Minggu, 29 November 2015

7 Drama Taiwan Terbaik

Sebelum Korea Drama merajai pertelevisian tanah air, lama sebelum serial Turki dan India turut serta mengambil alih perhatian masyarakat, serial Mandarin atau lebih tepatnya Taiwan lebih dulu mendapat tempat di hati para penonton tanah air. 

Bagi kalian yang lahir di era 1980-an dan pernah merasakan masa remaja di era 2000-an awal, pasti sudah tak asing lagi dengan beberapa serial apik dari Taiwan yang akan aku bahas di bawah ini. Yup, masih dalam edisi mengenang masa lalu yang indah, dalam postingan kali ini aku ingin mereview beberapa Drama Taiwan yang pernah menjadi favoritku saat aku masih remaja. Apa sajakah itu? Let’s check it out..





1. The Prince Who Turns Into A Frog.
Serial yang berhasil memecahkan rekor “Meteor Garden” ini pertama kali diputar di Indosiar tahun 2006 silam. Serial sukses yang dibintangi oleh para personil 183 Club dan 7 Flowers ini pernah menjadi favoritku saat masih kuliah. 


Takdir menyatukan seorang gadis yang ingin menikahi seorang pria kaya dan seorang "Pangeran", seseorang yang bisa mengentaskannya dari kemiskinan. 

Kisah dongeng dimulai saat San Jun Hao (Ming Tao 183 Club) yang merupakan General Manager Senwell Hotel Corporation, mengalami kecelakaan saat akan menghadiri acara pernikahannya dan ditolong oleh seorang gadis nelayan sederhana yang bermimpi menikahi pria kaya, Ye Tian Yu (Joe Chen). 


San Jun Hao yang kehilangan ingatannya perlahan jatuh cinta pada Tian Yu, gadis yang menolongnya. Dari sinilah dimulai kisah dongeng Cinderella bertemu dengan Pangeran. Tapi kisah cinta mereka kembali diuji saat tiba-tiba kecelakaan kedua membuat San Jun Hao mendapatkan kembali ingatannya dan dia melupakan semua hal tentang Tian Yu. "The Prince Who Turns Into A Frog" yang lebih dikenal dengan "Frog Prince" ini mengambil tema yang digemari para kaum muda khususnya kaum hawa yaitu Impian Cinderella.



Mungkin tema “Impian Cinderella” dan kisah tentang orang hilang ingatan sudah biasa, namun SETTV mampu membuat serial manis sepanjang 20 episode ini (sekarang 31 Episode versi Netflix dengan durasi diperpendek) menjadi luar biasa.

Dengan dibumbui komedi, alur cerita yang tertata rapi, aktor utama yang enak dipandang mata alias ganteng yaitu Ming Tao, akting yang memukau dan sederetan soundtrack yang enak didengar telinga (easy listening), maka tak heran bila serial ini sukses "MELENGSERKAN METEOR GARDEN dari TAHTANYA" dan menjadi serial NOMOR 1 di Taiwan.


Serial ini pulalah yang melambungkan nama 183 Club yang digawangi oleh Ming Tao, Sam Wang, Jacky Chu, Ehlo Huang dan Johnny Yen di mana mereka semua ikut tampil dalam serial ini, dan juga 7 Flowers yang terdiri dari Joe Chen (sang aktris utama), Joyce Zhao Hong Qiao, Ivy Lai Wei Ru dan Jade Qu Min Jie. 

Mereka jugalah yang menyanyikan hampir semua soundtrack serial ini yang harus aku akui, aku suka semuanya. Bahkan saking kerennya, setiap karakter memiliki minimal satu lagu yang melambangkan karakter mereka. 183 Club sempat menjadi idolaku sebelum akhirnya Jacky Chu “ditendang” keluar dari grup dan mendadak 183 Club menjadi tak aktif lagi setelah itu.


Oh ya, The Prince Who Turns Into A Frog juga pernah diadaptasi ke dalam Sinetron Indonesia dengan judul “Impian Cinderella” yang dibintangi oleh Indra L Brugman. Aku bilang diadaptasi karena di awal dan akhir sinetron, pihak Rumah Produksi sudah menuliskan dengan jelas “Diadaptasi dari The Prince Who Turns Into A Frog, Taiwan Drama 2005” jadi mereka mengakui. Beda dengan sinet lain yang gak mau ngaku padahal uda jelas-jelas jiplak -__-


2. Meteor Garden.
Siapa yang tak kenal dengan "Meteor Garden" yang sempat booming di tahun 2000-an awal dan menjadi era kebangkitan Taiwan Drama? Karena "Meteor Garden"-lah, booming Drama Taiwan melanda Indonesia bahkan dunia. 

"Meteor Garden" yang dibintangi oleh sederet bintang pendatang baru yang ketiban untung seperti Barbie Hsu, Jerry Yen, Vic Zhou, Ken Zhu dan Vanness Wu ini diangkat dari manga populer berjudul “Hana Yori Dango”


Begitu terkenalnya manga ini hingga beberapa negara lain juga ikut mengadaptasinya ke dalam versi mereka, sebut saja : Boys Before Flowers (Korea), Hana Yori Dango (Jepang), Siapa Takut Jatuh Cinta (Indonesia) dan kabarnya China juga telah ikutan mengadaptasi dengan judul yang sama, yang dibintangi oleh Dylan Wang dan Shen Yue.

Sama seperti “The Prince Who Turns Into A Frog”, "Meteor Garden" juga memiliki tema serupa yaitu “Impian Cinderella”, yaitu kisah cinta antara gadis miskin dan pria kaya.


"Meteor Garden" berkisah tentang seorang gadis miskin pemberani bernama San Chai (Makino Tsukushi) yang dengan berani melawan tindakan semena-mena pimpinan F4 - Tao Ming Tze (Tsukasha Doumyouji). Sebuah tindakan berani yang awalnya membuat San Chai juga mengalami penindasan namun lama-lama membuat Tao Ming Tze mengagumi keberaniannya dan justru jatuh cinta padanya. 

Tema yang sederhana namun dikemas dengan menarik, ditambah dengan tampilan para pemain F4 yang enak dipandang mata, jaman dulu sih mereka keliatan ganteng banget ya, kalau sekarang mah uda kalah ma Kpop Idolnya Korea. Bagaikan meteor yang melesat cepat, "Meteor Garden" langsung duduk di puncak tangga perolehan rating di negara mana pun yang menayangkannya.


Namun sayang, popularitas serial ini langsung merosot drastis saat dalam "Meteor Garden 2", Tao Ming Tze dibuat hilang ingatan dan melupakan San Chai lalu kemudian jatuh cinta pada Ye Sha (Michelle Saram). 


Ye Sha adalah tokoh PALING MUNAFIK yang pernah aku lihat sepanjang aku menonton serial drama, entah itu drakor, drama China, Jepang, atau drama Taiwan. Dari simpati dan kasihan pada San Chai, penonton lantas berbalik mendukung Hua Zhe Lei dan San Chai dan membenci Tao Ming Tze dan Ye Sha.

Tapi selain alurnya yang berantakan, menyebalkan, lambat, bertele-tele, banyak adegan gak penting (seperti adegan Tao Ming Tze belajar mengikat tali sepatu dan belajar menggoreng telor), yang membuatnya tampak downgrade di mataku, "Meteor Garden 2" masih memiliki kelebihan yaitu tampilan para pemain yang lebih good looking dan glowing dibandingkan "Meteor Garden 1", soundtrack yang easy listening (walau selain opening dan ending song, semuanya adalah lagu barat) dan setting yang indah di Barcelona (saat di awal dan akhir episode).

3. MARS.
Serial sepanjang 21 episode yang diproduksi tahun 2004 dan kembali mempertemukan pasangan favoritku yang lain, Barbie Hsu dan Vic Chou yang sayangnya tidak berjodoh, Mereka sempet pacaran setelah terlibat cinta lokasi karena serial ini tapi kemudian putus dan kini mereka telah memiliki pasangan hidup masing-masing -_- 



MARS berkisah tentang orang-orang yang pernah hidup dalam “kegelapan” alias memiliki masa lalu yang suram namun kemudian bertemu dan saling mengobati rasa sakit masing-masing. Chen Ling (Vic Chou) yang pernah tinggal di Rumah Sakit Jiwa karena trauma setelah kematian saudara kembarnya yang bernama Chen Sheng (Vic Chou), bertemu dengan gadis pendiam dan tertutup yaitu Han Chi Luo (Barbie Hsu) yang memiliki trauma terhadap pria karena pernah diperkosa oleh ayah tirinya saat masih berusia 16 tahun.

Chen Ling and Chen Sheng (both played by Vic Zhou)





Mengambil tema yang tidak biasa tentang orang-orang yang pernah memiliki masa lalu yang gelap lalu bertemu untuk saling mengobati trauma mereka, didukung oleh wajah ganteng Vic Chou, wajah imut Barbie Hsu, akting yang memukau, alur cerita yang berjalan cepat, dan lagi-lagi soundtrack yang enak didengar telinga, aku rasa pantas jika serial MARS ini pernah menjadi salah satu serial terfavorit di masanya. 


Tapi sayangnya secara rating, serial ini bisa dibilang GAGAL di Taiwan. Entah kenapa serial dengan kisah yang unik, alur cerita yang tidak biasa, aktor yang tampan, aktris yang imut, akting yang memukau serta soundtrack yang yang enak didengar telinga bisa mendapatkan rating yang buruk -__- Fakta yang benar-benar mengejutkan. Mungkin benar ini semua karena versi VCD sudah lebih dulu diluncurkan sebelum tayang di TV, jadi mayoritas penonton Taiwan sudah nonton lebih dulu nonton di VCD. Salah sendiri sih, ya. Ngapain juga belum tamat tapi sudah dirilis VCD-nya? -__-


4. Snow Angel.
A Story About Love and Miracle. Serial produksi SETTV tahun 2004 yang bertema tentang Legenda Peri Salju dan harapan yang menjadi kenyataan. Snow Angel adalah serial perdana TORO setelah dia memutuskan keluar dari Energy dan bergabung dengan Jungiery Star. 





Berkisah tentang dua orang kakak beradik yang terpisah sejak kecil saat sang adik harus terjatuh ke dasar sungai dan sang kakak mengira adiknya telah meninggal. 

17 tahun kemudian mereka kembali bertemu tapi ironisnya, kedua kakak beradik yang tidak saling mengenali tersebut jatuh cinta pada wanita yang sama, yaitu Chi Xue Tung (Margaret Wang). Sang kakak, Chi Xing Feng (Johhny Yen), melakukan segala cara untuk memisahkan sepasang kekasih yang saling mencintai tersebut, tidak peduli walau akhirnya dia tahu bahwa Ji Teng (TORO) adalah adik kandungnya yang telah lama hilang. Cintanya pada Xue Tung jauh lebih besar daripada cintanya pada sang adik.


Chi Xing Feng mengarang kebohongan keji bahwa Ji Teng sudah meninggal saat jatuh ke dasar jurang dan menikahi Xue Tung yang saat itu mengalami kebutaan dengan paksa. Faktanya Ji Teng tidak meninggal, tapi hanya kehilangan ingatannya dan Chi Xing Feng memberinya identitas baru yaitu RENO, seorang penyanyi papan atas Taiwan. Benarkah kisah Ji Teng dan Xue Tung telah berakhir? Ataukah Peri Salju akan membawa mereka bertemu kembali suatu hari nanti?


Serial drama romantis sepanjang 23 episode ini adalah salah satu favoritku. Serial yang mendapat rating yang lumayan tinggi (walau masih belum mampu mengalahkan Rating “Meteor Garden”) ini dibintangi oleh si ganteng TORO, mantan Personil ENERGY dan  si manis Margaret Wang yang adalah keturunan Indonesia, memang sayang untuk dilewatkan. 


Di samping aktor utamanya yang ganteng abis yaitu TORO, kisahnya yang cukup sedih, alurnya yang tertata rapi dan cenderung berjalan cepat, endingnya yang tak bisa diduga, soundracknya yang enak didengar telinga yang semuanya adalah ciptaan TORO dan dinyanyikan sendiri olehnya, lalu kostumnya TORO yang anak muda banget dan sangat modis sepertinya adalah faktor pendorong serial ini layak dijadikan favorit.

Yah, walau harus diakui jika dari segi kemampuan akting, lebih bagus akting Ming Tao "The Prince Who Turns Into A Frog" ke mana-mana daripada TORO, Ming Tao mampu memerankan dua karakter yang berbanding terbalik dengan sangat sempurna.

Sedangkan akting TORO terlihat kaku dalam serial ini, beda kelas bila dibandingkan dengan akting Ming Tao, walau mereka sama-sama berasal dari agensi yang sama, yaitu Jungiery Stars. Namun itu bisa dimaklumi karena bakat TORO memang lebih ke musik yaitu menciptakan lagu, daripada akting. Terbukti dengan drama TORO berikutnya yang berujung kegagalan alias mendapatkan rating rendah.


Oh iya, karena aku merasa gak terima dengan endingnya yang seperti itu, aku sampai bela’in membuat sebuah novel berjudul “Winter Memories” yang merupakan kelanjutan dari serial ini dan bisa dibilang sebagai “Snow Angel After Story” hanya untuk memuaskan diriku sendiri. Bodo ada yang beli apa gak, I write for myself, yang penting heppi ^_^ This novel is dedicated for TORO and Margaret Wang, My Favorite Couple. Yup, selain Ming Tao - Joe Chen dan Barbie Hsu - Vic Zhou, pasangan "Snow Angel" ini yaitu TORO - Margaret Wang adalah pasangan favoritku dalam drama Taiwan. 


Btw, TORO, Margaret Wang dan Johnny Yen juga sempat diundang ke Indonesia pada tahun 2004 silam oleh STCV selama 3 hari untuk mempromosikan serial mereka. Dalam promosi tersebut, TORO menyanyikan “Wang Le Ai/Forget Love” dan “Tuei Shou/Rival” yang berduet dengan Johnny Yen. Selain itu, Snow Angel juga pernah dijiplak oleh Sinetron Indonesia dengan judul “Dua Hati”.


5. Twins/100% Senorita.
Twins, kisah tentang “Sang Putri” yang hidup dalam penyamaran. Dibandingkan dengan serial drama Taiwan yang lain, "Twins/100 % Senorita" adalah serial produksi tahun 2003 dengan episode paling panjang yaitu 40 episode. 

Serial yang dibintangi oleh Joe Chen (aktris utama The Prince Who Turns Into A Frog), Penny Lin (At The Dolphin Bay), Wallace Huo (At The Dolphin Bay), Joyce Zhao (tunangan San Jun Hao di The Prince Who Turns Into A Frog) dan Jason Hsu 5566 ini mengambil tema tentang gadis kembar yang terpisah lalu bertemu kembali setelah mereka dewasa, bedanya di sini, salah satu dari si kembar harus “kehilangan wajahnya” karena dicelakai oleh tunangannya sehingga dia meminta bantuan saudara kembarnya untuk merebut kembali semua yang seharusnya menjadi miliknya.


Berkisah tentang Yang Zhu Fang, seorang ibu bayi tabung yang mengalami pergumulan saat harus menyerahkan putrinya seperti yang telah dijanjikan pada ayah sang bayi, akhirnya Tuhan mendengar doanya dan memberinya sepasang bayi perempuan kembar dan dia meninggalkan satu sebagaimana yang telah dia janjikan. 

20 tahun kemudian, Chuang Fei Yang (awalnya memakai wajah Joe Chen), bayi yang ditinggalkanya tumbuh menjadi Nona Besar yang kaya raya namun nasib tragis menimpanya saat Peter, sang tunangan, mendorongnya ke dalam jurang demi merebut harta kekayaannya. 


Fei Yang yang sudah berganti wajah.

Fei Yang yang malang tidak mati namun wajahnya hancur total, dia diselamatkan oleh seorang dokter ahli bedah plastik yang mengalami depresi akibat kematian putrinya dan mengubah wajah Fei Yang sama seperti wajah putrinya yang telah meninggal. Kemudian di tengah kebingungannya karena tak ada seorangpun yang mengenalinya, Fei Yang (yang sudah berganti wajah menjadi Penny Lin) tak sengaja bertemu dengan Liang Xiao Feng (Joe Chen), saudara kembarnya yang terpisah sejak kecil. Fei Yang pun meminta Xiao Feng membantunya.

Tema tentang sepasang gadis kembar adalah tema yang menjadi favoritku sejak dulu. Sebelumnya, aku juga sempat menyukai serial Meksiko yang berjudul Cinta Paulina (La Usurpadora) dan Mariana dan Silvana yang juga mengangkat tema yang sama, yaitu saudara kembar yang terpisah. 


Bedanya dalam Twins, salah satu dari si kembar harus rela kehilangan wajahnya karena percobaan pembunuhan yang dilakukan tunangannya. Akting yang memukau, alur cerita yang bikin deg-degan, tema yang tidak biasa dan jajaran pemain yang sudah tak asing lagi adalah faktor yang membuatku menyukai serial ini. Namun sayang, aku kurang akrab dengan soundtracknya. Selain opening song “Sing Fu Te Thi Thu/Map Of Happiness” dan Ending Song “Disguise”, yang lain aku gak suka (-_-) Karena aneh aja sih ya, drama Taiwan tapi soundtracknya malah berbahasa Jepang semua.

Oh ya, sama seperti "The Prince Who Turns Into A Frog, Snow Angel" dan "Meteor Garden", "Twins" pun juga pernah dijiplak oleh sinetron Indonesia dengan judul “Putri Kembar”.

6. The Magicians Of Love.
Kesuksesan serial "The Prince Who Turns Into A Frog" berimbas pada membanjirnya tawaran pada para personil 183 Club (khususnya Ming Tao, sang aktor utama), sehingga akhirnya muncullah “The Magicians Of Love”, serial sepanjang 34 episode yang diproduksi oleh SETTV tahun 2006 yang dibintangi oleh empat personil 183 Club yaitu Ming Tao, Sam Wang, Ehlo Huang, dan Jacky Chu, juga Joanne Cheng dari Sweety serta Jade Qu Min Jie dari 7 Flowers.

Mengambil tema dunia Mode yaitu lebih tepatnya salon. Hhmm, sekilas kedengarannya kurang keren ya, kok salon sih? Tapi emang kayak gitu ya mau gimana lagi, penonton ^_^


Mengangkat kisah persaingan dua buah salon yang bersaing untuk menjadi yang terbaik, walau sebenarnya sudah keliatan mana yang lebih baik. Salon Neo Image yang di dalamnya terdapat para pria keren yaitu Arts (Ming Tao), Lim Er Chi (Sam Wang) dan Fernando (Jacky Chu) melawan salon kecil yang dimiliki oleh Xiao Pei (Joanne Zheng) dan ayahnya. 

Neo Image tuh ibaratnya kayak Salon Johnny Andrean sedangkan salonnya Xiao Pei kayak salon potong rambut kecil di kampung-kampung yang gak punya nama. Gak masuk akal, kan? Well, tapi begitulah yang namanya drama. Inti cerita akhirnya gara-gara persaingan itulah, Arts dan Xiao Pei saling jatuh cinta dan Xiao Pei akhirnya berhasil meraih impiannya menjadi Penata Rambut Kelas Dunia.



Para personil 183 Club juga sempat diundang ke Indonesia oleh SCTV di tahun 2007 silam. Dan serial inimpun sempat dijiplak oleh Sinetron Indonesia dengan judul “Penyihir Cinta”. Ampun dah...Perasaan serial favoritku kok dijiplak semua, ya? 

Tema yang unik tentang dunia persalonan, pemain yang good looking, kostum yang modis, dan soundtrack yang enak didengar telinga, adalah faktor yang mendukung kesuksesan serial ini. Bahkan Original Soundtrack “The Magicians Of Love” pernah mendapat penghargaan sebagai “Soundtrack Terbaik”.


7. At The Dolphin Bay.
At The Dolphin Bay yang memiliki judul asli “Love At The Dolphin Bay” ini mengangkat tema “Janji Cinta di Teluk Lumba-lumba”. Serial produksi SETTV tahun 2003 yang dibintangi oleh Angela Zhang, Ambrose Hui, Wallace Huo, Penny Lin dan Jill Hsu ini memang layak menjadi favorit. 


Berkisah tentang Tutup Botol Kecil (Xiao Pin Kai) dan Zhe Ya yang bertemu di Panti Asuhan. Xiao Pin Kai yang merupakan anak dari selingkuhan seorang pengusaha kaya, tidak diakui oleh Istri sah ayahnya dan kakeknya, itulah sebabnya saat ibunya meninggal karena ditabrak mobil, Xiao Pin Kai akhirnya dibawa ke Panti Asuhan di mana dia pertama kali bertemu Zhe Ya yang selalu melindunginya.

Singkat kata, Xiao Pin Kai (Tutup Botol Kecil) ini adalah seorang anak haram, dari seorang pengusaha kaya bersama wanita selingkuhannya. Jadi ya maklum aja sih kalau dibenci sama istri sah dan kakeknya. Tapi anehnya, jaman dulu, orang-orang malah berpihak ke anak haram ini karena anak haram dijadikan pemeran utama dan dibikin se-kasihan mungkin. Kalau jaman sekarang, mungkin aku gak bakal suka kale ya kisah tentang si anak haram. tapi karena jaman dulu masih polos-polosnya dan gak ngerti soal perselingkuhan, jadi ya dianggap bagus aja ceritanya. Lebih heran lagi, kenapa dulu selalu anak haram dijadikan pemeran utama sih? Seolah-olah berpihak pada pelakor dan anak haramnya. Apa karena penulis skenario drama ini adalah anak hasil perselingkuhan juga, anaknya pelakor, makanya dramanya seolah ingin mengangkat image dan derajat pelakor dan anak haramnya?


Back to drama, Xiao Pin Kai dan Zhe Ya akhirnya berpisah saat Sang kakek datang ke Panti Asuhan untuk mengambil cucunya, dia salah mengenali mereka. Xiao Pin Kai yang seharusnya cucu kandungnya tidak dibawa tapi justru Zhe Ya. Zhe Ya berjanji akan kembali untuk menjemput Xiao Pin Kai, tapi hingga Xiao Pin Kai diadopsi oleh orang lain, Zhe Ya tak kunjung datang. Janji hanya tinggal janji semata. 


20 tahun kemudian mereka bertemu kembali saat Xiao Pin Kai yang telah berganti nama menjadi Ye Tian Bian (Angela Zhang) mengikuti sebuah audisi menjadi penyanyi. Dari sinilah konflik dimulai. Cinta segitiga pun terjadi antara Ye Tian Bian (Angela Zhang), Xu Zhe Ya (Ambrosse Hui) dan Xu Shan Ni (kakak Tian Bian, yang diperankan oleh Penny Lin), lalu ada juga kisah cinta segitiga antara Zhong Xiao Khang (Wallace Huo), Mandy Chen Man Ching (penyanyi papan atas Taiwan, yang diperankan oleh Jill Hsu) dan Ye Tian Bian (Angela Zhang).

Wallace Huo dan Jill Hsu, Second Couple yang lebih cakep daripada Main Couple.

Wallace Huo yang ganteng adalah daya tarikku menonton serial drama yang satu ini. Berbeda dengan drama lain di atas, di mana seharusnya aktor utama lebih tampan dari orang ketiga pria, tapi di serial ini justru orang ketiganya (baca : Zhong Xiao Kang) jauh lebih tampan. Bisa gak tuker peran aja? 


Tapi selain dari aktor utama yang kurang tampan dan aktris utama yang kurang cantik (di mataku sih Angela Zhang gak cantik samsek karena matanya mendolo dan bibirnya nyaprut, aku gak tahu bahasa Indonesianya apa, tapi orang Surabaya pasti tahu maksudku), alur cerita At The Dolphin Bay memang bisa dibilang bagus dan cukup menyentuh, perjuangan Tian Bian untuk meraih mimpinya menjadi penyanyi dan ketegarannya walau selalu hidup susah sedari kecil memang pantas ditiru. Tapi jangan meniru kelakuan emak kandungnya Tian Bian yang pelakor ya, untungnya tuh pelakor mati sejak awal.


Kekurangan kedua dari serial ini adalah soundtracknya agak kurang mengena di telinga. Mungkin karena kebanyakan soundtracknya pake lagu Jepang kale ya, sama seperti "Twins". Padahal ini adalah drama Taiwan, alangkah bagusnya jika soundtracknya berbahasa mandarin aja dan bukan bahasa Jepang. Gak nyambung banget soundtracknya, drama Taiwan tapi soundtracknya pake lagu berbahasa Jepang >_< Berhubung aku juga gak suka hal-hal berbau Jepang, jadi gak nyantol deh di telingaku, kecuali opening song-nya “I Dont Wanna Know”, lalu Ending Song “Yi Se Te Mei Hao” dan insert song yang berjudul “Journey”

Selain ketiga lagu tersebut, lagu berbahasa Jepang lainnya aku gak suka >_< Dan sama seperti yang lainnya, At The Dolphin Bay juga dijiplak oleh Sinetron Indonesia dengan judul “Kau Masih Kekasihku.”

Note :
Drama Taiwan di atas KECUALI MARS, SEMUANYA PERNAH DIJIPLAK oleh Sinetron Indonesia :
1. The Prince Who Turns Into A Frog = Impian Cinderella
2. Meteor Garden = Siapa Takut Jatuh Cinta, Bawang Merah Bawang Putih & Bulan Di Atas Mentari.
3. Snow Angel = Dua Hati.
4. Twins/100 % Senorita = Putri Kembar.
5. The Magicians Of Love = Penyihir Cinta.
6. At The Dolphin Bay = Kau Masih Kekasihku.

Itulah 7 drama Taiwan Terbaik menurutku. Boleh setuju, boleh tidak, karena setiap orang punya selera dan selera setiap orang tidaklah sama. Beda blogger beda selera.

Credit Pictures: As tagged + All Pictures belong to owners.

-----00000-----

Warning :
Dilarang MENG-COPY PASTE TANPA IJIN TERTULIS DARI PENULIS! Siapa yang berani melakukannya, aku akan menyumpahi kalian SIAL 7 TURUNAN!

Semua artikel dan terjemahan lagu dalam blog ini adalah murni hasil pikiranku sendiri, kalau ada yang berani meng-copy paste tanpa menyertakan credit dan link blog ini sebagai sumber aslinya dan kemudian mempostingnya ulang di mana pun, apalagi di Youtube, kalau aku mengetahuinya, aku gak akan ragu untuk mengajukan "Strike" ke channel kalian. Dan setelah 3 kali Strike, bersiaplah channel kalian menghilang dari dunia Per-Youtube-an!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Native Ads