Selasa, 04 Desember 2018

Sinopsis Lengkap : Legend Of The Condor Heroes 2017 (Ep 31)

Adegan di ruang rahasia akhirnya dimulai. Setelah Yang Kang menusuk Guo Jing dan merebut Kitab Perang Wu Mu, Huang Rong sambil menangis histeris membawa Guo Jing kembali ke penginapan Chi Ling Feng. Akting William Yang Xuwen saat terluka keren abis, sama sekali tidak terlihat berlebihan. Jika diibaratkan makanan maka takarannya SANGAT PAS. Kemampuan aktingnya semakin lama semakin meningkat. Great Job, William ^_^

Apakah Guo Jing dan Huang Rong dapat menyembuhkan luka di ruang rahasia dengan tenang? Tentu saja tidak. Karena berbagai halangan dan rintangan datang silih berganti dan mencoba mengganggu mereka. 






Dan kisahpun berlanjut... 
Setelah menemukan sang kekasih tercinta terbaring di tanah dengan bersimbah darah, Huang Rong entah bagaimana caranya akhirnya berhasil membawa Guo Jing keluar dari Istana dan kembali ke penginapan milik Chi Ling Feng.

Setelah sampai di penginapan kosong tersebut, tubuh Guo Jing segera ambruk ke tanah dengan keras disertai dengan jeritan panik Huang Rong yang ketakutan. 

“Jing Gege...Jing Gege, kau jangan mati. Kau tak boleh mati.” Ujar Huang Rong terisak. 
“Jing Gege, bangunlah.” Lagi, Huang Rong menangis terisak seraya menyentuh wajah Guo Jing yang memucat bagai mayat. Namun Guo Jing tetap terdiam.

Huang Rong tampak sangat panik. Dia mengeluarkan semua obat yang dimilikinya (yang lagi-lagi entah kapan bawanya kok tiba-tiba ada begitu banyak botol obat). Huang Rong melihat belati di perut Guo Jing, dia ingin mencabutnya tapi dia takut jika seandainya luka Guo Jing semakin banyak.

“Jika aku mencabut ini, apakah Jing Gege akan...” ujar Huang Rong dalam hati, merasa bimbang apa yang harus dilakukannya.

Saat itulah gadis bodoh tiba-tiba datang dan melihatnya menangis ketakutan seraya berkali-kali menyentuh belati tersebut namun kembali melepaskannya. Seolah mengerti, si gadis bodoh itu tanpa pikir panjang langsung mencabut belati tersebut dari perut Guo Jing yang membuat Guo Jing spontan tersadar dan menjerit kesakitan.


Jeritan kesakitan Guo Jing membuat Huang Rong semakin panik dan memukul gadis bodoh karena membuat Kakak Jing-nya kesakitan.

“Jing Gege...” Tangis Huang Rong semakin keras saat melihat darah Guo Jing mengalir semakin banyak dari luka tempat belati tersebut sebelumnya tertancap. 

Huang Rong berkali-kali memanggil nama Guo Jing seraya dengan panik menaburkan berbagai macam obat di lukanya untuk menghentikan pendarahannya. Namun darah Guo Jing tetap mengalir.

Huang Rong juga berusaha menghentikan darah Guo Jing dengan menempelkan sebuah kain di lukanya dan menekannya agar darahnya berhenti mengalir, namun tidak berhasil. Air mata Huang Rong mengalir semakin deras saat melihat semua usahanya tidak berhasil.

“Rong’er, Kitab Perang Wu Mu apakah sudah dicuri?” tanya Guo Jing dengan suara bergumam karena terlalu lemah untuk bicara. 

“Kau tenang saja. Mereka tidak berhasil mendapatkannya.” Jawab Huang Rong berbohong untuk menenangkan Guo Jing.


Guo Jing tersenyum lega, namun kemudian dia menyadari jika Huang Rong sedang menangis. 
“Rong’er, kenapa kau menangis?”tanya Guo Jing, kali ini perhatiannya terpusat pada gadisnya. 
“Rong’er tidak menangis.” Jawab Huang Rong, kembali berbohong untuk menenangkan Guo Jing.

“Dia menangis. Masih tidak mengaku? Kau lihatlah! Di wajahnya ada begitu banyak air mata.” Ujar si gadis bodoh menimpali seraya kembali berjalan mendekat.

“Rong’er, kau tenang saja. Di dalam Kitab 9 bulan, ada teknik menyembuhkan luka. Aku takkan mati. Tapi aku harus merepotkanmu selama 7 hari 7 malam.” Ujar Guo Jing dengan lemah. Suaranya terdengar bagai bisikan.

“Jing Gege, walaupun harus merepotkanku selama 70 tahun sekalipun, Rong’er tetap bersedia.” Jawab Huang Rong tulus. Guo Jing tersenyum mendengarnya, dia tahu perasaan Huang Rong padanya sangat kuat.

“Rong’er, kita harus mencari tempat yang sunyi untuk menyembuhkan luka ini. Berdasarkan teknik di dalam buku, kita berdua bersama-sama menggunakan tenaga dalam dan selama itu tidak boleh berpisah sedetikpun. Jika tidak, kita berdua akan terluka parah. Semuanya akan sia-sia.” Ujar Guo Jing, menjelaskan teknik menyembuhkan luka di dalam buku dengan suara tersendat-sendat.

( Aku suka melihat akting luka parahnya William Yang Xuwen, dia seolah-olah benar-benar kesakitan, bukan akting kesakitan. Semuanya terlihat sangat natural. Akting paniknya Li Yi Tong juga dapet, dia terlihat benar-benar sangat ketakutan kehilangan pria yang dia cintai.)

“Ruang Rahasia. Kita bisa pergi ke ruang rahasia.” Jawab Huang Rong, teringat ruang rahasia. Lalu dia segera memapah Guo Jing berjalan menuju ruang rahasia.

“Jing Gege, kau bertahanlah sebentar.” Ujar Huang Rong sambil memapah Guo Jing. 

“Jing Gege, kita ke sebelah sana. Ayo.” Ujar Huang Rong seraya membersihkan tempat itu agar mereka bisa menggunakannya.

Setelah mengambil beberapa buah semangka untuk mereka makan, Huang Rong berpesan pada si gadis bodoh agar tidak membocorkan kepada siapa pun tentang keberadaannya dan memberikan sebuah semangka kepadanya.

“Jing Gege, kita mulai.” Ujar Huang Rong. 
“Rong’er, selama 7 hari ini, telapak tanganku dan telapak tanganmu tak boleh berpisah sedetikpun. Terlebih lagi, tidak bisa turun untuk berjalan. Jika ada orang lain yang mengganggu, maka...” Guo Jing memberitahu tentang teknik menyembuhkan luka tersebut. 

“Tenang saja. Tidak akan ada yang mengganggu kita.” Huang Rong memberikan jaminan.

Namun baru saja mereka akan mulai, si gadis bodoh kembali membuat ulah. 
“Kalian sembunyi di dalam makan semangka, Sha Gu takkan bilang.” Serunya dari luar ruang rahasia, membuat Huang Rong segera mengangkat belati yang tadi menikam Guo Jing dan berniat membunuhnya untuk tutup mulut.

Mengetahui niat sang kekasih, Guo Jing segera menghentikannya. 
“Rong’er, kau tak boleh membunuhnya.” Ujar Guo Jing melarang. 
“Tapi jika aku tidak membunuhnya, aku takut kau akan berada dalam bahaya.” Ujar Huang Rong khawatir.

“Hatinya terlalu polos. Sedikitpun tidak membahayakan. Bagaimana bisa kau membunuh orang seperti itu? Jika dia mati karena aku, seumur hidupku aku takkan pernah memaafkan diriku.”jawab Guo Jing, bersikeras melarang. Akhirnya demi Guo Jing, Huang Rong membatalkan niatnya membunuh si gadis bodoh.

“Jing Gege, kita mulai.” Ujar Huang Rong mengerti. Akhirnya Guo Jing mulai membacakan teknik menyembuhkan luka dalam Kitab 9 Bulan dan meminta Huang Rong melakukan sesuai petunjuknya.


Namun Guo Jing dan Huang Rong tidak bisa menyembuhkan luka dengan tenang, karena satu per satu ada halangan yang mencoba mengganggu mereka. Dimulai dari rombongan Wan Yen Hong Lieh yang tak sengaja tiba di sana. (Duh, macem sinetron aja. Emang di Desa Niu penginapan kosong Cuma satu doang ya? Semuanya pada tumplek blek di lokasi yang sama ckckck...)

Huang Rong terkejut bukan kepalang saat melihat rombongan Wan Yen Hong Lieh berikut Ou Yang Feng dan Ou Yang Khe tiba di sana. Wan Yen Hong Lieh tampak gembira karena berpikir mereka telah berhasil mendapatkan Kitab Perang Wu Mu, sementara Guo Jing yang mendengar hal itu terlihat cemas karena baru menyadari bahwa Huang Rong sebenarnya membohonginya. Tapi untunglah dia tidak memarahi gadisnya karena tahu bahwa Rong’er melakukan itu untuk membuatnya tenang.

Namun Guo Jing segera bernapas lega saat mengetahui bahwa kotak tersebut ternyata kosong. Tapi kelegaan tersebut tak berlangsung lama karena si gadis bodoh telah kembali dan hampir membocorkan rahasia mereka. Tapi untunglah mereka semua hanya menganggapnya orang gila dan mengusirnya.
( Nih Guo Jing dan Huang Rong harus sport jantung berkali-kali hahaha ^_^)

Karena tidak berhasil mendapatkan Kitab Perang Wu Mu, akhirnya Wan Yen Hong Lieh meminta bantuan Ou Yang Feng untuk kembali menerobos Istana. Mengira bahwa Guo Jing telah meninggal ditusuk oleh Yang Kang, Ou Yang Feng beranggapan bahwa hanya Chou Pho Tong yang sekarang mengetahui tentang isi kitab 9 Bulan. Jadi dengan motif mencari Chou Pho Tong, Ou Yang Feng akhirnya setuju untuk kembali ke Istana. Dia ditemani oleh 4 orang bodoh : Hou Tong Hai, Sha Tong Tian, Ling Chi Sang Ren dan Liang Chi Weng, sementara Yang Kang dan Peng Lian Hu menemani Wan Yen Hong Lieh di penginapan.

Melihat Wan Yen Hong Lieh sendirian di luar sana, Guo Jing sebenarnya ingin keluar dan membunuhnya. Namun Huang Rong melarangnya karena akan membuat luka Guo Jing yang belum sembuh akan semakin parah. 


“Jing Gege, bisakah demi ibumu dan juga Rong’er, kau hidup dengan baik?” bujuk Huang Rong lembut, menggunakan perasaan cinta Guo Jing padanya agar pemuda itu menurut. Akhirnya demi ibu dan kekasihnya, Guo Jing kembali menurunkan belati yang telah digenggamnya dan menuruti ucapan Huang Rong.

Mendengar pembicaraan Wan Yen Hong Lieh dan Yang Kang, membuat Guo Jing menjadi muak dan marah, “Sungguh tak tahu malu. Ayahku dicelakai olehnya. Paman dan Bibi Yang mati karenanya, tapi dia berkata dia tidak bersalah.” Ujar Guo Jing dengan marah.

Setelah sehari berlalu, Huang Rong menanyakan kondisi Guo Jing. Guo Jing berkata bahwa dia merasa sudah lebih baik. Tapi Guo Jing masih tetap khawatir bila Kitab Perang Wu Mu berhasil diambil oleh Hou Tong Hai dkk. Untunglah keempat orang bodoh itu kembali dengan tangan kosong jadi Guo Jing bisa kembali bernapas lega.


Akhirnya Wan Yeng Hong Lieh, Yang Kang dan Peng Lian Hu memutuskan untuk kembali ke Istana Jin dan menyuruh keempat orang bodoh tersebut untuk menunggu Ou Yang Feng. Hou Tong Hai yang kelaparan memutuskan untuk mencari makanan atau minuman di dapur dan tanpa sengaja menemukan ruang rahasia. 

Untunglah Huang Rong yang cerdik menemukan cara untuk menakuti dan mengusir mereka. Dia memakai baju Chi Ling Feng dan topeng Chou Pho Tong untuk membuat hantu buatan agar keempat orang tersebut ketakutan. Mereka berempat melarikan diri dari sana dan melupakan Ou Yang Khe yang lumpuh begitu saja. Melihat dia hanya sendirian, Ou Yang Khe yang pintar segera mencari tempat untuk bersembunyi. Dia menyeret kakinya dan cepat-cepat mencari tempat yang aman.

Tak lama setelah Hou Tong Hai dkk pergi, Lu Guan Ying dan Cheng Yao Jia tiba di penginapan ini. Cheng Yao Jia berkata bahwa dia mencari paman seperguruannya yang seharusnya tinggal di penginapan ini.

Kemudian Lu Guan Ying juga menjelaskan maksud kedatangannya ke Desa Niu adalah untuk mencari Guo Jing. Lu Guan Ying berkata bahwa dia mendengar kabar bahwa Huang Rong telah tenggelam di laut dan kini Kakek Seperguruannya yaitu Huang Yao Shi sedang mencari Guo Jing untuk membalas dendam atas kematian putrinya. Huang Yao Shi menganggap ini adalah salah Guo Jing, karena jika tidak mengejar Guo Jing maka Huang Rong tidak akan tenggelam di lautan. Jika tidak berhasil menemukan Guo Jing, maka dia akan mencari 7 Pendekar Jiang Nan untuk membalaskan dendamnya.

Guo Jing yang mendengarnya merasa sangat khawatir. Dia tidak ingin gurunya dilibatkan. Untunglah Huang Rong selalu bisa membujuk dan menenangkan Guo Jing, dan untungnya juga Guo Jing selalu menuruti ucapan Huang Rong.

Tak lama kemudian, Sun Bu Er juga datang ke sana dan menyalahpahami Lu Guan Ying karena berpikir Lu Guan Ying telah bersikap tidak sopan pada muridnya. Untunglah Cheng Yao Jia segera menjelaskan salah paham ini. Tapi tetap saja Sun Bu Er tidak menyukai pemuda itu. Saat Sun Bu Er sedang bertarung dengan Lu Guan Ying, keempat orang bodoh itu kembali lagi dan mengintip dari luar. Mereka asyik mengintip sampai tidak menyadari bahwa si gadis bodoh ada di belakang mereka. (Ini yang bodoh sebenarnya siapa sih? Ckckck...)

Keempat orang bodoh itu berlari masuk ke dalam rumah karena mengira telah bertemu hantu, kemudian menuduh Sun Bu Er, Lu Guan Ying dan Cheng Yao Jia sebagai hantu yang tadi menakuti mereka. Mereka semua bertarung yang berakhir dengan kemenangan keempat orang bodoh itu. Kemudian, mereka kembali masuk ke ruang rahasia. 

Apakah kali ini mereka berhasil menemukan Guo Jing dan Huang Rong? Oh ya, di episode selanjutnya, Guo Jing hampir tidak bisa menahan dirinya. Untung saja ada rompi landak milik Huang Rong, jika tidak, mungkin Guo Jing akan lepas kendali untuk yang pertama kalinya ^_^

Sampai jumpa di episode selanjutnya...

Berikutnya : Episode 32

Written by : Liliana Tan 
NOTE : DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS !!! 
Credit Pict : WEIBO ON LOGO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads