Kamis, 22 November 2018

Sinopsis Lengkap : Legend Of The Condor Heroes 2017 (Ep 21)

Setelah Huang Rong pergi meninggalkannya saat mengetahui bahwa Guo Jing ternyata telah dijodohkan dengan seorang Putri Mongol, Guo Jing pun nekat mengejar sang kekasih ke Pulau Persik dengan satu tujuan untuk meminta maaf dan menjelaskan isi hatinya yang sebenarnya kepada gadis itu. Di Pulau Persik, Guo Jing tak sengaja bertemu dengan Bocah Tua Nakal – Chou Pho Tong yang terkurung selama 15 tahun di dalam gua. Tanpa disangka, si Bocah Tua Nakal menyukai kebaikan hati, kepolosan serta sifat luhur pemuda itu sehingga memutuskan untuk mengajarinya bermacam-macam ilmu seperti : “72 Tinju Kosong”, “Tangan Kiri Melawan Tangan Kanan” dan bahkan ilmu yang diinginkan dan diperebutkan oleh semua pendekar dunia persilatan yaitu “9 Bulan”.

Lantas bagaimana dengan niat awal Guo Jing untuk meminta maaf pada Huang Rong dan menjelaskan isi hatinya yang sebenarnya? Akankah Guo Jing bertemu dengan kekasih hatinya setelah beberapa waktu lamanya mereka tidak berjumpa? Apakah Huang Rong akan memaafkan Guo Jing dan bersedia mendengar penjelasannya? Dan apakah Huang Yao Shi akan memberi ijin putrinya untuk menemui Guo Jing setelah mengetahui bahwa Guo Jing telah memiliki tunangan? 






Dan kisahpun berlanjut... 
Sambil menunggu waktu 7 hari berlalu, Guo Jing sibuk berlatih kungfu di dalam gua bersama Chou Pho Tong. Di sisi lain, Huang Rong berpura-pura menjadi anak yang manis dan penurut untuk mengelabui sang ayah agar sang ayah tidak curiga saat nanti dia membawa Guo Jing keluar dari sana. Di tengah kerinduannya, Huang Rong memainkan wayang golek yang merupakan mainan favoritnya bersama Guo Jing.


“Jing Gege, 7 hari lagi, Rong’er akan membawamu keluar dari Pulau Persik.” Huang Rong bicara sendiri pada mainannya. 

“Tidak mau! Aku mau selamanya bersama Rong’er.” Jawabnya pada dirinya sendiri, berpura-pura menjadi Guo Jing. 

“Rong’er juga ingin bersama Jing Gege, tapi ayah Rong’er ingin membunuhmu.” Jawabnya pada dirinya sendiri, dengan ekspresi sedih.


Tiba-tiba saja terdengar langkah kaki Huang Yao Shi di depan pintu, Huang Rong segera menyimpan kembali mainan wayang goleknya dan berpura-pura menulis sebuah puisi yang nantinya akan dipersembahkan pada almarhum sang ibu. 


Melihat Huang Rong mendadak menjadi penurut, awalnya Huang Yao Shi sempat curiga, namun Huang Rong akhirnya dapat membuat sang ayah percaya dengan rayuan manisnya.

Huang Yao Shi pun berjanji di depan altar sang istri bahwa bila Huang Rong dapat melupakan Guo Jing, dia tidak akan membunuh pemuda itu. Karena bagaimanapun juga, Guo Jing adalah teman pertama Huang Rong (dan juga pacar pertamanya).


“Rong’er kita akan berusia 16 tahun, dia sama denganmu, sudah cantik sejak lahir, juga sangat pintar. Bagaimana mungkin aku rela membiarkannya menikah dengan orang bodoh? Jika Rong’er bisa melupakannya, aku juga tak perlu membunuhnya lagi. Bagaimanapun juga, dia adalah teman pertamanya Rong’er, jadi biarkan saja dia berada di Hutan Persik sendirian. Mengenai putri kita, aku pasti akan mencarikan seorang suami yang baik untuknya. Jika saat itu tiba, aku akan datang menemuimu dengan hati tenang dengan membawa kitab 9 Bulan. A Heng, tunggu aku.” Huang Yao Shi berbicara dengan mayat almarhum istrinya.

 Li Yi Tong as Huang Rong (Oey Yong) 2017.
Walaupun dia bukan Huang Rong tercantik tapi setidaknya bila dilihat dari angle yang tepat dan 
dalam adegan tertentu, Li Yi Tong masih terlihat imut dan manis seperti 
seorang gadis remaja berusia 15-16 tahun. 
Masih lebih pantes daripada Idy Chan (1988) dan Chou Sun (2003)

Note : Dalam novel maupun dalam berbagai adaptasinya, Huang Rong selalu digambarkan sebagai seorang gadis remaja berusia 15-16 tahun. Jika diibaratkan di Indonesia, usia 15-16 tahun kalau bukan kelas 3 SMP pastilah masih kelas 1 SMA (jika dihitung dengan prinsip Pendidikan Dasar 9 tahun di mana anak-anak baru mulai sekolah saat umur 7 tahun. Jadi umur 7 tahun baru kelas 1 SD. Dulu aku seperti itu soalnya. Gak tahu kalau anak-anak jaman sekarang mulai sekolah umur berapa. Yang pasti aku menghitung berdasarkan usiaku waktu sekolah). Jadi bila untuk karakter seorang gadis remaja kelas 3 SMP, bukankah IDY CHAN (Bibi Lung) TERLALU TUA? Begitu juga dengan Chou Shun 2003. Mereka berdua tampak seperti tante-tante girang yang DIPAKSA BERAKTING menjadi anak remaja kelas 3 SMP 0___0 Masak remaja usia 15-16 tahun wajahnya kayak TANTE GIRANG, sih? WAJAH GAK BISA BOONG !!! Elu cocoknya jadi Bibik aja, IDY T__T

Di dalam gua, Chou Pho Tong masih sibuk mengajari Guo Jing kungfu, hanya saja Guo Jing enggan berlatih. Guo Jing berkata bahwa dia tidak bisa fokus berlatih kungfu karena selalu terpikirkan surat yang ditulis oleh Rong’er.


“Ilmu senior sangat tinggi, mana mungkin aku berani meremehkan? Hanya saja, aku selalu terbayang surat yang ditulis Rong’er untukku. Meskipun tidak tahu “Tujuh hari lagi saat bulan purnama” entah apa kelanjutannya, tapi aku selalu merasa Rong’er ingin mengajakku bertemu.” Jawab Guo Jing dengan hati sedih.

“Semuanya adalah salahku karena terlalu bodoh, sehingga tidak bisa keluar dari Hutan Persik. Tapi itu membuat hatiku sangat kacau, tidak bisa berlatih dengan baik.” Lanjut Guo Jing, masih dengan raut wajah sedih.


“Aku tanya padamu, meskipun sekarang kau mampu keluar dari Hutan Persik dan bertemu dengan pujaan hatimu – Rong’er, apakah kau mampu membawanya pergi meninggalkan Pulau Persik?” tanya Chou Pho Tong. Lagi-lagi dia menggunakan Rong’er sebagai alasan agar Guo Jing mau berlatih kungfu. Chou Pho Tong tahu jika itu menyangkut Rong’er, Guo Jing pasti akan mendengarkan.

“Aku...” Guo Jing tak mampu menjawab. 

“Apanya yang aku? Kau bahkan tak mampu melawanku, bagaimana mungkin kau bisa mengalahkan Huang Yao Shi? Huang Yao Shi mana mungkin rela membiarkan putrinya menikah denganmu? Anak muda, kau harus berpandangan jauh ke depan. Berlatihlah baik-baik denganku. Hingga tiba saatnya nanti kau bertemu dengan pujaan hatimu – Rong’er, kalian berdua bisa pergi jauh. Ingin pergi sejauh apa, ya pergi saja.” Bujuk Chou Pho Tong, sekali lagi menggunakan Huang Rong sebagai alasan agar Guo Jing mau berlatih kungfu.


“Aku sekarang tidak berharap Rong’er bisa pergi ke manapun bersamaku. Aku hanya berharap dia bisa memberiku kesempatan untuk menjelaskan.” Jawab Guo Jing dengan tulus.

Dalam pikiran Guo Jing yang sederhana, dia merasa jika Rong’er tak mau memaafkannya, bagaimana mungkin dia bisa membawa Rong’er pergi bersamanya? Minta maaf dulu dan berikan penjelasan, hal lain baru pikirkan kemudian.

“Apa yang mau kau jelaskan? Kungfumu begitu buruk dan juga begitu bodoh. Bicara tidak jelas, bagaimana caramu menjelaskannya? Kau cepatlah berlatih kungfu yang kuajarkan, itu barulah benar.” Bujuk Chou Pho Tong lagi.


“Tapi...” Guo Jing ingin membantah, tapi Chou Pho Tong memotong kalimatnya. 
“Apanya yang tapi? Jika kau tidak bisa menang melawan Huang Yao Shi, sampai saat itu, bahkan kesempatan untuk bilang “tapi” pun tidak bisa. Ayo cepat berlatih!” potong Chou Pho Tong, membuat Guo Jing terdiam tanpa kata dan akhirnya menurut dan kembali berlatih.

Waktu 7 hari akhirnya tiba, hari ini adalah hari peringatan kematian Ibu Rong’er dan juga hari ulang tahun Rong’er. Huang Rong mengajak sang ayah untuk mencicipi masakan buatannya. Dia bertanya apakah masakannya enak dan Huang Yao Shi menjawab meski tidak seenak sang ibu tapi setidaknya masih bisa dimakan.

Huang Rong tampak cemberut mendengar jawaban sang ayah, “Selera ayah terlalu tinggi. Rong’er memasak untuk orang lain, orang lain memuji.” Jawab Huang Rong.

Mendengar Huang Rong menyebut “orang lain”, Huang Yao Shi mendapatkan firasat bahwa putrinya pasti membicarakan tentang Guo Jing. 
“Orang lain siapa?” tanya Huang Yao Shi penuh selidik. 
“Orang lain ya orang lain. Pokoknya orang lain selain ayah.” Jawab Huang Rong berkilah. 
“Kau ini, masih saja merindukan bocah bodoh itu.” sahut Huang Yao Shi dengan raut wajah tak suka. 

“Bocah bodoh yang mana? Rong’er tak mengerti maksud ayah. Ayah, ayo bersulang!” Jawab Huang Rong bersilat lidah seraya mengangkat gelasnya dan mengajaknya bersulang. Huang Yao Shi agak curiga pada awalnya namun akhirnya tetap meminumnya.

Di dalam gua, Guo Jing pun semakin tak tenang. Dia ingat bila 7 hari telah berlalu dan dia sudah tidak mampu lagi menahan kerinduannya. Akhirnya Guo Jing pun memutuskan bahwa tidak peduli walau dia harus terperangkap dalam Hutan Persik selamanya, dia harus pergi mencari Rong’er.
“Sudah 7 hari, aku tidak bisa di sini lagi. Aku ingin pergi mencari Rong’er.” Gumamnya dalam hati, setelah selesai berlatih.

Tapi sebelum meninggalkan gua, Guo Jing ingin lebih dulu berterima kasih pada Chou Pho Tong. 
“Senior, semua bantuanmu pada Guo Jing, Guo Jing berterima kasih.” Ujar Guo Jing lalu berlutut di hadapan Chou Pho Tong. Chou Pho Tong yang tidak menyukai segala formalitas, menyuruh Guo Jing cepat berdiri, tapi Guo Jing tidak bergerak sedikitpun.

 

“Pepatah mengatakannya “sehari menjadi guru, selamanya seperti orang tua”. Senior telah mengajariku banyak hal. Mengajari Guo Jing kungfu, juga mengajari Guo Jing bagaimana cara melamar dengan pantas kepada Ketua Huang. Budi ini akan selalu Guo Jing ingat dalam hati. Terimalah sembah Guo Jing.” Ujar Guo Jing dengan penuh kesungguhan dan ketulusan.

Chou Pho Tong yang tidak berhasil memaksa Guo Jing untuk berdiri akhirnya juga ikut berlutut dan balas menyembah Guo Jing, yang membuat mereka berdua akhirnya saling menyembah hahaha ^_^

Namun Guo Jing yang “bodoh” ternyata tidak sebodoh yang dipikirkan semua orang, saat Chou Pho Tong sedang lengah dan berbalik menyembahnya, Guo Jing memanfaatkan kesempatan ini untuk berlari keluar gua karena tahu bahwa Chou Pho Tong pasti akan berusaha menghalangi kepergiannya.


Note : Gue bilang juga apa, Guo Jing tuh aslinya gak bodoh, dia hanya lamban berpikir alias lola dikit hehehe ^_^

Sementara itu di rumahnya, Huang Rong juga sukses membuat Huang Yao Shi tertidur dengan pil tidur yang dimasukkan Huang Rong ke dalam makanannya.

Sesampainya di hutan Persik, Guo Jing terus memanggil nama Huang Rong dengan keras, “Rong’er! Rong’er!” berharap gadis itu keluar dan menemuinya. Tapi karena tidak mengenal formasi Hutan Persik, Guo Jing pun hanya berputar-putar di dalam hutan.


Di dalam gua, Chou Pho Tong yang tidak tenang membiarkan Guo Jing berkeliaran seorang diri di Hutan Persik akhirnya keluar menyusulnya. Huang Rong tiba di dalam gua tepat setelah Chou Pho Tong meninggalkan gua.

Saat akan mencari Guo Jing, kaki Chou Pho Tong tergigit oleh ular beracun milik si Racun Barat, Ou Yang Feng yang sengaja datang ke Pulau Persik bersama sang keponakan untuk melamar Huang Rong secara resmi.

Chou Pho Tong berteriak kesakitan akibat gigitan ular tersebut, suaranya yang keras dan berkumandang meminta tolong terdengar hingga ke telinga Guo Jing dan Huang Rong yang berada tak jauh dari sana. Mendengar suara Chou Pho Tong berteriak meminta tolong, Guo Jing spontan berusaha mencari asal suara itu dan berteriak memanggil Chou Pho Tong, namun justru dia melihat Huang Rong yang berdiri tak jauh darinya.



Melihat Huang Rong berdiri tak jauh darinya, spontan Chou Pho Tong pun terlupakan. Guo Jing seakan tak ingat lagi pada suara teriakan kesakitan si Bocah Tua Nakal. Guo Jing spontan berlari menghampiri sang kekasih dan memeluknya dengan erat penuh kerinduan.


“Rong’er!” ujar Guo Jing dengan hati dipenuhi kebahagiaan. Dia memeluk gadis itu dengan erat dan membisikkan ketakutannya saat berpikir mereka tak bisa bertemu lagi selamanya.


“Rong’er, aku pikir seumur hidup takkan bisa bertemu denganmu lagi.” Bisik Guo Jing penuh kelegaan seraya masih memeluk Huang Rong erat.


“Jing Gege, kenapa kau ada di sini? Bukankah aku sudah menyuruhmu menunggu di dalam gua itu?” tanya Huang Rong, menjauhkan tubuh Guo Jing setelah mereka berpelukan selama beberapa saat.

“Kertasnya dimakan oleh Bocah Tua Nakal. Kau menulis apa, aku tidak sempat melihatnya.” Jawab Guo Jing jujur dengan wajah menyesal.

 

“Jing Gege, kau tak boleh terlalu lama di sini. Rong’er akan bawa kau pergi.” Ujar Huang Rong tak tenang. 
“Rong’er, apa kau sudah tak marah padaku lagi?” tanya Guo Jing, berharap Rong’er-nya tak marah lagi.

“Marah. Sangat marah. Tapi aku sangat takut Ayahku akan membunuhmu.” jawab Huang Rong dengan jujur.


“Jing Gege, setelah mengantarmu pergi. Kau jangan kembali lagi kemari. Kita berdua sebaiknya mulai sekarang tak usah bertemu lagi.” Lanjut Huang Rong, memperjelas kata-katanya bahwa setelah Guo Jing pergi dari Pulau Persik, gadis itu ingin memutuskan hubungan di antara mereka.


Mendengar Huang Rong ingin mengantarnya pergi dan tak mau bertemu dengannya lagi, ekspresi Guo Jing langsung berubah sedih dan tak percaya, hatinya merasa bagaikan disayat.

Mereka baru saja bertemu kembali, bagaimana mungkin gadis itu sudah mengusirnya pergi? Apalagi berdasarkan apa yang dikatakan Huang Rong padanya, begitu Guo Jing pergi, maka takkan ada kesempatan bagi mereka untuk bertemu lagi.

 

Mengetahui maksud di balik kalimat itu, Guo Jing menolak tegas. Dia menggeleng dengan keras. 
“Tidak! Aku tak mau pergi!” jawab Guo Jing keras kepala. 
“Jangan bodoh! Cepat pergi!” usir Huang Rong sekali lagi.

 

Guo Jing meraih kedua tangan gadis itu dan menggenggamnya erat seraya berkata tegas dan penuh tekad, “Tidak bisa! Rong’er, aku sudah memutuskan, aku ingin melamarmu.” Ujarnya mantap dan penuh keyakinan, membuat Huang Rong hanya mampu menatapnya tak percaya.
 


Guo Jing dan Huang Rong akhirnya bertemu lagi dan Guo Jing pun telah memutuskan bahwa gadis yang ingin dia nikahi, ingin dia jadikan istri adalah Huang Rong, BUKAN Sang Putri Mongol – Hua Cheng. Bagaimanakah jawaban Huang Rong? Lalu bagaimana dengan nasib Chou Pho Tong?

Episode selanjutnya, Racun Barat dan Pengemis Utara sama-sama datang ke Pulau Persik dengan niat untuk melamar Huang Rong mewakili keponakan dan sang murid tersayang.

So, see you next episode...

Berikutnya : Episode 22

Blogger Opinion : 
Guo Jing akhirnya mengungkapkan niatnya untuk melamar Huang Rong dan ingin menjadikan Huang Rong istrinya, bagaimanakah jawaban Huang Rong? Apakah Rong’er akan menerima lamaran Guo Jing walaupun dia tahu bahwa Guo Jing telah dijodohkan dengan gadis lain? Kalau aku sih gak nolak ya hihihi ^_^ Walaupun ngelamarnya tanpa mas kawin, tanpa modal apa pun, tetep gak nolak kalau yang melamar William Yang hehehe ^_^ *blogger ngarep mode on* Bukankah yang terpenting adalah hati Guo Jing?


Dalam versi terbaru 2017 ini, sekali lagi tercipta sebuah modifikasi manis yang super kreaif dari sang penulis skenario yang TIDAK MENGUBAH ALUR dan INI CERITA, namun HANYA MENGUBAH URUTANNYA. Yaitu saat Huang Rong mengetahui bahwa Guo Jing telah dijodohkan dengan seorang Putri Mongol, seharusnya adegan tersebut ada di paruh akhir episode setelah adegan menyembuhkan luka di ruang rahasia, namun dalam versi 2017 ini DIMAJUKAN ke bagian awal cerita.


Dalam versi adaptasi terbaru ini, Huang Rong telah mengetahui perihal perjodohan Guo Jing dengan Sang Putri Mongol sejak awal. Bahkan Huang Rong sempat meninggalkan Guo Jing dan pulang ke Pulau Persik karena patah hati saat mengetahui kekasih hatinya telah memiliki tunangan. 

Hal ini membuat Guo Jing nekat datang ke Pulau Persik untuk menemui kekasih kecilnya dan menjelaskan isi hatinya yang sebenarnya. Walaupun niat awalnya adalah untuk mengantar nyawa, tapi kemudian niatnya berubah menjadi ingin melamar Huang Rong setelah tiba di sana.


Inovasi kecil yang super kreatif ini membuat serial ini terasa semakin manis dan romantis, karena membuat kedatangan Guo Jing ke Pulau Persik menjadi LEBIH BERKESAN. Kalau dalam versi-versi sebelumnya, Guo Jing melamar Huang Rong HANYA KARENA OU YANG KHE DATANG dan merasa terancam. Jadi Ou Yang Khe melamar lebih dulu, baru Guo Jing ikutan melamar.



Namun kali ini, GUO JING yang LEBIH DULU INGIN MELAMAR HUANG RONG. Dia sudah memutuskan bahwa yang ingin dia nikahi adalah Huang Rong, BUKAN Hua Cheng. Barulah tak lama kemudian, Ou Yang Khe datang dengan keinginan yang sama. Jadi, Guo Jing ingin melamar Huang Rong atas inisiatifnya sendiri, bukan karena merasa "terancam" akibat lamaran Ou Yang Khe.

Jadi dalam versi 2017 ini, Guo Jing LEBIH DULU MENCURI START dan ini yang membuat karakter Guo Jing tampak lebih manis dan romantis dibandingkan versi yang sudah-sudah. Well, Guo Jing yang romantis inilah yang kusukai, sejak dulu, aku berharap karakter Guo Jing memang lebih romantis dan akhirnya baru kesampaian di versi terbaru 2017 ini.

 Guo Jing bahkan rela terluka demi melindungi Rong'er. So sweet ^_^ 
Pembuktian cinta di depan sang calon mertua.
Dan ini HANYA ADA di Guo Jing versi William Yang ^_^

Tapi, nih Guo Jing tega banget deh, awalnya ingin mencari Chou Pho Tong yang berteriak kesakitan akibat digigit ular beracun, tapi setelah tak sengaja bertemu sang kekasih pujaan hati di tengah Hutan Persik, Chou Pho Tong spontan terlupakan begitu saja. Guo Jing sibuk kangen-kangenan dengan kekasih kecilnya hahaha ^_^ Tega banget loe, William ckckck... Untung ganteng, ya hahaha ^_^

Written by : Liliana Tan 
NOTE : DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS !!! 
Credit Pict : WEIBO ON LOGO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads