Kamis, 09 April 2015

Chinese Paladin 3 : Jing Tian & Xue Jian - Hujan Salju, awal dan akhir dari segalanya

Still with Hu Ge as Jing Tian dan Yang Mi as Xue Jian. Hujan salju, awal dan akhir dari segalanya. Diawali dan diakhiri dengan hujan salju, Jing Tian dan Xue Jian, pasangan yang sejak awal selalu bertengkar dan tampak tak akur ini, siapa sangka justru ditakdirkan untuk bersama. Pertemuan pertama di malam hujan salju saat mereka masih bayi, telah menjadi tanda bahwa kedua sejoli ini memang ditakdirkan untuk bersama. Walau setelah dewasa, pertemuan mereka diawali dengan pertengkaran, tapi karena takdir selalu mempertemukan mereka dalam setiap kesempatan, cinta pun tumbuh di hati mereka. Tapi tahukah kalian jika ada sebuah kisah cinta menyedihkan dibalik pertemuan mereka ?? Kisah cinta tak berbalas dari seorang Dewi cantik penghuni Kahyangan pada seorang Panglima Perang terkuat, Fei Peng yang harus menjalani hukuman reinkarnasi karena kecerobohannya. Bagaimanakah takdir mempertemukan kedua sejoli yang tampak selalu berdebat ini ?? So, let’s the story begin...


“Chinese Paladin 3 : Jing Tian & Xue Jian - Hujan Salju, awal dan akhir dari segalanya”








Jing Tian (景天) adalah seorang pemuda yang cerewet, mata duitan, suka berjudi, namun sebenarnya baik hati, setia kawan, lucu, playful, banyak akal dan dia memiliki keahlian untuk membuat barang-barang palsu mirip dengan aslinya, serta sangat mengerti tentang berbagai barang antik dan langka. Dia selalu bermimpi ingin menjadi orang kaya agar bisa mengambil kembali Yong An Shop yang dulunya adalah milik ayahnya tapi entah kenapa diambil alih oleh Keluarga Tang.






Tang Xue Jian (唐雪) adalah Nona Besar keluarga Tang, cucu kesayangan dari Tang Kun, Ketua Sekte Tang. Dia adalah Nona Besar yang cantik, ceria, pintar, dan baik hati, walau kadang manja, galak, dan keras kepala tapi dia sangat berbakti dan sangat menyayangi Kakeknya. Xue Jian menguasai kungfu, ilmu pengobatan dan semua pengetahuan lain dari keluarganya, kecuali racun yang memang hanya diwariskan kepada anggota keluarga laki-laki saja. Yong An Shop tempat Jing Tian bekerja dan yang awalnya adalah milik ayah Jing Tian sekarang adalah milik keluarga Tang. Jing Tian dan Xue Jian bertemu tak sengaja saat pendant/giok jodoh milik mereka saling tarik-menarik dan membuat mereka berada dalam sebuah tandu pengantin bersama, sejak itulah tanpa disadari, Xue Jian jatuh cinta padanya.






Sebenarnya sebelum itu, Jing Tian dan Xue Jian pernah bertemu saat masih bayi, saat orang tua Jing Tian memungut bayi Xue Jian di malam hujan salju turun dengan lebatnya. Suatu malam saat hujan salju turun dengan lebat di kota Yu Zhou, orang tua Jing Tian mendengar suara tangis seorang bayi mungil di depan rumah mereka. Penasaran, mereka pun keluar hanya untuk menemukan seorang bayi perempuan mungil yang cantik tergeletak di depan pintu dengan sebuah giok terletak di atas tubuh mungilnya. Kasihan, orang tua Jing Tian memungut bayi mungil tersebut.







Bayi Xue Jian diletakkan dalam ranjang bayi yang sama dengan Jing Tian. Saat itu disana, telah ada Mao Mao, yang duduk di samping ranjang bayi Jing Tian. Ternyata Mao Mao berusia lebih tua dari Jing Tian, orang tua Mao Mao menitipkan Mao Mao di Yong An Shop dan berkata akan kembali mengambil Mao Mao setelah kembali dari Chang An, tapi nyatanya hingga Mao Mao meninggal, mereka tak pernah kembali lagi. Orang tua Jing Tian yang memang bukan orang kaya kebingungan jika harus merawat 3 orang anak sekaligus. Mereka sudah berjanji pada orang tua Mao Mao untuk merawat Mao Mao, dan mereka juga sudah memiliki Jing Tian sebagai anak mereka. Tentu, mereka akan mengalami kesulitan secara finansial bila harus merawat seorang bayi lagi.




Little Mao Mao

Baby Jing Tian

Baby Xue Jian


Esok paginya saat Ketua Tang - Tang Kun bersedih karena kematian putra sulung beserta istrinya, orang tua Jing Tian datang dengan membawa bayi Jing Tian dan Xue Jian untuk mengucapkan belasungkawa. Orang tua Jing Tian pun menceritakan bahwa saat malam hujan salju mereka tak sengaja menemukan seorang bayi perempuan mungil yang lucu di depan rumah mereka. Tapi karena keterbatasan ekonomi, orang tua Jing Tian tak sanggup merawatnya tapi juga tak tega membuangnya. Lalu Ketua Tang yang bersedih menyadari bahwa hari saat bayi mungil itu ditemukan bertepatan dengan hari kematian putra Ketua Tang Kun. Ketua Tang pun menganggap bahwa bayi mungil itu adalah hadiah dari langit sebagai ganti putranya yang meninggal. Diapun menawarkan diri untuk merawat bayi mungil perempuan itu dan menganggapnya sebagai cucu kandungnya sendiri.







Tak ada yang tahu asal usul bayi perempuan mungil itu. Tapi walau begitu, Ketua Tang tetap menyayangi bayi perempuan mungil itu sepenuh hati, seperti cucu kandungnya sendiri. Tang Xue Jian sebenarnya berasal dari buah ajaib ciptaan Dewi Xi Yao, yang jatuh pada saat hujan salju di depan Yong An Shop, dan akhirnya bayi mungil perempuan itu dipungut oleh orang tua Jing Tian yang kemudian diberikan kepada Ketua Tang untuk diadopsi. Ketua Tang menamai bayi perempuan mungil itu dengan nama “Xue Jian” yang berarti “Melihat Salju”, dimana “Xue () disini adalah “Salju” dan “Jian () yang berarti “Melihat”. Belasan tahun kemudian Jing Tian dan Xue Jian bertemu kembali akibat tarikan sepasang giok jodoh tersebut.






Dewi Xi Yao yang begitu mencintai Panglima Perang Fei Peng merasa sedih saat Fei Peng harus menjalani hukuman reinkarnasi ke bumi, tak ingin Fei Peng sendirian dan kesepian, hingga dia menciptakan Tang Xue Jian yang berasal dari buah suci dan mengirimnya ke bumi dengan satu harapan agar Xue Jian bisa mencari, menemukan, menemani dan mencintai reinkarnasi Fei Peng dibumi, yang kelak diketahui bahwa reinkarnasi Fei Peng tersebut adalah Jing Tian. Dengan memberikan pendant/giok jodoh miliknya pada Xue Jian dan memberikan pendant/giok jodoh milik Fei Peng pada Jing Tian, kedua sejoli ini memang sudah ditakdirkan untuk bersatu.





Kelak sebelum meninggal, Kakek Xue Jian (Ketua Tang Kun) sempat menitipkan pesan pada Jing Tian agar menjaga Xue Jian kelak jika dia tak ada lagi di dunia ini. Xue Jian yang saat itu masih kesal pada Jing Tian tentu menolak tegas, tapi Jing Tian yang menghargai persahabatan Ketua Tang dengan ayahnya justru berjanji akan menjaga Xue Jian baik-baik dan selalu melindunginya.








Well, walau Jing Tian tidak bisa kungfu dan terlihat tidak berguna, tapi dia benar-benar menepati janjinya untuk selalu menjaga dan melindungi Xue Jian. Saat Kakek Tang meninggal dan Xue Jian diusir dari rumah, Jing Tian-lah yang mengulurkan tangan menolongnya, memberinya tempat tinggal di Yong An Shop, menanggung semua biaya hidup Xue Jian saat di Yong An Shop dan bahkan dia pun mengajaknya ikut serta dalam petualangannya mencari 5 mutiara untuk menyelamatkan dunia. Walau awalnya menolak karena kesal dan cemburu melihat Long Kui terus menempel pada Jing Tian, tapi akhirnya dengan menggunakan alasan ingin mengambil kembali bakpaonya yang diambil Jing Tian, Xue Jian pun mengikuti Jing Tian kemanapun. Bakpao cuma alasan tuh, aslinya pengen ikut cuma gengsi hehehe =)








Jing Tian pun selalu melindungi Xue Jian saat Long Kui merah berusaha melukai Xue Jian karena Long Kui mengira Xue Jian ingin melukai Jing Tian. Xue Jian pun perlahan jatuh cinta pada Jing Tian karena kebaikannya, perhatiannya, sifatnya yang lucu dan banyak akal tapi Xue Jian berkali-kali menyangkalnya, walau jelas-jelas dia merasa cemburu setiap kali melihat wanita lain mendekati Jing Tian.






Dan karena mereka memang ditakdirkan untuk bersatu, Jing Tian pun perlahan jatuh cinta pada Xue Jian dan baru menyadari perasaannya saat ada pria lain ingin menikahi Xue Jian. Walau akhirnya mereka berdua saling mengutarakan perasaan, tapi kisah cinta mereka tidak berakhir dengan bahagia, mengingat umur Jing Tian tak lama lagi karena Jing Tian telah menukarkan hidupnya dengan hidup orang lain agar mereka yang mati karena menjadi korban dari Evil Sword Immortal bisa hidup kembali. Poor Jing Tian... Jing Tian adalah contoh Pahlawan yang baik hati, dia rela menukarkan hidupnya untuk menggantikan hidup orang lain *sigh*







Saat terakhir kebersamaan mereka ditandai dengan turunnya Hujan Salju di Yu Zhou. Jing Tian dan Xue Jian, menikmati hujan salju itu dengan gembira, Jing Tian yang merasa hidupnya tak lama lagi hanya bisa memandang sedih kekasihnya sambil berkata pelan “Saljunya sangat cantik. Kenapa aku baru menyadarinya?”.




Xue Jian yang tak menyadari maksud Jing Tian menjawab sedih “Saljunya memang cantik, tapi sayangnya saat menyentuh tanah, saljunya akan segera mencair.”

Jing Tian menjawab lagi “Aku sedang bicara tentangmu.” Masih dalam suasana hati yang kalut dan tak rela berpisah dengan kekasihnya. Xue Jian yang tak pernah mendengar Jing Tian bicara begitu romantis, dengan malu-malu memeluk lengan Jing Tian dan berkata manja “Sejak kapan kau jadi romantis?”

Jing Tian berkata lagi “Aku memang romantis.” Jawab Jing Tian dengan tatapan mata mesra.




Xue Jian merasa makin malu-malu, sambil memeluk lengan Jing Tian lebih erat dia berkata “Kau menyebalkan.” Dan kembali, Jing Tian mengulang kalimatnya “Aku memang menyebalkan,” sambil tersenyum manis. Tapi kemudian dia kembali menatap Xue Jian dengan dalam lalu berkata pelan “Jika suatu saat aku tak ada disisimu, berjanjilah kau akan hidup dengan bahagia,” kalimat yang mengisyaratkan perpisahan.




Xue Jian yang tidak mengerti maksudnya, hanya menganggapnya sebagai lelucon dan menjawab nakal “Siapa yang butuh kau? Sana pergi,” jawabnya polos tanpa mengerti apa-apa. Tentu bukan seperti itu maksud Xue Jian, dia hanya ingin bercanda.

Jing Tian terdiam dan berkata dengan berkaca-kaca “Aku tak ingin pergi!” ujarnya mantap.




“Pergilah!” jawab Xue Jian lagi, masih dengan nada bercanda.
Jing Tian mengatakan berulang-ulang bahwa dia tak ingin pergi. Lalu detik berikutnya dia berteriak pada langit “AKU TIDAK INGIN PERGI !!!” sambil berteriak keras pada udara.

Xue Jian yang masih tetap tak mengerti, berdiri di sampingnya dan memeluk lengannya seraya menyandarkan kepalanya dengan manja “Dasar bodoh !! Siapa yang menyuruhmu pergi? Aku mau kau tetap disini,” jawabnya ceria. Dan akhirnya adegan pun ditutup dengan hujan salju yang semakin lebat.




Well, hujan salju seolah menjadi pertanda bagi mereka. Hujan salju adalah awal dan juga akhir dari segalanya. Waktu bayi, mereka bertemu saat hujan salju dan kelak, hujan salju juga menjadi tanda perpisahan mereka. Hidup Jing Tian takkan lama, cepat atau lambat mereka akan berpisah. Tapi setidaknya di Chinese Paladin 3 ini, penonton tidak diperlihatkan secara gamblang kematian Jing Tian, juga tidak perlu ada adegan Hu Ge harus menyaksikan kekasihnya mati dalam pelukannya dalam keadaan terluka berdarah-darah seperti dalam Chinese Paladin 1. 





Tapi walau begitu mengingat Jing Tian (played by Hu Ge) telah menukarkan nyawanya agar orang-orang yang mati hidup kembali, tentu penonton bisa menebak bahwa tak lama lagi Jing Tian dan Xue Jian akan berpisah, dan tak ada akhir yang bahagia untuk mereka. Tidak juga untuk Xu Chang Ching (Wallace Huo) dan Zi Suan (Tiffany Tang) karena mereka memilih berpisah dan mengambil jalan sendiri-sendiri. Long Kui, Mao Mao dan He Bi Phing pun masing-masing telah mengorbankan diri hiks T___T





Chinese Paladin 3 adalah paket komplit. Ada lucunya, ada sedihnya, ada romantisnya. Saat adegan lucu, penonton akan dibuat tertawa terbahak-bahak, saat adegan sedih, penonton akan dibuat meneteskan airmata. Ditambah lagi setiap artis utama harus membawakan lebih dari 1 peran. 

Seperti Hu Ge yang memerankan 4 karakter sekaligus yaitu : Jing Tian, Long Yang, Fei Peng,  dan Li Xiao Yao. 




Yang Mi memerankan 2 karakter yaitu : Xue Jian yang galak dan manja dan Dewi Xi Yao yang lemah lembut. 




Wallace Huo yang memerankan 3 karakter dalam 3 reinkarnasi kehidupan yaitu : Gu Liu Fang, Lin Ye Ping dan Xu Chang Ching. Cecillia Liu juga memerankan 2 karakter yang berbanding terbalik yaitu : Long Kui Biru yang baik hati dan lemah lembut serta Long Kui Merah yang sadis. 




Mungkin ini jugalah yang membuat Chinese Paladin 3 lebih disukai daripada Chinese Paladin 1. Saya pribadi juga lebih menyukai Chinese Paladin 3 karena alur cerita yang berjalan cepat, penuh warna (sedih, lucu, romantis jadi 1), artisnya yang mampu memainkan lebih dari 1 peran, dan chemistry antara Hu Ge dan Yang Mi serta Wallace Huo dan Tiffany Tang LEBIH DAPET daripada chemistry Hu Ge-Liu Yi Fei (Li Xiao Yao-Ling Er di Chinese Paladin1), karakter Xue Jian juga lebih lively daripada karakter Ling Er yang boring, dan love story Jing Tian-Xue Jian pun terasa LEBIH HIDUP daripada love story Li Xiao Yao-Ling Er. Tapi tentu semua kembali pada selera masing-masing orang, kalau selera saya sih sama kayak selera orang Luar Negeri yang lebih suka Chinese Paladin 3 hehehe =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads