My Rating: 9/10 (karena pemeran utama wanita Han Ling Sha tidak berguna, jadi ratingpun terpaksa berkurang)
MydramaList: 8,1
Weibo: 7,4
Sebelum aku mereview drama ini, aku ingin menjelaskan beberapa alasan utama kenapa dalam “sinopsis”, aku tidak membahas lebih detil mengenai pemeran utama wanita, Han Ling Sha (diperankan oleh Ju Jing Yi) dan lebih fokus pada kisah Yun Tian He (Chen Zhe Yuan) adalah:
1. “Chinese Paladin 4” MEMANG bercerita tentang KISAH HIDUP YUN TIAN HE, BUKAN HAN LING SHA.
Sejak awal cerita ini dimulai sudah diperlihatkan adegan orang tua Yun Tian He, lalu kemudian Yun Tian He remaja, BUKAN HAN LING SHA! Kisah mengenai keluarga Han Ling Sha pun hanya diperlihatkan secara sekilas alias selayang pandang dan hanya sebagai bumbu pelengkap.
SETIDAK PENTING itu PERAN HAN LING SHA dalam “Chinese Paladin 4”. Itu sebabnya penulis sangat bingung dan tidak habis pikir, bagaimana bisa PERAN SETIDAK PENTING itu bisa NGOTOT dan NGEYEL minta FIRST BILLING ??? Dan lebih anehnya lagi Fans Ju Jing Yi malah berlagak sok playing victim dan menuduh Yuan “Jangan sampai ada Ju Jing Yi kedua!”
Walaupun uda jelas First Billing dimenangkan oleh Ju Jing Yi. Uda dapet First Billing walo PERANNYA GAK PENTING-PENTING AMAT, eh tapi fansnya masih nyinyir bin julid.
Tapi ya, ada benernya sih. “Jangan sampai ada Ju Jing Yi kedua!” yang begitu gak tahu dirinya ngotot minta First Billing padahal perannya GAK PENTING-PENTING AMAT. Bahkan walau di cut banyak pun gak masalah.
2. Peran Han Ling Sha sangat tidak berguna.
sesungguhnya, peran Han Ling Sha sama sekali tidak berguna, selain sebagai :
a. Pacar Tian He.
b. Untuk membawa Yun Tian He turun dari puncak gunung Qing Luan karena Han Ling Sha mendapat tugas untuk membawa Pedang sekaligus orang yang mampu membawa pedang tersebut ke Sekte Qiong Hoa serta,
c. Membohongi Yun Tian He dengan ucapan manis “mencari masa lalu sang ayah dan rahasia kenapa Pedang Wang Shu diperebutkan banyak orang” supaya Tian He bersedia turun gunung dan pergi bersamanya.
Ling Sha tahu bahwa bila dia tidak bisa memegang pedang tersebut, maka satu-satunya cara agar misinya berhasil adalah dengan dengan membawa Yun Tian He ikut serta bersamanya menuju ke Sekte Qiong Hoa dan mengantarkan sendiri pedang tersebut.
Sangat mengecewakan karena untuk karakter yang diceritakan sebagai Penguasa Pedang Wang Shu yang baru, Han Ling Sha justru sama sekali tidak bisa mengangkat Pedang Wang Shu dengan tangan kosong secara langsung, dan selalu merasa pusing saat menyentuhnya.
Di episode awal, Han Ling Sha diperlihatkan menggunakan kain merah yang dililitkan di pegangan pedang saat dia mencoba mencuri pedang itu, sebelum akhirnya ketahuan oleh Yun Tian He dan digagalkan.
Lalu apa gunanya dia jadi Penguasa Baru Pedang Wang Shu jika untuk memegang saja dia tidak mampu? Tidak ada gunanya! Selain diserap kekuatannya oleh Su Yao. See? Salahkah jika aku mengatakan bahwa Peran Han Ling Sha tidak berguna?
Hanya Yun Tian He satu-satunya orang yang sejak awal hingga akhir memiliki kemampuan memegang dan memakai pedang Wang Shu ataupun Pedang Xi He.
Itu karena Yun Tian He terlahir dengan kekuatan spiritual Yin Yang Zhi Que yaitu memiliki tubuh yang PALING YANG dan PALING YIN. Jadi walaupun dia bukan penguasa Pedang Wang Shu maupun Pedang Xi He, dia tetap mampu memegang kedua pedang tersebut dengan mudah tanpa kesulitan apa pun.
Dan sepertinya, Han Ling Sha diceritakan sebagai penguasa pedang Wang Shu pun hanya sekedar untuk menunjukkan pada penonton bahwa penguasa Pedang Wang Shu itu HARUS WANITA sementara penguasa Pedang Xi He HARUS PRIA, agar terlihat seperti Pedang Ganda Sepasang, Yin dan Yang.
Sedangkan kalau dibuat Yun Tian He sebagai penguasa Pedang Wang Shu, maka jadinya akan Yang dan Yang, gak cocok dengan konsep SEPASANG, karena kata “sepasang” itu umumnya untuk pria dan wanita.
3. Han Ling Sha adalah karakter BEBAN.
Peran Han Ling Sha di sini sejak awal hanya untuk dijadikan sandera dan ditangkap oleh musuh agar Yun Tian He melindunginya dan menyerahkan Pedangnya. Han Ling Sha berkali-kali hampir terbunuh (emang dasar cewek beban) dan Yun Tian He berkali-kali menyelamatkan dan berkorban demi dirinya, bahkan pernah hampir mati demi menyelamatkan nih cewek beban.
Dan kalau dilihat dari kekuatan spiritual keempat tokoh utama, Han Ling Sha adalah yang paling lemah dan tidak berguna. Terbukti berkali-kali dijadikan sandera dan sedikit-sedikit pingsan. Sebaliknya, Yun Tian He adalah yang paling kuat.
Saat episode terakhir, ketika Yun Tian He bertarung seorang diri dan terluka parah, bahkan nyawanya sempat tercabut dari tubuhnya di tengah pertempuran, yang dilakukan Han Ling Sha hanya menangis terisak.
See? Hanya MODAL NANGIS, saudara-saudara! Modal nangis dan hampir pingsan hingga Tian He sebelumnya sempat menyalurkan kekuatan spiritual padanya.
Uda karakter gak guna, beban tim, ngotot minta first billing pula. Harusnya kalau sejak awal Ju Jing Yi tahu karakternya gak guna dan drama ini BUKAN TENTANG HAN LING SHA, TOLAK AJA! Kenapa begitu gak sadar diri dan gak rendah hati sedikit dan biarkan aja Chen Zhe Yuan yang first billing?
Chen Zhe Yuan layak jadi first billing karena Chinese Paladin 4 berkisah tentang YUN TIAN HE !!! Yang bertarung habis-habisan saat episode terakhir pun adalah YUN TIAN HE.
Apa yang dilakukan First Billing Han Ling Sha? NANGIS GAK GUNA!
Selain karakter Han Ling Sha yang bagiku seperti LUBANG
HITAM, secara keseluruhan, Chinese Paladin 4 merupakan adaptasi
terbaik dari semua seri Chinese Paladin yang pernah ada sebelumnya.
Hal ini karena:
1. Akting dan perkembangan karakter dari tiap pemain pantas
diacungi jempol, khususnya Yun Tian He.
a. Chen Zhe Yuan as Yun Tian He.
Akting Chen Zhe Yuan sebagai “Cah nggunung” yang naif,
polos, lugu, berani namun baik hati sejak episode 1 patut diacungi jempol. Yuan
mampu membawakan karakter Yun Tian He yang lugu dan tidak tahu apa-apa mengenai
dunia luar, dengan sangat sempurna. Akting Ndeso-nya keren banget dan patut
diacungi jempol ^_^ Polos banget kayak anak kecil yang liat mainan baru.
Namun setelah pertengahan episode, Tian He yang telah mengalami banyak hal perlahan menjadi lebih dewasa dan gak ndeso lagi. Bagiku, Tian He adalah Duan Jia Xu di dunia kuno, sama-sama Green Flag, hanya bedanya adalah Duan Jia Xu gak ndeso.
Akting Chen Zhe Yuan saat sedang terpukul, marah, sedih, kecewa
dan tak percaya terlihat sangat nyata. Yuan mampu membawa keluar semua emosi
dalam karakter Yun Tian He. Great job, Yuan!
Chen Zhe Yuan did a great job for portraying Yun Tian He’s
character. Tak heran bila karakter Yun Tian He kerapkali berada di posisi 3
besar sebagai karakter drama terpopuler sejak ditayangkan, bahkan pernah
menempati posisi 1.
b. Wang Duo as Xuan Xiao/Xuan Ying.
Selain Chen Zhe Yuan, aktor lain yang patut diacungi jempol
adalah Wang Duo. Memerankan dua karakter yang berbeda sebagai Xuan Xiao,
penguasa pedang Xi He yang dingin, kejam dan tak punya hati dan sebagai Xuan
Ying, manusia boneka ciptaan Su Yao yang diciptakan dari jiwa manusia hidup
menggunakan ilmu terlarang, yang kaku seperti robot, terlihat meyakinkan.
Sebagai Xuan Xiao pun, aktingnya sangat sempurna. Xuan Xiao
yang awalnya tak punya hati serta dingin dan kejam, berubah menjadi lembut dan
penyayang saat melihat ketulusan dan kepolosan Yun Tian He padanya.
Xuan Xiao sebenarnya adalah karakter yang kesepian. Semua
orang meninggalkannya sejak dia masih kecil. Dimulai dari kedua orangtuanya,
keluarga besarnya, teman-temannya hingga yang terakhir adalah sahabat dan
wanita yang dicintainya, yaitu Yun Tian Qing dan Su Yu.
Kesepian itulah yang mengubah Xuan Xiao yang awalnya baik hati dan ramah, berubah menjadi sosok yang penuh dendam dan kemarahan. Berkali-kali dia dikecewakan dan dikhianati oleh orang-orang yang dia sayang, ditinggalkan sendirian.
Sejak itulah, Xuan Xiao tidak pernah percaya siapa pun lagi. Dia menutup hatinya untuk semua orang dan berubah menjadi sosok yang dingin dan kejam, menjadi Dewa adalah satu-satunya motivasi yang membuatnya tetap bertahan untuk hidup.
Namun sejak kemunculan Yun Tian He, hati Xuan Xiao yang
semula mendingin perlahan menjadi hangat. Apalagi saat melihat Tian He rela
mati untuknya karena Tian He menganggapnya sebagai keluarga, membuat Xuan Xiao
jadi sangat menyayangi Tian He dan selalu berusaha melindunginya.
Xuan Xiao bahkan mengangkat sumpah saudara bersama Tian He
dan meminta Tian He memanggilnya “Kakak (Da Ge)”. Xuan Xiao bahkan rela
melakukan apa pun agar Tian He tidak meninggalkannya, termasuk mengubah Qiong
Hoa menjadi seperti yang Tian He inginkan.
Akting Wang Duo sangat bagus dan sempurna, hingga membuatku
menjadikannya sebagai karakter terfavorite kedua setelah Yun Tian He. Akting
kesepian, tatapan mata penuh kesedihan dan juga perubahan karakternya yang
awalnya dingin menjadi hangat di depan Tian He, kemudian kembali menjadi dingin
dan kejam saat berhadapan dengan orang lain, sangat layak diacungi jempol. Good
job, Wang Duo. I Love your Xuan Xiao!
3. Mao Xiao Hui as Liu Meng Li.
Karakter Liu Meng Li yang sangat plot twist dibarengi dengan
akting menawan Mao Xiao Hui juga layak diapresiasi. Siapa yang menyangka jika
seorang wanita yang cantik bagai Dewi, baik hati, lemah lembut, setia kawan dan
sangat anggun ini adalah Ketua Siluman?
Daripada Ketua Siluman, Liu Meng Li lebih cocok menjadi
seorang Putri Raja, apalagi ditambah dengan wajahnya yang cantik dan terlihat
sabar.
Liu Meng Li adalah karakter favoritku yang ketiga. Sejak
awal kemunculannya, karakter Liu Meng Li sudah menarik perhatian. Apalagi
selain cantik dan baik hati, Liu Meng Li juga jago musik dan pengobatan. Meng
Li berkali-kali menggunakan kekuatannya untuk mengobati Han Ling Sha (karakter
utama wanita yang kerjaannya cuma pingsan).
Secara kekuatan spiritual, Meng Li memang lebih hebat dari
Ling Sha dan ternyata itu tak lepas dari identitas aslinya sebagai Ketua Klan
Siluman.
Akting Mao Xiao Hui yang shock, kecewa, sedih, tidak terima
dan tidak percaya, saat dia menyadari identitas aslinya yang adalah Ketua
Siluman, sangat meyakinkan. Gak nyangka jika Meng Li yang baik hati dan anggun
adalah seorang siluman, Ketuanya pula.
She did a great job portraying Meng Li’s character.
2. Alur cerita tertata rapi dan berjalan cepat tanpa
berbelit-belit.
Sama seperti Chinese Paladin 3, alur Chinese Paladin 4 juga
memiliki alur cerita yang bagus, tertata rapi serta berjalan dengan cepat.
Setiap masalah selalu langsung dihadapkan pada penyelesaian di episode berikutnya,
tanpa perlu berbelit-belit. Langsung sat set sat set selesai.
Misi Tian He dkk juga jelas yaitu mencari rahasia masa lalu
Yun Tian Qing dan alasan kenapa semua orang memperebutkan pedang Wang Shu,
tujuan mereka juga jelas yaitu menuju Qiong Hoa, tempat di mana semua masalah
tersebut dimulai.
Alurnya sangat jelas dan tertata rapi, bahkan lebih seru
dibandingkan dengan Chinese Paladin 1 yang isinya hanya muter-muter gak jelas
mencari Ling Er yang selalu bersembunyi.
Itu sebabnya sangat aneh dan tidak masuk akal bila drama
dengan cerita semenarik ini, dengan alur yang begitu tertata rapi dan berjalan
cepat dengan penyelesaian masalah yang tidak bertele-tele, langsung sat set sat
set, kok malah rating di Douban rendah? Sungguh aku dibuat bingung dengan
standar bagus di China itu seperti apa T__T
3. CGI yang rapi, keren dan terlihat alami (Kecuali mungkin di
bagian lagu penutup, di mana tak sengaja terlihat mobil berjalan di belakang
para pemain).
Selain CGI di bagian lagu penutup yang menampilkan sebuah
mobil putih berjalan di belakang para pemain, sisanya semua terlihat sempurna
dan alami. Ayolah! Apa pentingnya kesalahan kecil saat lagu penutup?
90% penonton bahkan selalu men-skip lagu penutup karena
ingin segera beralih ke episode berikutnya. Aku salah satunya. Jika saja
penonton China tidak ribut mencari kesalahan dari drama ini, aku (yang selalu
men-skip lagu penutup) tidak akan pernah tahu jika ada penampakan mobil putih
di belakang para pemain.
Yang jadi pertanyaan adalah pentingkah mengkritik adegan
dalam lagu penutup, yang 90% penonton pasti akan men-skip adegan tersebut?
Bukankah yang terpenting dalam dramanya tidak ada kesalahan apa pun? Siapa yang
peduli pada sedikit kesalahan pada lagu penutup? Selain penonton China yang
kurang kerjaan mengkritik adegan yang seharusnya tidak penting, tentu penonton
International tidak peduli sama sekali dengan lagu penutup.
Yang penting bagi penonton International (termasuk aku) adalah
saat CGI di dalam dramanya tampak sempurna, bahkan pemandangan puncak gunung
Qing Luan di episode 1 terlihat sangat indah, adegan pertarungan sambil adu
kekuatan spiritual pun terlihat alami dan natural.
Lalu saat adegan bertemu Naga Dewa Xianzhun pun, naga dalam
CGI terlihat sangat alami dan tidak kaku sama sekali, benar-benar terlihat
seperti naga asli dalam imajinasi semua orang. Sangat jauh berbeda bila
dibandingkan dengan naga terbang versi Indosiar yang benar-benar terlihat palsu,
tampak kaku dan tidak bisa menyatu dengan latar di belakangnya.
CGI dalam adegan pertarungan Yun Tian He dan yang lainnya pun
tampak sangat alami dan natural. Lalu di mana letaknya CGI jelek (selain lagu
penutup loh ya!)? Kalau boleh berkata jujur, jujur saja, lebih jelek CGI-nya
“The King Eternal Monarch” Lee Min Ho yang terlihat jelas sangat fake!
Berbeda dengan teknik CGI di Chinese Paladin 4 yang terlihat
begitu sempurna, natural dan alami, editan CGI-nya sangat halus dan tidak
terlihat fake sama sekali, kecuali satu kesalahan kecil di lagu penutup.
Bisakah tidak usah mempedulikan lagu penutup yang sudah pasti diabaikan oleh
90% penonton di dunia?
Apa penonton China segitunya kurang kerjaan? Apa karena hidup mereka tidak bahagia di dunia nyata jadi di dunia maya selalu mencari-cari kesalahan orang lain untuk menghibur diri?
Karena bagiku, bagus atau tidaknya sebuah drama tidak
bergantung pada rating, mau itu rating Douban, rating Mydramalist, rating Weibo
dll. Bagiku, walau rating tinggi sekali pun tapi kalau bukan seleraku, ya
kalian bisa apa? Sebaliknya, walaupun ratingnya rendah tapi aku suka jalan ceritanya
dan bagiku ceritanya bagus, ya aku tetap nonton dan gak ada seorangpun yang
berhak melarang, karena setiap orang punya selera.
Contoh: semua orang suka “The King Eternal Monarch, The
Legend Of The Blue Sea, Penthouse, Sky Castle, VIP, The World Of The Marriage”
dan lain-lain yang mereka bilang ratingnya setinggi langit, tapi karena semua
drama itu bukan seleraku, ya aku gak bakal nonton. Aku cuma nonton 1-2 episode
awal untuk test ombak dan kalau ternyata bukan seleraku, ya aku gak bakal
lanjut, walaupun ratingnya setinggi harapan orang tua.
Hal itu juga berlaku untuk Chinese Paladin 4. Bagiku,
Chinese Paladin 4 adalah adaptasi terbaik dari seri Chinese Paladin yang pernah
dibuat. Dulu favoritku adalah Chinese Paladin 3 yang dibintangi oleh Hu Ge dan
Yang Mi, namun sekarang Chinese Paladin 4 akan menjadi favoritku yang pertama.
Selamat untuk Chen Zhe Yuan karena telah berhasil memerankan
karakter Yun Tian He dengan sempurna, selamat juga untuk Wang Duo karena telah
sukses memerankan Xuan Xiao, si antagonis yang kesepian. You both did a perfect
job!
Sekian review dariku, namun semua penilaian kembali pada
diri kalian sendiri. Karena bagiku, menonton drama itu juga tergantung selera
masing-masing orang dan selera tiap orang tidaklah sama. Apa yang bagus menurut
kalian, belum tentu bagus untukku, begitupun sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar