Kisah si wanita berambut putih dan
dendamnya yang salah sasaran akhirnya selesai juga. Mulailah kita menuju
ending. Beberapa episode menuju ending ini akan diwarnai oleh banyak sekali
drama romantis dan menyayat hati antara Guo Jing dan Huang Rong. Tak lama lagi,
penonton akan disajikan adegan menguras emosi dan air mata. Guo Jing dan Huang
Rong untuk pertama kalinya akan berpisah dalam jangka waktu yang lumayan lama
akibat sebuah kesalahpahaman yang diciptakan Yang Kang dan Wan Yen Hong Lieh.
Dalam novel diceritakan bahwa Guo Jing dan Huang Rong berpisah selama 1 tahun
lamanya sebelum akhirnya Huang Rong kembali menemui Guo Jing di Mongolia dan
membantunya memenangkan perang. Tapi itu nanti, tak lama setelah ini. Intinya,
episode-episode menuju ending ini yang gak aku suka, karena banyak adegan sedihnya
yang membuatku merasa kasihan pada Huang Rong.
Oke deh, bagi yang merasa penasaran
dengan kelanjutan kisah ini. Mari kita simak potongan adegan di bawah ini...
Buat yang belum nonton, mungkin potongan adegan ini dapat memberikan sedikit
gambaran.
Dan kisahpun berlanjut...
Di episode sebelumnya, Biksu Yideng
menterjemahkan arti bahasa asing dalam Kitab “9 Bulan”. Guo Jing pun
mengajarkan metode pengobatan dalam Kitab “9 Bulan” tersebut kepada Biksu
Yideng, jadi Biksu Yideng pun tak perlu menunggu 5 tahun untuk bisa pulih
seperti sediakala, melainkan cukup 3 bulan saja. Ilmu ini jugalah yang akhirnya
diajarkan oleh Guo Jing kepada Pengemis Utara, Hong Chi Khong agar kungfu Hong
Chi Khong kembali seperti semula. Thank to ilmu “9 Bulan” ceritanya ^_^
Setelah mengajarkan metode pengobatan
dalam Kitab “9 Bulan” tersebut kepada Biksu Yideng, akhirnya Guo Jing dan Huang
Rong pun turun gunung untuk melanjutkan perjalanan mereka mencari sang guru,
Hong Chi Khong agar bisa mengajari sang guru bahasa asing dalam Kitab 9 Bulan
dan mengembalikan kungfunya yang telah musnah akibat racun ular Ou Yang Feng.
Dalam perjalanan, mereka tiba di sebuah
sungai dan berbincang sambil berjalan bergandengan tangan dengan mesra. Huang
Rong berkata bahwa sejak mereka bertemu, sudah menemui banyak sekali masalah,
tapi dalam setiap masalah tersebut pasti ada hikmah di baliknya.
“Jing Gege, menurutmu ini hebat tidak?
Sejak kita bertemu, kita sudah mengalami banyak sekali masalah. Tapi tidak
peduli sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, pasti akan selalu ada hikmah
di baliknya.” Ujar Huang Rong seraya mengenang.
“Apa maksudnya?” tanya Guo Jing tidak
mengerti.
“Contohnya, saat kita di Istana Raja
dan kau hampir dibunuh oleh Yang Kang, saat kita menyembuhkan diri di Ruang
rahasia, kau justru akhirnya mengerti tentang Formasi 7 Bintang Biduk. Sama
seperti kali ini, aku terluka oleh pukulan Tapak Besi Chiu Chian Ren, nyawaku
hampir saja melayang, tapi kita justru menemukan arti dari bahasa aneh di Kitab
9 Bulan. Bukankah itu hebat?” ujar Huang Rong. Maksudnya adalah bahwa di balik
setiap musibah dan masalah yang menimpa mereka, selalu saja ada hal yang bisa
disyukuri. Intinya, Huang Rong tetap bersyukur apa pun yang terjadi.
“Walaupun seandainya aku tak bisa
kungfu, aku tetap tak ingin melihatmu terluka.” Ujar Guo Jing dengan raut wajah
serius. Maksud ucapan Guo Jing adalah dia tidak butuh mengerti bahasa aneh
dalam kitab “9 Bulan” itu bila untuk mendapatkannya harus melihat sang kekasih
terluka parah lebih dulu. How so sweet boyfriend...
“Aku tahu kau sangat baik pada Rong’er.
Tapi jika kau tak bisa kungfu, kau pasti sudah mati dipukul orang. Tak perlu Ou
Yang Feng, si kepala benjol 3 saja sudah bisa mengambil kepalamu.” Jawab Huang
Rong, masuk akal. Intinya, belajar kungfu itu perlu karena orang jahat di dunia
ini sangat banyak.
“Tidak peduli bagaimanapun, aku tidak
akan membiarkanmu terluka lagi.” Jawab Guo Jing dengan penuh kesungguhan dalam
suaranya. Dia benar-benar tidak ingin melihat gadis yang dicintainya terluka
lagi.
“Beberapa hari ini melihatmu begitu
menderita, aku bersumpah dalam hati, kelak bila terjadi sesuatu yang buruk
lagi, biar aku saja yang menggantikan Rong’er.” Lanjutnya tulus dengan raut
wajah serius.
“Kau ini sungguh tak punya hati.
Kata-kata yang kuucapkan padamu, kau sudah lupa semuanya. Aku tak mau peduli
lagi padamu.” Ujar Huang Rong sambil cemberut lalu berpura-pura pergi. (Ngambek
ceritanya)
Melihat kekasihnya akan pergi, Guo Jing
segera menarik tangan sang kekasih dan mengejarnya, menghentikannya agar tak
jadi pergi. (Bukan Guo Jing namanya kalau gak ngejar ceweknya ^_^)
“Aku salah bicara apalagi?” tanya Guo Jing kebingungan, meminta penjelasan kenapa kekasihnya tiba-tiba marah.
“Tentu saja kau salah, dan salahmu
sangat besar. Kau ingin kau sendiri yang terluka, kemudian buat hati Rong’er
sedih, benar bukan?” jawab Rong’er dengan cemberut, membuat Guo Jing panik
karena gadisnya marah. (Masih ngambek ceritanya.)
“Bukan. Bukan. Bukan itu maksudku!”
jawab Guo Jing dengan panik.
“Jika tidak, bagaimana jika terluka
bersama, menderita bersama?” lanjutnya dengan panik, membuat Huang Rong tertawa
geli, membuat kekasihnya salah tingkah lagi. (Dasar bego! Siapa coba yang mau
sakit? Ckckck...)
“Bukan. Bukan. Aku juga tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya berharap kau
jangan terluka lagi, aku juga jangan terluka lagi. Kita berdua sehat-sehat
saja. Agar lain kali tak perlu saling mengkhawatirkan satu sama lain.” Lanjut
Guo Jing masih dengan panik.
Tapi mendengar ini, Huang Rong mendadak
semakin sedih.
“Lain kali? Apakah masih ada “Lain
kali” untuk kita?” ujarnya sedih, mengingat mereka akan segera berpisah karena
Guo Jing sudah berjanji akan pulang ke Mongol dan menikah dengan Hua Cheng.
Suasana mendadak menjadi sedih, begitupun
juga Guo Jing yang merasa hatinya mendadak berat mengingat tak lama lagi dia
harus berpisah dengan sang kekasih.
Guo Jing hanya terdiam membisu, tapi Huang Rong berusaha tampak seceria mungkin agar mereka berdua tidak merasa sedih.
Guo Jing hanya terdiam membisu, tapi Huang Rong berusaha tampak seceria mungkin agar mereka berdua tidak merasa sedih.
“Kenapa aku bertingkah bodoh? Kenapa
harus menggunakan waktu berharga kita untuk membahas hal yang sedih begini?
Jing Gege, perasaanmu pada Rong’er, Rong’er sudah benar-benar merasakannya. Aku
masih punya penyesalan apalagi?” ujar Huang Rong dengan pengertian.
“Rong’er...” Guo Jing ingin mengatakan
sesuatu tapi Huang Rong menghentikannya dan mengalihkan pembicaraan. Huang Rong
tidak ingin membicarakan sesuatu yang membuatnya merasa sedih.
“Kakak bodoh, bukankah kita sudah
bertekad akan menjalani hari-hari yang tersisa ini dengan bahagia?” ujar Huang
Rong dengan senyum terpaksa di bibirnya. Kemudian berkata bahwa ada banyak hal
yang harus mereka lakukan seperti misalnya mencari guru mereka dan membantunya
menyembuhkan luka.
Akhirnya Guo Jing dan Huang Rong pun
memutuskan untuk mencari Hong Chi Khong di Jia Xing karena tanggal 15 Agustus
akan ada pertandingan kungfu di Rumah Makan Dewa Mabuk, jadi guru mereka pasti
ada di sana sekarang. Kemudian sepasang kekasih inipun pergi menuju Jia Xing
seraya bergandengan tangan.
Sementara itu, Yang Kang tak sengaja
melihat Tuo Li dan Hua Cheng di sebuah pasar. Hua Cheng sangat gembira karena
tak lama lagi Guo Jing akan kembali ke Mongol untuk menikah dengannya.
Hua Cheng berkata, “Guo Jing memang adalah calon suamiku. Setelah tanggal 6, jangan berpikir Nona Huang bisa mendekatinya.” Ujarnya dengan gembira. (Duh, elu emang imut tapi nyebelin >___<)
Mendengar ini, Yang Kang menjadi cemas
dan akhirnya mengatur siasat untuk menghalangi Guo Jing kembali ke Mongol.
Di tempat lain, Ying Gu ditangkap oleh
orang-orang Chiu Chian Ren yang masih ingin menangkap Guo Jing dan Huang Rong
karena telah berani menerobos daerah terlarang Partai Tapak Besi. Ying Gu yang
memang tidak tahu di mana keberadaan Guo Jing dan Huang Rong sekarang, berkata
sejujurnya bahwa dia tidak tahu, tapi Chiu Chian Ren tidak percaya. Penjahat
tua itupun memaksa Ying Gu untuk memakan racun yang akan membuatnya mati dalam
7 hari jika tidak mendapat obat penawar.
Tak lama kemudian di pasar, Guo Jing
dan Huang Rong yang berniat mencari penginapan untuk beristirahat, tak sengaja
melihat Ying Gu dan spontan mengikutinya. Ying Gu berjalan ke sebuah penginapan
yang sepi yang ternyata adalah milik Partai Tapak Besi.
Singkat cerita, Ying Gu memberikan sebuah kode untuk sepasang kekasih tersebut yang intinya mengatakan bahwa penginapan itu milik Partai Tapak Besi dan mereka harus segera pergi dari sana. Tak hanya itu, Ying Gu juga mengatakan bahwa Chiu Chian Ren telah meracuninya.
Singkat cerita, Ying Gu memberikan sebuah kode untuk sepasang kekasih tersebut yang intinya mengatakan bahwa penginapan itu milik Partai Tapak Besi dan mereka harus segera pergi dari sana. Tak hanya itu, Ying Gu juga mengatakan bahwa Chiu Chian Ren telah meracuninya.
Awalnya Guo Jing dan Huang Rong tak
mengerti dan tetap meminta sebuah kamar untuk menginap. Guo Jing bahkan sempat
meraih sepotong makanan yang disiapkan oleh pemilik penginapan tersebut saat
sang kekasih mulai mengerti arti di balik kode yang diberikan Ying Gu.
“Jing Gege, jangan dimakan. Tempat ini
berbahaya.” Ujar Huang Rong memperingatkan. Spontan Guo Jing kembali
memuntahkan apa yang dimakannya.
Merekapun segera pergi dari kamar itu
dengan bergandengan tangan, namun dihadang oleh Chiu Chian Ren dan
orang-orangnya.
“Gadis sialan ini, kau sudah terkena pukulanku
tapi masih belum mati.” Ujar Chiu Chian Ren sinis saat melihat Huang Rong masih
baik-baik saja.
“Kau saja belum mati, mana mungkin aku
rela mati?” jawab Huang Rong dengan berani, tak peduli walau mereka telah
terkepung.
Sementara itu Ying Gu masih disekap. Tapi
sebelum bertarung, Ying Gu tak sengaja mendengar tawa Chiu Chian Ren yang
sangat mirip dengan tawa si penyusup yang memukul bayinya di tengah malam buta
saat itu. Akhirnya Ying Gu tahu bahwa Chiu Chian Ren-lah orang yang telah
memukul sang putra semata wayangnya.
Ying Gu pun sekuat tenaga berusaha
melepaskan ikatan di kedua tangannya dan entah bagaimana caranya akhirnya bisa
lepas dan bergabung dengan Guo Jing dan Huang Rong untuk melawan Chiu Chian
Ren. Akhirnya terjadi pertarungan antara Guo Jing, Huang Rong, Chiu Chian Ren
dan Ying Gu.
Note : Namun sayangnya, adegan
pertarungannya terpotong begitu saja. Entah DVDnya yang kepotong waktu ngopy
atau memang terpotong di versi aslinya di China sana (kena editing gitu), atau
mungkin juga memang sengaja gak disyut alias dianggap gak penting. Aslinya
dalam novelpun adegannya jauh lebih sulit lagi karena adegan pertarungannya
dilakukan di atas kapal yang sedang menuju ke arah jurang. Terlalu sulit
diadaptasi jadi mungkin dimodifikasi dengan lebih sederhana dan simple aja.
Di tempat lain, Yang Kang akhirnya
mengutarakan rencananya untuk menghalangi Guo Jing kembali ke Mongol. Kenapa
harus menghalangi? Karena Kitab Wu Mu sekarang ada di tangan Guo Jing, jika Guo
Jing pulang ke Mongol maka akan sangat sulit bagi orang Chin menyusup masuk ke
kemah Mongol dan mengambil kitab tersebut.
Tapi jika Guo Jing tetap di China
daratan maka akan lebih mudah mengambilnya. Tapi dengan adanya Huang Rong yang
cerdas di sisi Guo Jing, tentu juga tidak mudah untuk merebut kembali buku itu.
Jadi Yang Kang mengatur siasat untuk
memisahkan Guo Jing dan Huang Rong agar orang-orang Chin dapat dengan mudah
merebut buku itu. Tapi mengingat Guo Jing dan Huang Rong saling mencintai, maka
satu-satunya cara memisahkan mereka adalah dengan menciptakan kesalahpahaman di
antara mereka.
Mengingat Guo Jing sangat menghormati
dan menyayangi keenam Gurunya maka Yang Kang akhirnya berencana akan membunuh
semua guru Guo Jing dan melimpahkan semua kesalahan tersebut pada Huang Yao Shi
– ayah Huang Rong.
Guo Jing yang bodoh pasti akan langsung
menyalahkan Huang Rong atas kematian semua gurunya, tanpa mencari tahu lebih
dulu kebenarannya. Dengan begitu, secara otomatis, Guo Jing sendiri yang akan
memutuskan hubungannya dengan Huang Rong. Bila mereka sudah berpisah, merebut
Kitab Perang Wu Mu akan jauh lebih mudah. Itu adalah rencana Yang Kang.
Kembali pada Guo Jing dan Huang Rong.
Sepasang kekasih tersebut kembali terlihat bergandengan tangan di sebuah pasar,
bicara tentang Chiu Chian Ren yang melarikan diri.
Note : Btw, Guo Jing sudah ganti baju
lagi nih, Rong’er kapan ganti baju? Perasaan kostum yang ini lama banget gak
ganti-ganti, sejak episode mereka datang ke Desa Nia loh. Terus model rambut
digulung ke belakang dan Cuma disisain dikit ke depan juga lama banget pakenya,
sejak di Desa Nia hingga Guo Jing dan Huang Rong turun gunung dari tempatnya
Biksu Yideng, dari episode 29 hingga episode 41. Padahal nih model rambut yang
kurang bagus buat Huang Rong tapi kok malah lama banget pakenya? Kalau aku
lebih suka model rambut Huang Rong saat mereka bertemu Hong Chi Khong untuk
pertama kalinya dan episode Huang Rong diculik Ou Yang Khe, di Pulau Persik
saat melamar, Huang Rong juga memakai model rambut itu. Kok gak model yang itu
aja sih yang pakenya banyak???
Lalu kemudian, Guo Jing yang diminta
oleh Huang Rong untuk membeli kue tak sengaja bertemu dengan keenam gurunya di
sebuah rumah makan.
“Jing’er.” Panggil guru ketujuh dengan
gembira.
“Guru ketujuh.” Sahut Guo Jing juga
dengan gembira. Dia tidak menyadari bahwa hari itu adalah saat-saat terakhir
dia bisa bertemu kelima gurunya. (Yang sabar ya, Jing Gege hiks T__T)
Episode berikutnya adalah episode
terakhir kelima Pendekar Jiang Nan, sebelum mereka dibunuh dengan keji oleh
Yang Kang dan Ou Yang Feng lalu melimpahkan semua kesalahan pada Huang Yao Shi.
Bagian pertama dari strategi adu domba telah dimulai. Kayaknya nih Yang Kang mungkin pengikutnya VOC kale, ya. Dia pinter banget memakai strategi “Devide Et Impera” alias mengadu domba. Hayo, ngerti gak? Kalau yang pernah belajar sejarah pasti tahulah...
Bagian pertama dari strategi adu domba telah dimulai. Kayaknya nih Yang Kang mungkin pengikutnya VOC kale, ya. Dia pinter banget memakai strategi “Devide Et Impera” alias mengadu domba. Hayo, ngerti gak? Kalau yang pernah belajar sejarah pasti tahulah...
So, see you next episode...
Berikutnya : Episode 43
Blogger Opinion :
Satu lagi, modifikasi kecil super
kreatif yang dibuat oleh tim produksi khususnya sang penulis skenario yang
mampu menyentuh hati penonton, yaitu adegan pertemuan terakhir Guo Jing dan
kelima gurunya sebelum mereka dibunuh dengan keji oleh Yang Kang dan Ou Yang
Feng di Pulau Persik.
Dalam novel, juga dalam versi-versi
sebelumnya, tak pernah ada adegan pertemuan terakhir antara Guo Jing dan Tujuh
Pendekar Jiang Nan jadi seolah-olah takdir itu sangatlah kejam karena membuat
guru dan murid tersebut berpisah tanpa lebih dulu mengucapkan selamat tinggal
atau setidaknya melihat mereka untuk yang terakhir kalinya.
Kasihan rasanya saat melihat Guo Jing
sangat shock ketika harus menemukan mayat kelima gurunya tanpa sempat melihat
mereka untuk terakhir kalinya dan mengucapkan salam perpisahan.
Tapi untunglah di versi terbaru 2017 ini, penulis skenario LOCH 2017 seolah mampu membaca keinginan terpendam para fans.
Walaupun kelima guru Guo Jing harus mati, tapi setidaknya dalam versi LOCH 2017 ini, Guo Jing masih diberi satu kesempatan untuk bertemu kelima gurunya untuk yang terakhir kali.
Mereka masih sempat mengucapkan selamat tinggal seraya melambaikan tangan. Dan bahkan guru ketujuh Han Xiao Ying sempat berpesan bahwa tidak peduli siapa yang akan Guo Jing nikahi pada akhinya, dia berdoa agar Guo Jing selalu bahagia. Jadi sedih dengernya hiks T__T Seolah-olah guru ketujuh sudah punya firasat kalau mereka akan segera menemui ajal >__<
Tapi untunglah di versi terbaru 2017 ini, penulis skenario LOCH 2017 seolah mampu membaca keinginan terpendam para fans.
Walaupun kelima guru Guo Jing harus mati, tapi setidaknya dalam versi LOCH 2017 ini, Guo Jing masih diberi satu kesempatan untuk bertemu kelima gurunya untuk yang terakhir kali.
Inilah yang membuat versi LOCH 2017 ini
menjadi versi TERBAIK MENURUT SAYA dan juga menurut 95% fans Internasional.
(Kalau Indonesia mah, sampe mati tahunya cuma Yoko doang. Maklum, mainnya
kurang jauh. Jadi gak penting pendapat penonton Indonesia bagiku...)
Kenapa banyak penonton berpendapat bahwa versi ini adalah VERSI YANG TERBAIK? Karena versi ini banyak sekali
menampilkan modifikasi kecil super kreatif yang membuat setiap kisah menjadi
lebih menyentuh, manis, romantis dan dramatis tanpa harus mengubah INTI cerita
secara keseluruhan. Cukup satu sentuhan kecil mampu menciptakan moment-moment
khusus yang menyentuh hati.
Rong’er versi Li Yi Tong adalah Rong’er
yang sangat baik hati, jadi gak tega melihat Guo Jing lebih memilih menikahi Hua
Cheng. Walau dia gak cantik, tapi karakternya sanagt Loveable alias menyenangkan. Rong’er yang ini punya inner beauty banget. Walau secara fisik,
pemerannya masih kalah cantik dari pemeran Mu Nian Chi dan Putri Mongol, tapi
dia punya inner beauty yang membuat
penonton sulit untuk tidak menyukainya.
Aku yang awalnya dulu hanya melihat
dari foto-foto BTS semata dan sempat menjudge gak suka hanya setelah menonton 1
episode yang adegannya dia sedang menangis (dan bahkan sempat mencacinya
sebagai Huang Rong yang nangisan), tapi setelah menonton serialnya hingga
tamat, mendadak jadi suka dan gak jadi benci. Maafkan diriku yang menilai
terlalu cepat, ya Li Yi Tong *bow*
Harusnya sebagai penonton, kita tidak
boleh menilai hanya dari foto-foto BTS atau dari sepenggal episode saja. Kayak
aku nih, jadi menjilat ludah sendiri kesannya. Dulu sempat menghina “gak
cocoklah, cengeng lah, terlalu mewek lah, dll” tapi setelah menonton hingga
tamat, aku sama sekali tidak merasa benci ataupun terganggu melihat Huang Rong
versi Li Yi Tong.
Berbeda dengan Huang Rong versi Barbara
Yung dan Ariel Lin yang membuatku sangat terganggu dan ogah rerun lagi. Cukup
sekali. Aku nonton semua di DVD loh, apalagi karena LOCH 2008 banyak dipotong
oleh pihak Indosiar. Namun akhirnya nyesel beli DVDnya karena Huang Rongnya
Ariel sangat “mengganggu.”
Dan akhirnya aku mengerti kenapa di
Indosiar LOCH versinya Hu Ge banyak yang dipotong, karena memang ada banyak sekali adegan GAK PENTING
dalam LOCH 2008, modifikasi gak
penting yang kebablasan >__< Modifikasi gpp lah, asalkan
modifikasi kecil yang tidak mengubah alur cerita secara keseluruhan namun hanya
dibuat untuk menambah kesan dramatis, melankolis, romantis, manis dan menyentuh
hati penonton semata, seperti modifikasi
kecil super kreatif yang ada
dalam versi LOCH 2017 ini.
Written
by : Liliana Tan
NOTE
: DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS
!!!
Credit
Pict : WEIBO ON LOGO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar