Jumat, 30 November 2018

Sinopsis Lengkap : Legend Of The Condor Heroes 2017 (Ep 24-25)

How I love this new Guo Jing. Mungkin setelah William Yang, standarku untuk pemeran Guo Jing akan sama tingginya. Jika Guo Jing versi terbaru tahun 2025 atau 2000 berapa pun lah itu, tidak setampan atau malah lebih jelek dari William Yang Xuwen, berarti itu adalah sebuah penurunan kualitas. Sama seperti saat LOCH 1994 dibuat dengan Julian Cheung sebagai Guo Jing yang sangat imut dan manis, lalu mendadak versi barunya di tahun 2003 ancur lebur seperti Li Ya Pheng, udah pesek, tua, wajahnya lebar kayak panci, gak enak dipandang blas, duh, rasanya seperti PENURUNAN KUALITAS 0__0

Setelah 23 tahun berlalu, setelah era Julian Cheung, hanya William Yang Xuwen yang mampu mengembalikan kualitas ketampanan seorang Guo Jing. Bahkan Hu Ge pun TIDAK TERLIHAT TAMPAN saat memerankan Guo Jing. Walau Guo Jing tidak digambarkan tampan tapi untuk kepentingan pemasaran, tentu publik lebih menyukai pria berwajah tampan. Yang bening dan ganteng tentulah lebih gampang mendongkrak rating dan meraih popularitas. Ngapain juga pantengin orang jelek? Buang waktu aja hihihi ^_^ 

Mungkin nanti setelah 23 tahun berlalu (kalau gue masih hidup di dunia ini), baru ada Guo Jing yang setampan William Yang atau Julian Cheung. Karena siklus Guo Jing berwajah tampan adalah 23 tahun sekali. Biarlah blog ini nantinya akan menjadi semacam “Mesin Waktu” bagi generasi mendatang  pecinta wuxia dan khususnya pecinta "Legend Of The Condor Heroes" atau "Pendekar Pemanah Rajawali" yang mungkin penasaran dengan pemeran Guo Jing dari masa ke masa.

Masih dengan tema yang sama yaitu “Melamar Ke Pulau Persik”. Guo Jing yang sebenarnya telah memenangkan kompetisi  untuk mempersunting Huang Rong, terpaksa harus berpisah sejenak dengan “Sang Tunangan” karena sebuah kesalahpahaman yang diciptakan oleh si Bocah Tua Nakal. Sepasang kekasih kecil ini dipaksa berpisah dengan lautan menjadi pemisahnya. Sabar ya, Guo Jing T___T Sejak dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir hihihi ^_^ *minjem Quote-nya si Babi Chu Pat Kay* Ingin tahu kelanjutan kisah ini? Mari kita simak potongan adegan di bawah ini... Buat yang belum nonton, mungkin potongan adegan ini dapat memberikan sedikit gambaran.






Dan kisahpun berlanjut... 
Guo Jing yang telah memenangkan kompetisi “Memilih Menantu” harus menunda dulu kegembiraannya meminang sang kekasih. Ou Yang Khe yang tidak terima dikalahkan oleh seseorang yang dianggapnya “bodoh” sengaja menyulut api dengan mengatakan bahwa yang dihapal oleh Guo Jing lebih banyak dari yang ditunjukkan pada mereka. Bocah Tua Nakal pun bukannya membantu sang adik angkat, tapi justru menyiram bensin ke dalam api tersebut dan membuat apinya berkobar makin besar. Bocah Tua Nakal sengaja berbohong bahwa Guo Jing sebenarnya tahu bahwa yang dia pelajari adalah Kitab 9 Bulan dan bahkan memaksa Bocah Tua Nakal untuk mengajarinya. Yang mana ini HANYALAH FITNAH belaka!

Huang Yao Shi pun dengan mudah tersulut api. Mungkin karena memang sejak awal dia tidak pernah menyukai Guo Jing berpacaran dengan putri kesayangannya.

“Dia yang memberikannya padaku. Dia bilang dia mencurinya dari muridmu, Mei Chao Feng.” Ujar Bocah Tua Nakal, kembali menyudutkan Guo Jing.

“Bagus sekali, Guo Jing! Kitab yang terus dicari Chao Feng ternyata sudah kau curi.” Ujar Huang Yao Shi marah.

“Tidak! Bukan seperti itu! Ketua Huang, dengarlah dulu penjelasanku.” Guo Jing mencoba membela dirinya. Sang Guru, Hong Chi Khong pun berkali-kali memperingatkan Bocah Tua Nakal agar bicara jujur, namun bukan Bocah Tua Nakal namanya kalau dia menurut. Dia bahkan mengeluarkan Kitab 9 Bulan Jilid Kedua yang sebelumnya telah dicuri dari tangan Mei Chao Feng oleh guru ke-2 Guo Jing dan diberikan padanya.

Ou Yang Khe memanfaatkan kesempatan ini untuk semakin memojokkan Guo Jing. 
“Saudara Guo, kau jangan berbohong lagi. Sekarang bukti dan saksi sudah ada? Apakah kau masih mau menyangkalnya?” seru Ou Yang Khe memprovokasi. (Nih manusia satu, udah jelek, playboy murahan, tukang kompor pula >__< )

“Tidak! Bukan seperti itu! Ketua Huang, kumohon dengarkan penjelasanku.” Guo Jing kembali meminta kesempatan untuk menjelaskan, tapi Huang Yao Shi telah terlanjur percaya dengan ocehan si Bocah Tua Nakal.

“Cukup! Aku sudah berbaik hati memandangmu dan hampir menjodohkan putri kesayanganku denganmu tapi kau berani mempermainkan aku. Kau cepat pergi dari hadapanku!” Lanjut Huang Yao Shi dengan melemparkan tatapan sedingin es pada Guo Jing, mengusir sang “calon menantu” dari Pulau Persik.

Kemudian dia meminta si Bocah Tua Nakal memberikan kitab 9 Bulan itu padanya. 
“Untuk apa kau butuh Kitab ini? Bukankah sudah ada bocah ini? Dia adalah Kitab 9 Bulan hidup.” Bocah Tua Nakal berdalih. 
“Aku mau kitab aslinya!” ujar Huang Yao Shi tak bisa ditawar lagi.

Tapi ternyata si Bocah Tua Nakal tetap menolak memberikannya dan lebih memilih menghancurkan kedua Jilid Kitab 9 menjadi serpihan-serpihan kecil.

“Saudara Yao, apa kau sudah pikirkan ingin menjodohkan putrimu dengan siapa?” tanya Ou Yang Feng, tetap ingin menjadikan Huang Rong menantunya karena mengetahui Ou Yang Khe menyukai Huang Rong.

Mendengar hal itu, Guo Jing spontan menatap Huang Yao Shi dengan pandangan tak rela.
Mungkin jika mata bisa bicara, Guo Jing akan berkata, “Tidak bisa! Akulah yang memenangkan kompetisi ini, kau tak bisa jodohkan Rong’er padanya! Rong’er harusnya menikah denganku.”

Tapi untunglah Huang Yao Shi masih sedikit memiliki hati, dia menatap putri kesayangannya sebelum memberikan keputusan tidak akan menjodohkan Huang Rong dengan siapa pun untuk sementara ini. Huang Yao Shi beralasan bahwa Rong’er masih terlalu kecil dan manja jadi dia harus dididik lebih dulu menjadi wanita dewasa.

“Putriku ini sangat manja, masih perlu dididik lebih matang. Masalah pernikahan bicarakan lain kali saja.” Jawaban yang sebenarnya menguntungkan kedua belah pihak. Karena Huang Yao Shi setidaknya tidak membuat Huang Rong terikat dengan siapa pun.

Tapi tetap saja hal ini membuat Guo Jing sedih, karena itu berarti sang calon mertua tidak merestui hubungannya dengan Huang Rong dan kemenangannya dalam kompetisi memilih menantu pun tidak diakui.

Guo Jing hanya mampu menatap sang kekasih dengan sedih, tak mampu berbuat apa-apa. Segala usahanya untuk menang agar dapat menikahi Huang Rong musnah dalam sekejap karena ulah si Bocah Tua Nakal, Chou Pho Tong.

Sementara itu, Ou Yang Khe meminta peta Pulau Persik kepada Huang Yao Shi sebagai imbalan karena kalah dalam kompetisi memilih menantu. Dengan Peta inilah, kelak Ou Yang Feng dan Yang Kang datang ke Pulau Persik dan membantai kelima guru Guo Jing dengan keji dan melimpahkan semua tuduhan kepada Huang Yao Shi, dengan tujuan agar memecah belah Guo Jing dan Huang Rong sehingga Wan Yen Hong Lieh akan lebih mudah mendapatkan Kitab Wu Mu Yishu. Kenapa Guo Jing dan Huang Rong harus dipisahkan? Karena Guo Jing tanpa Huang Rong takkan bisa berbuat apa-apa. Maklumlah, yang pinter kan ceweknya.

Kembali ke Pulau Persik, Huang Yao Shi yang terlanjur salah paham pun mengusir Guo Jing pergi dari Pulau Persik dan menarik kembali restu yang sudah dia berikan. 


“Guo Jing, kau juga pergi. Aku tak mau melihatmu lagi!” usirnya pada Guo Jing yang masih tampak tak percaya jika Huang Yao Shi tak mau mengakui kemenangannya dan tetap tidak memberikan restu untuk bersama Rong’er.


Guo Jing tampak tidak rela berpisah dengan sang kekasih, begitu juga sebaliknya. Namun Huang Yao Shi tak peduli, dia tetap menyeret putrinya pergi.


Guo Jing, Hong Chi Khong dan Chou Pho Tong akhirnya naik ke kapal yang sudah disiapkan Huang Yao Shi untuk bunuh diri hingga akhirnya kapal tersebut tenggelam ke lautan dan ketiga orang tersebut terpaksa menumpang kapal Ou Yang Feng. Sebenarnya Huang Yao Shi telah menyiapkan sebuah kapal kecil untuk mereka bertiga, namun Bocah Tua Nakal meminta kapal yang besar dan bagus yang rencananya akan digunakan oleh Huang Yao Shi untuk bunuh diri.

Di dalam kapal, Guo Jing tampak bersedih dan terus termenung memandang laut. Bocah Tua Nakal yang sama sekali tidak merasa bersalah karena memisahkan sepasang kekasih begitu saja justru malah mengatakan bahwa wanita adalah pembuat masalah, membuat Guo Jing semakin marah.


“Adik Guo, kenapa kau malah duduk melamun di sini dan tidak bersenang-senang?” tanya Bocah Tua Nakal tanpa dosa (padahal dosanya besar banget karena sudah memisahkan sepasang kekasih) memanggil Guo Jing yang hanya terdiam ngambek.

“Masih memikirkan kesenangan? Gara-gara kau suka mencari kesenangan, kau membuat Huang Yao Shi salah paham pada Jing’er. Mereka berdua terpisahkan begitu saja.” Ujar Pengemis Tua, bicara mewakili hati sang murid.

“Saat itu aku hanya asal bicara saja. Siapa sangka Huang Yao Shi percaya begitu saja?” jawabnya, dengan super duper menjengkelkan. (kasian Jing Gege >__<)

“Si otak kayu ini sejak awal mempelajari Kitab 9 Bulan hanya saja dia tidak menyadarinya. Yang penting sekarang sudah tahu. Ini adalah kungfu yang paling diperebutkan oleh dunia persilatan. Banyak yang sangat iri padamu. Sekarang kau ingin melupakannya juga tak bisa. Kau harus berterima kasih padaku.” Ujar si Bocah Tua Nakal dengan santainya.

Tapi bagi Guo Jing, yang paling penting adalah Rong’er-nya, bukan Kitab 9 Bulan. (mau Kitab 9 Bulan kek, 9 Matahari kek, 9 bunga kek, 9 rasa kek, bodo amat buat Guo Jing. Jing Gege kan gak punya ambisi apa pun, satu-satunya keinginannya adalah hanya ingin bersama Rong’er)

“Siapa yang ingin belajar Kitab 9 Bulan? Ilmu itu tidak ada bagusnya, hanya bisa mencelakai orang. Sekarang kau celakai aku dan Rong’er hingga seperti ini. Tak tahu kapan kami bisa bertemu lagi.” Sentak Guo Jing marah, membuat Bocah Tua Nakal terlonjak kaget karena ternyata Guo Jing bisa marah.

“Siapa suruh kau jatuh cinta pada wanita? Aku ini demi kebaikanmu. Wanita bisa mendatangkan masalah. Tak ada wanita bisa menunda masalah.” Bocah Tua Nakal membela diri. (terus maksud loe, si Guo Jing disuruh jatuh cinta sama pria gitu???)

Akhirnya Hong Chi Khong memanggil Bocah Tua Nakal dan mengancamnya, “Bocah Tua Nakal, jika kau tak segera menjelaskannya pada Saudara Yao, aku akan memanggil Yinggu dan membawanya padamu.” Ancam Hong Chi Khong, yang membuat Bocah Tua Nakal berlari ketakutan. (Kapokmu kapan? Sebel ma nih orang lama-lama )

Di Pulau Persik, Huang Rong kembali mendatangi makam sang Ibu dan bercerita tentang perpisahannya dengan Guo Jing sambil menangis. Saat itulah Huang Yao Shi juga tiba-tiba datang ke sana dan menceritakan tentang Kitab 9 Bulan yang sudah hancur serta dua orang yang menguasai Kitab itu kini naik ke kapal yang sudah dirancangnya untuk bunuh diri kelak.

Huang Rong yang saat itu sedang sembunyi di balik peti mati es ketika melihat sang ayah datang, tak sengaja mendengar bahwa kapal yang dinaiki oleh Guo Jing, Hong Chi Khong dan Bocah Tua Nakal akan segera tenggelam di tengah lautan, segera berlari keluar dari tempat persembunyiannya.

“Jika Kakak Jing mati, Rong’er juga tak mau hidup lagi.” Serunya sambil menangis seraya berlari keluar meninggalkan Pulau Persik untuk mencari Kakak Jing-nya di tengah lautan. Tapi Laut begitu luas, tentu tak mudah mencari keberadaan seseorang.

Sementara itu, Ou Yang Feng pun memutuskan untuk mencari Guo Jing dkk dan berencana untuk “Mengundang” mereka naik ke kapalnya. Tidak disangka, saat itu kapal yang ditumpangi oleh mereka bertiga (Guo Jing dkk) ternyata sudah tenggelam sehingga menyebabkan mereka bertiga terombang-ambing di tengah lautan.


Hong Chi Khong berkata bahwa mereka sekarang dikelilingi oleh ikan hiu dan itu tidak baik. Guo Jing yang lugu bertanya pada sang guru, “Guru, apa itu ikan hiu?” tanyanya dengan penasaran.

“Kau tumbuh besar di gurun, tentu tak tahu apa itu ikan hiu. Ikan hiu itu adalah ikan yang bisa memakan manusia.” Jawab sang guru menerangkan, mengerti bahwa murid kesayangannya tumbuh besar dengan melihat hamparan padang pasir dan bukan air.

Mendengar hal itu, Guo Jing melonjak kaget. “Hah? Lalu bagaimana sekarang?” tanyanya ketakutan. (Maklum, Guo Jing kan gak pernah ketemu air nih)

Untunglah tak lama kemudian mereka melihat sebuah kapal besar dan ternyata kapal tersebut adalah kapal yang dinaiki oleh Ou Yang Feng dan keponakannya. 

Singkat cerita, mereka bertiga naik ke atas kapal. Bocah Tua Nakal yang kalah taruhan dan tak mau menuliskan ulang Kitab 9 Bulan sebagai ganti kekalahannya, memilih untuk melompat ke dalam lautan.

Kini tinggal Guo Jing dan sang Guru yang ada di dalam kapal. Awalnya baik Guo Jing maupun Hong Chi Khong menolak untuk menulis ulang Kitab tersebut, namun Hong Chi Khong akhirnya menyerah saat Ou Yang Feng mengiming-iminginya dengan berbagai macam enak.


Tapi Hong Chi Khong tak bodoh, dia menyuruh sang murid untuk menuliskan Kitab 9 Palsu untuk Ou Yang Feng. Lalu setelah mendapatkan Kitab 9 Bulan palsu tersebut, Ou Yang Feng berencana untuk membakar kapal tersebut agar Guo Jing dan Hong Chi Khong terbakar mati di dalamnya. Jadi dengan begitu, hanya dia dan keponakannya yang menguasai Kitab 9 Bulan, dan nanti di Pertandingan Kedua Gunung Hua, saingannya akan berkurang satu.

Tapi Hong Chi Khong mendengar rencana busuknya dan segera membangunkan sang murid agar mereka berdua bisa kabur lebih dulu dengan mencuri perahu kecil milik Ou Yang Feng. Awalnya semua berhasil, namun tiba-tiba saja Huang Rong datang ke sana dan melompat ke dalam kapal besar tersebut.

Guo Jing sudah berusaha memanggil sang kekasih agar menjauh dan tak naik ke atas kapal, tapi Huang Rong yang masih terlalu jauh, tidak mendengar suara Guo Jing. Huang Rong yang melihat kapal terbakar, mengira bahwa Jing Gege dan gurunya masih di dalam sana dan berusaha menerjang masuk ke dalam sana walau api berkobar membara.

Hong Chi Khong akhirnya memutuskan untuk menolong murid perempuannya dan menyuruh Guo Jing untuk menjaga perahu mereka agar tak direbut oleh Ou Yang Khe. Hong Chi Khong menantang Ou Yang Feng, dan Ou Yang Feng menyuruh sang keponakan untuk membawa Huang Rong sebagai sandera agar bisa merebut kembali perahu mereka.

“Ou Yang Khe, lepaskan dia!” seru Guo Jing khawatir. 
Terjadi pertarungan di atas perahu antara Guo Jing vs Ou Yang Khe. Guo Jing ingin menyelamatkan Huang Rong dari tangan Ou Yang Khe. Guo Jing menang. Guo Jing berhasil menyelamatkan sang kekasih dan membuka totokannya. Tapi di atas kapal, sang Guru terluka terkena gigitan ular karena lengah saat berusaha menyelamatkan si Racun Tua.

Ou Yang Feng sama sekali tidak tahu terima kasih. Saat dia akan terkena layar kapal yang berat, Hong Chi Khong berusaha menyelamatkannya, tapi dia justru memanfaatkan kesempatan itu untuk melukai Hong Chi Khong dengan menggigitkan ular beracun ke leher pengemis tua itu.

Huang Rong yang takut terjadi sesuatu pada sang Guru, meminta Guo Jing naik ke atas kapal dan menolong sang guru. Guo Jing bertarung dengan Ou Yang Feng di atas kapal. Huang Rong juga naik ke atas kapal. Guo Jing akhirnya meminta sang kekasih untuk menyelamatkan guru mereka lebih dulu.

Huang Rong akhirnya membawa sang guru naik ke perahu kecil, namun naas bagi Guo Jing karena saat sedang bergulat dengan Ou Yang Feng menggunakan Ilmu Gulat Mongolia, kapal besar tersebut rusak dan pecah menjadi dua. Guo Jing dan Ou Yang Feng pun meluncur dengan indahnya ke dalam lautan luas.

Episode berakhir dengan jeritan histeris Huang Rong saat melihat Kakak Jing-nya tenggelam. 
“Berjanjilah padaku kau tidak akan melukai guruku.” Pinta Huang Rong pada Ou Yang Khe, sebelum akhirnya dia melompat ke dalam laut dan berusaha menghampiri kapal yang tenggelam tersebut.

“Jing Gege, Rong’er akan menyelamatkanmu.” Ujar Huang Rong dalam hati seraya berenang mendekat dengan sekuat tenaganya.

Adegan berikutnya adalah terdampar di Pulau terpencil... 

Berikutnya : Episode 26

Written by : Liliana Tan 
NOTE : DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS !!! 
Credit Pict : WEIBO ON LOGO

Rabu, 28 November 2018

(Part 2) Favorite Scene & Favorite Quote from Legend Of The Condor Heroes 2017

Masih seputar William Yang Xuwen dan adaptasi terbaru dari serial wuxia TERFAVORITE penulis yaitu “Legend Of The Condor Heroes 2017”. Di antara trilogi Pendekar Rajawali, di antara semua karakter wuxia ciptaan Jin Yong (Louis Cha) dan bahkan di antara semua tokoh wuxia yang pernah ada dan pernah kutonton sebelumnya, karakter GUO JING dan HUANG RONG adalah karakter terfavoriteku sepanjang masa.

Begitu pula dengan “Legend Of The Condor Heroes” aka “Pendekar Pemanah Rajawali” yang adalah serial wuxia favoritku sepanjang masa. Sejak awal, aku memang menyukai karakter kedua pemeran utama yaitu Guo Jing (Kwee Cheng) dan Huang Rong (Oey Yong), karena Guo Jing adalah sosok Pahlawan (ying siung) sejati di mataku. Apalagi kalau aktor yang memerankan karakter Guo Jing adalah aktor muda yang berwajah pretty boy alias ganteng seperti William Yang Xuwen, makin suka aja deh ^_^ 

Kali ini, kita kembali pada “Favorite Scene and Favorite Quote” dalam “Legend Of The Condor Heroes 2017” yang dibintangi oleh aktor muda berbakat dan berwajah tampan, William Yang Xuwen dan lawan mainnya, Li Yi Tong. Ingin tahu apa saja adegan terfavorite penulis? Bagi yang ingin tahu, tak ada salahnya turut menyimak di bawah ini, tapi bagi yang tidak ingin tahu, buat apa kalian membaca artikel ini kalau memang tidak ingin tahu??? Masih dengan tema “Melamar Ke Pulau Persik”, berikut ini adalah scene terfavorite versi Penulis. Anda tak setuju? Well, this is my blog anyway, so I will write what I want to write. Let’s respect others opinions, especially the BLOGGERS ^_^






Setelah Huang Rong pergi meninggalkan Guo Jing saat mengetahui bahwa Guo Jing ternyata telah dijodohkan dengan seorang Putri Mongol, Guo Jing pun nekat mengejar sang kekasih ke Pulau Persik dengan satu tujuan untuk meminta maaf dan menjelaskan isi hatinya yang sebenarnya kepada gadis itu. 

Dalam versi terbaru 2017 ini, sekali lagi tercipta sebuah modifikasi manis yang super kreaif dari sang penulis skenario yang TIDAK MENGUBAH ALUR dan INTI CERITA, namun HANYA MENGUBAH URUTANNYA. Yaitu saat Huang Rong mengetahui bahwa Guo Jing telah dijodohkan dengan seorang Putri Mongol, seharusnya adegan tersebut ada di paruh akhir episode setelah adegan menyembuhkan luka di ruang rahasia, namun dalam versi 2017 ini DIMAJUKAN ke bagian awal cerita.


Dalam versi adaptasi terbaru ini, Huang Rong telah mengetahui perihal perjodohan Guo Jing dengan Sang Putri Mongol sejak awal. Bahkan Huang Rong sempat meninggalkan Guo Jing dan pulang ke Pulau Persik karena patah hati saat mengetahui kekasih hatinya telah memiliki tunangan. 

Hal ini membuat Guo Jing nekat datang ke Pulau Persik untuk menemui kekasih kecilnya dan menjelaskan isi hatinya yang sebenarnya. Walaupun niat awalnya adalah untuk mengantar nyawa, tapi kemudian niatnya berubah menjadi ingin melamar Huang Rong setelah tiba di sana.


Inovasi kecil yang super kreatif ini membuat serial ini terasa semakin manis dan romantis, karena membuat kedatangan Guo Jing ke Pulau Persik menjadi LEBIH BERKESAN. Kalau dalam versi-versi sebelumnya, Guo Jing melamar Huang Rong HANYA KARENA OU YANG KHE DATANG dan merasa terancam. Jadi Ou Yang Khe melamar lebih dulu, baru Guo Jing ikutan melamar.

Namun kali ini, GUO JING yang LEBIH DULU INGIN MELAMAR HUANG RONG. Dia sudah memutuskan bahwa yang ingin dia nikahi adalah Huang Rong, BUKAN Hua Cheng. Barulah tak lama kemudian, Ou Yang Khe datang dengan keinginan yang sama.


Jadi dalam versi 2017 ini, Guo Jing LEBIH DULU MENCURI START dan ini yang membuat karakter Guo Jing tampak lebih manis dan romantis dibandingkan versi yang sudah-sudah. Well, Guo Jing yang romantis inilah yang kusukai, sejak dulu, aku berharap karakter Guo Jing memang lebih romantis dan akhirnya baru kesampaian di versi terbaru 2017 ini. Udah ganteng, romantis pula. Biarlah Huang Rong-nya kurang cantik, yang penting Guo Jing-nya ganteng. Karena penulisnya cewek, otomatis yang paling penting dilihat adalah AKTOR-nya alias pemeran utama pria.


Oh ya, salah satu alasan yang membuatku suka banget dengan versi remake 2017 ini juga adalah karena karakter Guo Jing yang tak hanya polos, lugu dan baik hati, namun juga posesif dan romantis. Guo Jing-nya William Yang adalah Guo Jing paling romantis dibandingkan dengan Guo Jing yang lain (sejauh yang kuingat)

Dan berikut ini adalah beberapa adegan dan dialog paling memorable yang meninggalkan kesan mendalam hingga saking berkesannya, penulis bahkan mengingat setiap kata yang diucapkan oleh para tokoh (khususnya Guo Jing dan Huang Rong) dalam serial tersebut.



Ingin tahu? Let’s check this out below :
1. Guo Jing : “Aku tak mau belajar kungfu. Aku hanya ingin bertemu Rong’er. Berharap dia bisa memberiku kesempatan untuk menjelaskan.”

2. Chou Po Tong : “Apa kungfu Sesat Tua itu hebat?” 
Guo Jing : “Hebat.” 
Chou Po Tong : “Kungfumu hebat, tidak?” 
Guo Jing : “Tidak.” 
Chou Po Tong : “Lalu bagaimana mungkin Sesat Tua yang kungfunya hebat rela membiarkan putrinya menikah denganmu yang kungfunya biasa saja?” 

Jadi tujuannya Guo Jing berlatih kungfu agar Huang Yao Shi (ayah Huang Rong) memberikannya ijin untuk menikahi Huang Rong.


3. Guo Jing : “Aku tak mau berlatih. Aku mau pergi cari Rong’er.” 
Chou Pho Tong : “Tidak boleh.” 
Guo Jing : “Kenapa?” 
Chou Pho Tong : “Apakah kau benar-benar menyukai gadis bernama Rong’er itu?’ 
Guo Jing : “YA.” 
Chou Pho Tong :“Apakah kau benar-benar ingin menikahinya dan menjadikannya istri?” 
Guo Jing : “YA.” 
Chou Pho Tong : “Kalau begitu kau harus melamar pada Huang Yao Shi. Apakah kau sudah mendapat restu dari orang tua?” 
Guo Jing : “Ayahku sudah meninggal dan ibuku ada di Gurun.” 
Chou Pho Tong : “Apakah kau punya wali?” 
Guo Jing : “Tidak."
Chou Pho Tong : “Kau tak punya ini dan itu, lalu bagaimana mungkin Huang Yao Shi akan membiarkan putrinya menikah denganmu?”

( Kalau dalam versi William Yang, Guo Jing lebih dulu memiliki niat untuk melamar Huang Rong, bahkan SEBELUM Ou Yang Khe datang ke Pulau Persik untuk melamar. Kalau dalam versi yang sebelumnya, Guo Jing baru melamar SETELAH Ou Yang Khe datang untuk melamar. Jadi kalau yang dulu-dulu memberikan kesan “Andaikan Ou Yang Khe tidak datang untuk melamar maka Guo Jing TIDAK AKAN PUNYA NIAT untuk melamar.” Dipacari aja terus, bukan untuk dinikahi..)


4. Guo Jing : “Aku sekarang tidak berharap Rong’er pergi ke manapun bersamaku. Aku hanya berharap dia bisa memberiku kesempatan untuk menjelaskan.”

5. Guo Jing : “Rong’er, aku pikir seumur hidup takkan bisa bertemu denganmu lagi.” 
Huang Rong : “Jing Gege, kenapa kau ada di sini? Bukankah aku sudah menyuruhmu menunggu di dalam goa itu?” 
Guo Jing : “Kertasnya dimakan oleh Bocah Tua Nakal. Kau menulis apa, aku tidak sempat melihatnya.” 
Huang Rong : “Jing Gege, kau tak boleh terlalu lama di sini. Rong’er bawa kau pergi.” 
Guo Jing : “Rong’er, apa kau sudah tak marah padaku lagi?” 
Huang Rong : “Marah. Sangat marah. Tapi aku sangat takut Ayahku akan membunuhmu. Jadi cepatlah pergi!”


6. Huang Rong : “Jing Gege, setelah mengantarmu pergi. Kau jangan kembali lagi kemari. Kita berdua sebaiknya mulai sekarang tak usah bertemu lagi.” 
Guo Jing : “Tidak! Aku tak mau pergi!” 
Huang Rong : “Jangan bodoh! Cepat pergi!” 
Guo Jing : “Tidak bisa! Rong’er, aku sudah memutuskan, aku ingin melamarmu.”


7. Huang Rong : “Apa kau tidak ingin menjadi menantu pisau emas?” 
Guo Jing  : “Tidak! Aku tak pernah berpikir ingin menjadi menantu pisau emas. Semua ini Khan Agung yang mengaturnya, Ibu dan keenam guruku menyetujuinya. Aku tak tahu harus bagaimana.” 
Huang Rong : “Tapi bagaimana dengan Putri Mongol itu? Bagaimana kau akan mengatakan hal ini padanya?” 

Guo Jing : “Rong’er, Hua Cheng dan aku tumbuh besar bersama. Aku menganggap Hua Cheng seperti adik kandungku. Aku tak mau melihatnya sedih tapi aku juga tak mau menikah dengannya. Ini isi hatiku yang sebenarnya.”


8. Huang Rong : “Kakak Jing ingin bersama Rong’er. Rong’er juga ingin bersama Kakak Jing. Tidak peduli apa pun yang terjadi, kita tak boleh berpisah lagi. Kakak Jing, kau akan terus menggenggam tanganku hingga akhir dan tak melepaskan aku, kan?” 
Guo Jing : “Walaupun semua orang menentang kita, aku tetap ingin bersama denganmu.”

9. “Orang yang kucintai adalah Rong’er. Seumur hidup ini, aku hanya ingin bersamanya. Tentang pertunanganku dengan Hua Cheng, aku akan meminta Khan Agung membatalkannya.” ujar Guo Jing pada Huang Yao Shi, mengungkapkan perasaannya kepada Huang Rong kalau gadis yang dia cintai hanya Huang Rong seorang.


10. Huang Rong : “Ayah, aku mohon padamu lepaskan dia. Aku takkan bersamanya lagi. Rong’er takkan bertemu Kakak Jing lagi.” 
Guo Jing : “Rong’er, kau ini bicara sembarangan apa? Bukankah kita sudah berjanji akan selalu bersama selamanya? Hari ini, walaupun aku harus mati di sini, aku tetap ingin bersamamu.”


11. Guo Jing : “Rong’er, ayahmu tidak menyulitkanmu, kan?” 
Huang Rong : “Ayahku ingin aku menikah dengan Racun Kecil.” 
Guo Jing : “Hah? Ayahmu menyuruhmu menikah dengan Racun Kecil?” 
Huang Rong : “Jing Gege, apa pun yang terjadi, aku pasti tidak akan menikah dengan Racun Kecil. Sudah kuputuskan, kita pergi bersama meninggalkan Pulau Persik.” 
Guo Jing : “Baik. Sekarang juga aku akan membawamu pergi."


12. Chou Pho Tong : “Tidak bisa. Tadi kita sudah bersumpah menjadi saudara. Jika kau pergi, aku akan mati di depanmu. Jika aku mati, kau juga harus ikut aku mati. Jika tidak, Langit akan menghukummu.” 
Guo Jing : “Kakak, sekarang ada Rong’er keadaannya berbeda. Aku benar-benar tidak bisa tinggal di sini dan menemanimu bermain.”

13. Huang Rong : “Guru, kenapa Guru bisa ada di Pulau Persik? Rong’er sangat merindukan Guru.”
Hong Chi Khong : “Merindukanku? Yang aku lihat kau hanya merindukan Kakak Jing-mu. Aku kemari demi Kakak Jing-mu."


14. Huang Rong : “Guru, Ayahku ingin aku menikah dengan Racun Kecil.” 
Hong Chi Khong : “Ayahmu ingin kau menikah dengan Racun Kecil?” 
Huang Rong : “Rong’er harus bagaimana?” 
Hong Chi Khong : “Menikah saja dengan Racun Kecil.” 
Guo Jing : “Guru, tidak bisa!” 
Hong Chi Khong : “Kenapa tidak bisa?” 
Guo Jing : “Karena guru tahu kalau aku menyukai Rong'er."


15. Guo Jing : “Rong’er, kau tenang saja. Walau ayahmu memukulku sampai mati, aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan Ou Yang Khe.” Ujar Guo Jing penuh tekad.



16. “Guru, kita ikuti saja apa kata Ketua Huang. Karena Ayah dan Ibu Rong’er menyukai musik, jadi sudah tentu ada soal seperti ini. Babak ini, walaupun aku kalah tidak masalah. Masih ada 1 babak lagi. Babak ketiga, aku akan berusaha menang kembali." ujar Guo Jing, menolak untuk menyerah sebelum bertanding.

17. Guo Jing : “Siapa yang mau belajar Ilmu 9 Bulan? Ilmu itu tak ada bagusnya. Tapi karena kitab itu, Kau mencelakai aku dan Rong’er, tak tahu kapan kami bisa bertemu lagi."

To Be Continued in Part 3...

Written by : Liliana Tan 
Credits Pict : WEIBO ON LOGO 
NOTE : DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS !!!!

Native Ads