Selasa, 22 Oktober 2013

Wishing Star - SS501 & Uee Fanfiction (Part 1)

Author : Lee An TS501

Starring :
Kim Hyun Joong as Yoon Ji Hoo
Uee’s After School as Kim Yoo Jin (Herself)
Kim Jae Joong as Himself ( Yoo Jin Ex Boyfriend )
Author as Kim Lee An (Kim Yoo Jin’s sister )
Kim Hyun Joong as Shi Lang ( Shi Lang adalah nama perannya di We Got Married )
Yeyen Norma Guphyta as Kim Yeon Hee ( Yoo Jin’s Best Friend )
Kim Kyu Jong as Himself
Kim Hyung Jun as Himself


 
“ WISHING STAR/ SS501 & Uee Fanfiction


Photo's Credit : Willy Sudaryanti


CHAPTER 1 : WHERE ARE YOU NOW ?

   “Diantara jutaan bintang yang bersinar di Langit Utara. Hanya ada 1 bintang yang bersinar sangat terang melebihi jutaan bintang lainnya. POLARIS, sang Bintang Utara yang melambangkan harapan dan keinginan yang kuat. Saat kau sedang sedih dan putus asa, pandanglah bintang itu maka kau akan merasa harapanmu akan kembali muncul…”

    “Kau pernah bilang, tidak ada seorang pun yang bisa mengambil sebuah kenangan. Aku sungguh berharap aku hanya punya satu kenangan, tapi aku punya dua dan aku harus memilih salah satunya kan ?? Aku sungguh berharap aku bisa melupakan kenanganku dengannya, tapi aku tidak bisa.. Waktu dia pergi, semakin aku sadari aku tidak bisa menghapus kenangan itu. Benar-benar tidak bisa , ucap Yoo Jin pada pria di hadapannya.

   “ Saat aku tersesat, saat aku tidak tau kemana harus melangkah, dia datang dan membukakan jalan. Saat aku berjalan dalam kegelapan, dia datang membawa seberkas cahaya lilin dan menemaniku mencari cahaya terang. Saat aku bersedih dan ingin menangis, dia membuka tangannya dan membiarkan aku menangis di pundaknya. Saat aku jatuh, dialah yang membuatku bangkit”, ujar Yoo Jin sambil menangis.

  DIA.. POLARISKU !!! Dia Bintang Harapanku !!! Dia yang selalu menyinari langkahku.. Dia.. Pilihanku !!! Aku mencintainya, bukan kau !!!”, ucapnya lagi. Dan akhirnya keputusanpun di buat.

********************************

Moon’s Steakhouse and Prime Rib, Xindiandi – Shanghai.
    Seorang gadis cantik mengenakan Gaun Putih sedang duduk menunggu dengan bahagia di tengah restorant paling mewah di kota Shanghai. Moon’s Steakhouse and Prime Rib, Xindiandi – Shanghai memang merupakan tempat yang romantis bagi pasangan kekasih untuk menikmati makan malam yang romantis. Begitu juga dengan Kim Yoo Jin,seorang gadis cantik yang merupakan turis asal Korea Selatan ini sedang duduk menunggu Sang kekasih yang mengatakan akan datang tidak lama lagi untuk melamarnya.Tapi setelah beberapa jam menunggu,tidak terlihat tanda-tanda kemunculan sang kekasih dan Yoo Jin mulai terlihat cemas.Ditambah lagi,cuaca yang tadinya cerah dengan langit yang bertabur bintang, sekarang tiba-tiba turun hujan.

Kim Yoo Jin POV :
    PRANGG…
 Gelas itu terjatuh dari tanganku.Entah kenapa,aku seolah mendapat firasat buruk.Perasaanku kacau,sangat kacau.Aku tidak bisa memikirkan apapun.
  “Dimana dia ? Kenapa dia belum datang ?”,ujarku dalam hati seraya kupandangi kaca jendela yang mulai penuh dengan tetesan air hujan.

  “Apa ini pertanda buruk ? Kenapa langit yang tadinya cerah sekarang tiba-tiba turun hujan? Apa ini ada hubungannya dengan Jae Joong Oppa ? Tidak !! Tidak mungkin !! Dia pasti datang. Dia sudah berjanji akan datang“, batinku, menenangkan hatiku sendiri.

  Malam ini seharusnya menjadi malam yang indah. Malam di Shanghai penuh dengan bintang-bintang yang bersinar terang, dan malam ini, dia berjanji akan menemuiku disini, di restoran ini. Aku menunggu di restoran ini hingga malam. Menunggu dan terus menunggu, hingga aku sadar dia tidak akan datang. Aku berjalan sendirian ditengah hujan dengan pandangan kosong ke depan, hingga akhirnya aku tersadar.

   “Sesuatu telah terjadi. Sesuatu yang buruk telah menimpa Jae Joong”, batinku seraya berlari semakin kencang, menembus gelapnya malam.

The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel..
  “Jae Joong Oppa meninggalkan aku.Dia mengingkari janji kami”,seruku pada Ji Hoo,sambil memandang kelap-kelip lampu disetiap deretan gedung dan rumah yang ada di Shanghai dari balkon kamar hotel tempatku menginap.

    The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel adalah salah satu dari hotel bintang lima paling mewah di Shanghai dan disinilah tempat aku dan Jae Joong menginap selama liburan musim dingin ini. Saat liburan musim dingin telah tiba, Jae Joong Oppa mengajakku berlibur ke Shanghai untuk merayakan Natal dan Tahun Baru di kota Metropolitan China yang terkenal sangat maju dalam berbagai aspek kehidupan. The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel harus kuakui memang adalah hotel yang hebat dan mewah, seumur hidupku, aku tidak pernah menginap ditempat seperti ini sebelumnya.

Aku Kim Yoo Jin, adalah anak korban perceraian kedua orang tuaku sejak usiaku masih 6 tahun. Ibu mengatakan kalau Ayahku menceraikannya karena jatuh cinta pada wanita lain dan setelah bercerai, Ayah membawa Kakak perempuanku ikut bersamanya entah kemana. Sejak itu aku tidak pernah mendengar apapun lagi soal Ayah ataupun kakak, aku menjalani tahun-tahun yang berat hidup dengan orang tua tunggal. Ibuku bekerja membanting tulang agar bisa terus menyekolahkan aku hingga sekarang. Aku bertekad akan menjadi anak yang berbakti untuk membalas semua kasih sayang dan kebaikan Ibu padaku. Jadi begitu Jae Joong Oppa membawaku menginap di hotel semewah ini, aku merasa bagaikan seorang Putri dalam dongeng yang baru saja bertemu Pangeran Impianku.

Minggu-minggu pertama liburan kami di Shanghai, kami lalui dalam kegembiraan. Dia membawaku berkeliling kota Shanghai yang indah. Kami mengunjungi semua obyek wisata di Shanghai yang terkenal, seperti : Yu Yuan Garden, Nanjing Road, Xindiandi, The Jade Temple dan The Bund Sightseeing Tunnel yang membuatku seolah-olah memasuki sebuah terowongan bawah tanah misterius yang penuh warna, serta tempat-tempat indah lainnya.

The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel sungguh merupakan hotel yang hebat. Tamu dapat mengatur suhu di kamar dengan pengatur suhu ruangan. Hotel dikelilingi dengan ruang terbuka hijau dan taman yang menawan. Para tamu juga dapat menikmati layanan dan perlengkapan yang disediakan untuk kenyamanan spesial. Business Center yang lengkap tersedia untuk pebisnis di hotel Portman Ritz-Carlton, Shanghai juga memungkinkan untuk memperoleh beberapa layanan kantor. Di sini para tamu memperoleh ruangan konferensi yang ideal untuk perjamuan atau pertemuan.

Layanan kesehatan dan kebugaran, secara khusus dikembangkan di hotel Portman Ritz-Carlton, Shanghai. Selain itu, Hotel ini menyediakan pelayanan kehangatan dan kesegaran. Tersedia berbagai macam peralatan yang lengkap untuk mandi uap, sehat dan santai. Pemijat profesional membantu memulihkan kesegaran badan para tamu di ruang pijat khusus. Pusat Kebugaran yang lengkap dengan berbagai perlengkapan olahraga termasuk kebugaran dan senam. Potong rambut, penata rambut dan perawatan khusus kecantikan di salon kecantikan juga terdapat di dalam hotel. Bukan hanya itu saja, di The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel tersedia sangat banyak sarana permainan dan hiburan. Para tamu dapat menikmati hiburan di area hiburan dengan musik dan tarian, seperti misalnya di Bar & lounge, suasana yang ideal untuk minum cocktails, dan minuman beralkohol lain yang nikmat, tentu saja hanya untuk mereka yang menyukai alkohol.


   The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel menawarkan berbagai area yang telah dilengkapi dengan peralatan untuk berolahraga  seperti golf, squash dan lapangan tennis. Restoran di The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel memberikan berbagai macam pilihan menu baik itu Chinese Food ataupun international. Liburan Natal di Shanghai harusnya menjadi liburan yang tak terlupakan bagiku, tapi kini semuanya berubah mimpi buruk sejak hari itu.

    Malam dimana Jae Joong berjanji akan menemuiku di sebuah restoran kelas atas tapi dia tidak pernah datang. Dia seolah menghilang ditelan bumi dan tidak ada seorang pun yang tahu dia ada dimana hingga hari ini. Hari dimana semua teman-teman kami akhirnya datang dan berkumpul di hotel ini untuk membantuku mencari dan menemukan Jae Joong yang tidak tahu kemana rimbanya.

  Dan disinilah aku sekarang, menatap kosong kearah deretan gedung-gedung pencakar langit di kota Shanghai melalui balkon kamar hotel tempatku menginap, berharap dari atas aku bisa melihat keberadaannya. Tapi kurasa semua sia-sia, karena dari atas justru aku tidak bisa melihat apa-apa.

  “Dia bukan meninggalkanmu.Dia bukan mengingkari janji kalian.Dia hanya tidak bisa menepatinya”, ujarnya lirih.

    “Tapi kenapa dia tidak bisa menepatinya?Kenapa dia tidak menelponku bila dia tidak bisa datang?”, ujarku emosional, membentaknya. Sesaat aku tersadar, aku tidak seharusnya membentaknya, melihat sinar matanya yang lembut, aku merasa semakin bersalah padanya.
    “Karena sesuatu yang buruk telah menimpanya”,jawabnya singkat.

   Entah kenapa kata-katanya yang singkat itu bisa membuatku tenang. Sesaat kemudian Ji Hoo mendekat kearahku dan melingkarkan lengannya di pundakku, sementara tangan kirinya menunjuk kearah deretan rumah-rumah itu.

   “Yoo Jin-ah, kau lihat deretan rumah-rumah itu?”, tanyanya lirih. Aku mengangguk pelan.

   “Tidakkah kau berpikir Jae Joong ada disana?Dia tersesat.Dia sangat ingin pulang, tapi dia tidak tau jalan menuju pulang. Mungkin sekarang dia sangat ketakutan.Dia sendirian dan tidak bisa menemukanmu. Yoo Jin-ah, bila dia tidak bisa menemukanmu maka kaulah yang harus mencari dan menemukannya,tidak peduli dia ada dimana”,suaranya terdengar begitu lembut dan menenangkan,begitu memberi semangat.

   Kemudian dia melepaskan pelukannya dan sedikit menjauh dariku, sambil menoleh dan berkata “Sekarang berteriaklah !! Katakan padanya kau akan mencari dan menemukannya “, ujarnya lembut.Tanpa sadar airmataku mengalir, aku mengangguk pelan lalu kutelungkupkan kedua tanganku dan mulai berteriak lantang.

    “Kim Jae Joong, ada dimana kau sebenarnya?Aku Yoo Jin.. Tidak peduli kau ada dimana, aku pastikan aku akan mencarimu“,teriakku lantang sambil menangis.Aku berteriak sekeras-kerasnya pada udara, berharap dia,dimanapun dia berada akan mendengar dan kembali pulang.

Shanghai United Family Hospital.
     “Ada dimana aku ?”, pria itu tiba-tiba terbangun dari tidurnya, memandang ke sekeliling ruangan dengan penuh tanda tanya. Seorang gadis berambut panjang lurus menghampirinya dan mulai menjelaskan.

    “Sebuah mobil menabrakmu, tapi aku tidak tau orangnya.Aku hanya kebetulan lewat dan kulihat tidak ada seorangpun yang bersedia menolongmu, jadi aku yang menolongmu.Kebetulan juga RS ini milik Ayahku“,jawabnya tulus.
   “Kamsahamnida Agashi..Ternyata kau juga orang Korea”,jawab pria itu seraya memegangi kepalanya.

  “Tebakanku benar.Melihat dari wajahmu sudah ku tebak kau orang Korea, itu sebabnya aku tidak pakai bahasa mandarin. Siapa namamu ? Biar aku menelpon keluargamu“,Tanya gadis itu lagi.

   “Keluarga ? Aku tidak tau. Aku tidak ingat apapun“,jawabnya seraya memukul-mukul kepalanya.
   “Arraseo..Arraseo.Aku tidak akan bertanya lagi,tapi jangan pukul kepalamu lagi, okay ?”,ujar gadis itu lembut.

The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel..
Kim Yoo Jin POV :
  “Ada kabar!!”,teriak seorang pemuda dari dalam kamar.Aku dan Ji Hoo Sunbae langsung menerobos masuk dengan lega,menunggu berita yang menyenangkan.

  “Polisi memberitahu kemarin malam terjadi tabrak lari.Korbannya seorang pria,sepertinya berkebangsaan Korea. Ini Rumah Sakitnya !!”,seru Kyu Jong Sunbae pada kami.Lalu kami semua segera menghambur keluar dan menuju Rumah Sakit yang dikatakannya.

Shanghai United Family Hospital.
   Dalam 30 menit kami sampai di Rumah Sakit itu.Rumah Sakit itu begitu besar dan luas,aku membawa pasport Jae Joong sebagai tanda pengenal.Kutunjukkan foto di pasport itu kepada para perawat yang ada disana dan mereka yakin jika memang dia orangnya.Dengan senang kami menerjang masuk ke kamar tempat dia dirawat tapi yang kulihat ternyata hanya kamar yang kosong saja.

  Aku kecewa..Sangat kecewa.Tinggal selangkah lagi aku berhasil menemukannya tapi ternyata dia menghilang.

   “Kenapa tidak ada? Perawat itu bilang dia belum pergi, iya kan?”,tanyaku dengan setetes air jatuh dipipi. Aku tidak bisa menyembunyikan kesedihanku, aku terduduk lemas di tempat tidurnya,aku hampir saja menangis andai saja Kyu Jong Sunbae tidak memberiku harapan.

   “Dia sudah sadar.Mungkin dia sudah kembali ke hotel dan mencarimu”,ujarnya memberi harapan. Tanpa pikir panjang,kami semua langsung berlari keluar kamar dan meninggalkan Rumah Sakit itu,tanpa kusadari sesuatu terjatuh dari tasku.

Shanghai United Family Hospital’s Rooptof.
    “Rupanya kau disini? Aku takut jangan-jangan kau sudah pergi”,ujar seorang gadis kepada pria muda bertubuh tinggi yang ada di depannya.Pria itu masih mengenakan seragam pasien dengan perban di kepalanya,berdiri menatap langit dengan pandangan kosong.
    “Aku merasa ada seseorang yang memanggil namaku”,jawabnya lirih.

   “Mwo? Tidak ada seorangpun disini.Kau mungkin hanya bermimpi.Ayo kembali ke kamar.Disini sangat dingin”,seru gadis itu lalu dengan lembut memapah pria itu kembali ke kamarnya,tapi begitu mereka sampai disana,gadis itu menemukan sesuatu terjatuh tepat dibawah tempat tidurnya.

      “Apa ini?Sepertinya pasport”,ujarnya seraya membungkuk memungut benda itu.
     “Benar. Ini pasport.Hei,bukankah ini kau?”,serunya riang sambil menyodorkan pasport itu pada pria itu.
     “KIM  JAE JOONG..Jadi namamu Jae Joong?”,tanyanya riang. Jae Joong meraih pasport itu dan melihat fotonya.

     “Sepertinya ini memang aku”,jawabnya lirih.
     “Selesai.. Ayo kita pulang!!”,ujar gadis itu.
     “Haahh..??”, Jae Joong terlihat bingung.

    “Ke Korea.Bukankah di pasport itu ada alamat rumahmu?Keluargamu pasti mencarimu kemari saat kau tidak ada disini.Aku yakin mereka pasti cemas sekali.Itu sebabnya kau harus pulang.Ayo pulang!! Aku bersedia mengantarmu”,ujar gadis itu riang.

     “Tapi..”,Jae Joong terlihat ragu.“Tapi aku tidak ingat mereka”,lanjutnya.
    “Jangan bodoh!! Itu sebabnya kau harus pulang.Keluargamu harus tau bahwa kau baik-baik saja agar mereka tidak cemas”,gadis itu bersikeras.
     “Tapi kenapa kau mau mengantarku? Bukankah kau tidak mengenalku?”,tanyanya curiga.

    “Kalau begitu perkenalkan, Kim Lee An imnida..Aku senang bisa membantu.Lagipula aku sudah lama tidak pulang ke Korea dan bertemu Ibu dan adikku.Bisa dibilang, aku sekaligus menemui keluargaku”, lanjutnya ceria. Jae Joong mengangguk pasrah.

   “Kalau begitu akan kupersiapkan semuanya.Kita pergi malam ini juga.Aku akan pulang untuk berkemas lalu akan menjemputmu disini. See you..”,ujarnya lalu langsung berlari pergi tanpa memberikan kesempatan pada Jae Joong untuk menjawab.
         
Kim’s Mansion.
     “Pulang ke Korea? Tapi untuk apa Lee An ?”,tanya seorang pria tua pada putrinya.
    “Menolong orang harus sampai tuntas, Appa.Mana boleh setengah-setengah?”,jawab Lee An santai.

    “Itu hanya alasanmu kan? Sebenarnya kau ingin mencari Ibu dan adikmu”,tuduh seorang wanita muda lainnya dengan culas.
   “Kalau iya memangnya kenapa? Dia ibu kandungku..Wanita yang melahirkan aku.Tidak seperti kau perusak rumah tangga orang”,jawab Lee An tak kalah sinis.
    “KIM LEE AN !! Jangan bicara seperti itu pada bibi Somin”,bentak ayahnya.

   “Apa aku salah ? Kalau wanita ini tidak muncul,ayah dan ibu tidak akan bercerai dan aku tidak akan berpisah dengan mereka.Apa ayah tahu kalau wanita ini hanya baik padaku jika ada Ayah?”,jawab Lee An dengan berani.

    PLAKKK..Tamparan keras mendarat di pipi Lee An.
    “Maafkan Ayah,sayang.Ayah tidak sengaja”,ujar ayahnya.
   “Ayah menamparku karena wanita ini?Baiklah !! Sepertinya aku memang tidak punya alasan lagi untuk tetap tinggal disini. Selamat malam”,jawab Lee An sambil menangis lalu berlari ke kamarnya dan mengemasi semua barang-barangnya.

Shanghai Pudong International Airport.
Malam itu, Lee An benar-benar menepati janjinya untuk menemani Jae Joong kembali ke Korea. Setelah mengemasi semua barang-barangnya dan setelah Ayahnya tertidur pulas, diam-diam dia meninggalkan rumah besar itu, berniat kembali ke Korea untuk mencari ibu dan adiknya yang hilang. Dengan uang yang dimilikinya, Lee An berhasil mendapatkan tiket penerbangan pertama ke Korea malam itu. Pukul 09.30 malam waktu Shanghai, kedua sepasang muda mudi itu tiba di Bandara Udara International Pudong Shanghai, bersiap untuk memulai petualangan baru mereka di tanah kelahiran mereka sendiri, yaitu Korea dengan satu tujuan yang sama, menemukan masa lalu mereka.

    Bandar Udara Internasional Pudong Shanghai adalah bandar udara internasional terbesar di Shanghai, Republik Rakyat Cina. Bandara ini dibangun pada 1 Oktober 1999 dan terletak di 30 kilometer timur dari pusat kota Shanghai.

    “Terima kasih untuk semuanya.Biaya perawatanku dan juga tiket pesawat,tapi apa kau serius kita akan pergi malam ini juga?”,tanya Jae Joong ragu-ragu.

  “Tentu. Bukankah kita akan pulang untuk mencari keluargamu?Ayolah!! Tidak usah takut.Dengan bertemu keluargamu, masa lalumu pasti akan kembali”,jawabnya santai sambil menyeret lengan Jae Joong. Jae Joong masih terlihat tidak rela,seolah ada sesuatu atau seseorang yang menahannya untuk tetap disana.

The Ritz-Carlton Shanghai Pudong Hotel..
Kim Yoo Jin POV :
   “Aku telah menghubungi bandara.Mereka bilang ada yang memakai pasport Jae Joong Sunbae dan pulang ke Korea”,seru Kim Yeon Hee.“Kurasa itu memang Jae Joong, aku juga telah menghubungi pihak Rumah Sakit dan mereka bilang kemarin malam pasien tabrak lari itu juga telah pergi dari sana”, tambah Shi Lang Sunbae,membuatku semakin tidak percaya.

   “Aku tidak mengerti. Bagaimana mungkin dia bisa pergi sendiri dan meninggalkan aku disini?’, tanyaku tak percaya. Perlahan airmataku mengalir pelan.
   “Yoo Jin, Mianhe.. Tapi Jae Joong Hyung tidak pergi sendiri, dia bersama seorang gadis”,lanjut Shi Lang Sunbae lirih. Hatiku seolah ditusuk ribuan pedang.

   “Gadis ? Kau bilang seorang gadis?”,ulangku tak percaya.“Dia mencampakkan aku dan pergi dengan seorang gadis ? Apa maksud semua ini?’, tanyaku histeris lalu berlari masuk ke kamar. Aku mendengar suara langkah kaki seseorang mengikutiku dan aku tau pasti itu adalah Ji Hoo Sunbae.

    “Inikah pengkhianatan? Beginikah rasanya dicampakkan? Dia bilang dia mencintaiku.Dia bilang dia ingin melamarku.Dia menyuruhku pergi terlebih dahulu bersama sopir hotel agar dia bisa menyiapkan kejutan untukku. Inikah kejutannya? Kabur dengan seorang wanita?”, teriakku sambil menangis seraya mengambil koperku dari atas lemari pakaian dan mengemasi barang-barangku. Aku ingin pergi dari tempat ini, pulang ke rumah dan menganggap semua ini tidak pernah terjadi.

   “Yoo Jin, tenanglah !! Saat ini semuanya belum jelas. Menduga-duga bukanlah jalan menyelesaikan masalah. Yakinlah pada satu hal, Jae Joong mencintaimu dan kau juga mencintainya, asalkan percaya pada penantian, suatu hari nanti kalian pasti akan bersama”,hibur Ji Hoo Sunbae padaku, seraya merebut koper itu dan pelan-pelan memasukkan semua pakaianku kedalamnya,membantuku berkemas.

    “Sekarang tidurlah. Anggaplah semua ini mimpi buruk, begitu kau bangun semuanya akan berakhir. Tapi bila tidak, aku akan menemanimu melewati mimpi buruk ini”,ujarnya lembut seraya mendorongku ke tempat tidur dan menyelimutiku.
   “Ji Hoo sunbae,kenapa kau begitu baik padaku?’,batinku sambil perlahan memejamkan mata.

Incheon Airport, South Korea..
   “Akhirnya kita sampai. Korea, I’m Home”, teriak Lee An senang sambil berputar-putar saat mereka baru saja menginjakkan kaki di Bandara Incheon, Korea Selatan.

   “YAAAA !! Semua orang melihatmu. Berhentilah berputar !!”, seru Jae Joong, pura-pura marah sambil menunduk mengucapkan Maaf pada semua orang yang berada disekitar mereka. Semua penumpang bandara hanya tertawa geli melihat tingkah Hye Won yang berlebihan.

  Bandara Internasional Incheon adalah bandara internasional terbaik di Asia. Incheon mempunyai lokasi di 70km (43mil) barat dari ibukota Korea Selatan, Seoul.  Dan merupakan pusat dari Korean Air, Asiana Airlines, dan Air Cargo Polar. Jika masuk ke sana, kita tidak akan lagi merasa seperti di Korea. Kita akan merasa seperti di sebuah kawasan bebas teritori yang terjaga selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Arsitekturnya memungkinkan cahaya matahari mampu masuk ke hampir seluruh bagian ruangan. Bandara Internasional ini memiliki beberapa fasilitas seperti toko buku, toko kerajinan tangan, restoran, toko CD dan kosmetik, convinient store, wireless WIFI, Nursing room, pusat perbelanjaan, mall, cafe, bioskop, lapangan golf, spa, kamar tidur pribadi, ice skating, kasino, taman dalam ruangan, dan bahkan Korean Art & Traditional Culture Exhibition Hall ada di sana. Subway di kawasan bawah tanahnya, membuat Incheon lebih seperti pusat perbelanjaan daripada bandara.

  “I miss Incheon Airport. Terakhir kali aku kemari saat usiaku 8 tahun, saat Ayah membawaku pergi ke Korea dan Imigrasi ke Shanghai. Itu adalah terakhir kalinya aku bertemu Ibu dan adikku”, ujar Lee An mendadak sedih, sambil menatap kosong orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya.

   “ Incheon Airport sempurna secara fisik, tapi memiliki satu kekurangan, yaitu kemampuan petugasnya dalam berbahasa Inggris. Lihat kan ?? Bahasa Inggris mereka semua payah “ cibir Lee An sambil tersenyum nakal dan dalam sekejap raut kesedihan di wajahnya mendadak menghilang dan di gantikan dengan senyuman nakal saat mendengar salah seorang petugas Bandara terlihat kesulitan berbicara dengan salah satu penumpang Bandara.

    “Lupakan masa lalu.. Aku kembali kemari untuk menemukan Ibu dan adikku, jadi ayo kita semangat !!!”, teriak Lee An bahagia, sambil menari berputar-putar, tidak peduli walau semua orang di Bandara mendadak memandangnya. 

   Di lantai satu bandara itu, ada sebuah Indoor Square Park. Sebuah taman buatan dalam ruangan. Taman itu berubah menjadi putih cemerlang saat natal tiba. Mereka membangun rumah-rumahan, pohon natal, membuat patung kelinci bahkan rusa dari ranting-ranting pohon di sana. Lalu menghiasnya dengan lampu-lampu.

   “Masih suasana Natal. Kau tahu ? Aku ingin sekali merayakan Natal bersama Ibu dan adikku, tapi bisakah semua itu terkabul ?”, Lee An berkata dengan sedih seraya memandang kearah Pohon Natal yang dipajang di dalam taman buatan bandara.

    Di taman buatan itu ada pula kolam berbentuk persegi yang cukup besar di tengah taman artifisial itu. Dengan air terjun kecil dan lampu-lampu di dasarnya, kolam itu berpijar. Di dasar kolam yang dilapisi porselen hitam berkilau, bartaburan ratusan, mungkin ribuan uang logam perak dan kuningan. Rupanya orang-orang menjadikan kolam itu sebagai wishing spot. Mereka akan menggenggam uang logam, membelakangi kolam itu, berdoa, dan melemparkan uang itu ke kolam tanpa berbalik. Berharap permintaannya akan terkabul.

        “Kau punya uang logam ?”, Tanya Lee An tiba-tiba seraya menatap Jae Joong penuh harap.

“Buat apa ?”, Tanya Jae Joong bingung. “Aku ingin mencobanya”, jawab Lee An singkat seraya menunjuk kearah kolam yang ada didepannya.

    “Mencoba apa ?”, Jae Joong masih terlihat tidak mengerti. Lee An menarik napas panjang sebelum akhirnya menjelaskan. “AKu ingin membuat permohonan. Banyak orang percaya jika kau bisa melemparkan koin ke dalam kolam itu dengan membelakanginya lalu berdoa, dan melemparkannya tanpa berbalik dan mengintip, maka permintaan mereka akan dikabulkan”, terang Lee An seraya mencari-cari sesuatu dari dalam tasnya.

      “Konyol sekali”, ujar Jae Joong tak percaya. “Terserah !!! Aku percaya !!”, protes Lee An dan wajahnya mendadak berubah gembira saat menemukan apa yang di carinya.

    “Aku punya..”, serunya riang, lalu segera menghampiri kolam itu dan membalikkan badannya, setelah memejamkan mata dan berdoa, dia pun segera melemparkan koinnya ke dalam kolam.


“Astaga !! Kau benar-benar percaya tahayul bodoh itu ?”, goda Jae Joong tak percaya.

    “Permintaanku adalah agar aku bisa segera bertemu Ibu dan adikku. Kita lihat saja apa akan terkabul”, tantang Lee An dengan percaya diri dan penuh keyakinan, lalu segera berbalik kearah pintu keluar dan berteriak lantang kearah pria itu “Ayo !! Kau tidak ingin pulang ??”,teriaknya senang. Sementara Jae Joong hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan heran melihat tingkah gadis itu yang seperti gadis kecil.

    “Astaga !! Wanita apa dia? Benar-benar aneh!!”,batin Jae Joong sambil tersenyum lalu berjalan mengikuti taksi itu.Setelah mengatakan alamatnya pada si sopir taksi,mereka pun tiba di komplek perumahan mewah itu.

     “Wow!! Tidak kusangka kau juga anak orang kaya.Rumahmu besar sekali. Benar yang itu kan?”, Tanya Lee An sambil menuding sebuah rumah mewah.Jae Joong melihat alamatnya dan mengangguk pelan.

     “Entahlah !! Mungkin”,jawabnya cuek.
     “Ayo masuk!!”,jawab Lee An penuh semangat.

    “Tunggu !! Lihat itu !!”,seru Jae Joong, menarik tangan Lee An agar tidak melangkah lebih jauh. Mereka melihat di depan rumah ada seorang wanita muda yang sedang hamil menangis dan bertengkar dengan seorang pria muda yang baru saja keluar dari rumah itu.

   “Sudah kubilang enyahlah dari hadapanku.Anak itu bukan anakku!! Pergilah wanita murahan !!”, serunya kasar lalu mendorong wanita itu hingga terjatuh.Wanita itu menghantam tanah dengan keras dan  darah mengucur deras dari selangkangannya.

     “Astaga !! Kejam sekali dia. Apa dia kakakmu ?”,tanya Lee An  tak tega.
     “Molla..Ayo tolong dia “, jawab Jae  Joong ingin bergerak maju.Tapi belum sempat dia mendekat, seorang pria tua lain datang mendekat dan menggendongnya.

  “Haruskah kita ikuti mereka ?”,tanya Lee An.“Tidak perlu !! Kurasa orang itu mengenalnya. Kita pergi saja”,jawab Jae Joong enggan.
     “Pergi ? MWO ? Tapi itu rumahmu, kau mau pergi kemana?”,tanya Lee An bingung.

    “Kemana saja asal tidak ke rumah itu.Kau lihat orang di rumah itu sangat kejam kan ? Aku tidak mau tinggal disana”, seru Jae Joong memutuskan.
     “Tapi..”, Lee An ingin memprotes, tapi Jae Joong memotong kalimatnya.

    “Masa laluku akan kucari sendiri”,jawabnya tegas.
    “Lebih baik kita ke rumahmu saja”,ajak Jae Joong santai.
    “Tapi aku tidak tau Ibuku pindah kemana”,protes Lee An
  “Tapi kau bawa uang kan?Bukankah kau anak orang kaya?Kita pakai uangmu untuk menyewa tempat tinggal,baru setelah itu perlahan kita cari kerja”,usul Jae Joong.
    “Bukankah kau bilang kau ingin membantuku?”,tanya Jae Joong memancing.
    “Ahh, baiklah !! Menyebalkan !!”,seru Lee An kesal tapi Jae Joong hanya tertawa.

KIM YOO JIN POV :
    Sudah 2 bulan berlalu sejak Jae Joong menghilang di Shanghai. 2 bulan sudah terlewati tapi masih tidak ada berita tentang  Jae Joong.

    “Aku harus bagaimana?Oppa, ada dimana kau sebenarnya?Tidakkah kau mendengar suara hatiku? Aku merindukanmu..Aku sangat merindukanmu”,batinku sedih, sambil terus berjalan tanpa arah.

    Aku seperti kehilangan arah.Aku tidak tahu lagi kemana harus melangkah.Kemanapun aku melangkah,yang kulihat kekosongan.Sekarang yang aku tahu hanyalah aku ingin berada ditengah keramaian orang.Karena setidaknya dengan begitu, aku tidak lagi merasa sepi,sepi tanpa Jae Joong disisiku.

   Aku berdiri terpaku menatap sepasang kekasih yang lewat sambil bergandengan tangan dengan mesra dan tertawa bahagia.Aku tersenyum getir membayangkan Jae Joong bersama gadis lain dan berjalan bergandengan tangan dengan bahagia seperti itu.

   “Yoo Jin, Mianhe.. Tapi Jae Joong tidak pergi sendiri, dia bersama seorang gadis”, kenangku pada ucapan Shi Lang Sunbae saat itu.Seorang gadis.Mendadak hatiku sangat sakit dan perlahan aku menangis.

   “Katakan padaku siapa namanya ? Aku ingin tahu.Bagaimana penampilannya dan apa saja yang kalian lakukan ? Aku ingin melihat wajahnya,aku perlu mengerti,mengapa kau dan aku harus berakhir ? katakan padaku sekali lagi,aku ingin mendengarnya.Seseorang yang menghancurkan keyakinanku selama ini,seseorang yang tertawa bersamamu saat ini,saat aku disini sendiri,mengingat saat kita masih bersama.Jae Joong Oppa, aku ingin kau muncul dihadapanku saat ini dan mengatakan bahwa semua itu tidak benar.Tidak ada wanita lain.Hanya aku satu-satunya”,batinku sambil menangis,berusaha meyakinkan diriku sendiri.

   Aku terus saja berjalan,berjalan dan berjalan hingga akhirnya merasa lelah.Kusandarkan tubuhku pada dinding sebuah rumah.

  “Apa yang harus kulakukan untuk menemukanmu?Sudah 2 bulan lamanya aku terus berkeliaran dijalan-jalan,berharap aku bisa bertemu denganmu secara tak sengaja,tapi sepertinya semua usahaku sia-sia.Aku harus bagaimana lagi?Katakan padaku aku harus bagaimana?”,ujarku dalam hati, mulai putus asa.

   Aku terduduk lemas dipinggir jalan sambil bersandar di dinding rumah itu.Pikiranku kosong, aku tidak tau harus bagaimana lagi.Tiba-tiba angin bertiup kencang dan menerbangkan selembar kertas tepat dibawah kakiku.Dengan enggan kuambil dan kubaca tulisan di kertas itu dan sebuah ide gila melintas di pikiranku.


“Ada cara. Masih ada cara”,ujarku senang lalu berlari pulang ke rumah.

To Be Continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads