huang Yao Shi dengan seluruh Pendekar yang ada di sana. Untunglah Huang Yao Shi tidak mau ikut campur. Pengemis Tua yang merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan kedatangan Ou Yang Feng ke tempat itu, akhirnya turun tangan dan berusaha menghentikan pertarungan untuk sementara waktu.

Hong Chi Khong beralasan bahwa hari ini masih tanggal 14 Agustus, yang artinya sekarang adalah hari Pramuka, eh salah dink, artinya hari perjanjian adu pedang belum tiba saatnya.

“Perjanjian adu pedang adalah tanggal 15 Agustus. Kalian lihat tanggal berapa sekarang? Aku ingin tidur tapi sejak pagi sudah terdengar suara keributan, benar-benar sangat mengganggu. Ada pria ingin memukul wanita (Guo Jing vs Huang Rong), lalu ada menantu ingin memukul mertua (Guo Jing vs Huang Yao Shi) dan entah apalagi, intinya aku Pengemis Tua jadi tidak bisa tidur.” Omel Hong Chi Khong berpura-pura kesal. Guo Jing yang merasa tersindir hanya mampu menundukkan kepalanya malu.

Dengan menggunakan pamornya sebagai Tetua Dunia Persilatan yang dikenal berilmu tinggi dan disegani akhirnya Hong Chi Khong berhasil meyakinkan semua orang, termasuk Ou Yang Feng untuk menunda pertarungan sehari lagi.

Ou Yang Feng yang tampak terkejut melihat kungfu Hong Chi Khong telah kembali, takut jika seandainya pengemis tua itu akan berpihak pada musuhnya. Dengan adanya Hong Chi Khong dan Huang Yao Shi di pihak lawan, tentu Ou Yang Feng takkan menang. Jadi Ou Yang Feng meminta Hong Chi Khong berjanji bahwa besok apa pun yang terjadi, dia tidak boleh berpihak pada siapa pun juga. Hong Chi Khong yang memang kungfunya masih belum sepenuhnya kembali tentu menyetujui permintaan itu.

Kemudian, Hong Chi Khong kembali melanjutkan, “Jika besok kalian bertarung sampai mati, aku Pengemis Tua tidak akan ikut campur.” Lanjutnya lagi, dengan kata lain menyetujui permintaan Ou Yang Feng.


 
Malamnya, semua orang menunggu di luar Loteng Dewa Mabuk. Ou Yang Feng ingin mengajak Hong Chi Khong makan bersama namun Hong Chi Khong menolaknya. Kemudian Hong Chi Khong mengobrol dengan Huang Yao Shi dengan menanyakan apakah nama lain dari Danau yang ada di depan mereka? Huang Yao Shi menjawab kalau namanya adalah “Danau Sepasang Kekasih.”


“Danau “sepasang kekasih”? Sungguh romantis. Sungguh kebetulan, di sini seharusnya juga ada sepasang kekasih. Huang Yao Shi, putri dan menantumu sedang bertengkar. Kau sebagai Ayah Mertua, kenapa tidak membantu mendamaikan mereka?” ujar Hong Chi Khong menyindir Guo Jing dan Huang Rong yang sedang bertengkar.


“Dia membunuh kelima guruku, bukan Ayah Mertuaku!” seru Guo Jing marah. Guo Jing merasa sepasang kekasih yang dibicarakan oleh gurunya adalah dia dan Huang Rong.

Tak lama kemudian, pagi menjelang. Yang Kang bersama orang-orangnya pun tiba di sana dan pertarunganpun dimulai. Ou Yang Feng vs Tujuh Pendeta Chuan Chin sementara Guo Jing vs kelima orang tolol (Peng Lian Hu, Sha Tong Tian, Hou Tong Hai, Ling Chi Sang Ren dan Liang Chi Weng). Namun setelah Liang Chi Weng kalah, Yang Kang memerintahkannya untuk membawa naik Wan Yen Hong Lieh ke atas kapal untuk menyiapkan rencana kedua.


Khe Chen Erl yang berniat memukul Ou Yang Feng untuk membantu Pendeta Chuan Chin harus berhadapan dengan Yang Kang, yang mencoba melindungi gurunya. Seperti bisa diduga bahwa Khe Chen Erl sudah pasti kalah, membuat Huang Rong dan Huang Yao Shi harus turun tangan menolongnya. 



Saat itulah Bocah Tua Nakal tiba di sana. Melihat Bocah Tua Nakal tiba dan situasi mulai tidak berimbang, akhirnya Yang Kang mulai melepaskan asap beracun miliknya.

Semua orang akhirnya memilih berlindung di dalam Loteng Dewa Mabuk. Huang Rong yang mencemaskan keadaan Guo Jing karena tadi Guo Jing sempat terluka dalam akibat menarik kembali kekuatannya karena tak mau melukainya, bertanya pada sang mantan pacar.

“Jing Gege, apa kau baik-baik saja?” tanyanya lembut dan khawatir. 
“Aku hidup atau mati, kau tak usah peduli.” Jawab Guo Jing ketus, membuat Huang Yao Shi marah dan ingin menghajarnya, tapi Huang Rong menghalangi ayahnya.

Huang Rong yang cerdas merasa bahwa Yang Kang menyiapkan ini semua pasti karena menginginkan sesuatu. Lalu Hong Chi Khong berkata walaupun mereka semua di sini ada dendam pribadi namun kepentingan bangsa harus diutamakan. Di luar adalah pasukan Chin, Hong Chi Khong mengajak semua pendekar di sana untuk bersatu melawan Chin.

Mendengar kata “kepentingan bangsa” membuat Guo Jing teringat tentang Kitab Perang Wu Mu yang ada di tangannya. Diapun mengeluarkan Kitab perang tersebut dan ingin menyerahkannya pada salah satu di antara mereka. Setelah saling menunjuk orang yang tepat dan semua orang menolak, akhirnya mereka memutuskan bahwa sebaiknya Guo Jing saja yang menyimpan buku tersebut.


Yang Kang ternyata memang menginginkan Kitab Perang Wu Mu dan jika tidak diserahkan maka mereka semua akan mati dibunuh. Pasukan Yang Kang pun melepaskan panah untuk memaksa mereka menyerah. Tak hanya panah, Ou Yang Feng bahkan juga melepaskan ular-ularnya. Untunglah saat suasana sedang genting, Khe Chen Erl teringat bahwa di rumah makan ini ada sebuah lorong rahasia yang bisa mereka jadikan tempat untuk melarikan diri.


Singkat cerita, mereka semua berhasil meloloskan diri melalui pintu rahasia tersebut. Semua orang akhirnya berpisah di sini. Huang Yao Shi yang merasa berhutang budi ingin menjelaskan tentang masalah di Pulau Persik tapi Khe Chen Erl tidak mau menjelaskan. Akhirnya Huang Yao Shi pun melangkah pergi dengan mengajak putrinya yang lagi-lagi tak mau menurut.


Saat Huang Rong sedang bicara dengan Bocah Tua Nakal, Guo Jing membawa gurunya pergi dari sana. Di tengah jalan, mereka dikepung oleh pasukan Chin dan kaki guru pertama pun terluka terkena panah. Untunglah ada Huang Rong yang datang menyelamatkannya.


Huang Rong membawa Khe Chen Erl ke sebuah rumah kosong di tengah hutan dan mencabut panah di kaki si buta itu. Tapi karena pasukan Chin mengejar hingga ke sana akhirnya Huang Rong membawa si buta itu pergi dari sana. Mereka berdua sampai di Kuil Tombak Besi, tempat yang menurut Khe Chen Erl adalah tempat yang cukup aman karena tak ada yang pernah kemari.


Huang Rong pun mencabut Tombak Besi yang ada di patung dan memberikannya pada guru kesatu Guo Jing. Awalnya Khe Chen Erl menolak tapi Huang Rong sengaja memanas-manasinya dengan mengatakan bahwa jika Khe Chen Erl ingin membalas dendam maka dia harus sembuh lebih dulu, dan tongkat besi itu untuk menjaga diri. Jika dia mati, lalu bagaimana dia akan balas dendam? Kemudian Huang Rong meletakkan tongkat besi itu di pangkuan si buta itu.


Saat malam tiba, sempat terlintas dalam pikiran Khe Chen Erl untuk membunuh Huang Rong dengan sekali pukul. Karena Huang Rong telah menyelamatkan nyawanya hari ini jadi dia ingin menghabisi gadis itu dengan sekali pukul agar Huang Rong tidak perlu merasakan sakit. Anggap saja sebagai wujud balas budinya karena gadis itu telah menyelamatkannya, namun sekaligus membalaskan dendam saudara-saudaranya. 


Dengan begitu dia bisa membalas dendam pada Huang Yao Shi dengan membuatnya merasakan kehilangan seorang Putri. Khe Chen Erl berencana akan bunuh diri setelah membunuh gadis itu. Tapi tepat pada saat dia akan mengangkat tongkat memukul Huang Rong, terdengar suara Yang Kang dan anak buahnya, juga suara Sha Gu yang ada bersama mereka, membuat Huang Rong semakin curiga.


Huang Rong akhirnya memutuskan untuk keluar mencari tahu. Sebelum keluar dari tempat persembunyiannya, Huang Rong sempat menuliskan pesan di telapak tangan Khe Chen Erl, “Tolong beritahu ayahku, siapa yang membunuhku.”


Singkat cerita, Huang Rong akhirnya membongkar kejahatan Yang Kang dan Ou Yang Feng di sana. Yang Kang dan Ou Yang Feng sengaja mengadu domba dia dan Guo Jing agar mereka bisa merebut Kitab perang Wu Mu yang ada di tangan Guo Jing. Karena dia dan Guo Jing saling mencintai jadi satu-satunya cara untuk memisahkan mereka adalah dengan menghabisi kelima guru Guo Jing dan melimpahkan kesalahan pada Huang Yao Shi.
 

Dan saat Huang Yao Shi pergi meninggalkan pulau Persik untuk mencari putrinya itulah, Yang Kang dan Ou Yang Feng akhirnya membantai kelima guru Guo Jing dan sengaja menyisakan satu si buta Khe Chen Erl sebagai saksi hidup untuk mengadu domba Guo Jing dan Huang Rong. (Strategi “Devide Et Impera” terbukti telah berhasil.)


Huang Rong dengan tepat mengatakan kemungkinan pelakunya adalah Yang Kang setelah Guo Jing melemparkan sebuah giok berbentuk sepatu yang diambilnya dari tubuh guru kedua. Giok berbentuk sepatu itu adalah barang kenangan antara Yang Kang dan Mu Nian Chi yang seperti telah diketahui bahwa dalam pertandingan silat mencari jodoh, Yang Kang merebut sepatu Mu Nian Chi.


Jadi sepatu adalah barang kenangan milik mereka berdua. Sebelum Yang Kang membunuh guru kedua Guo Jing, guru kedua sempat mencuri sesuatu dari tubuh Yang Kang untuk digunakannya sebagai barang bukti. Namun saat itu Huang Rong tak punya bukti kalau Yang Kanglah pelakunya. Barulah saat dia melihat Sha Gu ikut bersama Yang Kang dan ada di Kuil Tombak Besi, kecurigaan Huang Rong akhirnya terbukti benar.



Tak hanya itu, Huang Rong juga membongkar kejahatan Yang Kang bahwa sebenarnya dialah yang telah membunuh Ou Yang Khe dengan menggunakan belati milik Guo Jing dan melimpahkan kesalahan pada Guo Jing. 



 

Dan tujuan sebenarnya Yang Kang membunuh Ou Yang Khe bukanlah semata-mata karena Ou Yang Khe melecehkan Mu Nian Chi, tapi karena ingin menjadi murid Ou Yang Feng. Tuduhan Huang Rong diperkuat oleh kesaksian si gadis bodoh yang juga menyaksikan secara langsung Yang Kang membunuh Ou Yang Khe. Huang Rong yang cerdik berpura-pura menjadi hantu untuk menakuti Sha Gu agar gadis bodoh itu mengatakan kebenarannya.



Yang Kang yang takut kejahatannya akan terbongkar spontan memukul Huang Rong dan ingin membunuhnya untuk menutup mulut. Namun Karma itu nyata, tangan Yang Kang tak sengaja memukul rompi landak Huang Rong di bagian yang sama dengan yang pernah dipukul oleh Guru Keempat Guo Jing, Nan Shi Ren. Waktu di Pulau Persik, Nan Shi Ren yang telah terkena racun Ou Yang Feng sempat memukul Huang Rong dengan keras dan mengenai rompi landak gadis itu. Tanpa Huang Rong sadari, saat itu rompi landaknya telah terkena racun Ou Yang Feng, dan kini Yang Kang memukul di tempat yang sama dengan bekas pukulan Nan Shi Ren.


 

Nah itu namanya “Senjata Makan Tuan”, enak kan, Yang Kang? Loe sampah masyarakat sih, pengkhianat bangsa dan manusia keji tak berhati, pantes banget kalau mati ngenes. Harusnya anak loe si “pahlawan” egois Yang Guo (Yoko) mati juga ya. Ngapain coba almarhum Kakek Jin Yong harus nyiptain karakter Yang Guo (Yoko) yang super duper egois dan jahat dijadikan lakon? Maksa banget kesannya >__< Saking maksanya pengen membuat karakter Yang Guo (Yoko) tampak seperti “Malaikat”, sampai harus ngerusak image-nya Guo Jing (Kwee Cheng) dan Huang Rong (Oey Yong) di seri kedua jadi buruk dengan membuat anak pertama mereka tampak “nyebelin”.

Gak bisa ta membuat karakter Yang Guo (Yoko) tampak baik tanpa harus membuat karakter anak Guo Jing (Kwee Cheng) dan Huang Rong (Oey Yong) jadi buruk? Aaahhh, apakah karena takut kalau Guo Fu gak dibikin nyebelin nanti si egois Bibi Lung jadi tampak buruk? Jadi anaknya Guo Jing (Kwee Cheng) dan Huang Rong (Oey Yong) yang harus dijadikan tumbal, gitu??? Makanya novelnya Jin Yong yang kusuka HANYA “Legend Of The Condor Heroes” alias “Pendekar Pemanah Rajawali” aja.

Pangeran Menjangan Wei Xiao Bao juga gak suka, penjahat kelamin yang punya 7 istri apa bagusnya? Si Thio Bu Kie juga gak suka, sama kayak Yang Guo (Yoko) yang juga super duper egois, bukannya membantu mengusir penjajah Mongol, malah cinta dan kawin lari sama Putri Mongol. Gak ada yang nggena lakonnya si Jin Yong, HANYA GUO JING (KWEE CHENG) seorang yang memenuhi ekspektasi tentang makna seorang PAHLAWAN SEJATI !!!



Back To Story...
Akhirnya Yang Kang mati ngenes setelah Ou Yang Feng yang mengetahui kebenaran tentang pembunuh Ou Yang Khe menolak memberikan obat penawar. Wan Yen Hong Lieh dan orang-orangnya pun langsung ngibrit kabur dari sana. Tinggal Huang Rong dan Ou Yang Feng, juga Khe Chen Erl yang bersembunyi di belakang tirai meja sembahyang yang masih ada di Kuil Tombak Besi tersebut.


Huang Rong yang takut dibunuh oleh Ou Yang Feng mengancam akan membakar salinan Kitab 9 Bulan, membuat Ou Yang Feng berjanji bahwa dia tidak akan membunuh Huang Rong karena yang diinginkannya adalah Kitab 9 Bulan, bukan nyawa gadis kecil itu.


Ou Yang Feng tahu bahwa ada orang lain di tempat itu, membuat Khe Chen Erl mau tak mau harus keluar dari tempat persembunyiannya. Khe Chen Erl yang awalnya ngotot ingin membalas dendam pada Ou Yang Feng menyuruh Huang Rong pergi dan menceritakan semuanya pada Guo Jing. Tapi Huang Rong yang sangat mengenal sifat Guo Jing (Kwee Cheng) menolak tegas.


“Jika Jing Gege mau mendengarkan aku, tidak mungkin kami seperti ini.” jawab Huang Rong masuk akal. Dia tahu bahwa untuk yang satu ini, Guo Jing hanya percaya pada ucapan Guru pertamanya.

Akhirnya dia berkata pada Ou Yang Feng bahwa Khe Chen Erl membuatnya marah dan jika dia marah, maka dia tidak akan bisa menterjemahkan kItab 9 Bulan untuknya. Jika si buta itu tak mau pergi maka mereka saja yang pergi dari sana.


Mendengar Huang Rong berjanji akan menterjemahkan Kitab itu untuknya, tentu saja Ou Yang Feng menuruti keinginan gadis itu. Dia segera menarik tangan Huang Rong dan membawanya pergi dari sana. Tapi sebelum pergi, Huang Rong sempat berpesan pada Khe Chen Erl.

“Jangan lupa apa yang kutulis di tanganmu.” Serunya seraya berjalan menjauh.

Setelah Huang Rong dibawa pergi oleh Ou Yang Feng, Khe Chen Erl segera mencari sang murid. Akhirnya setelah berputar-putar di dalam hutan, si buta itu mendengar suara burung rajawali peliharaan Guo Jing. Khe Chen Erl pun memanggil nama sang murid berulang-ulang dan tak lama kemudian Guo Jing pun datang ke tempat itu dengan ditemani oleh Pendeta Chiu Chu Chi (Khu Chi Khe), Ma Yu dan Wang Chu Yi.


Khe Chen Erl pun akhirnya menceritakan semua yang didengarnya di Kuil Tombak Besi. Dia merasa sangat bersalah karena telah menuduh Huang Yao Shi sebagai pembunuh kelima saudaranya padahal pelaku sebenarnya adalah Yang Kang dan Ou Yang Feng. Tak hanya pada sang ayah, Khe Chen Erl pun merasa sangat bersalah pada Huang Rong, apalagi setelah menyadari bahwa Huang Rong adalah gadis yang sangat baik, bukan Iblis Kecil seperti yang selama ini dia tuduhkan.

Guo Jing yang mendengar kebenaran itu tampak sangat bersalah karena sudah bersikap kasar dan bahkan memutuskan hubungannya dengan sang kekasih.


“Aku pasti sudah sangat menyakiti hati Rong’er.” Ujar Guo Jing lirih, dipenuhi rasa bersalah dalam hatinya.

Guo Jing pun tampak sangat menyesal karena telah menyakiti hati Rong’er. Raut penyesalan tampak di wajahnya yang tampan karena telah menyakiti Rong’er dan bersikap kasar padanya. Tapi nasi telah menjadi bubur, yang paling penting sekarang adalah menemukan Huang Rong dan membebaskannya dari tangan Ou Yang Feng.

Note : Tuh, sekarang nyesel kan? Makanya jangan kasar-kasar sama cewek loe, untung Rong’er baik dan sabar, ya.

Lalu bagaimanakah dengan Rong’er? Apakah Guo Jing bisa menemukan Rong’er dan membawanya kembali? Lalu bagaimana dengan janjinya untuk menikah dengan Hua Cheng?

Sampai jumpa di episode selanjutnya…

Berikutnya : Episode 48

Written by : Liliana Tan 
NOTE : DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS !!! 
Credit Pict : WEIBO ON LOGO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads