Adegan di ruang rahasia akhirnya
dimulai. Setelah Yang Kang menusuk Guo Jing dan merebut Kitab Perang Wu Mu,
Huang Rong sambil menangis histeris membawa Guo Jing kembali ke penginapan Chi
Ling Feng. Akting William Yang Xuwen saat terluka keren abis, sama sekali tidak
terlihat berlebihan. Jika diibaratkan makanan maka takarannya SANGAT PAS.
Kemampuan aktingnya semakin lama semakin meningkat. Great Job, William ^_^
Apakah Guo Jing dan Huang Rong dapat
menyembuhkan luka di ruang rahasia dengan tenang? Tentu saja tidak. Karena
berbagai halangan dan rintangan datang silih berganti dan mencoba mengganggu
mereka.
Dan kisahpun berlanjut...
Setelah menemukan sang kekasih tercinta
terbaring di tanah dengan bersimbah darah, Huang Rong entah bagaimana caranya
akhirnya berhasil membawa Guo Jing keluar dari Istana dan kembali ke penginapan
milik Chi Ling Feng.
Setelah sampai di penginapan kosong
tersebut, tubuh Guo Jing segera ambruk ke tanah dengan keras disertai dengan
jeritan panik Huang Rong yang ketakutan.
“Jing Gege...Jing Gege, kau jangan
mati. Kau tak boleh mati.” Ujar Huang Rong terisak.
“Jing Gege, bangunlah.” Lagi, Huang
Rong menangis terisak seraya menyentuh wajah Guo Jing yang memucat bagai mayat.
Namun Guo Jing tetap terdiam.
Huang Rong tampak sangat panik. Dia
mengeluarkan semua obat yang dimilikinya (yang lagi-lagi entah kapan bawanya
kok tiba-tiba ada begitu banyak botol obat). Huang Rong melihat belati di perut
Guo Jing, dia ingin mencabutnya tapi dia takut jika seandainya luka Guo Jing
semakin banyak.
“Jika aku mencabut ini, apakah Jing
Gege akan...” ujar Huang Rong dalam hati, merasa bimbang apa yang harus
dilakukannya.
Saat itulah gadis bodoh tiba-tiba
datang dan melihatnya menangis ketakutan seraya berkali-kali menyentuh belati
tersebut namun kembali melepaskannya. Seolah mengerti, si gadis bodoh itu tanpa
pikir panjang langsung mencabut belati tersebut dari perut Guo Jing yang membuat
Guo Jing spontan tersadar dan menjerit kesakitan.
Jeritan kesakitan Guo Jing membuat
Huang Rong semakin panik dan memukul gadis bodoh karena membuat Kakak Jing-nya
kesakitan.
“Jing Gege...” Tangis Huang Rong
semakin keras saat melihat darah Guo Jing mengalir semakin banyak dari luka
tempat belati tersebut sebelumnya tertancap.
Huang Rong berkali-kali memanggil
nama Guo Jing seraya dengan panik menaburkan berbagai macam obat di lukanya
untuk menghentikan pendarahannya. Namun darah Guo Jing tetap mengalir.
Huang Rong juga berusaha menghentikan
darah Guo Jing dengan menempelkan sebuah kain di lukanya dan menekannya agar
darahnya berhenti mengalir, namun tidak berhasil. Air mata Huang Rong mengalir
semakin deras saat melihat semua usahanya tidak berhasil.
“Rong’er, Kitab Perang Wu Mu apakah
sudah dicuri?” tanya Guo Jing dengan suara bergumam karena terlalu lemah untuk
bicara.
“Kau tenang saja. Mereka tidak berhasil
mendapatkannya.” Jawab Huang Rong berbohong untuk menenangkan Guo Jing.
Guo Jing tersenyum lega, namun kemudian
dia menyadari jika Huang Rong sedang menangis.
“Rong’er, kenapa kau menangis?”tanya
Guo Jing, kali ini perhatiannya terpusat pada gadisnya.
“Rong’er tidak menangis.” Jawab Huang
Rong, kembali berbohong untuk menenangkan Guo Jing.
“Dia menangis. Masih tidak mengaku? Kau
lihatlah! Di wajahnya ada begitu banyak air mata.” Ujar si gadis bodoh
menimpali seraya kembali berjalan mendekat.
“Rong’er, kau tenang saja. Di dalam
Kitab 9 bulan, ada teknik menyembuhkan luka. Aku takkan mati. Tapi aku harus
merepotkanmu selama 7 hari 7 malam.” Ujar Guo Jing dengan lemah. Suaranya
terdengar bagai bisikan.
“Jing Gege, walaupun harus merepotkanku
selama 70 tahun sekalipun, Rong’er tetap bersedia.” Jawab Huang Rong tulus. Guo
Jing tersenyum mendengarnya, dia tahu perasaan Huang Rong padanya sangat kuat.
“Rong’er, kita harus mencari tempat
yang sunyi untuk menyembuhkan luka ini. Berdasarkan teknik di dalam buku, kita
berdua bersama-sama menggunakan tenaga dalam dan selama itu tidak boleh
berpisah sedetikpun. Jika tidak, kita berdua akan terluka parah. Semuanya akan
sia-sia.” Ujar Guo Jing, menjelaskan teknik menyembuhkan luka di dalam buku
dengan suara tersendat-sendat.
( Aku suka melihat akting luka parahnya
William Yang Xuwen, dia seolah-olah benar-benar kesakitan, bukan akting
kesakitan. Semuanya terlihat sangat natural. Akting paniknya Li Yi Tong juga
dapet, dia terlihat benar-benar sangat ketakutan kehilangan pria yang dia
cintai.)
“Ruang Rahasia. Kita bisa pergi ke
ruang rahasia.” Jawab Huang Rong, teringat ruang rahasia. Lalu dia segera
memapah Guo Jing berjalan menuju ruang rahasia.
“Jing Gege, kau bertahanlah sebentar.”
Ujar Huang Rong sambil memapah Guo Jing.
“Jing Gege, kita ke sebelah sana. Ayo.”
Ujar Huang Rong seraya membersihkan tempat itu agar mereka bisa menggunakannya.
Setelah mengambil beberapa buah
semangka untuk mereka makan, Huang Rong berpesan pada si gadis bodoh agar tidak
membocorkan kepada siapa pun tentang keberadaannya dan memberikan sebuah
semangka kepadanya.
“Jing Gege, kita mulai.” Ujar Huang
Rong.
“Rong’er, selama 7 hari ini, telapak
tanganku dan telapak tanganmu tak boleh berpisah sedetikpun. Terlebih lagi,
tidak bisa turun untuk berjalan. Jika ada orang lain yang mengganggu, maka...”
Guo Jing memberitahu tentang teknik menyembuhkan luka tersebut.
“Tenang saja. Tidak akan ada yang
mengganggu kita.” Huang Rong memberikan jaminan.
Namun baru saja mereka akan mulai, si
gadis bodoh kembali membuat ulah.
“Kalian sembunyi di dalam makan
semangka, Sha Gu takkan bilang.” Serunya dari luar ruang rahasia, membuat Huang
Rong segera mengangkat belati yang tadi menikam Guo Jing dan berniat
membunuhnya untuk tutup mulut.
Mengetahui niat sang kekasih, Guo Jing
segera menghentikannya.
“Rong’er, kau tak boleh membunuhnya.”
Ujar Guo Jing melarang.
“Tapi jika aku tidak membunuhnya, aku
takut kau akan berada dalam bahaya.” Ujar Huang Rong khawatir.
“Hatinya terlalu polos. Sedikitpun
tidak membahayakan. Bagaimana bisa kau membunuh orang seperti itu? Jika dia
mati karena aku, seumur hidupku aku takkan pernah memaafkan diriku.”jawab Guo
Jing, bersikeras melarang. Akhirnya demi Guo Jing, Huang Rong membatalkan
niatnya membunuh si gadis bodoh.
“Jing Gege, kita mulai.” Ujar Huang
Rong mengerti. Akhirnya Guo Jing mulai membacakan teknik menyembuhkan luka
dalam Kitab 9 Bulan dan meminta Huang Rong melakukan sesuai petunjuknya.
Namun Guo Jing dan Huang Rong tidak
bisa menyembuhkan luka dengan tenang, karena satu per satu ada halangan yang
mencoba mengganggu mereka. Dimulai dari rombongan Wan Yen Hong Lieh yang tak
sengaja tiba di sana. (Duh, macem sinetron aja. Emang di Desa Niu penginapan
kosong Cuma satu doang ya? Semuanya pada tumplek blek di lokasi yang sama
ckckck...)
Huang Rong terkejut bukan kepalang saat
melihat rombongan Wan Yen Hong Lieh berikut Ou Yang Feng dan Ou Yang Khe tiba
di sana. Wan Yen Hong Lieh tampak gembira karena berpikir mereka telah berhasil
mendapatkan Kitab Perang Wu Mu, sementara Guo Jing yang mendengar hal itu
terlihat cemas karena baru menyadari bahwa Huang Rong sebenarnya membohonginya.
Tapi untunglah dia tidak memarahi gadisnya karena tahu bahwa Rong’er melakukan
itu untuk membuatnya tenang.
Namun Guo Jing segera bernapas lega
saat mengetahui bahwa kotak tersebut ternyata kosong. Tapi kelegaan tersebut
tak berlangsung lama karena si gadis bodoh telah kembali dan hampir membocorkan
rahasia mereka. Tapi untunglah mereka semua hanya menganggapnya orang gila dan
mengusirnya.
( Nih Guo Jing dan Huang Rong harus
sport jantung berkali-kali hahaha ^_^)
Karena tidak berhasil mendapatkan Kitab
Perang Wu Mu, akhirnya Wan Yen Hong Lieh meminta bantuan Ou Yang Feng untuk
kembali menerobos Istana. Mengira bahwa Guo Jing telah meninggal ditusuk oleh
Yang Kang, Ou Yang Feng beranggapan bahwa hanya Chou Pho Tong yang sekarang
mengetahui tentang isi kitab 9 Bulan. Jadi dengan motif mencari Chou Pho Tong,
Ou Yang Feng akhirnya setuju untuk kembali ke Istana. Dia ditemani oleh 4 orang
bodoh : Hou Tong Hai, Sha Tong Tian, Ling Chi Sang Ren dan Liang Chi Weng,
sementara Yang Kang dan Peng Lian Hu menemani Wan Yen Hong Lieh di penginapan.
Melihat Wan Yen Hong Lieh sendirian di
luar sana, Guo Jing sebenarnya ingin keluar dan membunuhnya. Namun Huang Rong
melarangnya karena akan membuat luka Guo Jing yang belum sembuh akan semakin
parah.
“Jing Gege, bisakah demi ibumu dan juga
Rong’er, kau hidup dengan baik?” bujuk Huang Rong lembut, menggunakan perasaan
cinta Guo Jing padanya agar pemuda itu menurut. Akhirnya demi ibu dan
kekasihnya, Guo Jing kembali menurunkan belati yang telah digenggamnya dan menuruti
ucapan Huang Rong.
Mendengar pembicaraan Wan Yen Hong Lieh
dan Yang Kang, membuat Guo Jing menjadi muak dan marah, “Sungguh tak tahu malu.
Ayahku dicelakai olehnya. Paman dan Bibi Yang mati karenanya, tapi dia berkata
dia tidak bersalah.” Ujar Guo Jing dengan marah.
Setelah sehari berlalu, Huang Rong
menanyakan kondisi Guo Jing. Guo Jing berkata bahwa dia merasa sudah lebih
baik. Tapi Guo Jing masih tetap khawatir bila Kitab Perang Wu Mu berhasil
diambil oleh Hou Tong Hai dkk. Untunglah keempat orang bodoh itu kembali dengan
tangan kosong jadi Guo Jing bisa kembali bernapas lega.
Akhirnya Wan Yeng Hong Lieh, Yang Kang
dan Peng Lian Hu memutuskan untuk kembali ke Istana Jin dan menyuruh keempat
orang bodoh tersebut untuk menunggu Ou Yang Feng. Hou Tong Hai yang kelaparan
memutuskan untuk mencari makanan atau minuman di dapur dan tanpa sengaja
menemukan ruang rahasia.
Untunglah Huang Rong yang cerdik menemukan cara untuk
menakuti dan mengusir mereka. Dia memakai baju Chi Ling Feng dan topeng Chou Pho
Tong untuk membuat hantu buatan agar keempat orang tersebut ketakutan. Mereka
berempat melarikan diri dari sana dan melupakan Ou Yang Khe yang lumpuh begitu
saja. Melihat dia hanya sendirian, Ou Yang Khe yang pintar segera mencari
tempat untuk bersembunyi. Dia menyeret kakinya dan cepat-cepat mencari tempat
yang aman.
Tak lama setelah Hou Tong Hai dkk
pergi, Lu Guan Ying dan Cheng Yao Jia tiba di penginapan ini. Cheng Yao Jia berkata bahwa dia mencari
paman seperguruannya yang seharusnya tinggal di penginapan ini.
Kemudian Lu Guan Ying juga menjelaskan
maksud kedatangannya ke Desa Niu adalah untuk mencari Guo Jing. Lu Guan Ying
berkata bahwa dia mendengar kabar bahwa Huang Rong telah tenggelam di laut dan
kini Kakek Seperguruannya yaitu Huang Yao Shi sedang mencari Guo Jing untuk
membalas dendam atas kematian putrinya. Huang Yao Shi menganggap ini adalah
salah Guo Jing, karena jika tidak mengejar Guo Jing maka Huang Rong tidak akan
tenggelam di lautan. Jika tidak berhasil menemukan Guo Jing, maka dia akan
mencari 7 Pendekar Jiang Nan untuk membalaskan dendamnya.
Guo Jing yang mendengarnya merasa
sangat khawatir. Dia tidak ingin gurunya dilibatkan. Untunglah Huang Rong
selalu bisa membujuk dan menenangkan Guo Jing, dan untungnya juga Guo Jing
selalu menuruti ucapan Huang Rong.
Tak lama kemudian, Sun Bu Er juga
datang ke sana dan menyalahpahami Lu Guan Ying karena berpikir Lu Guan Ying
telah bersikap tidak sopan pada muridnya. Untunglah Cheng Yao Jia segera
menjelaskan salah paham ini. Tapi tetap saja Sun Bu Er tidak menyukai pemuda
itu. Saat Sun Bu Er sedang bertarung dengan Lu Guan Ying, keempat orang bodoh
itu kembali lagi dan mengintip dari luar. Mereka asyik mengintip sampai tidak
menyadari bahwa si gadis bodoh ada di belakang mereka. (Ini yang bodoh sebenarnya
siapa sih? Ckckck...)
Keempat orang bodoh itu berlari masuk
ke dalam rumah karena mengira telah bertemu hantu, kemudian menuduh Sun Bu Er,
Lu Guan Ying dan Cheng Yao Jia sebagai hantu yang tadi menakuti mereka. Mereka
semua bertarung yang berakhir dengan kemenangan keempat orang bodoh itu.
Kemudian, mereka kembali masuk ke ruang rahasia.
Apakah kali ini mereka
berhasil menemukan Guo Jing dan Huang Rong? Oh ya, di episode selanjutnya, Guo Jing hampir tidak bisa menahan dirinya. Untung saja ada rompi landak milik Huang Rong, jika tidak, mungkin Guo Jing akan lepas kendali untuk yang pertama kalinya ^_^
Sampai jumpa di episode selanjutnya...
Berikutnya : Episode 32
Written
by : Liliana Tan
NOTE
: DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS
!!!
Credit
Pict : WEIBO ON LOGO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar