Author : Lee An TS501
Starring :
Kim Hyun Joong as Yoon Ji Hoo
Uee’s After School as Kim Yoo Jin (Herself)
Kim Jae Joong as Himself ( Yoo Jin Ex Boyfriend )
Author as Kim Lee An (Kim Yoo Jin’s sister )
Kim Hyun Joong as Shi Lang ( Shi Lang adalah nama perannya
di We Got Married )
Yeyen Norma Guphyta as Kim Yeon Hee ( Yoo Jin’s Best
Friend )
Kim Kyu Jong as Himself
Kim Hyung Jun as Himself
“ WISHING STAR / SS501 & Uee Fanfiction ”
"CHAPTER
2 : MY GUARDIAN ANGEL"
Sesampainya
di rumah, aku mengambil banyak kertas kosong dan sebuah spidol lalu mulai
menulis diatas kertas putih itu. Menuliskan kerinduanku. Menulis dan terus
menulis. Setelah selesai menulis,aku berlari keluar rumah,berniat menempelkan
kertas-kertas itu di sepanjang jalan yang ku lewati. Di setiap sudut di kota
ini.Berharap dia, dimanapun dia berada, akan membaca dan bersedia pulang. Berharap
dia mengerti bahwa aku sangat merindukannya.
Menempel
dan terus menempel, tidak peduli
sepanjang apapun jalan yang ku lalui.
“Sedang
apa kau ? Apa yang kau lakukan disini ?”, sebuah suara yang tidak asing lagi
tiba-tiba memanggilku dari arah belakang. Perlahan, aku menoleh kearah sumber
suara itu dan kulihat Ji Hoo disana dengan pakaian putihnya, berdiri dan
menatapku dengan aneh.
Dia
berjalan mendekat kearahku dan menatap tajam kearah kertas-kertas ditanganku.
“Apa
ini?Untuk apa semua ini ?”, tanyanya dingin.
“Aku
ingin menemukan Jae Joong. Aku harus menemukannya”, jawabku tegas. Dia menarik
napas dalam-dalam dan menatapku tajam, terlihat tidak suka.Tapi aku tidak
peduli, aku membalikkan tubuhku dan mulai menempel lagi.
“Apa
kau pikir ini ada gunanya ? Apa kau yakin jika Jae Joong membaca ini dia akan
bersedia pulang ?”, tanyanya padaku, skeptis. Suaranya terdengar dingin dan
datar.Aku terdiam, aku sadari dia benar.
“
Jawab aku !! Sampai sejauh mana kau akan menempel ?”, tanyanya lagi, terlihat
marah.
“Aku
tidak tau. Mungkin sampai sejauh mana jalan ini dibangun. Aku akan terus menempel
hingga aku sampai di ujung jalan itu”, jawabku keras kepala, walau terdengar
penuh keraguan.Ini bukan gayaku. Dulu aku gadis yang percaya diri dan selalu yakin
dengan apa yang kulakukan, tapi sejak Jae Joong meninggalkan aku, kepercayaan
diriku tiba-tiba saja hilang.
“Karena
aku percaya, Jae Joong Oppa pasti ada di ujung jalan itu”, ujarku menambahkan.
“Baik!!
Sekarang ikut aku !!”, jawabnya lalu tiba-tiba menarik tanganku dan menyeretku ke
mobilnya.
“Kau
mau bawa aku kemana ?”, protesku bingung.
“Aku
akan membawamu ke ujung jalan itu. Aku ingin tau, sejauh mana kau akan
menempel ?”, sahutnya singkat lalu mulai menyalakan mesinnya. Matanya menatap lurus
ke depan,dia bicara tanpa sekalipun menoleh padaku. Aku tau Ji Hoo Sunbae
mengkhawatirkan aku, aku tau dia peduli padaku.Mungkin dia kasihan padaku. Tapi
aku tidak ingin di kasihani. Tidak oleh siapapun.
“Ji
Hoo Sunbae, ku mohon berhentilah !!”, ujarku lirih.
“Kenapa ? Bukankah
kau ingin sampai di ujung jalan itu ? Aku hanya sekedar mempercepat langkahmu,mempermudah
jalan bagimu untuk terus maju”, jawabnya lirih. Dia benar. Aku memang ingin sampai
di ujung jalan itu, berharap disana, aku bisa bertemu Jae Joong, tapi bukan
seperti ini caranya. Bagaimana bila ternyata jalan ini tidak sepanjang yang
kami kira ? Bila terus berjalan, kami akan jatuh ke jurang. Dan bagaimana bila jalan
ini benar-benar panjang ? Berapa lama kami akan sampai disana?
“Berhentilah
!! Aku hanya ingin berjalan selangkah demi selangkah”,ujarku memohon.
“Yoo Jin-ah aku hanya ingin kau tau..Tidak peduli sepanjang apapun jalan yang
kau lewati, aku akan menemanimu melewati jalan itu dan bila suatu saat nanti
kau sampai di ujung jalan itu, maka aku akan ada di ujung jalan itu bersamamu”,ujarnya
lembut padaku.Suaranya yang begitu lembut seolah membuat lubang kosong di
hatiku kembali terisi.
“Andai
dia kau..Andai orang yang ku cintai adalah kau..”, jawabku spontan.Dia tersenyum
tulus seraya meremas tanganku.“Aku sungguh berharap, suatu hari nanti kau bisa
mencintaiku”, jawabnya sambil tersenyum,seolah sedang bercanda.Tapi aku merasa
di balik kalimatnya tersimpan sebuah makna.
“Aku
ingin kau memilih..Melangkah sendirian sampai di ujung jalan itu dengan hanya
ditemani kesepian atau izinkan aku menemanimu hingga sampai di ujung jalan itu.
Kau yang putuskan”, tawarnya tulus.
Kupandang
dia dengan penuh rasa haru. Aku tau aku tidak bisa melewati jalan ini sendirian, tapi
aku tidak ingin bergantung sepenuhnya pada Ji Hoo.Dia punya kehidupannya
sendiri dan dia tidak mungkin selamanya disisiku.Jadi sebelum aku benar-benar
tergantung padanya, aku harus bisa berjalan sendiri dengan berani.
“Ji
Hoo Sunbae, gomawo..Tapi aku tidak ingin selamanya merepotkanmu. Aku akan
melewati jalan ini sendiri,tidak peduli walau jalan ini sangat panjang dan
melelahkan”, putusku.Dia terdiam, aku tau dia kecewa.Tapi dia tetap tersenyum
dan bicara dengan lembut.
“Aku
tau..Kau bagaikan Rumput Liar yang akan selalu tumbuh meskipun di injak orang,tapi
jika kau merasa lelah, aku akan selalu disini menunggumu”, jawabnya lembut.Dia
memelukku ringan dan membelai rambutku lembut, mengatakan bahwa apapun yang
terjadi aku tidak sendiri.
“
Gomawo.. Jeongmal gomawo. Ji Hoo, terima kasih karena telah menjadi Malaikat
Pelindungku”, batinku sambil memeluknya,berada dalam pelukannya membuat hatiku tenang, seakan semua beban di hatiku
hilang dalam sekejap.
*********************************
Keesokan Harinya…
Seorang
gadis muda sedang berjalan dengan bingung ditengah keramaian orang. Dia sibuk
keluar masuk pertokoan untuk mencari pekerjaan.“Haaahh.. ternyata susah ya jadi
orang miskin.Kalau tahu begini aku akan bawa uang lebih banyak lagi”, keluhnya
lelah.Dia terus berjalan dan berjalan hingga dia melewati jalan yang ditempeli
banyak kertas di dindingnya.Gadis itu berhenti dan membacanya dengan terkejut.
“Kasihan
sekali.Dia mencari pacarnya sampai seperti ini.Gadis itu pasti sangat
mencintainya.Tapi tunggu dulu.. KIM JAE JOONG ?? Aneh.Nama
yang sama.Apa mungkin dia ?”, Tanya gadis itu,Kim Lee An sambil berpikir.
“Ada
berapa banyak orang di Korea ini yang bernama Kim Jae
Joong ? Benarkah hanya kebetulan saja?”, batinnya bingung.Dia baru saja berniat
beranjak pergi saat tiba-tiba dia melihat seorang wanita setengah baya berjalan
lunglai di tengah jalan, ingin menyeberang.
Tidak
berapa lama kemudian sebuah mobil bergerak cepat kearahnya.
“Tidak
!!Bibi, cepat minggir !!”, seru Lee An seraya berlari kearah wanita itu dan menariknya
ke tepi. “Hampir saja. Bibi tidak apa-apa?”, Tanya Lee An khawatir.
“Terima
Kasih, Nak !!”, ujar wanita itu lembut.
”Tidak apa-apa. Sudah seharusnya”, jawab Lee An sopan.
“Nak, lenganmu terluka.Bagaimana
kalau ikut kerumahku dulu, Bibi obati lukamu”, tawar wanita itu lembut.
“Tidak
apa-apa. Hanya luka kecil, Bi !!”, jawab Lee An sungkan.
“Tidak
apa-apa..Anggap saja ucapan terima kasihku”, ujar wanita itu bersikeras.Akhirnya
setelah berpikir,Lee An
pun menerima tawaran wanita itu.
Setelah
mereka sampai dirumah wanita itu, Lee An baru menyadari kalau ternyata rumah wanita itu
merangkap sebagai kedai mie pinggir jalan.
“
Bibi membuka kedai ? Wah, asyik sekali.Keliatannya lumayan ramai”, Tanya Lee An basa-basi.
“Kau
mau makan?”, tawar wanita itu.
“Gratis”, tambahnya sambil tersenyum tulus.
“Ahh,
tidak perlu repot”, tolak Lee An sungkan.
“Akan
kusuruh pegawaiku menyiapkan semangkuk mie untukmu sementara aku mengambil
kotak obatku”,ujarnya sabar.Lee An akhirnya hanya mengangguk sopan.
Setelah
makan dan mengobati luka Lee An, mereka berbincang dengan ramah.
“Apa
Bibi hanya punya 2 pegawai ? Tidak kerepotan bila kedai sedang ramai seperti
ini ?”, tanya Lee An
sambil
mengamati tamu yang lalu lalang.
“Biasanya
Putriku, Yoo Jin
membantuku seusai pulang dari kuliah”, jawab wanita itu ramah.
Mendengar
nama Yoo Jin, mata
Lee An langsung melotot karena
terkejut.
“Boleh
aku tau siapa nama Anda, Bibi?”, tanyanya ragu.Wanita itu menatapnya dengan
aneh.
“Kang Lee Jin”, jawab wanita itu pelan.Lee An
tidak percaya dengan apa yang didengarnya.Ibu yang dirindukannya
ternyata muncul di hadapannya.
“Eomma..Ini
aku, Kim Lee An”, ujarnya
dengan mata berkaca-kaca.
“Kau…Kau
siapa ?”, wanita itu terlihat tak percaya.
“Aku
Kim Lee An.Aku
Putrimu.Aku pulang Eomma”, seru Lee An lalu langsung memeluk haru wanita di hadapannya.Wanita
itu terdiam sesaat karena terkejut tapi kemudian balas memeluknya.
“Lee An Putriku.Kau sudah tumbuh menjadi
gadis yang cantik. Eomma merindukanmu sayang. Eomma tidak punya uang untuk
mencarimu ke Shanghai, maafkan Eomma”, seru wanita itu sambil menangis memeluk
putrinya.
“Tidak
!! Bukan salah eomma.Kami tidak seharusnya meninggalkan Eomma dan Yoo Jin disini. Appa sangat kejam”, jawab Lee An mengeluh di pelukan Ibunya.
“Tidak, sayang.Justru
Appa-mu sangat menyayangimu.Kau tidak boleh bicara seperti itu”, Ibunya
menasehati.
“Aku
ingin bertemu Yoo Jin”, ujar
Lee An semangat.
“Tentu.Kau
bisa bertemu dengannya kapan pun kau mau”, jawab ibunya lembut. Lalu ibu dan
anak itu kembali melepas rindu.
********************************
KIM YOO JIN POV :
Hari
ini aku ingin pulang lebih cepat.Aku ingin membantu Eomma dirumah.Harusnya hari
ini sama seperti hari-hari sebelumnya,tapi hari ini terasa lebih indah karena
aku melihatnya.Saat itu aku sedang mengamati sebuah kotak music yang indah yang
dipajang di etalase sebuah toko
mainan di daerah Myeongdong. Kotak music itu sama dengan yang
dihadiahkan Jae Joong pada ulang tahunku yang ke 17 tahun tapi aku tidak
sengaja menghilangkannya.Aku terus memandangi kotak music itu sambil mengingat
kenanganku dengannya. Saat itulah Jae Joong menabrakku.Tapi saat itu aku belum
menyadari kalau orang yang menabrakku adalah dia. Mungkin karena aku terpana
dengan kotak music itu.
“Mianhe..”, ujarnya
singkat. Aku tau aku berdiri ditengah jalan, bukan salah siapapun jika ada yang
menabrakku.Sejenak aku tertahan.Aku mengenali suaranya. Aku ingat nada
bicaranya.Tapi kupikir itu hanya kenanganku saja.Waktu aku menoleh ke belakang, aku
lihat dia berjalan ke tengah jalan, berniat menyeberang. Aku tak percaya. Aku
melihatnya.
“Jae
Joong Oppa..”, seruku tak percaya. Aku berteriak memanggil namanya, tapi seolah
tak mendengar,dia berlari semakin kencang. Sesaat aku kehilangan jejaknya di
tengah keramaian orang.Tapi akhirnya aku melihat dia berdiri tepat di depan
kertas yang ku tempel di dinding.
Dia
membacanya.Jae Joong membacanya.Aku yakin dia tau aku mencarinya.Tapi aku
begitu bodoh. Dia ada didepan mata tapi aku justru diam tak bergerak. Kakiku
seolah terpaku ditanah. Saat aku melihatnya beranjak pergi, aku hanya diam saja.Begitu
tersadar, barulah aku berlari mengejarnya. Tapi sekali lagi,kami terpisah di
keramaian.
“Aku
harus bagaimana?”,tanyaku pada diriku sendiri,seraya kuambil ponselku berniat
memberitahu Ji Hoo, tapi akhirnya ku urungkan niatku.
“Tidak
bisa !! Ji Hoo Sunbae bukan tempat sampah. Aku tidak boleh begitu egois,terus
membebaninya dengan masalahku”,akupun memutuskan.
Aku
terduduk di depan salah satu pertokoan.Kulingkarkan kedua lenganku di sekitar
lututku dan ku benamkan wajahku ditengah-tengahnya.Menangis pelan.Namun
tiba-tiba sebuah suara yang ku kenal mengagetkan aku.
“Apa
kau tau kalau duduk sendirian disini malam-malam begini sangat berbahaya bagi
seorang gadis ?”,suara itu.Suara yang ku kenal. Mulanya kupikir ini hanya mimpi,tapi
begitu kuangkat wajahku, kulihat dia berdiri di hadapanku.
“Aku
tidak percaya ini. Apa aku sedang bermimpi ? Kenapa kau ada disini ?”,tanyaku,
masih penuh ketidak percayaan.
“Kenapa kau selalu
ada disaat aku membutuhkanmu?”,tanyaku sekali lagi,sesaat setelah dia
membantuku berdiri.Dia menoleh dan tersenyum lembut padaku seraya berkata “Apa
perlu kujawab pertanyaan bodoh itu ?”, jawabnya sambil tersenyum.
“Ayo
pulang, gadis bodoh !! Kau tidak berniat tidur di jalanan kan ?”, lanjutnya lagi
seraya mengulurkan tangannya padaku. Kusambut uluran tangannya dan dia membawaku
masuk kedalam mobilnya dan mengantarku pulang.
Didalam
mobil aku bercerita padanya.“Aku bertemu Jae Joong hari ini.Aku memanggilnya.Tapi
seolah tidak mendengar,dia berlari semakin kencang”,suaraku menggambarkan
kesedihan yang dalam.Tapi Ji Hoo tidak mengatakan apapun, dia hanya menggenggam
tanganku,tapi aku tau genggaman tangan Ji Hoo memiliki beribu macam makna
bagiku bahkan lebih bermakna dari kata-kata apapun.
**************************
“Hei!!
Dasar bodoh !! Kau idiot ya?”,Jae Joong beteriak marah pada Lee An.
“Kenapa
marah?Aku kan hanya menyelamatkan anak anjing itu”, Lee An
membela dirinya.
“Kau
tidak lihat?Mobil itu hampir menabrakmu”,sergah Jae Joong seraya menunjuk mobil
sedan yang lewat di depan mereka.
“Maaf..Tapi
kan aku baik-baik saja.Kau tidak perlu marah”, jawab Lee An cuek.
“Anak
anjing tidak lebih berarti darimu. Aku tidak ingin kehilanganmu, Lee An!!”, seru Jae Joong lantang,
membuat langkah Lee An
terhenti seketika.
Lee An menoleh dan bertanya “Apa ? Apa
maksudmu bicara seperti itu ?”, dia menatap Jae Joong dalam-dalam, mencoba
menebak apa yang dipikirkannya.
“Kim Lee An, I think I Love You”, ujarnya
lirih lalu menarik gadis itu kedalam pelukannya, Lee An yang shock hanya terdiam pada
awalnya, namun kemudian tersadar dan mendorong Jae Joong menjauh.
“Aku
tidak bisa.Ada seorang gadis lain yang menunggumu.Seorang gadis yang menunggumu
dan menjadi cinta sejatimu”,ujarnya pelan dan tanpa ekspresi.
“Kau
sudah membaca tulisan di dinding itu kan?”,Jae Joong kembali bertanya dengan
dingin.
“Dia
mencintaimu.Bila tidak,dia tidak mungkin bertindak konyol seperti itu.Menempel
banyak tulisan di sepanjang jalan di kota ini hanya untuk menemukanmu.Aku tidak
peduli kau tersentuh atau tidak, tapi aku yakin,tidak ada seorang pun yang bisa
berkorban seperti itu selain dia.Aku pun tidak !!”,seru gadis itu seraya
berpaling dan pergi begitu saja.
**********************************
Esoknya, Yoo Jin kembali mematung memandangi tulisan di
dinding yang dtempelnya. Kemarin Jae Joong membacanya, tapi tetap dia tidak
ingin pulang. Dengan lesu, Yoo Jin berjalan masuk ke dalam kelas. Tapi tidak
ada apapun yang masuk ke dalam otaknya hari itu, pikirannya melayang entah kemana.
“Yoo Jin-ah, kwenchana ??”, tanya Yeon Hee saat melihat
temannya bengong menatap kosonh dengan airmata menetes pelan. Pelajaran baru
saja berakhir, Yeon Hee langsung bertanya begitu dosen mereka melangkah keluar
dari kelas itu.
“Kwenchana.. Aku hanya kelilipan”, ujarnya dengan senyum
terpaksa.
“KAU BOHONG !!! Aku mengenalmu, Yoo Jin.. Pasti karena
Jae Joong Sunbae kan ?? Shi Lang juga sudah mencari tau ke rumahnya, tapi
keluarganya justru berpikir dia masih di Shanghai. Kau tidak mengerti.. Ada apa
sebenarnya ??”, ujar Yeon Hee, cemas melihat keadaan temannya.
“Aku melihatnya kemarin.. Aku memanggil namanya. Tapi
seolah tidak mendengar, dia berlari semakin kencang”, ujar Yoo Jin sedih.Cairan
bening menetes dari matanya.
“Kau melihat Jae Joong ?? Dimana ?? Kapan ?? Bagaimana
keadaannya ??”, entah sejak kapan, Kyu Jong dan Shi Lang sudah ada di belakang
mereka. Yoo Jin terdiam. Dia menggeleng pelan.
“Tidak apa-apa !! Mungkin aku salah orang, itu sebabnya
dia tidak menoleh saat kupanggil. Aku tidak apa-apa !!! Maafkan aku sudah
membuat kalian cemas”, jawab Yoo Jin pelan.
“Yoo Jin-ah, jika ada sesuatu katakan pada kami. Jangan
dipendam sendiri”, ujar Kyu Jong tulus. Yoo Jin tersenyum seraya menggeleng
pelan.
“Aku tidak apa-apa !!! Sunbae, tidak perlu khawatirkan
aku !!”, jawabnya seraya tersenyum lagi. “Tapi kau terlihat sangat..”, ucapan
Yeon Hee belum selesai, tapi Yoo Ji segera memotongnya.
“Aku baik-baik saja. Sekarang aku harus pergi. Sampai
jumpa lagi”, potong Yoo Jin lalu berlari keluar kelas, meninggalkan temannya
saling pandang.
“Kurasa hanya Ji Hoo yang bisa membantunya”, ujar Shi
Lang menerawang.
Di Atas Campus, Kim Yoo Jin POV :
Aku berdiri disini, entah sudah berapa lama. Aku berdiri
memandang kosong kearah gedung-gedung dan rumah-rumah penduduk dari atap
kampus, seolah-olah dengan memandang kota dari atas, aku bisa melihat dimana
Jae Joong berada. Angin dingin menerpa wajah dan rambutku, matahari sudah
perlahan tenggelam diperaduannya, tapi aku tetap disini, berdiri melamun. Aku
terlalu tenggelam dalam lamunanku hingga tidak sadar ada seseorang yang berdiri
di belakangku.
“Ternyata benar kau disini. Sekarang
sudah hampir malam,kenapa belum pulang ?”,seru Ji Hoo dari belakang, seraya
berjalan mendekat dan berdiri disampingku.
“Ji
Hoo Sunbae, darimana kau tau aku ada disini?”,tanyaku padanya seraya
memandangnya kaget.
“Perasaanku
yang menuntunku untuk datang kemari”,jawabnya singkat.
“Yoo Jin,menangislah !!”,ujarnya padaku.“Aku
tau kau sudah tidak sanggup lagi.Menangislah !! Berteriaklah!! Diatap ini,tidak
ada seorangpun yang bisa mendengarmu”,lanjutnya lembut.
“Apa
maksudmu?Aku belum menyerah.Aku belum kalah.Aku tidak akan menangis”,sentakku
padanya. Dia menatapku
dengan pandangan mata tak terbaca lalu tanpa kata segera menarik tanganku ikut
dengannya.
“Sunbae, kau mau bawa aku kemana ??”, protesku saat dia
menarikku ikut dengannya.
“Aku
ingin mengajakmu ke suatu tempat”,serunya singkat seraya menyeretku ikut
dengannya. Aku tau tidak ada
gunanya aku memprotes, jadi aku dengan pasrah hanya menuruti apa maunya dan
setelah perjalanan yang lumayan panjang, kamipun sampai di pantai
ini.
Ji
Hoo menarik tanganku dan membawaku keluar dari mobil.Untuk sesaat, kami hanya berdiri berdampingan memandang
bintang dan mendengar suara debur ombak.
“Kau
lihat deretan bintang-bintang itu ? Pilihlah
1 dari sekian banyak bintang itu dan jadikan dia bintangmu, kelak bila kau
tersesat, dia akan membimbingmu mencari jalan pulang, dia juga yang akan
menerangi malammu yang gelap”,ujarnya setelah beberapa lama terdiam, seraya
menunjuk ke langit malam yang bertabur bintang.
“Kurasa
sekarang Jae Joong oppa tidak tahu jalan menuju pulang. Jika tidak, dia pasti
sudah pulang sekarang”,ujarku sedih sambil menatap bintang-bintang di langit.
“Mungkin
memang begitu.Kurasa ditempat Jae Joong sekarang tidak ada bintang,bulan atau
cahaya lilin yang bisa dia jadikan sebagai penunjuk jalan.Kurasa sekarang dia
sedang tersesat dan tidak tahu jalan menuju pulang”,ujar Ji Hoo datar.
“Sunbae,yang
mana bintangmu?”,tanyaku tiba-tiba, ingin tahu.
Sesaat
aku menyadari bahwa aku tidak tahu apapun tentang Yoon Ji Hoo Sunbae,walau kami sudah
berteman sejak lama,tapi aku merasa aku tidak pernah benar-benar
mengenalnya.Dia terlalu pendiam,dia sangat misterius dan lebih suka
menyembunyikan perasaannya.Kadang aku merasa dia bagaikan sosok asing yang
begitu jauh untuk di raih.Mendadak aku ingin tahu lebih banyak tentang pria di
sampingku saat ini.
“Kau
lihat itu?Itu adalah bintangku. POLARIS, Bintang
yang cantik di Langit Utara. Sang
Bintang Utara yang melambangkan HARAPAN. Polaris juga melambangkan
keabadian. Kau tahu kenapa?Karena POLARIS adalah satu-satunya bintang yang tidak
pernah berpindah tempat,itu sebabnya dia dijadikan penanda arah utara.Setiap
kali aku tersesat,Polaris-lah yang selalu membimbingku mencari jalan pulang.
Saat kau merasa sedih dan putus asa,pandanglah Polaris maka kau pasti akan
merasa bahwa harapanmu akan kembali muncul”,ujarnya sambil tetap memandang
langit yang bertabur bintang.
“Terdengar
sangat indah kan?Apa itu alasan kau sangat menyukainya? Karena POLARIS MELAMBANGKAN HARAPAN ??”, tanyaku
menggodanya.Dia hanya tersenyum mendengar pertanyaanku.
“Aku
baru tahu kalau itu Polaris,kupikir itu adalah Bintang Cappela.Bukankah Cappela
juga merupakan Rasi Bintang Utara?”,tanyaku sambil menunjuk kearah langit malam
yang cerah.
“Benar.Tapi
Cappela sama seperti bintang-bintang lainnya yang bisa berpindah tempat,
sedangkan Polaris tetap diam di tempatnya”,jawabnya bersemangat.
“Kau
sangat suka bintang ya?”, tanyaku lagi.
“Aku
sangat menyukai Antariksa dan benda-benda langit.Aku juga percaya bahwa ada
banyak kehidupan lain di luar sana selain manusia”,jawabnya sambil tersenyum
manis.
“Alien?”,tanyaku
bercanda,tapi dia mengangguk antusias.
“Bukankah
angkasa sangat luas?Aku yakin mereka ada,hanya saja mereka bersembunyi dari
kita”,sahutnya ceria.
“Ji
Hoo Sunbae,ternyata banyak hal yang tidak ku ketahui tentangmu.Kenapa baru
sekarang aku menyadarinya?Kau yang selalu ada disisiku,tapi aku tidak tahu
apapun tentangmu.Aku benar-benar bodoh”,batinku sedih,sambil menatapnya
diam-diam.
“Apa
kau sudah merasa lebih baik?”,tanyanya tiba-tiba,membuyarkan lamunanku.Aku
mengangguk pelan.
“Bisakah
kau berbagi Polaris denganku?Kurasa aku benar-benar membutuhkan bintang harapan
itu”, jawabku menerawang sambil bertanya pahit.
Dia
menatapku sesaat,tapi alih-alih menjawab dia hanya menepuk kepalaku pelan dan berkata “Sudah malam.Ayo
pulang”,ujarnya lirih sambil mendahuluiku berjalan kearah mobil.
Malam
itu,hatiku yang gundah sedikit merasa lebih baik setelah Ji Hoo mengajakku ke
pantai dan melihat bintang.Tapi begitu sampai di rumah,aku disambut oleh
kejutan lain yang kelak akan mengubah hidupku sepenuhnya.
To Be Continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar