How I love this new Guo Jing. Mungkin
setelah William Yang, standarku untuk pemeran Guo Jing akan sama tingginya.
Jika Guo Jing versi terbaru tahun 2025 atau 2000 berapa pun lah itu, tidak
setampan atau malah lebih jelek dari William Yang Xuwen, berarti itu adalah
sebuah penurunan kualitas. Sama seperti saat LOCH 1994 dibuat dengan Julian
Cheung sebagai Guo Jing yang sangat imut dan manis, lalu mendadak versi barunya
di tahun 2003 ancur lebur seperti Li Ya Pheng, udah pesek, tua, wajahnya lebar
kayak panci, gak enak dipandang blas, duh, rasanya seperti PENURUNAN KUALITAS
0__0
Setelah 23 tahun berlalu, setelah era
Julian Cheung, hanya William Yang Xuwen yang mampu mengembalikan kualitas
ketampanan seorang Guo Jing. Bahkan Hu Ge pun TIDAK TERLIHAT TAMPAN saat
memerankan Guo Jing. Walau Guo Jing tidak digambarkan tampan tapi untuk
kepentingan pemasaran, tentu publik lebih menyukai pria berwajah tampan. Yang
bening dan ganteng tentulah lebih gampang mendongkrak rating dan meraih popularitas.
Ngapain juga pantengin orang jelek? Buang waktu aja hihihi ^_^
Mungkin nanti
setelah 23 tahun berlalu (kalau gue masih hidup di dunia ini), baru ada Guo
Jing yang setampan William Yang atau Julian Cheung. Karena siklus Guo Jing
berwajah tampan adalah 23 tahun sekali. Biarlah blog ini nantinya akan menjadi
semacam “Mesin Waktu” bagi generasi mendatang
pecinta wuxia dan khususnya pecinta "Legend Of The Condor Heroes" atau
"Pendekar Pemanah Rajawali" yang mungkin penasaran dengan pemeran Guo Jing dari
masa ke masa.
Masih dengan tema yang sama yaitu
“Melamar Ke Pulau Persik”. Guo Jing yang sebenarnya telah memenangkan
kompetisi untuk mempersunting Huang
Rong, terpaksa harus berpisah sejenak dengan “Sang Tunangan” karena sebuah kesalahpahaman yang diciptakan oleh si Bocah Tua
Nakal. Sepasang kekasih kecil ini dipaksa berpisah dengan lautan menjadi
pemisahnya. Sabar ya, Guo Jing T___T Sejak dulu beginilah cinta, deritanya
tiada akhir hihihi ^_^ *minjem Quote-nya si Babi Chu Pat Kay* Ingin tahu
kelanjutan kisah ini? Mari kita simak potongan adegan di bawah ini... Buat yang
belum nonton, mungkin potongan adegan ini dapat memberikan sedikit gambaran.
Dan kisahpun berlanjut...
Guo
Jing yang telah memenangkan kompetisi “Memilih Menantu” harus menunda dulu
kegembiraannya meminang sang kekasih. Ou Yang Khe yang tidak terima dikalahkan
oleh seseorang yang dianggapnya “bodoh” sengaja menyulut api dengan mengatakan
bahwa yang dihapal oleh Guo Jing lebih banyak dari yang ditunjukkan pada
mereka. Bocah Tua Nakal pun bukannya membantu sang adik angkat, tapi justru
menyiram bensin ke dalam api tersebut dan membuat apinya berkobar makin besar.
Bocah Tua Nakal sengaja berbohong bahwa Guo Jing sebenarnya tahu bahwa yang dia
pelajari adalah Kitab 9 Bulan dan bahkan memaksa Bocah Tua Nakal untuk
mengajarinya. Yang mana ini HANYALAH FITNAH belaka!
Huang
Yao Shi pun dengan mudah tersulut api. Mungkin karena memang sejak awal dia
tidak pernah menyukai Guo Jing berpacaran dengan putri kesayangannya.
“Dia
yang memberikannya padaku. Dia bilang dia mencurinya dari muridmu, Mei Chao
Feng.” Ujar Bocah Tua Nakal, kembali menyudutkan Guo Jing.
“Bagus
sekali, Guo Jing! Kitab yang terus dicari Chao Feng ternyata sudah kau curi.”
Ujar Huang Yao Shi marah.
“Tidak!
Bukan seperti itu! Ketua Huang, dengarlah dulu penjelasanku.” Guo Jing mencoba
membela dirinya. Sang Guru, Hong Chi Khong pun berkali-kali memperingatkan
Bocah Tua Nakal agar bicara jujur, namun bukan Bocah Tua Nakal namanya kalau
dia menurut. Dia bahkan mengeluarkan Kitab 9 Bulan Jilid Kedua yang sebelumnya
telah dicuri dari tangan Mei Chao Feng oleh guru ke-2 Guo Jing dan diberikan
padanya.
Ou
Yang Khe memanfaatkan kesempatan ini untuk semakin memojokkan Guo Jing.
“Saudara
Guo, kau jangan berbohong lagi. Sekarang bukti dan saksi sudah ada? Apakah kau
masih mau menyangkalnya?” seru Ou Yang Khe memprovokasi. (Nih manusia satu,
udah jelek, playboy murahan, tukang kompor pula >__< )
“Tidak!
Bukan seperti itu! Ketua Huang, kumohon dengarkan penjelasanku.” Guo Jing
kembali meminta kesempatan untuk menjelaskan, tapi Huang Yao Shi telah
terlanjur percaya dengan ocehan si Bocah Tua Nakal.
“Cukup!
Aku sudah berbaik hati memandangmu dan hampir menjodohkan putri kesayanganku
denganmu tapi kau berani mempermainkan aku. Kau cepat pergi dari hadapanku!”
Lanjut Huang Yao Shi dengan melemparkan tatapan sedingin es pada Guo Jing,
mengusir sang “calon menantu” dari Pulau Persik.
Kemudian
dia meminta si Bocah Tua Nakal memberikan kitab 9 Bulan itu padanya.
“Untuk
apa kau butuh Kitab ini? Bukankah sudah ada bocah ini? Dia adalah Kitab 9 Bulan
hidup.” Bocah Tua Nakal berdalih.
“Aku
mau kitab aslinya!” ujar Huang Yao Shi tak bisa ditawar lagi.
Tapi
ternyata si Bocah Tua Nakal tetap menolak memberikannya dan lebih memilih menghancurkan
kedua Jilid Kitab 9 menjadi serpihan-serpihan kecil.
“Saudara
Yao, apa kau sudah pikirkan ingin menjodohkan putrimu dengan siapa?” tanya Ou
Yang Feng, tetap ingin menjadikan Huang Rong menantunya karena mengetahui Ou
Yang Khe menyukai Huang Rong.
Mendengar
hal itu, Guo Jing spontan menatap Huang Yao Shi dengan pandangan tak rela.
Mungkin
jika mata bisa bicara, Guo Jing akan berkata, “Tidak bisa! Akulah yang memenangkan kompetisi ini, kau tak bisa
jodohkan Rong’er padanya! Rong’er harusnya menikah denganku.”
Tapi
untunglah Huang Yao Shi masih sedikit memiliki hati, dia menatap putri
kesayangannya sebelum memberikan keputusan tidak akan menjodohkan Huang Rong
dengan siapa pun untuk sementara ini. Huang Yao Shi beralasan bahwa Rong’er
masih terlalu kecil dan manja jadi dia harus dididik lebih dulu menjadi wanita
dewasa.
“Putriku
ini sangat manja, masih perlu dididik lebih matang. Masalah pernikahan
bicarakan lain kali saja.” Jawaban yang sebenarnya menguntungkan kedua belah
pihak. Karena Huang Yao Shi setidaknya tidak membuat Huang Rong terikat dengan
siapa pun.
Tapi
tetap saja hal ini membuat Guo Jing sedih, karena itu berarti sang calon mertua
tidak merestui hubungannya dengan Huang Rong dan kemenangannya dalam kompetisi
memilih menantu pun tidak diakui.
Guo
Jing hanya mampu menatap sang kekasih dengan sedih, tak mampu berbuat apa-apa.
Segala usahanya untuk menang agar dapat menikahi Huang Rong musnah dalam
sekejap karena ulah si Bocah Tua Nakal, Chou Pho Tong.
Sementara
itu, Ou Yang Khe meminta peta Pulau Persik kepada Huang Yao Shi sebagai imbalan
karena kalah dalam kompetisi memilih menantu. Dengan Peta inilah, kelak Ou Yang
Feng dan Yang Kang datang ke Pulau Persik dan membantai kelima guru Guo Jing
dengan keji dan melimpahkan semua tuduhan kepada Huang Yao Shi, dengan tujuan
agar memecah belah Guo Jing dan Huang Rong sehingga Wan Yen Hong Lieh akan
lebih mudah mendapatkan Kitab Wu Mu Yishu. Kenapa Guo Jing dan Huang Rong harus
dipisahkan? Karena Guo Jing tanpa Huang Rong takkan bisa berbuat apa-apa.
Maklumlah, yang pinter kan ceweknya.
Kembali
ke Pulau Persik, Huang Yao Shi yang terlanjur salah paham pun mengusir Guo Jing
pergi dari Pulau Persik dan menarik kembali restu yang sudah dia berikan.
“Guo
Jing, kau juga pergi. Aku tak mau melihatmu lagi!” usirnya pada Guo Jing yang
masih tampak tak percaya jika Huang Yao Shi tak mau mengakui kemenangannya dan
tetap tidak memberikan restu untuk bersama Rong’er.
Guo
Jing tampak tidak rela berpisah dengan sang kekasih, begitu juga sebaliknya.
Namun Huang Yao Shi tak peduli, dia tetap menyeret putrinya pergi.
Guo
Jing, Hong Chi Khong dan Chou Pho Tong akhirnya naik ke kapal yang sudah
disiapkan Huang Yao Shi untuk bunuh diri hingga akhirnya kapal tersebut
tenggelam ke lautan dan ketiga orang tersebut terpaksa menumpang kapal Ou Yang
Feng. Sebenarnya Huang Yao Shi telah menyiapkan sebuah kapal kecil untuk mereka
bertiga, namun Bocah Tua Nakal meminta kapal yang besar dan bagus yang
rencananya akan digunakan oleh Huang Yao Shi untuk bunuh diri.
Di
dalam kapal, Guo Jing tampak bersedih dan terus termenung memandang laut. Bocah
Tua Nakal yang sama sekali tidak merasa bersalah karena memisahkan sepasang
kekasih begitu saja justru malah mengatakan bahwa wanita adalah pembuat masalah,
membuat Guo Jing semakin marah.
“Adik
Guo, kenapa kau malah duduk melamun di sini dan tidak bersenang-senang?” tanya
Bocah Tua Nakal tanpa dosa (padahal dosanya besar banget karena sudah
memisahkan sepasang kekasih) memanggil Guo Jing yang hanya terdiam ngambek.
“Masih
memikirkan kesenangan? Gara-gara kau suka mencari kesenangan, kau membuat Huang
Yao Shi salah paham pada Jing’er. Mereka berdua terpisahkan begitu saja.” Ujar
Pengemis Tua, bicara mewakili hati sang murid.
“Saat
itu aku hanya asal bicara saja. Siapa sangka Huang Yao Shi percaya begitu
saja?” jawabnya, dengan super duper menjengkelkan. (kasian Jing Gege
>__<)
“Si
otak kayu ini sejak awal mempelajari Kitab 9 Bulan hanya saja dia tidak
menyadarinya. Yang penting sekarang sudah tahu. Ini adalah kungfu yang paling
diperebutkan oleh dunia persilatan. Banyak yang sangat iri padamu. Sekarang kau
ingin melupakannya juga tak bisa. Kau harus berterima kasih padaku.” Ujar si
Bocah Tua Nakal dengan santainya.
Tapi
bagi Guo Jing, yang paling penting adalah Rong’er-nya, bukan Kitab 9 Bulan.
(mau Kitab 9 Bulan kek, 9 Matahari kek, 9 bunga kek, 9 rasa kek, bodo amat buat
Guo Jing. Jing Gege kan gak punya ambisi apa pun, satu-satunya keinginannya
adalah hanya ingin bersama Rong’er)
“Siapa
yang ingin belajar Kitab 9 Bulan? Ilmu itu tidak ada bagusnya, hanya bisa
mencelakai orang. Sekarang kau celakai aku dan Rong’er hingga seperti ini. Tak
tahu kapan kami bisa bertemu lagi.” Sentak Guo Jing marah, membuat Bocah Tua
Nakal terlonjak kaget karena ternyata Guo Jing bisa marah.
“Siapa
suruh kau jatuh cinta pada wanita? Aku ini demi kebaikanmu. Wanita bisa
mendatangkan masalah. Tak ada wanita bisa menunda masalah.” Bocah Tua Nakal
membela diri. (terus maksud loe, si Guo Jing disuruh jatuh cinta sama pria gitu???)
Akhirnya Hong Chi Khong memanggil Bocah Tua Nakal dan mengancamnya, “Bocah Tua
Nakal, jika kau tak segera menjelaskannya pada Saudara Yao, aku akan memanggil
Yinggu dan membawanya padamu.” Ancam Hong Chi Khong, yang membuat Bocah Tua
Nakal berlari ketakutan. (Kapokmu kapan? Sebel ma nih orang lama-lama )
Di
Pulau Persik, Huang Rong kembali mendatangi makam sang Ibu dan bercerita
tentang perpisahannya dengan Guo Jing sambil menangis. Saat itulah Huang Yao
Shi juga tiba-tiba datang ke sana dan menceritakan tentang Kitab 9 Bulan yang
sudah hancur serta dua orang yang menguasai Kitab itu kini naik ke kapal yang
sudah dirancangnya untuk bunuh diri kelak.
Huang
Rong yang saat itu sedang sembunyi di balik peti mati es ketika melihat sang
ayah datang, tak sengaja mendengar bahwa kapal yang dinaiki oleh Guo Jing, Hong
Chi Khong dan Bocah Tua Nakal akan segera tenggelam di tengah lautan, segera
berlari keluar dari tempat persembunyiannya.
“Jika Kakak Jing mati, Rong’er juga tak mau hidup lagi.” Serunya sambil
menangis seraya berlari keluar meninggalkan Pulau Persik untuk mencari Kakak
Jing-nya di tengah lautan. Tapi Laut begitu luas, tentu tak mudah mencari
keberadaan seseorang.
Sementara
itu, Ou Yang Feng pun memutuskan untuk mencari Guo Jing dkk dan berencana untuk
“Mengundang” mereka naik ke kapalnya. Tidak disangka, saat itu kapal yang
ditumpangi oleh mereka bertiga (Guo Jing dkk) ternyata sudah tenggelam sehingga
menyebabkan mereka bertiga terombang-ambing di tengah lautan.
Hong
Chi Khong berkata bahwa mereka sekarang dikelilingi oleh ikan hiu dan itu tidak
baik. Guo Jing yang lugu bertanya pada sang guru, “Guru, apa itu ikan hiu?”
tanyanya dengan penasaran.
“Kau
tumbuh besar di gurun, tentu tak tahu apa itu ikan hiu. Ikan hiu itu adalah
ikan yang bisa memakan manusia.” Jawab sang guru menerangkan, mengerti bahwa
murid kesayangannya tumbuh besar dengan melihat hamparan padang pasir dan bukan
air.
Mendengar
hal itu, Guo Jing melonjak kaget. “Hah? Lalu bagaimana sekarang?” tanyanya
ketakutan. (Maklum, Guo Jing kan gak pernah ketemu air nih)
Untunglah
tak lama kemudian mereka melihat sebuah kapal besar dan ternyata kapal tersebut
adalah kapal yang dinaiki oleh Ou Yang Feng dan keponakannya.
Singkat cerita,
mereka bertiga naik ke atas kapal. Bocah Tua Nakal yang kalah taruhan dan tak
mau menuliskan ulang Kitab 9 Bulan sebagai ganti kekalahannya, memilih untuk
melompat ke dalam lautan.
Kini
tinggal Guo Jing dan sang Guru yang ada di dalam kapal. Awalnya baik Guo Jing
maupun Hong Chi Khong menolak untuk menulis ulang Kitab tersebut, namun Hong
Chi Khong akhirnya menyerah saat Ou Yang Feng mengiming-iminginya dengan
berbagai macam enak.
Tapi
Hong Chi Khong tak bodoh, dia menyuruh sang murid untuk menuliskan Kitab 9
Palsu untuk Ou Yang Feng. Lalu setelah mendapatkan Kitab 9 Bulan palsu
tersebut, Ou Yang Feng berencana untuk membakar kapal tersebut agar Guo Jing
dan Hong Chi Khong terbakar mati di dalamnya. Jadi dengan begitu, hanya dia dan
keponakannya yang menguasai Kitab 9 Bulan, dan nanti di Pertandingan Kedua
Gunung Hua, saingannya akan berkurang satu.
Tapi
Hong Chi Khong mendengar rencana busuknya dan segera membangunkan sang murid
agar mereka berdua bisa kabur lebih dulu dengan mencuri perahu kecil milik Ou
Yang Feng. Awalnya semua berhasil, namun tiba-tiba saja Huang Rong datang ke
sana dan melompat ke dalam kapal besar tersebut.
Guo
Jing sudah berusaha memanggil sang kekasih agar menjauh dan tak naik ke atas
kapal, tapi Huang Rong yang masih terlalu jauh, tidak mendengar suara Guo Jing.
Huang Rong yang melihat kapal terbakar, mengira bahwa Jing Gege dan gurunya
masih di dalam sana dan berusaha menerjang masuk ke dalam sana walau api
berkobar membara.
Hong
Chi Khong akhirnya memutuskan untuk menolong murid perempuannya dan menyuruh
Guo Jing untuk menjaga perahu mereka agar tak direbut oleh Ou Yang Khe. Hong
Chi Khong menantang Ou Yang Feng, dan Ou Yang Feng menyuruh sang keponakan
untuk membawa Huang Rong sebagai sandera agar bisa merebut kembali perahu
mereka.
“Ou
Yang Khe, lepaskan dia!” seru Guo Jing khawatir.
Terjadi pertarungan di
atas perahu antara Guo Jing vs Ou Yang Khe. Guo Jing ingin menyelamatkan Huang
Rong dari tangan Ou Yang Khe. Guo Jing menang. Guo Jing berhasil menyelamatkan
sang kekasih dan membuka totokannya. Tapi di atas kapal, sang Guru terluka
terkena gigitan ular karena lengah saat berusaha menyelamatkan si Racun Tua.
Ou
Yang Feng sama sekali tidak tahu terima kasih. Saat dia akan terkena layar
kapal yang berat, Hong Chi Khong berusaha menyelamatkannya, tapi dia justru
memanfaatkan kesempatan itu untuk melukai Hong Chi Khong dengan menggigitkan
ular beracun ke leher pengemis tua itu.
Huang
Rong yang takut terjadi sesuatu pada sang Guru, meminta Guo Jing naik ke atas
kapal dan menolong sang guru. Guo Jing bertarung dengan Ou Yang Feng di atas
kapal. Huang Rong juga naik ke atas kapal. Guo Jing akhirnya meminta sang
kekasih untuk menyelamatkan guru mereka lebih dulu.
Huang
Rong akhirnya membawa sang guru naik ke perahu kecil, namun naas bagi Guo Jing
karena saat sedang bergulat dengan Ou Yang Feng menggunakan Ilmu Gulat Mongolia,
kapal besar tersebut rusak dan pecah menjadi dua. Guo Jing dan Ou Yang Feng pun
meluncur dengan indahnya ke dalam lautan luas.
Episode
berakhir dengan jeritan histeris Huang Rong saat melihat Kakak Jing-nya
tenggelam.
“Berjanjilah
padaku kau tidak akan melukai guruku.” Pinta Huang Rong pada Ou Yang Khe,
sebelum akhirnya dia melompat ke dalam laut dan berusaha menghampiri kapal yang
tenggelam tersebut.
“Jing
Gege, Rong’er akan menyelamatkanmu.” Ujar Huang Rong dalam hati seraya berenang
mendekat dengan sekuat tenaganya.
Adegan
berikutnya adalah terdampar di Pulau terpencil...
Berikutnya : Episode 26
Written
by : Liliana Tan
NOTE
: DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS
!!!
Credit
Pict : WEIBO ON LOGO