Kamis, 20 Maret 2014

You Are My Endless Love 1 – Ojakgyo Brothers Fanfiction / Uee and Joo Won Fanfiction



Author : LIANA WIJAYA 

Starring :  
Joo Won as Hwang Tae Hee 
Uee’s After School as Hwang (Baek) Ja Eun 
Jung Suk Won as Kim Jae Ha (Hwang Tae Hee’s Step Brother) 

Foreword : Hwang Tae Hee & Baek Ja Eun’s Mariage Life.... 

“You Are My Endless Love 1 – Ojakgyo Brothers Fanfiction / Uee and Joo Won Fanfiction”


CHAPTER 1 : The Confession

New York, 2 tahun kemudian... 
2 tahun sudah berlalu sejak pasangan pengantin baru, Hwang Tae Hee dan Baek Ja Eun pergi ke Amerika tak lama setelah pernikahan mereka. Tae Hee tak ingin istrinya melepaskan kesempatan magang di Perusahaan Animasi terkenal di Amerika dan karena dia tak sanggup berpisah dengan istrinya, dia pun ikut pergi dengan Ja Eun ke sana. 

Sambil menemani Ja Eun, Tae Hee memutuskan untuk melanjutkan kuliah hukumnya agar bisa menjadi Jaksa. Sekarang 2 tahun sudah berlalu, Tae Hee sudah berada di semester akhirnya dan sedang sibuk-sibuknya menghadapi ujian menjadi Jaksa.

Beberapa bulan belakangan ini, Ja Eun merasa ada yang aneh dengan dirinya. Dia selalu mual setiap pagi dan akan muntah bila menghirup aroma makanan tertentu, dia juga sering pusing tanpa sebab. 

Tapi dia tidak ingin mengatakan ini pada suaminya karena tidak ingin mengganggu Tae Hee yang sedang berkonsentrasi dalam belajar. Akhirnya diapun diam-diam pergi ke RS untuk memeriksakan dirinya.

Ja Eun terkejut saat mengetahui bahwa kini dia sedang hamil. Dia sangat ingin memberitahu Tae Hee, tapi sekali lagi dia berpikir bahwa ini hanya akan menambah beban Tae Hee, Ja Eun bahkan mencoba menyembunyikan kenyataan bahwa dia sedang hamil selama 3 bulan ini. 

Ja Eun berpikir bahwa kehamilannya hanya akan menjadi masalah untuk Tae Hee karena dia sibuk dengan ujian akhirnya untuk menjadi seorang Jaksa. Ja Eun juga sedang sibuk dengan proyek animasinya saat itu. Apalagi mereka hanya berdua di Amerika, jauh dari keluarga Hwang juga dari ayah Ja Eun.

Tae Hee pun sama sekali tidak menyadari kondisi Ja Eun walaupun kakak tiri Tae Hee, Kim Jae Ha sudah mulai curiga dengan perubahan penampilan Ja Eun. Walau Tae Hee menyadari ada sesuatu yang salah dengan Ja Eun melihat dari penampilannya, Ja Eun juga selalu mual dan muntah setiap pagi, hanya saja Tae Hee yang memang tidak mengerti wanita, tidak tau kenapa.

“Officer Hwang, apa kau tidak sebaiknya membawa istrimu memeriksakan diri ke dokter? Kulihat beberapa hari ini dia tidak sehat, aku sering melihatnya mual dan muntah, wajahnya juga sangat pucat. Jika kau tidak tahu cara menjaga istrimu, lebih baik ceraikan saja dia dan berikan padaku.” kenang Tae Hee pada ucapan Kim Jae Ha saat itu.

“Apa kau bilang? Jangan mimpi kau akan mendapatkannya. Itu karena kau selalu memberinya banyak pekerjaan. Kau sengaja, kan? Kau sengaja memberinya pekerjaan yang banyak agar dia bisa menemanimu lebih lama di kantor.” sergah Hwang Tae Hee tak terima.

Tae Hee sudah cemburu pada Kim Jae Ha bahkan sejak saat dia dan Ja Eun belum resmi pacaran, jadi walaupun sekarang mereka sudah menikah, Tae Hee tetap tak bisa berhenti cemburu pada Kim Jae Ha, kakak tirinya itu. 

Terlebih lagi, Ja Eun bekerja padanya dan mereka bertemu setiap hari, baginya itu benar-benar menyiksa. Tapi Tae Hee tak tega meminta Ja Eun meninggalkan impiannya, itu sebabnya mereka pergi ke Amerika bersama. 
Dia ingin Ja Eun mengejar impiannya menjadi seorang Animator terkenal dan diapun ingin kuliah lagi agar bisa menjadi Jaksa.

Awalnya semua mudah tapi kenyataan bahwa mereka jauh dari keluarga dan hanya hidup berdua di negeri orang memang hal yang tak semudah dibayangkan. Tae Hee selalu gelisah setiap kali Ja Eun pulang malam, walau Ja Eun selalu memberi kabar bila dia ingin pulang malam dan harus lembur menyelesaikan pekerjaannya.

Ja Eun adalah The National Goddess, begitu mereka menyebutnya dulu saat di kampus, dia gadis yang cantik, pintar, seksi dan populer di kalangan mahasiswa. Di sini pun, Ja Eun juga menjadi idola di kantornya. 
Banyak pria yang gencar mendekati Ja Eun karena Ja Eun cantik dan punya tubuh seksi dan tinggi bagaikan model, walau Ja Eun mengatakan bahwa dia sudah menikah, tapi tetap saja para pria itu tetap tak menyerah mengejarnya, membuat Tae Hee kesal sendiri.

“SHE IS MY WIFE! SO, BACK OFF!” seru Tae Hee kesal setiap kali ada pria yang mendekati istri cantiknya. Sementara Ja Eun hanya tersenyum kecil melihat betapa posesifnya Tae Hee padanya.

“Kau suamiku, apa yang harus kau takutkan? Aku milikmu sekarang, jadi kau tak perlu marah-marah seperti itu setiap kali ada pria yang mendekatiku.” omel Ja Eun, pura-pura marah.

“Aku tidak suka melihat caranya memandangmu. Kau terus pakai cincinnya, kan? Haahh...kurasa ini adalah resikoku menikahi seorang Beauty Queen.” Tae Hee balas mengomel.

“I’M NOT A BEAUTY QUEEN! I’M A NATIONAL GODDESS!”, ujar Hwang (Baek) Ja Eun bangga, sambil mengibaskan rambut panjangnya. Saat itu Tae Hee sedang menjemput Ja Eun di kantornya, mereka berdua berencana untuk makan malam.

Dan saat itu, Tae Hee baru mengetahui perihal kehamilannya saat tiba-tiba Ja Eun pingsan dalam pelukannya saat mereka sedang berjalan menuju mobil. 


“Ja Eun-ah...Ja Eun-ah.,.” Tae Hee berseru panik saat istrinya mendadak pingsan dalam pelukannya, serta merta Tae Hee menggendong istrinya dan masuk ke dalam mobil dan langsung menuju Rumah Sakit.

"Selama Tuan Hwang, istri Anda sedang hamil. Saat ini usia kehamilannya sudah 3 bulan. Selamat, Anda akan segera menjadi seorang Ayah. Jaga istri Anda baik-baik agar jangan sampai kelelahan.” ujar Dokter Park Shi On padanya.

Tae Hee merasa seperti ada yang memukul kepalanya. Dia kehilangan kata-kata. Bayi? Apa yang dia bicarakan? Apa ini berarti bahwa Ja Eun hamil?

Tae Hee tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Tentu dia tahu kalau dia akan menjadi ayah suatu hari nanti karena dia sudah menikah, tapi dia tidak pernah membayangkan ini akan terjadi begitu cepat. 
Lagipula, bagaimana bisa dia tidak mengetahui kehamilan Ja Eun mengingat dia adalah suaminya dan mereka bersama setiap saat. Dan kenapa Ja Eun tidak mengatakan apapun soal kehamilannya? Beribu pertanyaan campur aduk dalam hatinya.

Tae Hee memandang istrinya yang sedang terbaring di tempat tidur pasien seraya menggenggam erat tangannya, dia melihat sebelah tangan Ja Eun diletakkan di atas perutnya seolah ingin melindungi bayi mereka.
Tae Hee meletakkan tangannya yang bebas di atas perut Ja Eun dan menggenggam erat tangannya yang ada di atas perut itu. Hatinya mendadak menjadi hangat. Dia menjaga Ja Eun di sana hingga akhirnya gadis itu sadar.

"Tae Hee Ahjussi...” bisik Ja Eun lemah saat menyadari Tae Hee duduk di kursi di samping ranjangnya dan menggenggam tangannya erat. 
“I Told you dont call me Ahjussi anymore. Call me Oppa, okay?" Tae Hee mengomel.

“Nde, arraseo. Aku masih belum terbiasa.” jawab Ja Eun sambil tersenyum polos. Tae Hee terdiam menatap istrinya, dia tak tau harus mulai darimana. 
“Ja Eun-ah, apa tidak ada yang ingin kau katakan padaku?” pancing Tae Hee lirih. Ja Eun terdiam sesaat, sebelum akhirnya menarik napas panjang dan berkata pelan.

“Tae Hee Ahjussi...Ah, maksudku, Tae Hee Oppa. Jadi kau sudah tahu, kan?” ujarnya lirih. Tae Hee hanya memandangnya tanpa berkata apa-apa. 
“Tahu soal apa?” pancing Tae Hee lagi. 
“Tahu kalau aku sedang hamil. I’m pregnant with your child.” jawab Ja Eun, membuat pengakuan. 
“Sejak kapan kau tahu?” tanya Tae Hee akhirnya. 
“3 bulan yang lalu.” jawab Ja Eun pelan, melihat Tae Hee menatapnya dengan ekspresi yang tak terbaca.

"Oppa...katakan sesuatu. Aku mohon." Ja Eun benar-benar gugup sekarang. Tae Hee bisa melihat itu dimatanya.


"Kenapa kau tidak memberitahuku? Kau menderita seorang diri dan aku bahkan tidak tahu! Kenapa kau menyembunyikan semua ini dariku?" Tae Hee tidak tau kenapa dia begitu marah.

"Kupikir bayi ini akan menjadi beban untukmu. Kupikir kau tidak mengharapkan seorang bayi saat ini. Kau sangat sibuk dengan ujian akhir menjadi Jaksa. Oppa, aku..." Ja Eun tidak sempat melanjutkan kata-katanya, Tae Hee sudah lebih dulu memotongnya.

"Lalu apa kau berencana untuk menggugurkan bayi itu? Ja Eun-ah, kenapa kau tidak percaya padaku? Kenapa kau membuatku merasa seperti orang jahat? Bayi itu bukan hanya anakmu, dia anakku juga. Aku ayahnya, aku berhak tahu yang sebenarnya. Tapi kenapa kau menyembunyikan semuanya dariku?" Untuk pertama kalinya selama pernikahan mereka Tae Hee berteriak pada Ja Eun.

Tae Hee melihat Ja Eun sangat kaget, dia mulai menangis. Matanya dipenuhi penyesalan, rasa bersalah dan kesedihan. Tae Hee sendiri terkejut dengan apa yang dilakukannya.

Mereka terdiam selama beberapa saat lalu kemudian Ja Eun mulai berkata, "Bukan seperti itu! Tentu bukan seperti itu. Tapi bila ibu dan nenek tahu, mereka pasti menyuruh kita untuk pulang. Aku tidak ingin berhenti sekarang. Aku sudah jauh melangkah, aku ingin menjadi istri yang baik untukmu, istri yang bisa kau banggakan, tapi menjadi Animator terkenal juga adalah impianku. Lagipula, kau sedang sibuk ujian sekarang, aku tak mau menjadi bebanmu." Ja Eun berusaha menghentikan tangisannya saat mngucapkan kata-kata itu, tapi airmata tetap mengalir turun dari matanya.

Tae Hee sekarang tenggelam dalam rasa bersalah. Dia sudah mengucapkan kata-kata yang kasar pada Ja Eun dan bahkan sekarang Ja Eun tidak berani menatapnya. 

"Aku sudah bersumpah pada diriku sendiri tidak akan membuatmu menangis lagi. Tapi apa yang sudah ku lakukan? Sekali lagi aku membuatmu menangis. Andai saja kau bertemu pria lain yang tidak sedingin aku, sekarang pasti kalian akan melompat dengan bahagia mendengar berita yang hebat ini." pikir Tae Hee.

"Sejujurnya, saat aku tahu aku hamil, aku sangat takut aku tidak bisa menjaga anakku seperti yang terjadi pada ibuku, kau tahu bahwa Ibuku meninggal saat usiaku 2 tahun, kan? Aku tumbuh tanpa sosok seorang Ibu. Bagaimana jika...bagaimana jika aku tidak bisa menjaga dan melindungi anakku seperti ibuku?" Ja Eun menangis pelan.

Tae Hee langsung memeluknya erat. Dia tidak bisa mengatakan betapa dia sangat mencintai Ja Eun dan betapa bahagianya dia mendengar berita hebat ini, karena Tae Hee tidak bisa mengekspresikan perasaannya dalam kata-kata tapi pelukan ini mengekspresikan semua perasaannya.

"Ja Eun-ah, aku disini. Aku akan melindungimu dan bayi kita. Kau dengar aku ? Aku akan selalu disini, aku tidak akan membiarkanmu pergi lebih dulu meninggalkan aku. Jadi berhentilah menangis. Kau punya aku." Tae Hee berkata lembut sambil memeluknya erat. Mereka berpelukan di atas ranjang dengan Tae Hee yang perlahan mengusap airmatanya.

Beberapa saat kemudian Tae Hee melepaskan pelukannya dari Ja Eun dan menciumnya lembut. Tae Hee merasakan Ja Eun membalas ciumannya dan ini membuatnya lega. Walaupun dia tidak sering mengatakannya tapi Tae Hee sangat mencintai Ja Eun, Ja Eun membuat hidupnya menjadi lebih berarti, Ja Eun yang berhasil mengisi lubang kosong di hatinya selama ini.

"Jangan pernah berpikir kau akan menjadi beban untukku. Jangan pernah berpikir bayi ini akan merepotkanku. Ja Eun-ah, ini bayi kita." Tae Hee meyakinkannya.

Ja Eun kembali memeluk Tae Hee erat. "Tidak apa-apa. aku juga masih ingin memelukmu." seru Tae Hee dalam hatinya. 
Tae Hee memeluk Ja Eun semakin erat, merasakan panas di tubuhnya yang langsing yang sekarang mulai membuncit. Tangisan Ja Eun perlahan berhenti. Pelukan ini berlangsung selama beberapa menit.

"Tae Hee Ahjussi, aku mengandung anakmu." suara Ja Eun sekarang dipenuhi kegembiraan. Tae Hee tersenyum, tetap tidak melepaskan pelukannya. 
“Ahjussi? YAAA! I told you...” kata-kata Tae Hee terhenti. 
“Arraseo. Arraseo. Tae Hee Oppa, kan? Aku terbiasa memanggilmu Tae Hee Ahjussi, tidak mudah mengubahnya.” Ja Eun memotong kalimat Tae Hee sambil cemberut. Tae Hee tersenyum mendengarnya. 
"Kau sudah kembali menjadi Ja Eun-ku yang dulu." batin Tae Hee.

"Oppa, anakmu ada dalam perutku. Apa kau yakin kau sungguh-sungguh bahagia?', Ja Eun bertanya lagi. 
Tae Hee melepaskan pelukannya. Dia menarik napas dan menatap Ja Eun.

"Idiot. Apalagi yang kau pikirkan? Tentu saja aku bahagia. Ini bayi kita. Bayiku dari Baek Ja Eun, the National Goddess. Tentu saja aku bahagia!" jawab Tae Hee bangga. 
“Aku berharap dia akan secantik dirimu." lanjut Tae Hee lagi.

Ja Eun tersenyum bahagia. “Dari mana kau tahu kalau anak kita perempuan?" tanya Ja Eun manja. 
“Entahlah. Aku hanya merasa sudah terlalu banyak pria di Keluarga Hwang. Jadi aku sangat berharap anakku perempuan. Nenek dan Ibu juga pasti sangat senang bila mendapat cucu perempuan.” jawab Tae Hee dengan senyum manisnya.

Ja Eun tersenyum bahagia, Tae Hee hanya memandangnya tanpa suara. 
"Ja Eun-ah, kau sangat cantik bila tersenyum." pikir Tae Hee.

“Aku mungkin sudah pernah mengatakan ini, tapi aku ingin mengucapkannya sekali lagi. Ja Eun-ah, terima kasih kau sudah hadir dalam hidupku. Terima kasih karena kau mau menikah denganku. Saranghae, Hwang Ja Eun.” ujar Tae Hee lirih lalu kembali mencium Ja Eun mesra.

"Apa kau ingin makan sesuatu?" tanya Tae Hee setelah mereka selesai berciuman. Dia tahu wanita hamil pasti menginginkan sesuatu. 
" Apa kau akan membelikannya untukku?" tanya Ja Eun bersemangat.. 

Tae Hee mengangguk mantap. "Pasti. Apa pun untukmu, istriku." jawabnya sambil tersenyum. 
"Strawberri. Aku suka Strawberi yang kita makan di Peternakan." jawab Ja Eun gembira.

“Mwo? Malam-malam begini?” kali ini Tae Hee yang cemberut mendengar permintaan istrinya. 
“Kau bilang kau akan membelikannya untukku.” protes Ja Eun memelas. Melihat tatapan memelas Ja Eun, Tae Hee akhirnya menyerah.


“Arraseo. tidurlah dulu. Aku akan membangunkanmu setelah aku dapatkan Strawberrinya.” jawab Tae Hee lalu mendorong tubuh Ja Eun ke ranjang dan mengecup keningnya.

To Be Continued ……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Native Ads