Still with Hu Ge as
Jing Tian dan Yang Mi as Xue Jian. Hujan salju, awal dan akhir dari segalanya. Diawali
dan diakhiri dengan hujan salju, Jing Tian dan Xue Jian, pasangan yang sejak
awal selalu bertengkar dan tampak tak akur ini, siapa sangka justru ditakdirkan
untuk bersama. Pertemuan pertama di malam hujan salju saat mereka masih bayi, telah
menjadi tanda bahwa kedua sejoli ini memang ditakdirkan untuk bersama. Walau setelah
dewasa, pertemuan mereka diawali dengan pertengkaran, tapi karena takdir selalu
mempertemukan mereka dalam setiap kesempatan, cinta pun tumbuh di hati mereka.
Tapi tahukah kalian jika ada sebuah kisah cinta menyedihkan dibalik pertemuan
mereka ?? Kisah cinta tak berbalas dari seorang Dewi cantik penghuni Kahyangan
pada seorang Panglima Perang terkuat, Fei Peng yang harus menjalani hukuman
reinkarnasi karena kecerobohannya. Bagaimanakah takdir mempertemukan kedua
sejoli yang tampak selalu berdebat ini ?? So, let’s the story begin...
“Chinese Paladin 3 : Jing Tian & Xue Jian - Hujan Salju, awal dan akhir dari segalanya”
Jing Tian
(景天) adalah seorang pemuda yang cerewet, mata
duitan, suka berjudi, namun sebenarnya baik hati, setia kawan, lucu, playful,
banyak akal dan dia memiliki keahlian untuk membuat barang-barang palsu mirip
dengan aslinya, serta sangat mengerti tentang berbagai barang antik dan langka.
Dia selalu bermimpi ingin menjadi orang kaya agar bisa mengambil kembali Yong
An Shop yang dulunya adalah milik ayahnya tapi entah kenapa diambil alih oleh
Keluarga Tang.
Tang Xue Jian (唐雪见) adalah Nona Besar keluarga Tang, cucu
kesayangan dari Tang Kun, Ketua Sekte Tang. Dia adalah Nona Besar yang cantik,
ceria, pintar, dan baik hati, walau kadang manja, galak, dan keras kepala tapi dia
sangat berbakti dan sangat menyayangi Kakeknya. Xue Jian menguasai kungfu, ilmu
pengobatan dan semua pengetahuan lain dari keluarganya, kecuali racun yang
memang hanya diwariskan kepada anggota keluarga laki-laki saja. Yong An Shop
tempat Jing Tian bekerja dan yang awalnya adalah milik ayah Jing Tian sekarang
adalah milik keluarga Tang. Jing Tian dan Xue Jian bertemu tak sengaja saat
pendant/giok jodoh milik mereka saling tarik-menarik dan membuat mereka berada
dalam sebuah tandu pengantin bersama, sejak itulah tanpa disadari, Xue Jian
jatuh cinta padanya.
Sebenarnya sebelum
itu, Jing Tian dan Xue Jian pernah bertemu saat masih bayi, saat orang tua Jing
Tian memungut bayi Xue Jian di malam hujan salju turun dengan lebatnya. Suatu
malam saat hujan salju turun dengan lebat di kota Yu Zhou, orang tua Jing Tian
mendengar suara tangis seorang bayi mungil di depan rumah mereka. Penasaran,
mereka pun keluar hanya untuk menemukan seorang bayi perempuan mungil yang
cantik tergeletak di depan pintu dengan sebuah giok terletak di atas tubuh
mungilnya. Kasihan, orang tua Jing Tian memungut bayi mungil tersebut.
Bayi Xue Jian
diletakkan dalam ranjang bayi yang sama dengan Jing Tian. Saat itu disana,
telah ada Mao Mao, yang duduk di samping ranjang bayi Jing Tian. Ternyata Mao
Mao berusia lebih tua dari Jing Tian, orang tua Mao Mao menitipkan Mao Mao di
Yong An Shop dan berkata akan kembali mengambil Mao Mao setelah kembali dari
Chang An, tapi nyatanya hingga Mao Mao meninggal, mereka tak pernah kembali
lagi. Orang tua Jing Tian yang memang bukan orang kaya kebingungan jika harus
merawat 3 orang anak sekaligus. Mereka sudah berjanji pada orang tua Mao Mao
untuk merawat Mao Mao, dan mereka juga sudah memiliki Jing Tian sebagai anak
mereka. Tentu, mereka akan mengalami kesulitan secara finansial bila harus
merawat seorang bayi lagi.
Little Mao Mao
Baby Jing Tian
Baby Xue Jian
Esok paginya saat
Ketua Tang - Tang Kun bersedih karena kematian putra sulung beserta istrinya,
orang tua Jing Tian datang dengan membawa bayi Jing Tian dan Xue Jian untuk
mengucapkan belasungkawa. Orang tua Jing Tian pun menceritakan bahwa saat malam
hujan salju mereka tak sengaja menemukan seorang bayi perempuan mungil yang
lucu di depan rumah mereka. Tapi karena keterbatasan ekonomi, orang tua Jing
Tian tak sanggup merawatnya tapi juga tak tega membuangnya. Lalu Ketua Tang
yang bersedih menyadari bahwa hari saat bayi mungil itu ditemukan bertepatan
dengan hari kematian putra Ketua Tang Kun. Ketua Tang pun menganggap bahwa bayi
mungil itu adalah hadiah dari langit sebagai ganti putranya yang meninggal.
Diapun menawarkan diri untuk merawat bayi mungil perempuan itu dan
menganggapnya sebagai cucu kandungnya sendiri.
Tak ada yang tahu
asal usul bayi perempuan mungil itu. Tapi walau begitu, Ketua Tang tetap
menyayangi bayi perempuan mungil itu sepenuh hati, seperti cucu kandungnya
sendiri. Tang Xue Jian sebenarnya berasal dari buah ajaib ciptaan Dewi Xi Yao, yang
jatuh pada saat hujan salju di depan Yong An Shop, dan akhirnya bayi mungil
perempuan itu dipungut oleh orang tua Jing Tian yang kemudian diberikan kepada
Ketua Tang untuk diadopsi. Ketua Tang menamai bayi perempuan mungil itu dengan
nama “Xue Jian” yang berarti “Melihat Salju”, dimana “Xue (雪)” disini adalah
“Salju” dan “Jian (见)” yang berarti “Melihat”. Belasan
tahun kemudian Jing Tian dan Xue Jian bertemu kembali akibat tarikan sepasang
giok jodoh tersebut.
Dewi Xi Yao yang begitu
mencintai Panglima Perang Fei Peng merasa sedih saat Fei Peng harus menjalani
hukuman reinkarnasi ke bumi, tak ingin Fei Peng sendirian dan kesepian, hingga
dia menciptakan Tang Xue Jian yang berasal dari buah suci dan mengirimnya ke
bumi dengan satu harapan agar Xue Jian bisa mencari, menemukan, menemani dan
mencintai reinkarnasi Fei Peng dibumi, yang kelak diketahui bahwa reinkarnasi
Fei Peng tersebut adalah Jing Tian. Dengan memberikan pendant/giok jodoh
miliknya pada Xue Jian dan memberikan pendant/giok jodoh milik Fei Peng pada
Jing Tian, kedua sejoli ini memang sudah ditakdirkan untuk bersatu.
Kelak sebelum
meninggal, Kakek Xue Jian (Ketua Tang Kun) sempat menitipkan pesan pada Jing
Tian agar menjaga Xue Jian kelak jika dia tak ada lagi di dunia ini. Xue Jian
yang saat itu masih kesal pada Jing Tian tentu menolak tegas, tapi Jing Tian
yang menghargai persahabatan Ketua Tang dengan ayahnya justru berjanji akan
menjaga Xue Jian baik-baik dan selalu melindunginya.
Well, walau Jing
Tian tidak bisa kungfu dan terlihat tidak berguna, tapi dia benar-benar
menepati janjinya untuk selalu menjaga dan melindungi Xue Jian. Saat Kakek Tang
meninggal dan Xue Jian diusir dari rumah, Jing Tian-lah yang mengulurkan tangan
menolongnya, memberinya tempat tinggal di Yong An Shop, menanggung semua biaya
hidup Xue Jian saat di Yong An Shop dan bahkan dia pun mengajaknya ikut serta
dalam petualangannya mencari 5 mutiara untuk menyelamatkan dunia. Walau awalnya menolak karena kesal dan cemburu melihat Long Kui terus menempel pada Jing Tian, tapi akhirnya dengan menggunakan alasan ingin mengambil kembali bakpaonya yang diambil Jing Tian, Xue Jian pun mengikuti Jing Tian kemanapun. Bakpao cuma alasan tuh, aslinya pengen ikut cuma gengsi hehehe =)
Jing Tian pun
selalu melindungi Xue Jian saat Long Kui merah berusaha melukai Xue Jian karena
Long Kui mengira Xue Jian ingin melukai Jing Tian. Xue Jian pun perlahan jatuh
cinta pada Jing Tian karena kebaikannya, perhatiannya, sifatnya yang lucu dan
banyak akal tapi Xue Jian berkali-kali menyangkalnya, walau jelas-jelas dia
merasa cemburu setiap kali melihat wanita lain mendekati Jing Tian.
Dan karena mereka
memang ditakdirkan untuk bersatu, Jing Tian pun perlahan jatuh cinta pada Xue
Jian dan baru menyadari perasaannya saat ada pria lain ingin menikahi Xue Jian.
Walau akhirnya mereka berdua saling mengutarakan perasaan, tapi kisah cinta
mereka tidak berakhir dengan bahagia, mengingat umur Jing Tian tak lama lagi
karena Jing Tian telah menukarkan hidupnya dengan hidup orang lain agar mereka
yang mati karena menjadi korban dari Evil Sword Immortal bisa hidup kembali.
Poor Jing Tian... Jing Tian adalah contoh Pahlawan yang baik hati, dia rela
menukarkan hidupnya untuk menggantikan hidup orang lain *sigh*
Saat terakhir
kebersamaan mereka ditandai dengan turunnya Hujan Salju di Yu Zhou. Jing Tian
dan Xue Jian, menikmati hujan salju itu dengan gembira, Jing Tian yang merasa
hidupnya tak lama lagi hanya bisa memandang sedih kekasihnya sambil berkata
pelan “Saljunya sangat cantik. Kenapa aku baru menyadarinya?”.
Xue Jian yang tak
menyadari maksud Jing Tian menjawab sedih “Saljunya memang cantik, tapi
sayangnya saat menyentuh tanah, saljunya akan segera mencair.”
Jing Tian menjawab
lagi “Aku sedang bicara tentangmu.” Masih dalam suasana hati yang kalut dan tak
rela berpisah dengan kekasihnya. Xue Jian yang tak pernah mendengar Jing Tian
bicara begitu romantis, dengan malu-malu memeluk lengan Jing Tian dan berkata
manja “Sejak kapan kau jadi romantis?”
Jing Tian berkata
lagi “Aku memang romantis.” Jawab Jing Tian dengan tatapan mata mesra.
Xue Jian merasa
makin malu-malu, sambil memeluk lengan Jing Tian lebih erat dia berkata “Kau
menyebalkan.” Dan kembali, Jing Tian mengulang kalimatnya “Aku memang
menyebalkan,” sambil tersenyum manis. Tapi kemudian dia kembali menatap Xue
Jian dengan dalam lalu berkata pelan “Jika suatu saat aku tak ada disisimu,
berjanjilah kau akan hidup dengan bahagia,” kalimat yang mengisyaratkan
perpisahan.
Xue Jian yang tidak
mengerti maksudnya, hanya menganggapnya sebagai lelucon dan menjawab nakal
“Siapa yang butuh kau? Sana pergi,” jawabnya polos tanpa mengerti apa-apa.
Tentu bukan seperti itu maksud Xue Jian, dia hanya ingin bercanda.
Jing Tian terdiam
dan berkata dengan berkaca-kaca “Aku tak ingin pergi!” ujarnya mantap.
“Pergilah!” jawab
Xue Jian lagi, masih dengan nada bercanda.
Jing Tian
mengatakan berulang-ulang bahwa dia tak ingin pergi. Lalu detik berikutnya dia berteriak
pada langit “AKU TIDAK INGIN PERGI !!!” sambil berteriak keras pada udara.
Xue Jian yang masih
tetap tak mengerti, berdiri di sampingnya dan memeluk lengannya seraya
menyandarkan kepalanya dengan manja “Dasar bodoh !! Siapa yang menyuruhmu
pergi? Aku mau kau tetap disini,” jawabnya ceria. Dan akhirnya adegan pun
ditutup dengan hujan salju yang semakin lebat.
Well, hujan salju
seolah menjadi pertanda bagi mereka. Hujan salju adalah awal dan juga akhir
dari segalanya. Waktu bayi, mereka bertemu saat hujan salju dan kelak, hujan
salju juga menjadi tanda perpisahan mereka. Hidup Jing Tian takkan lama, cepat
atau lambat mereka akan berpisah. Tapi setidaknya di Chinese Paladin 3 ini,
penonton tidak diperlihatkan secara gamblang kematian Jing Tian, juga tidak
perlu ada adegan Hu Ge harus menyaksikan kekasihnya mati dalam pelukannya dalam
keadaan terluka berdarah-darah seperti dalam Chinese Paladin 1.
Tapi walau
begitu mengingat Jing Tian (played by Hu Ge) telah menukarkan nyawanya agar
orang-orang yang mati hidup kembali, tentu penonton bisa menebak bahwa tak lama
lagi Jing Tian dan Xue Jian akan berpisah, dan tak ada akhir yang bahagia untuk
mereka. Tidak juga untuk Xu Chang Ching (Wallace Huo) dan Zi Suan (Tiffany
Tang) karena mereka memilih berpisah dan mengambil jalan sendiri-sendiri. Long Kui,
Mao Mao dan He Bi Phing pun masing-masing telah mengorbankan diri hiks T___T
Chinese Paladin 3
adalah paket komplit. Ada lucunya, ada sedihnya, ada romantisnya. Saat adegan
lucu, penonton akan dibuat tertawa terbahak-bahak, saat adegan sedih, penonton
akan dibuat meneteskan airmata. Ditambah lagi setiap artis utama harus
membawakan lebih dari 1 peran.
Seperti Hu Ge yang memerankan 4 karakter
sekaligus yaitu : Jing Tian, Long Yang, Fei Peng, dan Li Xiao Yao.
Yang Mi
memerankan 2 karakter yaitu : Xue Jian yang galak dan manja dan Dewi Xi Yao
yang lemah lembut.
Wallace Huo yang memerankan 3 karakter dalam 3 reinkarnasi
kehidupan yaitu : Gu Liu Fang, Lin Ye Ping dan Xu Chang Ching. Cecillia Liu
juga memerankan 2 karakter yang berbanding terbalik yaitu : Long Kui Biru yang
baik hati dan lemah lembut serta Long Kui Merah yang sadis.
Mungkin ini jugalah
yang membuat Chinese Paladin 3 lebih disukai daripada Chinese Paladin 1. Saya pribadi juga
lebih menyukai Chinese Paladin 3 karena alur cerita yang berjalan cepat, penuh
warna (sedih, lucu, romantis jadi 1), artisnya yang mampu memainkan lebih dari
1 peran, dan chemistry antara Hu Ge dan Yang Mi serta Wallace Huo dan Tiffany
Tang LEBIH DAPET daripada chemistry Hu Ge-Liu Yi Fei (Li Xiao Yao-Ling Er di
Chinese Paladin1), karakter Xue Jian juga lebih lively daripada karakter Ling
Er yang boring, dan love story Jing Tian-Xue Jian pun terasa LEBIH HIDUP
daripada love story Li Xiao Yao-Ling Er. Tapi tentu semua kembali pada selera
masing-masing orang, kalau selera saya sih sama kayak selera orang Luar Negeri
yang lebih suka Chinese Paladin 3 hehehe =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar