Episode kali ini adalah tentang perebutan
kembali "Tongkat Pemukul Anjing" yang diambil oleh Yang Kang. Fightingnya Huang
Rong kerena banget di sini. Li Yi Tong terlihat sangat luwes dan tidak kaku
saat beradegan silat, beda jauh dengan Ariel Lin yang terkesan kaku. Maklum,
Ariel Lin kan biasanya idol drama, bukan wuxia jadi wajar kalau gak luwes dan
berkesan kaku. Buat yang belum nonton, mungkin potongan adegan ini dapat
memberikan sedikit gambaran.
Duh, mama loe ngidam apa sih kok bisa punya anak seganteng ini? *lirik Mamanya William Yang*
Dan kisahpun berlanjut...
Di
episode sebelumnya, Yang Kang berkata ingin memindahkan base camp Partai
Pengemis ke Selatan, bukan lagi Utara. Hal ini karena kerajaan Chin ingin
menguasai Wilayah Utara, tapi dengan adanya partai pengemis yang memiliki
banyak anggota, tentu tujuan itu akan sulit tercapai.
Para
anggota Partai Pengemis tentu menolak rencana perpindahan ini, khususnya Tetua
Lu Yu Jiao. Namun akhirnya karena tidak bersedia untuk pindah ke Selatan,
beberapa pengemis yang menentangnya pun terpaksa bunuh diri.
Tetua
Lu juga tak punya pilihan selain bertarung dengan Chiu Chian Ren (ASLI).
Sementara itu, Guo Jing yang sedari tadi hanya terdiam memandang formasi
Bintang Biduk (sambil mengingat pertarungan Huang Yao Shi vs 7 Pendeta Chuan
Chin), akhirnya bisa melepaskan totokan serta tali yang mengikat tangannya
dengan Ilmu 9 Bulan. ( Wih, keren geboy kan Guo Jing gue hihihi ^_^ Dia gak bego
kok benernya, cuma mikirnya lamban aja ^.^ )
Guo
Jing tiba-tiba berteriak mengagetkan semua orang dan spontan terbang ke arah Lu
Yu Jiao dan segera menolongnya. Yang Kang yang takut kebohongannya terbongkar
segera memerintah anggota Kaypang menyerang Guo Jing. Untungnya Guo Jing tidak
lupa pada sang kekasih tercinta, dia segera melompat ke arah Rong’er dan
membebaskannya saat melihat salah seorang anggota partai pengemis berniat
menebas leher Rong’er.
Setelah
Huang Rong terbebas, sepasang kekasih itu kembali bertarung hingga akhirnya Guo
Jing melihat Huang Rong hampir terjatuh ke dalam jurang dan spontan
menolongnya. Hal ini dimanfaatkan oleh para anggota Kaypang untuk mendesak
mereka ke pinggir jurang.
“Jing
Gege, bagaimana?” tanya Huang Rong.
“Rong’er,
jangan takut. Ada aku.” Jawab Guo Jing mantap, kemudian Guo Jing memeluk Huang
Rong erat agar kekasih kecilnya tidak ketakutan.
“Jing
Gege, bila kita mati, kita akan mati bersama. Bukankah itu bagus?” ujar Huang
Rong sambil tersenyum.
Dalam pikiran Huang Rong, lebih baik mati bersama Guo
Jing daripada harus melihat Guo Jing menikahi gadis lain. Tapi dalam pikiran
Guo Jing, lebih baik dia saja yang mati daripada harus Rong’er yang mati. Itu
sebabnya, Guo Jing menggendong tubuh Huang Rong dan melemparkannya ke tempat
yang aman, sementara dia sendiri tetap di pinggir jurang.
Huang
Rong yang awalnya kaget dengan tindakan Guo Jing yang di luar dugaan (karena
Huang Rong berpikir mereka akan mati bersama), untunglah segera berpikir cepat
dan menyerang Yang Kang serta merebut Tongkat ketua.
Note
: Adegan saat Huang Rong berebut "Tongkat Pemukul Anjing" melawan Yang Kang
terlihat keren abis. Gak terkesan kaku seperti adegan fightingnya Ariel Lin
bahkan Athena Chu. Badannya Li Yi Tong benar-benar luwes dan lentur, tidak
sia-sia dia belajar dance selama ini.
Setelah
merebut "Tongkat Pemukul Anjing", Huang Rong mengangkat tinggi-tinggi tongkatnya
dan berseru lantang, “Saudara Kaypang sekalian, mohon hentikan. Ketua Hong
belum mati. Semua ini hanya kebohongan palsu yang dikarang maling kecil ini.”
seru Huang Rong lantang.
“Jangan
dengarkan wanita Iblis ini. Sekarang akulah Ketua Kaypang, kalian harus
dengarkan perintahku. Dorong bocah itu ke dasar jurang lalu bunuh wanita Iblis
ini.” Yang Kang mencoba membela diri.
“Kalian
semua lihat! "Tongkat Pemukul Anjing" ada di tanganku. Akulah Ketua Kaypang yang
baru. Coba kalian pikirkan baik-baik. Kenapa Kaypang yang begitu tersohor kini
terpecah belah? Tetua Li Sheng dan Tetua Yu mati mengenaskan, tetua Lu juga
terluka. Sebenarnya ada apa dibalik semua ini?” seru Huang Rong, mencoba
menyadarkan para anggota Kaypang.
“Ini
semua karena si maling jahat ini. Dia bekerja sama dengan Ketua Partai Tapak
Besi, Chiu Chian Ren untuk membohongi kalian semua dengan mengatakan bahwa
Ketua Hong sudah mati. Lalu kemudian memerintahkan kalian untuk pergi ke
selatan. Apa kalian semua tahu siapa sebenarnya maling jahat ini? Orang ini
bukan bermarga Yang, dia adalah putra dari Pangeran Keenam Chin, Wan Yen Hong
Lieh. Namanya adalah Wan Yen Kang.” Ujar Huang Rong, membuka rahasia Yang Kang.
( Seneng
kan, Yang kang? Bukankah selama ini, elu selalu pengen jadi anaknya Wan Yen
Kang dan gak mau ngakuin Yang Tie Xin sebagai ayah kandung? Tuh, uda dipenuhin
ma Rong’er hihihi ^_^)
“Ternyata
dia adalah orang Chin. Pantas saja menyuruh kita pindah ke Selatan.”
Bisik-bisik tetangga, eh, bisik-bisik pengemis mulai terdengar. Tapi ketiga
Tetua Baju Bersih tetap tidak percaya dan ingin menjatuhkan Huang Rong sekali
lagi.
Akhirnya
Huang Rong yang cerdas pun memutuskan untuk melawan racun dengan racun, fitnah
dibalas dengan fitnah. Dia mengeluarkan Tanda Pengenal Partai Tapak Besi yang
diambil Guru kedua Guo Jing saat di hutan (yang dicurinya dari Chiu Chian Ren
Palsu) dan menunjukkannya pada semua orang.
“Kalian
semua lihat ini. Tanda pengenal ini aku ambil dari tubuhnya saat kami bertarung
tadi. Kalian lihat apa ini?” seru Huang Rong dengan lantang ke arah para
anggota Kaypang yang langsung mengenalinya sebagai Plat Partai Tapak Besi.
“Ketua
Chiu, ini adalah Tanda Pengenal Partaimu. Benar, kan?” ujar Huang Rong ke arah
Chiu Chian Ren (ASLI) yang kebingungan kenapa platnya bisa ada di tangan gadis
kecil ini. Ini adalah bukti bahwa Yang Kang dan Partai Tapak Besi berkomplot
untuk Chin.
Yang
Kang yang marah karena kebohongannya terungkap, segera melemparkan senjata
rahasia ke arah Huang Rong, yang untungnya mengenai rompi landak Huang Rong dan
tidak melukainya. Melihat kekasihnya akan terluka, Guo Jing segera melompat ke
arahnya, “Rong’er, hati-hati.” Dengan cepat, Guo Jing berdiri di depan Huang
Rong dan melindunginya.
“Wan
Yeng Kang, jika bukan karena takut ketahuan, kenapa kau ingin membunuhku? Kau
ini jelas ingin membunuhku untuk menutup mulut.” pancing Huang Rong.
“Yang
Kang, sudah seperti ini kenapa kau masih belum mau berubah?” seru Guo Jing
marah.
Kemudian
Huang Rong menjelaskan bahwa Hong Chi Khong sebenarnya tidak mati dan Yang Kang
hanya mengarang indah saja. (100000000000000000 buat Yang Kang karena jago
mengarang indah. Angka 100 kayaknya gak cukup buat Yang Kang)
Tak
hanya itu, Huang Rong juga mengatakan bahwa Ketua Hong sudah memberikan "Tongkat
Pemukul Anjing" itu padanya dan Yang Kang hanya kebetulan memungutnya.
“Ketua
Hong sudah menyerahkan "Tongkat Pemukul Anjing" ini padaku, dan dia kebetulan
memungutnya. Lalu dia mencari Chiu Chian Ren untuk meminta bantuan. Tujuannya
adalah agar Partai Kaypang mau bekerja sama dengan Chin.” Seru Huang Rong
lantang, yang tentu saja langsung dibantah oleh Yang Kang.
“Bicara
sembarangan. Kau bilang Ketua Hong menunjukmu sebagai Ketua, apakah kau punya
bukti?” cibir Yang Kang dengan over Pedenya.
“Tongkat
ini adalah buktinya. Ketua Hong sudah memberikan padaku "Tongkat Pemukul Anjing",
itu adalah bukti yang kuat.” Jawab Huang Rong, sang Ketua asli.
Namun
lagi-lagi Yang Kang hanya tertawa.
“Sungguh
lucu! Tongkat pusaka ini jelas-jelas milikku. Semua sudah melihatnya. Kaulah
yang merebutnya dari tanganku.” Yang Kang kembali bersilat lidah dan memutar
balikkan fakta.
“Jika
Ketua Hong memang sudah memberikan "Tongkat Pemukul Anjing", kenapa beliau tidak
mengajarkan padamu ilmu “36 Jurus Tongkat Pemukul Anjing”? Jika kau menguasai
“36 Jurus Tongkat Pemukul Anjing”, bagaimana mungkin aku bisa dengan mudah
merebutnya?” ujar Huang Rong, menggunakan kesempatan ini untuk berbalik
menyerang Yang Kang.
“Apanya yang "Tongkat Pemukul Anjing"? Itu adalah tongkat pusaka Ketua. Itu tongkat wasiat, bagaimana bisa seenaknya kau hina?” Jawab Yang Kang, yang spontan tanpa sadar membuka sendiri kebohongannya.
Huang
Rong hanya tertawa mendengarnya dan berseru kepada semua anggota Kaypang.
“Kalian
semua sudah dengar, kan? Dia terus saja menyebutnya sebagai tongkat pusaka.
Bukankah secara tidak langsung, orang ini sudah mengakui kebohongannya? Dia
bahkan tak pernah dengar tentang “36 Jurus Tongkat Pemukul Anjing”, masih bicara
sembarangan?” seru Huang Rong dengan tersenyum santai.
“Baiklah.
Karena kau begitu menginginkan tongkat ini, kuberikan padamu. Ambil saja.
Jangan lupa untuk memegangnya baik-baik.” Huang Rong berkata sambil tertawa
seraya melemparkan tongkat tersebut ke arah Yang Kang yang langsung
mengambilnya dengan senang hati, tanpa tahu maksud dibaliknya.
Yang
Kang segera menyerang Huang Rong dan tentu saja sebagai Ketua Kaypang yang
asli, Huang Rong dapat merebut kembali tongkat tersebut dengan sangat mudahnya,
sekaligus mempermalukan Yang Kang yang jahat. Guo Jing segera berdiri di
samping untuk memberikan ruang bagi kekasihnya. Tapi dia tetap berjaga-jaga
seandainya ada yang ingin menyerang Rong’er-nya diam-diam. (Melindungi dari
samping nih ceritanya)
Dan
benar saja, melihat Yang Kang kalah, Chiu Chian Ren berniat menyerang Huang Rong
diam-diam saat gadis itu lengah. Untung saja Guo Jing melihatnya dan segera
menghentikan Chiu Chian Ren sebelum si tua itu berhasil menyerang kekasihnya.
“Memangnya
Ketua Hong tidak mengajarimu cara memegang tongkat ini erat-erat agar tidak
direbut orang?” sindir Huang Rong dengan senyum kemenangan.
Tapi
lagi-lagi tiga Tetua Baju Bersih yang memang berpihak pada Yang Kang tidak
percaya pada Huang Rong. Tetua Pheng bahkan menuduh bahwa jurus yang dipakai
Huang Rong bukanlah jurus "Tongkat Pemukul Anjing". Namun Tetua Lu memberikan pembelaan
bahwa itu benar jurus "Tongkat Pemukul Anjing" yang hanya diwariskan pada para
Ketua Kaypang dari generasi ke generasi dan diajarkan sendiri oleh Ketua
sebelumnya.
Akhirnya
tiga Tetua yang selalu menentang tersebut menantang untuk berduel. Jika Huang
Rong dapat mengalahkan mereka bertiga dengan ilmu “36 Jurus Tongkat Pemukul
Anjing” maka mereka akan mengakuinya sebagai Ketua Baru Kaypang.
Dan
tentu saja, Huang Rong menang mudah. Karena memang dialah Ketua Baru yang
ditunjuk sendiri oleh Hong Chi Khong. Ketiga Tetua itupun segera memberi hormat
pada Huang Rong diikuti oleh yang lain.
Sementara
Ketua Palsu yang ngaku-ngaku pun akhirnya mulai ambil langkah seribu alias
kabur ckckck... Tapi Huang Rong segera menyuruh Guo Jing untuk menghentikan
mereka. Guo Jingpun langsung menurut apa kata yayangnya hihihi ^_^
William ganteng banget kalau kayak gini. Jie-jie makin falling in lope deh *wink*
Akhirnya
terjadi pertarungan seru antara Guo Jing vs Yang Kang-Chiu Chian Ren. Satu
lawan dua ceritanya, yang berakhir dengan imbang. Jadi Guo Jing sekarang sudah
bisa menghadapi Chiu Chian Ren dan Yang Kang walau bergabung sekaligus. Uda
makin hebat kungfunya.
Akhirnya
setelah membereskan masalah di Partai Pengemis dan mendapatkan pengakuan
sebagai Ketua Baru Kaypang, Guo Jing dan Huang Rong melanjutkan perjalanan untuk
mendapatkan Kitab Perang Wu Mu.
Di
tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Chiu Chian Ren (PALSU) yang mengundang
mereka ke Gunung Tapak Besi untuk bertanding. Guo Jing dan Huang Rong pun
datang ke sana.
Mereka menggunakan Plat Tapak Besi yang dimiliki Huang Rong dan
menyamar menjadi penjaga. Tapi sayang, baru saja masuk sudah ketahuan.
“Kalian
siapa?” seru suara seseorang yang menangkap basah Guo Jing dan Huang Rong yang
sedang mengintai tempat itu.
Bagaimanakah
nasib Guo Jing dan Huang Rong selanjutnya? Sampai jumpa di episode selanjutnya.
Berikutnya : Episode 38
Written
by : Liliana Tan
NOTE
: DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS
!!!
Credit
Pict : WEIBO ON LOGO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar