Author : LIANA WIJAYA
Starring :
Starring :
Uee’s After School as Kim Yoo Jin & Baek Ja Eun (Double Casting)
Joo Won as Hwang
Tae Hee (Intelligent Criminal Investigation)
Kim Hyun Joong as Himself (The Ghost)Kim Kyu Jong as Himself (Intelligent Criminal Investigation)
Heo Young Saeng as Himself (Dokter Ahli Bedah Forensik)
Park Jung Min as Himself
Kim Hyung Jun as Himself
VILLAIN :
Jung So Min as Herself / Jung Seung Mi
Jung So Min as Herself / Jung Seung Mi
“13 Minute To Midnight – SS501 Fanfiction Special Friday
The 13th (One Shot)”
“Sepotong
tulang tangan memanggil dari kuburan dangkal, tapi hanya Kim Yoo Jin yang bisa
melihatnya. Yoo Jin memiliki visi, sebuah kekuatan untuk melihat rahasia masa
lalu dan hal mengerikan yang akan terjadi.. Dia terus menerus menggambar seraut
wajah, wajah seorang pria yang sudah mati tanpa ingat apa sebabnya dia mati.
Kini Visi itu membawanya ke misteri kematian misterius seorang pria, Dia harus
berpacu dengan waktu, menemukan si pembunuh sebelum pembunuh itu menemukannya..”
******************
Kim Yoo Jin POV :
Aku bermimpi menggambar sebuah rumah. Buku sketsaku bersandar di dinding putih dan sementara aku memandangi kertasnya yang putih, tanganku dengan mantap bergerak perlahan. Kugambar satu garis perak lalu sebuah rumah. Rumah kecil ditengah hutan yang hancur berkeping-keping tanpa sebab. Aku ingat tampak sebuah warna merah merembes pada kertas saat aku menggambar rumah. Basah dan berkilat, warna merah tua itu melebar hingga keseluruh kertas, diatas gambar rumah mungil ditengah hutan yang hancur berantakan. Kertas itu berdarah, melebar hingga menutupi kertas. Dan aku terbangun dari mimpi, bangun dan menjerit.Tapi kenapa aku menjerit ? Aku tidak ingat, benar-benar tidak ingat.
“Masih memikirkan mimpi itu ??”, seru suara tanpa wujud padaku. Suara tanpa wujud ?? Yeah right.. Beberapa bulan ini aku sial sekali, seolah memiliki Visi sama sekali belum cukup bagiku. Benar, sejak kecil aku memiliki Visi, sebuah kekuatan untuk melihat rahasia masa lalu dan hal mengerikan yang akan terjadi, aku bisa melihat apa yang seharusnya tidak bisa ku lihat, lalu tiba-tiba beberapa bulan ini tanganku bergerak sendiri dan menggambar seraut wajah seorang pria yang tidak ku kenal, sekarang entah sejak kapan, ada sesosok hantu gentayangan yang mengikutiku kemanapun. Berbisik di telingaku dan membuatku hampir ketakutan setengah mati. Bagaimana tidak ?? bagaimana jika seandainya kau ada di posisiku ?? Di ikuti oleh sesosok hantu yang tak bisa kau lihat wujudnya tapi selalu mengikutimu kemanapun, seolah mendapat penglihatan tidaklah cukup.
Aku bermimpi menggambar sebuah rumah. Buku sketsaku bersandar di dinding putih dan sementara aku memandangi kertasnya yang putih, tanganku dengan mantap bergerak perlahan. Kugambar satu garis perak lalu sebuah rumah. Rumah kecil ditengah hutan yang hancur berkeping-keping tanpa sebab. Aku ingat tampak sebuah warna merah merembes pada kertas saat aku menggambar rumah. Basah dan berkilat, warna merah tua itu melebar hingga keseluruh kertas, diatas gambar rumah mungil ditengah hutan yang hancur berantakan. Kertas itu berdarah, melebar hingga menutupi kertas. Dan aku terbangun dari mimpi, bangun dan menjerit.Tapi kenapa aku menjerit ? Aku tidak ingat, benar-benar tidak ingat.
“Masih memikirkan mimpi itu ??”, seru suara tanpa wujud padaku. Suara tanpa wujud ?? Yeah right.. Beberapa bulan ini aku sial sekali, seolah memiliki Visi sama sekali belum cukup bagiku. Benar, sejak kecil aku memiliki Visi, sebuah kekuatan untuk melihat rahasia masa lalu dan hal mengerikan yang akan terjadi, aku bisa melihat apa yang seharusnya tidak bisa ku lihat, lalu tiba-tiba beberapa bulan ini tanganku bergerak sendiri dan menggambar seraut wajah seorang pria yang tidak ku kenal, sekarang entah sejak kapan, ada sesosok hantu gentayangan yang mengikutiku kemanapun. Berbisik di telingaku dan membuatku hampir ketakutan setengah mati. Bagaimana tidak ?? bagaimana jika seandainya kau ada di posisiku ?? Di ikuti oleh sesosok hantu yang tak bisa kau lihat wujudnya tapi selalu mengikutimu kemanapun, seolah mendapat penglihatan tidaklah cukup.
“Santai
saja, Yoo Jin-ah..Aku tidak akan menyakitimu”, ujarnya lembut padaku.
Mendadak bulu kudukku meremang.
“Bagaimana mungkin aku tidak takut ??
Kau selalu mengikutiku”, sentakku frustasi.
“Apa kau tau kalau gara-gara kau, aku
hampir saja masuk Rumah Sakit Jiwa ?? Semua orang mengira aku gila”, aku
benar-benar frustasi setiap aku mengingat ada hantu pria yang mengikutiku
kemanapun.
“Aku
minta maaf”, jawabnya terdengar
sedih.
“Kenapa kau selalu mengikutiku ?? Apa
yang kau mau dariku ?? Kenapa kau pilih aku ??”, jeritku frustasi.
“Karena
hanya kau yang bisa mendengarku dan hanya kau yang bisa membantuku”,
jawabnya yakin.
“Dan kenapa kau berpikir aku bisa
membantumu ??”, aku balik bertanya dengan kesal, kenapa dari jutaan bahkan
milyaran orang, hantu ini harus memilih menghantuiku.
“Aku
tidak pernah menghantuimu.. Bukankah selama ini aku selalu menolongmu ??”,
ujarnya seolah mengerti apa yang ku pikirkan.
“Tapi nyatanya kau hantu kan ?? Kau tak punya
wujud, aku tak tau bagaimana wajahmu. Kau hanya berupa suara. Lalu bagaimana
aku harus menyebutmu jika bukan menghantui ??”, jawabku membela diri.
“Itu
sebabnya kau harus menolongku. Hanya kau yang bisa membantuku. Tolonglah !!!”,
ujarnya memohon.
“Kenapa dari jutaan bahkan milyaran
orang kau harus memilihku ??”, tanyaku bersikeras.
“Karena
hanya kau yang memiliki kemampuan itu.. Visi. Kau bisa melihat rahasia masa
lalu dan hal mengerikan yang akan terjadi kan. Tolong lihat apa yang terjadi di masa
laluku.. Aku ingin tau apa yang terjadi sehingga aku seperti ini. Aku tak bisa
pergi, aku juga tak bisa kembali. Lalu aku harus bagaimana lagi saat ini ?? Ada sesuatu yang menahanku
untuk tetap disini. Jika saja kau bisa membantuku, aku janji akan segera pergi”,
ujarnya mengiba.
Aku terdiam berpikir, hantu ini benar.
Dia tak bisa meninggalkan dunia ini pasti karena ada sesuatu yang menahannya
untuk tetap disini. “UNFINISHED BUSSINESS”, begitu mereka menyebutnya.
“Baiklah. Aku harus mulai darimana
??”, tanyaku, memutuskan membantunya. Aku tidak mau dia menghantuiku seumur
hidupku.
“Aku
tidak ingat masa laluku, aku tidak tau kenapa aku bisa mati, aku tidak punya petunjuk apapun, tapi
aku punya satu ingatan kecil, walaupun aku sendiri tidak yakin..”, ujarnya
terdiam.
“Apa itu ??”, tanyaku tak sabar.
“Pisau
perak..Hal terakhir yang ku ingat adalah sebuah pisau perak”, jawabnya tak
yakin.
==========
Kim Yoo Jin POV :
“Mencari
pisau perak bukan hal yang mudah. dimana
aku harus menemukan pisau perak itu ?? Bagaimana mungkin petunjuknya hanya
sebuah pisau perak ?? bagaimana jika seandainya ada lebih dari 1 pisau perak ??
Bagaimana
jika aku mulai mencari tentang orang hilang saja ??”, tawarku pada hantu itu
saat aku berada di perpustakaan umum wilayah Seoul dan sibuk membolak-bolik
surat kabar yang berisi berita kriminal.
“Kenapa harus orang hilang ??”, tanya
hantu itu lagi.
“Entahlah.
Perasaanku mengatakan kau ada hubungannya dengan berita orang hilang. Bukankah
hantu yang gentayangan itu umumnya karena kematian mereka tidak wajar ?? Mulai
dari orang hilang, lalu aku akan mencari di kolom pembunuhan, bunuh diri, atau
mungkin kecelakaan maut yang menewaskan banyak orang. Akan ku cari 1 per 1”,
jawabku santai seraya membaca berita kriminal itu dengan teliti. Tanpa ku
sadari semua orang di perpustakaan itu mengamatiku.
“Maaf
Nona, Anda bicara dengan siapa ?? Apa anda baik-baik saja ?? Anda bicara
sendiri sejak tadi”, ujar penjaga perpustakaan itu padaku sambil menatapku
aneh.
“Oh shit..
Aku lupa aku ada di tempat umum. Ini semua gara-gara hantu sialan itu, sekarang
semua orang pasti menganggapku sudah gila”, umpatku dalam hati.
“Mianhamnida.. Aku hanya sedang membaca
terlalu keras”, ujarku berdalih. Akhirnya menyadari tatapan tajam orang-orang
disana dan karena sudah terlalu malu, aku pun memutuskan untuk pergi.
“Lihat kan ?? Gara-gara
kau lagi, aku hampir disangka orang gila. Aku akan benar-benar akan jadi gila
kalau kau terus mengikutiku seperti ini. Benarkah tak ada orang lain yang bisa
kau mintai tolong ??”, pintaku frustasi, sambil berjalan meninggalkan perpustakaan
umum itu dengan frustasi.
Tapi bukannya menjawab
pertanyaanku, hantu itu justru berkata “Jangan
belok ke kiri. Lewat kanan saja”, ujarnya, dengan nada memperingatkan.
“Tidak
puas menghantuiku, sekarang kau ingin mengatur hidupku dan kemana aku ingin
pergi ??”, ujarku kesal. Tanpa mempedulikan ucapannya aku justru sengaja
berbelok ke kiri.
“Dengarkan aku, aku mencium sesuatu yang
tidak beres jika lewat kiri”, dia bersikeras melarang tapi aku tak peduli,
aku terus saja berbelok ke arah kiri, ke sebuah gang kecil yang lumayan sepi.
Saat aku
sedang asyik berjalan, tiba-tiba seorang pria bertopeng datang dari arah
belakang dan menyerangku. “HENTIKAN !!! Jangan cari lagi. Hentikan sebelum kau
menyesal. Aku sudah memperingatkanmu”, ancamnya dingin, dia mendorongku ke
dinding dan meletakkan sebelah tangannya di leherku, seolah ingin mencekikku.
“Ka.. Kau
si..siapa ??”, tanyaku takut, walau dia memakai topeng tapi aku bisa melihat
matanya berkilat marah.
“Hentikan
sekarang !!”, ancamnya tak menjawab pertanyaanku. Lalu kemudian dia menyambar
tasku dan berlari pergi.
“TUNGGU
!!! TASKU !!!”, teriakku seraya berlari mengejarnya. Dia berlari sangat cepat,
aku tak sanggup mengejarnya, untung saja saat di pertigaan jalan ada 2 orang
pria yang membantuku mengejar dan merebut kembali tas itu.
“Nona, kau
tidak apa-apa ??”, tanya pria muda tampan bertubuh tinggi seraya menyodorkan
tasku. Aku membungkuk memberi hormat dan berterima kasih padanya.
“Kamsahamnida..
Jeongmal kamsahamnida”, ujarku pada mereka.
“Kyu
Jong-ah, bawa dia ke mobil. Aku akan segera menyusul”, ujar si pria muda tampan
bertubuh tinggi itu pada rekannya.
“Oke..aku
akan bawa dia ke mobil dulu. Lain kali hati-hatilah, Nona”, ujar pria yang
dipanggil Kyu Jong itu lalu segera menyeret pria aneh yang menyerangku tadi.
“Lihat apa
ada barang yang hilang ??”, tanya pria tampan yang bernama itu.
Aku pun
memeriksa barang-barangku didalam tas dan bersyukur karena pencopet itu belum
sempat mengambil apapun dari sana.
“Tidak ada
yang hilang. Terima kasih, Tuan”, jawabku berterima kasih padanya.
“Syukurlah.
Apa kau ingin membuat laporan ?? Aku Hwang Tae Hee, Inteligent Criminal
Investigation siap membantumu. Yang 1 lagi temanku, Officer Kim Kyu Jong. Kami
bertugas di Kantor Polisi wilayah Timur”, ujarnya memperkenalkan diri.
Aku
tertegun. Mereka polisi. “Bagus sekali. Daripada aku membawa surat kabar dan
mencari tau sendiri, bukankah lebih baik aku bertanya pada polisi ?? Orang
hilang, pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri, bahkan sampai pencopetan, mereka
pasti memiliki semua datanya”, batinku senang.
“Officer
Hwang, bisakah Anda membantuku ??”, pintaku memohon. Dia terdiam dan
mengangguk.
Somewhere
Out There..
Seorang
gadis muda berdiri di depan cermin sambil memandangi wajahnya sendiri dan
tersenyum culas. “Siapa aku kalau kau adalah Nona Besar yang sempurna ?? Benar.
Kau sempurna sekarang. Kau sempurna mati”, ujarnya pada dirinya sendiri lalu
kemudian tertawa terbahak-bahak seolah mendengar sesuatu yang lucu.
“Mudah
sekali. Cukup 1 dorongan lalu matilah kau. Jika saja kau berhenti mengusikku,
kau tidak mungkin berakhir seperti ini, Kakak”, lanjutnya lagi. Lalu saat dia
mendengar suara langkah kaki di pintu kamarnya, dia segera kembali ke tempat
tidurnya dan berpura-pura tertidur.
Beberapa
orang melangkah masuk ke dalam, salah satunya mengenakan jubah putih seperti
seorang Dokter. “Apa benar dia sudah sembuh, Dokter ??”, tanya seorang wanita
setengah baya dengan cemas.
“Saya rasa
trauma atas kematian Kakaknya sudah mulai hilang. Putri Anda sudah mulai
tenang. Dia tidak lagi mengungkit-ungkit soal kakaknya. Anda boleh membawanya
pulang”, jawab Dokter itu, tanpa mereka sadari, gadis yang mereka bicarakan
hanya tersenyum culas dalam hati.
Police
Station, Kim Yoo Jin POV...
“Aku tidak
menyerangnya. Aku hanya memberinya peringatan. Lebih baik dia tidak ikut campur
daripada dia berakhir seperti gadis yang 1nya”, ujar si pria yang tadi
menyerangku.
“PARK JUNG
MIN !! HENTIKAN OMONG KOSONGMU !!! Dulu kami melepasmu karena kami tak punya
cukup bukti untuk menahanmu, tapi semua yang kau katakan hanyalah omong kosong.
Kau bilang kau punya penglihatan, jika kau memang memilikinya, kenapa kau tidak
bisa menemukan Ja Eun sampai sekarang ?? DIMANA DIA ?? Jika kau tetap tidak mau
mengatakannya, aku akan menganggap bahwa kau lah yang menyekap atau bahkan
membunuhnya”, seru Officer Hwang Tae Hee penuh emosi, membuat semua orang
disana, termasuk aku tersentak.
“Aku
memang punya penglihatan
tapi hanya terbatas pada mereka yang masih bernapas dan bila mereka dalam
bahaya”, jawab Jung Min tegas.
“Jadi
maksudmu kekasihku sudah tidak bernapas lagi begitu ??”, sergah Hwang Tae Hee
marah.
“Hyung,
tenangkan dirimu. Dia tidak berbohong. Aku bisa melihat dia berkata jujur”,
ujar Officer Kim menenangkannya.
“Penglihatan
?? Apa maksudnya sama sepertiku ??”, batinku kaget, tapi aku hanya terdiam. “Officer
Hwang Tae Hee, ada sesuatu yang ingin ku katakan. Aku juga sedang mencari orang
hilang, mungkin kau bisa membantuku”, pintaku lembut, takut melihatnya marah.
Dia menoleh
padaku lalu pada Kyu Jong. “Kau urus psikopat 1 ini, aku akan bicara pada Nona
ini sebentar”, ujarnya pada Officer Kim. Kyu Jong mengangguk lalu Tae Hee
mengajakku bicara ditempat yang lebih sepi.
“Katakan”,
ujarnya singkat. Aku menarik napas.
“Aku tidak tau aku harus minta tolong pada
siapa. Kau bilang kau adalah Inteligent Criminal Investigation kan ?? Kau juga
menangani pembunuhan kan ??”, tanyaku lebih dulu. Dia mengangguk mantap.
“Apa kau
ingin melaporkan kasus pembunuhan ??”, tanyanya penuh selidik.
“Sejak
hampir 2 tahun yang lalu, aku di ikuti oleh hantu pria yang terus meminta
tolong padaku. Dia bilang dia memiliki urusan yang belum selesai di dunia ini,
dia minta aku membantunya mencari tau kenapa dia meninggal. Aku tau ini
terdengar gila. Tapi aku tak punya pilihan, aku mengatakan yang sebenarnya.
Bolehkah aku melihat daftar orang hilang, pembunuhan, bunuh diri atau
kecelakaan ?? Pokoknya sesuatu yang mengakibatkan kematian yang tidak wajar”,
ujarku ragu-ragu, dia menatapku seperti menatap makhluk aneh.
“Apa kau
sedang bercanda ??”, tanyanya lagi. Aku menggeleng kuat.
“Bagaimana caranya agar kau percaya ??
Kulihat kau orang yang baik, ku harap kau bisa membantuku”, pintaku lagi
memelas.
“Aku bukan
penangkap hantu. Kau cari Ghost Hunter saja atau mungkin seorang cenayang”,
jawabnya lalu berlalu pergi.
“Dia tidak percaya ?? Bagaimana jika aku
menampakkan diri di depannya agar dia percaya ??”, tawar si hantu. “TIDAK
!!!”, seruku melarang.
“Lebih baik kau tidak usah menampakkan
diri selamanya daripada aku tidak bisa tidur semalaman. Aku tak pernah melihat
hantu, dan aku tak mau melihat hantu !! Awas kalau kau sampai berani
menampakkan wujudmu!!!”, larangku keras. Membayangkannya saja sudah membuatku
merinding. Merasa tak ada cara membujuknya, aku pun berjalan pulang.
“Cukup untuk hari ini. Besok pulang dari
kampus, aku akan ke kantor polisi untuk mencarinya lagi”, ujarku memutuskan.
“Tapi
kau akan membantuku kan ?? Aku perlu kau menemukan sesuatu yang membuatku tak
bisa pergi dari dunia ini. Aku membutuhkanmu untuk mencari tau apa yang ku
butuhkan, apa yang sebenarnya tertinggal. Aku tidak mau terus bergentayangan”,
pintanya padaku mengiba. Aku menarik napas.
“Aku juga ingin kau berhenti menghantuiku,
jadi aku pasti membantumu. Tapi berjanjilah setelah semuanya selesai, tolong
tinggalkan aku. Menyeramkan rasanya membayangkan aku akan dihantui seumur
hidup”, jawabku sedikit kesal.
“Tentu.
Aku akan pergi setelah semuanya selesai”, janjinya padaku.
23.47
: 13 Midnight To Midnight... Kim Yoo Jin POV :
Aku
melihat seorang pria muda berwajah tampan terkapar ditanah di sebuah rumah
kecil yang kotor dan suram, entah rumah, entah gudang, aku tak yakin. Aku belum
pernah melihat tempat itu sebelumnya. Aku berdiri di sana, melihatnya merintih
kesakitan saat kedua tangannya di ikat di tiang di belakang punggungnya,
tubuhnya penuh luka, dia berdarah. Wajah tampannya terlihat mulai kusut dan
pucat, darah mengalir deras dari pelipisnya. Aku terdiam terpaku, aku tak tau
kenapa aku bisa ada disini, ditempat yang sama sekali asing. Aku memutar
leherku, memandang ke sekeliling rumah kecil itu, sebuah meja makan kecil ada
ditengah ruangan, sebuah jam dinding kuno tergantung di salah satu sudut
ruangan. Pukul 23.44, jam dinding di rumah itu menunjukkan pukul 23.44 dan
sebuah kalender tak jauh dari sana menunjukkan sebuah tanggal hari itu, 13
APRIL 2012, hari JUMAT.
“Apa kau
mau menikah denganku ?? Jika kau berjanji menikahiku, aku akan melepaskanmu”,
seorang wanita berkostum serba hitam berdiri membelakangiku seraya menjambak
rambut pria itu dan sebelah tangannya menggenggam sebuah pisau perak.
Aku
tersentak. “PISAU PERAK ??”, batinku tercekat.
“Jangan
mimpi !! Lebih baik kau bunuh aku. Aku tak sudi menikah dengan psikopat
sepertimu. Cinta tak bisa di paksa. Kau tau aku memiliki seorang gadis pujaan”,
jawab si pria dengan berani.
“Omong
kosong. Kim Yoo Jin sudah melupakanmu. Itu hanya kenangan masa kecil yang tak
berarti lagi untuknya. Lupakan dia dan menikahlah denganku. Jika kau menolak,
kau akan mati di tanganku”, ancam wanita berkostum hitam itu.
“Bunuh
saja aku!!”,si pria tetap tak mau. Lalu wanita itu berdiri, dia meraih cambuk
yang ada diatas meja, aku melihat wanita kejam itu kembali memukuli, mencambuk
dan menampar tubuh lemas pria muda itu.
“Jika aku
tak bisa memilikimu, maka tak seorangpun bisa”, ujar wanita kejam itu lalu
kemudian menghujamkan pisau perak itu didadanya.
“Pukul
23.47.. Mission Completed. Goodbye Kim Hyun Joong !!”, ujarnya sambil tersenyum
culas.
“TIDAK !!! KENAPA KAU BUNUH DIA ???”,
teriakku keras, aku ingin maju menolong pria muda itu, tapi sebuah kabut putih
spontan menarikku kembali.
Dan
aku terbangun dari mimpi, bangun dan menjerit.
“Apa itu visi ??”, batinku tercekat. Aku
mendadak menyadari aku sudah bermandikan keringat.
“Siapa pria itu ?? Tempat apa itu ?? siapa
wanita kejam itu ?? Apa hubungannya denganku ?? Kenapa dia menyebut namaku ??
Apa ada Kim Yoo Jin yang lain ??”, batinku ketakutan.
“Kau
melihat visi lagi ??”, tanya hantu itu. Aku mengangguk pelan.
“Apa
yang kau lihat kali ini ??”, tanyanya penasaran.
“Sebuah rumah kecil, seorang pria yang
terluka dan seorang wanita kejam yang membunuhnya”, jawabku merinding.
“Kau
jadi saksi pembunuhan. Laporkan pada Officer Hwang”, usul hantu itu.
“Aku bahkan tak tau dimana lokasinya.
Siapa yang akan percaya ??”, tanyaku kesal.
“Sudahlah. Kurasa aku takkan bisa tidur
lagi. Lebih baik aku menggambar saja. Aku harus segera menyelesaikan proyek
animasiku”, ujarku seraya bangkit berdiri dari ranjang lalu berjalan ke arah
meja belajarku dan mulai mengambil sketsa dan pensil.
Aku
ingin melukis seraut wajah. Wajahku. Aku mulai dengan mata.Tapi aneh, tanganku
bergerak dengan cepat seolah-olah menggambar sendiri tanpa aku, seolah-olah dituntun tangan yang tidak
kelihatan. Aku tidak tahu berapa lama aku menggambar. Setelah selesai, kuletakkan sketsaku dan kupandangi gambar
itu. Wajah seorang pria, bukan pria yang kukenal. Aku membuang kertas itu dan mulai menggambar
lagi, tapi berapa kalipun aku menggambar, aku tetap menggambar wajah pria itu.
Sesaat aku menyadari, ternyata aku
menggambar wajah pria dalam visiku tadi.
“Ternyata kau !!! Kau yang ku gambar
selama ini !!! TIDAK !!! KENAPA HARUS KAU ??”, seruku takut seraya kulempar
pensilku agar tak bisa menggambar lagi. Dalam sekejap, lantai kamarku penuh
dengan lukisan wajah pria itu. Pria yang terbunuh itu. Sebuah ingatan
terlintas. Friday,
13 April 2012 pukul 23.47, adalah saat dimana pembunuhan itu
terjadi.
“Officer Hwang, kau harus membantuku”,
ujarku bertekad.
Police
Station...
Hwang Tae
Hee masih berkutat dengan berkas-berkas tentang orang hilang di mejanya. Dia
memandangi wajah seorang gadis cantik dengan airmata menetes pelan.
“Ja
Eun-ah, ini sudah 2 tahun berlalu tapi aku masih belum menemukanmu. Kau
baik-baik saja kan ?? Kau masih hidup, benarkan ?? Katakan bahwa kau baik-baik
saja. Aku belum mengucapkan “Aku cinta padamu”, jadi kau harus pulang dengan
selamat, sayang”, batin Tae Hee saat setetes air jatuh dari matanya saat dia
membelai foto di berkas itu.
Tae Hee
mengingat kembali kejadian 2 tahun silam. Kejadian sesaat sebelum kekasihnya
menghilang ditelan bumi seperti sekarang. Saat itu Ja Eun berkata, “Aku tak
punya hubungan apapun dengannya. Aku hanya menolongnya karena seseorang ingin
menyakitinya. Dia ketakutan, dia tak tau harus minta tolong pada siapa”, ujar
Ja Eun menjelaskan agar Tae Hee tak cemburu.
“Dan
kenapa harus kau ??”, tanya Tae Hee masih cemburu.
“Gadis itu
sangat berbahaya. Dia punya kekuatan, sama sepertiku. Dia hampir saja membunuh
pria itu jika saja aku tidak menghalanginya. Bukankah kau bilang kita harus
menolong orang ??”, bujuk Ja Eun lagi.
“Aku tak
mau kau terlibat dalam bahaya. Bagaimana jika seandainya gadis itu mengincarmu
juga karena kau sudah menghalanginya ?? Biarkan polisi menangkapnya, okay ??”,bujuk
Tae Hee khawatir. “Baik. Siapkan anak buahmu. Jika aku sudah menemukan dimana
gadis itu menyekapnya, aku akan memberitaumu”, itu adalah ucapan terakhir Ja
Eun sebelum dia menghilang malam itu.
Saksi
terakhir, Park Jung Min mengatakan bahwa dia melihat Baek Ja Eun pergi
meninggalkan apartmentnya pukul 23.00 malam, karena penasaran Jung Min
mengikuti gadis itu berjalan masuk ke dalam sebuah hutan di pinggir kota. Tapi
sayang dia kehilangan jejak, dan saat keesokan harinya tim pencari di kerahkan
ke sana, mereka tak menemukan apa-apa. Baek Ja Eun dan pemuda itu bagai
menghilang ditelan bumi.
Hasil
penyelidikan menemukan bahwa pria yang di sebut Ja Eun sebagai temannya itu
bernama Kim Hyun Joong, dia di laporkan menghilang oleh keluarganya seminggu
sebelum Ja Eun menghilang dan hingga kini, mereka tak ditemukan. Gadis yang
terakhir kali ditemui Kim Hyun Joong pun, Jung Seung Mi sudah meninggal. Sejak
itu kasus di tutup karena tak ada bukti, saksi ataupun petunjuk lainnya.
Akhirnya hilangnya mereka pun hanya masuk dalam arsip X-FILES yaitu kasus-kasus
yang tak bisa diselesaikan. Tapi Hwang Tae Hee tak rela, dia terus menyelidiki
kasus ini diam-diam.
“Masih
memikirkan Ja Eun-ssi ??”, tanya seorang pria tampan berpipi gembul. Tae Hee
mengangguk. “Bagaimana dengan hasil forensikmu hari ini ??”, tanya Tae Hee pada
temannya.
“Pembunuhan,
kecelakaan, bunuh diri, semua ini membuatku gila. Setiap hari aku hanya bertemu
mayat. Itu sebabnya aku tak punya pacar hingga sekarang, semua gadis takut
padaku”, jawab temannya dengan nada
pasrah.
“Young
Saeng Hyung, kau Dokter Ahli Bedah Forensik kan ?? Benarkah selama 2 tahun ini
kau tidak pernah menemui mayat tanpa identitas dgn wajah hancur yang mirip Ja
Eun ??”, tanya Tae Hee dengan ragu. Young Saeng menggeleng pelan.
“Tidak. Kau
tau aku memiliki kemampuan untuk melihat masa lalu pasienku dan bagaimana
mereka mati kan ?? Dan sampai saat ini aku tak pernah menemukan
mayat dengan wajah hancur yang mengidentifikasikan itu adalah Ja Eun. Berdoalah
semoga ada kemungkinan dia baik-baik saja”, jawab Young Saeng memberi harapan.
“Tim Inteligen Hwang Tae Hee, kasus apa yang kau tangani hari ini ??”, Young Saeng mencoba mengalihkan perhatian.
“Aku
bertemu seorang gadis aneh yang mengaku memiliki visi dan bisa mendengar suara
hantu. Kau percaya itu ? Dia meminta aku membantunya mencari tau kenapa hantu
itu tidak bisa pergi dari dunia ini. Ini gila kan ?? Dia bahkan minta daftar
orang hilang padaku”, jawab Tae Hee sambil tertawa getir.
“Dan apa
kau mau membantunya ??”, tanya Young Saeng penasaran.
“Tidak. Ku
suruh dia mencari Ghost Hunter saja atau cenayang”, jawab Tae Hee ringan.
“Kau tau
Tae Hee ?? Jika dia memang punya visi, kenapa tidak minta dia membantu kita ??
Kau bantu dia berikan daftar orang hilang yang dia inginkan, dan sebagai
gantinya, minta dia mencari tau dimana Ja Eun berada”, usul Young Saeng.
Terdengar bagus dan menjanjikan.
Tae Hee berpikir dan berkata “You right,
Hyung.. Tapi bagaimana jika dia hanya penipu seperti Park Jung Min ?? Seorang
preman yang tidak jelas asal usulnya yang selalu berkata dia punya penglihatan
tapi nyatanya dia tidak pernah membantu apa-apa”, jawab Tae Hee skeptis.
“Kau punya
Kim Kyu Jong kan ?? Kyu Jong punya kekuatan membaca pikiran orang. Dia tau
mereka berbohong atau tidak. Mudah saja, bawa Kyu Jong bersamamu untuk melihat
gadis itu berkata jujur atau bohong”, usul Young Saeng, memberikan pencerahan.
“Oh ya,
aku kemari ingin menyampaikan pesan dari Jaksa Kim Hyung Jun. Dia akan
bertunangan akhir minggu ini, dia minta aku menyampaikan undangannya. Ini”,
ujar Young Saeng lagi seraya menyodorkan sebuah undangan pertunangan.
Tae Hee menerimanya dan membacanya
sekilas. “Gomawo Hyung.. Aku akan datang bersama Kyu”, jawabnya berjanji.
Seoul
University...
Karena
semalam tak bisa tidur akibat visi itu, juga karena berkali-kali menggambar
wajah seorang pria yang sudah mati, hari ini Yoo Jin terlambat ke kampus.
Dengan tergesa-gesa dia berlari masuk ke kelasnya namun dalam perjalanan, dia
tak sengaja menabrak seorang gadis sehingga membuat isi tas mereka berhamburan
keluar.
“Maaf.. Aku sedang mengejar kelas”, ujar
Yoo Jin seraya berlutut dan memunguti barang-barangnya juga barang-barang gadis
itu yang berserakan karena di tabraknya. Tanpa melihat wajah orang yang
ditabraknya, Yoo Jin buru-buru berlari setelah membantu membereskan
barang-barangnya. Tanpa dia sadari, lembaran kertas yang terdapat gambar pria
itu terjatuh dari dalam buku sketsanya dan gadis itu tak sengaja melihatnya.
Matanya terbelalak saat menyadari gambar dalam kertas itu.
“Lukisan ini ?? Dia.. Tak mungkin.. Tak
ada yang tau soal ini. Kau.. Siapa kau sebenarnya ??”, batin gadis itu seraya
meremas lukisan wajah pria yang sudah mati itu sambil menatap penuh kebencian
pada Yoo Jin yang sudah berlari meninggalkannya.
“Apa ini ?? Undangan pertunangan ?? Oh, Shin
Gyn Rae akan bertunangan dengan seorang Jaksa dan dia mengundang seluruh
kampus. Hebat sekali !! Aku bahkan tak kenal dia, tapi dia mengundangku”, ujar
Yoo Jin saat dia melihat undangan pertunangan ada diatas mejanya.
Setelah
kuliahnya selesai, Yoo Jin menuju ke kantin untuk memesan sesuatu. Dia berpikir
sebelum mencari Officer Hwang lebih baik dia makan dulu.
“Sepertinya
enak. Aku sudah lama tak makan itu”, seru hantu itu lagi, terdengar sedih.
“Kapan
terakhir kali kau memakannya ??”, tanya Yoo Jin sambil melahap burgernya. Belum
sempat si hantu menjawab, seorang gadis muda tiba-tiba mendekati Yoo Jin dan
berkata ramah, terlalu ramah malah.
“Boleh aku
duduk disini ?? Semua tempat duduk sudah penuh”, ujarnya seraya mengedarkan
pandangannya ke sekeliling kantin itu, Yoo Jin hanya bisa mengangguk ragu.
“Aku tak suka padanya. Entah kenapa
sepertinya dia berbahaya”, ujar si hantu dengan nada memperingatkan.
“Jangan
sok tau !! Mana bisa kau menghakimi orang yang baru kau temui”, omel Yoo Jin
tanpa sadar.
“Kau
bicara denganku ??”, tanya gadis yang duduk didepannya. Seketika Yoo Jin sadar
kalau dia sedang bicara dengan hantu dan tak seorang pun tau yang dilakukannya.
“Tidak.
Aku bergumam sendiri”, jawabnya bingung.
“Kenalkan..Aku
siswa pindahan baru. Namaku Jung Seung Mi”, ujar gadis itu ceria seraya
menyodorkan tangannya mengajak bersalaman. Yoo Jin dengan ragu membalasnya.
“Kim Yoo
Jin, mahasiswa jurusan animasi”, jawab Yoo Jin memperkenalkan diri.
“Ohh, kau
yang suka melukis itu kan ?? Lukisan yang tergantung di ruang seni itu milikmu
kan ?? So scary but amazing”, ujar Seung Mi memuji. Yoo Jin hanya tersenyum
berterima kasih.
“Aku seperti pernah melihatnya di suatu
tempat. Jangan terlalu dekat dengannya. Aku merasakan sesuatu yang tidak beres
padanya”, ujar hantu itu kembali memperingatkan Yoo Jin.
Seung Mi
terus mengoceh tak jelas, Yoo Jin jelas terlihat tak tertarik mendengarkannya.
Tapi mendadak Kalimat gadis itu berhenti dan dia segera bergegas pergi dari
sana, setelah sebelumnya berkata “Aku masih ada kelas. Sampai Jumpa Yoo
Jin-ah”, ujarnya lalu buru-buru pergi seperti orang ketakutan.
“Maaf, apa
aku mengganggumu Nona ??”, tanya seorang pria yang tiba-tiba muncul di
belakangnya. Yoo Jin menoleh ke belakang dan dia begitu senang melihat Offier
Hwang ada disana.
“Officer
Hwang, aku baru saja akan ke kantor polisi mencarimu. Darimana kau tau aku ada
disini ??”, tanya Yoo Jin penasaran.
“Kami
polisi, tentu saja kami tau”, jawab Kyu Jong ramah.
“Kau
bilang kau ingin mencariku kan ?? Ada apa ??”,tanya Hwang Tae Hee to the point.
“Tapi
nyatanya kalian yang datang mencariku. Katakan saja urusan kalian lebih dulu”,
jawab Yoo Jin mempersilakan.
“Baiklah.
Aku kemari untuk memberikanmu ini”, ujar Tae Hee seraya menyodorkan sebuah
berkas berisi banyak file di dalamnya.
“Ini apa
??”, tanya Yoo Jin bingung.
“Berkas
berisi data-data orang hilang dan kasus tak terpecahkan”, jawab Hwang Tae Hee
santai.
“Kau
berikan padaku ??”, tanya Yoo Jin senang.
“MEMINJAMKAN..
BUKAN MEMBERIKAN, Nona !!”, Hwang Tae Hee menegaskan.
“Bukankah
kau ingin meminjam data orang hilang untuk membantu hantu itu mencari tau
kenapa dia tak bisa pergi dari dunia ini ?? Sekarang ku pinjamkan padamu.
Carilah apa yang kau mau, kami akan menunggu. Tapi, benarkah kau memiliki visi
??”, tanya Hwang Tae Hee ragu. Mendengar kata visi, Yoo Jin seketika ingat
tujuannya ingin mencari Officer Hwang. Dia segera mengeluarkan sketsa wajah
yang di lukisnya semalam.
“Semalam
aku melihat visi. Tepatnya visi sebuah pembunuhan. Aku melihat seorang pria
disiksa sampai mati oleh seorang wanita berpakaian serba hitam di sebuah rumah
kecil ditengah hutan. Aku melihat jam dinding kuno di salah satu sudut ruangan,
juga sebuah kalender tergantung di sebelahnya, lalu sebuah meja makan kecil
yang diatasnya terdapat sebuah cambuk. Aku melihat wanita itu mencambuk pria
muda yang malang itu lalu menikam dada pria itu dengan sebuah pisau perak”,Yoo
Jin dengan semangat menceritakan visinya.
Officer
Hwang Tae Hee dan Kim Kyu Jong hanya terdiam mendengar ceritanya. “Dia jujur,
Hyung. Aku membaca pikirannya dan dia tidak berbohong sama sekali”, bisik Kyu
Jong di telinga Tae Hee. “Kau ingat wajah mereka ??”, tanya Tae Hee terlihat
tertarik.
“Aku tak
bisa melihat wajah sang pembunuh, tapi aku bisa melihat dengan jelas wajah sang
korban”, jawab Yoo Jin seraya mengeluarkan sketsa itu dan menyodorkannya pada
kedua polisi tampan itu.
“Ini..
Setelah aku melihat visi itu, tanpa sadar aku melukis wajahnya. Padahal awalnya,
bukan dia yang ingin ku lukis, tapi tanganku bergerak sendiri seolah ada sebuah
kekuatan yang tak terlihat yang memaksaku terus melukis. Dia pria yang kulihat
dalam visiku, pria yang mati itu. FRIDAY, 12 APRIL 2012 pukul 23.47. 13 menit sebelum
tengah malam, dia terbunuh”, ujar Yoo Jin dengan wajah serius.
Hwang Tae
Hee dan Kim Kyu Jong menarik napas berat. Gadis ini, siapapun dia, memang
memiliki kemampuan melihat ke masa lalu. Tanpa banyak kata, Tae Hee meraih
kembali berkas orang hilang dan kasus tak terpecahkan itu lalu mulai
membalik-balik halaman demi halaman, sampai akhirnya dia menunjuk pada satu
file dengan foto pria tampan disana.
“Apa dia
yang kau lihat dalam visimu??”, tanya Hwang Tae Hee pada Yoo Jin. Yoo Jin
memandang lekat foto di file itu dan menyentuhnya, dalam sekejap dia seolah
ditarik ke sebuah tempat yang jauh di dalam hutan.
Entah
sejak kapan, Yoo Jin berdiri di depan sebuah rumah kecil ditengah hutan. Dia
melihat Seorang gadis muda bertubuh tinggi dan cantik terlempar keluar dari
dalam rumah itu dan jatuh terjerembab.
“Kau pikir
kau bisa menang dariku ?? Jangan pikir kau bisa lari. Tak ada seorang pun yang
boleh tau”, seorang gadis lain berdiri di hadapannya dengan mengacungkan kedua
tangannya kedepan, membuat tubuh gadis yang 1 lagi terangkat lalu terbanting
keras.
“Telekinesismu
tak ada apa-apanya. Kekuatan kecilmu bahkan tak sanggup menyelamatkan dirimu.
Kau seharusnya berlatih dulu, Baek Ja Eun. Seharusnya kau tak perlu mencampuri
urusanku !!! Sekarang rasakan ini !!”, serunya marah lalu tubuh gadis yang 1
lagi terbanting sekali lagi.
“Kau
monster !! Bagaimana bisa kau bunuh pria yang kau cintai ?? Itukah yang namanya
cinta ?? Kau Psikopat !! Kau sakit !! Kim Hyun Joong sial sekali bertemu
denganmu”, ujar Baek Ja Eun.
Tapi gadis
yang dipanggil Baek Ja Eun itu kembali melawan. Dia juga mengacungkan kedua
tangannya dan seketika sebuah pohon tumbang, Ja Eun menggunakan pohon itu
sebagai senjata untuk melawan, tapi ternyata lawannya lebih kuat. Gadis jahat
itu mengacungkan kedua tangannya sekali lagi lalu angin berhembus kencang,
membuat Ja Eun terjengkang ke belakang lalu tertimpa pohonnya sendiri. Dia
mati. Tapi seolah belum puas, gadis yang 1 lagi meraih pisau perak dari dalam
saku jaketnya dan menikamnya berkali-kali di dada Ja Eun, sambil tertawa
terbahak-bahak. Lalu dia menerbangkan mayat gadis itu dan membawanya kedalam
rumah lalu sekali lagi dengan kekuatannya, dia merobohkan rumah kecil itu
hingga rata dengan tanah.
“TIDAK !!!
Jangan... Jangan.. Hentikan !!! Jangan bunuh mereka !!!”, teriak Yoo Jin
histeris. Gumpalan putih itu menghilang lalu entah sejak kapan dia sudah
berdiri seraya menatap kosong ke depan.
Visi lain
terlihat. Dia berdiri memandang reruntuhan rumah itu, perlahan bergerak
menghampirinya. Bagaikan terkena gempa, rumah itu runtuh dan rata dengan tanah,
Yoo Jin melihat dirinya sendiri berdiri diantara puing-puing reruntuhan rumah
itu. Dia baru akan pergi dari sana saat tiba-tiba sebuah tangan menarik
kakinya. Tangan itu berdarah dan kulitnya terkelupas. Menariknya kuat.
“TIDAK !!!
LEPASKAN AKU !! BUKAN AKU YANG MEMBUNUHMU !!”, jeritnya histeris.
“Yoo
Jin-ssi..”, ujar Officer Hwang cemas saat tiba-tiba Yoo Jin spontan berdiri dan
berteriak histeris.
“Bukan aku.. Bukan aku !!”, jerit Yoo Jin
histeris. Dalam visinya, dia melihat tangan itu menariknya kuat, seolah-olah
ingin dia terkubur bersama mereka. Spontan Tae Hee berjalan menghampirinya dan
berdiri di sampingnya.
“Apa kau melihat visi ??”, tanya Tae Hee
lagi.
“Dia
mati.. Gadis itu mati.. Gadis jahat itu membunuhnya juga.. Dia sangat kuat..
Ku..at..Ja Eun-ssi.. Dia tewas”, ujarnya lalu mendadak pingsan karena terlalu
banyak melihat. Kim Yoo Jin jatuh pingsan dalam pelukan Hwang Tae Hee yang juga
shock mendengar kata-katanya.
“Ja
Eun-ssi.. Dia tewas”, kalimat terakhir Yoo Jin menghantam Tae Hee bagai meriam.
Dia mendadak limbung, untunglah Kim Kyu Jong ada dibelakang menahan tubuhnya.
“Hyung,
kau jangan pingsan juga”, ujar Kyu Jong khawatir. Tae Hee akhirnya berusaha
sadar dari shocknya dan segera menggendong Yoo Jin pergi dari sana, ke tempat
yang aman.
“Apa dia baik-baik saja ?? Yoo Jin kenapa
??”, tanya si hantu, tapi tentu saja, tak ada yang mendengarnya. Hantu itu
hanya bisa pasrah melihat kedua polisi itu membawa Yoo Jin pergi.
Tanpa mereka
sadari, seseorang mengamati semua yang terjadi dan menatap penuh kemarahan.
“KIM YOO JIN, kau tidak tau kau sedang berhadapan dengan siapa. Akan ku buat
kau bernasib sama dengannya”, sumpahnya dalam hati seraya menatap mereka
bertiga menghilang dari pandangan.
Seoul
Hospital..
Hwang Tae
Hee dan Kim Kyu Jong duduk menunggu dengan cemas. Kim Yoo Jin yang pingsan
masih belum sadar juga. Walau dokter mengatakan dia hanya kelelahan tapi entah
kenapa gadis itu masih belum sadar juga.
Tanpa mereka ketahui, saat itu Yoo Jin
melihat visi sekali lagi. Entah sejak kapan, Yoo Jin mulai merasa udara di
sekelilingnya mendadak menjadi dingin. Angin yang berhembus membuat Yoo Jin
bergidik. Cahaya semakin redup dan bayang-bayang memanjang di kamar. Tercium
bau tanah dari lantai. Dalam sekejap, pemandangan di dalam kamar Rumah Sakit
itu berubah menjadi hutan. Yoo Jin merasa dirinya ditarik ke dalam suatu lubang
kosong dalam tanah. Yoo Jin setengah mati berusaha merangkak keluar dari tanah
yang berat dan gelap itu. Tanah itu menyumbat hidung dan matanya. Membuatnya
tak bisa bernapas.
“Aku di kubur !!! Aku di kubur hidup-hidup
!!!”, ujar Yoo Jin ketakutan seraya mencakar-cakar tanah sekuat tenaga.
Tiba-tiba seseorang mengulurkan tangan padanya, tangan itu terluka dan berdarah,
Yoo Jin menggigil melihat tangan penolongnya, dengan takut melihat ke atas dan
dia melihat gadis itu, Baek Ja Eun, memandangnya dengan senyuman hangat.
“Jangan takut, aku akan menarikmu keluar.
Tolong aku !! Maka aku akan menolongmu”, ujarnya lembut, Walau sedikit takut,
Yoo Jin mengulurkan tangannya dan akhirnya Ja Eun menariknya keluar. Wajah
cantik Ja Eun hancur sebelah, gaunnya robek dan bercak merah darah membasahi
gaunnya.
“Aku menunggu disini. Katakan pada Hwang
Tae Hee, aku mencintainya. Pergi dan kembalilah !!! Tolong kami !!”,pintanya
lembut seraya perlahan melayang ke arah hutan, tapi sebelum dia menghilang, Ja
Eun menunjuk sebuah pohon pinus sebagai tanda.
Yoo Jin hanya mampu menatap sosok itu
menghilang tanpa bersuara. “Ingin kabur ?? Jangan harap kau bisa keluar dari
hutan ini. Baek Ja Eun sudah mati, dia tak mampu menolongmu lagi”, seru suara
lain dengan sinis dan dingin. Sosok itu, tanpa bisa dia lihat dengan jelas
wajahnya, mengacungkan kedua tangannya ke atas dan membuat tubuhnya terbang
melayang. Tubuh Yoo Jin melayang dan saat penyerangnya akan melemparnya ke
tanah, semuanya mendadak lenyap..
“AAHHHHH....”, jeritnya lagi. Akhirnya dia
terbangun, bangun dan menjerit. Hwang Tae Hee dan Kim Kyu Jong spontan
menghampirinya.
“Yoo Jin-ssi..Kwenchana ??”, tanya Tae Hee
cemas.
“Aku melihatnya.Sama persis dalam mimpiku.
Rumah itu hancur berkeping-keping dan rata dengan tanah”, jawab Yoo Jin
ketakutan, sambil memandang kosong ke depan.
“Aku melihat Ja Eun-ssi.. Dia bilang dia
mencintaimu. Dia minta aku kembali ke sana dan mencari mereka. Wanita jahat itu
membunuh mereka berdua. Kim Hyun Joong dan Baek Ja Eun”, ujarnya lirih. Tae Hee
terdiam pilu. Hatinya bagai disayat sembilu. Kekasih yang sudah lama di carinya
kini sudah tiada lagi di dunia ini.
“Pembunuh itu masih berkeliaran. Kalian
harus segera mencari dan menangkapnya”, pinta Yoo Jin takut. “Dia ingin
membunuhku juga”, lanjutnya dengan wajah pucat.
“Sudah ku bilang sejak awal jangan ikut
campur”, seru suara lain mendadak muncul di sana.
“Park Jung Min, apa yang kau lakukan disni
??”, tanya Tae Hee tajam pada tamunya yang tidak di undang.
“Aku datang untuk memperingatkan kalian.
Dia sangat jahat dan kuat. Dia gila, Dia psikopat. Dan sekarang dia sedang
mengejar Nona ini”, ujar Park Jung Min seolah tau segalanya.
“Aku melihatmu dalam visiku. Kau mendadak
muncul di depan puing-puing rumah itu. Aku juga melihat pembunuh itu berlari
mengejarmu. 2 tahun aku mencarimu dan akhirnya aku melihatmu di perpustakaan
hari itu. Kau tidak sendiri, benarkan ??”, tanya Jung Min, membuat bingung
semua orang.
“Apa maksudmu, Park Jung Min-ssi ??”,
tanya Kim Kyu Jong bingung.
“Officer Kim, Jika kau bisa mendengar
pikiran orang, maka gadis ini bukan hanya bisa “melihat” tapi juga bisa
mendengar suara hantu penasaran yang mengikutinya. Dia memintamu membantunya
mencari tau kenapa dia itu tidak bisa pergi dari dunia ini kan ?? Dia disini,
benarkan ?? Kim Hyun Joong disini, benarkan ??”, tanya Park Jung Min lagi.
“Kim Hyun Joong ??”, ulang Tae Hee dan Yoo
Jin bersamaan.
“Apa
itu namaku ??”, hantu itu pun tak tau namanya.
“Jika kau saja tak tau namamu, bagaimana
kami bisa tau ??”, jawab Yoo Jin tanpa sadar menjawab pertanyaan hantu itu.
“Jadi selama ini kau tak tau namanya ??
Dan dia pun tak tau namanya siapa ??”, ulang Hwang Tae Hee menegaskan. Yoo Jin
mengangguk pelan.
“Dia hanya memintaku membantunya mencari
tau kenapa dia tak bisa pergi dari dunia ini. Dan hanya memberiku 1 petunjuk,
yaitu pisau perak. Yang lainnya dia tak ingat”, jawab Yoo Jin menerangkan.
“Kau tak pernah melihat wajahnya ??”,
tanya Kim Kyu Jong.
“Tidak. Aku tidak berani melihatnya. Aku
tidak pernah melihat hantu seumur hidupku”, jawab Yoo Jin takut.
“Kau sudah melihat foto Kim Hyun Joong
dalam file itu kan ?? Hanya untuk memastikan, kau harus melihat wajahnya walau
hanya sekali saja. Apa menurutmu dia menakutkan ??”, tanya Hwang Tae Hee dengan
nada memohon.
“Tidak. Kim Hyun Joong memang tampan. Tapi
itu saat dia hidup. Aku tak berani bayangkan bagaimana wajahnya saat dia mati”,
Yoo Jin tetap tak berani.
“Hei,
aku tak seburuk itu”, protes sang Hantu.
“Tetap saja sekarang kau hantu”, jawab Yoo
Jin keras kepala.
“Begini saja. Kita
lihat bersama-sama. Bukankah Jaksa Kim Hyung Jun bisa melihat makhluk dari alam lain
?? Dia juga bisa membuat orang lain melihatnya jika dia mau, benarkan ?? Jika
Nona ini tak berani melihatnya sendirian, kita akan melihatnya bersama.
Bagaimana ??”, usul Kyu Jong, Akhirnya setelah dipertimbangkan masak-masak,
mereka pun segera meluncur ke kediaman Hyung Jun.
Sekali lagi, tanpa mereka sadari, pembunuh
itu terus mengawasi.
“Bagaimana Junnie ?? Apa kau bisa membantu
kami ??”, pinta Hwang Tae Hee. Hyung Jun hanya terdiam seraya memandang kosong
ke depan.
“Hei, kenapa dengan kakimu ?? Wow,
sepertinya kakimu terluka parah. Darah di keningmu terus saja mengalir,
bagaimana pembunuh itu menyiksamu ?? Tubuhmu benar-benar hancur disiksanya.
Jika aku menangkap pembunuhnya, aku akan pastikan dia mendapatkan hukuman yang
setimpal. Hukuman mati, bagaimana ?? kau puas, Tuan hantu ??”, ujar Kim Hyung
Jun pada sosok yang tidak bisa di lihat oleh orang lain.
“Aisshh jinja.. YAAA !!! Maknae-ah, kami
ingin bukan hanya kau yang bisa melihat. Biarkan kami melihatnya agar kami bisa
memastikan dan segera membuka kembali kasus ini. Apa kau tidak tau betapa
menderitanya Tae Hee Hyung selama 2 tahun ini ??”, protes Kyu gemas.
“Arraseo.. Arraseo.. Aku kan hanya menyapa
tamu di rumahku”, Hyung Jun berdalih.Lalu kemudian dia kembali bicara pada
“tamunya” itu.
“Bisakah kau berdiri di depan cermin itu
??”, pintanya pada sang hantu. Lalu kemudian dia memejamkan matanya dan
menggerakkan 1 tangannya ke depan dan mendadak lampu di ruangan itu padam,
hanya beberapa saat, karena beberapa menit kemudian lampu kembali menyala dan
bayangan seorang pria muda dengan tubuh luka parah tampak disana. Bajunya penuh
darah, wajahnya rusak akibat siksaan, darah mengucur dari keningnya, di dadanya
tertancam sebuah pisau perak. Tubuhnya melayang, dia terlihat sangat pucat dan
transparan.
“Aaahhh..”, Yoo Jin menjerit takut,
spontan memeluk Tae Hee yang berdiri disampingnya. Tae Hee yang kaget karena
tak menyangka akan dipeluk hanya bisa membalas dengan memeluknya ringan,
menenangkannya.
“Kim Hyun Joong ?? Apa yang dia lakukan
padamu??”,tanya Kyu Jong mengenali sang hantu.
“Aku
tak ingat lagi. Aku hanya ingin kalian mencari tau apa yang membuatku tak bisa
pergi.Benarkah kematianku tak wajar ?? Itukah sebabnya aku tak bisa pergi
dengan tenang ??”, tanyanya sedih.
“Dimana Baek Ja Eun ?? Jika dia sudah
tewas, harusnya kau bisa melihatnya kan ?? Aku ingin bertemu dia. Tolonglah
!!”, pinta Tae Hee memohon dengan kalut.
“Maaf,
Officer Hwang, aku tak ingat soal dia. Aku tak ingat apa-apa”, jawabnya
menyesal.
“Cukup.Kalian sudah melihatnya kan ?? Aku
tak bisa lama-lama, kekuatan ini menguras tenagaku.Aku sudah mulai lemas”, ujar
Hyung Jun yang sudah mulai berkeringat.
Tae Hee mengangguk lemah. “Sudah cukup.
Gomawo, Junnie”, jawab Tae Hee dan dengan sekali hembusan angin, lampu kembali
padam tapi begitu lampu kembali menyala, sosok hantu itu kembali menghilang.
Beberapa
Hari Kemudian:
Akhirnya
Tim Investigasi Kriminal memutuskan untuk membuka kembali kasus ini. Hwang Tae
Hee ingin menangkap pembunuh itu bagaimanapun caranya. Dia menelpon Yoo Jin dan
memintanya untuk menunjukkan pada mereka dimana kira-kira letak hutan yang dia
lihat dalam visinya. Dan disinilah mereka sekarang.
Kim Yoo Jin berjalan ke arah hutan kecil
yang terletak di pinggiran kota Seoul. Dia berjalan melewati rentetan pohon
pinus, tanaman-tanaman berduri keras menggores kulitnya. Semakin lama hutan itu
semakin gelap, Yoo Jin mulai merasakan udara dingin mencekam dan dia semakin
tersesat masuk ke dalam hutan. Lelah berputar-putar, dia pun akhirnya duduk
diatas bongkahan batu disamping seonggok tanah. Merasa sudah cukup
beristirahat, Yoo Jin memutuskan untuk kembali mencari jalan keluar. Tapi saat
akan berdiri, tiba-tiba sesuatu menarik kakinya. Yoo Jin menjerit takut, dia
melihat apapun itu yang menarik dan menahan kakinya, dan dia tersentak ngeri.
TANGAN MANUSIA..Atau apa yang tersisa dari
tangan manusia. Sambil memekik tertahan, Yoo Jin melompat menjauh, menatap
ngeri kearah tangan yang mencuat dari dalam tanah itu. Yoo Jin menarik napas
dalam-dalam. Tangan itu perlahan menghilang. Masuk kembali ke dalam tanah. Yoo
Jin tersadar, itu artinya dia berdiri diatas kuburan seseorang.
“Ada orang yang di kuburkan di hutan ini”,
batinnya menyadari.
Itu bukan tangan, ia mencoba meyakinkan
dirinya. Yang ditemukannya juga bukan tulang kaki.
“Ini salah satu visiku”, batin Yoo Jin
ngeri, sambil tetap berdiri mematung.
“Yoo Jin-ssi, dimana tempatnya ?? Bukankah
kau bilang kau pernah melihatnya dalam visimu ?? Tunjukkan padaku jalannya”,
ujar Officer Hwang, membuyarkan visi itu.
“Ikut aku”, ujarnya mantap dan tanpa ragu.
Yoo Jin memimpin tim Investigasi Polisi menuju daerah yang ditumbuhi pohon
pinus. Mengikuti visinya, Yoo Jin terus melangkah dan beberapa saat kemudian,
dia melihatnya. Gundukan itu dan sebuah tulang tangan yang memanggil dari
kuburan dangkal. Yoo Jin menarik napas berat. Dia menunjuk ke sebuah arah di
hadapannya.
“Disana..”, teriak Yoo Jin melengking
sambil menunjuk ke depan. Dia melihat tangan itu, tangan yang abu-abu, tinggal
tulang, mencuat dari dalam tanah. Jari-jarinya yang kurus menekuk seperti ingin
mencakar.
“Tangan itu !!”, lanjutnya ngeri. Officer
Kim Kyu Jong dan semua orang disana hanya saling memandang dengan heran.
“Bicara apa dia ??”, tanya mereka pada
teman di sebelahnya.
“Officer Hwang, apa yang dia bicarakan
??”, tanya salah satu tim Investigasi.
“Tidakkah kalian melihatnya ?? Sepotong
tulang tangan memanggil dari kuburan dangkal”, jawabnya kesal, karena semua
orang memandangnya tak percaya.
“Tunjukkan tepatnya. Kami tak bisa melihat
apa-apa”, jawab Hwang Tae Hee, lebih pengertian. Yoo Jin tersadar.
“Great !! Another Vision”, batinnya kesal
Lalu dia mengangguk dan berjalan perlahan kesana dengan sedikit takut.
“Aku tak berani mendekat. Tapi aku
melihatnya di gundukan tanah itu. Galilah !!”, ujar Yoo Jin sambil mengalihkan
pandangannya dari tulang tangan itu. Tadi tangan itu bergerak, tapi sekarang
tangan itu terdiam, berlumuran tanah.
Beberapa orang polisi langsung bergerak
menggali dan beberapa menit kemudian, salah satu dari mereka berteriak senang.
“Officer Hwang, kami menemukannya. Seseorang di kubur disini”, ujar seorang
polisi.
Jantung Hwang Tae Hee berdegup kencang
sambil menatap penuh harap bahwa itu bukanlah mayat kekasihnya. Beberapa polisi
terus menggali sampai akhirnya mereka mengeluarkan sesosok lengkap tulang
manusia. Rambut panjangnya dan bajunya yang ternoda darah masih melekat di
tulang kerangka.
“Baek Ja Eun..”, ujar Park Jung Min yang
juga ada disana. “Itu baju terakhirnya yang kulihat sebelum dia menghilang.
Saat itu aku mengikutinya masuk ke dalam hutan”, lanjutnya ngeri.
Hwang Tae Hee nyaris limbung. Tapi dia
berusaha kuat untuk berdiri. Setelah semua tulang sudah dikeluarkan, matanya
yang nanar hanya bisa menatap kosong gundukan tanah itu, tempat di mana
kekasihnya terkubur selama ini.
“Sabarlah, Hyung. Kita tunggu hasil
forensik dari Young Saeng Hyung. Bisa jadi Park Jung Min salah mengingat”, Kyu
Jong memberi harapan. Tae Hee hanya mengangguk lesu lalu hanya terdiam seraya
memegangi dadanya yang berdenyut sakit.
Tidak berapa lama kemudian, mereka
berteriak lagi. “Officer Hwang, ada 1 makam lagi”, ujar salah 1 tim
Investigasi. Mereka segera menggali dan akhirnya menemukan tulang manusia
lengkap, tak jauh dari makam yg 1 lagi.
“Apa
itu makamku ??”, tanya si hantu dengan sedih.
Kim
Hyung Jun Engagement...
“Mianhe,
Tae Hee-ah, hasil forensikku menunjukkan ini memang mayat Baek Ja Eun. Aku
turut menyesal”, Tae Hee masih mengingat jelas ucapan Young Saeng saat itu.
Separuh jiwanya mendadak hilang, Tae Hee merasa tak punya keinginan lagi untuk
hidup. Beberapa hari setelahnya, dia hanya bermabuk-mabukan, tidak mau makan
dan tidak mau tidur. Jika bukan karena Kyu Jong yang selalu menguatkannya,
mungkin saat ini Hwang Tae Hee sudah mengambil tali lalu gantung diri mengikuti
kekasihnya.
“kau harus
kuat demi Ja Eun. Jangan lupa kita harus menangkap si pelaku”, ujar Kyu Jong
memberi semangat. Tae Hee bagaikan mayat hidup, dia seolah lupa bagaimana
caranya tersenyum, tujuan hidupnya hanya 1, yaitu mencari si pembunuh.
Tae Hee hanya bisa memandang kosong ke
depan saat teman baiknya, Kim Hyung Jun berdiri di atas panggung bersama
tunangannya. Benar. Hari ini adalah hari pertunangan Jaksa Kim Hyung Jun dan
Shin Gin Rae. Mereka semua di undang kesana. Walau awalnya Tae Hee tak ingin
datang, tapi mengingat Hyung Jun adalah teman baiknya, jadi dia memutuskan
untuk hadir malam ini. Awalnya semuanya baik-baik saja, tapi semua mendadak
berubah menjadi bencana saat tiba-tiba lampu hias yang ada di atas panggung dan
tepat berada di atas kepala Hyung Jun jatuh menerpanya.
Semua tamu menjerit histeris saat lampu
hias itu mendadak putus dan menimpa Kim Hyung Jun, membuatnya tewas seketika.
Yoo Jin menutup mulutnya karena terkejut, semua polisi yang diundang ke pesta
itu spontan berlari menolong, tapi terlambat, Kim Hyung Jun tak terselamatkan.
Saat Tae Hee dan teman-teman kepolisian sedang memeriksa mayat Hyung Jun,
seorang pelayan mendekat dan memberikan sepucuk surat pada mereka.
“STOP INVESTIGATION !! Or You will be dead too”, bunyi di surat itu.Tae
Hee meremas surat itu dengan marah. “Dia tau. Dia mengawasi kita”, ujarnya pada
Kyu Jong.
Yoo Jin yang masih terkejut mendadak
melihat Park Jung Min berlari keluar seperti sedang mengejar seseorang. Dalam
sekejap, entah sejak kapan dia sudah berada di halaman rumah besar itu. Dia
melihat Jung Min berdebat dengan seorang wanita bertubuh pendek dengan rambut
panjang berkibar di punggungnya. Yoo Jin tak bisa melihat wajahnya, tapi
sedetik kemudian wanita itu mengangkat kedua tangannya dan dalam sekejap
melemparkannya pria itu ke tengah jalan, tepat pada saat sebuah mobil bergerak
maju ke arahnya dan menabrak tubuhnya. Park Jung Min terlempar dan terguling ke
tanah dengan tubuh berlumuran darah. Dia tewas. Saksi Utama, Park Jung Min,
sudah tewas.
“TIDAK !!!”, jeritnya histeris. “Yoo
Jin-ssi..”, panggil Tae Hee cemas, melihat gadis itu berdiri dengan wajah pucat
dan ketakutan.
“Dia akan membunuhnya. Dia akan membunuh
Park Jung Min juga. Ini pembunuhan”, ujarnya panik seraya mencengkeram kemeja
Tae Hee. Mengerti gadis ini telah melihat visi, Tae Hee menoleh pada Kyu Jong.
“Dimana Park Jung Min ??”, tanyanya pada
Kyu. Belum sempat Kyu menjawab, beberapa tamu berteriak ketakutan.
“Ada 1 lagi yang mati. Aku melihat pria
muda itu tertabrak mobil dan mati”, ujarnya, menceritakan pada yang lain.
Yoo Jin mendadak lemas. Tae Hee dan Kyu
Jong hanya memandang shock.
“Kita harus kesana”, ujar Young Saeng
menyadarkan mereka semua. Mengikuti kerumunan orang, mereka bertiga berjalan
keluar dan benar saja, tubuh Park Jung Min sudah terkapar di tanah bersimbah
darah. Yoo Jin menangis ketakutan.
“Sepertinya aku akan punya banyak
pekerjaan malam ini. Ini mengerikan. 2 kematian beruntun dalam waktu kurang
dari 1 jam”, ujar Young Saeng saat tim polisi mengangkat tubuh Park Jung Min
dan Kim Hyung Jun yang sudah mati ke dalam mobil ambulance.
“Hyung, berhati-hatilah”, ujar Tae Hee
tiba-tiba.
“Mwo ??”, Young Saeng mendadak bingung.
“Yoo Jin-ssi, apa ada lagi yang kau lihat
?? Siapa lagi berikutnya ??”, Tae Hee menatap Yoo Jin dengan pandangan mata tak
terbaca.
Yoo Jin menggeleng pelan. “Belum..Kuharap
takkan ada”, jawab Yoo Jin ngeri.
“Aku harus pergi. Aku harus mengautopsi
mayat mereka. Tae Hee-ah, Kyu Jong-ah.. kalian harus menyelidiki masalah ini
hingga tuntas”, pesan Young Saeng sebelum pergi menuju mobilnya dan mengikuti kemana
mobil ambulance membawa 2 mayat pria itu.
“Dia seorang wanita”, ujar Yoo Jin
memberitau apa yang dilihatnya.
“Seseorang yang tak pernah bisa kau lihat
wajahnya, benarkan ??”, tebak Tae Hee tepat sasaran. Yoo Jin mengangguk
menyesal. “Maaf”, jawabnya sedih.
“Aku turut sedih dengan kematian temanmu”,
lanjutnya lagi.
Yoo Jin menoleh pada Tae Hee tapi yang ada
disampingnya bukanlah Tae Hee. Dia melihat Young Saeng yang sedang menyetir.
Dokter muda itu terlihat panik saat mendadak dia tidak bisa menghentikan
mobilnya. Yoo Jin melihat lampu jalan sudah berubah menjadi merah, bukankah
seharusnya Young Saeng berhenti ?? Tapi tidak, mobilnya tetap melaju kencang,
bahkan lebih kencang dari sebelumnya.
“TIDAK !! Ada apa dengan mobilku ??”, seru
Young Saeng panik sambil menekan-nekan pedal gas. Yoo Jin bisa melihat
kepanikan mencengkeram dokter muda itu, saat mobilnya semakin kencang dan
menerobos lampu merah, melesat dengan kecepatan penuh dan menghantam pembatas
jalan. Mobil itu terbalik dan meledak seketika.
“YOUNG SAENG-ssi....”, teriak Yoo Jin
panik. “Apa yang terjadi ?? apa yang kau lihat ??”, seru seseorang
disampingnya, sama paniknya.
“Mobilnya menabrak pembatas jalan dan
meledak”, jawab Yoo Jin dengan wajah pucat. Tae Hee dan Kyu Jong membatu
seketika.
Tak lama kemudian, Hwang Tae Hee mendapat
laporan dari kantor polisi bahwa Dokter Heo Young Saeng, ahli bedah forensik
mereka mengalami kecelakaan dan meninggal, persis dengan apa yang di lihat Yoo
Jin.
“Siapa dia ?? Dia membunuh semua orang
yang terlibat. Jaksa penuntut, saksi mata dan sekarang ahli bedah forensik yang
akan mengautopsi mayat. Hyung, dia berbahaya. Sudah 3 orang yang mati, jika
pelakunya tidak segera kita tangkap, mungkin kita berikutnya”, ujar Kyu Jong
tercekat.
“Kau pulanglah, Yoo Jin-ssi. Kami akan
menyelidiki masalah ini”, ujar Tae Hee dengan dingin.
“Aku tak mau pulang. Ayahku sedang
bertugas keluar kota dan aku hanya sendirian di rumah. Bagaimana jika
seandainya pembunuh itu datang dan membunuhku ?? Aku tidak mau. Aku ingin ikut
kalian ke kantor polisi”, Yoo Jin menolak tegas, ketakutan terlihat di matanya.
“Ibumu akan cemas”, jawab Tae Hee menolak.
“Aku tak punya Ibu. Ibuku meninggal saat
usiaku masih 5 tahun. Dia juga terbunuh saat berusaha membantu polisi
mengungkap kasus pembunuhan”, jawab Yoo Jin sedih. Hwang Tae Hee memandangnya
dengan sedih.
“Mianhe..”, ujarnya lirih. Yoo Jin
menggeleng pelan.
“Bawa aku bersamamu”, pintanya lagi. Tae
Hee mengangguk pelan dan akhirnya Yoo Jin pun ikut mereka ke kantor polisi.
Setidaknya ditengah-tengah para polisi ini, Yoo Jin merasa aman. Selama Officer
Hwang ada disisinya, dia merasa sedikit tenang.
“Aku
merasakan firasat buruk. Maaf. Karena membantuku, mereka semua tewas. Jika saja
aku tidak memintamu untuk mencari tau apa yang sebenarnya, ini semua tak perlu
terjadi”, ujar si hantu sedih.
“Cepat atau lambat kasus ini harus
diungkap. Officer Hwang pasti tidak akan membiarkan pembunuh kekasihnya
berkeliaran bebas diluar sana”, jawab Yoo Jin pada si hantu, tanpa sadar di
ikuti tatapan bingung polisi yang ada didekatnya. Gadis ini bicara sendiri, dia
pasti sudah gila, pikir polisi itu.
Malam itu, baik Hwang Tae Hee ataupun Kim
Kyu Jong tak ada yang pulang kerumah untuk tidur, mereka semua bermalam di
kantor polisi, berusaha menyelidiki kasus ini. Melalui Shin Gyn Rae, Tae Hee
melihat semua nama undangan yang hadir di pesta malam itu, hingga matanya
menangkap sebuah nama tertulis disana.
“Jung Seung Mi ?”, ujarnya pada Kyu Jong.
“Kyu Jong-ah, kenapa nama ini sepertinya tidak asing ??’, tanyanya pada Kyu
Jong. Kyu Jong segera melihat nama yang ditunjuk Tae Hee dan dia mengerutkan
dahi sambil berpikir.
“Bukankah 2 tahun yang lalu, ada seorang
gadis bernama Jung Seung Mi yang jatuh dari lantai 5 gedung apartmentnya ?? Tak
ada saksi, tak ada bukti, kita berpikir bahwa dia murni bunuh diri”, jawab Kyu
Jong seraya berdiri dan mengambil arsip di dalam laci.
“Ini..Kasus ini kita yang menangani. Jung
Seung Mi sudah mati, apa ini Jung Seung Mi yang lain ??”, tanya Kyu Jong serasa
menunjuk kasus bunuh diri 2 tahun lalu. Tae Hee mengamati dalam diam. Saat itu
Yoo Jin mendekat dan memberikan 2 gelas cangkir kopi untuk mereka.
“Aku baru membeli kopi di Cafetaria. Ini
untuk kalian”, ujarnya ramah seraya menyodorkan kopinya, melihat Tae Hee dan
Kyu Jong terdiam sambil memandang sebuah arsip diatas meja, spontan Yoo Jin
mengikuti arah tatapan mata mereka dan dia terkejut bukan kepalang.
“Dia..Dia gadis yang kutemui di kampus
minggu lalu. Kenapa kalian bisa punya arsipnya ??”, tnya Yoo Jin spontan. Tae
Hee memandangnya penasaran.
“Kau tau gadis ini ??”, tnya Tae Hee penuh
selidik. Yoo Jin mengangguk mantap.
“Dia tiba-tiba mendatangiku di kampus dan
mengajakku berkenalan, tapi dia buru-buru pergi saat melihat kalian datang”,
jawab Yoo Jin dengan polosnya.
“Apa kau tidak sedang melihat visi waktu
itu??”, tanya Tae Hee memastikan. “TIDAK !!”, jawab Yoo Jin tegas. “Kau tidak
sedang melihat hantu atau semacamnya kan ??’, tanya Kyu Jong lagi.
“Aku tak bisa melihat hantu, aku hanya
bisa mendengar. Kenapa kalian bertanya seperti itu ??”, jawab Yoo Jin kesal.
“Jung Seung Mi sudah mati. Dia tewas bunuh
diri di apartmentnya 2 tahun lalu. Itu sebabnya kami bertanya seperti itu”,
ujar Kyu Jong menerangkan. Yoo Jin tersentak.
“Jangan bilang aku melihat hantu yang
lain??”,Yoo Jin balik bertanya.
“Kyu Jong-ah, selidiki gadis ini. Datangi
rumahnya. Aku merasa ada yang aneh dengan ini semua”, ujar Tae Hee penuh
selidik.
“Ne, Hyung.. Aku akan datangi rumahnya
besok pagi”, jawab Kyu.
“Sekarang. Kita tidak tau kapan pembunuh
itu akan mencari kita kan ?? Sebelum dia beraksi lagi, kita harus
menghentikannya”, ujar Tae Hee yang disambut tatapan tak percaya dari Kyu Jong.
“Tapi ini sudah malam, Hyung”, protes Kyu
Jong.
“Kita harus berpacu dengan waktu,
menemukan si pembunuh sebelum si pembunuh itu membunuh kita”, jawab Tae Hee tak
bisa dibantah. Merasa Tae Hee benar, tak punya alasan, Kyu Jong pun segera
mengambil mantelnya dan bergegas pergi dari sana. Tapi sebelum dia benar-benar
pergi dari sana, Tae Hee kembali memanggil.
“Kyu Jong-ah, berhati-hatilah. Aku sayang
padamu. Kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Kau partner terbaik yang
kumiliki”, ujar Tae Hee lalu memeluknya ringan.
“Hyung, kau ini kenapa ?? Aneh sekali”,
ujar Kyu Jong bingung.
“Nothing. Pergilah. Hati-hati”, ujarnya lagi
sambil tersenyum melihat Kyu Jong pergi.
Setelah Kyu Jong pergi, Tae Hee diam-diam
mengeluarkan ponselnya dan memandangi pesan singkat dari nomor yang tidak
dikenal.
“Terlalu banyak tau memancing pembunuhan.
Hentikan, sebelum aku membunuhmu juga. Kau berikutnya !!”, bunyi pesan di
ponsel itu. Tae Hee menarik napas pasrah.
“Officer Hwang, kau kenapa ??’, tanya Yoo
Jin yang menyadari Tae Hee mendadak jadi pucat. Tapi Tae Hee hanya menggeleng
pelan dengan senyum yang dipaksakan.
Jung’s
House..
“Jung Seung
Mi ?? Kenapa Anda menanyakan Putriku yang sudah meninggal, pak Polisi ??”,
tanya seorang wanita setengah baya dengan bingung. Kyu Jong akhirnya
menjelaskan semua yang diketahuinya, dia menunjukkan daftar para undangan yang
didapatnya dari Shin Gyn Rae. Gyn Rae adalah gadis terkaya di kampus itu dan
dia mengundang semua orang di Fakultasnya tanpa terkecuali untuk menghadiri
pesta pertunangannya, dan Jung Seung Mi yang terdaftar aktif sebagai mahasiswa
di sana, juga turut diundang.
Kyu Jong juga menjelaskan tentang
pembunuhan yang terjadi malam ini. Tentang polisi yang mencurigai gadis itu
sebagai tersangka, karena menurut penyelidikan 2 tahun lalu, Jung Seung Mi
adalah orang terakhir yang ditemui Kim Hyun Joong sblm Kim Hyun Joong
menghilang dan ditemukan meninggal 1 minggu yg lalu, dan fakta membuktikan
bahwa semua orang yang tau masalah ini, tewas secara mengenaskan. Mendengar
penjelasan Kyu Jong, mata wanita itu terbelalak ngeri.
“JUNG
SOMIN !! Kupikir dia sudah sembuh, harusnya kami tidak mengeluarkannya dari
tempat itu”, seru wanitu itu ngeri. Melihat reaksi wanita itu, Kyu Jong
mengerti.
“Siapa itu
Jung Somin ??’, tanya Kyu bingung.
“Adik
kembar Jung Seung Mi. Sejak kecil, Somin suka sekali menyamar menjadi Seung Mi
dan mengaku sebagai Seung Mi, dimanapun dan kapanpun. Sebenarnya, kami
mencurigai bahwa kematian Seung Mi bukanlah bunuh diri tapi Somin yang
mendorongnya. Tapi karena aku sudah kehilangan putriku dan hanya Somin yang ku
miliki sekarang, aku tak sanggup bila harus kehilangan dia juga. Dia tidak
jahat. Dia hanya sakit. Tangkap dia, tapi ku mohon jangan membunuhnya. Biarkan
dia hidup, Tuan”, pinta wanita itu memohon sambil menangis.
“Dimana
dia sekarang ??’, tnya Kyu tnpa basa-basi. Akhirnya setelah mendengar
penjelasan wanita itu, Kyu pergi kearah danau kecil yang terletak tak jauh dari
rumah itu, di danau itu, Jung Somin suka menyendiri. Walau aneh rasanya mencari
seorang gadis ditengah malam begini, tapi ternyata Kyu keliru, gadis itu seolah
memang menunggunya di tempat itu.
“Kau mencariku
Tuan?”, tanya seorang gadis dengan dingin dari balik punggung kyu. Kyu menoleh
dan dia menoleh seorang gadis muda bertubuh pendek menatapnya tajam.
“Harusnya
kau tak datang kemari. Tapi kurasa kau ingin bertemu teman-temanmu kan??”,
ujarnya dingin seraya mengangkat kedua tangannya.
Friday,
13 Juni 2014..
Hwang Tae
Hee duduk termenung dalam kamar apartmentnya yang gelap. Dia memandangi secarik
kertas yang berisi surat ancaman yang tertempel di pintu mobilnya pada hari
pemakaman Kyu Jong. You heard it right. Kim Kyu Jong already dead..Officer Kim
ditemukan tewas tenggelam dalam sebuah danau yang terletak tak jauh dari rumah
kediaman keluarga Jung. Yoo Jin sempat melihat dalam visinya, seorang pria
tenggelam dalam danau beberapa saat setelah dia berdebat dengan seorang wanita.
Dia menceritakan visi ini pada Tae Hee tapi sayangnya mereka tak tau dengan
tepat lokasi danau itu, jadi tak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu,
tapi sayangnya, tak peduli berapa lama pun mereka menunggu, Kim Kyu Jong takkan
pernah kembali lagi. Dia tewas saat mencoba mengungkap kasus pembunuhan ini,
tewas seperti yang lain. Sekarang hanya Hwang Tae Hee dan Kim Yoo Jin yang
tersisa. Itu sebabnya Tae Hee hanya duduk termenung di kamar ini. Dia tau,
dialah berikutnya.
“Tidak perlu kau cari si penulis sajak.
Nantikan Friday The 13th saat kau menghilang tanpa jejak."
Tae Hee meremas surat ancaman itu dengan
marah, lalu meraih sebuah foto dalam dompetnya dan memandanginya lekat.
“Ja Eun-ah, tak lama lagi kita akan
bertemu. Apa kau tau aku sangat merindukanmu ?? Maaf, sepertinya aku gagal
menangkap pembunuh itu. Apa kau membenciku ??”, bisik Tae Hee lirih. Dia
memandang foto itu dengan airmata menetes pelan. Dia lalu memandang kalender
yang tergantung di atas meja kerjanya.
Friday, 13 Juni 2014. Friday the 13th..
”Sekaranglah saatnya”, batin Tae Hee.
Pembunuh itu, tak pernah gagal sekalipun dalam melaksanakan misinya. Dia tau
pembunuh itu hanya seorang wanita, tapi tetap saja, dia bukan wanita biasa. Tae
Hee menarik napas dan bertekad bahwa dia tidak ingin mati semudah itu. Kim Yoo
Jin selalu bisa melihat bagaimana cara semua korban itu mati, jadi dia pasti
juga tau apa yang akan menimpanya kali ini. Tae Hee meraih ponselnya, berniat
menelpon gadis itu saat tiba-tiba ponselnya berdering lebih dulu.
“TOLONG AKU !!! OFFICER HWANG !!”, teriak
Yoo Jin di telepon itu dan sambungan pun terputus. Secepat kilat Tae Hee
bergegas menuju apartment Yoo Jin. Dia mengendarai mobilnya seperti orang gila.
Hari sudah semakin gelap, dengan cepat dia memarkirkan mobilnya di tempat
parkir gedung apartment itu yang terletak di ruang bawah tanah dan segera
berlari menuju kamar Yoo Jin yang terletak di lantai paling atas. Baru saja dia
akan mengetuk pintu kamar apartment itu saat tiba-tiba para penghuni apartment
itu berseru takut.
“Apa yang dilakukan kedua gadis itu diatas
sana ??”, seru salah seorang dari mereka seraya menunjuk ke atap. Jantung Tae
Hee berdegup kencang, Kim Yoo Jin ada ditepi atap sementara seorang gadis lain
berdiri di hadapannya seraya mengacungkan kedua tangannya kearahnya.
“HENTIKAN !!! JUNG SOMIN MENYERAHLAH !!!”,
seru Tae Hee ketika sampai diatas atap. Kedua gadis itu spontan menoleh
padanya.
“Apa kabar Officer Hwang ??’, sapanya
lirih. JUNG SOMIN berdiri dengan tatapan sedingin es. Tae Hee tercekat,dia
sangat mirip dengan gadis yang mati terjatuh dari balkon 2 tahun yang lalu.
“Apa kau pikir kau bisa menghentikan aku
?? Kekuatan kecil kekasihmu saja tak bisa menghentikan aku, apalagi dirimu.
Kenapa kau harus membuka kembali kasus ini ?? Terlalu banyak tau memancing
pembunuhan, harusnya kau tau itu”, ujar Jung Somin berjalan mendekat seraya
mengacungkan kedua tangannya ke depan. Dalam sekejap, sebuah balok kayu besar
jatuh menimpa Tae Hee.
“Kau..”, ujar Tae Hee menahan sakit saat
balok kayu besar itu menimpa tubuhnya. Dia berdarah, terluka parah, darah
mengucur deras dari kaki, punggung dan kepalanya, tapi sekuat tenaga dia
berusaha bangkit.
“I LOVE THIS POWER !! TELEKINESIS !! Ini
adalah kekuatan yang hebat, kau tau ?? Akulah yang menjatuhkan lampu hias ke
tubuh Jaksa Kim Hyung Jun, aku yang melempar tubuh saksi utama kalian, Park
Jung Min ke tengah jalan sehingga dia tertabrak. Aku yang memotong rem mobil
Dokter Ahli Bedah Forensik, Heo Young Saeng. Aku juga yang menenggelamkan
Officer Kyu Jong ke danau hingga mati. Haahhh, jangan lupa aku juga yang
merobohkan rumah kecil itu dan membuat Baek Ja Eun dan Kim Hyun Joong terkubur
hidup-hidup. Tak lama lagi, kalian akan menyusul” ujarnya dingin lalu berbalik
kearah Yoo Jin yang ketakutan karena sudah tersudut.
“Selamat tinggal Kim Yoo Jin”, ujarnya
seraya mengangkat sebelah tangannya tapi mendadak sebuah cahaya putih
menghalanginya.
“Jangan lakukan Jung Somin”, ujar bayangan
putih itu, seorang gadis cantik berambut panjang berdiri melindungi Yoo Jin.
“BAEK JA EUN !!”, seru Somin ngeri. “Kau
sudah mati. Harusnya kau sudah mati”, ujarnya lagi, ketakutan karena melihat
hantu.
Tae Hee memandang bayangan kekasihnya
muncul dengan takjub, dengan tubuh tertindih balok kayu besar, dia tak mampu
bergerak sedikitpun.
“Hentikan !! Cukup aku saja yang jadi
korban, jangan lakukan lagi”, ujar sosok putih itu.
“Aku tak peduli. Pergi kau !! Jika mereka
tak mati, aku akan berakhir di penjara”, ujarnya marah lalu berlari kearah
hantu itu dan berusaha mendorongnya, tapi Somin lupa kalau Ja Eun adalah hantu,
dia tak bisa menyentuhnya, tubuhnya justru menembus hantu itu dan Yoo Jin lah
yang terdorong kebawah bersamanya.
“AAHHHHHHH...”, jerit ketakutan kedua
gadis itu saat terjatuh bersama terdengar nyaring dan menyakitkan. Tae Hee menatap
tubuh kedua gadis itu melayang indah sambil menjulurkan tangannya tak berdaya.
“NO!! BRING ME TO THE PAST”, jerit Tae Hee seraya
mengulurkan tangannya ke depan dan seberkas cahaya putih mendadak
mengelilinginya.
================
“Aaahhhhhh..”,
seorang pria menjerit keras, bangun dan menjerit.
“Oppa,
kwenchana?”, tanya seorang gadis cantik di hadapannya. Tae Hee terkejut, dia
memandang gadis itu dengan takut seperti melihat hantu.
“Apa kau
bermimpi buruk ??”, ujar gadis itu lembut seraya menyentuh kening Tae Hee yang
bercucuran keringat.
“Sepertinya demammu sudah turun.Syukurlah.
Aku panik sekali semalam.Kau terus saja mengigau tak karuan”, lanjutnya lembut.
Tae Hee masih memandang gadis di hadapannya dengan bingung.
“Apa aku ada di Surga?”,tanya Tae Hee
linglung, sukses membuat gadis itu tertawa.
“Apa aku tampak seperti Malaikat ??”,
tanya gadis itu lagi sambil menelungkupkan tangannya di wajah tampan Tae
Hee.Merasa tangan gadis itu menyentuhnya, Tae Hee tersenyum lega.
“JA EUN-ah..I MISS YOU SO MUCH !!”, ujar
Tae Hee lalu menarik tubuh Ja Eun dan memeluknya erat, Ja Eun membalas pelukan
itu sambil tersenyum manis.
“Oppa, kau bicara seolah-olah kita sudah
lama tak bertemu. I Miss You too..Jadi kau tak marah lagi?”. Tanya Ja Eun
merayu. Tae Hee tak menjawab, dia hanya memanjakan diri dalam pelukan
kekasihnya. Sambil tetap memeluk Ja Eun, sudut matanya menangkap tanggal yang
tertera di kalender dinding yang tergantung di samping lemari, dan betapa
terkejutnya dia saat menyadari apa yang dilihatnya saat ini.
“09 April 2012”, hari ini adalah hari
ulang tahun Ja Eun dan 4 hari sebelum Baek Ja Eun dinyatakan menghilang dan
meninggal. Dia ingat betul saat Kim Yoo Jin berkata bahwa Kim Hyun Joong
meninggal pada hari Jumat tanggal 13 April 2012, dan malam itu juga Baek Ja Eun
menghilang. Tae Hee tersentak.
“Aku hanya bermimpi atau aku benar-benar
berhasil memutar kembali waktu ??”,Tae Hee berpikir keras. Tidak peduli
kemungkinan yang mana, Tae Hee tidak ingin sejarah terulang. Kali ini dia akan
melindungi Ja Eun apapun yang terjadi nantinya, dan satu-satunya cara
melindungi Ja Eun adalah dengan membawanya pergi dari sini sampai tanggal 13
April terlewati.
“Ja Eun-ah, bagaimana jika kita pergi
jalan-jalan ke luar negeri?? Kau bilang ingin pergi ke Paris kan?”, bujuk Tae
Hee lembut. Mata Ja Eun berbinar bahagia.
“Jeongmal? Paris ?? Kita berdua, Oppa?”,
Ja Eun berseru senang. Tae Hee mengangguk mantap.
“Benar. Hanya kau dan aku. Bukankah hari
ini ulang tahunmu? Saengilchukkae Hamnida Ja Eun-ah. Anggap saja ini hadiahku
untukmu. Kita berangkat besok pagi, bagaimana ??”, Tae Hee terus mendesak. Dia
memiliki kesempatan kedua, dia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini begitu
saja.
Ja Eun mengangguk mantap. “Baiklah. Kalau
begitu aku akan pulang dan berkemas”, jawab Ja Eun ceria. Gadis itu ingin pergi
tapi Tae Hee menarik tangannya.
“Aku akan menemanimu”, pintanya tnpa bisa
dibantah. Akhirnya mereka berdua pergi bersama ke apartment Ja Eun untuk
mengambil barang-barangnya. Tapi begitu sampai di depan kamar Ja Eun, Kim Hyun
Joong sudah menunggu disana.
“Ja Eun-ssi, akhirnya kau kembali”,
ujarnya sopan. Ja Eun mengangguk pelan. Otak Tae Hee berputar, jika Ja Eun bersama
Hyun Joong, bahaya akan melanda.
“Apa yang dilakukannya disini?”, tanya Tae
Hee tajam. Baek Ja Eun tewas waktu itu karena menolong pria ini, tentu Tae Hee
tak ingin sejarah terulang lagi. Dia kembali ke masa lalu karena ingin mengubah
semua yang telah terjadi.
“Aku datang kemari ingin memberikan
undangan pada Ja Eun-ssi”, jawab Hyun Joong seraya mengangkat surat
undangannya.
“Kau akan menikah ?? Selamat ya. Tae Hee Oppa,
sudah ku bilang kan? Kau tak perlu cemburu padanya. Kami tak punya hubungan
apa-apa”, ujar Ja Eun dgn tersenyum ceria. Tae Hee terdiam. Kecemburuannya memang
salah 1 alasan yang membuat Ja Eun menghilang malam itu.
“Aku senang kau akan menikah. Kalau boleh
tau, siapa wanita yang beruntung itu?”, tanya Tae Hee, mencoba bersikap ramah.
“Kuharap dia bukan Jung Somin. Karena jika
tidak, kau akan mati sekali lagi”, lanjut Tae Hee dalam hati.
“Dia
adalah...”, belum sempat Tae Hee menjawab, seorang gadis lain muncul
dibelakangnya.
“Hyun Joong Oppa, kenapa memberikan
undangan saja lama sekali?”, tanya gadis itu. Tae Hee tersentak. Suara itu. Dia
perlahan menoleh dan melihat Kim Yoo Jin menatapnya sambil tersenyum.
“Halo Officer Hwang, kami kemari ingin
memberikan undangan pernikahan kami pada kalian”, ujar Yoo Jin sambil tersenyum
penuh makna.
===========
“Aku tak tau bagaimana kau melakukannya
Officer Hwang, tapi harus kuakui kau melakukan hal yang hebat. Kita punya 1
kesempatan lagi. Mari bekerja sama untuk menghindarkan lebih banyak lagi
tragedi”, ujar gadis itu, Kim Yoo Jin.
“Kau ingat apa yang terjadi?”, tanya Tae
Hee tanpa basa-basi.
“kekuatanmu sangat luar biasa. Keren
sekali. Aku sangat iri, andai saja aku memiliki kekuatan sepertimu. Seharusnya
kau gunakan itu sejak awal. Terima kasih karena berkat kau, aku tak jadi mati
dan aku juga berhasil menemukan cinta pertamaku yang sebelumnya sudah ku
lupakan”, ujar Yoo Jin tulus.
“Memutar kembali waktu. Aku memiliki kekuatan
ini sejak kecil, hanya saja aku tak berani mencobanya. Sekarang aku mengerti
kenapa hantu Kim Hyun Joong terus menghantuimu.Karena dia adalah cinta
pertamamu, benarkan ??”, ujar Tae Hee lagi penasaran. Yoo Jin mengangguk pelan.
“So, lets make a new start !! You and Me,
we can make the story of our life”, ujar Yoo Jin seraya mengulurkan tangannya
mengajak bersalaman. Tae Hee meraihnya dan mereka berdua tersenyum lega.
“Tapi benarkah takdir bisa diubah dengan
kita kembali ke masa lalu ??”, tanya Yoo Jin ragu.
“Takdir bisa diubah oleh tangan kita, bila kita mau
berusaha untuk mengubahnya”, jawab Tae Hee yakin. Dia tak mau kehilangan Ja Eun
sekali lagi.
“oppa”, panggil Ja Eun dari kejauhan.Tae Hee
tersenyum pada kekasihnya dan melambaikan tangannya.
“Mulai hari ini, aku akan lebih
mencintainya. Aku sudah merasakan hidup bagai di neraka saat Ja Eun menghilang.
Aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama”, ujar Tae Hee lalu berdiri dan
menghampiri kekasihnya sambil tersenyum bahagia.
“Baek Ja Eun, aku tak tau apa aku pernah
mengatakan ini, tapi aku ingin mengatakan “AKU MENCINTAIMU.. PLEASE DONT LEAVE
ME AGAIN !!!”, ujarnya sambil memeluk dan mencium Ja Eun mesra dengan penuh
gairah dan kerinduan.
“Hyung, lakukan itu di rumah saja”, ledek
Kyu Jong pada mereka, spontan membuat Young Saeng, Hyung Jun dan Jung Min
tertawa.
Tae Hee menoleh spontan pada
teman-temannya yang sudah berdiri di depannya dengan wajah malu, dan matanya
terpatri pada Jung Min.
“Bawa dia pergi jauh dari sini. Aku
melihat tanda bahaya jika Ja Eun tetap disini. Dia akan selamat jika dia
jauh-jauh dari pria itu. Karena wanita itu hanya mengincarnya, bukan Ja Eun-ssi”,
Jung Min berbisik lirih di telinga Tae Hee.
“Apa yang kau lihat dalam visimu??”, tanya
Tae Hee cemas.
“Sebuah tragedi akan terulang jika Ja
Eun-ssi bersamanya. Bawa kekasihmu pergi jauh dan tinggalkan tempat ini. Aku
melakukan ini karena menolongnya sama seperti menolong diriku sendiri.
Baik-baik jaga dia”, jawab Jung Min lalu setelah tersenyum singkat pada Ja Eun,
dia pun berlalu bersama yang lain.
“Tae Hee Hyung, kami menunggu
undangannya.Hati-hati di Perancis”, ujar Young Saeng sambil tersenyum penuh
makna.
“Kelihatannya teman-temanmu orang yang
baik”,puji Kim Hyun Joong sambil memeluk mesra pinggang Yoo Jin.
“Kalian berdua tampak serasi. Hyun
Joong-ssi, kau terlihat tampan tanpa bekas luka itu”, ujar Tae Hee penuh arti.
“Apa maksudmu ??”, tanya Hyun Joong
bingung.
Tae Hee menggeleng cepat. “Bukan apa-apa.
Ayo pergi sebelum kita ketinggalan pesawat”, ajaknya pada Ja Eun.
“Yoo Jin-ssi, apa tak ada yang kau lihat
lagi ??, tanya Tae Hee sambil melirik Hyun Joong yang asyik mengobrol dengan Ja
Eun. Yoo Jin menggeleng kuat.
“Aku belum melihat apa-apa”, jawab Yoo Jin
bingung.
“Hati-hati. Park Jung Min bilang Jung
Somin mengincar Hyun Joong. Dia menyuruhku membawa Ja Eun pergi sejauh mungkin
dari sini jika ingin Ja Eun selamat. Karena tragedi akan terulang jika mereka
berdua ditempat yang sama. Jaga tunanganmu baik-baik sebelum sesuatu yang buruk
terjadi padanya”, Tae Hee memperingatkan.
Setelah mengucapkan “hati-hati” pada Kim
Hyun Joong, Tae Hee segera memeluk pinggang Ja Eun mesra dan berjalan kearah
mobil Tae Hee untuk pergi menuju bandara, tanpa sadar seseorang sedang mengintai
mereka dari jauh.
“Ini belum selesai. Kim Hyun Joong, jangan
pikir kau bisa lari dariku”, ujar seorang gadis sambil menatap penuh dendam
seraya mengacungkan kedua tangannya kearah mereka dan sebuah mobil sedan yang
kebetulan lewat disana mendadak kehilangan arah dan bergerak cepat kearah Kim
Hyun Joong.
“TIDAKKKKKK!!!”, Kim Yoo Jin menjerit pilu
saat melihat tubuh kekasihnya terseret mobil dan jatuh terkapar bersimbah
darah.
“Yoo Jin-ah..kwenchana?”, tanya seorang
pria dengan panik. Yoo Jin menoleh kaget ke arah Hyun Joong.
“Great. Another vision.Its not over, right
?? But this time, I will never let you win. Kau wanita Iblis !! JUNG SOMIN, KAU
TAKKAN BERHASIL KALI INI !!!”, sumpah Yoo Ji dalam hati sambil menatap resah ke
sekelilingnya.
END...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar