Rabu, 23 Oktober 2013

Wishing Star - SS501 & Uee Fanfiction (Part 2)



Author : Lee An TS501

Starring :  
Kim Hyun Joong as Yoon Ji Hoo 
Uee’s After School as Kim Yoo Jin (Herself) 
Kim Jae Joong as Himself ( Yoo Jin Ex Boyfriend ) 
Author as Kim Lee An (Kim Yoo Jin’s sister ) 
Kim Hyun Joong as Shi Lang ( Shi Lang adalah nama perannya di We Got Married ) 
Yeyen Norma Guphyta as Kim Yeon Hee ( Yoo Jin’s Best Friend ) 
Kim Kyu Jong as Himself 
Kim Hyung Jun as Himself



“ WISHING STAR / SS501 & Uee Fanfiction





"CHAPTER 2 : MY GUARDIAN ANGEL"

Sesampainya di rumah, aku mengambil banyak kertas kosong dan sebuah spidol lalu mulai menulis diatas kertas putih itu. Menuliskan kerinduanku. Menulis dan terus menulis. Setelah selesai menulis,aku berlari keluar rumah,berniat menempelkan kertas-kertas itu di sepanjang jalan yang ku lewati. Di setiap sudut di kota ini.Berharap dia, dimanapun dia berada, akan membaca dan bersedia pulang. Berharap dia mengerti bahwa aku sangat merindukannya.

Menempel dan  terus menempel, tidak peduli sepanjang apapun jalan yang ku lalui.
“Sedang apa kau ? Apa yang kau lakukan disini ?”, sebuah suara yang tidak asing lagi tiba-tiba memanggilku dari arah belakang. Perlahan, aku menoleh kearah sumber suara itu dan kulihat Ji Hoo disana dengan pakaian putihnya, berdiri dan menatapku dengan aneh.

Dia berjalan mendekat kearahku dan menatap tajam kearah kertas-kertas ditanganku.
“Apa ini?Untuk apa semua ini ?”, tanyanya dingin.

“Aku ingin menemukan Jae Joong. Aku harus menemukannya”, jawabku tegas. Dia menarik napas dalam-dalam dan menatapku tajam, terlihat tidak suka.Tapi aku tidak peduli, aku membalikkan tubuhku dan mulai menempel lagi.

“Apa kau pikir ini ada gunanya ? Apa kau yakin jika Jae Joong membaca ini dia akan bersedia pulang ?”, tanyanya padaku, skeptis. Suaranya terdengar dingin dan datar.Aku terdiam, aku sadari dia benar.

“ Jawab aku !! Sampai sejauh mana kau akan menempel ?”, tanyanya lagi, terlihat marah.

“Aku tidak tau. Mungkin sampai sejauh mana jalan ini dibangun. Aku akan terus menempel hingga aku sampai di ujung jalan itu”, jawabku keras kepala, walau terdengar penuh keraguan.Ini bukan gayaku. Dulu aku gadis yang percaya diri dan selalu yakin dengan apa yang kulakukan, tapi sejak Jae Joong meninggalkan aku, kepercayaan diriku tiba-tiba saja hilang.

“Karena aku percaya, Jae Joong Oppa pasti ada di ujung jalan itu”, ujarku menambahkan.

“Baik!! Sekarang ikut aku !!”, jawabnya lalu tiba-tiba menarik tanganku dan menyeretku ke mobilnya.
“Kau mau bawa aku kemana ?”, protesku bingung.

“Aku akan membawamu ke ujung jalan itu. Aku ingin tau, sejauh mana kau akan menempel ?”, sahutnya singkat lalu mulai menyalakan mesinnya. Matanya menatap lurus ke depan,dia bicara tanpa sekalipun menoleh padaku. Aku tau Ji Hoo Sunbae mengkhawatirkan aku, aku tau dia peduli padaku.Mungkin dia kasihan padaku. Tapi aku tidak ingin di kasihani. Tidak oleh siapapun.

“Ji Hoo Sunbae, ku mohon berhentilah !!”, ujarku lirih.

“Kenapa ? Bukankah kau ingin sampai di ujung jalan itu ? Aku hanya sekedar mempercepat langkahmu,mempermudah jalan bagimu untuk terus maju”, jawabnya lirih. Dia benar. Aku memang ingin sampai di ujung jalan itu, berharap disana, aku bisa bertemu Jae Joong, tapi bukan seperti ini caranya. Bagaimana bila ternyata jalan ini tidak sepanjang yang kami kira ? Bila terus berjalan, kami akan jatuh ke jurang. Dan bagaimana bila jalan ini benar-benar panjang ? Berapa lama kami akan sampai disana?

“Berhentilah !! Aku hanya ingin berjalan selangkah demi selangkah”,ujarku memohon.

Yoo Jin-ah aku hanya ingin kau tau..Tidak peduli sepanjang apapun jalan yang kau lewati, aku akan menemanimu melewati jalan itu dan bila suatu saat nanti kau sampai di ujung jalan itu, maka aku akan ada di ujung jalan itu bersamamu”,ujarnya lembut padaku.Suaranya yang begitu lembut seolah membuat lubang kosong di hatiku kembali terisi.

“Andai dia kau..Andai orang yang ku cintai adalah kau..”, jawabku spontan.Dia tersenyum tulus seraya meremas tanganku.“Aku sungguh berharap, suatu hari nanti kau bisa mencintaiku”, jawabnya sambil tersenyum,seolah sedang bercanda.Tapi aku merasa di balik kalimatnya tersimpan sebuah makna.

“Aku ingin kau memilih..Melangkah sendirian sampai di ujung jalan itu dengan hanya ditemani kesepian atau izinkan aku menemanimu hingga sampai di ujung jalan itu. Kau yang putuskan”, tawarnya tulus.

Kupandang dia dengan penuh rasa haru. Aku tau aku tidak bisa melewati jalan ini sendirian, tapi aku tidak ingin bergantung sepenuhnya pada Ji Hoo.Dia punya kehidupannya sendiri dan dia tidak mungkin selamanya disisiku.Jadi sebelum aku benar-benar tergantung padanya, aku harus bisa berjalan sendiri dengan berani.

“Ji Hoo Sunbae, gomawo..Tapi aku tidak ingin selamanya merepotkanmu. Aku akan melewati jalan ini sendiri,tidak peduli walau jalan ini sangat panjang dan melelahkan”, putusku.Dia terdiam, aku tau dia kecewa.Tapi dia tetap tersenyum dan bicara dengan lembut.

“Aku tau..Kau bagaikan Rumput Liar yang akan selalu tumbuh meskipun di injak orang,tapi jika kau merasa lelah, aku akan selalu disini menunggumu”, jawabnya lembut.Dia memelukku ringan dan membelai rambutku lembut, mengatakan bahwa apapun yang terjadi aku tidak sendiri.

“ Gomawo.. Jeongmal gomawo. Ji Hoo, terima kasih karena telah menjadi Malaikat Pelindungku”, batinku sambil memeluknya,berada dalam pelukannya membuat hatiku tenang, seakan semua beban di hatiku hilang dalam sekejap.

                   *********************************

Keesokan Harinya…
Seorang gadis muda sedang berjalan dengan bingung ditengah keramaian orang. Dia sibuk keluar masuk pertokoan untuk mencari pekerjaan.“Haaahh.. ternyata susah ya jadi orang miskin.Kalau tahu begini aku akan bawa uang lebih banyak lagi”, keluhnya lelah.Dia terus berjalan dan berjalan hingga dia melewati jalan yang ditempeli banyak kertas di dindingnya.Gadis itu berhenti dan membacanya dengan terkejut.

“Kasihan sekali.Dia mencari pacarnya sampai seperti ini.Gadis itu pasti sangat mencintainya.Tapi tunggu dulu.. KIM JAE JOONG ?? Aneh.Nama yang sama.Apa mungkin dia ?”, Tanya gadis itu,Kim Lee An sambil berpikir.

“Ada berapa banyak orang di Korea ini yang bernama Kim Jae Joong ? Benarkah hanya kebetulan saja?”, batinnya bingung.Dia baru saja berniat beranjak pergi saat tiba-tiba dia melihat seorang wanita setengah baya berjalan lunglai di tengah jalan, ingin menyeberang.

Tidak berapa lama kemudian sebuah mobil bergerak cepat kearahnya.
“Tidak !!Bibi, cepat minggir !!”, seru Lee An seraya berlari kearah wanita itu dan menariknya ke tepi. “Hampir saja. Bibi tidak apa-apa?”, Tanya Lee An khawatir.

“Terima Kasih, Nak !!”, ujar wanita itu lembut.
”Tidak apa-apa. Sudah seharusnya”, jawab Lee An sopan. 
“Nak, lenganmu terluka.Bagaimana kalau ikut kerumahku dulu, Bibi obati lukamu”, tawar wanita itu lembut.
“Tidak apa-apa. Hanya luka kecil, Bi !!”, jawab Lee An sungkan.

“Tidak apa-apa..Anggap saja ucapan terima kasihku”, ujar wanita itu bersikeras.Akhirnya setelah berpikir,Lee An pun menerima tawaran wanita itu.

Setelah mereka sampai dirumah wanita itu, Lee An baru menyadari kalau ternyata rumah wanita itu merangkap sebagai kedai mie pinggir jalan.
“ Bibi membuka kedai ? Wah, asyik sekali.Keliatannya lumayan ramai”, Tanya Lee An basa-basi.

“Kau mau makan?”, tawar wanita itu.
“Gratis”, tambahnya sambil tersenyum  tulus.
“Ahh, tidak perlu repot”, tolak Lee An sungkan.
“Akan kusuruh pegawaiku menyiapkan semangkuk mie untukmu sementara aku mengambil kotak obatku”,ujarnya sabar.Lee An akhirnya hanya mengangguk sopan.

Setelah makan dan mengobati luka Lee An, mereka berbincang dengan ramah.
“Apa Bibi hanya punya 2 pegawai ? Tidak kerepotan bila kedai sedang ramai seperti ini ?”, tanya Lee An sambil mengamati tamu yang lalu lalang.
“Biasanya Putriku, Yoo Jin membantuku seusai pulang dari kuliah”, jawab wanita itu ramah.

Mendengar nama Yoo Jin, mata Lee An langsung melotot karena terkejut.
“Boleh aku tau siapa nama Anda, Bibi?”, tanyanya ragu.Wanita itu menatapnya dengan aneh.
Kang Lee Jin”, jawab wanita itu pelan.Lee An  tidak percaya dengan apa yang didengarnya.Ibu yang dirindukannya ternyata muncul di hadapannya.

“Eomma..Ini aku, Kim Lee An”, ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
“Kau…Kau siapa ?”, wanita itu terlihat tak percaya.

“Aku Kim Lee An.Aku Putrimu.Aku pulang Eomma”, seru Lee An lalu langsung memeluk haru wanita di hadapannya.Wanita itu terdiam sesaat karena terkejut tapi kemudian balas memeluknya.

Lee An Putriku.Kau sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Eomma merindukanmu sayang. Eomma tidak punya uang untuk mencarimu ke Shanghai, maafkan Eomma”, seru wanita itu sambil menangis memeluk putrinya.

“Tidak !! Bukan salah eomma.Kami tidak seharusnya meninggalkan Eomma dan Yoo Jin disini. Appa sangat kejam”, jawab Lee An mengeluh di pelukan Ibunya.
“Tidak, sayang.Justru Appa-mu sangat menyayangimu.Kau tidak boleh bicara seperti itu”, Ibunya menasehati.

“Aku ingin bertemu Yoo Jin”, ujar Lee An semangat.
“Tentu.Kau bisa bertemu dengannya kapan pun kau mau”, jawab ibunya lembut. Lalu ibu dan anak itu kembali melepas rindu.

********************************

KIM YOO JIN POV :
Hari ini aku ingin pulang lebih cepat.Aku ingin membantu Eomma dirumah.Harusnya hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya,tapi hari ini terasa lebih indah karena aku melihatnya.Saat itu aku sedang mengamati sebuah kotak music yang indah yang dipajang di etalase sebuah toko mainan di daerah Myeongdong. Kotak music itu sama dengan yang dihadiahkan Jae Joong pada ulang tahunku yang ke 17 tahun tapi aku tidak sengaja menghilangkannya.Aku terus memandangi kotak music itu sambil mengingat kenanganku dengannya. Saat itulah  Jae  Joong menabrakku.Tapi saat itu aku belum menyadari kalau orang yang menabrakku adalah dia. Mungkin karena aku terpana dengan kotak music itu.

“Mianhe..”, ujarnya singkat. Aku tau aku berdiri ditengah jalan, bukan salah siapapun jika ada yang menabrakku.Sejenak aku tertahan.Aku mengenali suaranya. Aku ingat nada bicaranya.Tapi kupikir itu hanya kenanganku saja.Waktu aku menoleh ke belakang, aku lihat dia berjalan ke tengah jalan, berniat menyeberang. Aku tak percaya. Aku melihatnya.

“Jae Joong Oppa..”, seruku tak percaya. Aku berteriak memanggil namanya, tapi seolah tak mendengar,dia berlari semakin kencang. Sesaat aku kehilangan jejaknya di tengah keramaian orang.Tapi akhirnya aku melihat dia berdiri tepat di depan kertas yang ku tempel di dinding.

Dia membacanya.Jae Joong membacanya.Aku yakin dia tau aku mencarinya.Tapi aku begitu bodoh. Dia ada didepan mata tapi aku justru diam tak bergerak. Kakiku seolah terpaku ditanah. Saat aku melihatnya beranjak pergi, aku hanya diam saja.Begitu tersadar, barulah aku berlari mengejarnya. Tapi sekali lagi,kami terpisah di keramaian.

“Aku harus bagaimana?”,tanyaku pada diriku sendiri,seraya kuambil ponselku berniat memberitahu Ji Hoo, tapi akhirnya ku urungkan niatku.

“Tidak bisa !! Ji Hoo Sunbae bukan tempat sampah. Aku tidak boleh begitu egois,terus membebaninya dengan masalahku”,akupun memutuskan.

Aku terduduk di depan salah satu pertokoan.Kulingkarkan kedua lenganku di sekitar lututku dan ku benamkan wajahku ditengah-tengahnya.Menangis pelan.Namun tiba-tiba sebuah suara yang ku kenal mengagetkan aku.

“Apa kau tau kalau duduk sendirian disini malam-malam begini sangat berbahaya bagi seorang gadis ?”,suara itu.Suara yang ku kenal. Mulanya kupikir ini hanya mimpi,tapi begitu kuangkat wajahku, kulihat dia berdiri di hadapanku.

“Aku tidak percaya ini. Apa aku sedang bermimpi ? Kenapa kau ada disini ?”,tanyaku, masih penuh ketidak percayaan.

 “Kenapa kau selalu ada disaat aku membutuhkanmu?”,tanyaku sekali lagi,sesaat setelah dia membantuku berdiri.Dia menoleh dan tersenyum lembut padaku seraya berkata “Apa perlu kujawab pertanyaan bodoh itu ?”, jawabnya sambil tersenyum.

“Ayo pulang, gadis bodoh !! Kau tidak berniat tidur di jalanan kan ?”, lanjutnya lagi seraya mengulurkan tangannya padaku. Kusambut uluran tangannya dan dia membawaku masuk kedalam mobilnya dan mengantarku pulang.

Didalam mobil aku bercerita padanya.“Aku bertemu Jae Joong hari ini.Aku memanggilnya.Tapi seolah tidak mendengar,dia berlari semakin kencang”,suaraku menggambarkan kesedihan yang dalam.Tapi Ji Hoo tidak mengatakan apapun, dia hanya menggenggam tanganku,tapi aku tau genggaman tangan Ji Hoo memiliki beribu macam makna bagiku bahkan lebih bermakna dari kata-kata apapun.

**************************

“Hei!! Dasar bodoh !! Kau idiot ya?”,Jae Joong beteriak marah pada Lee An.
“Kenapa marah?Aku kan hanya menyelamatkan anak anjing itu”,  Lee An membela dirinya.

“Kau tidak lihat?Mobil itu hampir menabrakmu”,sergah Jae Joong seraya menunjuk mobil sedan yang lewat di depan mereka.

“Maaf..Tapi kan aku baik-baik saja.Kau tidak perlu marah”, jawab Lee An cuek.
“Anak anjing tidak lebih berarti darimu. Aku tidak ingin kehilanganmu, Lee An!!”, seru Jae Joong lantang, membuat langkah Lee An terhenti seketika.
Lee An menoleh dan bertanya “Apa ? Apa maksudmu bicara seperti itu ?”, dia menatap Jae Joong dalam-dalam, mencoba menebak apa yang dipikirkannya.

“Kim Lee An, I think I Love You”, ujarnya lirih lalu menarik gadis itu kedalam pelukannya, Lee An yang shock hanya terdiam pada awalnya, namun kemudian tersadar dan mendorong Jae Joong menjauh.

“Aku tidak bisa.Ada seorang gadis lain yang menunggumu.Seorang gadis yang menunggumu dan menjadi cinta sejatimu”,ujarnya pelan dan tanpa ekspresi.

“Kau sudah membaca tulisan di dinding itu kan?”,Jae Joong kembali bertanya dengan dingin.

“Dia mencintaimu.Bila tidak,dia tidak mungkin bertindak konyol seperti itu.Menempel banyak tulisan di sepanjang jalan di kota ini hanya untuk menemukanmu.Aku tidak peduli kau tersentuh atau tidak, tapi aku yakin,tidak ada seorang pun yang bisa berkorban seperti itu selain dia.Aku pun tidak !!”,seru gadis itu seraya berpaling dan pergi begitu saja.

**********************************

Esoknya, Yoo Jin kembali mematung memandangi tulisan di dinding yang dtempelnya. Kemarin Jae Joong membacanya, tapi tetap dia tidak ingin pulang. Dengan lesu, Yoo Jin berjalan masuk ke dalam kelas. Tapi tidak ada apapun yang masuk ke dalam otaknya hari itu, pikirannya melayang entah kemana.

“Yoo Jin-ah, kwenchana ??”, tanya Yeon Hee saat melihat temannya bengong menatap kosonh dengan airmata menetes pelan. Pelajaran baru saja berakhir, Yeon Hee langsung bertanya begitu dosen mereka melangkah keluar dari kelas itu.

“Kwenchana.. Aku hanya kelilipan”, ujarnya dengan senyum terpaksa.
“KAU BOHONG !!! Aku mengenalmu, Yoo Jin.. Pasti karena Jae Joong Sunbae kan ?? Shi Lang juga sudah mencari tau ke rumahnya, tapi keluarganya justru berpikir dia masih di Shanghai. Kau tidak mengerti.. Ada apa sebenarnya ??”, ujar Yeon Hee, cemas melihat keadaan temannya.

“Aku melihatnya kemarin.. Aku memanggil namanya. Tapi seolah tidak mendengar, dia berlari semakin kencang”, ujar Yoo Jin sedih.Cairan bening menetes dari matanya.

“Kau melihat Jae Joong ?? Dimana ?? Kapan ?? Bagaimana keadaannya ??”, entah sejak kapan, Kyu Jong dan Shi Lang sudah ada di belakang mereka. Yoo Jin terdiam. Dia menggeleng pelan.

“Tidak apa-apa !! Mungkin aku salah orang, itu sebabnya dia tidak menoleh saat kupanggil. Aku tidak apa-apa !!! Maafkan aku sudah membuat kalian cemas”, jawab Yoo Jin pelan.
“Yoo Jin-ah, jika ada sesuatu katakan pada kami. Jangan dipendam sendiri”, ujar Kyu Jong tulus. Yoo Jin tersenyum seraya menggeleng pelan.

“Aku tidak apa-apa !!! Sunbae, tidak perlu khawatirkan aku !!”, jawabnya seraya tersenyum lagi. “Tapi kau terlihat sangat..”, ucapan Yeon Hee belum selesai, tapi Yoo Ji segera memotongnya.

“Aku baik-baik saja. Sekarang aku harus pergi. Sampai jumpa lagi”, potong Yoo Jin lalu berlari keluar kelas, meninggalkan temannya saling pandang.
“Kurasa hanya Ji Hoo yang bisa membantunya”, ujar Shi Lang menerawang.

Di Atas Campus, Kim Yoo Jin POV :
Aku berdiri disini, entah sudah berapa lama. Aku berdiri memandang kosong kearah gedung-gedung dan rumah-rumah penduduk dari atap kampus, seolah-olah dengan memandang kota dari atas, aku bisa melihat dimana Jae Joong berada. Angin dingin menerpa wajah dan rambutku, matahari sudah perlahan tenggelam diperaduannya, tapi aku tetap disini, berdiri melamun. Aku terlalu tenggelam dalam lamunanku hingga tidak sadar ada seseorang yang berdiri di belakangku.

Ternyata benar kau disini. Sekarang sudah hampir malam,kenapa belum pulang ?”,seru Ji Hoo dari belakang, seraya berjalan mendekat dan berdiri disampingku.

“Ji Hoo Sunbae, darimana kau tau aku ada disini?”,tanyaku padanya seraya memandangnya kaget.

“Perasaanku yang menuntunku untuk datang kemari”,jawabnya singkat.
Yoo Jin,menangislah !!”,ujarnya padaku.“Aku tau kau sudah tidak sanggup lagi.Menangislah !! Berteriaklah!! Diatap ini,tidak ada seorangpun yang bisa mendengarmu”,lanjutnya lembut.

“Apa maksudmu?Aku belum menyerah.Aku belum kalah.Aku tidak akan menangis”,sentakku padanya. Dia menatapku dengan pandangan mata tak terbaca lalu tanpa kata segera menarik tanganku ikut dengannya.

“Sunbae, kau mau bawa aku kemana ??”, protesku saat dia menarikku ikut dengannya.

“Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat”,serunya singkat seraya menyeretku ikut dengannya. Aku tau tidak ada gunanya aku memprotes, jadi aku dengan pasrah hanya menuruti apa maunya dan setelah perjalanan yang lumayan panjang, kamipun sampai di pantai ini.

Ji Hoo menarik tanganku dan membawaku keluar dari mobil.Untuk sesaat, kami hanya berdiri berdampingan memandang bintang dan mendengar suara debur ombak.

“Kau lihat deretan bintang-bintang itu ? Pilihlah 1 dari sekian banyak bintang itu dan jadikan dia bintangmu, kelak bila kau tersesat, dia akan membimbingmu mencari jalan pulang, dia juga yang akan menerangi malammu yang gelap,ujarnya setelah beberapa lama terdiam, seraya menunjuk ke langit malam yang bertabur bintang.

“Kurasa sekarang Jae Joong oppa tidak tahu jalan menuju pulang. Jika tidak, dia pasti sudah pulang sekarang”,ujarku sedih sambil menatap bintang-bintang di langit.

“Mungkin memang begitu.Kurasa ditempat Jae Joong sekarang tidak ada bintang,bulan atau cahaya lilin yang bisa dia jadikan sebagai penunjuk jalan.Kurasa sekarang dia sedang tersesat dan tidak tahu jalan menuju pulang”,ujar Ji Hoo datar.
“Sunbae,yang mana bintangmu?”,tanyaku tiba-tiba, ingin tahu.

Sesaat aku menyadari bahwa aku tidak tahu apapun tentang Yoon Ji Hoo Sunbae,walau kami sudah berteman sejak lama,tapi aku merasa aku tidak pernah benar-benar mengenalnya.Dia terlalu pendiam,dia sangat misterius dan lebih suka menyembunyikan perasaannya.Kadang aku merasa dia bagaikan sosok asing yang begitu jauh untuk di raih.Mendadak aku ingin tahu lebih banyak tentang pria di sampingku saat ini.

“Kau lihat itu?Itu adalah bintangku. POLARIS, Bintang yang cantik di Langit Utara. Sang Bintang Utara yang melambangkan HARAPAN. Polaris juga melambangkan keabadian. Kau tahu kenapa?Karena POLARIS adalah satu-satunya bintang yang tidak pernah berpindah tempat,itu sebabnya dia dijadikan penanda arah utara.Setiap kali aku tersesat,Polaris-lah yang selalu membimbingku mencari jalan pulang. Saat kau merasa sedih dan putus asa,pandanglah Polaris maka kau pasti akan merasa bahwa harapanmu akan kembali muncul”,ujarnya sambil tetap memandang langit yang bertabur bintang.

“Terdengar sangat indah kan?Apa itu alasan kau sangat menyukainya? Karena POLARIS MELAMBANGKAN HARAPAN ??”, tanyaku menggodanya.Dia hanya tersenyum mendengar pertanyaanku.

“Aku baru tahu kalau itu Polaris,kupikir itu adalah Bintang Cappela.Bukankah Cappela juga merupakan Rasi Bintang Utara?”,tanyaku sambil menunjuk kearah langit malam yang cerah.

“Benar.Tapi Cappela sama seperti bintang-bintang lainnya yang bisa berpindah tempat, sedangkan Polaris tetap diam di tempatnya”,jawabnya bersemangat.
“Kau sangat suka bintang ya?”, tanyaku lagi.

“Aku sangat menyukai Antariksa dan benda-benda langit.Aku juga percaya bahwa ada banyak kehidupan lain di luar sana selain manusia”,jawabnya sambil tersenyum manis.
“Alien?”,tanyaku bercanda,tapi dia mengangguk antusias.
“Bukankah angkasa sangat luas?Aku yakin mereka ada,hanya saja mereka bersembunyi dari kita”,sahutnya ceria.

“Ji Hoo Sunbae,ternyata banyak hal yang tidak ku ketahui tentangmu.Kenapa baru sekarang aku menyadarinya?Kau yang selalu ada disisiku,tapi aku tidak tahu apapun tentangmu.Aku benar-benar bodoh”,batinku sedih,sambil menatapnya diam-diam.

“Apa kau sudah merasa lebih baik?”,tanyanya tiba-tiba,membuyarkan lamunanku.Aku mengangguk pelan.

“Bisakah kau berbagi Polaris denganku?Kurasa aku benar-benar membutuhkan bintang harapan itu”, jawabku menerawang sambil bertanya pahit.

Dia menatapku sesaat,tapi alih-alih menjawab dia hanya menepuk kepalaku pelan dan berkata “Sudah malam.Ayo pulang”,ujarnya lirih sambil mendahuluiku berjalan kearah mobil.

Malam itu,hatiku yang gundah sedikit merasa lebih baik setelah Ji Hoo mengajakku ke pantai dan melihat bintang.Tapi begitu sampai di rumah,aku disambut oleh kejutan lain yang kelak akan mengubah hidupku sepenuhnya.

To Be Continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads