Author : LIANA WIJAYA
Starring :
Joo Won as Hwang Tae Hee
Uee’s After School as Hwang (Baek) Ja Eun
Kim Hyun Joong as Dokter Yoon Ji Hoo
Jung Suk Won as Kim Jae Ha (Hwang Tae Hee’s Step Brother)
Foreword : Hwang Tae
Hee & Baek Ja Eun’s Mariage Life....
“You Are My Endless Love 4 – Ojakgyo Brothers
Fanfiction / Uee and Joo Won Fanfiction”
“CHAPTER
4 : The Baby’s Gender”
6th Month Pregnancy..
Hari
ini adalah hari ulang tahun Ja Eun, itu sebabnya Tae Hee sengaja meminta libur untuk agar bisa merayakan ulang tahun Ja Eun sekaligus menemani Ja Eun berkunjung ke dokter mengingat usia kehamilan Ja Eun yang
sudah menginjak 6 bulan, mereka berdua memutuskan untuk melakukan USG. Mereka
berdua sangat menantikan hari ini, sehingga walau Tae Hee sudah berusaha
menyembunyikannya, Ja Eun bisa melihat kalau suaminya sangat tegang hari ini.
Saat
mereka sampai di RS, Tae Hee dan Ja Eun duduk dengan tenang di ruang tunggu
menunggu nama mereka dipanggil. Tae Hee menoleh dan memandang Ja Eun lalu
menggenggam tangannya, Ja Eun tersenyum sambil meletakkan kepalanya di bahu Tae
Hee. Tiba-tiba Ja Eun merasakan bayinya bergerak dari dalam perutnya, dan itu
terjadi berulang-ulang selama beberapa saat, jadi dia memutuskan untuk
meletakkan tangan Tae Hee di atas perutnya.. Tae Hee memandang Ja Eun dengan
heran.
“Oppa,
Kau tidak merasakannya ?”, Tanya Ja Eun penuh harap. Bajunya tidak tebal jadi
Ja Eun berpikir Tae Hee pasti bisa merasakannya juga.
“Merasakan
apa ?” , Tanya Tae Hee bingung.
“Bayinya
bergerak“, Ja Eun terlihat kecewa karena Tae Hee tidak bisa merasakan anaknya
bergerak.
Tatapan
mata Tae Hee melembut “Aku harap aku bisa merasakannya, tapi sayang sekali aku
tidak bisa merasakan apa-apa”, Tae Hee terlihat menyesal.
Sebelum
Ja Eun sempat menjawab, perawat sudah memanggil mereka.
“Tuan
dan Nyonya Hwang, silakan ikut saya”, seru perawat itu, mengantarkan mereka ke
dalam ruangan dokter. Dokter itu menyerahkan sebuah baju pasien kearah Ja Eun.
“Nyonya
Hwang, tolong kenakan baju ini sebelum pemeriksaan”, setelah menyerahkan baju
itu, dokter itu pun pergi meninggalkan ruangan.
“Baik”,
Ja Eun menunduk berterima kasih lalu menoleh kearah Tae Hee dengan wajah
memerah.
“Tae
Hee Oppa, bisakah kau berbalik sebentar ?”, Tanya Ja Eun malu-malu.
“Ja
Eun-ah, ini bukan pertama kalinya aku melihatmu tanpa busana, aku sudah
berkali-kali melihatnya, jadi tidak perlu malu dan cepat ganti bajumu sebelum
dokter itu kembali “, jawab Tae Hee santai sambil tersenyum nakal.
“Atau,
kau ingin aku membantumu melepas bajumu ?”, goda Tae Hee lagi dengan tersenyum
tipis.
“YAAA
!!! Hwang Tae He, sejak kapan kau suka sekali menggodaku ?”, Ja Eun cemberut,
sementara Tae Hee hanya tertawa.
“Siapa
yang menggodamu ?? Aku benar-benar serius, aku bisa membantumu“, candanya lagi,
lalu mulai duduk dan membaca buku sambil menunggu.
“Oppa..”,
ujar Ja Eun malu-malu.
“Apa
?”, Tanya Tae Hee.
“Bisakah
kau membantuku mengancingkan ini ?”, Tanya Ja Eun malu-malu.
“Bukankah
sudah ku bilang kau pasti butuh bantuanku..”, goda Tae Hee untuk yang kesekian
kalinya seraya mendekat kearah Ja Eun.
“Lihatlah..
Istriku sudah terlihat seperti babi hahaha..”,canda Tae Hee setelah selesai
mengancingkan baju Ja Eun.
“Babi
apanya ? Bagaimanapun juga aku adalah Nation Goddess, Baek Ja Eun”, ujar Ja Eun
kesal.
“Lagipula,salah
siapa itu ?”, protes Ja Eun cemberut.
“Salah
kita berdua “, jawab Tae Hee seraya mencium bibir Ja Eun.
“Terserah
“, jawab Ja Eun masih kesal.
“Aiggoo,
istriku yang marah terlihat sangat manis“, Tae Hee kembali menggoda Ja Eun.
Saat
Tae Hee ingin mencium Ja Eun, dokter itu tiba-tiba masuk.
“Ehem..”,
seru Dokter itu sehingga membuat Tae Hee dan Ja Eun langsung menjauhkan diri
secara spontan seperti anak kecil yang tertangkap basah karena telah berbuat
nakal.
“Maaf
telah mengganggu kalian, tapi kurasa sekarang saatnya pemeriksaan. Kalian bisa
melanjutkan itu dirumah “, seru Dokter itu sambil tersenyum melihat mereka.
Tae
Hee dan Ja Eun merasa sangat canggung dan malu pada Dokter itu.
“Ok,
Nyonya Hwang, tolong berbaringlah di tempat tidur itu dan angkat sedikit bajumu“,
perintahnya pada Ja Eun. Ja Eun mengangguk dan dengan dibantu Tae Hee, dia berbaring
di tempat tidur.
Tae
Hee kemudian berdiri disamping ranjang istrinya.
Dokter
itu memasangkan beberapa kabel di computer dan menyambungkannya ke kepala Ja
Eun. Dia mengambil Jelly di tangannya setelah menyalakan monitor komputernya.
“Jelly
ini akan terasa sedikit dingin pada awalnya tapi lama-lama akan menghangat “,
ujarnya pada Ja Eun.
Saat
Dokter itu mulai mengoleskan jelly itu di perut Ja Eun, Ja Eun terkejut dan
spontan meremas tangan Tae Hee. Dokter itu hanya melihatnya sambil tersenyum.
Beberapa
saat kemudian muncul gambar putih di layar, Ja Eun tersenyum bersemangat saat
melihat gambar putih tersebut bergerak-gerak. Ja Eun menoleh ke atas untuk
melihat reaksi Tae Hee, dan dia melihat Tae Hee menatap gambar itu tanpa
berkedip. Tiba-tiba Tae Hee meremas tangannya seraya bertanya pada Dokter.
“Apa
itu anak kami ?”, Tanya Tae Hee seolah tak percaya.
“Tuan
dan Nyonya Hwang, aku dengan tulus mengucapkan selamat pada kalian, kalian
berdua akan mempunyai bayi perempuan yang cantik“,jawab Dokter itu sambil
tersenyum tulus.
Tae
Hee terlihat terkejut “Anak perempuan ? Kami akan punya anak perempuan ?’,
tanyanya lagi. Dokter itu mengangguk.
“Nenek
dan Ibu pasti akan senang mendengarnya.
Akan ada bayi perempuan di keluarga Hwang“, sahut Ja Eun.
Tae
Hee menatap Ja Eun sambil tersenyum “Aku sangat bahagia karena akan punya anak
perempuan yang cantik sepertimu, tapi kuharap dia tidak menuruti sifat keras
kepalamu. Masih ingat saat kau dengan begitu keras kepala membangun tenda di
depan rumahku ?? Aku tak mau putriku seperti itu.“, goda Tae Hee lagi.
"YAAA
!!! Hwang Tae Hee, saat itu aku tak punya pilihan. Bukankah kau yang menyuruhku
mengambil hati Ibu ??”, Ja Eun cemberut lagi, sementara Tae Hee dan dokter
hanya tersenyum.
“Tapi
aku tidak minta kau membangun tenda”, jawab Tae Hee cemas.
“Bisakah
kami minta foto USGnya Dokter ?? Ibu dan Nenekku pasti senang melihatnya”,
Tanya Tae Hee penuh harap.
“Tentu.
Akan kusiapkan”, sahut Dokter itu lalu meninggalkan mereka berdua didalam
kamar.
Begitu
dokter itu pergi, Tae Hee membantu Ja Eun bangkit dari tempat tidur dan
membantunya berganti baju. Setelah selesai membantu Ja Eun, Tae Hee langsung
mendaratkan ciuman manis di bibir Ja Eun.
“Terima
kasih sayang, kau membuat hidupku menjadi sempurna. Karena kau, aku merasa
sangat beruntung bisa dilahirkan ke dunia”, seru Tae Hee sambil menatapnya lembut.
“
AKU MENCINTAIMU HWANG JA EUN..”, tambahnya lagi.
“
Aku juga mencintaimu “, jawab Ja Eun.
“
Aku tau “, jawab Tae Hee.
“
Aku tidak sabar untuk memberitau semua orang”, seru Ja Eun bahagia.
Tae
hee tertawa “Baik. Baik. Tapi nanti saja setelah kita mengambil fotonya lalu
makan siang. Aku lapar “, ujar Tae Hee sambil tersenyum.
“Begitu
juga dengan kami. Oppa, karena ini hari ulang tahunku, kau harus mentraktirku makan enak ya”, jawab Ja Eun merayu seraya membelai perutnya dengan penuh kasih
sayang.
"Apapun yang kau inginkan, Sayang", jawab Tae Hee lembut.
Dongdaemun Market..
Dua orang gadis sedang berjalan dengan
asyik sambil mengobrol.
“Nam Suk-ah, apa kau tau kalau Ja Eun
sudah kembali dari Amerika ?? Dia menelponku beberapa bulan yang lalu dan
mengatakan kalau dia sedang hamil sekarang. Dia mencoba menelponmu tapi Ja Eun
bilang kalau ponselmu tak aktif terus”, seru seorang gadis pada temannya.
“Jeongmalyo ?? Ahhh, aku senang sekali
mendengarnya. Ja Eun berusaha menelponku ?? Ah Ra, Apa kau tidak bilang padanya
kalau ponselku hilang ?? Kau tidak memberitaunya nomerku yang baru ??”, tanya
gadis yang dipanggil Namsuk itu.
“Ahh, aku lupa kalau ponselmu hilang
jadi kukatakan padanya telepon saja lain kali. Lagipula saat itu aku sedang
tugas ke luar kota jadi tak bisa pulang menjenguknya”, jawab gadis yang bernama
Ah Ra itu.
“Menjenguk ?? Apa sesuatu terjadi pada
Ja Eun dan bayinya ??”, tanya Namsuk cemas.
“Nde.
Dia mengalami pendarahan karena kelelahan, tapi kurasa sekarang sudah baik-baik
saja”, jawab Ah Ra.
“Ah Ra, kita harus cari waktu
menjenguk Ja Eun. Eh, bagaimana jika sabtu ini kita ke Peternakan Ojak
menjenguknya ??”, tanya Namsuk lagi.
“Ide bagus. Ja Eun pasti senang
bertemu kita”, jawab Ah ra bersemangat.
Saat mereka berdua berjalan melewati
beberapa Cleaning Service yang sedang sibuk mengepel, Ah Ra berseru tertahan
saat dia mengenali salah seorang Cleaning Service yang ada disana. Dia menarik
lengan temannya dan menuding ke arah Cleaning Service itu.
“Hei, bukankah itu Lee Seung Mi ??
Putri Pembunuh dan mahasiswa yang masuk Universitas melalui Jalan Belakang.
Jadi sekarang setelah ayahnya dipenjara dia menjadi Cleaning Service ??”, ujar
Ah Ra seraya menuding salah seorang Cleaning Service.
“Benar. Dan ayahnya yang keji itu,
Kepala Polisi Lee Khi Chul, malah mengkambing hitamkan ayah Ja Eun, Paman Baek
In Hoo dengan menuduhnya bahwa paman Baek lah yang melakukan tabrak lari dan
juga menuduh Ja Eun yang masuk melalui jalan belakang, padahal dia sendirilah
yang melakukannya. Sungguh memalukan !! Hei, bagaimana jika kita hampiri dia
??”, tanya Namsuk iseng, Ah Ra mengangguk lalu mengikuti temannya kesana.
“Hei, Ah Ra, coba kau lihat siapa itu
?? Bukankah dia Lee Seung Mi ?? Gadis yang masuk Universitas melalui jalan
belakang tapi justru memfitnah orang lain..”, sindir Namsuk dengan suara keras.
“Benar. Bukan hanya itu, kudengar
ayahnya juga merupakan pelaku tabrak lari 28 tahun silam tapi dia malah menuduh
orang lain. Bukti dan saksi semua lengkap dan ku dengar sekarang ayahnya sedang
berada di penjara, dia di hukum seumur hidup atas tuduhan penyuapan, korupsi
dan tabrak lari hingga menyebabkan kematian. Lalu apa yang di lakukan putrinya
disini ya ??”, sindir Ah Ra lagi.
“Apa mau kalian ??”, tanya Seung Mi
dengan kesal, sambil menatap kesal mantan teman kuliahnya.
“Memang apalagi yang bisa dia lakukan
setelah ayahnya di penjara, harta kekayaannya di sita, dan dia di keluarkan
dari kampus karena terbukti menyuap Rektor ?? Tentu saja dia harus bekerja
supaya tetap hidup benarkan ??”, jawab Namsuk, menertawai Seung Mi.
“Yah benar. Dulu dia menertawai Ja Eun
saat Ayah Ja Eun menghilang dan mengalami kebangkrutan, saat Ja Eun di tuduh
masuk kuliah dengan jalan belakang, saat semua orang membenci Ja Eun karena
mengira dia masuk melalui suap, sekarang lihatlah bagaimana hukum karma
berlaku. Ja Eun sekarang sudah bahagia karena menikah dengan Officer Hwang Tae
Hee dan ku dengar sekarang mereka sedang menantikan kelahiran anak pertama
mereka, benar-benar membahagiakan. Tapi lihat gadis itu, hidupnya lebih parah
dari Ja Eun saat dulu Ja Eun sedang jatuh. Hei Nona, harusnya dalam melakukan
sesuatu kau ingat hukum karma lebih dulu”, jawab Ah Ra.
“Sudah selesai ?? Sekarang pergi dari
sini !!”, seru Seung Mi kesal lalu menyiram Ah Ra dan Namsuk dengan seember air
pel.
“Ahhh..Kau berani menyiram kami ??
kami adalah tamu disini. Satpam !!”, panggil Ah Ra tak terima.
“Akan kami pastikan kau akan dipecat
sekarang juga”, ancam Namsuk kesal.
“Dan sebelum aku dipecat, akan ku
bunuh kalian dulu”, ujar Seung Mi marah lalu menjambak rambut Ah Ra,
perkelahian pun tak terhindarkan. Mereka saling menjambak, mencakar, dan memukul
dengan seru.
Tak berapa lama kemudian beberapa
orang satpam menghampiri ketiga gadis yang sedang berkelahi itu dan mencoba
menghentikan mereka. Seorang satpam menarik tubuh Seung Mi menjauh, Seung Mi
meronta dan saat berusaha melepaskan diri dari cengkeraman para satpam itulah,
dia terjatuh ketanah dan tak sengaja mengenai pengunjung mall lainnya.
“Aduh.. Hei, hati-hatilah kalau
berjalan”, seru gadis itu saat tak sengaja Seung Mi menabraknya dan menindih
tubuhnya. Satpam yang melihatnya spontan menarik tubuh Seung Mi berdiri dan
membantu pengunjung mereka seraya meminta maaf.
“Maaf Nona, Anda tidak apa-apa ??”,
tanya seorang Satpam pada gadis itu.
“Nde, Kwenchanaseyo..Kamsahamnida”,
jawabnya sopan seraya mengibas-ngibas bajunya yang kotor dan sedikit basah.
“Ja Eun-ah ??”, seru Ah Ra dan Namsuk
bersamaan lalu berlari memeluknya senang. Gadis itu hanya bengong karena
kebingungan.
"Hei, kurasa kalian salah orang. Aku
bukan Ja Eun”, jawabnya bingung saat tiba-tiba 2 orang gadis yang tidak dikenal
memeluknya erat sambil tersenyum senang.
“Baek Ja Eun, baguslah kau datang
kemari. Sekarang rasakan pembalasanku !!”, batin Seung Mi jahat lalu segera
mendekati mereka bertiga yang sedang lengah sambil membawa sapu dan
memukulkannya kearah Ja Eun.
“Auw..Hei, kau ini sedang apa ??”,
seru gadis itu seraya berlari menghindari kejaran Seung Mi yang berusaha
memukulnya dengan sapu.
“Cepat hentikan Cleaning Service gila
itu !!”, ujar Satpam lainnya, berusaha menghentikan Seung Mi yang bagaikan
orang gila terus menyerang pengunjungnya.
“Ah, cukup..cukup. Kau ini kenapa
??”,seru gadis itu saat Seung Mi memukulnya bertubi-tubi ke arah perutnya dan
dia sudah terdesak kearah dinding.
“Aku ingin kau dan anakmu mati”, jawab
Seung Mi jahat.
“Awas..”, seorang pria muda tiba-tiba
muncul dan melindungi gadis itu dari serangan Seung Mi.
“Hei, Lee Seung Mi, hentikan !!
Hentikan atau kami akan laporkan pada atasanmu”, ancam Satpam itu seraya
menangkap dan menyeret Seung Mi.
“Maafkan ketidaknyamanan ini”, ujar
mereka meminta maaf pada semua pengunjung itu.
“Mereka yang mulai lebih dulu. Aku tak
bersalah !! Lepaskan !!”, jerit Seung Mi saat para Satpam itu menyeretnya
pergi.
“Ja Eun-ah, kwenchana ??”, tanya Ah Ra
dan Namsuk, mendekati gadis itu.
“Apa kau baik-baik saja ?? Bagaimana
dengan bayimu ??”, tanya pria muda itu cemas, sementara gadis itu hanya bengong
menatap mereka.
"Bayi ?? Bayi apa ??”, tanyanya
bingung.
“Bayi dalam kandunganmu tentu saja”,
jawab pria itu sambil menunjuk perut gadis itu yang langsing.
“MWO ??”, ujar gadis itu bingung.
Ojakgyo Farm..
“Tae Hee-ah, chukanda.. Ja Eun-ssi,
Chukkaeyo. Saengilchukkae Hamnida juga untukmu Ja Eun-ssi”, ujar Tae Shik memberi selamat saat Tae Hee dan Ja Eun memberi tau
semua orang tentang bayi mereka.
“Tae Hee Hyung, Ja Eun-ah.. chukkae,
aku yakin anak kalian pasti akan secantik ibunya. Dan juga, selamat ulang tahun Ja Eun-ah..Aku rasa berita ini adalah hadiah yang paling sempurna untukmu kan ??”, ujar Tae Phil ikut memberi
selamat.
"Ne, Maknae Oppa, First Ahjussi, gomawo..", jawab Ja Eun malu-malu.
“Aigooo. Ja Eun-ah, kau benar-benar
pantas menjadi cucu menantu kesayangan Nenek, kau melakukan kerja yang hebat.
Akhirnya akan ada bayi perempuan di keluarga Hwang”, ujar Nenek senang, membuat
Ja Eun bersemu malu.
“Halmoni, harusnya Nenek juga
berterima kasih pada Tae Hee, karena kalau tanpa Tae Hee, Ja Eun takkan hamil”,
goda Hwang Tae Bum.
“YAAAA !! HYUNG..”, Tae Hee sontak
malu dengan kata-kata kakaknya.
“Benar. Benar sekali. Nenek harus
berterima kasih pada kalian berdua karena telah memberi Nenek cucu perempuan.
Benar apa kata Tae Bum, tanpa Tae Hee, Ja Eun takkan hamil”, ujar Nenek yang
disambut gelak tawa semua orang.
“Halmoni..”, Ja Eun berseru malu.
“Eomoni,
jangan membuat mereka malu lagi. Ja Eun-ah, makan yang banyak untuk kesehatan bayimu. Rumput laut ini juga baik untuk kesehatan, selamat ulang tahun Nak. Ibu harap kau dan bayimu, kalian berdua, akan di berkati Tuhan selamanya. Kau tidak tau betapa takutnya kami saat kau mengalami pendarahan, khususnya Tae Hee”, ujar Ibu lembut pada Ja Eun seraya menuangkan sup rumput laut ke dalam mangkuk Ja Eun. Ja Eun hanya menatap haru Ibu mertuanya.
"Eomoni, ini yang pertama kalinya dalam hidupku, ada seorang Ibu yang membuatkan rumput laut untukku di hari ulang tahunku. Kamsahamnida Eomoni.. Aku akan makan banyak untukku dan juga bayiku, aku tau rasanya tumbuh tanpa seorang Ibu, jadi aku tak mau anakku mengalami hal yang sama sepertiku. Kalian semua jangan cemas, aku akan melahirkan anak ini dengan selamat dan aku akan menjaganya baik-baik, dia akan tumbuh menjadi anak yang baik sesuai harapan kalian", jawab Ja Eun penuh haru, setetes air jatuh dimatanya. Ibu Hwang memeluknya Ja Eun dengan hangat.
“Aiggoo, kau akan segera menjadi seorang Ibu tapi masih saja cengeng seperti bayi. Baik..
Baik.. aku tidak akan menggoda mereka lagi. Tapi Ja Eun-ah, Nenek tidak sabar
ingin segera menggendong anak kalian”, jawab Nenek lagi sambil tertawa.
“Halmoni, 3 bulan lagi anak kami juga
akan lahir, jadi Nenek bersabarlah”, jawab Tae Hee sambil tersenyum.
“Tae Hee-ah, kau akan punya anak
perempuan, jangan lupa kau harus menjaga anakmu baik-baik. Menjaga anak
perempuan tak sama dengan menjaga anak laki-laki”, pesan Nenek pada Tae Hee.
“Aku tau, Nek. Aku akan berusaha”,
jawab Tae Hee seraya meremas tangan Ja Eun mesra. Lalu sisa makan malam itu pun
dilalui dengan tawa bahagia keluarga Hwang.
Setelah makan malam, Tae Hee dan Ja
Eun segera kembali ke kamar mereka. Awalnya Tae Hee ingin segera beristirahat,
tapi sepertinya Ja Eun punya rencana berbeda.
“Oppa, aku ingin nonton film”, ujarnya
merayu, Tae Hee hanya memandangnya bingung.
“Malam-malam begini ??”, tanyanya
bingung.
“Kita bisa melihatnya lewat DVD”,
jawab Ja Eun lembut sambil menatap Tae Hee penuh harap.
“Arraseo.. Kau ingin menonton film apa
??”, tanya Tae Hee menyerah, lalu segera berdiri menghampiri bufet tempat TV
dan DVDnya diletakkan.
“Mickey Mouse”, jawab Ja Eun penuh
semangat.
Akhirnya tanpa banyak kata, Tae Hee
langsung menurutinya. Usia kehamilan Ja Eun sudah menginjak 6 bulan, mereka
bilang wanita di usia kehamilan seperti itu pasti memiliki banyak tuntutan.
Setelah
filmnya sudah terpasang, Tae Hee kembali ke tempat tidurnya dan duduk bersandar
di samping Ja Eun. Tae Hee melirik Ja Eun lalu menyandarkan kepala Ja Eun di
bahunya seraya merangkul pundak Ja Eun mesra.
“Tae
Hee Oppa”, Ja Eun tiba-tiba memanggilnya.
Tae
Hee menoleh dan menjawab “ Hhmm..”
“Kita
harus memberinya nama”, ujar Ja Eun seraya meletakkan tangannya di perutnya,
tatapan mata Tae Hee mengikuti tangan Ja Eun lalu dia tersenyum seraya mencium
kening Ja Eun lembut.
"Tentu.
Kita harus memberinya nama”, jawabnya seraya meletakkan sebelah tangannya di
perut Ja Eun dan membelainya lembut.
“Bagaimana
dengan Tae Eun ??”, Tanya Ja Eun dengan mata berbinar
“
Tae Eun ?? Mksdmu Hwang Tae Eun ?”, Tanya Tae Hee tidak percaya.
Ja
Eun mengangguk bersemangat. “Apa kau begitu menyukaiku ?”,Tanya Tae Hee
tiba-tiba, membuat Ja Eun heran.
“
Apa itu perlu di tanyakan ?”, Tanya Ja Eun bingung.
Tae
Hee hanya tertawa. “Maksudku, apa kau begitu menyukaiku hingga ingin menamai
anak kita gabungan antara namaku dan namamu ?”, goda Tae Hee lagi.
Ja
Eun cemberut, merasa Tae Hee tidak menyukai idenya.
“Baiklah,
jika kau tidak suka maka..”, Tae Hee memotong kata-katanya.
“Siapa
bilang aku tidak suka ? Itu adalah ide yang sangat bagus Ja Eun-ah. Hwang Tae
Eun, nama yang bagus, nama itu akan membuat semua orang tau kalau dia adalah
anak kita’, jawab Tae Hee sambil tersenyum.
Seketika
wajah Ja Eun kembali berseri-seri. “Benarkah ? Kau suka ideku ?”, Tanya Ja Eun
tidak percaya. Tae Hee mengangguk mantap
“Aku
menyukainya”, jawab Tae Hee diiringi dengan seruan bahagia Ja Eun.
“dia bergerak. Oppa, dia bergerak. Sepertinya
putri kita menyukai namanya “, seru Ja Eun buru-buru meletakkan tangan Tae Hee
di perutnya.
Mata
Tae Hee melebar, ini pertama kalinya dia merasakan bayinya bergerak di dalam
perut istrinya.
“Dia
menyukai namanya“, ujar Tae Hee tersenyum seperti orang bodoh.
Tae
Hee lalu kembali menatap Ja Eun mesra dan perlahan menundukkan kepalanya dan mencium
bibir Ja Eun lembut, dalam sekejap filmnya terlupakan. Ciuman itu berlangsung
selama beberapa menit hingga Ja Eun tiba-tiba mendorong Tae Hee menjauh darinya
perlahan, membuat Tae Hee menatapnya dengan bertanya-tanya.
“Aku ingin kau bernyanyi untukku”, ujar
Ja Eun memelas.
“Haah..
Tapi kita sedang menonton film”, Tae Hee memprotes.
“Tapi
aku tak mau nonton film lagi, aku ingin kau bernyanyi untukku di dalam tenda
seperti hari itu. Rasanya romantis sekali”, jawab Ja Eun berseri-seri.
“Haruskah
di dalam tenda ??”, tanya Tae Hee memastikan. Ja Eun mengangguk mantap.
“Aku
ingin mendengarmu bernyanyi untukku di dalam tenda dengan kue tart yang ada es
krim dan strawberi di atasnya, persis seperti waktu itu”, pinta Ja Eun tanpa
bisa di bantah. Tae Hee hanya bisa menarik napas pasrah mendengar permintaan
istrinya.
“Oppa,
Tae Eun ingin mendengar ayahnya bernyanyi. Bernyanyilah untukku. lagipula, sekarang ulang tahunku kan ?? Kau belum membelikanku kue tart hari ini, jadi belikan sekarang dan nyanyikan sebuah lagu untukku”, Ja Eun
kembali memohon.
“Tapi
ini sudah pukul 10 malam. Dimana aku akan mendapatkan kue tart dengan es krim
dan strawberri diatasnya ? Lagipula jika kau ingin kue ulang tahun kenapa tidak katakan sejak awal ?? Tadi aku sudah menawarimu untuk membelinya, tapi kau menolak”, Tanya Tae Hee tidak percaya.
“Tapi
sekarang aku ingin mendengarmu bernyanyi sambil memakan kue itu”, Ja Eun tetap merengek.
Akhirnya Tae Hee pasrah dan mulai bangkit dari tempat tidurnya
“Baiklah,
Nyonya Hwang, akan ku dirikan dulu tendanya dan kubeli kuenya, setelah itu aku
akan bernyanyi untukmu”, serunya lalu berjalan keluar kamar, diiringi suara Ja
Eun yang berseru riang.
30
menit kemudian, Tae Hee mengetuk pintu kamarnya dan melongok ke arah Ja Eun
yang menunggu dengan tidak sabar.
“Tenda
dan kue yang kau minta sudah siap, ayo kita keluar”, ajaknya seraya menghampiri
Ja Eun dan memapah tubuh Ja Eun yang sudah membulat karena kehamilannya, Tae
Hee tau kalau Ja Eun sudah mulai kesulitan berdiri sendiri tanpa dibantu.
"Nde,
gomawo”, ujarnya sambil meraih tangan Tae Hee dan ikut keluar bersamanya.
Ternyata Tae Hee tak membangun tenda di halaman, dia membawa Ja Eun ke tepi
Sungai Han, dimana sebelumnya dia dan Ja Eun pernah berkencan disana dan dia
bernyanyi untuknya di malam tahun baru 2 tahun yang lalu.
“Sama
seperti waktu itu”, ujar Tae Hee lembut sambil tersenyum malu. Lalu berdua
mereka masuk ke dalam tenda dan duduk disana, dengan kue tart yang diminta Ja
Eun juga ada disana, menyala terang melalui lilin-lilin yang dipasang Tae Hee.
“Apa
aku harus bernyanyi sekarang ??”, tanya Tae Hee lagi.
“Nde, bernyanyilah sekarang”, pinta Ja
Eun lagi.
“Tapi aku tak bisa bernyanyi”, protes
Tae Hee.
“Aku tak peduli. Aku hanya ingin mendengarmu bernyanyi di hari ulang tahunku”, jawab Ja Eun dengan
mata berbinar, dan akhirnya, sama seperti waktu itu, Tae Hee pun kembali
bernyanyi untuk Ja Eun didalam tenda ditengah malam, hingga akhirnya Ja Eun pun
tertidur sambil bersandar di pundaknya.
"Saengilchukkae Hamnida Ja Eun-ah.. Saranghae !! Thank you for coming to my life. Thank you for marrying me. Thank you for giving me Our Little Princess. I love you so much and I always do", bisik Tae Hee lembut pada Ja Eun yang sudah tertidur di pundaknya. Tapi tanpa disadarinya Ja Eun masih bisa mendengar kata-katanya, hanya saja dia terlalu lelah untuk membuka matanya, dan hanya sebuah senyuman tersungging di bibir mungilnya.
Yoon Ji Hoo’s Mansion..
Yoon Ji Hoo mengingat pertemuan tak
terduganya dengan seorang gadis yang mirip Ja Eun. Dia terkejut bukan kepalang
dan hampir tak percaya jika ada 2 orang di dunia ini yang begitu sama persis.
“Kenapa perutmu jadi langsing ?? Apa
kau keguguran Ja Eun-ssi ??”, kenangnya saat itu, saat menyadari yang
membedakan mereka berdua adalah kehamilan Ja Eun.
“Kalian ini siapa ?? Aku bukan Ja Eun
!! Pergi sana !!”, ujar gadis itu kesal pada mereka bertiga lalu segera berlari
pergi dengan tergesa-gesa.
“That girl !! aku harus siapa tau dia
sebenarnya dan kenapa mereka berdua begitu mirip. Baek Ja Eun, kau benar-benar
membuatku penasaran”, batin Ji Hoo dalam hati dan berniat menyelidiki masalah
ini.
To Be Contibued ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar