Masih tentang si wanita berambut putih
yang tidak lain adalah Ying Gu. Apakah sebenarnya yang terjadi antara Ying Gu
dan Kaisar Selatan (Sekarang Biksu Selatan) di masa lalu sehingga wanita itu
mencari cara untuk mencelakainya? Jadi, bagi yang merasa penasaran dengan
kelanjutan kisah ini. Mari kita simak potongan adegan di bawah ini... Buat yang
belum nonton, mungkin potongan adegan ini dapat memberikan sedikit gambaran.
Let’s check this out below...
Dan kisahpun berlanjut...
Setelah Biksu Yideng (dulu bernama Thuan Chi Shing alias Kaisar Selatan) menyembuhkan Huang Rong, dia akhirnya menceritakan asal mula Ying Gu sangat membencinya hingga merancang rencana keji untuk mencabut nyawanya dengan memanfaatkan kondisi Huang Rong yang terluka.
Ying Gu sebenarnya adalah mantan selir
(istri) dari Kaisar Selatan, Thuan Chi Shing yang berselingkuh dengan si Bocah Tua
Nakal, Chou Pho Thong. Ying Gu dan Chou Pho Thong terlibat affair hingga
akhirnya memiliki seorang anak laki-laki yang sayangnya mati karena dipukul
oleh Chiu Chian Ren. (Tapi ceritanya si Ying Gu masih belum tahu bahwa yang
membunuh putranya yang masih bayi adalah Chiu Chian Ren).
Kenapa Chiu Chian Ren membunuh seorang
bayi tak bersalah? Simple. Karena dia ingin menyingkirkan satu orang rival
dalam Turnament Pedang di Gunung Hua. Chiu Chian Ren mengira bayi laki-laki
tersebut adalah putra Kaisar Selatan dan mengingat selir Liu (nama Ying Gu
dulunya) adalah selir kesayangan Kaisar, jadi Chiu Chian Ren mengira Kaisar
Selatan pasti akan melakukan apa saja demi menyelamatkan sang Putra, termasuk
menyembuhkannya dengan Ilmu “Jari
Matahari”. Tapi jika menggunakan ilmu itu, otomatis ilmu kungfu Kaisar
Selatan akan hilang, dan baru akan kembali lagi setelah 5 tahun. Inilah yang
diinginkan Chiu Chian Ren. Jika ilmu Kaisar Selatan hilang, maka otomatis dia
sudah menyingkirkan satu orang pesaing.
Di sisi lain, Ying Gu (yang dulu bernama
Selir Liu) menyalahkan Kaisar Selatan atas kematian putra haramnya, karena
Kaisar Selatan menolak mengobati putranya hingga akhirnya sang putra meninggal.
Lalu di mana Chou Pho Tong? Chou Pho Tong tentu saja tidak mau bertanggung
jawab, dia pergi meninggalkan Selir Liu setelah menghamilinya. Habis manis
sepah dibuang, gitu. Habis hamilin, gak tanggung jawab.
Sebenarnya bayi tersebut belum
meninggal, hanya saja karena Kaisar Selatan menolak mengobati setelah melihat
baju yang dikenakan bayi tersebut adalah kain yang bertuliskan puisi “Sepasang Belibis” (yang
itu artinya Selir Liu belum melupakan Chou Pho Tong sampai sekarang), jadinya
si Kaisar Selatan jadi ilfil dan sakit hati. Akhirnya daripada si anak
menderita, Selir Liu menusuk bayinya sendiri hingga tewas. Toh cepat atau
lambat juga akan mati, kan? Daripada menderita gitu kasarannya.
Secara logika, jika Anda waras, apakah
Anda bersedia mengobati anak haram hasil perselingkuhan pasangan kalian bersama
pria lain? Selingkuh aja udah salah. Uda tahu istri orang, kenapa malah jatuh
cinta pada pria lain?
Tentu jika aku adalah Kaisar Selatan,
aku juga pasti ogah mengobati anak haram hasil selingkuhan. Kasarannya, “Elu uda berkhianat, selingkuh, tidur sama
pria lain hingga hamil, terus begitu anak itu lahir, mau gue ngobati anak haram
itu? Lah, kok enak? Masih untung kepala loe gak gue penggal karena mengkhianati
Kaisar.” Itu kalau aku, ya hihihi ^_^
Guo Jing dan Huang Rong beserta Biksu Yideng dan keempat muridnya.
Kalau dari sudut pandangku, Ying Gu lah
yang bersalah. Dia udah selingkuh, terus hamil sama selingkuhannya, begitu suaminya
gak mau ngobati anak hasil perselingkuhanya, dia menusuk anaknya sendiri dan
malah menyalahkan si suami yang sudah diselingkuhinya. Logika orang waras pasti
mikir, “SITU WARAS???”
Dia sendiri yang selingkuh, dia sendiri
yang mau dihamilin, dia sendiri yang nusuk anaknya sampai mati, kok malah
nyalahin orang yang gak ada hubungannya? Nyalahin orang yang sudah disakitin
pula. Nih Ying Gu sebenarnya sakit jiwa sih kalau menurutku. Tapi sayangnya nih
wanita sama sekali tidak merasa bersalah karena mengkhianati suaminya. Kalau
mau mencari seseorang yang harus disalahkan, salahkanlah dirimu sendiri yang
kegatelan. Udah punya suami (Seorang Kaisar pula), punya gelar, status jelas,
harta melimpah, tinggal di Istana yang mewah, eh gak bersyukur malah selingkuh
ckckck... Kalau gue mah, daripada ngelahirin anak haram hasil perselingkuhan,
lebih baik melahirkan seorang Pangeran yang kelak bisa meneruskan tahta sang
suami dan besok-besok bisa jadi Ibu Suri. Bego nih wanita satu ckckck...
Back To Story...
Singkat cerita, akhirnya Guo Jing dan
Huang Rong membantu Biksu Yideng dan Ying Gu menyelesaikan dendam di antara
mereka. Males nyeritain masalahnya Ying Gu dan Kaisar Selatan, blogernya HANYA
tertarik pada kisahnya Guo Jing dan Huang Rong aja. Kalau penasaran, baca
novelnya atau tonton sendiri di You Tube atau DVD. Banyak kok caranya ^_^
Pokoknya intinya, masalahnya selesai dan Ying Gu sadar kalau selama ini dia
telah salah menilai orang. Harusnya dia mencari orang yang memukul anaknya
hingga terluka parah, bukan menyalahkan orang yang menolak mengobati anaknya.
Akhirnya kisah mengenai wanita berambut putih selesai sampai di sini.
Esoknya, saat Biksu Yideng selesai
mengobati muridnya yang terluka menggunakan sebuah kitab pengobatan dengan
bahasa aneh. Barulah Guo Jing menyadari kalau bahasa di kitab pengobatan
tersebut sama seperti bahasa yang ada di halaman terakhir kitab “9 Bulan”.
Singkat cerita, Guo Jing membacakan
kalimat dengan bahasa aneh tersebut dan Biksu Yideng menterjemahkannya ke dalam
bahasa Mandarin agar bisa dimengerti oleh Guo Jing dan Huang Rong. Jadi selain
Guo Jing, Huang Rong juga sebenarnya menguasai Ilmu “9 Bulan”, hanya saja gak pernah dipake. Sedangkan Biksu Yideng
hanya tahu halaman terakhir yang berbahasa asing tersebut.
Ilmu ini jugalah yang akhirnya
diajarkan oleh Guo Jing kepada Pengemis Utara, Hong Chi Khong agar kungfu Hong
Chi Khong kembali seperti semula. Biksu Yideng pun tak perlu menunggu 5 tahun
untuk bisa pulih seperti sediakala, melainkan cukup 3 bulan saja. Thank to ilmu
“9 Bulan” ceritanya ^_^
So, see you next episode...
Berikutnya : Episode 42
Written
by : Liliana Tan
NOTE
: DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDITS
!!!
Credit
Pict : WEIBO ON LOGO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar