By : LIANA HUI
WILLIAM SHAKESPEARE, siapa yang tidak mengenal Tokoh yang satu ini ?? Kalaupun ada yang tidak mengenal sosok ini, mungkin itu hanya karena seseorang tersebut tidak menyukai Karya sastra, tapi bagi mereka yang sangat menyukai Karya sastra seperti saya, nama WILLIAM SHAKESPEARE tidak lah asing di telinga.
Siapa yang tidak pernah mendengar karya Romantis “ROMEO AND JULIET “ ?? Kisah cinta 2 anak manusia yang berasal dari 2 keluarga yang saling bermusuhan ini memang salah satu Karya Masterpiece yang sangat terkenal dari William Shakespeare. Bahkan saking terkenalnya, Kisah ini sudah dibuat berbagai macam Versi oleh berbagai Negara. Indonesia sendiripun pernah membuat Versi karya ini dengan mengubah nama tokohnya menjadi “ROMI DAN YULI”. Dunia Hiburan Nomer 1 Dunia, HOLLYWOOD pun pernah mengangkat karya Sastra Romantis ini kedalam Film dalam berbagai macam Versi, tapi versi yang paling terkenal menurut saya adalah Film yang diperankan oleh si Tampan berambut Pirang “LEONARDO DI CAPRIO”.
Tapi tahukah anda bahwa “ROMEO AND JULIET” Bukanlah satu-satunya Karya Masterpiece yang dibuat oleh WILLIAM SHAKESPEARE ?? Ada banyak sekali Karya Sastra yang terkenal lainnya seperti “MACBETH, HAMLET, THE MIDSUMMER NIGHT DREAM, THE WINTER TALE” dan lain sebagainya..
Tapi siapakah William Shakespeare yang sebenarnya ?? Bagaimana dia bisa membuat Karya Sastra yang begitu Indah dan begitu disukai oleh Dunia ?? Well, untuk lebih jelasnya, Penulis akan membahas tentang WILLIAM SHAKESPEARE juga berbagai karya indah yang pernah dibuatnya.
LET'S CHECK IT OUT ....
William Shakespeare
"Who
can control his fate?"
|
William Shakespeare (lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire,
Inggris, 26 April 1564 – meninggal
di Stratford-upon-Avon, Warwickshire,
Inggris, 23 April 1616 pada umur 51
tahun) adalah seorang penulis Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu
sastrawan terbesar Inggris. Ia menulis sekitar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan 154
sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi yang lain. Ia menulis antara tahun 1585 dan 1613 dan karyanya telah
diterjemahkan di hampir semua bahasa hidup di dunia dan dipentaskan di panggung
lebih daripada semua penulis sandiwara yang lain.
Kehidupan
"Some
are born great, some achieve greatness, and some have greatness thrust upon
them"
|
Shakespeare
lahir di Stratford-upon-Avon, Inggris, pada
bulan April 1564, sebagai putra John Sekspeare dan Mary Arden. Ayah William
cukup kaya ketika ia lahir dan memiliki bisnis pembuatan sarung tangan namun
kemudian ia menjadi agak miskin setelah menjual wol secara ilegal. Shakespeare
tidak mengikuti jejak ayahnya.
Pada
zaman itu, sekolah umum baru dimulai di Inggris. Sebelumnya, hampir semua anak
tidak tahu cara membaca dan menulis, mereka hanya belajar suatu keterampilan
atau bertani. Shakespeare pergi ke salah satu sekolah umum yang baru ini. Ia
belajar Latin,
yang merupakan bahasa
semua kaum terpelajar, tidak peduli dari negara mana mereka berasal. Dari London ke Lisbon, dari Aleksandria
ke Konstantinopel,
dari Tunis ke
Yerusalem, semua orang terpelajar berbicara Latin dan bahasa ibu mereka.
Semua dokumen penting, baik dokumen negara, gereja, atau perdagangan, ditulis
menggunakan Latin.
Shakespeare
juga mempelajari karya-karya para penulis dan filosofer dari Yunani Kuno dan
Romawi. Lebih dari 100 tahun berlalu sejak Johannes Gutenberg memperkenalkan percetakan ke
Eropa pada tahun 1452.
Shakespeare dan orang Inggris lain yang dapat membaca ─ dan mampu membeli ─ buku-buku menjadi akrab
dengan kisah-kisah dari berbagai tempat seperti Italia, Perancis, Asia Minor,
dan Afrika
Utara. Beberapa kisah-kisah ini menjadi dasar cerita-cerita terbesar
Shakespeare. Contohnya, The Golden Ass karya Apuleius,
sebuah kisah kuno dari Afrika Utara, kemungkinan merupakan kisah yang
menginspirasikan Impian di Tengah Musim. Shakespeare meminjam
cerita untuk Romeo dan Juliet dari seorang penulis Inggris
lain, yang mendapatkannya dari seorang penulis Perancis, yang menerjemahkannya
dari kisah abad ke-16 oleh Luigi da Porta dari Italia yang bersumpah
bahwa cerita tersebut adalah berdasarkan cerita nyata.
Di
dalam dunia Shakespeare, terdapat susunan-susunan yang telah diterima secara
umum. Hampir semua orang di Inggris adalah Kristen. Di
hierarki terbawah terdapat kaum pekerja, di atasnya para petani dan pedagang,
lalu para pendeta dan pengawal, lalu naik lagi para kesatria, tuan tanah, uskup
agung, dan para adipati. Sang monarki bertakhta di puncak tatanan sosial. Di
Inggris, monarki tersebut adalah Ratu
Elizabeth I (yang dilanjutkan dengan kemenakannya, James I).
Elizabeth
I memerintah Inggris hampir selama hidup Shakespeare. Pada zaman tersebut tidak
ada peperangan. Diplomasi sang ratu membuat kedua seterunya Perancis dan Spanyol terjaga
seimbang. Perdagangan berkembang. London menjadi
kota yang
padat, ramai, dan penuh dengan peluang. Rumah-rumah sandiwara dibangun di
London; teater-teater tersebut adalah tempat yang populer dikunjungi
masyarakat.
Sistem
kelas pada zaman Shakespeare dapat saja sudah memiliki susunan-susunan, namun
hal tersebut tidak statis. Orang-orang mulai berpikir tentang mereka sendiri.
Shakespeare hidup di zaman Renaisans yang berarti "kelahiran kembali" yang
terjadi pada abad ke-15 hingga abad ke-17
di Eropa.
Renaisans
Eropa menghidupkan kembali pembelajaran klasik. Pada zaman tersebut terdapat
gerakan kebangkitan minat terhadap seni, musik, dan arsitektur. Suatu dunia
yang tua dan stagnan tiba-tiba berubah menjadi hidup dan vibran. Meskipun
hampir semua orang percaya bahwa susunan matahari, bulan, bintang, dan planet
memengaruhi nasib mereka, beberapa orang mulai mengubah cara berpikir mereka
tentang diri mereka dan dunia yang mereka tinggali. Mereka mulai memahami
kekuasaan dan posisi pemerintahan diciptakan oleh manusia, bukan ditentukan
oleh Tuhan sejak lahirnya. Mereka menyadari bahwa kekristenan bukanlah
satu-satunya agama di dunia. Dan karena banyak di antara mereka mulai dapat
membaca, maka banyak juga yang tidak ingin tinggal di kelas sosial tempat
mereka dilahirkan. Banyak petualang Renaisans menggunakan cara mereka
sendiri-sendiri untuk mencari rezeki dan mengembangkan kehidupan mereka.
Shakespeare adalah salah satu dari orang-orang tersebut.
Pada
awal 1590-an, William Shakepseare mengokohkan dirinya sebagai seorang penulis
sandiwara dan aktor di London.
Selain itu, ia juga memiliki bagian dari rumah sandiwara tempat ia dan
teman-temannya bermain. Itu mungkin adalah sumber penghasilannya. Shakespeare
menikahi Anne Hathaway, yang delapan tahun lebih tua darinya, pada tanggal 28 November
1582 di Temple Grafton,
dekat Stratford.
Anne kala itu hamil tiga bulan. Bersama-sama mereka dikaruniai tiga anak:
Susanna, dan si kembar Hamnet dan Judith. Istri dan ketiga anaknya tinggal di Stratford, dan
kemungkinan besar Shakespeare pergi mengunjungi mereka setahun sekali.
Pada
tahun 1596 Hamnet
meninggal dunia. Karena kemiripan nama, banyak orang berpikir bahwa hal ini
mengilhaminya untuk menulis The Tragical History of Hamlet, Prince of Denmark.
Shakespeare
menjadi orang teater yang sangat terkenal, sangat populer, dan sangat kaya.
Ratu Elizabeth I sangat menyukai karya-karyanya; begitu pula dengan Raja James
I, penerusnya. Pada pemerintahan James I, Shakespeare dan kawan-kawan terkenal
dengan sebutan "Orang-orang Raja" karena Raja James I adalah
pengunjung mereka yang spesial. Shakespeare dan Orang-orang Raja bermain di
istana kerajaan, di teater Globe dan di rumah sandiwara mereka, dan teater
Blackfriars. Untuk mendapatkan lebih banyak uang, mereka juga mengadakan tur
keliling Inggris, terutama pada saat-saat wabah penyakit menjangkit Inggris.
"All
the world's a stage ..."
|
Orang-orang
zaman Elizabeth
tidak memandang pemain atau penulis sandiwara adalah pekerjaan yang terhormat.
Pergi ke teater pada zaman tersebut tidak sama seperti pergi ke teater pada
saat ini, hal itu lebih seperti pergi menonton pertandingan sepak bola!
Teater-teater
zaman Elizabeth
merupakan bangunan kayu yang bertingkat-tingkat. Para
penonton duduk di ketiga sisi atau berdiri di tengah-tengah lantai. Bagian
tengah teater terbuka atapnya karena pada zaman itu belum ada penerangan
buatan. Ribuan orang berjejalan di teater untuk pertunjukan sore hari. Para penonton berteriak-teriak di belakang para aktor.
Teater Globe adalah tempat yang padat pengunjung, bising, dan berjejal-jejalan.
Puluhan
ribu orang yang memadati untuk melihat sandiwara Shakespeare akan dapat
mendengar 1700 kata yang diciptakan oleh Shakespeare. Banyak kata-kata
ciptannya yang saat ini masih digunakan. Contohnya: "deafening"
(menulikan), " hush", " hurry" (lekas),
" downstairs" (di bawah), " gloomy" (sedih),
" lonely" (sendirian), " embrace" (pelukan),
" dawn" (senja). Ejaan yang digunakan Shakespeare pun berbeda
dari zamannya. Orang-orang zaman Elizabeth
mengeja kata-kata seperti yang tertulis, seperti Latin dan Indonesia.
Tidak ada cara "yang benar" untuk mengeja. Orang-orang menulis suatu
kata seperti ejaan yang mereka inginkan. Jika ingin menulis "me"
(saya) tapi ingin memberikan penekanan pada kata tersebut, maka kata tersebut
akan dituliskan "mee". Jika sang penulis ingin kata tersebut
dibaca seperti orang berteriak dari atap rumah, maka kata tersebut akan
dituliskan "Meee".
Dalam
teks Shakespeare akan dijumpai kata "stayed" (tinggal) dieja
"stay'd", karena Shakespeare ingin mengucapkan kata tersebut
sebagai satu suku kata (baca: 'steid') seperti ejaan bahasa Inggris sekarang,
bukan dua suku kata (baca: 'stei-ed'). Bahasa Inggris modern banyak menggunakan
penulisan dari zaman dahulu namun dengan menggunakan ejaan yang baru. Contohnya
kata "knight" (kesatria) dulunya dieja sama seperti tulisannya
(baca: 'k-ni-gh-t' 4 suku kata). Di dalam budaya oral seperti zaman
Shakespeare, orang-orang memedulikan detail intonasi, nada suara, dan bunyi
yang ditimbulkan pada waktu mereka berbicara sehingga bahasa lisan yang
digunakan lebih kaya pada zaman dahulu daripada zaman sekarang.
"To be,
or not to be, that is the question"
|
William
Shakespeare menulis selama dua puluh lima
tahun, menciptakan tiga puluh enam hingga tiga puluh sembilan karya yang
diketahui hingga saat ini. Topik yang dicakup beragam mulai dari roman komik
hingga perang saudara, dari permainan domestik hingga kejadian politis yang
menggegerkan dunia. Namun tiga hal yang mendasari seluruh karyanya adalah
pertanyaan-pertanyaan: Apa artinya untuk hidup? Bagaimana cara kita hidup? Apa
yang harus kita lakukan?
Sandiwara
Shakespeare menawarkan pemahaman yang mendalam terhadap pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Itulah sebabnya mengapa ahli-ahli literatur mempelajari karyanya,
politikus-politikus mengutipnya, filosofer-filosofer menemukan cara berpikir
yang baru dari membaca dan membaca ulang karyanya. Mempelajari Shakespeare
adalah seperti mempelajari hidup dari berbagai sudut pandang: psikologis,
politis, filosofis, sosial, spiritual. Ritme yang digunakannya dalam
kata-katanya terefleksi dalam ritme tubuh kita. Memainkan peranan sandiwara
Shakespeare di panggung membuat seseorang menyadari seberapa dalam seseorang
harus menarik napas supaya suaranya dapat terdengar sampai ujung ruangan.
Shakespeare
berhenti menulis pada tahun 1611 dan meninggal dunia beberapa tahun kemudian pada 1616. Sampai wafatnya
ia tetap menikah dengan Anne. Pada batu nisannya tertulis: "Blest be
the man who cast these stones, and cursed be he that moves my bones."
(bahasa Indonesia: "Terbekatilah ia yang
menaruh batu-batu ini, dan terkutuklah ia yang memindahkan tulang-tulangku.")
Tulisan
"I
grow, I prosper"
|
Shakespeare
menulis tentang keadaan manusia yang sangat manusiawi. Ia memahami apa yang
hampir semua orang ingini: untuk menyayangi orang lain, dan disayangi oleh
orang lain; makan, minum, dan tidur dengan tenang; untuk hidup di tengah dunia
yang besar dan memiliki arti di dalam hidup. Shakespeare juga memahami bahwa
manusia memiliki kelemahan-kelemahan yang kadang-kadang jauh dari rencana-rencana
mereka yang terhormat (atau tidak terhormat). Shakespeare adalah seorang jenius
yang menunjukkan pada kita diri kita sesungguhnya
KARYA - KARYA WILLIAM SHAKESPEARE :
TRAGEDI :
- Romeo and Juliet
- Macbeth
- King Lear
- Hamlet
- Othello
- Titus Andronicus
- Julius Caesar
- Antony and Cleopatra
- Coriolanus
- Troilus and Cressida
- Timon of Athens
KOMEDI :
"It is not enough to speak, but to speak true"
|
- A Midsummer Night's Dream
- Much Ado About Nothing
- Measure for Measure
- The Tempest
- Taming of the Shrew
- Twelfth Night, or What You Will
- The Merchant of Venice
- The Merry Wives of Windsor
- Love's Labour's Lost
- The Two Gentlemen of Verona
- Pericles Prince of Tyre
- Cymbeline
- The Winter's Tale
SEJARAH :
- Richard III
- Richard II
- Henry VI, part 1
- Henry VI, part 2
- Henry VI, part 3
- Henry V
- Henry IV, part 1
- Henry IV, part 2
- Henry VIII
- King John
PUISI :
"I could have stay'd here all the night to hear good
counsel. O, what learning is!"
|
- Shakespeare's Sonnets
- Venus and Adonis
- The Rape of Lucrece
- The Passionate Pilgrim
- The Phoenix and the Turtle
- A Lover's Complaint
Dari semua Karya William Shakespeare, memang hanya sedikit yang pernah saya baca mengingat di Indonesia sendiri sulit sekali mencari Karya William Shakespeare di toko-toko buku di kota saya. Dan dari beberapa Karya yang pernah saya baca itu, saya sangat suka dengan "ROMEO AND JULIET, THE MIDSUMMER NIGHT DREAM, HAMLET & MACBETH"...
Bagi pembaca yang penasaran, bisa di cari di Toko-toko Buku di kota anda, tapi itupun jika anda tertarik. Tapi sayangnya saya yakin, Generasi Muda saat ini sangat tidak menyukai yang namanya membaca, mereka lebih suka main Game daripada menambah wawasan dengan membaca buku yang bermanfaat *sigh*... Mau dibawa kemana Bangsa ini jika generasi mudanya seperti itu ?? Padahal MEMBACA ADALAH JENDELA DUNIA, dengan membaca kita bisa jadi tau banyak hal, tapi sayangnya Generasi Muda tidak peduli denagn semua itu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar