Rabu, 20 Maret 2013

(Resensi Novel) If I Stay dan Where She Went / By : Gayle Forman


Kedua buku ini di terbitkan di indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2011. Awalnya saya hanya iseng membaca Novel ini karena melihat cuplikan di Cover belakang Novel ini hampir mirip dengan salah satu Drama Korea favorit Saya, 49 Days.. Dan benar saja, walaupun tidak sama persis tetapi inti dari kisah ini memiliki kemiripan. Novel ini pun terdiri dari 2 bagian yang keduanya cukup menarik bagi saya.






“(Resensi Novel)  If I Stay dan Where She Went / By : Gayle Forman”





“The First Novel : If I Stay”




Di Novel 1 ini yang berjudul If I Stay ( Jika Aku Tetap Disini) bercerita tentang seorang gadis bernama Mia, seorang pemain cello yang mengalami kecelakaan dan akhirnya menewaskan kedua orang tuanya dan adik yang sangat disayanginya Teddy.  Mia sendiri mengalami koma dan tiba-tiba saja terbangun dan berada di antara Hidup dan Mati.

Jika anda penggemar Drama Korea, Anda mungkin pernah melihat kisah yang hampir serupa yang berjudul “49 Days”.. Di drama tersebut dikisahkan bahwa Shin Ji Hyun juga mengalami kecelakaan mobil dan terbaring koma selama 49 hari di RS. Selama dia mengalami koma, dia bisa melihat dirinya terbaring di rumah sakit dengan bantuan alat alat dan melihat orang tua serta teman-temannya menangis sedih. Hanya saja bedanya, Sung Ji Hyun dalam 49 Days ini di haruskan mengumpulkan 3 tetes airmata murni sebagai syarat agar dia bisa hidup kembali.

Tokoh Mia dalam novel ini pun mengalami hal yang serupa. Dia juga melihat melihat dirinya sendiri terbaring koma di RS dengan bantuan alat-alat dan bisa melihat neneknya, temannya , serta Adam kekasihnya yang terus datang menjenguknya setiap hari tanpa kenal lelah. Hingga  pada akhir cerita, Mia akan disuruh memilih apakah akan tinggal atau pergi.

Awalnya tertarik sama alur ceritanya yang sedikit mirip dengan drama Korea Favorit Saya, 49 Days.. Itulah alasan awal saya membeli Novel ini, di tambah lagi saya sangat menyukai gaya penulisan dan bahasa terjemahannya yang terasa cantik dan manis untuk dibaca. Sangat mirip dengan gaya penulisan karya Illana Tan dalam Novel 4 Seasonnya : Summer In Seoul, Autumn In Paris ,Winter In Tokyo, Spring In London.

Dalam Novel 1 ini, alur cerita dilihat dari  sudut pandang Mia, yang nantinya kita akan di bawa ke masa lalu kemudian masa sekarang yang membuat kita memahami kisah mia dan keluarganya serta pertemuannya dengan Adam.

Adam dideskripsikan sebagai seorang musisi yang sangat bertolak belakang dengan Mia. Adam merupakan anggota band rock dan Mia seorang pemain cello. Tapi, seperti yang kita ketahui jika Kutup Positif dan kutub Negatif bertemu akan menghasilkan suatu energi dan ikatan yang kuat.

Walau Endingnya agak kurang memuaskan, tapi kalau sudah punya novel ke dua pasti rasa penasaran nya akan segera terbayarkan

My Favorite Quote in this Novel is :

“Aku sanggup kehilangan kau seperti itu asalkan aku tidak perlu kehilangan dirimu hari ini. Aku akan melepaskanmu. Jika kau tetap hidup”




“The Second Novel : Where She Went”





Dalam Novel kedua ini, latarnya diambil 3 setelah tahun kecelakaan Mia dan Mia meninggalkan Adam. Namun di New York mereka berdua kembali bertemu ketika Mia sudah menjadi pemain cello terkenal dan Adam yang juga menjadi tenar dengan Bandnya Shooting Star,

Di Novel ke2 ini cerita di ambil dari sudut pandang Adam. Disini kita bisa melihat betapa setia dan romantis nya Adam. Betapa broken heartnya dia setelah di tinggal Mia. Melihat dari sudut pandang Adam, membuat saya iri dengan tokoh Mia karena dalam kehidupan nyata mungkin akan sangat jarang atau mungkin tidak ada lagi, seorang pria yang memiliki Cinta yang tulus dan murni seperti adam.

Seperti buku pertama kita akan dibawa ke masa lalu dan masa sekarang, Flashback itulah yang nantinya akan membawa cerita bagaimana kehidupan Adam berlangsung selama 3 tahun sejak di tinggal mia dan di masa sekarang ini dimana Mia ada di sebelahnya.

Memori-memori tentang Mia saat flashback itulah yang membuat pembaca menjadi sedih, karena bahkan walaupun sudah 3 tahun berlalu perasaan Adam masih sama seperti dulu, tidak berubah sedikitpun. Kesetiaan, penantian cinta yang tidak kenal lelah dan cinta sejati sang tokoh utama Pria, Adam membuat saya merasa sangat terharu dan tersentuh membaca lembar demi lembar halaman Novel ini. Haaahhh, andai di dunia ini ada seorang pria seperti Adam yang akan mencintai saya seperti Adam mencintai Mia, saya pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia. But Novel is still novel, right ???

Untuk novel kedua ini, Endingnya simple dan cukup memuaskan. Lebih baik dari Novel pertama yang masih membuat pembaca penasaran.

So, bagi Anda yang hobi membaca Novel seperti saya, Novel yang satu ini pantas untuk dijadikan bahan pertimbangan.. Happy Reading !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads