Rabu, 28 November 2018

(Part 2) Favorite Scene & Favorite Quote from Legend Of The Condor Heroes 2017

Masih seputar William Yang Xuwen dan adaptasi terbaru dari serial wuxia TERFAVORITE penulis yaitu “Legend Of The Condor Heroes 2017”. Di antara trilogi Pendekar Rajawali, di antara semua karakter wuxia ciptaan Jin Yong (Louis Cha) dan bahkan di antara semua tokoh wuxia yang pernah ada dan pernah kutonton sebelumnya, karakter GUO JING dan HUANG RONG adalah karakter terfavoriteku sepanjang masa.

Begitu pula dengan “Legend Of The Condor Heroes” aka “Pendekar Pemanah Rajawali” yang adalah serial wuxia favoritku sepanjang masa. Sejak awal, aku memang menyukai karakter kedua pemeran utama yaitu Guo Jing (Kwee Cheng) dan Huang Rong (Oey Yong), karena Guo Jing adalah sosok Pahlawan (ying siung) sejati di mataku. Apalagi kalau aktor yang memerankan karakter Guo Jing adalah aktor muda yang berwajah pretty boy alias ganteng seperti William Yang Xuwen, makin suka aja deh ^_^ 

Kali ini, kita kembali pada “Favorite Scene and Favorite Quote” dalam “Legend Of The Condor Heroes 2017” yang dibintangi oleh aktor muda berbakat dan berwajah tampan, William Yang Xuwen dan lawan mainnya, Li Yi Tong. Ingin tahu apa saja adegan terfavorite penulis? Bagi yang ingin tahu, tak ada salahnya turut menyimak di bawah ini, tapi bagi yang tidak ingin tahu, buat apa kalian membaca artikel ini kalau memang tidak ingin tahu??? Masih dengan tema “Melamar Ke Pulau Persik”, berikut ini adalah scene terfavorite versi Penulis. Anda tak setuju? Well, this is my blog anyway, so I will write what I want to write. Let’s respect others opinions, especially the BLOGGERS ^_^






Setelah Huang Rong pergi meninggalkan Guo Jing saat mengetahui bahwa Guo Jing ternyata telah dijodohkan dengan seorang Putri Mongol, Guo Jing pun nekat mengejar sang kekasih ke Pulau Persik dengan satu tujuan untuk meminta maaf dan menjelaskan isi hatinya yang sebenarnya kepada gadis itu. 

Dalam versi terbaru 2017 ini, sekali lagi tercipta sebuah modifikasi manis yang super kreaif dari sang penulis skenario yang TIDAK MENGUBAH ALUR dan INTI CERITA, namun HANYA MENGUBAH URUTANNYA. Yaitu saat Huang Rong mengetahui bahwa Guo Jing telah dijodohkan dengan seorang Putri Mongol, seharusnya adegan tersebut ada di paruh akhir episode setelah adegan menyembuhkan luka di ruang rahasia, namun dalam versi 2017 ini DIMAJUKAN ke bagian awal cerita.


Dalam versi adaptasi terbaru ini, Huang Rong telah mengetahui perihal perjodohan Guo Jing dengan Sang Putri Mongol sejak awal. Bahkan Huang Rong sempat meninggalkan Guo Jing dan pulang ke Pulau Persik karena patah hati saat mengetahui kekasih hatinya telah memiliki tunangan. 

Hal ini membuat Guo Jing nekat datang ke Pulau Persik untuk menemui kekasih kecilnya dan menjelaskan isi hatinya yang sebenarnya. Walaupun niat awalnya adalah untuk mengantar nyawa, tapi kemudian niatnya berubah menjadi ingin melamar Huang Rong setelah tiba di sana.


Inovasi kecil yang super kreatif ini membuat serial ini terasa semakin manis dan romantis, karena membuat kedatangan Guo Jing ke Pulau Persik menjadi LEBIH BERKESAN. Kalau dalam versi-versi sebelumnya, Guo Jing melamar Huang Rong HANYA KARENA OU YANG KHE DATANG dan merasa terancam. Jadi Ou Yang Khe melamar lebih dulu, baru Guo Jing ikutan melamar.

Namun kali ini, GUO JING yang LEBIH DULU INGIN MELAMAR HUANG RONG. Dia sudah memutuskan bahwa yang ingin dia nikahi adalah Huang Rong, BUKAN Hua Cheng. Barulah tak lama kemudian, Ou Yang Khe datang dengan keinginan yang sama.


Jadi dalam versi 2017 ini, Guo Jing LEBIH DULU MENCURI START dan ini yang membuat karakter Guo Jing tampak lebih manis dan romantis dibandingkan versi yang sudah-sudah. Well, Guo Jing yang romantis inilah yang kusukai, sejak dulu, aku berharap karakter Guo Jing memang lebih romantis dan akhirnya baru kesampaian di versi terbaru 2017 ini. Udah ganteng, romantis pula. Biarlah Huang Rong-nya kurang cantik, yang penting Guo Jing-nya ganteng. Karena penulisnya cewek, otomatis yang paling penting dilihat adalah AKTOR-nya alias pemeran utama pria.


Oh ya, salah satu alasan yang membuatku suka banget dengan versi remake 2017 ini juga adalah karena karakter Guo Jing yang tak hanya polos, lugu dan baik hati, namun juga posesif dan romantis. Guo Jing-nya William Yang adalah Guo Jing paling romantis dibandingkan dengan Guo Jing yang lain (sejauh yang kuingat)

Dan berikut ini adalah beberapa adegan dan dialog paling memorable yang meninggalkan kesan mendalam hingga saking berkesannya, penulis bahkan mengingat setiap kata yang diucapkan oleh para tokoh (khususnya Guo Jing dan Huang Rong) dalam serial tersebut.



Ingin tahu? Let’s check this out below :
1. Guo Jing : “Aku tak mau belajar kungfu. Aku hanya ingin bertemu Rong’er. Berharap dia bisa memberiku kesempatan untuk menjelaskan.”

2. Chou Po Tong : “Apa kungfu Sesat Tua itu hebat?” 
Guo Jing : “Hebat.” 
Chou Po Tong : “Kungfumu hebat, tidak?” 
Guo Jing : “Tidak.” 
Chou Po Tong : “Lalu bagaimana mungkin Sesat Tua yang kungfunya hebat rela membiarkan putrinya menikah denganmu yang kungfunya biasa saja?” 

Jadi tujuannya Guo Jing berlatih kungfu agar Huang Yao Shi (ayah Huang Rong) memberikannya ijin untuk menikahi Huang Rong.


3. Guo Jing : “Aku tak mau berlatih. Aku mau pergi cari Rong’er.” 
Chou Pho Tong : “Tidak boleh.” 
Guo Jing : “Kenapa?” 
Chou Pho Tong : “Apakah kau benar-benar menyukai gadis bernama Rong’er itu?’ 
Guo Jing : “YA.” 
Chou Pho Tong :“Apakah kau benar-benar ingin menikahinya dan menjadikannya istri?” 
Guo Jing : “YA.” 
Chou Pho Tong : “Kalau begitu kau harus melamar pada Huang Yao Shi. Apakah kau sudah mendapat restu dari orang tua?” 
Guo Jing : “Ayahku sudah meninggal dan ibuku ada di Gurun.” 
Chou Pho Tong : “Apakah kau punya wali?” 
Guo Jing : “Tidak."
Chou Pho Tong : “Kau tak punya ini dan itu, lalu bagaimana mungkin Huang Yao Shi akan membiarkan putrinya menikah denganmu?”

( Kalau dalam versi William Yang, Guo Jing lebih dulu memiliki niat untuk melamar Huang Rong, bahkan SEBELUM Ou Yang Khe datang ke Pulau Persik untuk melamar. Kalau dalam versi yang sebelumnya, Guo Jing baru melamar SETELAH Ou Yang Khe datang untuk melamar. Jadi kalau yang dulu-dulu memberikan kesan “Andaikan Ou Yang Khe tidak datang untuk melamar maka Guo Jing TIDAK AKAN PUNYA NIAT untuk melamar.” Dipacari aja terus, bukan untuk dinikahi..)


4. Guo Jing : “Aku sekarang tidak berharap Rong’er pergi ke manapun bersamaku. Aku hanya berharap dia bisa memberiku kesempatan untuk menjelaskan.”

5. Guo Jing : “Rong’er, aku pikir seumur hidup takkan bisa bertemu denganmu lagi.” 
Huang Rong : “Jing Gege, kenapa kau ada di sini? Bukankah aku sudah menyuruhmu menunggu di dalam goa itu?” 
Guo Jing : “Kertasnya dimakan oleh Bocah Tua Nakal. Kau menulis apa, aku tidak sempat melihatnya.” 
Huang Rong : “Jing Gege, kau tak boleh terlalu lama di sini. Rong’er bawa kau pergi.” 
Guo Jing : “Rong’er, apa kau sudah tak marah padaku lagi?” 
Huang Rong : “Marah. Sangat marah. Tapi aku sangat takut Ayahku akan membunuhmu. Jadi cepatlah pergi!”


6. Huang Rong : “Jing Gege, setelah mengantarmu pergi. Kau jangan kembali lagi kemari. Kita berdua sebaiknya mulai sekarang tak usah bertemu lagi.” 
Guo Jing : “Tidak! Aku tak mau pergi!” 
Huang Rong : “Jangan bodoh! Cepat pergi!” 
Guo Jing : “Tidak bisa! Rong’er, aku sudah memutuskan, aku ingin melamarmu.”


7. Huang Rong : “Apa kau tidak ingin menjadi menantu pisau emas?” 
Guo Jing  : “Tidak! Aku tak pernah berpikir ingin menjadi menantu pisau emas. Semua ini Khan Agung yang mengaturnya, Ibu dan keenam guruku menyetujuinya. Aku tak tahu harus bagaimana.” 
Huang Rong : “Tapi bagaimana dengan Putri Mongol itu? Bagaimana kau akan mengatakan hal ini padanya?” 

Guo Jing : “Rong’er, Hua Cheng dan aku tumbuh besar bersama. Aku menganggap Hua Cheng seperti adik kandungku. Aku tak mau melihatnya sedih tapi aku juga tak mau menikah dengannya. Ini isi hatiku yang sebenarnya.”


8. Huang Rong : “Kakak Jing ingin bersama Rong’er. Rong’er juga ingin bersama Kakak Jing. Tidak peduli apa pun yang terjadi, kita tak boleh berpisah lagi. Kakak Jing, kau akan terus menggenggam tanganku hingga akhir dan tak melepaskan aku, kan?” 
Guo Jing : “Walaupun semua orang menentang kita, aku tetap ingin bersama denganmu.”

9. “Orang yang kucintai adalah Rong’er. Seumur hidup ini, aku hanya ingin bersamanya. Tentang pertunanganku dengan Hua Cheng, aku akan meminta Khan Agung membatalkannya.” ujar Guo Jing pada Huang Yao Shi, mengungkapkan perasaannya kepada Huang Rong kalau gadis yang dia cintai hanya Huang Rong seorang.


10. Huang Rong : “Ayah, aku mohon padamu lepaskan dia. Aku takkan bersamanya lagi. Rong’er takkan bertemu Kakak Jing lagi.” 
Guo Jing : “Rong’er, kau ini bicara sembarangan apa? Bukankah kita sudah berjanji akan selalu bersama selamanya? Hari ini, walaupun aku harus mati di sini, aku tetap ingin bersamamu.”


11. Guo Jing : “Rong’er, ayahmu tidak menyulitkanmu, kan?” 
Huang Rong : “Ayahku ingin aku menikah dengan Racun Kecil.” 
Guo Jing : “Hah? Ayahmu menyuruhmu menikah dengan Racun Kecil?” 
Huang Rong : “Jing Gege, apa pun yang terjadi, aku pasti tidak akan menikah dengan Racun Kecil. Sudah kuputuskan, kita pergi bersama meninggalkan Pulau Persik.” 
Guo Jing : “Baik. Sekarang juga aku akan membawamu pergi."


12. Chou Pho Tong : “Tidak bisa. Tadi kita sudah bersumpah menjadi saudara. Jika kau pergi, aku akan mati di depanmu. Jika aku mati, kau juga harus ikut aku mati. Jika tidak, Langit akan menghukummu.” 
Guo Jing : “Kakak, sekarang ada Rong’er keadaannya berbeda. Aku benar-benar tidak bisa tinggal di sini dan menemanimu bermain.”

13. Huang Rong : “Guru, kenapa Guru bisa ada di Pulau Persik? Rong’er sangat merindukan Guru.”
Hong Chi Khong : “Merindukanku? Yang aku lihat kau hanya merindukan Kakak Jing-mu. Aku kemari demi Kakak Jing-mu."


14. Huang Rong : “Guru, Ayahku ingin aku menikah dengan Racun Kecil.” 
Hong Chi Khong : “Ayahmu ingin kau menikah dengan Racun Kecil?” 
Huang Rong : “Rong’er harus bagaimana?” 
Hong Chi Khong : “Menikah saja dengan Racun Kecil.” 
Guo Jing : “Guru, tidak bisa!” 
Hong Chi Khong : “Kenapa tidak bisa?” 
Guo Jing : “Karena guru tahu kalau aku menyukai Rong'er."


15. Guo Jing : “Rong’er, kau tenang saja. Walau ayahmu memukulku sampai mati, aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan Ou Yang Khe.” Ujar Guo Jing penuh tekad.



16. “Guru, kita ikuti saja apa kata Ketua Huang. Karena Ayah dan Ibu Rong’er menyukai musik, jadi sudah tentu ada soal seperti ini. Babak ini, walaupun aku kalah tidak masalah. Masih ada 1 babak lagi. Babak ketiga, aku akan berusaha menang kembali." ujar Guo Jing, menolak untuk menyerah sebelum bertanding.

17. Guo Jing : “Siapa yang mau belajar Ilmu 9 Bulan? Ilmu itu tak ada bagusnya. Tapi karena kitab itu, Kau mencelakai aku dan Rong’er, tak tahu kapan kami bisa bertemu lagi."

To Be Continued in Part 3...

Written by : Liliana Tan 
Credits Pict : WEIBO ON LOGO 
NOTE : DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads