Jumat, 13 Juni 2014

13 Minute To Midnight – SS501 Fanfiction Special Friday The 13th (One Shot)

Author : LIANA WIJAYA

Starring :  
Uee’s After School as Kim Yoo Jin & Baek Ja Eun (Double Casting) 
Joo Won as Hwang Tae Hee (Intelligent Criminal Investigation)
Kim Hyun Joong as Himself (The Ghost)
Kim Kyu Jong as Himself (Intelligent Criminal Investigation) 
Heo Young Saeng as Himself (Dokter Ahli Bedah Forensik) 
Park Jung Min as Himself 
Kim Hyung Jun as Himself


VILLAIN :
Jung So Min as Herself / Jung Seung Mi



“13 Minute To Midnight – SS501 Fanfiction Special Friday The 13th (One Shot)”





“Sepotong tulang tangan memanggil dari kuburan dangkal, tapi hanya Kim Yoo Jin yang bisa melihatnya. Yoo Jin memiliki visi, sebuah kekuatan untuk melihat rahasia masa lalu dan hal mengerikan yang akan terjadi.. Dia terus menerus menggambar seraut wajah, wajah seorang pria yang sudah mati tanpa ingat apa sebabnya dia mati. Kini Visi itu membawanya ke misteri kematian misterius seorang pria, Dia harus berpacu dengan waktu, menemukan si pembunuh sebelum pembunuh itu menemukannya..”


******************


Kim Yoo Jin POV : 
Aku bermimpi menggambar sebuah rumah. Buku sketsaku bersandar di dinding putih dan sementara aku memandangi kertasnya yang putih, tanganku dengan mantap bergerak perlahan. Kugambar satu garis perak lalu sebuah rumah. Rumah kecil ditengah hutan yang hancur berkeping-keping tanpa sebab. Aku ingat tampak sebuah warna merah merembes pada kertas saat aku menggambar rumah. Basah dan berkilat, warna merah tua itu melebar hingga keseluruh kertas, diatas gambar rumah mungil ditengah hutan yang hancur berantakan. Kertas itu berdarah, melebar hingga menutupi kertas. Dan aku terbangun dari mimpi, bangun dan menjerit.Tapi kenapa aku menjerit ? Aku tidak ingat, benar-benar tidak ingat.

Masih memikirkan mimpi itu ??”, seru suara tanpa wujud padaku. Suara tanpa wujud ?? Yeah right.. Beberapa bulan ini aku sial sekali, seolah memiliki Visi sama sekali belum cukup bagiku. Benar, sejak kecil aku memiliki Visi, sebuah kekuatan untuk melihat rahasia masa lalu dan hal mengerikan yang akan terjadi, aku bisa melihat apa yang seharusnya tidak bisa ku lihat, lalu tiba-tiba beberapa bulan ini tanganku bergerak sendiri dan menggambar seraut wajah seorang pria yang tidak ku kenal, sekarang entah sejak kapan, ada sesosok hantu gentayangan yang mengikutiku kemanapun. Berbisik di telingaku dan membuatku hampir ketakutan setengah mati. Bagaimana tidak ?? bagaimana jika seandainya kau ada di posisiku ?? Di ikuti oleh sesosok hantu yang tak bisa kau lihat wujudnya tapi selalu mengikutimu kemanapun, seolah mendapat penglihatan tidaklah cukup.

    “Santai saja, Yoo Jin-ah..Aku tidak akan menyakitimu”, ujarnya lembut padaku. Mendadak bulu kudukku meremang.
      “Bagaimana mungkin aku tidak takut ?? Kau selalu mengikutiku”, sentakku frustasi.
    “Apa kau tau kalau gara-gara kau, aku hampir saja masuk Rumah Sakit Jiwa ?? Semua orang mengira aku gila”, aku benar-benar frustasi setiap aku mengingat ada hantu pria yang mengikutiku kemanapun.

       “Aku minta  maaf”, jawabnya terdengar sedih.
       “Kenapa kau selalu mengikutiku ?? Apa yang kau mau dariku ?? Kenapa kau pilih aku ??”, jeritku frustasi.
       “Karena hanya kau yang bisa mendengarku dan hanya kau yang bisa membantuku”, jawabnya yakin.
     “Dan kenapa kau berpikir aku bisa membantumu ??”, aku balik bertanya dengan kesal, kenapa dari jutaan bahkan milyaran orang, hantu ini harus memilih menghantuiku.

      “Aku tidak pernah menghantuimu.. Bukankah selama ini aku selalu menolongmu ??”, ujarnya seolah mengerti apa yang ku pikirkan.
     “Tapi nyatanya kau hantu kan ?? Kau tak punya wujud, aku tak tau bagaimana wajahmu. Kau hanya berupa suara. Lalu bagaimana aku harus menyebutmu jika bukan menghantui ??”, jawabku membela diri.
 
       “Itu sebabnya kau harus menolongku. Hanya kau yang bisa membantuku. Tolonglah !!!”, ujarnya memohon.
    “Kenapa dari jutaan bahkan milyaran orang kau harus memilihku ??”, tanyaku bersikeras.

      “Karena hanya kau yang memiliki kemampuan itu.. Visi. Kau bisa melihat rahasia masa lalu dan hal mengerikan yang akan terjadi kan. Tolong lihat apa yang terjadi di masa laluku.. Aku ingin tau apa yang terjadi sehingga aku seperti ini. Aku tak bisa pergi, aku juga tak bisa kembali. Lalu aku harus bagaimana lagi saat ini ?? Ada sesuatu yang menahanku untuk tetap disini. Jika saja kau bisa membantuku, aku janji akan segera pergi”, ujarnya mengiba.

     Aku terdiam berpikir, hantu ini benar. Dia tak bisa meninggalkan dunia ini pasti karena ada sesuatu yang menahannya untuk tetap disini. “UNFINISHED BUSSINESS”, begitu mereka menyebutnya.

     “Baiklah. Aku harus mulai darimana ??”, tanyaku, memutuskan membantunya. Aku tidak mau dia menghantuiku seumur hidupku.

      “Aku tidak ingat masa laluku, aku tidak tau kenapa aku bisa  mati, aku tidak punya petunjuk apapun, tapi aku punya satu ingatan kecil, walaupun aku sendiri tidak yakin..”, ujarnya terdiam.
       “Apa itu ??”, tanyaku tak sabar.
       “Pisau perak..Hal terakhir yang ku ingat adalah sebuah pisau perak”, jawabnya tak yakin.

==========

Kim Yoo Jin POV :
       “Mencari pisau perak bukan hal yang mudah. dimana aku harus menemukan pisau perak itu ?? Bagaimana mungkin petunjuknya hanya sebuah pisau perak ?? bagaimana jika seandainya ada lebih dari 1 pisau perak ?? Bagaimana jika aku mulai mencari tentang orang hilang saja ??”, tawarku pada hantu itu saat aku berada di perpustakaan umum wilayah Seoul dan sibuk membolak-bolik surat kabar yang berisi berita kriminal.

        “Kenapa harus orang hilang ??”, tanya hantu itu lagi.
     “Entahlah. Perasaanku mengatakan kau ada hubungannya dengan berita orang hilang. Bukankah hantu yang gentayangan itu umumnya karena kematian mereka tidak wajar ?? Mulai dari orang hilang, lalu aku akan mencari di kolom pembunuhan, bunuh diri, atau mungkin kecelakaan maut yang menewaskan banyak orang. Akan ku cari 1 per 1”, jawabku santai seraya membaca berita kriminal itu dengan teliti. Tanpa ku sadari semua orang di perpustakaan itu mengamatiku.

     “Maaf Nona, Anda bicara dengan siapa ?? Apa anda baik-baik saja ?? Anda bicara sendiri sejak tadi”, ujar penjaga perpustakaan itu padaku sambil menatapku aneh.
       “Oh shit.. Aku lupa aku ada di tempat umum. Ini semua gara-gara hantu sialan itu, sekarang semua orang pasti menganggapku sudah gila”, umpatku dalam hati.

     “Mianhamnida.. Aku hanya sedang membaca terlalu keras”, ujarku berdalih. Akhirnya menyadari tatapan tajam orang-orang disana dan karena sudah terlalu malu, aku pun memutuskan untuk pergi.

    “Lihat kan ?? Gara-gara kau lagi, aku hampir disangka orang gila. Aku akan benar-benar akan jadi gila kalau kau terus mengikutiku seperti ini. Benarkah tak ada orang lain yang bisa kau mintai tolong ??”, pintaku frustasi, sambil berjalan meninggalkan perpustakaan umum itu dengan frustasi.

      Tapi bukannya menjawab pertanyaanku, hantu itu justru berkata “Jangan belok ke kiri. Lewat kanan saja”, ujarnya, dengan nada memperingatkan.
      “Tidak puas menghantuiku, sekarang kau ingin mengatur hidupku dan kemana aku ingin pergi ??”, ujarku kesal. Tanpa mempedulikan ucapannya aku justru sengaja berbelok ke kiri.

    “Dengarkan aku, aku mencium sesuatu yang tidak beres jika lewat kiri”, dia bersikeras melarang tapi aku tak peduli, aku terus saja berbelok ke arah kiri, ke sebuah gang kecil yang lumayan sepi.

      Saat aku sedang asyik berjalan, tiba-tiba seorang pria bertopeng datang dari arah belakang dan menyerangku. “HENTIKAN !!! Jangan cari lagi. Hentikan sebelum kau menyesal. Aku sudah memperingatkanmu”, ancamnya dingin, dia mendorongku ke dinding dan meletakkan sebelah tangannya di leherku, seolah ingin mencekikku.

     “Ka.. Kau si..siapa ??”, tanyaku takut, walau dia memakai topeng tapi aku bisa melihat matanya berkilat marah.
       “Hentikan sekarang !!”, ancamnya tak menjawab pertanyaanku. Lalu kemudian dia menyambar tasku dan berlari pergi.

       “TUNGGU !!! TASKU !!!”, teriakku seraya berlari mengejarnya. Dia berlari sangat cepat, aku tak sanggup mengejarnya, untung saja saat di pertigaan jalan ada 2 orang pria yang membantuku mengejar dan merebut kembali tas itu.

      “Nona, kau tidak apa-apa ??”, tanya pria muda tampan bertubuh tinggi seraya menyodorkan tasku. Aku membungkuk memberi hormat dan berterima kasih padanya.
         “Kamsahamnida.. Jeongmal kamsahamnida”, ujarku pada mereka.
       “Kyu Jong-ah, bawa dia ke mobil. Aku akan segera menyusul”, ujar si pria muda tampan bertubuh tinggi itu pada rekannya.
       “Oke..aku akan bawa dia ke mobil dulu. Lain kali hati-hatilah, Nona”, ujar pria yang dipanggil Kyu Jong itu lalu segera menyeret pria aneh yang menyerangku tadi.

         “Lihat apa ada barang yang hilang ??”, tanya pria tampan yang bernama itu.
       Aku pun memeriksa barang-barangku didalam tas dan bersyukur karena pencopet itu belum sempat mengambil apapun dari sana.

       “Tidak ada yang hilang. Terima kasih, Tuan”, jawabku berterima kasih padanya.
    “Syukurlah. Apa kau ingin membuat laporan ?? Aku Hwang Tae Hee, Inteligent Criminal Investigation siap membantumu. Yang 1 lagi temanku, Officer Kim Kyu Jong. Kami bertugas di Kantor Polisi wilayah Timur”, ujarnya memperkenalkan diri.

      Aku tertegun. Mereka polisi. “Bagus sekali. Daripada aku membawa surat kabar dan mencari tau sendiri, bukankah lebih baik aku bertanya pada polisi ?? Orang hilang, pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri, bahkan sampai pencopetan, mereka pasti memiliki semua datanya”, batinku senang.
      “Officer Hwang, bisakah Anda membantuku ??”, pintaku memohon. Dia terdiam dan mengangguk. 

Somewhere Out There..
     Seorang gadis muda berdiri di depan cermin sambil memandangi wajahnya sendiri dan tersenyum culas. “Siapa aku kalau kau adalah Nona Besar yang sempurna ?? Benar. Kau sempurna sekarang. Kau sempurna mati”, ujarnya pada dirinya sendiri lalu kemudian tertawa terbahak-bahak seolah mendengar sesuatu yang lucu.

   “Mudah sekali. Cukup 1 dorongan lalu matilah kau. Jika saja kau berhenti mengusikku, kau tidak mungkin berakhir seperti ini, Kakak”, lanjutnya lagi. Lalu saat dia mendengar suara langkah kaki di pintu kamarnya, dia segera kembali ke tempat tidurnya dan berpura-pura tertidur.

       Beberapa orang melangkah masuk ke dalam, salah satunya mengenakan jubah putih seperti seorang Dokter. “Apa benar dia sudah sembuh, Dokter ??”, tanya seorang wanita setengah baya dengan cemas.

      “Saya rasa trauma atas kematian Kakaknya sudah mulai hilang. Putri Anda sudah mulai tenang. Dia tidak lagi mengungkit-ungkit soal kakaknya. Anda boleh membawanya pulang”, jawab Dokter itu, tanpa mereka sadari, gadis yang mereka bicarakan hanya tersenyum culas dalam hati.

 Police Station, Kim Yoo Jin POV...
       “Aku tidak menyerangnya. Aku hanya memberinya peringatan. Lebih baik dia tidak ikut campur daripada dia berakhir seperti gadis yang 1nya”, ujar si pria yang tadi menyerangku.

       “PARK JUNG MIN !! HENTIKAN OMONG KOSONGMU !!! Dulu kami melepasmu karena kami tak punya cukup bukti untuk menahanmu, tapi semua yang kau katakan hanyalah omong kosong. Kau bilang kau punya penglihatan, jika kau memang memilikinya, kenapa kau tidak bisa menemukan Ja Eun sampai sekarang ?? DIMANA DIA ?? Jika kau tetap tidak mau mengatakannya, aku akan menganggap bahwa kau lah yang menyekap atau bahkan membunuhnya”, seru Officer Hwang Tae Hee penuh emosi, membuat semua orang disana, termasuk aku tersentak.

     “Aku memang punya penglihatan tapi hanya terbatas pada mereka yang masih bernapas dan bila mereka dalam bahaya”, jawab Jung Min tegas.
       “Jadi maksudmu kekasihku sudah tidak bernapas lagi begitu ??”, sergah Hwang Tae Hee marah.

     “Hyung, tenangkan dirimu. Dia tidak berbohong. Aku bisa melihat dia berkata jujur”, ujar Officer Kim menenangkannya.

       “Penglihatan ?? Apa maksudnya sama sepertiku ??”, batinku kaget, tapi aku hanya terdiam. “Officer Hwang Tae Hee, ada sesuatu yang ingin ku katakan. Aku juga sedang mencari orang hilang, mungkin kau bisa membantuku”, pintaku lembut, takut melihatnya marah.

       Dia menoleh padaku lalu pada Kyu Jong. “Kau urus psikopat 1 ini, aku akan bicara pada Nona ini sebentar”, ujarnya pada Officer Kim. Kyu Jong mengangguk lalu Tae Hee mengajakku bicara ditempat yang lebih sepi.

        “Katakan”, ujarnya singkat. Aku menarik napas. 
        “Aku tidak tau aku harus minta tolong pada siapa. Kau bilang kau adalah Inteligent Criminal Investigation kan ?? Kau juga menangani pembunuhan kan ??”, tanyaku lebih dulu. Dia mengangguk mantap.
“Apa kau ingin melaporkan kasus pembunuhan ??”, tanyanya penuh selidik.

      “Sejak hampir 2 tahun yang lalu, aku di ikuti oleh hantu pria yang terus meminta tolong padaku. Dia bilang dia memiliki urusan yang belum selesai di dunia ini, dia minta aku membantunya mencari tau kenapa dia meninggal. Aku tau ini terdengar gila. Tapi aku tak punya pilihan, aku mengatakan yang sebenarnya. Bolehkah aku melihat daftar orang hilang, pembunuhan, bunuh diri atau kecelakaan ?? Pokoknya sesuatu yang mengakibatkan kematian yang tidak wajar”, ujarku ragu-ragu, dia menatapku seperti menatap makhluk aneh.

        “Apa kau sedang bercanda ??”, tanyanya lagi. Aku menggeleng kuat. 
        “Bagaimana caranya agar kau percaya ?? Kulihat kau orang yang baik, ku harap kau bisa membantuku”, pintaku lagi memelas.
“Aku bukan penangkap hantu. Kau cari Ghost Hunter saja atau mungkin seorang cenayang”, jawabnya lalu berlalu pergi.

        “Dia tidak percaya ?? Bagaimana jika aku menampakkan diri di depannya agar dia percaya ??”, tawar si hantu. “TIDAK !!!”, seruku melarang. 

       “Lebih baik kau tidak usah menampakkan diri selamanya daripada aku tidak bisa tidur semalaman. Aku tak pernah melihat hantu, dan aku tak mau melihat hantu !! Awas kalau kau sampai berani menampakkan wujudmu!!!”, larangku keras. Membayangkannya saja sudah membuatku merinding. Merasa tak ada cara membujuknya, aku pun berjalan pulang.

“Cukup untuk hari ini. Besok pulang dari kampus, aku akan ke kantor polisi untuk mencarinya lagi”, ujarku memutuskan. 

Tapi kau akan membantuku kan ?? Aku perlu kau menemukan sesuatu yang membuatku tak bisa pergi dari dunia ini. Aku membutuhkanmu untuk mencari tau apa yang ku butuhkan, apa yang sebenarnya tertinggal. Aku tidak mau terus bergentayangan”, pintanya padaku mengiba. Aku menarik napas.

“Aku juga ingin kau berhenti menghantuiku, jadi aku pasti membantumu. Tapi berjanjilah setelah semuanya selesai, tolong tinggalkan aku. Menyeramkan rasanya membayangkan aku akan dihantui seumur hidup”, jawabku sedikit kesal. 
Tentu. Aku akan pergi setelah semuanya selesai”, janjinya padaku.

23.47 : 13 Midnight To Midnight... Kim Yoo Jin POV :
       Aku melihat seorang pria muda berwajah tampan terkapar ditanah di sebuah rumah kecil yang kotor dan suram, entah rumah, entah gudang, aku tak yakin. Aku belum pernah melihat tempat itu sebelumnya. Aku berdiri di sana, melihatnya merintih kesakitan saat kedua tangannya di ikat di tiang di belakang punggungnya, tubuhnya penuh luka, dia berdarah. Wajah tampannya terlihat mulai kusut dan pucat, darah mengalir deras dari pelipisnya. Aku terdiam terpaku, aku tak tau kenapa aku bisa ada disini, ditempat yang sama sekali asing. Aku memutar leherku, memandang ke sekeliling rumah kecil itu, sebuah meja makan kecil ada ditengah ruangan, sebuah jam dinding kuno tergantung di salah satu sudut ruangan. Pukul 23.44, jam dinding di rumah itu menunjukkan pukul 23.44 dan sebuah kalender tak jauh dari sana menunjukkan sebuah tanggal hari itu, 13 APRIL 2012, hari JUMAT.

    “Apa kau mau menikah denganku ?? Jika kau berjanji menikahiku, aku akan melepaskanmu”, seorang wanita berkostum serba hitam berdiri membelakangiku seraya menjambak rambut pria itu dan sebelah tangannya menggenggam sebuah pisau perak.

       Aku tersentak. “PISAU PERAK ??”, batinku tercekat.
       “Jangan mimpi !! Lebih baik kau bunuh aku. Aku tak sudi menikah dengan psikopat sepertimu. Cinta tak bisa di paksa. Kau tau aku memiliki seorang gadis pujaan”, jawab si pria dengan berani.

        “Omong kosong. Kim Yoo Jin sudah melupakanmu. Itu hanya kenangan masa kecil yang tak berarti lagi untuknya. Lupakan dia dan menikahlah denganku. Jika kau menolak, kau akan mati di tanganku”, ancam wanita berkostum hitam itu.

      “Bunuh saja aku!!”,si pria tetap tak mau. Lalu wanita itu berdiri, dia meraih cambuk yang ada diatas meja, aku melihat wanita kejam itu kembali memukuli, mencambuk dan menampar tubuh lemas pria muda itu.

       “Jika aku tak bisa memilikimu, maka tak seorangpun bisa”, ujar wanita kejam itu lalu kemudian menghujamkan pisau perak itu didadanya.
     “Pukul 23.47.. Mission Completed. Goodbye Kim Hyun Joong !!”, ujarnya sambil tersenyum culas.

        “TIDAK !!! KENAPA KAU BUNUH DIA ???”, teriakku keras, aku ingin maju menolong pria muda itu, tapi sebuah kabut putih spontan menarikku kembali.

Dan aku terbangun dari mimpi, bangun dan menjerit. 
“Apa itu visi ??”, batinku tercekat. Aku mendadak menyadari aku sudah bermandikan keringat. 
“Siapa pria itu ?? Tempat apa itu ?? siapa wanita kejam itu ?? Apa hubungannya denganku ?? Kenapa dia menyebut namaku ?? Apa ada Kim Yoo Jin yang lain ??”, batinku ketakutan.

Kau melihat visi lagi ??”, tanya hantu itu. Aku mengangguk pelan. 
Apa yang kau lihat kali ini ??”, tanyanya penasaran. 
“Sebuah rumah kecil, seorang pria yang terluka dan seorang wanita kejam yang membunuhnya”, jawabku merinding. 
Kau jadi saksi pembunuhan. Laporkan pada Officer Hwang”, usul hantu itu. 
“Aku bahkan tak tau dimana lokasinya. Siapa yang akan percaya ??”, tanyaku kesal.

“Sudahlah. Kurasa aku takkan bisa tidur lagi. Lebih baik aku menggambar saja. Aku harus segera menyelesaikan proyek animasiku”, ujarku seraya bangkit berdiri dari ranjang lalu berjalan ke arah meja belajarku dan mulai mengambil sketsa dan pensil.

Aku ingin melukis seraut wajah. Wajahku. Aku mulai dengan mata.Tapi aneh, tanganku bergerak dengan cepat seolah-olah menggambar sendiri tanpa aku, seolah-olah dituntun tangan yang tidak kelihatan. Aku tidak tahu berapa lama aku menggambar. Setelah selesai, kuletakkan sketsaku dan kupandangi gambar itu. Wajah seorang pria, bukan pria yang kukenal. Aku membuang kertas itu dan mulai menggambar lagi, tapi berapa kalipun aku menggambar, aku tetap menggambar wajah pria itu.

Sesaat aku menyadari, ternyata aku menggambar wajah pria dalam visiku tadi. 
“Ternyata kau !!! Kau yang ku gambar selama ini !!! TIDAK !!! KENAPA HARUS KAU ??”, seruku takut seraya kulempar pensilku agar tak bisa menggambar lagi. Dalam sekejap, lantai kamarku penuh dengan lukisan wajah pria itu. Pria yang terbunuh itu. Sebuah ingatan terlintas. Friday, 13 April 2012 pukul 23.47, adalah saat dimana pembunuhan itu terjadi. 
“Officer Hwang, kau harus membantuku”, ujarku bertekad.

Police Station...
     Hwang Tae Hee masih berkutat dengan berkas-berkas tentang orang hilang di mejanya. Dia memandangi wajah seorang gadis cantik dengan airmata menetes pelan.

      “Ja Eun-ah, ini sudah 2 tahun berlalu tapi aku masih belum menemukanmu. Kau baik-baik saja kan ?? Kau masih hidup, benarkan ?? Katakan bahwa kau baik-baik saja. Aku belum mengucapkan “Aku cinta padamu”, jadi kau harus pulang dengan selamat, sayang”, batin Tae Hee saat setetes air jatuh dari matanya saat dia membelai foto di berkas itu.

    Tae Hee mengingat kembali kejadian 2 tahun silam. Kejadian sesaat sebelum kekasihnya menghilang ditelan bumi seperti sekarang. Saat itu Ja Eun berkata, “Aku tak punya hubungan apapun dengannya. Aku hanya menolongnya karena seseorang ingin menyakitinya. Dia ketakutan, dia tak tau harus minta tolong pada siapa”, ujar Ja Eun menjelaskan agar Tae Hee tak cemburu.

       “Dan kenapa harus kau ??”, tanya Tae Hee masih cemburu.
       “Gadis itu sangat berbahaya. Dia punya kekuatan, sama sepertiku. Dia hampir saja membunuh pria itu jika saja aku tidak menghalanginya. Bukankah kau bilang kita harus menolong orang ??”, bujuk Ja Eun lagi.

     “Aku tak mau kau terlibat dalam bahaya. Bagaimana jika seandainya gadis itu mengincarmu juga karena kau sudah menghalanginya ?? Biarkan polisi menangkapnya, okay ??”,bujuk Tae Hee khawatir. “Baik. Siapkan anak buahmu. Jika aku sudah menemukan dimana gadis itu menyekapnya, aku akan memberitaumu”, itu adalah ucapan terakhir Ja Eun sebelum dia menghilang malam itu.

     Saksi terakhir, Park Jung Min mengatakan bahwa dia melihat Baek Ja Eun pergi meninggalkan apartmentnya pukul 23.00 malam, karena penasaran Jung Min mengikuti gadis itu berjalan masuk ke dalam sebuah hutan di pinggir kota. Tapi sayang dia kehilangan jejak, dan saat keesokan harinya tim pencari di kerahkan ke sana, mereka tak menemukan apa-apa. Baek Ja Eun dan pemuda itu bagai menghilang ditelan bumi.

        Hasil penyelidikan menemukan bahwa pria yang di sebut Ja Eun sebagai temannya itu bernama Kim Hyun Joong, dia di laporkan menghilang oleh keluarganya seminggu sebelum Ja Eun menghilang dan hingga kini, mereka tak ditemukan. Gadis yang terakhir kali ditemui Kim Hyun Joong pun, Jung Seung Mi sudah meninggal. Sejak itu kasus di tutup karena tak ada bukti, saksi ataupun petunjuk lainnya. Akhirnya hilangnya mereka pun hanya masuk dalam arsip X-FILES yaitu kasus-kasus yang tak bisa diselesaikan. Tapi Hwang Tae Hee tak rela, dia terus menyelidiki kasus ini diam-diam.

       “Masih memikirkan Ja Eun-ssi ??”, tanya seorang pria tampan berpipi gembul. Tae Hee mengangguk. “Bagaimana dengan hasil forensikmu hari ini ??”, tanya Tae Hee pada temannya.

       “Pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri, semua ini membuatku gila. Setiap hari aku hanya bertemu mayat. Itu sebabnya aku tak punya pacar hingga sekarang, semua gadis takut padaku”, jawab temannya dengan nada  pasrah.

      “Young Saeng Hyung, kau Dokter Ahli Bedah Forensik kan ?? Benarkah selama 2 tahun ini kau tidak pernah menemui mayat tanpa identitas dgn wajah hancur yang mirip Ja Eun ??”, tanya Tae Hee dengan ragu. Young Saeng menggeleng pelan.

       “Tidak. Kau tau aku memiliki kemampuan untuk melihat masa lalu pasienku dan bagaimana mereka mati kan ?? Dan sampai saat ini aku tak pernah menemukan mayat dengan wajah hancur yang mengidentifikasikan itu adalah Ja Eun. Berdoalah semoga ada kemungkinan dia baik-baik saja”, jawab Young Saeng memberi harapan.


       “Tim Inteligen Hwang Tae Hee, kasus apa yang kau tangani hari ini ??”, Young Saeng mencoba mengalihkan perhatian.

      “Aku bertemu seorang gadis aneh yang mengaku memiliki visi dan bisa mendengar suara hantu. Kau percaya itu ? Dia meminta aku membantunya mencari tau kenapa hantu itu tidak bisa pergi dari dunia ini. Ini gila kan ?? Dia bahkan minta daftar orang hilang padaku”, jawab Tae Hee sambil tertawa getir.

       “Dan apa kau mau membantunya ??”, tanya Young Saeng penasaran.
     “Tidak. Ku suruh dia mencari Ghost Hunter saja atau cenayang”, jawab Tae Hee ringan.
       “Kau tau Tae Hee ?? Jika dia memang punya visi, kenapa tidak minta dia membantu kita ?? Kau bantu dia berikan daftar orang hilang yang dia inginkan, dan sebagai gantinya, minta dia mencari tau dimana Ja Eun berada”, usul Young Saeng. Terdengar bagus dan menjanjikan.

     Tae Hee berpikir dan berkata “You right, Hyung.. Tapi bagaimana jika dia hanya penipu seperti Park Jung Min ?? Seorang preman yang tidak jelas asal usulnya yang selalu berkata dia punya penglihatan tapi nyatanya dia tidak pernah membantu apa-apa”, jawab Tae Hee skeptis.

“Kau punya Kim Kyu Jong kan ?? Kyu Jong punya kekuatan membaca pikiran orang. Dia tau mereka berbohong atau tidak. Mudah saja, bawa Kyu Jong bersamamu untuk melihat gadis itu berkata jujur atau bohong”, usul Young Saeng, memberikan pencerahan.

      “Oh ya, aku kemari ingin menyampaikan pesan dari Jaksa Kim Hyung Jun. Dia akan bertunangan akhir minggu ini, dia minta aku menyampaikan undangannya. Ini”, ujar Young Saeng lagi seraya menyodorkan sebuah undangan pertunangan. 

      Tae Hee menerimanya dan membacanya sekilas. “Gomawo Hyung.. Aku akan datang bersama Kyu”, jawabnya berjanji.

Seoul University...
       Karena semalam tak bisa tidur akibat visi itu, juga karena berkali-kali menggambar wajah seorang pria yang sudah mati, hari ini Yoo Jin terlambat ke kampus. Dengan tergesa-gesa dia berlari masuk ke kelasnya namun dalam perjalanan, dia tak sengaja menabrak seorang gadis sehingga membuat isi tas mereka berhamburan keluar.

         “Maaf.. Aku sedang mengejar kelas”, ujar Yoo Jin seraya berlutut dan memunguti barang-barangnya juga barang-barang gadis itu yang berserakan karena di tabraknya. Tanpa melihat wajah orang yang ditabraknya, Yoo Jin buru-buru berlari setelah membantu membereskan barang-barangnya. Tanpa dia sadari, lembaran kertas yang terdapat gambar pria itu terjatuh dari dalam buku sketsanya dan gadis itu tak sengaja melihatnya. Matanya terbelalak saat menyadari gambar dalam kertas itu.

“Lukisan ini ?? Dia.. Tak mungkin.. Tak ada yang tau soal ini. Kau.. Siapa kau sebenarnya ??”, batin gadis itu seraya meremas lukisan wajah pria yang sudah mati itu sambil menatap penuh kebencian pada Yoo Jin yang sudah berlari meninggalkannya.

“Apa ini ?? Undangan pertunangan ?? Oh, Shin Gyn Rae akan bertunangan dengan seorang Jaksa dan dia mengundang seluruh kampus. Hebat sekali !! Aku bahkan tak kenal dia, tapi dia mengundangku”, ujar Yoo Jin saat dia melihat undangan pertunangan ada diatas mejanya.

Setelah kuliahnya selesai, Yoo Jin menuju ke kantin untuk memesan sesuatu. Dia berpikir sebelum mencari Officer Hwang lebih baik dia makan dulu. 
       “Sepertinya enak. Aku sudah lama tak makan itu”, seru hantu itu lagi, terdengar sedih.

“Kapan terakhir kali kau memakannya ??”, tanya Yoo Jin sambil melahap burgernya. Belum sempat si hantu menjawab, seorang gadis muda tiba-tiba mendekati Yoo Jin dan berkata ramah, terlalu ramah malah.

    “Boleh aku duduk disini ?? Semua tempat duduk sudah penuh”, ujarnya seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin itu, Yoo Jin hanya bisa mengangguk ragu.

    “Aku tak suka padanya. Entah kenapa sepertinya dia berbahaya”, ujar si hantu dengan nada memperingatkan.
      “Jangan sok tau !! Mana bisa kau menghakimi orang yang baru kau temui”, omel Yoo Jin tanpa sadar.

     “Kau bicara denganku ??”, tanya gadis yang duduk didepannya. Seketika Yoo Jin sadar kalau dia sedang bicara dengan hantu dan tak seorang pun tau yang dilakukannya.
       “Tidak. Aku bergumam sendiri”, jawabnya bingung.
      “Kenalkan..Aku siswa pindahan baru. Namaku Jung Seung Mi”, ujar gadis itu ceria seraya menyodorkan tangannya mengajak bersalaman. Yoo Jin dengan ragu membalasnya.
       “Kim Yoo Jin, mahasiswa jurusan animasi”, jawab Yoo Jin memperkenalkan diri.

      “Ohh, kau yang suka melukis itu kan ?? Lukisan yang tergantung di ruang seni itu milikmu kan ?? So scary but amazing”, ujar Seung Mi memuji. Yoo Jin hanya tersenyum berterima kasih.

      “Aku seperti pernah melihatnya di suatu tempat. Jangan terlalu dekat dengannya. Aku merasakan sesuatu yang tidak beres padanya”, ujar hantu itu kembali memperingatkan Yoo Jin.

   Seung Mi terus mengoceh tak jelas, Yoo Jin jelas terlihat tak tertarik mendengarkannya. Tapi mendadak Kalimat gadis itu berhenti dan dia segera bergegas pergi dari sana, setelah sebelumnya berkata “Aku masih ada kelas. Sampai Jumpa Yoo Jin-ah”, ujarnya lalu buru-buru pergi seperti orang ketakutan.

       “Maaf, apa aku mengganggumu Nona ??”, tanya seorang pria yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Yoo Jin menoleh ke belakang dan dia begitu senang melihat Offier Hwang ada disana.
       “Officer Hwang, aku baru saja akan ke kantor polisi mencarimu. Darimana kau tau aku ada disini ??”, tanya Yoo Jin penasaran.
        “Kami polisi, tentu saja kami tau”, jawab Kyu Jong ramah.

      “Kau bilang kau ingin mencariku kan ?? Ada apa ??”,tanya Hwang Tae Hee to the point.
     “Tapi nyatanya kalian yang datang mencariku. Katakan saja urusan kalian lebih dulu”, jawab Yoo Jin mempersilakan.
       “Baiklah. Aku kemari untuk memberikanmu ini”, ujar Tae Hee seraya menyodorkan sebuah berkas berisi banyak file di dalamnya.

          “Ini apa ??”, tanya Yoo Jin bingung.
         “Berkas berisi data-data orang hilang dan kasus tak terpecahkan”, jawab Hwang Tae Hee santai.
          “Kau berikan padaku ??”, tanya Yoo Jin senang.

          “MEMINJAMKAN.. BUKAN MEMBERIKAN, Nona !!”, Hwang Tae Hee menegaskan.
      “Bukankah kau ingin meminjam data orang hilang untuk membantu hantu itu mencari tau kenapa dia tak bisa pergi dari dunia ini ?? Sekarang ku pinjamkan padamu. Carilah apa yang kau mau, kami akan menunggu. Tapi, benarkah kau memiliki visi ??”, tanya Hwang Tae Hee ragu. Mendengar kata visi, Yoo Jin seketika ingat tujuannya ingin mencari Officer Hwang. Dia segera mengeluarkan sketsa wajah yang di lukisnya semalam.

       “Semalam aku melihat visi. Tepatnya visi sebuah pembunuhan. Aku melihat seorang pria disiksa sampai mati oleh seorang wanita berpakaian serba hitam di sebuah rumah kecil ditengah hutan. Aku melihat jam dinding kuno di salah satu sudut ruangan, juga sebuah kalender tergantung di sebelahnya, lalu sebuah meja makan kecil yang diatasnya terdapat sebuah cambuk. Aku melihat wanita itu mencambuk pria muda yang malang itu lalu menikam dada pria itu dengan sebuah pisau perak”,Yoo Jin dengan semangat menceritakan visinya.

        Officer Hwang Tae Hee dan Kim Kyu Jong hanya terdiam mendengar ceritanya. “Dia jujur, Hyung. Aku membaca pikirannya dan dia tidak berbohong sama sekali”, bisik Kyu Jong di telinga Tae Hee. “Kau ingat wajah mereka ??”, tanya Tae Hee terlihat tertarik.

       “Aku tak bisa melihat wajah sang pembunuh, tapi aku bisa melihat dengan jelas wajah sang korban”, jawab Yoo Jin seraya mengeluarkan sketsa itu dan menyodorkannya pada kedua polisi tampan itu.

      “Ini.. Setelah aku melihat visi itu, tanpa sadar aku melukis wajahnya. Padahal awalnya, bukan dia yang ingin ku lukis, tapi tanganku bergerak sendiri seolah ada sebuah kekuatan yang tak terlihat yang memaksaku terus melukis. Dia pria yang kulihat dalam visiku, pria yang mati itu. FRIDAY, 12 APRIL 2012 pukul 23.47. 13 menit sebelum tengah malam, dia terbunuh”, ujar Yoo Jin dengan wajah serius.

      Hwang Tae Hee dan Kim Kyu Jong menarik napas berat. Gadis ini, siapapun dia, memang memiliki kemampuan melihat ke masa lalu. Tanpa banyak kata, Tae Hee meraih kembali berkas orang hilang dan kasus tak terpecahkan itu lalu mulai membalik-balik halaman demi halaman, sampai akhirnya dia menunjuk pada satu file dengan foto pria tampan disana.

        “Apa dia yang kau lihat dalam visimu??”, tanya Hwang Tae Hee pada Yoo Jin. Yoo Jin memandang lekat foto di file itu dan menyentuhnya, dalam sekejap dia seolah ditarik ke sebuah tempat yang jauh di dalam hutan.

        Entah sejak kapan, Yoo Jin berdiri di depan sebuah rumah kecil ditengah hutan. Dia melihat Seorang gadis muda bertubuh tinggi dan cantik terlempar keluar dari dalam rumah itu dan jatuh terjerembab.

       “Kau pikir kau bisa menang dariku ?? Jangan pikir kau bisa lari. Tak ada seorang pun yang boleh tau”, seorang gadis lain berdiri di hadapannya dengan mengacungkan kedua tangannya kedepan, membuat tubuh gadis yang 1 lagi terangkat lalu terbanting keras.

    “Telekinesismu tak ada apa-apanya. Kekuatan kecilmu bahkan tak sanggup menyelamatkan dirimu. Kau seharusnya berlatih dulu, Baek Ja Eun. Seharusnya kau tak perlu mencampuri urusanku !!! Sekarang rasakan ini !!”, serunya marah lalu tubuh gadis yang 1 lagi terbanting sekali lagi.

     “Kau monster !! Bagaimana bisa kau bunuh pria yang kau cintai ?? Itukah yang namanya cinta ?? Kau Psikopat !! Kau sakit !! Kim Hyun Joong sial sekali bertemu denganmu”, ujar Baek Ja Eun.

      Tapi gadis yang dipanggil Baek Ja Eun itu kembali melawan. Dia juga mengacungkan kedua tangannya dan seketika sebuah pohon tumbang, Ja Eun menggunakan pohon itu sebagai senjata untuk melawan, tapi ternyata lawannya lebih kuat. Gadis jahat itu mengacungkan kedua tangannya sekali lagi lalu angin berhembus kencang, membuat Ja Eun terjengkang ke belakang lalu tertimpa pohonnya sendiri. Dia mati. Tapi seolah belum puas, gadis yang 1 lagi meraih pisau perak dari dalam saku jaketnya dan menikamnya berkali-kali di dada Ja Eun, sambil tertawa terbahak-bahak. Lalu dia menerbangkan mayat gadis itu dan membawanya kedalam rumah lalu sekali lagi dengan kekuatannya, dia merobohkan rumah kecil itu hingga rata dengan tanah.

       “TIDAK !!! Jangan... Jangan.. Hentikan !!! Jangan bunuh mereka !!!”, teriak Yoo Jin histeris. Gumpalan putih itu menghilang lalu entah sejak kapan dia sudah berdiri seraya menatap kosong ke depan.

       Visi lain terlihat. Dia berdiri memandang reruntuhan rumah itu, perlahan bergerak menghampirinya. Bagaikan terkena gempa, rumah itu runtuh dan rata dengan tanah, Yoo Jin melihat dirinya sendiri berdiri diantara puing-puing reruntuhan rumah itu. Dia baru akan pergi dari sana saat tiba-tiba sebuah tangan menarik kakinya. Tangan itu berdarah dan kulitnya terkelupas. Menariknya kuat.

         “TIDAK !!! LEPASKAN AKU !! BUKAN AKU YANG MEMBUNUHMU !!”, jeritnya histeris.
       “Yoo Jin-ssi..”, ujar Officer Hwang cemas saat tiba-tiba Yoo Jin spontan berdiri dan berteriak histeris. 

       “Bukan aku.. Bukan aku !!”, jerit Yoo Jin histeris. Dalam visinya, dia melihat tangan itu menariknya kuat, seolah-olah ingin dia terkubur bersama mereka. Spontan Tae Hee berjalan menghampirinya dan berdiri di sampingnya.

“Apa kau melihat visi ??”, tanya Tae Hee lagi.
“Dia mati.. Gadis itu mati.. Gadis jahat itu membunuhnya juga.. Dia sangat kuat.. Ku..at..Ja Eun-ssi.. Dia tewas”, ujarnya lalu mendadak pingsan karena terlalu banyak melihat. Kim Yoo Jin jatuh pingsan dalam pelukan Hwang Tae Hee yang juga shock mendengar kata-katanya.

      “Ja Eun-ssi.. Dia tewas”, kalimat terakhir Yoo Jin menghantam Tae Hee bagai meriam. Dia mendadak limbung, untunglah Kim Kyu Jong ada dibelakang menahan tubuhnya.

     “Hyung, kau jangan pingsan juga”, ujar Kyu Jong khawatir. Tae Hee akhirnya berusaha sadar dari shocknya dan segera menggendong Yoo Jin pergi dari sana, ke tempat yang aman.

       “Apa dia baik-baik saja ?? Yoo Jin kenapa ??”, tanya si hantu, tapi tentu saja, tak ada yang mendengarnya. Hantu itu hanya bisa pasrah melihat kedua polisi itu membawa Yoo Jin pergi.

      Tanpa mereka sadari, seseorang mengamati semua yang terjadi dan menatap penuh kemarahan. “KIM YOO JIN, kau tidak tau kau sedang berhadapan dengan siapa. Akan ku buat kau bernasib sama dengannya”, sumpahnya dalam hati seraya menatap mereka bertiga menghilang dari pandangan.

Seoul Hospital..
        Hwang Tae Hee dan Kim Kyu Jong duduk menunggu dengan cemas. Kim Yoo Jin yang pingsan masih belum sadar juga. Walau dokter mengatakan dia hanya kelelahan tapi entah kenapa gadis itu masih belum sadar juga.

        Tanpa mereka ketahui, saat itu Yoo Jin melihat visi sekali lagi. Entah sejak kapan, Yoo Jin mulai merasa udara di sekelilingnya mendadak menjadi dingin. Angin yang berhembus membuat Yoo Jin bergidik. Cahaya semakin redup dan bayang-bayang memanjang di kamar. Tercium bau tanah dari lantai. Dalam sekejap, pemandangan di dalam kamar Rumah Sakit itu berubah menjadi hutan. Yoo Jin merasa dirinya ditarik ke dalam suatu lubang kosong dalam tanah. Yoo Jin setengah mati berusaha merangkak keluar dari tanah yang berat dan gelap itu. Tanah itu menyumbat hidung dan matanya. Membuatnya tak bisa bernapas.

“Aku di kubur !!! Aku di kubur hidup-hidup !!!”, ujar Yoo Jin ketakutan seraya mencakar-cakar tanah sekuat tenaga. Tiba-tiba seseorang mengulurkan tangan padanya, tangan itu terluka dan berdarah, Yoo Jin menggigil melihat tangan penolongnya, dengan takut melihat ke atas dan dia melihat gadis itu, Baek Ja Eun, memandangnya dengan senyuman hangat.

“Jangan takut, aku akan menarikmu keluar. Tolong aku !! Maka aku akan menolongmu”, ujarnya lembut, Walau sedikit takut, Yoo Jin mengulurkan tangannya dan akhirnya Ja Eun menariknya keluar. Wajah cantik Ja Eun hancur sebelah, gaunnya robek dan bercak merah darah membasahi gaunnya.

“Aku menunggu disini. Katakan pada Hwang Tae Hee, aku mencintainya. Pergi dan kembalilah !!! Tolong kami !!”,pintanya lembut seraya perlahan melayang ke arah hutan, tapi sebelum dia menghilang, Ja Eun menunjuk sebuah pohon pinus sebagai tanda.

Yoo Jin hanya mampu menatap sosok itu menghilang tanpa bersuara. “Ingin kabur ?? Jangan harap kau bisa keluar dari hutan ini. Baek Ja Eun sudah mati, dia tak mampu menolongmu lagi”, seru suara lain dengan sinis dan dingin. Sosok itu, tanpa bisa dia lihat dengan jelas wajahnya, mengacungkan kedua tangannya ke atas dan membuat tubuhnya terbang melayang. Tubuh Yoo Jin melayang dan saat penyerangnya akan melemparnya ke tanah, semuanya mendadak lenyap..

“AAHHHHH....”, jeritnya lagi. Akhirnya dia terbangun, bangun dan menjerit. Hwang Tae Hee dan Kim Kyu Jong spontan menghampirinya. 
“Yoo Jin-ssi..Kwenchana ??”, tanya Tae Hee cemas.

“Aku melihatnya.Sama persis dalam mimpiku. Rumah itu hancur berkeping-keping dan rata dengan tanah”, jawab Yoo Jin ketakutan, sambil memandang kosong ke depan. 

“Aku melihat Ja Eun-ssi.. Dia bilang dia mencintaimu. Dia minta aku kembali ke sana dan mencari mereka. Wanita jahat itu membunuh mereka berdua. Kim Hyun Joong dan Baek Ja Eun”, ujarnya lirih. Tae Hee terdiam pilu. Hatinya bagai disayat sembilu. Kekasih yang sudah lama di carinya kini sudah tiada lagi di dunia ini.

“Pembunuh itu masih berkeliaran. Kalian harus segera mencari dan menangkapnya”, pinta Yoo Jin takut. “Dia ingin membunuhku juga”, lanjutnya dengan wajah pucat. 

“Sudah ku bilang sejak awal jangan ikut campur”, seru suara lain mendadak muncul di sana.
“Park Jung Min, apa yang kau lakukan disni ??”, tanya Tae Hee tajam pada tamunya yang tidak di undang. 

“Aku datang untuk memperingatkan kalian. Dia sangat jahat dan kuat. Dia gila, Dia psikopat. Dan sekarang dia sedang mengejar Nona ini”, ujar Park Jung Min seolah tau segalanya.

“Aku melihatmu dalam visiku. Kau mendadak muncul di depan puing-puing rumah itu. Aku juga melihat pembunuh itu berlari mengejarmu. 2 tahun aku mencarimu dan akhirnya aku melihatmu di perpustakaan hari itu. Kau tidak sendiri, benarkan ??”, tanya Jung Min, membuat bingung semua orang.

“Apa maksudmu, Park Jung Min-ssi ??”, tanya Kim Kyu Jong bingung. 
“Officer Kim, Jika kau bisa mendengar pikiran orang, maka gadis ini bukan hanya bisa “melihat” tapi juga bisa mendengar suara hantu penasaran yang mengikutinya. Dia memintamu membantunya mencari tau kenapa dia itu tidak bisa pergi dari dunia ini kan ?? Dia disini, benarkan ?? Kim Hyun Joong disini, benarkan ??”, tanya Park Jung Min lagi.

“Kim Hyun Joong ??”, ulang Tae Hee dan Yoo Jin bersamaan. 
Apa itu namaku ??”, hantu itu pun tak tau namanya. 
“Jika kau saja tak tau namamu, bagaimana kami bisa tau ??”, jawab Yoo Jin tanpa sadar menjawab pertanyaan hantu itu.

“Jadi selama ini kau tak tau namanya ?? Dan dia pun tak tau namanya siapa ??”, ulang Hwang Tae Hee menegaskan. Yoo Jin mengangguk pelan. 

“Dia hanya memintaku membantunya mencari tau kenapa dia tak bisa pergi dari dunia ini. Dan hanya memberiku 1 petunjuk, yaitu pisau perak. Yang lainnya dia tak ingat”, jawab Yoo Jin menerangkan.

“Kau tak pernah melihat wajahnya ??”, tanya Kim Kyu Jong. 
“Tidak. Aku tidak berani melihatnya. Aku tidak pernah melihat hantu seumur hidupku”, jawab Yoo Jin takut. 

“Kau sudah melihat foto Kim Hyun Joong dalam file itu kan ?? Hanya untuk memastikan, kau harus melihat wajahnya walau hanya sekali saja. Apa menurutmu dia menakutkan ??”, tanya Hwang Tae Hee dengan nada memohon.

“Tidak. Kim Hyun Joong memang tampan. Tapi itu saat dia hidup. Aku tak berani bayangkan bagaimana wajahnya saat dia mati”, Yoo Jin tetap tak berani.
Hei, aku tak seburuk itu”, protes sang Hantu. 
“Tetap saja sekarang kau hantu”, jawab Yoo Jin keras kepala.

“Begini saja. Kita lihat bersama-sama. Bukankah Jaksa Kim Hyung Jun bisa melihat makhluk dari alam lain ?? Dia juga bisa membuat orang lain melihatnya jika dia mau, benarkan ?? Jika Nona ini tak berani melihatnya sendirian, kita akan melihatnya bersama. Bagaimana ??”, usul Kyu Jong, Akhirnya setelah dipertimbangkan masak-masak, mereka pun segera meluncur ke kediaman Hyung Jun.

Sekali lagi, tanpa mereka sadari, pembunuh itu terus mengawasi. 
“Bagaimana Junnie ?? Apa kau bisa membantu kami ??”, pinta Hwang Tae Hee. Hyung Jun hanya terdiam seraya memandang kosong ke depan.

“Hei, kenapa dengan kakimu ?? Wow, sepertinya kakimu terluka parah. Darah di keningmu terus saja mengalir, bagaimana pembunuh itu menyiksamu ?? Tubuhmu benar-benar hancur disiksanya. Jika aku menangkap pembunuhnya, aku akan pastikan dia mendapatkan hukuman yang setimpal. Hukuman mati, bagaimana ?? kau puas, Tuan hantu ??”, ujar Kim Hyung Jun pada sosok yang tidak bisa di lihat oleh orang lain.

“Aisshh jinja.. YAAA !!! Maknae-ah, kami ingin bukan hanya kau yang bisa melihat. Biarkan kami melihatnya agar kami bisa memastikan dan segera membuka kembali kasus ini. Apa kau tidak tau betapa menderitanya Tae Hee Hyung selama 2 tahun ini ??”, protes Kyu gemas.

“Arraseo.. Arraseo.. Aku kan hanya menyapa tamu di rumahku”, Hyung Jun berdalih.Lalu kemudian dia kembali bicara pada “tamunya” itu. 

“Bisakah kau berdiri di depan cermin itu ??”, pintanya pada sang hantu. Lalu kemudian dia memejamkan matanya dan menggerakkan 1 tangannya ke depan dan mendadak lampu di ruangan itu padam, hanya beberapa saat, karena beberapa menit kemudian lampu kembali menyala dan bayangan seorang pria muda dengan tubuh luka parah tampak disana. Bajunya penuh darah, wajahnya rusak akibat siksaan, darah mengucur dari keningnya, di dadanya tertancam sebuah pisau perak. Tubuhnya melayang, dia terlihat sangat pucat dan transparan.

“Aaahhh..”, Yoo Jin menjerit takut, spontan memeluk Tae Hee yang berdiri disampingnya. Tae Hee yang kaget karena tak menyangka akan dipeluk hanya bisa membalas dengan memeluknya ringan, menenangkannya.

“Kim Hyun Joong ?? Apa yang dia lakukan padamu??”,tanya Kyu Jong mengenali sang hantu. 
Aku tak ingat lagi. Aku hanya ingin kalian mencari tau apa yang membuatku tak bisa pergi.Benarkah kematianku tak wajar ?? Itukah sebabnya aku tak bisa pergi dengan tenang ??”, tanyanya sedih. 

“Dimana Baek Ja Eun ?? Jika dia sudah tewas, harusnya kau bisa melihatnya kan ?? Aku ingin bertemu dia. Tolonglah !!”, pinta Tae Hee memohon dengan kalut. 
Maaf, Officer Hwang, aku tak ingat soal dia. Aku tak ingat apa-apa”, jawabnya menyesal.

“Cukup.Kalian sudah melihatnya kan ?? Aku tak bisa lama-lama, kekuatan ini menguras tenagaku.Aku sudah mulai lemas”, ujar Hyung Jun yang sudah mulai berkeringat. 

Tae Hee mengangguk lemah. “Sudah cukup. Gomawo, Junnie”, jawab Tae Hee dan dengan sekali hembusan angin, lampu kembali padam tapi begitu lampu kembali menyala, sosok hantu itu kembali menghilang.

Beberapa Hari Kemudian:
         Akhirnya Tim Investigasi Kriminal memutuskan untuk membuka kembali kasus ini. Hwang Tae Hee ingin menangkap pembunuh itu bagaimanapun caranya. Dia menelpon Yoo Jin dan memintanya untuk menunjukkan pada mereka dimana kira-kira letak hutan yang dia lihat dalam visinya. Dan disinilah mereka sekarang.

         Kim Yoo Jin berjalan ke arah hutan kecil yang terletak di pinggiran kota Seoul. Dia berjalan melewati rentetan pohon pinus, tanaman-tanaman berduri keras menggores kulitnya. Semakin lama hutan itu semakin gelap, Yoo Jin mulai merasakan udara dingin mencekam dan dia semakin tersesat masuk ke dalam hutan. Lelah berputar-putar, dia pun akhirnya duduk diatas bongkahan batu disamping seonggok tanah. Merasa sudah cukup beristirahat, Yoo Jin memutuskan untuk kembali mencari jalan keluar. Tapi saat akan berdiri, tiba-tiba sesuatu menarik kakinya. Yoo Jin menjerit takut, dia melihat apapun itu yang menarik dan menahan kakinya, dan dia tersentak ngeri.

TANGAN MANUSIA..Atau apa yang tersisa dari tangan manusia. Sambil memekik tertahan, Yoo Jin melompat menjauh, menatap ngeri kearah tangan yang mencuat dari dalam tanah itu. Yoo Jin menarik napas dalam-dalam. Tangan itu perlahan menghilang. Masuk kembali ke dalam tanah. Yoo Jin tersadar, itu artinya dia berdiri diatas kuburan seseorang.

“Ada orang yang di kuburkan di hutan ini”, batinnya menyadari. 
Itu bukan tangan, ia mencoba meyakinkan dirinya. Yang ditemukannya juga bukan tulang kaki. 
“Ini salah satu visiku”, batin Yoo Jin ngeri, sambil tetap berdiri mematung.

“Yoo Jin-ssi, dimana tempatnya ?? Bukankah kau bilang kau pernah melihatnya dalam visimu ?? Tunjukkan padaku jalannya”, ujar Officer Hwang, membuyarkan visi itu.

“Ikut aku”, ujarnya mantap dan tanpa ragu. Yoo Jin memimpin tim Investigasi Polisi menuju daerah yang ditumbuhi pohon pinus. Mengikuti visinya, Yoo Jin terus melangkah dan beberapa saat kemudian, dia melihatnya. Gundukan itu dan sebuah tulang tangan yang memanggil dari kuburan dangkal. Yoo Jin menarik napas berat. Dia menunjuk ke sebuah arah di hadapannya.

“Disana..”, teriak Yoo Jin melengking sambil menunjuk ke depan. Dia melihat tangan itu, tangan yang abu-abu, tinggal tulang, mencuat dari dalam tanah. Jari-jarinya yang kurus menekuk seperti ingin mencakar. 

 “Tangan itu !!”, lanjutnya ngeri. Officer Kim Kyu Jong dan semua orang disana hanya saling memandang dengan heran.

“Bicara apa dia ??”, tanya mereka pada teman di sebelahnya. 
“Officer Hwang, apa yang dia bicarakan ??”, tanya salah satu tim Investigasi.
“Tidakkah kalian melihatnya ?? Sepotong tulang tangan memanggil dari kuburan dangkal”, jawabnya kesal, karena semua orang memandangnya tak percaya. 

“Tunjukkan tepatnya. Kami tak bisa melihat apa-apa”, jawab Hwang Tae Hee, lebih pengertian. Yoo Jin tersadar. 
“Great !! Another Vision”, batinnya kesal Lalu dia mengangguk dan berjalan perlahan kesana dengan sedikit takut.

“Aku tak berani mendekat. Tapi aku melihatnya di gundukan tanah itu. Galilah !!”, ujar Yoo Jin sambil mengalihkan pandangannya dari tulang tangan itu. Tadi tangan itu bergerak, tapi sekarang tangan itu terdiam, berlumuran tanah.

Beberapa orang polisi langsung bergerak menggali dan beberapa menit kemudian, salah satu dari mereka berteriak senang. “Officer Hwang, kami menemukannya. Seseorang di kubur disini”, ujar seorang polisi.

Jantung Hwang Tae Hee berdegup kencang sambil menatap penuh harap bahwa itu bukanlah mayat kekasihnya. Beberapa polisi terus menggali sampai akhirnya mereka mengeluarkan sesosok lengkap tulang manusia. Rambut panjangnya dan bajunya yang ternoda darah masih melekat di tulang kerangka.

“Baek Ja Eun..”, ujar Park Jung Min yang juga ada disana. “Itu baju terakhirnya yang kulihat sebelum dia menghilang. Saat itu aku mengikutinya masuk ke dalam hutan”, lanjutnya ngeri. 

Hwang Tae Hee nyaris limbung. Tapi dia berusaha kuat untuk berdiri. Setelah semua tulang sudah dikeluarkan, matanya yang nanar hanya bisa menatap kosong gundukan tanah itu, tempat di mana kekasihnya terkubur selama ini.

“Sabarlah, Hyung. Kita tunggu hasil forensik dari Young Saeng Hyung. Bisa jadi Park Jung Min salah mengingat”, Kyu Jong memberi harapan. Tae Hee hanya mengangguk lesu lalu hanya terdiam seraya memegangi dadanya yang berdenyut sakit.

Tidak berapa lama kemudian, mereka berteriak lagi. “Officer Hwang, ada 1 makam lagi”, ujar salah 1 tim Investigasi. Mereka segera menggali dan akhirnya menemukan tulang manusia lengkap, tak jauh dari makam yg 1 lagi. 
“Apa itu makamku ??”, tanya si hantu dengan sedih.

Kim Hyung Jun Engagement...
        “Mianhe, Tae Hee-ah, hasil forensikku menunjukkan ini memang mayat Baek Ja Eun. Aku turut menyesal”, Tae Hee masih mengingat jelas ucapan Young Saeng saat itu. Separuh jiwanya mendadak hilang, Tae Hee merasa tak punya keinginan lagi untuk hidup. Beberapa hari setelahnya, dia hanya bermabuk-mabukan, tidak mau makan dan tidak mau tidur. Jika bukan karena Kyu Jong yang selalu menguatkannya, mungkin saat ini Hwang Tae Hee sudah mengambil tali lalu gantung diri mengikuti kekasihnya.

        “kau harus kuat demi Ja Eun. Jangan lupa kita harus menangkap si pelaku”, ujar Kyu Jong memberi semangat. Tae Hee bagaikan mayat hidup, dia seolah lupa bagaimana caranya tersenyum, tujuan hidupnya hanya 1, yaitu mencari si pembunuh.

        Tae Hee hanya bisa memandang kosong ke depan saat teman baiknya, Kim Hyung Jun berdiri di atas panggung bersama tunangannya. Benar. Hari ini adalah hari pertunangan Jaksa Kim Hyung Jun dan Shin Gin Rae. Mereka semua di undang kesana. Walau awalnya Tae Hee tak ingin datang, tapi mengingat Hyung Jun adalah teman baiknya, jadi dia memutuskan untuk hadir malam ini. Awalnya semuanya baik-baik saja, tapi semua mendadak berubah menjadi bencana saat tiba-tiba lampu hias yang ada di atas panggung dan tepat berada di atas kepala Hyung Jun jatuh menerpanya.

Semua tamu menjerit histeris saat lampu hias itu mendadak putus dan menimpa Kim Hyung Jun, membuatnya tewas seketika. Yoo Jin menutup mulutnya karena terkejut, semua polisi yang diundang ke pesta itu spontan berlari menolong, tapi terlambat, Kim Hyung Jun tak terselamatkan. Saat Tae Hee dan teman-teman kepolisian sedang memeriksa mayat Hyung Jun, seorang pelayan mendekat dan memberikan sepucuk surat pada mereka.

“STOP INVESTIGATION !! Or You will be dead too”, bunyi di surat itu.Tae Hee meremas surat itu dengan marah. “Dia tau. Dia mengawasi kita”, ujarnya pada Kyu Jong. 

Yoo Jin yang masih terkejut mendadak melihat Park Jung Min berlari keluar seperti sedang mengejar seseorang. Dalam sekejap, entah sejak kapan dia sudah berada di halaman rumah besar itu. Dia melihat Jung Min berdebat dengan seorang wanita bertubuh pendek dengan rambut panjang berkibar di punggungnya. Yoo Jin tak bisa melihat wajahnya, tapi sedetik kemudian wanita itu mengangkat kedua tangannya dan dalam sekejap melemparkannya pria itu ke tengah jalan, tepat pada saat sebuah mobil bergerak maju ke arahnya dan menabrak tubuhnya. Park Jung Min terlempar dan terguling ke tanah dengan tubuh berlumuran darah. Dia tewas. Saksi Utama, Park Jung Min, sudah tewas.

“TIDAK !!!”, jeritnya histeris. “Yoo Jin-ssi..”, panggil Tae Hee cemas, melihat gadis itu berdiri dengan wajah pucat dan ketakutan. 

“Dia akan membunuhnya. Dia akan membunuh Park Jung Min juga. Ini pembunuhan”, ujarnya panik seraya mencengkeram kemeja Tae Hee. Mengerti gadis ini telah melihat visi, Tae Hee menoleh pada Kyu Jong.

“Dimana Park Jung Min ??”, tanyanya pada Kyu. Belum sempat Kyu menjawab, beberapa tamu berteriak ketakutan. 
“Ada 1 lagi yang mati. Aku melihat pria muda itu tertabrak mobil dan mati”, ujarnya, menceritakan pada yang lain. 
Yoo Jin mendadak lemas. Tae Hee dan Kyu Jong hanya memandang shock.

“Kita harus kesana”, ujar Young Saeng menyadarkan mereka semua. Mengikuti kerumunan orang, mereka bertiga berjalan keluar dan benar saja, tubuh Park Jung Min sudah terkapar di tanah bersimbah darah. Yoo Jin menangis ketakutan.

“Sepertinya aku akan punya banyak pekerjaan malam ini. Ini mengerikan. 2 kematian beruntun dalam waktu kurang dari 1 jam”, ujar Young Saeng saat tim polisi mengangkat tubuh Park Jung Min dan Kim Hyung Jun yang sudah mati ke dalam mobil ambulance.

“Hyung, berhati-hatilah”, ujar Tae Hee tiba-tiba. 
“Mwo ??”, Young Saeng mendadak bingung. 
“Yoo Jin-ssi, apa ada lagi yang kau lihat ?? Siapa lagi berikutnya ??”, Tae Hee menatap Yoo Jin dengan pandangan mata tak terbaca. 
Yoo Jin menggeleng pelan. “Belum..Kuharap takkan ada”, jawab Yoo Jin ngeri.

“Aku harus pergi. Aku harus mengautopsi mayat mereka. Tae Hee-ah, Kyu Jong-ah.. kalian harus menyelidiki masalah ini hingga tuntas”, pesan Young Saeng sebelum pergi menuju mobilnya dan mengikuti kemana mobil ambulance membawa 2 mayat pria itu.

“Dia seorang wanita”, ujar Yoo Jin memberitau apa yang dilihatnya. 
“Seseorang yang tak pernah bisa kau lihat wajahnya, benarkan ??”, tebak Tae Hee tepat sasaran. Yoo Jin mengangguk menyesal. “Maaf”, jawabnya sedih. 
“Aku turut sedih dengan kematian temanmu”, lanjutnya lagi.

Yoo Jin menoleh pada Tae Hee tapi yang ada disampingnya bukanlah Tae Hee. Dia melihat Young Saeng yang sedang menyetir. Dokter muda itu terlihat panik saat mendadak dia tidak bisa menghentikan mobilnya. Yoo Jin melihat lampu jalan sudah berubah menjadi merah, bukankah seharusnya Young Saeng berhenti ?? Tapi tidak, mobilnya tetap melaju kencang, bahkan lebih kencang dari sebelumnya.

“TIDAK !! Ada apa dengan mobilku ??”, seru Young Saeng panik sambil menekan-nekan pedal gas. Yoo Jin bisa melihat kepanikan mencengkeram dokter muda itu, saat mobilnya semakin kencang dan menerobos lampu merah, melesat dengan kecepatan penuh dan menghantam pembatas jalan. Mobil itu terbalik dan meledak seketika.

“YOUNG SAENG-ssi....”, teriak Yoo Jin panik. “Apa yang terjadi ?? apa yang kau lihat ??”, seru seseorang disampingnya, sama paniknya. 
“Mobilnya menabrak pembatas jalan dan meledak”, jawab Yoo Jin dengan wajah pucat. Tae Hee dan Kyu Jong membatu seketika.

Tak lama kemudian, Hwang Tae Hee mendapat laporan dari kantor polisi bahwa Dokter Heo Young Saeng, ahli bedah forensik mereka mengalami kecelakaan dan meninggal, persis dengan apa yang di lihat Yoo Jin.

“Siapa dia ?? Dia membunuh semua orang yang terlibat. Jaksa penuntut, saksi mata dan sekarang ahli bedah forensik yang akan mengautopsi mayat. Hyung, dia berbahaya. Sudah 3 orang yang mati, jika pelakunya tidak segera kita tangkap, mungkin kita berikutnya”, ujar Kyu Jong tercekat.

“Kau pulanglah, Yoo Jin-ssi. Kami akan menyelidiki masalah ini”, ujar Tae Hee dengan dingin. 
“Aku tak mau pulang. Ayahku sedang bertugas keluar kota dan aku hanya sendirian di rumah. Bagaimana jika seandainya pembunuh itu datang dan membunuhku ?? Aku tidak mau. Aku ingin ikut kalian ke kantor polisi”, Yoo Jin menolak tegas, ketakutan terlihat di matanya. 

“Ibumu akan cemas”, jawab Tae Hee menolak. 
“Aku tak punya Ibu. Ibuku meninggal saat usiaku masih 5 tahun. Dia juga terbunuh saat berusaha membantu polisi mengungkap kasus pembunuhan”, jawab Yoo Jin sedih. Hwang Tae Hee memandangnya dengan sedih.

“Mianhe..”, ujarnya lirih. Yoo Jin menggeleng pelan. 
“Bawa aku bersamamu”, pintanya lagi. Tae Hee mengangguk pelan dan akhirnya Yoo Jin pun ikut mereka ke kantor polisi. Setidaknya ditengah-tengah para polisi ini, Yoo Jin merasa aman. Selama Officer Hwang ada disisinya, dia merasa sedikit tenang.

“Aku merasakan firasat buruk. Maaf. Karena membantuku, mereka semua tewas. Jika saja aku tidak memintamu untuk mencari tau apa yang sebenarnya, ini semua tak perlu terjadi”, ujar si hantu sedih. 

“Cepat atau lambat kasus ini harus diungkap. Officer Hwang pasti tidak akan membiarkan pembunuh kekasihnya berkeliaran bebas diluar sana”, jawab Yoo Jin pada si hantu, tanpa sadar di ikuti tatapan bingung polisi yang ada didekatnya. Gadis ini bicara sendiri, dia pasti sudah gila, pikir polisi itu.

Malam itu, baik Hwang Tae Hee ataupun Kim Kyu Jong tak ada yang pulang kerumah untuk tidur, mereka semua bermalam di kantor polisi, berusaha menyelidiki kasus ini. Melalui Shin Gyn Rae, Tae Hee melihat semua nama undangan yang hadir di pesta malam itu, hingga matanya menangkap sebuah nama tertulis disana.

“Jung Seung Mi ?”, ujarnya pada Kyu Jong. “Kyu Jong-ah, kenapa nama ini sepertinya tidak asing ??’, tanyanya pada Kyu Jong. Kyu Jong segera melihat nama yang ditunjuk Tae Hee dan dia mengerutkan dahi sambil berpikir. 

“Bukankah 2 tahun yang lalu, ada seorang gadis bernama Jung Seung Mi yang jatuh dari lantai 5 gedung apartmentnya ?? Tak ada saksi, tak ada bukti, kita berpikir bahwa dia murni bunuh diri”, jawab Kyu Jong seraya berdiri dan mengambil arsip di dalam laci. 

“Ini..Kasus ini kita yang menangani. Jung Seung Mi sudah mati, apa ini Jung Seung Mi yang lain ??”, tanya Kyu Jong serasa menunjuk kasus bunuh diri 2 tahun lalu. Tae Hee mengamati dalam diam. Saat itu Yoo Jin mendekat dan memberikan 2 gelas cangkir kopi untuk mereka.

“Aku baru membeli kopi di Cafetaria. Ini untuk kalian”, ujarnya ramah seraya menyodorkan kopinya, melihat Tae Hee dan Kyu Jong terdiam sambil memandang sebuah arsip diatas meja, spontan Yoo Jin mengikuti arah tatapan mata mereka dan dia terkejut bukan kepalang.

“Dia..Dia gadis yang kutemui di kampus minggu lalu. Kenapa kalian bisa punya arsipnya ??”, tnya Yoo Jin spontan. Tae Hee memandangnya penasaran. 
“Kau tau gadis ini ??”, tnya Tae Hee penuh selidik. Yoo Jin mengangguk mantap. 
“Dia tiba-tiba mendatangiku di kampus dan mengajakku berkenalan, tapi dia buru-buru pergi saat melihat kalian datang”, jawab Yoo Jin dengan polosnya.

“Apa kau tidak sedang melihat visi waktu itu??”, tanya Tae Hee memastikan. “TIDAK !!”, jawab Yoo Jin tegas. “Kau tidak sedang melihat hantu atau semacamnya kan ??’, tanya Kyu Jong lagi. 

“Aku tak bisa melihat hantu, aku hanya bisa mendengar. Kenapa kalian bertanya seperti itu ??”, jawab Yoo Jin kesal. 

“Jung Seung Mi sudah mati. Dia tewas bunuh diri di apartmentnya 2 tahun lalu. Itu sebabnya kami bertanya seperti itu”, ujar Kyu Jong menerangkan. Yoo Jin tersentak. 
“Jangan bilang aku melihat hantu yang lain??”,Yoo Jin balik bertanya.

“Kyu Jong-ah, selidiki gadis ini. Datangi rumahnya. Aku merasa ada yang aneh dengan ini semua”, ujar Tae Hee penuh selidik. 
“Ne, Hyung.. Aku akan datangi rumahnya besok pagi”, jawab Kyu. 

“Sekarang. Kita tidak tau kapan pembunuh itu akan mencari kita kan ?? Sebelum dia beraksi lagi, kita harus menghentikannya”, ujar Tae Hee yang disambut tatapan tak percaya dari Kyu Jong.

“Tapi ini sudah malam, Hyung”, protes Kyu Jong. 
“Kita harus berpacu dengan waktu, menemukan si pembunuh sebelum si pembunuh itu membunuh kita”, jawab Tae Hee tak bisa dibantah. Merasa Tae Hee benar, tak punya alasan, Kyu Jong pun segera mengambil mantelnya dan bergegas pergi dari sana. Tapi sebelum dia benar-benar pergi dari sana, Tae Hee kembali memanggil.

“Kyu Jong-ah, berhati-hatilah. Aku sayang padamu. Kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Kau partner terbaik yang kumiliki”, ujar Tae Hee lalu memeluknya ringan. 

“Hyung, kau ini kenapa ?? Aneh sekali”, ujar Kyu Jong bingung. 
“Nothing. Pergilah. Hati-hati”, ujarnya lagi sambil tersenyum melihat Kyu Jong pergi. 
Setelah Kyu Jong pergi, Tae Hee diam-diam mengeluarkan ponselnya dan memandangi pesan singkat dari nomor yang tidak dikenal.

“Terlalu banyak tau memancing pembunuhan. Hentikan, sebelum aku membunuhmu juga. Kau berikutnya !!”, bunyi pesan di ponsel itu. Tae Hee menarik napas pasrah. 

“Officer Hwang, kau kenapa ??’, tanya Yoo Jin yang menyadari Tae Hee mendadak jadi pucat. Tapi Tae Hee hanya menggeleng pelan dengan senyum yang dipaksakan.

Jung’s House..
        “Jung Seung Mi ?? Kenapa Anda menanyakan Putriku yang sudah meninggal, pak Polisi ??”, tanya seorang wanita setengah baya dengan bingung. Kyu Jong akhirnya menjelaskan semua yang diketahuinya, dia menunjukkan daftar para undangan yang didapatnya dari Shin Gyn Rae. Gyn Rae adalah gadis terkaya di kampus itu dan dia mengundang semua orang di Fakultasnya tanpa terkecuali untuk menghadiri pesta pertunangannya, dan Jung Seung Mi yang terdaftar aktif sebagai mahasiswa di sana, juga turut diundang.

        Kyu Jong juga menjelaskan tentang pembunuhan yang terjadi malam ini. Tentang polisi yang mencurigai gadis itu sebagai tersangka, karena menurut penyelidikan 2 tahun lalu, Jung Seung Mi adalah orang terakhir yang ditemui Kim Hyun Joong sblm Kim Hyun Joong menghilang dan ditemukan meninggal 1 minggu yg lalu, dan fakta membuktikan bahwa semua orang yang tau masalah ini, tewas secara mengenaskan. Mendengar penjelasan Kyu Jong, mata wanita itu terbelalak ngeri.

“JUNG SOMIN !! Kupikir dia sudah sembuh, harusnya kami tidak mengeluarkannya dari tempat itu”, seru wanitu itu ngeri. Melihat reaksi wanita itu, Kyu Jong mengerti.
          “Siapa itu Jung Somin ??’, tanya Kyu bingung.

        “Adik kembar Jung Seung Mi. Sejak kecil, Somin suka sekali menyamar menjadi Seung Mi dan mengaku sebagai Seung Mi, dimanapun dan kapanpun. Sebenarnya, kami mencurigai bahwa kematian Seung Mi bukanlah bunuh diri tapi Somin yang mendorongnya. Tapi karena aku sudah kehilangan putriku dan hanya Somin yang ku miliki sekarang, aku tak sanggup bila harus kehilangan dia juga. Dia tidak jahat. Dia hanya sakit. Tangkap dia, tapi ku mohon jangan membunuhnya. Biarkan dia hidup, Tuan”, pinta wanita itu memohon sambil menangis.

        “Dimana dia sekarang ??’, tnya Kyu tnpa basa-basi. Akhirnya setelah mendengar penjelasan wanita itu, Kyu pergi kearah danau kecil yang terletak tak jauh dari rumah itu, di danau itu, Jung Somin suka menyendiri. Walau aneh rasanya mencari seorang gadis ditengah malam begini, tapi ternyata Kyu keliru, gadis itu seolah memang menunggunya di tempat itu.

       “Kau mencariku Tuan?”, tanya seorang gadis dengan dingin dari balik punggung kyu. Kyu menoleh dan dia menoleh seorang gadis muda bertubuh pendek menatapnya tajam.

         “Harusnya kau tak datang kemari. Tapi kurasa kau ingin bertemu teman-temanmu kan??”, ujarnya dingin seraya mengangkat kedua tangannya.

Friday, 13 Juni 2014..
      Hwang Tae Hee duduk termenung dalam kamar apartmentnya yang gelap. Dia memandangi secarik kertas yang berisi surat ancaman yang tertempel di pintu mobilnya pada hari pemakaman Kyu Jong. You heard it right. Kim Kyu Jong already dead..Officer Kim ditemukan tewas tenggelam dalam sebuah danau yang terletak tak jauh dari rumah kediaman keluarga Jung. Yoo Jin sempat melihat dalam visinya, seorang pria tenggelam dalam danau beberapa saat setelah dia berdebat dengan seorang wanita. Dia menceritakan visi ini pada Tae Hee tapi sayangnya mereka tak tau dengan tepat lokasi danau itu, jadi tak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu, tapi sayangnya, tak peduli berapa lama pun mereka menunggu, Kim Kyu Jong takkan pernah kembali lagi. Dia tewas saat mencoba mengungkap kasus pembunuhan ini, tewas seperti yang lain. Sekarang hanya Hwang Tae Hee dan Kim Yoo Jin yang tersisa. Itu sebabnya Tae Hee hanya duduk termenung di kamar ini. Dia tau, dialah berikutnya.

“Tidak perlu kau cari si penulis sajak.
Nantikan Friday The 13th saat kau menghilang tanpa jejak."

        Tae Hee meremas surat ancaman itu dengan marah, lalu meraih sebuah foto dalam dompetnya dan memandanginya lekat. 

“Ja Eun-ah, tak lama lagi kita akan bertemu. Apa kau tau aku sangat merindukanmu ?? Maaf, sepertinya aku gagal menangkap pembunuh itu. Apa kau membenciku ??”, bisik Tae Hee lirih. Dia memandang foto itu dengan airmata menetes pelan. Dia lalu memandang kalender yang tergantung di atas meja kerjanya.  

Friday, 13 Juni 2014. Friday the 13th..
”Sekaranglah saatnya”, batin Tae Hee. Pembunuh itu, tak pernah gagal sekalipun dalam melaksanakan misinya. Dia tau pembunuh itu hanya seorang wanita, tapi tetap saja, dia bukan wanita biasa. Tae Hee menarik napas dan bertekad bahwa dia tidak ingin mati semudah itu. Kim Yoo Jin selalu bisa melihat bagaimana cara semua korban itu mati, jadi dia pasti juga tau apa yang akan menimpanya kali ini. Tae Hee meraih ponselnya, berniat menelpon gadis itu saat tiba-tiba ponselnya berdering lebih dulu.

“TOLONG AKU !!! OFFICER HWANG !!”, teriak Yoo Jin di telepon itu dan sambungan pun terputus. Secepat kilat Tae Hee bergegas menuju apartment Yoo Jin. Dia mengendarai mobilnya seperti orang gila. Hari sudah semakin gelap, dengan cepat dia memarkirkan mobilnya di tempat parkir gedung apartment itu yang terletak di ruang bawah tanah dan segera berlari menuju kamar Yoo Jin yang terletak di lantai paling atas. Baru saja dia akan mengetuk pintu kamar apartment itu saat tiba-tiba para penghuni apartment itu berseru takut.

“Apa yang dilakukan kedua gadis itu diatas sana ??”, seru salah seorang dari mereka seraya menunjuk ke atap. Jantung Tae Hee berdegup kencang, Kim Yoo Jin ada ditepi atap sementara seorang gadis lain berdiri di hadapannya seraya mengacungkan kedua tangannya kearahnya.

“HENTIKAN !!! JUNG SOMIN MENYERAHLAH !!!”, seru Tae Hee ketika sampai diatas atap. Kedua gadis itu spontan menoleh padanya. 

“Apa kabar Officer Hwang ??’, sapanya lirih. JUNG SOMIN berdiri dengan tatapan sedingin es. Tae Hee tercekat,dia sangat mirip dengan gadis yang mati terjatuh dari balkon 2 tahun yang lalu.

        “Apa kau pikir kau bisa menghentikan aku ?? Kekuatan kecil kekasihmu saja tak bisa menghentikan aku, apalagi dirimu. Kenapa kau harus membuka kembali kasus ini ?? Terlalu banyak tau memancing pembunuhan, harusnya kau tau itu”, ujar Jung Somin berjalan mendekat seraya mengacungkan kedua tangannya ke depan. Dalam sekejap, sebuah balok kayu besar jatuh menimpa Tae Hee.

“Kau..”, ujar Tae Hee menahan sakit saat balok kayu besar itu menimpa tubuhnya. Dia berdarah, terluka parah, darah mengucur deras dari kaki, punggung dan kepalanya, tapi sekuat tenaga dia berusaha bangkit.

“I LOVE THIS POWER !! TELEKINESIS !! Ini adalah kekuatan yang hebat, kau tau ?? Akulah yang menjatuhkan lampu hias ke tubuh Jaksa Kim Hyung Jun, aku yang melempar tubuh saksi utama kalian, Park Jung Min ke tengah jalan sehingga dia tertabrak. Aku yang memotong rem mobil Dokter Ahli Bedah Forensik, Heo Young Saeng. Aku juga yang menenggelamkan Officer Kyu Jong ke danau hingga mati. Haahhh, jangan lupa aku juga yang merobohkan rumah kecil itu dan membuat Baek Ja Eun dan Kim Hyun Joong terkubur hidup-hidup. Tak lama lagi, kalian akan menyusul” ujarnya dingin lalu berbalik kearah Yoo Jin yang ketakutan karena sudah tersudut.

“Selamat tinggal Kim Yoo Jin”, ujarnya seraya mengangkat sebelah tangannya tapi mendadak sebuah cahaya putih menghalanginya. 
“Jangan lakukan Jung Somin”, ujar bayangan putih itu, seorang gadis cantik berambut panjang berdiri melindungi Yoo Jin. 
“BAEK JA EUN !!”, seru Somin ngeri. “Kau sudah mati. Harusnya kau sudah mati”, ujarnya lagi, ketakutan karena melihat hantu.

Tae Hee memandang bayangan kekasihnya muncul dengan takjub, dengan tubuh tertindih balok kayu besar, dia tak mampu bergerak sedikitpun. 
“Hentikan !! Cukup aku saja yang jadi korban, jangan lakukan lagi”, ujar sosok putih itu. 

“Aku tak peduli. Pergi kau !! Jika mereka tak mati, aku akan berakhir di penjara”, ujarnya marah lalu berlari kearah hantu itu dan berusaha mendorongnya, tapi Somin lupa kalau Ja Eun adalah hantu, dia tak bisa menyentuhnya, tubuhnya justru menembus hantu itu dan Yoo Jin lah yang terdorong kebawah bersamanya.

“AAHHHHHHH...”, jerit ketakutan kedua gadis itu saat terjatuh bersama terdengar nyaring dan menyakitkan. Tae Hee menatap tubuh kedua gadis itu melayang indah sambil menjulurkan tangannya tak berdaya. 

“NO!! BRING ME TO THE PAST”, jerit Tae Hee seraya mengulurkan tangannya ke depan dan seberkas cahaya putih mendadak mengelilinginya.


================

“Aaahhhhhh..”, seorang pria menjerit keras, bangun dan menjerit.
        “Oppa, kwenchana?”, tanya seorang gadis cantik di hadapannya. Tae Hee terkejut, dia memandang gadis itu dengan takut seperti melihat hantu.
       “Apa kau bermimpi buruk ??”, ujar gadis itu lembut seraya menyentuh kening Tae Hee yang bercucuran keringat. 

        “Sepertinya demammu sudah turun.Syukurlah. Aku panik sekali semalam.Kau terus saja mengigau tak karuan”, lanjutnya lembut. Tae Hee masih memandang gadis di hadapannya dengan bingung.

“Apa aku ada di Surga?”,tanya Tae Hee linglung, sukses membuat gadis itu tertawa. 
“Apa aku tampak seperti Malaikat ??”, tanya gadis itu lagi sambil menelungkupkan tangannya di wajah tampan Tae Hee.Merasa tangan gadis itu menyentuhnya, Tae Hee tersenyum lega. 

“JA EUN-ah..I MISS YOU SO MUCH !!”, ujar Tae Hee lalu menarik tubuh Ja Eun dan memeluknya erat, Ja Eun membalas pelukan itu sambil tersenyum manis.

“Oppa, kau bicara seolah-olah kita sudah lama tak bertemu. I Miss You too..Jadi kau tak marah lagi?”. Tanya Ja Eun merayu. Tae Hee tak menjawab, dia hanya memanjakan diri dalam pelukan kekasihnya. Sambil tetap memeluk Ja Eun, sudut matanya menangkap tanggal yang tertera di kalender dinding yang tergantung di samping lemari, dan betapa terkejutnya dia saat menyadari apa yang dilihatnya saat ini.

“09 April 2012”, hari ini adalah hari ulang tahun Ja Eun dan 4 hari sebelum Baek Ja Eun dinyatakan menghilang dan meninggal. Dia ingat betul saat Kim Yoo Jin berkata bahwa Kim Hyun Joong meninggal pada hari Jumat tanggal 13 April 2012, dan malam itu juga Baek Ja Eun menghilang. Tae Hee tersentak.

“Aku hanya bermimpi atau aku benar-benar berhasil memutar kembali waktu ??”,Tae Hee berpikir keras. Tidak peduli kemungkinan yang mana, Tae Hee tidak ingin sejarah terulang. Kali ini dia akan melindungi Ja Eun apapun yang terjadi nantinya, dan satu-satunya cara melindungi Ja Eun adalah dengan membawanya pergi dari sini sampai tanggal 13 April terlewati.

“Ja Eun-ah, bagaimana jika kita pergi jalan-jalan ke luar negeri?? Kau bilang ingin pergi ke Paris kan?”, bujuk Tae Hee lembut. Mata Ja Eun berbinar bahagia. 

“Jeongmal? Paris ?? Kita berdua, Oppa?”, Ja Eun berseru senang. Tae Hee mengangguk mantap. 

“Benar. Hanya kau dan aku. Bukankah hari ini ulang tahunmu? Saengilchukkae Hamnida Ja Eun-ah. Anggap saja ini hadiahku untukmu. Kita berangkat besok pagi, bagaimana ??”, Tae Hee terus mendesak. Dia memiliki kesempatan kedua, dia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja.

Ja Eun mengangguk mantap. “Baiklah. Kalau begitu aku akan pulang dan berkemas”, jawab Ja Eun ceria. Gadis itu ingin pergi tapi Tae Hee menarik tangannya. 

“Aku akan menemanimu”, pintanya tnpa bisa dibantah. Akhirnya mereka berdua pergi bersama ke apartment Ja Eun untuk mengambil barang-barangnya. Tapi begitu sampai di depan kamar Ja Eun, Kim Hyun Joong sudah menunggu disana.

“Ja Eun-ssi, akhirnya kau kembali”, ujarnya sopan. Ja Eun mengangguk pelan. Otak Tae Hee berputar, jika Ja Eun bersama Hyun Joong, bahaya akan melanda. 

“Apa yang dilakukannya disini?”, tanya Tae Hee tajam. Baek Ja Eun tewas waktu itu karena menolong pria ini, tentu Tae Hee tak ingin sejarah terulang lagi. Dia kembali ke masa lalu karena ingin mengubah semua yang telah terjadi.

“Aku datang kemari ingin memberikan undangan pada Ja Eun-ssi”, jawab Hyun Joong seraya mengangkat surat undangannya. 

“Kau akan menikah ?? Selamat ya. Tae Hee Oppa, sudah ku bilang kan? Kau tak perlu cemburu padanya. Kami tak punya hubungan apa-apa”, ujar Ja Eun dgn tersenyum ceria. Tae Hee terdiam. Kecemburuannya memang salah 1 alasan yang membuat Ja Eun menghilang malam itu.

“Aku senang kau akan menikah. Kalau boleh tau, siapa wanita yang beruntung itu?”, tanya Tae Hee, mencoba bersikap ramah. 
“Kuharap dia bukan Jung Somin. Karena jika tidak, kau akan mati sekali lagi”, lanjut Tae Hee dalam hati.
“Dia adalah...”, belum sempat Tae Hee menjawab, seorang gadis lain muncul dibelakangnya. 

“Hyun Joong Oppa, kenapa memberikan undangan saja lama sekali?”, tanya gadis itu. Tae Hee tersentak. Suara itu. Dia perlahan menoleh dan melihat Kim Yoo Jin menatapnya sambil tersenyum. 
“Halo Officer Hwang, kami kemari ingin memberikan undangan pernikahan kami pada kalian”, ujar Yoo Jin sambil tersenyum penuh makna.


=========== 

        “Aku tak tau bagaimana kau melakukannya Officer Hwang, tapi harus kuakui kau melakukan hal yang hebat. Kita punya 1 kesempatan lagi. Mari bekerja sama untuk menghindarkan lebih banyak lagi tragedi”, ujar gadis itu, Kim Yoo Jin.

“Kau ingat apa yang terjadi?”, tanya Tae Hee tanpa basa-basi. 
“kekuatanmu sangat luar biasa. Keren sekali. Aku sangat iri, andai saja aku memiliki kekuatan sepertimu. Seharusnya kau gunakan itu sejak awal. Terima kasih karena berkat kau, aku tak jadi mati dan aku juga berhasil menemukan cinta pertamaku yang sebelumnya sudah ku lupakan”, ujar Yoo Jin tulus.

Memutar kembali waktu. Aku memiliki kekuatan ini sejak kecil, hanya saja aku tak berani mencobanya. Sekarang aku mengerti kenapa hantu Kim Hyun Joong terus menghantuimu.Karena dia adalah cinta pertamamu, benarkan ??”, ujar Tae Hee lagi penasaran. Yoo Jin mengangguk pelan.

“So, lets make a new start !! You and Me, we can make the story of our life”, ujar Yoo Jin seraya mengulurkan tangannya mengajak bersalaman. Tae Hee meraihnya dan mereka berdua tersenyum lega. 
“Tapi benarkah takdir bisa diubah dengan kita kembali ke masa lalu ??”, tanya Yoo Jin ragu. 

“Takdir bisa diubah oleh tangan kita, bila kita mau berusaha untuk mengubahnya”, jawab Tae Hee yakin. Dia tak mau kehilangan Ja Eun sekali lagi.

“oppa”, panggil Ja Eun dari kejauhan.Tae Hee tersenyum pada kekasihnya dan melambaikan tangannya. 
“Mulai hari ini, aku akan lebih mencintainya. Aku sudah merasakan hidup bagai di neraka saat Ja Eun menghilang. Aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama”, ujar Tae Hee lalu berdiri dan menghampiri kekasihnya sambil tersenyum bahagia.

“Baek Ja Eun, aku tak tau apa aku pernah mengatakan ini, tapi aku ingin mengatakan “AKU MENCINTAIMU.. PLEASE DONT LEAVE ME AGAIN !!!”, ujarnya sambil memeluk dan mencium Ja Eun mesra dengan penuh gairah dan kerinduan.

“Hyung, lakukan itu di rumah saja”, ledek Kyu Jong pada mereka, spontan membuat Young Saeng, Hyung Jun dan Jung Min tertawa. 
Tae Hee menoleh spontan pada teman-temannya yang sudah berdiri di depannya dengan wajah malu, dan matanya terpatri pada Jung Min.

“Bawa dia pergi jauh dari sini. Aku melihat tanda bahaya jika Ja Eun tetap disini. Dia akan selamat jika dia jauh-jauh dari pria itu. Karena wanita itu hanya mengincarnya, bukan Ja Eun-ssi”, Jung Min berbisik lirih di telinga Tae Hee.

“Apa yang kau lihat dalam visimu??”, tanya Tae Hee cemas. 
“Sebuah tragedi akan terulang jika Ja Eun-ssi bersamanya. Bawa kekasihmu pergi jauh dan tinggalkan tempat ini. Aku melakukan ini karena menolongnya sama seperti menolong diriku sendiri. Baik-baik jaga dia”, jawab Jung Min lalu setelah tersenyum singkat pada Ja Eun, dia pun berlalu bersama yang lain.

“Tae Hee Hyung, kami menunggu undangannya.Hati-hati di Perancis”, ujar Young Saeng sambil tersenyum penuh makna.

“Kelihatannya teman-temanmu orang yang baik”,puji Kim Hyun Joong sambil memeluk mesra pinggang Yoo Jin. 
“Kalian berdua tampak serasi. Hyun Joong-ssi, kau terlihat tampan tanpa bekas luka itu”, ujar Tae Hee penuh arti. 
“Apa maksudmu ??”, tanya Hyun Joong bingung.

Tae Hee menggeleng cepat. “Bukan apa-apa. Ayo pergi sebelum kita ketinggalan pesawat”, ajaknya pada Ja Eun. 
“Yoo Jin-ssi, apa tak ada yang kau lihat lagi ??, tanya Tae Hee sambil melirik Hyun Joong yang asyik mengobrol dengan Ja Eun. Yoo Jin menggeleng kuat. 
“Aku belum melihat apa-apa”, jawab Yoo Jin bingung.

“Hati-hati. Park Jung Min bilang Jung Somin mengincar Hyun Joong. Dia menyuruhku membawa Ja Eun pergi sejauh mungkin dari sini jika ingin Ja Eun selamat. Karena tragedi akan terulang jika mereka berdua ditempat yang sama. Jaga tunanganmu baik-baik sebelum sesuatu yang buruk terjadi padanya”, Tae Hee memperingatkan.

Setelah mengucapkan “hati-hati” pada Kim Hyun Joong, Tae Hee segera memeluk pinggang Ja Eun mesra dan berjalan kearah mobil Tae Hee untuk pergi menuju bandara, tanpa sadar seseorang sedang mengintai mereka dari jauh.

“Ini belum selesai. Kim Hyun Joong, jangan pikir kau bisa lari dariku”, ujar seorang gadis sambil menatap penuh dendam seraya mengacungkan kedua tangannya kearah mereka dan sebuah mobil sedan yang kebetulan lewat disana mendadak kehilangan arah dan bergerak cepat kearah Kim Hyun Joong.

“TIDAKKKKKK!!!”, Kim Yoo Jin menjerit pilu saat melihat tubuh kekasihnya terseret mobil dan jatuh terkapar bersimbah darah. 
“Yoo Jin-ah..kwenchana?”, tanya seorang pria dengan panik. Yoo Jin menoleh kaget ke arah Hyun Joong. 

“Great. Another vision.Its not over, right ?? But this time, I will never let you win. Kau wanita Iblis !! JUNG SOMIN, KAU TAKKAN BERHASIL KALI INI !!!”, sumpah Yoo Ji dalam hati sambil menatap resah ke sekelilingnya.

END...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads