Jumat, 14 Februari 2014

Valentine’s Snow (Snow Queen) – SS501 & Uee Fanfiction One Shot (Special Valentine Day)



Author : Liana Wijaya 

Starring :  
Kim Hyun Joong as Yoon Ji Hoo 
Uee’s After School as Kim Yui / Uee (Herself) 
Kim Kyu Jong as Himself 
Kim Hyung Jun as Himself 
Lee Min Hoo as Gu Jun Pyo 
Kim Joon as Song Woo Bin  
Kim Bum as So Yi Jung  
Jung Somin as HONG MO NAE ( VILLAIN / HATER / ANTAGONIST ) => WILL BE DEAD AT THE END OF THE STORY



“Valentine’s Snow (Snow Queen) – SS501 & Uee Fanfiction One Shot (Special Valentine Day)”




14 Februari 2000..
     “Pergi kau !! Kami tak sudi menerima kau dan anakmu di rumah ini”, ujar seorang wanita setengah baya dengan kasar dan kejam, wanita itu menyuruh pelayannya melempar seorang wanita muda dan anak perempuannya ke jalanan di malam badai salju yang dingin mencekam, mereka berdua berikut barang-barangnya.

     “Ibu..”, tangis anak perempuan berusia 6 tahun sambil memeluk ibunya ketakutan. Wanita yang dipanggilnya Ibu itu langsung memeluk putri kecilnya erat seraya memunguti barang-barangnya yang berserakan di tengah hamparan salju yang terus turun dari langit.

   “Jangan sampai kami melihat kalian muncul di rumah ini lagi”, seru wanita itu sebelum menutup pintu rumah itu dan membantingnya dengan keras. Wanita itu perlahan berdiri sambil menggandeng tangan mungil gadis kecilnya sambil menahan tangisnya.

      “Ibu, kita akan kemana ?? Dingin sekali”, rengek anak kecil itu.
   “Ibu tidak tau, Sayang”, jawab wanita muda itu dengan bingung sambil tetap menggandeng tangan gadis mungilnya sementara tangannya yang lain menyeret koper mereka. Dan itulah akhir dari mimpi indah wanita muda itu dan putrinya.

   Suami yang begitu di cintainya diam-diam berselingkuh dengan wanita lain di belakangnya selama 6 tahun lamanya, dan parahnya saat dia memergoki mereka berdua sedang tidur bersama, bukannya merasa bersalah, suaminya malah memintanya menanda tangani surat cerai dan lebih memilih bersama wanita simpanannya, yang ternyata dari hasil perselingkuhan mereka sudah memiliki seorang anak perempuan berusia 5 tahun.

      Wanita simpanan itu adalah seorang janda yang sudah memiliki 2 anak laki-laki dari pernikahan sebelumnya, entah apa yang membuat suaminya tergila-gila padanya dan lebih memilih wanita itu daripada dia, istri sahnya dan anak mereka yang masih berusia 6 tahun. Bukan hanya itu, hanya selang sehari setelah perceraian itu, wanita simpanan brengsek itu segera mengusir dia dan putrinya ke jalanan. 

     “Akulah yang seharusnya mengusir wanita itu dan anak-anaknya dari rumahku. Itu rumahku. Rumah yang sudah dirampasnya dariku. Dan dia juga sudah merampas suamiku. Tuhan, apa salahku sehingga harus mengalami ini semua ??”, batin wanita muda itu dengan perih sambil tetap menggandeng tangan putri mungilnya yang mulai menggigil kedinginan di tengah badai salju yang dingin mencekam.  

    “Happy Valentine Day. I Love You Honey..”, seru sepasang kekasih di ujung jalan dengan mesra saat sang pria memberi si wanita rangkaian bunga mawar yang sangat indah. Wanita muda itu hanya tersenyum miris melihatnya. 

     “Hari kasih sayang.. Entah sudah berapa lama aku tidak mendapat rangkaian bunga darinya. Entah berapa lama cintanya padaku sudah menghilang dan di gantikan oleh wanita itu..Hari dimana semua orang merayakannya dengan orang terkasih mereka adalah hari dimana kebahagiaanku sudah dirampas dengan kejam. Aku tidak akan pernah melupakan hari ini”, batin wanita itu dengan sakit di hatinya.

    “Yui-ah, kau dengar baik-baik.Hari ini ayahmu sudah mencampakkan kita, kelak apapun yang terjadi kau tidak boleh kembali padanya. Kau mengerti sayang ?? Mulai hari ini kau anggap ayahmu sudah mati, kau tak punya ayah lagi. Namamu sekarang bukanlah Hong Yui melainkan KIM YUI !! Dan kau juga harus ingat 1 hal, di dunia ini tak ada cinta sejati. JANGAN PERNAH MENCINTAI SESEORANG karena pada akhirnya orang itu hanya akan menyakitimu. CINTA ITU TAK ADA !! Di dunia ini tak ada yang namanya cinta”, wanita muda itu berlutut seraya menasehati putri kecilnya. Anak kecil itu hanya menangis melihat ibunya menangis, walau masih tak mengerti artinya, dia hanya bisa mengangguk pelan. Wanita muda itu menangis sambil memeluk putrinya, mulai hari ini mereka akan menghadapi kehidupan yang keras tanpa cinta. 

     14 Februari 2000 adalah hari dimana mereka berdua di usir keluar dari rumah mereka dan 6 tahun kemudian di tanggal yang sama, dimalam dimana hujan salju juga turun dengan lebat, 14 Februari 2006 wanita muda itu menghembuskan napasnya yang terakhir setelah sebuah mobil sedan hitam menabraknya dan melarikan diri begitu saja.  

    Yui (Uee) kecil yang malang, usianya baru 12 tahun ketika dia harus melihat ibunya meninggal tepat di depan matanya saat mobil itu menabrak ibunya dan membuatnya meninggal seketika. Yui kecil hanya bisa menangis pasrah, dia tau sejak itu hidupnya yang kelam akan segera dimulai. 

14 Februari 2010..
   “ibu, aku datang. Bagaimana kabar Ibu disana ?? Apa Ibu tau aku sangat merindukanmu ??”, ujar gadis muda itu sambil mengusap airmata di pipinya seraya meletakkan rangkaian bunga mawar ungu disana dan membersihkan butiran salju di atas makamnya.

    “Aku suka mawar ungu. Apa Ibu tau kalau mawar ungu melambangkan keabadian ?? Sama seperti cintaku pada Ibu yang akan abadi selamanya walaupun Ibu tak ada lagi disini bersamaku. Aku sayang Ibu. Sayang sekali...”, ujarnya dengan airmata mengalir di pipi. Kemudian dia menelungkupkan kedua tangannya di depan dada dan mengambil sikap berdoa, dia memejamkan matanya dan mulai berdoa dengan segenap hatinya, untuk arwah ibunya di Surga.

   Tak jauh dari sana, seorang pemuda tampan juga duduk berlutut di sebuah makam, memandang kosong makam itu dengan rasa sedih terpancar dimatanya. Di belakangnya, gadis muda itu berjalan melewatinya. Dia berjalan meninggalkan komplek pemakaman di atas bukit itu dan berjalan menuruni tangga demi tangga, tapi ternyata hujan salju yang turun malah semakin lebat. Gadis itu menengadah memandang hujan salju yang turun semakin lebat dari langit dan dia tau badai salju akan tiba tak lama lagi. Dia menghembuskan napas pasrah dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling wilayah itu dan senyumnya mengembang saat melihat sebuah gereja kecil tak jauh dari sana. 

    “Lebih baik aku menginap di gereja itu hingga badai saljunya reda. Aku tidak mau mati kedinginan di tengah hujan salju yang dingin mencekam”, putusnya lalu segera berlari kecil ke arah pondok itu.

    “Ada orang di dalam ?? Bolehkah aku menumpang masuk Tuan ?? Di luar akan ada badai salju, bolehkah aku menumpang sebentar saja ??”, tanyanya nyaring di depan pintu. Tak ada jawaban. Sekitar 15 menit dia menunggu dan tak ada jawaban sama sekali dari dalam gereja itu.

   Gadis itu mencoba membuka pintunya dan melongokkan kepalanya ke dalam, mengintip. “Sepertinya tak ada orang”, gumamnya pada dirinya sendiri saat menyadari tempat itu kosong.

   “Baguslah”, lanjutnya senang lalu segera masuk kedalam dan berlindung. Gereja itu tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Ada sebuah piano ditengah ruangan, tepat disamping altar gereja. Di depan altar itu ada beberapa kursi yang biasa di gunakan para jemaat untuk berdoa.

   “Rumah Tuhan..Tidak ada tempat yang lebih aman selain di Rumah Tuhan”, batinnya tenang, lalu dia berjalan kearah piano itu dan duduk diatas kursinya dan mulai memainkan sebuah nada. Merasa tak ada seorangpun yang akan mendengarnya, diapun mulai bernyanyi sambil memainkan piano itu. Suaranya yang indah ditambah melodi yang indah dari piano itu akan membuat siapapun yang mendengarnya terpana.  

“If there were no words 
No way to speak 
I would still hear you 
If there were no tears 
No way to feel inside 
I'd still feel for you 
And even if the sun refused to shine 
Even if romance ran out of rhyme 
You would still have my heart until the end of time 
You're all I need, my love, my Valentine 
All of my life 
I have been waiting for all you give to me 
You've opened my eyes 
And shown me how to love unselfishly 
I've dreamed of this a thousand times before 
In my dreams I couldn't love you more 
I would give you my heart until the end of time 
You're all I need, my love, my Valentine 
And even if the sun refused to shine 
Even if romance ran out of rhyme 
You would still have my heart until the end of time 
'Cause all I need is you, my Valentine 
You're all I need, my love, my Valentine”

( Jim Brickman - Valentine )

    Plok plok plok.. suara tepuk tangan menyadarkan gadis itu bahwa dia tidak sendirian di tempat itu, dengan terkejut dia menoleh kearah tepuk tangan itu berasal dan disana dia melihat seorang pemuda tampan bermantel putih sedang berdiri di pintu masuk dan memandangnya kagum.



    "Maaf, aku tidak bermaksud mengejutkanmu Nona. Aku sedang mencari tempat berlindung dari badai salju saat tiba-tiba aku mendengar suara merdu nyanyianmu dan alunan melodi pianomu. Maaf jika aku mengejutkanmu", ujarnya sopan. Gadis itu hanya menatapnya sekilas dengan dingin lalu kembali melanjutkan permainan pianonya.

   "Tidak apa-apa", jawabnya sedingin es. Pria muda itu terkesiap dengan sikapnya yang dingin, tidak biasanya ada gadis seperti ini. Biasanya para gadis itu selalu menjerit histeris bila melihatnya, bukan menatap dan bicara dengannya dengan nada sedingin itu. Sekilas  dia bisa melihat sorot mata yang penuh kesedihan dari mata gadis itu, Gadis itu kembali memainkan lagu yang lain.

   "Itu adalah simfoni ke 16, benarkan ??", tebak pria muda itu mencoba mencairkan suasana sambil berjalan semakin dekat. 
   "Benar", jawab gadis itu singkat.
   "Kau seorang seniman ??", tanya pria muda itu lagi.
  "Aku suka main musik", jawabnya lagi, masih singkat. Pria muda itu tersenyum tipis mendengarnya.

   "Aku juga suka main musik. AKu bisa main biola, piano, gitar, drum, harpa, dan masih banyak yang lain", pria muda itu membanggakan dirinya. Gadis itu bukannya terpesona tapi justru memandangnya dengan tajam.

    "Tidak bisakah kau berhenti bicara ?? Kau mengganggu konsentrasiku", ujarnya dingin lalu segera bangkit berdiri meninggalkan piano itu.

    "Maaf, aku hanya mencoba bersikap ramah. Badai salju di luar sana mungkin tidak akan berhenti semalaman dan hanya ada kita berdua disini, aku tidak mau jika kau takut padaku",ujarnya lagi. 

    Gadis itu hanya terdiam, tidak mengatakan apapun. Dan begitulah akhirnya, mereka terus duduk dalam diam dalam jarak yang berjauhan di sisi yang berseberangan di gereja itu. Pria muda itu hanya mengamatinya dalam diam.

     "Dia cantik, tinggi dan seksi, sempurna untuk seorang wanita. Hanya 1 yang kurang, dia begitu dingin dan tertutup. Sorot matanya bahkan lebih dingin dari salju yang turun di luar sana", batin pria muda itu.

     Setelah beberapa jam terjebak di dalam gereja kecil bersama seorang gadis seksi dan cantik tapi dingin itu, akhirnya badai pun reda. Gadis itu tersenyum tipis saat melihat dari balik jendela bahwa badai sudah berlalu. Jam di arlojinya pun masih menunjukkan pukul 7 malam.

    "Belum terlalu malam untuk kembali ke Seoul. Masih ada bus yang terakhir", batinnya senang. Lalu segera mengambil tasnya dan berjalan pergi dari sana, tanpa mengucapkan apapun pada pria muda yang ada bersamanya dalam gereja itu. Gadis itu bergegas pergi dari sana seolah tak ada seorang pun yang ada disana.

     Pria muda itu hanya memandangnya tak percaya. "Dia menganggapku seolah tak ada. Dingin sekali. Kupikir tak ada yang lebih dingin dari aku", batinnya tak percaya, lalu karena penasaran diapun mengikuti gadis itu diam-diam. Pria muda itu melihat gadis itu berdiri menunggu bus dengan cemas, dan saat bus itu datang dan gadis itu masuk ke dalamnya, dia tetap mengikutinya dengan mobilnya.

     Bus itu akhirnya berhenti di sebuah halte dan gadis itu turun tanpa tau bahwa dia di ikuti diam-diam, gadis itu melangkah masuk ke sebuah gang kecil, ke tempat pemukiman kumuh yang letaknya lumayan jauh dari bus itu berhenti tadi. Pria muda itu terus mengikutinya diam-diam dan saat melihat gadis itu berdiri di sebuah rumah mungil, betapa terkejutnya dia saat melihat ternyata ada seorang pria muda lain yang sudah menunggunya.

    "Akhirnya aku menemukanmu, Cantik. Apa kau tau betapa sulitnya menemukan rumah ini ?? AKu sama sekali tak menyangka di tempat kumuh ini tinggal seorang Bidadari Cantik", ujar pria muda yang berdiri di depan pintu itu. Pria muda yang mengikutinya diam-diam tercekat.

     "So Yi Jung, apa yang dilakukannya disini ??", tanyanya dalam hati.
     "Jika kekasihmu, Chu Ga Eul melihat Anda ada disini, dia salah paham Tuan. Pulanglah !! Walau aku miskin tapi aku masih punya harga diri, aku tidak mau di tuduh sebagai perebut kekasih orang. Karena aku tau bagaimana rasanya jika orang yang kita sayangi direbut oleh wanita lain", jawab gadis muda itu dengan dingin.

    So Yi Jung hanya tersenyum tipis. "Aku bosan dengannya.Sekarang aku menginginkanmu", jawab Yi Jung dengan rayuan gombalnya.
     "Jika kau bisa bosan dengannya, maka tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti kau juga bosan denganku. Maaf Tuan So Yi Jung, aku tidak mau jadi korbanmu berikutnya. Bawa kembali coklat dan bungamu. AKu tidak menginginkannya", jawabnya, tetap dengan dingin.

   "Ah, apa karena kau sudah mendapat banyak coklat hari ini ?? Atau karena coklatku kurang mahal ?? Bukankah sekarang hari Valentine ?? Kau gadis yang cantik, pasti ada banyak pria yang tertarik padamu kan ??", pancing Yi Jung.

   "Andai kau tau aku sangat membenci Hari Valentine. Selamat Malam", ujarnya lalu membanting pintu di depan hidung Yi Jung. Yi Jung hanya menatap kesal kearah rumah itu.
  
     "Sombong sekali. Kau pikir siapa dirimu, Kim Yui ?? Masih untung aku mau denganmu", ujar Yi Jung sombong lalu mulai melangkah pergi.
      
     Lalu saat di tikungan jalan, Yi Jung tak sengaja melihat temannya ada disana. Pria muda itu tak sempat bersembunyi saat tiba-tiba Yi Jung muncul disana.
     "Ji Hoo-ah, apa yang kau lakukan disini ??", tanyanya heran.
     "Bukan apa-apa. AKu memang mencarimu, kawan", Ji Hoo berdalih, tidak ingin Yi Jung tau bahwa dia sudah mengikuti gadis itu, Kim Yui, sejak di pemakaman hingga kemari.

    Beberapa hari berlalu sejak pertemuan pertama mereka, tapi entah kenapa Ji Hoo tak bisa melupakannya. Gadis itu benar-benar membuatnya penasaran. Bukan hanya karena secara fisik dia sempurna, tapi sikapnya yang dingin dan berani menolak si Casanova, Playboy F4, So Yi Jung benar-benar patut diacungi jempol.

     Saat semua gadis berlomba-lomba menyodorkan diri mereka pada Yi Jung, gadis itu justru berani menolaknya mentah-mentah. Dia mirip Jan Di, berani dan tegas, tapi Jan Di tidak dingin. Jan Di masih sering tersenyum dan ramah padanya. Berbeda dengan gadis ini, tak ada senyum di wajahnya, tak ada sapaan ramah, tak ada secercah kehangatan yang terlintas, hanya ada sikap dingin dan misterius.

    "Siapa kau sebenarnya ?? Apa yang membuatmu begitu dingin ?? Aku ingin lebih mengenalmu tapi bagaimana caranya ?? Kau benar-benar membuatku penasaran", batin Ji Hoo berpikir sambil berjalan pulang kearah motornya diparkirkan. Saat itulah dia melihat gadis itu tak jauh dari tempatnya berdiri,beberpa gadis lain berdiri di hadapannya seolah menghadangnya.

    "Apa maumu ??", Ji Hoo mendengar suara dingin gadis itu bertanya dengan datar.
    "Bagaimana mungkin seorang gadis miskin bisa sekolah di Shinhwa ? Apa ayahku yang membayar uang sekolahmu ?? Bukankah sudah ku bilang menjauh dari keluargaku ??", ujar salah satunya, HONG MO NAE dengan kasar. Ji Hoo tersentak. Dia mengenali HONG MO NAE adalah putri presiden Korea dari istri keduanya. Salah satu murid terkaya di Shinhwa selain F4.

    "Sepertinya kau lupa kalau ayahmu adalah ayahku juga. Dan andai saja Ibumu di wanita murahan itu tidak merebutnya dari ibuku, sekarang kami pasti hidup dengan bahagia", jawab Yui dengan dingin dan tanpa ekspresi.

     "KAU...", HONG MO NAE tak mampu berkata-kata.
    "Kau benar-benar tak tau malu. Ayahku tidak menginginkanmu dan ibumu, harusnya kalian menghilang selamanya dan tak perlu muncul lagi", serunya kasar.
  
     "Asal kau tau kalau ayahmulah yang datang mencariku dan memohon padaku agar aku bersedia sekolah disini. Jadi kenapa aku harus menolak jika dia yang memaksaku ?? Itu sudah menjadi kewajiban seorang ayah untuk menyekolahkan putrinya. AKU ADALAH PUTRI PERTAMANYA !!!", jawab Yui dengan ekspresi lebih dingin.

    "AKU BENCI PADAMU !!! Karena kaulah ibuku selalu menangis", ujar MO NAE dengan penuh kebencian.
    "AKU JUGA BENCI PADAMU !!! PADA IBUMU yang telah menghancurkan keluargaku. Pada Ibumu yang telah merampas ayahku dari Ibuku, padamu dan kakak-kakakmu yang telah merampas kasih sayang ayahku. Ibuku juga menangis, sejak hari dia melihat suaminya berselingkuh dengan ibumu, entah berapa banyak airmata yang sudah dia tumpahkan. Bahkan saat Ibuku meninggal, Ibumu melarang ayahku datang ke pemakamannya. AKULAH YANG HARUSNYA MARAH, BUKAN KAU !!!!", jawab Yui lebih dingin lagi. Ji Hoo tersentak. Tanpa sengaja dia mengetahui kebenarannya. Hatinya mendadak iba, gadis itu ternyata punya masa lalu yang menyakitkan.

   "Apa itu benar, Mo Nae ?? Ibumu yang telah merebut suami orang ??", tanya seorang temannya yang lain.
    "Dia bohong", sangkal Mo Nae.
     
    "Kau takut padaku kan ?? Kau takut ayah akan memintaku kembali ke rumah, kau takut aku akan menendangmu ke jalanan sama seperti Ibumu dulu menendangku dan ibuku ke jalanan ditengah hujan salju yang dingin mencekam ?? Aku akan merebut semuanya. Semuanya yang sudah kau rampas dariku. Kembalikan !!! Karena akulah yang lebih berhak. Jangan kau pikir aku takut dengan ancamanmu. AKu sudah dewasa, aku tak takut lagi pada siapapun sekarang. Semua penderitaanku harus kalian bayar", ujar Yui dingin menusuk, matanya berkaca-kaca menahan tangisnya. Kemudian dia melangkah pergi dari sana melewati Mo Nae dan teman-temannya, tapi sebelum benar-benar pergi dia sempat berbalik dan berkata.

   "Kecelakaan mobil yang menewaskan Ibuku 4 tahun yang lalu, jika ayah tau, dia pasti takkan ragu untuk menendang kalian dari rumah itu. AKu punya buktinya, jadi lebih baik jangan cari masalah denganku !!", seru YUI dingin dengan nada mengancam. Wajah MO NAE menjadi sepucat mayat, dia hanya diam membatu tanpa bisa berkata apa-apa.

   Ji Hoo melihat Yui berjalan cepat meninggalkan gerombolan gadis-gadis itu dan mengikutinya diam-diam seperti malam itu. Ji Hoo melihat gadis itu masuk ke ruang musik yang kosong lalu mulai menangis tersedu di tempat itu.
 
    "Ibu, aku tak kuat lagi. Sampai kapan aku harus berpura-pura kuat seperti ini ?? Sampai kapan aku harus mengenakan topeng dinginku ?? Aku tak kuar lagi harus berjalan sendiri, aku butuh seseorang untuk bersandar, seseorang yang bisa berbagi kesedihanku, tapi aku tak punya siapapun. Apa yang harus kulakukan ??", ujarnya ditengah isakan tangisnya. Ji Hoo tersentuh, sejak awal dia tau pasti ada sesuatu di balik sikap dingin gadis itu. Ji Hoo tak menyangka jika gadis ini jauh lebih malang dari dirinya.

   "Setidaknya aku masih punya F4 yang sudah kuanggap seperti saudaraku, tapi dia tak punya siapapun. Yui-ah, apa yang harus kulakukan untuk menolongmu ??", batin Ji Hoo sedih, perlahan membuka pintu ruang musik dan melangkah masuk mendekati gadis itu lalu menyodorkan saputangan padanya.

     "Tidak seharusnya seorang gadis menangis sendirian disini, bukankah seharusnya kau pulang ke rumah dan belajar ??", ujar Ji Hoo berpura-pura dingin sambil menyodorkan saputangannya. Gadis itu mengangkat wajahnya dan tersenyum miris melihat Ji Hoo.

    "Kau..Jadi kau juga bersekolah disini ??", tanyanya saat menyadari baju seragam Ji Hoo . Ji Hoo mengangguk singkat.
     "Terima kasih. Tapi aku tidak menangis. Mataku hanya kemasukan debu", sangkalnya walau jelas terlihat bulir-bulir airmata mengalir turun di pelupuk matanya.

     "Terserah apa katamu", jawab Ji Hoo, sudah bisa menebak sikap gadis ini.
     "Aku tak butuh saputanganmu, Terima kasih", ujarnya lalu mulai berdiri dan berlari. Ji Hoo hanya bisa menarik napas pasrah.    

    "Tidak bisakah kita berteman ?? bagaimana caranya agar kau bisa membuka hatimu ?? Aku sungguh ingin kau berbagi denganku", batin Ji Hoo sedih saat melihat gadis itu pergi tanpa menyentuh saputangannya.
   
     Esoknya, dia mulai menyelidiki gadis itu, Dia membayar mata-mata untuk menyelidiki masa lalunya, Ji Hoo tau jika gadis itu tidak mau bercerita apa-apa, jadi satu-satunya cara agar bisa memahami gadis itu adalah dengan menyelidikinya sendiri.
  
    "VALENTINE DAY.. Semua hal buruk terjadi padanya di Hari Valentine. Dia dan ibunya di usir di hari valentine, Ibunya kecelakaan dan meninggal di hari valentine, rumah panti asuhan tempatnya tinggal selama 2 tahun terbakar di hari valentine, dan kakeknya yang mengasuhnya setelah itu juga meninggal di hari valentine. Ada apa dengan tanggal 14 Februari ?? Pantas saja dia berkata kalau dia sangat membenci hari valentine", ujar Ji Hoo dalam hati saat membaca hasil penyelidikan mata-matanya beberapa hari kemudian.

   Ji Hoo melirik arlojinya dan mulai berjalan keluar rumah, menuju suatu tempat tanpa dia sadari kakeknya diam-diam mengamati. Setelah yakin cucunya pergi, pria itu perlahan masuk ke kamar cucunya dan memeriksa dokumen-dokumen yang bertebaran di atas tempat tidur Ji Hoo

   "KIM YUI.. Putri pertama Presiden. Jadi dia yang menarik perhatianmu selama ini ?? Gadis malang yang mempesona", batin Kakek Yoon.

501 Club...
       "Benarkah disini tempatnya ??", Ji Hoo melangkah sedikit tak yakin ke tempat itu. Saat matanya tengah sibuk mencari sosok yang dirindukannya, dia mendadak mendengat jeritan minta tolong dari arah ruang tunggu yang sepi. Merasa mengenali suara itu, diapun spontan berlari kesana dan apa yang di lihatnya sungguh membuat darahnya mendidih.

   Ji Hoo melihat seorang pria tua menindih tubuh seorang gadis muda yang terbaring di lantai dan berusaha membuka paksa pakaiannya. Gadis itu terlihat merinta dan melawan, airmata mengalir turun dari sudut matanya yang indah.

    "LEPASKAN AKU !!! TOLONGGGG !!!", teriaknya pilu, tapi mungkin karena suara musik yang keras, tak ada seorangpun yang datang menolongnya kecuali Ji Hoo.   
    "LEPASKAN DIA !!!", sentak Ji Hoo marah lalu spontan menghampiri pria tua itu dan memukulinya bertubi-tubi. YUI terduduk sambil menangis. Saat akhirnya pria itu terbaring kalah dengan lebam-lebam di seluruh tubuhnya karena pukulan Ji Hoo. Ji Hoo perlahan mendekatinya dan berkata lembut.

   "Kau tidak apa-apa ??", tanya selembut mungkin, YUI hanya mengangguk sambil menangis dan sedetik kemudian memeluk Ji Hoo erat dengan tubuh gemetaran.

    "Terima kasih. Jika tak ada kau, mungkin hidung belang itu sudah memperkosaku", isaknya menangis. Ji Hoo merasakan desiran di jantungnya saat gadis itu menangis dalam pelukannya, dalam sekejap jantungnya berdetak semakin kencang. 
    
     "Ayo kita pergi dari sini", ajak Ji Hoo pelan.
    "Tapi aku sedang bekerja", protes YUI menolak.
    "Tidak adakah tempat lain yang bisa mempekerjakanmu ??",Ji Hoo mendadak kesal saat mengingat pria tua itu hampir merenggut kesucian gadis ini.

    "Aku belum lulus SMU. Tidak ada tempat yang mau mempekerjakan seorang gadis lulusan SMP tanpa ijazah apapun", jawabnya lemah sambil tetap memeluk Ji Hoo.
    "Kenapa tidak minta tolong ayahmu ??", Ji Hoo memancingnya. Gadis itu terdiam. Dia kembali menutup hatinya. Perlahan dia melepaskan pelukannya lalu berdiri dengan tubuh masih gemetaran dan membungkuk memberi hormat.

    "Terima kasih sudah menyelamatkanku. Kau benar. Sebaiknya aku mencari pekerjaan lain. Lagipula tidak lama lagi bosku juga akan memecatku", ujarnya sopan, tapi tetap dingin dan datar. Ji Hoo perlahan berdiri, gadis ini sudah kembali mengenakan topeng dinginnya, Ji Hoo menyesal, andai saja dia tidak menyinggung soal ayahnya.

     "Akan kuantar kau pulang", tawarnya ramah. Gadis itu menggeleng sopan.
     "Tidak perlu. Terima kasih", ujarnya lalu berlari pergi.
     "Sulit sekali mendekatimu. Snow Queen..kurasa julukan itu cocok untukmu", batin Ji Hoo pahit.

    Dia baru saja akan keluar mengejar gadis itu saat melihat 2 orang pria muda yang lain sedang berjalan tergesa-gesa seraya menunjukkan sebuah foto pada setiap pengunjung yang ada disana. Ji Hoo mengenali 2 orang pria muda itu, KIM KYU JONG dan KIM HYUNG JUN, kakak HONG MO NAE dari pernikahan pertama Ibunya. Itu sebabnya marga mereka tidak sama.

    "Mereka adalah kakak tiri Yui, Mau apa mereka ?? Darimana mereka tau Yui ada disini ??", batin Ji Hoo penasaran.
    "Hyung, kau yakin Yui bekerja disini ?? Kenapa tak ada seorangpun yang mengenalinya ??", tanya pria yang lebih muda, Kim Hyung Jun, 17 tahun.

    "Aku tak tau Junnie. Dia seharusnya ada disini. Aku tidak ingin melihatnya bekerja disini. AKu ingin dia mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Sudah kutawarkan pekerjaan untuknya di galery So Yi Jung, tapi dia menolak. Dia membenci kita", ujar Kyu Jong dengan nada menyesal.

   "Bukan salahnya jika dia membenci kita, Hyung, Ibu kita sudah merebut ayahnya dari Ibunya dan menghancurkan keluarganya, dia dan ibunya pun sudah diusir dengan kejam oleh Ibu kita, siapa yang tidak benci dan sakit hati kan ??", jawab Junnie pengertian.

   "Ditambah lagi, Mo Nae memperlakukannya dengan buruk", tambah Kyu Jong sedih.
  "Dia gadis yang malang, dia tak punya siapa-siapa yang bisa melindunginya", lanjutnya lagi.      

    "Gallery Yi Jung ?? Jadi Kyu Jong ingin YUI bekerja di tempat Yi Jung ?? Untuk apa harus ditempat Yi Jung jika aku punya Yayasan Suam, dia bisa bekerja padaku", tiba-tiba sebuah ide melintas di kepala Ji Hoo.

    Paginya, Ji Hoo mencari YUI ke kelasnya tapi teman sekelasnya mengatakan dia tidak masuk hari ini. Seharian Ji Hoo tidak tenang, jadi begitu bel berbunyi dia segera menuju rumah mungil YUI di pemukiman kumuh tempat dia mengikutinya pertama kali. Dia mengetuk pintu itu dengan ragu, tak ada jawaban. Sekali, 2 kali hingga ketukan ketiga baru pintu rumah itu terbuka.

   KIM YUI muncul dari dalam rumah itu dengan wajah sepucat mayat. Dia sakit. Ji Hoo terkesiap. Wajah cantiknya berubah menjadi pucat dan tak bercahaya.
    "Kau sakit ?", tanyanya cemas.
  "Darimana kau tau rumahku ??", tanyanya lirih. Walau sakit tapi nada dingin dalam suaranya masih ada. 
    "Biarkan aku masuk. Aku akan merawatmu", bujuk Ji Hoo, memohon untuk masuk.
    "PERGI !!!", usirnya dingin.
    "TIDAK !!! Tolong jangan selalu minta aku pergi. Kau sedang sakit dan kau sendirian, tolong jangan keras kepala !!", Ji Hoo menolak tegas.

    "Tidak usah sok peduli padaku. Kita tidak saling kenal. Aku bahkan tak tau namamu", jawab YUI, dengan napas tersengal-sengal, dia bersandar di pintu.
     "Aku YOON JI HOO.. Setelah 3 kali pertemuan, aku baru mengenalkan diriku, maaf sekali lagi. Bolehkan aku masuk ??", bujuknya lagi, memohon.

   "TIDAK !! PERGILAH !! AKU TAK BUTUH SIAPAPUN !!", ujarnya, tetap dengan dingin. Tapi saat akan menutup pintunya, dia mendadak ambruk. Spontan pintunya terbuka lebar dan Ji Hoo dengan panik melangkah masuk.

   "YUI-ah, bertahanlah !!", ujarnya panik lalu menggendong gadis itu ke kasur. Dengan sabar Ji Hoo mengkompres keningnya, membelikannya obat, memasakkan bubur untuknya dan menungguinya dengan sabar. Ji Hoo menggenggam erat tangannya yang masih panas membara, demamnya masih belum reda dan gadis itu masih pingsan.

     "Tidak adakah yang bisa kulakukan untuk meringankan sedikit saja bebanmu ?? Tidak adakah yang bisa kulakukan untuk merobohkan tembok yang kau bangun di sekeliling hatimu ?? Snow Queen, berhentilah bersikap dingin padaku. Aku jatuh cinta padamu. Berilah aku kesempatan untuk sedikit saja menghangatkan hatimu yang dingin itu. Bisakah ??", ujar Ji Hoo lembut dan mencium bibir YUI saat gadis itu tertidur.

    Kenyataannya, YUI tak sepenuhnya tertidur, dia masih bisa mendengar suara Ji Hoo dan sadar saat pria itu mencium bibirnya lembut, hanya saja tubuhnya terlalu lelah dan sakit untuk memberikan reaksi apapun. Airmata menetes pelan sesaat setelah Ji Hoo menciumnya, dalam mimpinya, YUI Mengingat ucapan ibunya.

    "Kau harus ingat 1 hal, di dunia ini tak ada cinta sejati. JANGAN PERNAH MENCINTAI SESEORANG karena pada akhirnya orang itu hanya akan menyakitimu. CINTA ITU TAK ADA !! Di dunia ini tak ada yang namanya cinta", YUI mengingat kenangannya bersama ibunya saat usianya masih 6 tahun.

    "Benar. Di dunia ini tak ada yang namanya cinta. Aku tak percaya cinta itu ada. Cinta adalah sesuatu yang hampa yang hanya orang-orang bodoh saja yang mempercayainya, AKu tidak mau berakhir seperti Ibu. AKu tidak mau jatuh cinta jika pada akhirnya aku akan dicampakkan seperti Ibu. AKu tidak mau !!", batinnya perih sebelum benar-benar tertidur.

Mansion Presiden Hong...
   Kakek Yoon menunggu dengan tidak sabar di rumah Presiden Hong, orang yang dulu pernah menjadi sekretarisnya saat dia masih menjadi Presiden Korea kini sudah menjadi Presiden Korea menggantikannya.

    "Apa kabar Presiden Hong ", sapa kakek Yoon ramah saat orang yang ditunggunya muncul.
    "Tuan Yoon, lama tak jumpa", sapa sang Tuan Rumah.
    "Aku kemari karena ada hal penting yang ingin ku bicarakan. Ku harap kau kau bisa membantu", ujar Kakek Yoon penuh harap.

   "Oh, hal penting apakah itu ??", tanya Presiden Hong bingung.
  "Aku ingin mengikat tali keluarga denganmu. Bolehkah aku meminang Putrimu untuk cucuku, Yoon Ji Hoo ??", tanya Kakek Yoon tanpa basa basi.
  
   Tanpa mereka sadari, HONG MO NAE yang tak sengaja lewat di ruang tamu dan mendengar pembicaraan mereka tersenyum senang.
   "YOON JI HOO, salah satu dari F4 yang sangat di puja oleh semua murid di Shinhwa. Sekarang kau akan jadi milikku", batin MO NAE senang  lalu segera pergi dari sana untuk merancang pernikahan impiannya. Tapi yang dia tidak tau adalah BUKAN DIA yang diinginkan oleh Kakek Yoon.

Kim Yui's House...
  Pukul 10 malam, Yui tersadar. Dia menyadari sesuatu telah mencengkeram tangannya erat. Yoon Ji Hoo, pria itu telah menjaganya semalaman, sekarang tertidur di kursi di samping ranjangnya dengan kepala terbaring di samping tempat tidurnya. Yui memandangnya lembut, seketika topengnya terlepas.

    "Dia tampan dan dia sudah 3 kali menolongku. Yang paling penting, dia berkata dia jatuh cinta padaku, haruskah aku percaya ?? Semua orang tau jika dia pernah jatuh cinta pada Min Seo Hyun lalu Geum Jan Di. Pantaskan pria yang sudah patah hati 2 kali dipercaya ?? Bagaimana jika seandainya dia hanya menjadikan aku pelarian ?? Bagaimana jika seandainya dia hanya menginginkan tubuhku seperti pria di klub malam itu atau So Yi Jung ?", batin YUI berperang.

   Dia mulai tersentuh melihat semua kebaikan Ji Hoo tapi dia juga tak bisa percaya begitu saja, terlebih lagi setelah semua yang terjadi dalam hidupnya.
   Pengkhianatan ayahnya terhadap Ibunya yang berakhir dengan dilemparnya dia dan Ibunya ke jalanan tak bisa dilupakan begitu saja. Ayahnya sukses membuktikan bahwa CINTA SEJATI ITU TAK ADA. Pria tetaplah pria, mereka akan berpaling dari pasangan mereka saat mereka menemukan wanita lain yang jauh lebih muda dan menggoda. YUI menarik napas berat.

   "BENAR !! DI DUNIA INI TAK ADA CINTA !!! Aku tak boleh mencintai siapapun selamanya. CINTA HANYA AKAN MEMBUATKU MENDERITA !! Yui, kau harus membekukan hatimu, Dengan begitu, kau tidak akan terluka", Yui memutuskan.

   Perlahan dia membangunkan Ji Hoo dengan mengguncang-guncangkan badannya. Setelah beberapa kali guncangan, akhirnya Ji Hoo terbangun dan kaget saat Yui duduk diatas tempat tidur dan menatapnya dingin.

   "Dia masih menatapku dengan tatapan mata yang dingin", batin Ji Hoo menjerit, tapi dia menepisnya dan berusaha tersenyum saat menyadari Yui sedang sakit.

  "Bagaimana keadaanmu ?? Apa kau sudah baikan ?? Aku sudah siapkan bubur untukmu, biar kupanaskan dulu. Setelah makan bubur, kau harus minum obatnya", ujar Ji Hoo, bergegas kearah dapur dan menyalakan kompornya untuk menghangatkan buburnya.

   "Kenapa kau begitu baik ?? Harusnya kau biarkan saja aku sakit, Tidak perlu repot-repot merawat dan menjagaku, selama ini aku juga seperti itu", ujar Yui tetap dengan nadanya yang dingin.

   "Kenapa kau begitu dingin ?? kenapa kau tidak membiarkan orang lain membantumu ?? Manusia tak mungkin hidup sendiri, Nona", Ji Hoo balik bertanya seraya menghangatkan buburnya.

   "Aku tau. Aku hanya tak ingin bergantung pada siapapun", jawabnya dingin dan singkat.
   "Bagaimana caranya ?? Dengan memakai topeng dingin selamanya ?? Salju tak selamanya ada, jika musim dingin tiba salju akan mencair dan udara akan menjadi hangat. AKu sangat berharap bisa mencairkan salju di hatimu dan sedikit menghangatkannya",ujar Ji Hoo, terdengar tulus dan lembut, berharap bisa menyentuh hati gadis itu.

   Pada kenyataannya memang hati Yui tersentuh, tapi dia tak ingin menunjukkannnya. Dia sangat takut, takut akan bernasib sama seperti Ibunya. Setelah mencintai sepenuh hati, lalu kemudian di khianati dan di campakkan. TIDAK !! Dia tak mau itu terjadi.

      "NO MAN NO CRY !!!", itulah prinsip hidup Yui selama ini. Walau sejak pertama mereka bertemu di gereja kecil hari itu, Yui sudah merasakan sesuatu yang istimewa dari pria itu, tapi dia berusaha menekannya, berusaha membuangnya, karena dia tidak percaya pada cinta.

   "Biar aku hangatkan sendiri buburnya, kau pulanglah. Ini sudah malam, Sunbae !! Terima kasih untuk semuanya", usirnya sopan. Ji Hoo menarik napas pasrah, sepertinya memang tidak mudah untuk mencairkan hati si Ratu Salju, tapi dia tidak menyerah. Dia akan buktikan bahwa cintanya tulus dan bukan sekedar main-main saja dan dia akan menghangatkan hatinya yang dingin dan menggantinya dengan musim semi yang hangat.

    "Kau takut aku akan melukaimu sama seperti ayahmu melukai ibumu ?? Itu sebabnya kau menutup hatimu untuk siapapun ?? Jika memang itu benar, maka aku akan buktikan padamu kalau aku tidak sama dengan ayahmu. AKU JATUH CINTA PADAMU dan CINTAKU PADAMU ADALAH TULUS !!! Aku tidak akan menyerah sebelum aku mendapatkan hatimu. Selamat malam. AKu pulang !! Aku akan datang lagi hingga kau sembuh", ujarnya mantap lalu segera membawa mangkok berisi bubur itu ke meja kecil disamping tempat tidur Yui disertai dengan obat penurun panasnya.

    "Setelah makan buburnya lalu cepat minum obatnya. AKu pulang dulu. Selamat malam", ujar Ji Hoo lembut. Tanpa kata Yui mengangguk dan saat pria itu telah menutup pintunya, Yui menangis tersedu. Ji Hoo yang masih berdiri di depan pintu mendengar jelas suara tangis kesepian Yui.

    "Kau pasti sangat kesepian, benarkan ?? Kau bahkan lebih kesepian daripada aku. Tapi jangan khawatir, mulai sekarang kau memilikiku. Kim Yui, My SNOW QUEEN, aku akan mengubah airmata kesedihanmu menjadi tawa, aku akan menghilangkan musim dingin di hatimu dan menggantinya dengan musim semi. Itu janjiku", batin Ji Hoo saat berjalan meninggalkan rumah Yui yang kecil dan kumuh.

Shinhwa High School...
     Seluruh murid sekolah heboh dengan berita yang ditempel di papan pengumman oleh HONG MO NAE, disana tertulis bahwa dia dan Yoon Ji Hoo telah bertunangan dan mereka akan menikah setelah mereka lulus sekolah nantinya. Berita itu juga tak luput dari perhatian kedua kakaknya, Kim Kyu Jong dan Kim Hyung Jun juga anggota F4 yang berseru tak percaya.

    "MWO ?? Apa ini benar ?? YOON JI HOO ?? Jangan membuatku tertawa.Ini pasti bercanda. Kenapa kita sama sekali tak tau soal ini ??", protes Gu Jun Pyo kesal pada kedua temannya. Woo Bin  berpikir sambil mengamati papan pengumuman itu.

   "Ini sangat aneh. Kita tau kalau Ji Hoo sangat pendiam, tapi untuk hal sebesar ini, dia tidak mungkin merahasiakannya dari kita", ujar Woo Bin beranalisis.
    "YAAA !!! Kim Kyu Jong, MO NAE itu adikmu kan ?? Kalian punya ibu yang sama, benarkan ?? Apa kau tau soal ini ??", tanya Yi Jung penasaran.

   Kyu Jong tampak berpikir, beberapa minggu yang lalu memang dia melihat seorang pria tua mendatangi kediaman mereka dan bicara soal perjodohan tapi dia tidak menyangka sama sekali ini hasilnya.

    "Kakek Yoon memang datang ke kediaman kami, tapi aku masih sulit percaya jika dia yang mengatur perjodohan ini", jawab Kyu jujur.
     "Kenapa tidak ?? Aku mendengar sendiri pembicaraan antara Kakek Yoon dan ayah. Kakek Yoon ingin meminta anak perempuan Ayah untuk menikah dengan cucunya, Yoon Ji Hoo. Siapa lagi kalau bukan aku ??", ujar HONG MO NAE dengan percaya diri.

    "Oh ya ?? Dan apakah kau satu-satunya anak perempuan Ayah ?? Yakin sekali jika Kakek Yoon memilihmu ?", ujar Hyung Jun ragu. MO NAE gelagapan, dia tidak ingin berpikir kalau bukan dia yang dipilih oleh kakek itu.

   "Siapa lagi kalau bukan aku ??", seru MO NAE SOMBONG, merasa yakin dialah yang akan menikah dengan Ji Hoo.
   "Bagaimana dengan KIM YUI ?? Bukankah dia juga anak perempuan ayah dari istri pertamanya ?? Bagaimana jika seandainya yang dimaksud kakek Yoon bukan kau tapi dia ??", Hyung Jun bertanya dengan yakin.

   Entah kenapa walau gadis ini adalah adik dari ibu yang sama dengannya, dia tidak menyukainya sama sekali. Gadis ini sombong dan jahat, sejak kecil dia terlalu dimanja oleh ibu mereka karena merasa bahwa hanya dialah satu-satunya pengikat antara Ibunya dengan suaminya. Bahkan dia dan Kyu Jong tak pernah disayang oleh ibu mereka, mereka hanya diperlakukan seperti sampah.

   "Oppa, kau kakakku, seharusnya kau berada di pihakku", sindir MO NAE tajam.
   "justru karena memikirkanmu lah aku tak ingin kau terlalu sombong dulu. Jika ternyata bukan kau, bukankah kau akan jauh lebih malu ??", Hyung Jun berkilah.
   
    Saat semua orang sedang ribut itulah Ji Hoo datang mendekat dengan heran.
   "Ada apa ini ?? Kenapa kalian semua berkumpul disini ?? Bukankah kelas akan segera dimulai ??",tanyanya tak mengerti. Melihat kedatangan Ji Hoo, HONG MO NAE YANG SUDAH KEGATELAN langsung berlari kearahnya dan menciumnya di depan semua orang. Yoon Ji Hoo yang terkejut hanya bisa berdiri mematung, dia baru tersadar saat Kyu Jong memanggil nama gadis pujaannya.

    "YUI-ah, kudengar kau sedang sakit ?? Apa kau sudah sembuh ??", tanya Kyu Jong cemas. Mendengar nama Yui disebut, spontan Ji Hoo mendorong Mo Nae mundur.
     "Ini tidak seperti yang kau pikirkan.. kumohon jangan salah paham", ujar Ji Hoo seraya berjalan mendekati Yui yang menatapnya dingin. Ji Hoo melihat di sudut matanya, setetes air terjatuh, dalam tatapannya yang sedingin es tersirat luka dimatanya.

    "Yui-ah, sungguh..Ini tidak seperti yang kau pikirkan", Ji Hoo mencoba menjelaskan.
    "Oppa, apanya yang tidak seperti dia pikirkan ?? Kita akan menikah kan ?? Kakekmu datang menemui ayahku dan melamarku untukmu. Kau tunanganku sekarang", seru MO NAE dengan sok manja dan kegatelan. Mendengar perkataannya, hati Ji Hoo bagaikan ditusuk ribuan pedang.
    "APA ?? TIDAK !!! AKU TIDAK MAU MENIKAH DENGANMU !!! INI PASTI SALAH !!!", Ji Hoo menolak tak percaya. F4 pun sudah menduga ini hanya salah paham.
    
  "Tanya saja kakekmu jika tak percaya, tapi kau milikku sekarang", ujar MO NAE KEPEDEAN.
   "YUI-ah, percayalah padaku. Ini pasti hanya salah paham. Aku tak mungkin menikah dengannya. AKU MENCINTAIMU, YUI !!", seru Yoon Ji Hoo putus asa. Mencairkan hati Rati Salju sudah sangat susah, dia tidak mau usahanya sia-sia.  
   
    Semua orang tersentak mendengar pengakuan Ji Hoo di depan semua orang, F4 saling berpandangan, begitu juga Kyu Jong dan Hyung Jun, hanya Yui yang tetap memasang wajah dinginnya seolah tak terpengaruh sedikitpun.

    "SELAMAT !! KAU DAN IBUMU MEMANG SAMA SAJA.. KALIAN BERDUA PUNYA BAKAT MEREBUT MILIK ORANG. Semoga kau bahagia..", dan dengan kalimat sindiran yang dingin dan tajam itu, YUI berbalik menjauh dari keramaian. Begitu dia memalingkan wajahnya, topeng es-nya pun langsung pecah, airmata jatuh berderai di pipinya.

    "YUI-ah, TUNGGU DULU !!", ujar Ji Hoo mulai mengejar.
   "Oppa, kau mau kemana ?? Kita harus merayakan pertunangan kita kan ?", rayu Mo Nae berusaha menghalangi.
    "PERGI KAU !!! AKU BENCI MELIHATMU !! JANGAN  BERMIMPI AKU AKAN MENIKAH DENGANMU !!!", seru Ji Hoo tegas seraya menampik tangan Mo Nae dan berlari mengejar Yui.

   "Dasar pembohong !! Semua pria sama saja. Baru kemarin dia mengatakan jatuh cinta padaku. Baru kemarin dia mengatakan tidak akan menyerah mendapatkan cintaku, sekarang dia malah mencium gadis lain dan bertunangan dengannya. YUI-ah, harusnya kau tau bahwa semua pria sama saja. Mereka pembohong dan pengkhianat", isaknya dalam tangisnya.

   "YUI, dengar dulu !!", Ji Hoo akhirnya bisa mengejar YUI dan menarik tangannya agar berhenti, seketika Ji Hoo melihat airmata jatuh di pipi gadis itu, jatuh berderai dengan deras.

   "Harusnya aku tak biarkan tembokku runtuh. Harusnya aku tak percaya padamu. AKu kemari ingin mencoba membuka hatiku, ingin memberimu kesempatan. AKu lelah mengenakan topeng dingin ini terus menerus. Aku ingin bersandar, aku ingin mempercayakan hatimu padamu tapi kau justru menghancurkannya. Kau tak ada bedanya dengan ayahku", ujar YUI terluka.

   "TIDAK !! ITU TIDAK BENAR !! AKU MENCINTAIMU.. SUNGGUH !!!", bantah Ji Hoo.
   "Lalu apa itu ?? Kau menciumnya di depan semua orang", jerit YUI cemburu.
   "AKU TIDAK MENCIUMNYA !! Dialah yang tiba-tiba berlari lalu menciumku begitu saja, aku terlalu terkejut untuk melawan", Ji Hoo memprotes tak terima.

    "Tapi kau menyukainya", YUI tetap tak percaya.
    "TIDAK !! KAULAH YANG KU INGINKAN !! AKU HANYA INGIN KAU !!! SUNGGUH !!", Ji Hoo berkata lembut penuh cinta seraya menghapus airmata Yui dengan jarinya perlahan.

    "AKU MENCINTAIMU, KIM YUI !! HANYA MENCINTAIMU !!!", lanjutnya lagi lalu menarik dagu YUI, membuat gadis itu memandangnya dan perlahan mencium bibirnya lembut. YUI ragu pada awalnya tapi sedetik kemudian dia membuka mulutnya dan membiarkan Ji Hoo mencumbunya. Mereka berciuman cukup lama hingga airmata YUI mengering. Setelah keduanya kehabisan napas, Ji Hoo melepaskan ciumannya dan menatapnya lembut seraya berkata "Kau tidak akan menutup hatimu lagi kan ?? Tolong beri aku kesempatan. Aku yakin ini hanya salah paham. AKu tidak ingin menikah dengan orang lain selain dirimu", bisik Ji Hoo lembut.

    Yui terdiam dan menunduk. "Tolong jangan berikan aku tatapan dingin itu lagi. AKu ingin kau menatapku dengan lembut dan penuh cinta. Aku tak ingin hatimu selalu diliputi musim dingin. Tersenyumlah untukku, My Queen", pinta Ji Hoo seraya membelai bibir YUI dengan jempolnya.

    YUI perlahan mengangkat kepalanya dan memandang Ji Hoo. Kali ini bukan dengan  tatapan dingin lagi melainkan dengan tatapan penuh cinta yang diliputi kehangata. Ji Hoo tersenyum bahagia lalu memeluk kekasihnya erat. Tak Jauh dari sana, HONG MO NAE bersumpah akan merebut semuanya.

    "TIDAK AKAN KU BIARKAN KAU MENANG !!!", batinnya bertekad. MO NAE menunggu mereka berdua hingga pulang sekolah, dia membulatkan tekad akan memisahkan mereka apapun yang terjadi.

   "YOON JI HOO MILIKKU !! Bagaimanapun caranya harus jadi milikku !!", serunya jahat, saat melihat mereka berdua berjalan ke arah parkiran lalu saat YUI akan naik ke atas motor Ji Hoo, dia melihat saputangan terbang dari dalam tas YUI dan gadis itu berlari mengambilnya, saat itulah MO NAE mencengkeram erat kemudinya dan langsung menabraknya dengan mobilnya.

    Tubuh YUI tertabrak dan terpental dengan keras sebelum akhirnya terjatuh ketanah dengan berlumuran darah. "TIDAK !!!", jerit Yoon Ji Hoo histeris saat melihat kekasihnya terkapar berlumuran darah di tanah.

     "ITU MOBIL HONG MO NAE !!!!!", seru Kyu Jong mengenali si penabrak.
   "Aku akan mengejarnya", ujarnya lalu berlari masuk ke dalam mobilnya sendiri dan mengejar Mo Nae yang melarikan diri.
     "MO NAE, berhentilah !! Kau tidak boleh lari setelah menabrak orang. Kau harus bertanggung jawab", seru Kyu Jong di ponselnya sambil terus mengejar.
      "AKu ingin dia mati. Dia memang tak seharusnya ada di sunia ini", jawab Mo Nae JAHAT. Dan tepat saat dia menutup ponselnya, sebuah truk tiba-tiba melintas di depannya dengan kecepatan tinggi.

    "TIDAK !!!", teriaknya saat truk itu mulai mendekat. Tak mampu berputar arah, tak mampu keluar dari dalam mobil dengan cepat, mobil HONG MO NAE bertabrakan dengan truk itu dan meledak seketika. HONG MO NAE (Played By : JUNG SOMIN) MENINGGAL  DALAM PELARIANNYA SETELAH MENABRAK KIM YUI.

Seoul Hospital..
     Presiden Hong segera berlari ke RS saat mendengar kabar dari Hyung Jun dan Kyu Jong bahwa Yui, putrinya dari mantan istrinya sedang dalam keadaan kritis setelag MO NAE, putrinya dari istri keduanya menabraknya. Istri keduanya menolak untuk percaya bahwa putrinya bisa berbuat hal seperti itu. Dia berteriak tidak terima dan mengancam akan menuntut balik orang yang berani menagkap dan memenjarakan putrinya.

     "Banyak saksi yang melihat bahwa HONG MO NAE, putri anda yang menabrak Nona Kim Yui, tapi tenang saja, putri Anda tidak akan dipenjara walau sudah terbukti bersalah", seru salah seorang polisi. Mendengarnya, wanita itu tersenyum puas.

    "Benarkah ?? Awas saja kalau kalian berani memenjarakan Putri Presiden", ancam wanita itu.
   "Tenang saja, Nyonya. Dia tidak akan dipenjara karena kami tidak mungkin memenjarakan orang yang sudah mati", jawab polisi itu dengan santai. Wajah wanita itu mendadak pucat.
     "MATI ??", kalimat itu menusuknya bagai belati.

    "TIDAK !! TIDAK MUNGKIN !!! ITU TIDAK MUNGKIN !!! TIDAK !!!", teriaknya histeris sambil meratapi putri kesayangannya yang sudah meninggal. Dan akhirnya, wanita itu pun  harus terus menangis sepanjang sisa hidupnya. Dia menjadi gila karena kematian putrinya yang tidak terduga, dalam mimpinya dia melihat Ibu Yui muncul dan tersenyum puas karena sekarang dia memiliki teman.

      "Kau telah membunuhku, sekarang putrimu datang kemari menemaniku, Kurasa itu impas, benarkan ?? Hahahhaha...", dalam mimpinya, dia melihat Ibu Yui muncul dan menertawakannya. Sepanjang malam dihantui mimpi yang sama, walaupun dia tidak dipenjara karena telah membunuh Ibu Yui, tapi wanita itu harus dikurung selamanya di RS Jiwa karena mentalnya yang terganggu.

3 Tahun Kemudian....
     Ji Hoo meletakkan sebuket bunga Mawar Ungu Favorite Yui di dalam vas bunga lalu duduk disamping tempat tidur Yui. 3 tahun berlalu sejak kecelakaan itu terjadi, Yui masih belum sadar hingga hari ini. Dia terbaring koma di RS. Dokter pun sudah menyerah, mereka mengatakan secara medis seharusnya Yui sudah sembuh dan tak ada yang salah dengan lukanya, tapi entah kenapa dia masih belum sadar juga.

    "Sepertinya Nona Kim tidak ingin terbangun lagi. Mungkin baginya hidupnya terlalu menyakitkan sehingga dia memilih tidak ingin bangun lagi, tapi dia memang belum saatnya mati, itu sebabnya dia berada dalam kondisi seperti ini. Tak ada yang salah dengan tubuhnya, mungkin masalahnya ada dalam hatinya. Semangat hidup. Itu yang dia butuhkan sekarang. Tapi sepertinya dia tidak memilikinya", kalimat dokter itu terus terngiang di telinga Ji Hoo, dengan airmata menetes pelan, dia mengecup lembut kening Yui.

     "Apa yang harus kita lakukan Dokter ??", tanya Ji Hoo saat itu, sedih dan frustasi.
     "TIDAK ADA !!! Bila si pasien sendiri tak ingin bangun lagi, maka semua akan percuma. Mungkin hanya cinta dan dukungan dari orang-orang di sekelilingnya yang akan menyadarkannya. Pasien koma masih  bisa mendengar, teruslah bicara padanya. Kembalikan semangat hidupnya. Katakan padanya bahwa kalian sangat menyayanginya dan menginginkannya kembali bersama kalian. Bila dia tau bahwa ada banyak orang yang mencintainya, mungkin semangat hidupnya akan bangkit kembali. Percayalah bahwa keajaiban itu ada. Walau hanya 1% kesempatannya, tidak ada salahnya mencoba kan ??", ujar dokter itu. Ji Hoo terdiam pilu.

   "Sayang, kau tidur lama sekali. Apa yang kau lihat dalam mimpimu ?? Apa di dalam mimpimu ada aku ?? Kau tau, kau sudah tidur selama 3 tahun lamanya. Melewati 3 kali musim dingin, 3 kali  musim panas, 3 kali musim gugur, 3 kali musim semi, 3 kali Valentine dan 3 kali Hari Natal. Sekarang kami semua bahkan sudah lulus SMU. Kau tau tidak kalau aku mendaftar di Jurusan Kedokteran ?? Kau tau kenapa ?? Agar aku bisa mengobatimu, agar aku bisa menyelamatkanmu. Karena aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu. Bangunlah !! Buka matamu, Princess !! Tidakkah kau lelah terus tertidur seperti itu ?? Kau ini benar-benar malas", Ji Hoo terus mengajaknya bicara tak kenal lelah sambil menggenggam tangannya dan menangis tertahan.

   "Ji Hoo-ah, pulanglah !! Kau juga harus istirahat", ujar seorang pria muda disampingnya. Ji Hoo menggeleng pelan.
   "TIDAK, Woo Bin !! Aku ingin menemaninya. Aku ingin aku orang pertama yang dilihatnya saat dia membuka matanya", ujar Ji Hoo keras kepala.
   
    "Ini sudah 3 tahun. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan,bahkan Dokter pun sudah menyerah. lepaskan dia, Ji Hoo !! Biarkan dia pergi. Mungkin ini yang diinginkannya", ujar Jun Pyo ikut bicara.

    "TIDAK AKAN !! AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANNYA PERGI MENINGGALKANKU !!!", teriak Ji Hoo histeris, hatinya sakit bagai tersayat.
    "Tapi ini sudah 3 tahun", protes Yi Jung.

    "3 tahun, 30 tahun ataupun 300 tahun, aku tak peduli.  Kalian mengerti apa ?? Kau, Gu Jun Pyo, kau hidup bahagia dengan Jan Di dan kalian akan menikah. Kau, So Yi Jung, hubunganmu dengan Ga Eul juga sangat lancar. Bahkan Woo Bin akan bertunangan dengan Ha Jae Kyung. Tapi aku ?? Aku disini meratapi kekasihku yang terbaring koma entah sampai kapan. Aku lelah ditinggalkan. CUKUP SUDAH !!! Min Seo Hyun dan Geum jan Di, bagiku mereka sudah cukup. Aku tak mau kehilangan Yui lagi. TIDAK LAGI !!! DIA HARUS BANGUN !! AKU PERCAYA DIA AKAN BANGUN !! Karena AKU MENCINTAINYA !! AKU SANGAT MENCINTAINYA !!!",jerit Ji Hoo histeris. Dia benar-benar putus asa. Pernah sekali dia ingin menyerah dan melepaskan Yui. Pernah sekali dia berniat meminta Dokter menyuntik mati Yui karena berpikir inilah yang terbaik.

    Tapi hatinya menolak untuk menyerah.Dia bersumpah akan selalu disisi Yui apapun yang terjadi nantinya.
    "easy man..easy.. Kau sudah lelah, Ji Hoo. Pulanglah sebentar. Biar kami yang menjaganya", bujuk Woo Bin tenang. Ji Hoo tetap menggeleng.
      "TIDAK !!! Tinggalkan aku sendiri. AKu ingin berdua dengannya", jawab Ji Hoo tegas. F3 hanya bisa memandang pasrah. Akhirnya mereka menuruti keinginan Ji Hoo untuk meninggalkannya sendirian.

    Di samping jendela yang sedikit terbuka, seorang gadis cantik bergaun putih dengan rambut panjangnya yang berkibar mengamati ke 4  pria itu denga airmata menetes pelan. Pandangan matanya terpasung pada sosok pria muda yang menggenggam tangan seorang gadis yang terbaring di ranjang.

   "Pulanglah Yui.. Kembalilah ke tubuhmu. Sekarang belum saatnya kita bersama", ujar sesosok wanita yang lain lagi. Wanita bertubuh transparan itu menoleh pelan.
    "Aku takut, Ibu", jawabnya sambil menangis.
    "Apa yang kau takutkan Putriku ??", tanya wanita yang dipanggil Ibu itu.
    "Aku takut hidup sendirian tanpa Ibu, aku takut dia menyakitiku, aku takut kecewa. Aku takut semakin dalam cintaku, aku akan semakin terluka", ujar Yui menangis.
   "Jangan takut, Sayang..Ji Hoo tidak akan pernah menyakitimu. Tidakkah kau lihat dia begitu mencintaimu ?? Dan Ibu tau, kau juga mencintainya. Maafkan Ibu, sayang. Ibu yang salah karena telah mengubahmu menjadi seorang gadis berhati dingin.Sekarang saatnya musim dingin di hatimu digantikan oleh musim semi.Ji Hoo akan memberikan kehangatan yang kau butuhkan. Kembalilah !! Dia membutuhkanmu. 3 tahun dia setia menunggu. Tidakkah kasian padanya ??", bujuk roh Ibunya sambil memeluk Putrinya hangat. Roh Yui hanya menatap sedih kekasihnya yang tampak putus asa dan tersiksa.

13 Februari 2014..
   "Boleh aku buka mataku ??", tanya seorang gadis pada seseorang disampingnya. Tanpa perlu menunggu jawaban, kain yang awalnya menutupi matanya perlahan terbuka dan kini dia sedang berada ditepi danau yang memantulkan jutaan bintang di angkasa di airnya yang sejernih kaca.

   "Indah bukan ?? Aku ingin membawamu berenang diantara jutaan bintang. Berdua, kita akan mengarungi bintang di angkasa", ujar pria muda itu, Ji Hoo seraya mengerling nakal dan menggendong kekasihnya ke tengah danau dan menceburkannya ke dalam danau.

    "Ini adalah tempat rahasia kita, tempat yang hanya kau dan aku saja yang tau, sayang", ujar Ji Hoo romantis.
    "Kau gila !! Dingin sekali Oppa", seru gadis itu gemetar, saat Ji Hoo melepaskannya dan membuatnya berdiri ditengah danau. Gadis itu kini basah kuyup.

    "Dingin..sama seperti hatimu dulu. Dingin bagai salju. Tapi sejak hari kita bertemu, aku bersumpah aku akan menghangatkan hatimu yang dingin itu. Takkan ku biarkan hatimu diliputi musim dingin lagi, aku hanya ingin ada musim semi", ujar Ji Hoo bertekad tapi sangat lembut, menatap Yui dengan pandangan penuh cinta yang membuat gadis manapun meleleh di buatnya.

    "Aku mencintaimu, Yui.. Dan begitu cintanya aku padamu hingga aku mampu mempersembahkan bintang di langit untukmu", lanjutnya lalu menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya lembut. Sepasang kekasih yang dimabuk cinta itu berciuman dengan mesra di tengah danau di tengah pantulan cahaya bintang di langit. Setelah ciuman itu terlepas, Yui menatapnya nakal.

    "Aku ingin kau bawa bintangnya sekarang", candanya. Ji Hoo tersenyum teanng lalu menelungkupkan kedua tangannya dan memasukkannya ke dalam air lalu menampung airnya ke dalam kedua tangannya yang tertelungkup itu.

   "Lihat !! Kupersembahkan bintang ini sebagai bukti cintaku padamu", ujarnya sambil tersenyum nakal pada Yui. Yui tertawa melihat pantulan bintang-bintang dalam air di tangan Ji Hoo. Melihat gadisnya tertawa ceria, Ji Hoo semakin jatuh cinta, matanya lekat menatap Yui.

   "Kau cantik bila tertawa. Betapa inginnya aku melihatmu tertawa setiap hari", bisik Ji Hoo lembut yang spontan membuat pipi Yui memerah. Ji Hoo mengangkat wajah gadisnya dengan sebelah tangannya dan membelai pipi Yui lembut.

   "I Love your cheek..", ujarnya lembut. "I Love your nose..", ujarnya seraya menyentil hidung Yui.
    "I Love your eyes..", ujarnya sambil mengecup mata Yui.
    "And I addicted to your lips..",tambahnya semakin dekat lalu sambil membelai bibir Yui dengan jempolnya, Ji Hoo mencium bibir Yui lembut dan lama.

    "Oppa, aku kedinginan", ujar Yui disela-sela ciuman panas mereka, Ji Hoo tersenyum lalu menggendongnya keluar dari dalam danau dan membawanya ke dalam mobil.

     "Aku sudah persiapkan pakaian ganti untukmu. Ganti bajumu di dalam mobil, aku akan keluar. Besok aku punya kejutan lagi untukmu", ujar Ji Hoo lembut lalu meraih pakaiannya sendiri.
     "Apa besok kau ada waktu ??", tanyanya lembut.
     "Besok hari Valentine, benarkan ?? Besok adalah hari kematian Ibuku", jawabnya sedih.
     "Fine.. Aku akan menemanimu ke makam dan setelah itu kita pergi ke suatu tempat", ajak Ji Hoo lalu segera keluar dari dalam mobil setelah mencium tipis bibir Yui.

14 Februari 2014...
    Paginya, setelah mengunjungi makam Ibunya, Ji Hoo membawa Yui ke Everland, dia ingat bahwa Yui kecil tumbuh dalam kesepian dan dia bahkan tak pernah merasakan bermain di taman hiburan.

    "Everland ?? Why you bring me here ??", tanya Yui bingung.
    "Hari ini kita akan bermain sepuasnya. Kau tak pernah kemari saat kecil kan ?? Anggap saja aku sedang mengembalikan masa kecilmu yang hilang", jawab Ji Hoo tulus. Yui tersentuh mendengarnya.
    "Oppa..", ujarnya tak mampu berkata-kata.

    "Lets go !!", ujar Ji Hoo sambil menarik tangan Yui dan mengajaknya bermain seharian. Mereka tertawa dan bergembira bersama. Ji Hoo senang melihat wajah Yui yang tampak bahagia.

    "Are you happy with me ??", tanya Ji Hoo saat mereka selesai bermain roller coaster. Sepasang kekasih tersebut duduk sambil menikmati ice cream di tangan mereka. Yui mengangguk mantap.

   "Aku bahagia. Terima kasih untuk semuanya.Ini yang pertama kalianya setelah ibuku meninggal, aku bisa tersenyum bahagia. Semuanya berkat kau", jawab Yui sambil tersenyum manis.

  "Apa hatimu tak terasa dingin lagi ??", tanya Ji Hoo seraya menatap matanya dalam saat dia telah selesai menghabiskan ice creamnya.
  "Masih terasa dingin, hanya saja tidak sedingin duku", jawab Yui sambil meletakkan tangannya di dada.
   "Thats okay, aku akan menghangatkannya pelan-pelan", janji Ji Hoo. Lalu memeluk kekasihnya lembut, tapi sejurus kemudian ujung matanya menangkap sebuah pertunjukan di atas panggung yang terletak tak jauh dari sana. Sebuah ide muncul di kepalanya.

   "Tunggu disini sebentar. AKu akan kembali secepatnya", pinta Ji Hoo lalu segera melepaskan pelukannya dan melesat pergi meninggalkan Yui yang kebingungan. Tak berapa lama kemudian, terdengar suara seorang pria bernyanyi di atas panggung, tak jauh dari tempatnya duduk sekarang. Yui tercengang saat tau siapa pria yang bernyanyi di atas panggung itu.

"I open my eyes I see your face 
I cannot hide I can't erase
The way you make me feel inside
You complete me girl, that's why 
Something about you makes me feel 
Baby my heart wants to reveal 
I'm down on my knees, I'm asking you
Say these three words I wanna hear from you
 

Yes I will, take your hand and walk with you 
Yes I will, say these three words and promise too
Yes I will, give you everything you need 
And someday start a family with you

Yes I will, take your hand and walk with you
Yes I will, baby I promise you
Yes I will, give you everything you need 
And someday start a family with you
Oh yes I will
 

This is no ordinary love
And I can never have enough 
Of all the things you've given to me
You're My heart , my soul , my everything
Every night I thank you lord (I thank you lord)
For giving me the strenght to love her more
And more each day I promise her 
As long as I hear those three words


( Backstreet Boys - Yes I Will )


    Yoon Ji Hoo bernyanyi dengan penuh perasaan dan matanya terpaku pada Yui yang memandangnya shock tak percaya. Snow Prince, Yoon Ji Hoo bernyanyi untuknya di hadapan semua orang. Perlahan, dengan senyum menghiasi wajahnya, Ji Hoo turun dari atas panggung sambil terus bernyanyi dan membawa sebuket bunga Mawar Ungu di tangannya, menghampiri Yui yang terkejut.

"Yes I will, take your hand and walk with you
Yes I will, say these three words and promise too
Yes I will, give you everything you need
And someday start a family with you

Yes I will, take your hand and walk with you
Yes I will, baby I promise you
Yes I will, give you everything you need 
And someday start a family with you



I stand beside you, in everything you do
Wherever you go, whatever you do
Baby I'll be there (oh baby I will be there)
As God as my witness 
I will carry this through
Till death do us part, I promise to you

Yes I will, take your hand and walk with you
Yes I will, Baby baby yes I promise you
Yes I will, give you everything you need 
And start a family with you, baby 
Yes I will
Yes I will 
Yes I will, I promise you
Everything's gonna be all right 
It's gonna be all right"

    "Will you Marry Me, Kim Yui ??", serunya di microfon seraya menyerahkan Mawar Ungunya pada gadis itu. Yui terdiam shock. Jantungnya berdetak kencang, dia bahkan tak mampu bicara karena shock mendengar lamaran Ji Hoo. Dia hanya terdiam sambil memeluk erat Mawar Ungunya.

    "Answer Him !!", seru seorang pengunjung padanya.
    "What should I answer Him ??", tanya Yui bingung.
   "Just say to him "YES I WILL".. He looks so love you, young lady", ujar pengunjung lainnya.
    "Should I ??", goda Yui dengan tersenyum nakal. Ji Hoo tersenyum menyadari kekasihnya sedang menggodanya, dia lalu berlutut dan menyodorkan sebuah cincin bertahta permata ungu padanya dan mengulangi pertanyaannya.
    
   "I will asking you once again, WILL YOU MARRY ME, KIM YUI ?? I hope you will answer me "YES I WILL".. I will give you everything you need and someday start a family with you, just like I said in the song. So, what is your answer ??", Ji Hoo menunggu dengan cemas.

   "Tapi aku sangat dingin..", ujar Yui malu-malu.
   "Aku akan menghangatkanmu", jawab Ji Hoo mantap.
   "Aku yatim piatu dan tak punya siapapun", ujar Yui lagi.
   "Begitu juga denganku. Tapi kelak kita akan saling memiliki dan tidak akan kesepian lagi", jawab Ji Hoo tanpa ragu.

   "Do you love me ??", tanya Yui lagi.
   " I LOVE YOU VERY MUCH.. WITH ALL MY HEART AND WITH EVERYTHING I AM", jawab Ji Hoo mantap dan sungguh-sungguh.
   "And you love me too, right ??", lanjut Ji Hoo lagi. Yui mengangguk malu.
   " I LOVE YOU, Oppa", jawabnya dengan wajah memerah.
   "So, the answer is..", Ji Hoo masih berlutut menunggu jawaban.

   "YES I WILL !!!", jawab Yui dengan senyuman bahagia. Ji Hoo tersenyum bahagia lalu membuka kotaknya dan memasangkan cincinnya, lalu mengambil bunganya dari tangan Yui dan meletakkannya di atas bangku taman lalu berdiri dan menggendong Yui berputar-putar sambil tertawa bahagia.

   "HAPPY VALENTINE, MY LOVE !!! Mulai hari ini jika kau mengingat Hari Valentine yang kau ingat adalah kenangan indahmu bersamaku.Aku akan menghapus airmatamu dan menggantinya dengan senyuman. No More sadness, okay ? Thank you for accepting me.. I LOVE YOU VERY MUCH, SNOW QUEEN !!!", ujar Ji Hoo lalu memeluk dan mencium Yui dengan penuh cinta dan diiringi dengan tepuk tangan pengunjung yang melihat mereka dengan bahagia.

    "Happy Valentine Day too..Mana coklatku ??", tanya Yui malu-malu setelah ciuman itu.
    "I dont have chocolate but I Have the ring", jawabnya mesra lalu kembali mencium Yui.

TAMAT..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Native Ads