Dia mungkin memang
bukan yang paling sempurna, lagipula tidak ada satu pun manusia di dunia ini
yang sempurna, kan
?? Tapi setidaknya dia JAUH LEBIH BAIK dari Calon yang satunya, yang sudah
jelas-jelas terlibat kasus pelanggaran HAM yaitu penculikan dan pembunuhan 13
aktivis pada Mei 1998. Bukan hanya itu saja, orang-orang yang mendukung di
belakangnya adalah para koruptor dan preman. Sebut saja contohnya : LUMPUR
LAPINDO, KORUPSI DAGING SAPI, KORUSPI DANA HAJI, KORUPSI PAJAK HAMBALANG, dan
Cawapres yang memiliki ANAK YANG MENABRAK MATI ORANG TAPI LEPAS DARI HUKUMAN..
Apa jadinya Indonesia
kalau di pimpin orang-orang seperti mereka ??
Kemarin saya juga
melihat sebuah Video di You Tube yang menunjukkan sosok Calon yang satu lagi
sedang mengajarkan pada pengikutnya “ JIKA ADA ORANG YANG RUMAHNYA KEBAKARAN
MAKA RAMPOKLAH HARTA KEKAYAANNYA.” Pikirlah dengan hati nurani Anda (jika Anda
masih punya), PANTASKAN SEORANG PEMIMPIN MENGAJARI ANAK BUAHNYA MERAMPOK ORANG
YANG SEDANG KESUSAHAN ?? Bagaimana jika hal itu menimpa Anda ?? Bagaimana jika
seandainya rumah Anda yang terbakar tapi bukan di tolong malah di rampok atau
di jarah ??
Kalau tidak percaya, Anda bisa melihatnya disini :
Tapi terserahlah,
saya takut bicara banyak karena takut di seret, di culik atau bahkan di bunuh
oleh tetangga sebelah, bila saya bicara lebih banyak lagi. ANDA YANG MEMILIH,
ANDA YANG MENENTUKAN !!!!!!!!!!!
Peneliti muda yang juga Direktur Yayasan Denny
JA, Novrianto Kahar menulis alasannya memilih Jokowi. Novri merupakan alumni
Pondok Modern Gontor tahun 1996 dan meneruskan kuliahnya di Universitas Al
Azhar Kairo hingga tahun 2001.
Selanjutnya,
Novriantoni mengambil jenjang Magister Sosiologi di Universitas Indonesia.
Dikutip
dari inspirasi.co. Lewat tulisan ini, saya ingin berbagi alasan kenapa saya,
anda, dan rakyat Indonesia
perlu mendukung dan menyoblos pasangan capres dan cawapres Jokowi-Jusuf Kalla
di Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.
1.Jokowi
berprestasi.
Anda dapat
periksa ini baik ketika dia memimpin Solo maupun Jakarta. Saya bertanya ke Pakde saya yang
cukup berwawasan dan bermukim di Solo tentang pendapat dia soal prestasi Jokowi
di Solo. Pandangannya positif semua, jauh dari apa yang dikata atau didustakan
Fadli Zon di layar kaca.
Saya tidak
tahu prestasi Gubernur Jakarta sebelum Jokowi,
tapi dalam waktu singkat 2 tahun, di mata saya Jakarta banyak berubah. Kemacetan memang
belum sirna, tapi upaya untuk mengatasinya dengan berbagai cara tampak sedang
bekerja.
Kebanjiran
memang masih ada, tapi sungai-sungai tempat air mengadu dan berlalu pun tampak
sudah genah. Prestasi yang lebih pasti dapat anda tanyakan kepada mereka-mereka
yang tersentuh langsung oleh kebijakan Jokowi-Ahok di Jakarta.
2.Jokowi
itu manusiawi.
Jokowi tidak angker dan bukan sosok pemarah. Dia bukan tipe pemimpin yang asal sikat jika sedang merencanakan sebuah rencana kerja. Bila dia ingin merelokasi pedagang kaki lima, dia akan ajak mereka bicara.
Dia
siapkan alternatif-alternatif lahan penghidupan bagi mereka. Jokowi tahu, semua
manusia sekecil apapun harus dimanusiakan, bukan diperlakukan dengan
akal-akalan dan semena-mena. Kita sudah lama menyaksikan pemimpin arogan yang
langsung kirim preman atau pentungan demi menggusur rakyat jelata yang ingin
mereka tata.
Jokowi
bukan tipe pemimpin yang menang-mentang seperti itu. Dia tipe pemimpin yang
mengerti betapa beratnya perjuangan hidup di kalangan rakyat jelata.
3.Jokowi
tidak atau belum korupsi.
Dilihat
dari gaya hidup
pribadinya, Jokowi tampak akan lebih tulus mengabdi dan berbakti. Dia hidup
sederhana, dan tidak punya kuda yang kelak harus diurus negara. Mobil dinasnya
pun "cuma" Innova. Apakah ongkos politik kelak mengharuskannya untuk
korupsi? Mungkin saja! Tapi kemungkinan itu jauh lebih kecil pada Jokowi
dibanding rivalnya.
Rivalnya
telah lama mengeluarkan ongkos miliaran rupiah untuk beriklan di layar kaca.
Mau tahu ongkosnya, coba hitung saja! Satu slot iklan 30 detik di televisi itu
minimal harus keluar 20 juta. Anda tinggal kalikan berapa slot sehari dan
berapa tahun lama rivalnya mencitrakan diri di layar kaca.
Apakah
bukannya Jokowi yang sibuk mencitrakan diri dengan aksi blusukannya? Anda harus
ingat, Jokowi memang sempat lama ngiklan gratis di layar kaca, karena dulu dia
memang kekasih media.
Sebelum
separtisan sekarang ini, sehari tanpa berita Jokowi bagi media kita bagaikan
belum bersantap dan mandi pagi. Itu karena sang maha rating sangat berkuasa di
bisnis media, terutama televisi. Tatkala pertarungan politik dimulai, media-media
yang partisan tadi baru sadar betapa bahayanya mempromosikan Jokowi di media
mereka. Kini kita melihat, beberapa media yang dulu “menjual” Jokowi, sedang
sibuk membujuk pemirsa untuk tidak “membelinya”.
4.Jokowi
produk reformasi.
Bagi
pemilih pemula yang tidak mengerti pentingnya reformasi, cobalah bayangkan ini!
Anda masih muda, penuh gelora, ingin bebas bersuara. Tapi saban kali
menyuarakan keluhan-keluhan hidup anda, anda sangat mungkin ditangkap dan
dicululik oleh rezim yang berkuasa.
Anda tidak
bisa sebebas sekarang menyuarakan kepahitan, kegalauan, kemuakan, dan
keputusasaan anda menghadapi keadaan dan sistem politik yang ada. Itulah era
Orde Baru yang kini kembali dipuja oleh rival Jokowi.
Anda perlu
mengerti, Jokowi bukan bagian dan produk rezim yang anti-kebebasan itu, dan
jika jadi Presiden, jauh kemungkinan dia akan mengembalikan anda ke era
jahiliah yang bocor itu.
5.Jokowi
tegas menjalankan Konstitusi.
Ini saya
saksikan tatkala dia mempertahankan kesetaraan kesempatan seluruh warga negara
untuk menjadi pejabat publik.
Lebih
spesifik tatkala dia tidak sekadar mencari aman, tapi tegas mempertahankan
posisi Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli tatkala dipersoalkan
pihak-pihak yang tak senang dengan status agama dan gendernya.
Bersama Jokowi,
saya tidak kuatir akan ada warga negara yang disingkirkan dari posisi atau
jabatannya karena alasan sentimen-sentimen primordial seperti kesukuan maupun
agama seperti disinyalir Hashim Djoyohadikusumo telah terjadi di Kementerian
Pertanian baru-baru ini.
Saya yakin
pada komitmen Jokowi dalam soal ini, lebih yakin dari komitmen kakak Hashim
sendiri.
6.Jokowi
lebih sedikit berjanji.
Saya
memilih presiden yang lebih sedikit berjanji karena saya akan lebih sedikit
dikecewakan. Lebih dari itu, janji-janji masa kampanye bagi saya tak lebih dari
gombal-gombal masa pacaran.
Saya tentu
menaruh harapan agar presiden mendatang mampu membuat ekonomi kita lebih baik,
keamanan lebih terjaga, kebebasan tetap terpelihara. Tapi jika ada yang
berjanji akan mentigakalilipatkan pendapatan saya, saya akan anggap itu
angin-angin surga dan tipudaya belaka.
Seingat
saya, Jokowi tidak terlalu banyak menjanjikan hal yang muluk-muluk. Ini berbeda
dengan rivalnya yang sangat berani berjanji agar memikat hati pemilih.
7.Jokowi
membuat anda peduli dan berpartisipasi.
Jokowi
tidak memberi anda instruksi, tapi anda justru peduli dan tergerak untuk
berpartisipasi, bahkan dengan mengorbankan waktu dan materi. Itulah tipikal
pemimpin yang mampu memberi inspirasi. Bersama Jokowi, anda peduli bahwa negeri
ini perlu berbenah, perlu berubah.
Anda suka
rela ikut berkontribusi demi merawat mimpi perubahan itu. Dengan kepedulian dan
partisipasi semacam ini, Jokowi akan berhutang budi kepada anda, bukan kepada
penyumbang antah-berantah yang kelak akan akan menggerogoti anggaran negara
demi mengembalikan investasi mereka.
Jokowi
lebih banyak berhutang kepada ketulusan Anda, bukan kepada uang muka proyek
yang dijanjikan kepada pengusaha.
8.Jokowi
anti-diskriminasi.
Ini sudah
terbukti baik di Solo maupun Jakarta.
Bersama Jokowi, anda tak perlu khawatir akan diperlakukan berbeda dan teraniaya
karena suku, ras, agama, dan antar-golongan (SARA) anda. Para
pendukung diskiriminasi SARA memang tidak akan suka pada Jokowi. Itu bukan
kisah baru dalam peradaban umat manusia.
Berada dan
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan pihak yang banyak memang mudah dan
itulah sebuah tuntutan demokrasi. Tapi menghargai dan memastikan pihak
minoritas tidak terdiskriminasi juga membuktikan kematangan dan anti-mentang-mentang
dalam praktik berdemokrasi.
9.Jokowi
tidak bagi-bagi kursi.
Guyonannya
karena dia pernah menjadi pengusaha mebel. Yang ini anda boleh percaya boleh
tidak. Soalnya dalam koalisi partai-partai, sangat mustahil tidak terjadi power
sharing atau pembagian kekuasaan.
Namun,
jika anda buat perbandingan, Jokowi tidak sevulgar rivalnya dalam mengumbar
pengkavlingan kekuasaan. Bersama Jokowi, pos-pos kementerian negara lebih
mungkin tidak dijadikan lahan bagi-bagi hadiah kepada rekan koalisi.
Bersama Jokowi,
kita lebih mungkin mendapatkan Menteri Agama yang tidak mengorupsi dana haji,
Menteri Komunikasi dan Informasi yang lebih mengerti urusan
informasi-teknologi, Menkoekuin yang tak membuat bocor Anggaran Pendapatan
Belanja Negara sampai ribuan triliun rupiah. Saya tidak terlalu yakin, tapi
lebih mungkin daripada rivalnya.
10.Jokowi
belum bernoda.
Setahu
saya, Jokowi belum punya rekam jejak suram di masa silam. Dia tidak pernah
dipecat dari jabatan, atau melarikan diri ke luar negeri demi lepas dari jerat
hukum, atau pun memperkaya diri karena berkuasa.
Kini ada
yang menuduh Jokowi terlibat kasus korupsi bis Transjakarta. Menurut kawan yang
ahli bidang kajian korupsi, dalam kasus ini, Jokowi bersih! Tapi bagaimana
dengan munculnya sosok-sosok yang diduga kuat punya rekam jejak buruk masa lalu
yang kini menggelendoti Jokowi? Ya, Jokowi sebagaimana kita semua, mungkin saja
ternoda.
Dalam
bahasa fikih, Jokowi mungkin saja ternodai (mutanajjas), tapi dirinya sendiri
belumlah bernoda (najis). Ini lebih baik dari dia yang pada dirinya sendiri
adalah noda dan dikelilingi orang-orang atau kelompok yang memang bernoda.
11.Jokowi
tidak akan merecoki.
Jika anda
anak muda yang kreatif dan sedikit usil, yakinlah bahwa Jokowi yang berjiwa
rocker tak akan merecoki urusan anda. Sekalipun anda membuat parodi tentang
dirinya, mencemooh tampang ndeso-nya, atau mungkin ingin mengumpatnya. Saya
yakin, Jokowi tak akan gundah, rapopo, dan woles saja.
Kebebasan
dan kreativitas anda tak akan dia hambat dan haling-halangi. Karena tidak
didukung oleh pihak-pihak yang suka merecoki urusan orang lain, dia pun lebih
mungkin tidak menggunakan pihak ketiga untuk menggebuk anda.
Jika
Jokowi menjadi Presiden, Anda tak perlu kuatir berekspresi dengan facebook,
twitter, atau media sosial lain yang menyinggung-nyinggung dirinya. Saya hakul
yakin akan watak Jokowi dalam soal ini dibanding rivalnya.
12.Jokowi
realistis soal ekonomi.
Sepanjang
yang saya simak dari debat capres putaran kedua 15 Juni lalu, Jokowi tampak tak
akan gegabah mengurusi ekonomi. Dia sangat peduli dengan ekonomi berdikari dan
pemberdayaan wong cilik, tapi dia juga tidak akan membuai anda dengan
retorika-retorika kosong tentang nasionalisasi dan perebutan aset asing.
Saya
merasa iklim investasi kita akan lebih baik dan bersih bersama sosok yang
kurang mencemaskan pelaku ekonomi ini. Saya pun yakin, kebocoran uang negara
akan lebih mungkin disumbat Jokowi.
Rasanya,
dia bukan tukang tambal ban yang sudah bersekongkol dengan para penebar paku
jalananan. Keyakinan saya pada Jokowi dalam aspek ini melebihi keyakinan saya
pada retorika rivalnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar