Melanglang
buana di dunia maya dan mendapat berita ini sungguh sangat mengejutkan
saya..What ?? My Badminton Prince, Lee Yong Dae ingin mengakhiri karirnya di
dunia bulutangkis setelah Olimpiade Brazil 2016 ?? Setelah si tampan Bao Chun
Lai pensiun tahun 2011 lalu, 3 tahun lagi giliran Lee Yong Dae.. Hiks T.T stok
orang ganteng makin lama makin habis dong *mewek di pelukan Yong Dae*
Tentu
berita ini sangat mengejutkan saya, karena Lee Yong Dae memang idola saya
apalagi di tahun 2016 nanti dia baru berusia 28 tahun.. You still Young, Yong
Dae-ah !! Why you did that to me ?? *lebay kumat* Semua atlit tentu akan
pensiun pada akhirnya tapi pensiun di usia 28 tahun (tahun 2016) bukankah masih
terlalu muda ?? Well, masih sisa 3 tahun lagi bagi penggemar pemain bulutangkis
imut ini untuk bisa menikmati wajah tampannya di lapangan. Mulai detik ini saya
akan menikmati sebaik-baiknya memandang Lee Yong dae di setiap tournament tidak
peduli dia menang atau kalah.. No Matter what happened, You STILL MY FAVORIT
LEE YONG DAE !!!!!!
“Lee Yong Dae Ingin Jadi Pelatih”
Pebulutangkis
berparas tampan asal Korea Selatan, Lee Yong Dae yang diwawancara secara
eksklusif disela-sela turnamen Malaysia Open bulan lalu menuturkan bahwa karir
bulutangkisnya sebagai pemain akan diakhiri setelah Olimpiade Rio De Janeiro
Brazil 2016, dimana usai turnamen itu, ia berencana menjadi seorang pelatih.
Dan yang lebih
mengejutkan lagi, pemain yang mengoleksi dua medali Olimpiade itu menuturkan
bahwa ia ingin melatih di luar negeri. “Usai
Olimpiade Brasil, saya telah berpikir untuk berhenti dari tim nasional dan
bermain di kompetisi domestik untuk beberapa waktu. Tetapi jika ada peluang
yang baik di negara-negara lain, saya bersedia untuk pergi dan menjadi pelatih
disana,” tutur Lee.
Apa yang dilakukan
oleh Lee Yong Dae seperti ingin menyamai
apa yang dicapai oleh idolanya, Kim Dong Moon, mantan pemain Korea yang kini
melatih di Kanada. Semenjak ditandemi oleh Kim, Kanada berhasil mencetak pemain
yang cukup berpotensi, seperti Michelle Li, Alex Bruce, Toby Ng dan Grace Gao
yang mendominasi turnamen-turnamen yang digelar di kawasan regional Amerika.
Selain
membeberkan keinginannya menjadi pelatih di negara lain, Lee Yong Dae juga
mengungkapkan harapan terbesarnya untuk duet barunya bersama Ko Sung Hyun dan
sedikit menyinggung mengenai penampilannya di Olimpiade London bersama Jung Jae
Sung.
Berikut kutipan wawancara bersama Lee Yong Dae.
Sekarang
Anda berpartner dengan Ko Sung Hyun, apakah ada sesuatu yang ingin anda katakan
kepada pasangan Anda?
Ketika saya
bermitra dengan Jung Jae-Sung, kami lebih bermain pasif atau agresif setelah
servis, namun duet saya dengan Ko Sung Hyun lebih tegas. Meskipun sekarang
penampilan kami terlihat menurun, saya berharap kami dapat meningkatkan
penampilan kami sehingga kami menjadi kombinasi yang sempurna.
Bagaimana
Anda memahami karakter kekuatan pasangan anda?
Butuh waktu
lebih dari 2 tahun untuk membangun hubungan dengan Jung Jae-Sung, tetapi dengan
Ko Sung Hyun, saya pikir kami akan menggunakan pengalaman bermain kami untuk
berkomunikasi sehingga kami dapat memahami satu sama lain dengan cepat.
Saya
melihat anda dan Jae Sung memiliki ‘winning
pose‘ ketika anda menang, apakah Anda pernah berpikir untuk
menciptakan yang baru dengan Ko Sung Hyun?
Winning pose dengan Jae
Sung adalah tampilan alami ketika kami telah saling memahami satu sama lain.
Saat ini, saya belum membicarakan hal ini dengan Ko Sung Hyun, tapi mungkin
kita akan memilikinya suatu saat nanti.
Setelah
hanya memenangkan medali perunggu dalam event akbar olahraga London tahun 2012,
apakah anda puas akan hasil itu?
Saya menyesal
karena saya hanya mencapai hasil ini karena saya ingin memenangkan emas. Tapi
sekarang, saya hanya mengingatnya sebagai pengalaman dan pembelajaran, sehingga
saya bisa bekerja lebih keras untuk Olimpiade mendatang.
Apa
yang salah sehingga anda kalah saat Semifinal berlangsung?
Selama
permainan itu, masalah utama yang terjadi adalah pemain Denmark telah
meretakkan pertahanan kami. Karena itu, di kompetisi mendatang, selain saya akan
memperkuat pertahanan, kami berharap dapat mengalahkan tim lain dengan serangan
yang lebih sengit lagi. Saya percaya di Brasil 2016, saya akan tampil lebih
dewasa sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.
Selain
menceritakan pengalaman di London dan harapan mengenai duetnya itu, Lee juga
menjawab beberapa pertanyaan mengenai sisi lain dalam dirinya, berikut
kutipannya.
Bagaimana
raket favorit anda?
Saya suka
raket yang menekankan kecepatan, dengan kepala raket yang lebih berat sehingga
saya dapat melakukan smash dengan lebih mudah dan lebih kuat.
Dalam
hal pemilihan raket, apa saran Anda bagi para pemula?
Saran saya
untuk pemula adalah memilih raket yang tidak akan menyebabkan cedera.
Berdasarkan pengalaman saya sendiri, raket yang tidak terlalu kaku akan lebih
cocok untuk pemula.
Untuk
sepatu, bagaimana tipe yang cocok untuk anda?
Sebelumnya,
saya memilih sepatu berdasarkan warna. Tapi sekarang, saya lebih fokus pada
kenyamanan, yaitu sepatu yang mengurangi beban pada kaki saya. Selain itu,
sepatu yang menjadi prioritas saya adalah sepatu memiliki kemampuan rebound
(melambung) dan stabilitas saat anda jatuh.
Bagaimana
tipe berpakaian anda? pernahkah anda berpakaian formal?
Jas adalah
sesuatu yang tidak ingin saya pakai, saya suka gaya yang lebih kasual. Bagi
saya, Kemeja dan celana jeans adalah pakaian yang sering saya pakai.
Setiap
hari anda selalu berlatih dan bermain bulutangkis, apakah Anda pernah berpikir
untuk berhenti?
Saya tidak
berpikir itu melelahkan ketika saya masih muda, tapi setelah 2 acara olahraga
besar, dimana salah satunya tahun ini (Kejuaraan Dunia – red), saya ingin
mengambil setidaknya 3 bulan istirahat, tetapi saya yakin pelatih tidak akan
membiarkan hal itu.
Pada saat itu,
saya berpikir tentang berhenti dan mencoba sesuatu yang lain, tapi pikiran ini
hanya berlangsung singkat karena bagi saya, bulu tangkis adalah olahraga
favorit saya.
Apa yang ingin anda katakan
kepada fans yang telah mendukung Anda selama ini?
Tentu saja
saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukung saya. Ketika
saya terbang ke negara yang berbeda untuk bertanding, saya akan melihat fans
dari berbagai negara di seluruh dunia mendukung saya di lapangan. Ini
mengejutkan saya dan membuat saya sangat bersyukur. Mendengarkan mereka bersorak
hangat memberi saya energi yang besar dan membuat saya ingin melakukan yang
lebih baik lagi.
Credit :
DuaRibuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar