Rabu, 04 Maret 2015

Jilid 1 & 2 : Best Quote Novel Pendekar Pemanah Rajawali (Rev Terbaru)

I have to say that I love the novel’s Revision. Tanggal 14 Februari 2015 lalu, penulis baru saja membeli Novel “Pendekar Pemanah Rajawali” dan baru saja menyelesaikan membaca ke-4 Jilid Revisi Terbaru dari Novel popular Karangan Jin Yong ini.  Guo Jing versi revisi sangat romantis, dia terlihat begitu sangat mencintai Huang Rong khususnya saat ke-6 gurunya menyatakan ketidaksukaannya pada Huang Rong. Guo Jing dalam pelariannya bersama Huang Rong sempat berpikir bahwa tindakan mereka salah, tapi dia tidak sanggup bila harus melepaskan gadis dalam pelukannya, yang sangat dicintainya lebih dari hidupnya sendiri. How so sweet Guo Jing =) Tuh liat, siapa bilang Guo Jing tidak romantis? Siapa bilang Yang Guo lebih romantis?

Yang suka Yang Guo (Yoko) itu karena yang pertama kali di puter di Indonesia pada jam tayang utama adalah Yoko versi Andy Lau lebih dulu, jadi mana yang lebih dulu diputer, itulah yang meninggalkan kesan lebih dulu di hati pemirsa. Simple. Bukan karena ceritanya bagus. Jujur, justru ROCH itu PALING MEMBOSANKAN menurutku, karakternya Bibi Lung SANGAT MEMBOSANKAN, EGOIS dan selalu bersikap seperti "MANUSIA SETENGAH DEWA" karena di mata mereka, cuma mereka (Yoko dan Xiao Long Ni) manusia paling benar sejagat raya, sementara manusia lain semuanya bersalah pada mereka. Kayak mereka gak pernah salah ma orang lain aja -__-

Sedang karakter Huang Rong kan lebih komplek dan menarik, sehingga membuat karakternya sangat sulit diperankan karena terlalu komplek. Huang Rong remaja sangat nakal, cerewet, manja, banyak akal, cerdas, kadang dia juga sadis dan sulit diatur, namun karena dia bertemu Guo Jing yang baik hati dan polos jadinya dia berubah menjadi sosok wanita yang lebih baik dan lebih “berhati”. tapi justru itu yang membuat karakter Huang Rong menarik dan tidak terkesan membosankan.

Berbeda dengan karakter BIBI LUNG YANG MEMBOSANKAN setengah mati, tiap kali bertemu Yang Guo (Yoko), mereka selalu membicarakan tentang bagaimana semua orang bersalah pada mereka. Iya deh iya, elu berdua jelmaan dewa sih jadinya gak mungkin salah, kan? hahaha ^_^ *ketawa ironis melihat karakter egois seperti ini malah lebih disukai mayoritas orang Indonesia* Orang di luar negeri pada benci semua ma Yang Guo (Yoko), entah kenapa orang indo malah suka. Hadeh *tepok jidat* Forget about that selfish couple, back to my Novel “Pendekar Pemanah Rajawali” aja.

So, here is the BEST QUOTE From Jilid 1 dan Jilid 2 novel Revisi “Pendekar Pemanah Rajawali” Gramedia 2014. Jilid 1 hanya sedikit karena Guo Jing dan Huang Rong baru bertemu di bab 7 jadi masih belum ada adegan romantis. So, belum ada kalimat romantisnya hehehe =)






Note : All Pictures Taken From “Legend Of The Condor Heroes 2017”. Starring by William Yang Xuwen and Li Yi Tong.
 
Versi Novel 95% SANGAT MIRIP dengan versi adaptasi terbaru 2017 yang dibintangi oleh William Yang Xuwen dan Li Yi Tong, khususnya di adegan Huang Rong membuka penyamarannya dan untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa dia seorang wanita. Ditambah lagi, Guo Jing 2017 (William Yang) juga dibuat sama romantisnya (bahkan lebih romantis) dengan Guo Jing versi revisi TERBARU Gramedia 2014.
 
Harga Novel ini seharusnya 400 ribu, tapi karena ada promo special Valentine Day jadi diskon 30%. Lumayanlah hehehe =)

Versi 1994 yang dibintangi oleh Julian Cheung dan Athena Chu juga dapat dikatakan mirip dengan novelnya, tapi novel yang belum direvisi alias novel terbitan lama. 

Guo Jing sebelum revisi memang kurang romantis, tapi Guo Jing setelah revisi lebih sweet dan romantis. Anda dapat menyaksikan Guo Jing yang lebih romantis dalam versi adaptasi terbaru "Legend Of The Condor Heroes 2017" yang dibintangi oleh William Yang dan Li Yi Tong. Karena versi terbaru tersebut diadaptasi dari NOVEL REVISI TERBARU. 

Legend Of The Condor Heroes 2017

Itu sebabnya penulis sangat menikmati menonton adaptasi terbaru 2017 karena alur ceritanya dan penggambaran karakter Guo Jing-nya (yang sweet dan romantis) SANGAT MIRIP 95% dengan Novel Revisi Terbaru Gramedia 2014, yang sudah penulis baca lebih dulu bahkan sebelum LOCH 2017 dibuat. 

Bagi yang belum membaca novel revisi terbaru Gramedia 2014 tersebut, berikut adalah beberapa Quote yang menurut penulis meninggalkan kesan yang mendalam. 

Jadi, inilah kumpulan Best Quote dari Novel Pendekar Pemanah Rajawali.

Jilid 1 hal 323-325, Novel Pendekar Pemanah Rajawali Gramedia Revisi 2014.
1. Guo Jing menoleh. Suara perahu kecil mengapung keluar dari antara ilalang. Di buritan, seorang gadis mendayung, Rambutnya panjang tergerai hingga ke bahu, PAKAIANNYA PUTIH. Di atas rambutnya, terdapat ikat rambut emas, tampak terang di bawah pantulan cahaya salju putih.  


Ketika Guo Jing melihatnya, gadis ini seperti seorang Dewi. Guo Jing terpana. Perahu itu pelan-pelan mendekat, tampak gadis itu umurnya tidak lebih dari lima belas atau enam belas tahun. Kulitnya seputih salju, kecantikannya tidak terhingga, senyumnya memikat. 

Guo Jing terpesona hingga tak berani memandangnya. Ia memalingkan wajahnya, perlahan-lahan mundur beberapa langkah.



Gadis itu mendayung hingga ke tepian, “Kakak Jing, naiklah!” serunya.

Guo Jing menoleh dan melihat gadis muda itu tersenyum bagaikan musim semi. Pakaiannya berkibar ringan tertiup angin. Guo Jing merasa bagaikan mimpi dan menggosok-gosok mata dengan kedua tangan.

Gadis itu tersenyum, “Kakak Jing, apa kau tidak mengenaliku?”
Samar-samar Guo Jing merasa itu seperti suara Huang Rong, tetapi seorang pengemis kotor berpakaian rombeng, mengapa bisa berubah menjadi seorang Dewi?



“Aku adik Huang-mu, kau tidak kenal?”
Guo Jing merasa bagaikan mimpi, Ia menghentakkan kedua kakinya dan melompat ke dalam perahu.
“Aku benar-benar bodoh, selalu menganggapmu adik laki-laki. Mulai sekarang aku tidak boleh memanggilmu adik laki-laki Huang lagi.”


Huang Rong tertawa, “Kau juga jangan panggil aku Adik Perempuan Huang. Panggil aku Rong’er. Ayahku selalu memanggilku seperti itu.”

Guo Jing tersenyum, “Kau demikian cantik, mengapa menyamar menjadi pengemis?”
Huang Rong memiringkan kepalanya, “Benarkah aku cantik?”
Guo Jing berkata mantap, wajahnya memerah, “Cantik. Benar-benar mirip Dewi di puncak gunung salju.”


Blogger Opinion :
Adegan di novel ini SAMA PERSIS dengan versi adaptasi TERBARU, “Legend Of The Condor Heroes 2017”. Huang Rong dalam novel, saat pertama kali membuka identitasnya sebagai seorang gadis, juga memakai pakaian putih seperti versi 2017 Li Yi Tong.

Jadi PAKAIAN PUTIH TIDAK SELALU IDENTIK DENGAN BIBI LUNG !!!!!!! Emang cuma Bibi Lung doang yang boleh pakai putih ???????????? Fans Xiao Lung Ni gak usah baper dan sok nge-klaim, ye !!!!!!!!!

Lumayan agak sebel setiap kali membaca komentar para penggemar wuxia (yang mayoritas adalah Fans Yoko dan Xiao Long Ni, mengingat orang Indo tahunya emang cuma Yoko dan Bibi Lung doang. Mainnya kurang jauh mungkin -__-) di salah satu Fanpage FB yang selalu mengklaim kalau BAJU PUTIH HANYA BOLEH UNTUK XIAO LUNG NI.

Jadi kalau ada karakter wuxia (wanita) lain yang memakai BAJU PUTIH, selalu dikomentarin “Baju putih kan harusnya Xiao Lung Ni!” dll yang intinya sama. Tapi bukan salah mereka juga sih karena selama ini adegan “pembukaan penyamaran Huang Rong” dalam adaptasi-adaptasi sebelumnya TAK ADA YANG MEMAKAI BAJU PUTIH, jadi membuat penonton awam yang TIDAK MEMBACA NOVEL JADI SALAH PERSEPSI !!!

Barbara warna-warni, Athena baju hijau, Ariel Lin baju kuning, semuanya gak ada yang menggambarkan PERSIS seperti Novel. Versi Ariel Lin malah gak naik perahu tapi sembunyi di rumput-rumput *hadeh*

HANYA VERSI 2017 yang penggambarannya SAMA PERSIS dengan NOVELNYA. 

Jilid 2 (Bab 11-20) Novel Pendekar Pemanah Rajawali Gramedia Revisi 2014 :

1. Yang Tie Xin berkata pada Guo Jing, “Harap...kau memandang wajah almarhum ayahmu, perlakukanlah anak perempuanku dengan baik.”
Guo Jing : “Aku...aku tidak...” 
Guo Jing sedih dan bingung. Perasaan Rong’er padaku dalam, pikirnya, mana mungkin aku menikahi orang lain? – Hal 31.

2. Guo Jing : “Aku tidak akan menikahi Nona Mu.”
Qiu Chuji : “Apa?”
Guo Jing : “Aku tidak akan menikahinya.” Guo Jing mengulangi lagi perkataannya.
Qiu Chuji : “Kenapa?”
Han Xiao Ying mewakili muridnya menjawab “Kami sudah mendengar keturunan Tuan Yang laki-laki, maka perjanjian pernikahan tidak perlu dipegang. Di Mongolia, Jing’er sudah punya calon istri. Khan Mongolia sudah menunjuknya sebagai Menantu Emas.”
Guo Jing : “Aku tidak akan menikahi Putri Kojin. Aku tidak menyukainya sebagai istri. Aku hanya menganggapnya adik, teman baik, tapi tidak ingin ia jadi istriku.”
Qiu Chuji : “Bagus. Punya pendirian.”
Guo Jing : “Aku juga tidak akan menikahi Nona Mu.”
Han Xiao Ying : “Apakah di hatimu sudah ada orang lain?” Wajah Guo Jing memerah, dia mengangguk.
Han Xiao Ying : “Apa Nona yang berpakaian putih itu?” (Huang Rong memakai pakaian putih) Wajah Guo Jing memerah lagi, dia mengangguk.
Khe Zhen Er  : “Kau ingin menikahi adik seperguruan Mei Chao Feng?” 
Guo Jing mengangguk lagi. – Hal 44, 45


3. Zhu Cong : “Kalau begitu, apa kalian sudah mengikat janji seumur hidup? Kau pernah berkata pasti akan menikahinya, ia juga berkata ingin menikah denganmu, bukan?”
Guo Jing : “Belum pernah mengatakannya. Tidak perlu mengatakannya. Aku tidak bisa hidup tanpa dia, Rong’er juga tak bisa hidup tanpa aku. Dalam hati kami berdua tahu.” Hal 45.
( So sweet Guo Jing...Sejak awal dia hanya mencintai Huang Rong seorang dan hanya ingin menikah dengannya )

4. Han Bao Ju : “Cepat bersumpah! Katakan mulai hari ini kau tidak akan bertemu siluman wanita itu lagi.”
Guo Jing merasa kesulitan, di satu sisi Guru yang berbudi padanya, di sisi lain gadis yang dicintainya. Jika tidak dapat bertemu lagi dengan Rong’er, pikirnya, seumur hidup ini mana mungkin aku menjadi manusia?
Guo Jing berlutut, 2 aliran air mata jatuh ke pipinya. 
“Guru, jika tidak bertemu Rong’er, tidak sampai 3 hari, aku akan mati. – Hal 46.

5. Guo Jing : “Guru Ketiga, ini orangnya. Dia Rong’er. Rong’er gadis yang baik, bukan gadis Iblis.” Guo Jing membela Huang Rong dan menggenggam tangannya, mencoba meyakinkan gurunya. – Hal 46.

6. Huang Rong menarik kekang kuda dengan tangan kiri dan tangan kanannya memegang tangan Guo Jing. Kedua orang ini belum berpisah setengah hari, tapi tadi yang satu di luar ruangan dan yang satu di luar jendela, sama-sama takut dan khawatir. Saat ini mereka merasa berkumpul kembali sesudah bencana. 

Guo Jing merasa tidak seharusnya meninggalkan gurunya, tapi teringat dia harus melupakan Huang Rong yang lebih penting dari dirinya sendiri dan tidak dapat bertemu lagi, walau kepalanya dipenggal, dia tidak akan dapat meninggalkan gadis ini. – Hal 47.


7. Guo Jing : “Aku akan memegang tanganmu dan mengatakan kepada keenam guruku dan Pendeta Ma, “Rong’er gadis yang baik, bukan gadis iblis...aku...aku tidak dapat hidup tanpa dia...Budi guru terhadapku bagaikan gunung, aku sulit membalasnya. Tapi, tapi, Rong’er...Rong’er bukan gadis iblis, ia gadis yang baik...gadis yang baik...” Dalam hatinya ada banyak kata-kata untuk memuji Huang Rong, tetapi ucapannya berhenti, sesudah mengatakan “Rong’er gadis yang baik”, ia tidak dapat mengatakan yang lain. – Hal 48.
( Iya tahu Jing Gege bego...Gak bisa ngomong, hadeh...yang penting dia punya niat tulus dan benar-benar cinta deh )


8. Huang Rong : “Mereka pasti akan terus mencoba memisahkan kita. Kita tidak akan dapat bertemu lagi.”
Guo Jing : Matipun aku tidak ingin berpisah denganmu. Guru, kalian berkata apapun aku akan menurut, tapi aku selamanya tidak bisa berpisah dengan Rong’er. Kalian pukul aku sampai matipun boleh, aku tidak akan menghindar, tidak akan membalas, tapi aku tidak dapat berpisah dengan Rong’er.”
Guo Jing menggenggam tangan Huang Rong dan berbicara seolah-olah gurunya ada di sana. Huang Rong sebenarnya merasa sedih tapi mendengar ucapan tulus Guo Jing ini sudah melebihi ribuan janji, ia merasa dadanya dipenuhi keyakinan. – Hal 48.


9. Huang Rong : “Kakak Jing, aku akan selalu mendengar kata-katamu. Matipun kita tak akan berpisah, Ayahpun takkan bisa memisahkan kita.”
Guo Jing : “Betul, kan? Kataku juga kau baik.” – Hal 48.

10. Guo Jing : “Rong’er, Nona Mu tidak jelek juga tidak jahat, tapi aku hanya akan menikah denganmu.”
Huang Rong : “Bagus. Nona Raja cantik dan jahat, tapi selamanya tidak akan jahat pada Kakak Jing.” Huang Rong tersenyum manis. - Hal 52.
( Huang Rong gak jahat lah, dia kan cuma Nakal hahaha ^.^ Sejak awal, Guo Jing hanya ingin menikah dengan Huang Rong. He love her so much... )



11. Hong Qi Khong : “Dia istrimu?” tanya Hong Qi Khong pada Guo Jing seraya menunjuk punggung Huang Rong yang sudah berjalan keluar pintu. Wajah Guo Jing memerah, ia tidak berani menyangkal atau mengiyakan. 
Dalam hatinya dia sudah menganggap Huang Rong sebagai istri, tapi walaupun saling mencintai dengan mendalam, keduanya masih polos dan tidak melakukan hal yang di luar batas. – Hal 59.


12. Hong Qi Khong : “Kalian berdua bukankah suami istri kecil? Kenapa tidak tidur satu kamar?” Biasanya Huang Rong selalu main-main dan bercanda tapi kali ini pipinya memerah.

Hong Qi Khong : “Kenapa? Apa kata-kataku salah? Aku bodoh. Jelas-jelas kau berdandan sebagai seorang gadis, bukan Nyonya kecil. Kalian pengantin baru ini sudah membuat perjanjian pribadi sehidup-semati tapi masih belum dapat ijin dari orang tua. Kalian belum punya mak comblang dan belum menyembah langit dan bumi. Jangan khawatir. Aku si tua ini akan jadi mak comblangnya. Jika ayahmu tidak setuju, si tua ini akan bertanding dengannya hingga 7 hari 7 malam. Kalau ia belum setuju juga, aku tak akan berhenti dan akan memaksanya sampai setuju.” (Qi Khong benar-benar guru yang baik ) – Hal 75.


13. Guo Jing menggunakan 18 jurus Penakluk Naga untuk melawan Huang Rong, tetapi karena ia mencintai Huang Rong, ia tidak menggunakan seluruh tenaga. Huang Yao Shi tahu mereka hanya main-main di depannya, dia marah lalu melempar Huang Rong dengan lembut lalu mencoba menyerang Guo Jing.
Huang Rong : “Ayah, jika kau bunuh dia, aku tidak akan bertemu denganmu lagi.” Ia berdiri dan melompat ke Danau Tai. – Hal 198.



14. Guo Jing berjinjit mendekat ke belakang gadis itu, ini pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah Huang Rong pergi dari Villa Awan waktu itu. Di bawah cahaya bulan, nampak 2 buah boneka tanah liat yang lucu, 1 laki-laki dan 1 perempuan.
Huang Rong : “Mangkuk ini untuk Kakak Jing makan, mangkuk ini untuk Rong’er makan. Ini masakan Rong’er, enak tidak?”
Guo Jing : “Enak, enak sekali.”  



Huang Rong terkejut dan menoleh. Ia tertawa, memperlihatkan lesung pipitnya, kemudian merebahkan diri ke dada Guo Jing. Keduanya berpelukan erat. Mereka baru berpisah beberapa hari tapi serasa berpisah selama beberapa tahun. Huang Rong tertawa dan berbicara, Guo Jing mendengarkan dengan serius sambil memandang wajah Huang Rong, merasa terpesona. – Hal 207.


15. Malam tenang, angin dingin. Huang Rong perlahan-lahan mengantuk. Kata-katanya semakin tidak jelas. Sesaat kemudian, dia tertidur di pelukan Guo Jing. Kulitnya yang bagaikan giok terasa sejuk. Napasnya pelan. Guo Jing khawatir membangunkannya. Ia bersandar pada pohon liu dan tidak bergerak. Sesudah sebentar, ia pun tertidur. 





Keesokan paginya, Guo Jing membuka mata dan melihat matahari pagi sudah terbit. Huang Rong belum bangun. Alis mata Huang Rong indah hitam dan wajahnya lembut kemerahan. Sudut matanya tampak tersenyum tipis seperti ia sedang bermimpi indah.

“Biarkan ia tidur sebentar lagi, jangan membangunkannya,” pikir Guo Jing seraya menghitung bulu mata Huang Rong. - Hal 208


Note :
Adegan yang SAMA PERSIS seperti VERSI LOCH 2017, di mana William Yang Xuwen (sebagai Guo Jing) juga menghitung bulu mata Li Yi Tong (Sebagai Huang Rong). Hanya saja bedanya, dalam serialnya, Guo Jing menghitung bulu mata Huang Rong ketika malam hari, bukan pagi hari sebagaimana yang digambarkan dalam novelnya. Gpplah. Hanya beda timingnya. Versi yang lain, penulis gak merasa pernah melihat adegan menghitung bulu mata seperti versi 2017 ini. Versi adaptasi sebelumnya sepertinya TIDAK ADA ADEGAN MENGHITUNG BULU MATA. Setidaknya sejauh yang kuingat, LOCH 1994 dan 2008 tidak ada.



16. Guo Jing terpana ketika mendengar Tolui menyebut Kojin. Sejak ia dan Huang Rong saling mencintai, kadang ia teringat gadis itu. Hatinya merasa tidak enak, tetapi tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah ini. – Hal 238.

17. Guo Jing berlari lagi beberapa putaran, akhirnya dia sampai di depan sebuah makam. Ini pasti makam Ibu Rong’er, pikirnya, Sejak kecil Rong’er sudah kehilangan ibunya, kasihan dia. Guo Jing berlutut di depan makam, menyembah dan membenturkan kepalanya dengan tulus. Karena mencintai Huang Rong demikian dalam, Guo Jing berlutut dengan tulus. - Hal 253.
(Wah, menantu yang baik, belum jadi menantu aja uda mendoakan dengan tulus hehehe ^.^)

18. Huang Rong menulis di suratnya “Kakak Jing, si Racun Barat datang pada Ayah untuk melamarku untuk keponakannya. Ayah sudah se...” suratnya terputus membuat Guo Jing bingung.
Guo Jing : “Tidak bisa, Rong’er sendiri ingin menikah denganku, ia pasti khawatir.” 
Bocah Tua Nakal mencoba melarangnya, membuat Guo Jing semakin gusar.
Guo Jing : “Aku akan menikahinya atau tidak, itu urusan nanti. Kucari dulu cara untuk menolongnya.” Guo Jing pergi ke hutan lalu duduk di tanah dan terbengong-bengong. Walaupun aku akan mati tersesat di Pulau Persik, pikirnya, aku akan tetap mencari Rong’er. – Hal 302.

19. Guo Jing memandang hampa ke tanah, mengeluarkan golok emas dan pada tabung mengukir kata-kata, “HIDUP BERSAMA, MATI BERSAMA”. Ia menaruhnya di kaki rajawali agar Rajawali itu menyampaikan perasaannya pada Huang Rong. - Hal 303.

20. Rong’er sepenuh hati cinta padaku, pikir Guo Jing, tak akan berpindah hati, ia pasti tidak akan menerima hadiahmu. - Hal 307.
(Saat itu Guo Jing melihat Ou Yang Khe datang meminang Huang Rong dan berniat memberikan sesuatu pada Huang Rong sebagai mas kawinnya)


21. Begitu melihat Guo Jing muncul, perasaan kaget dan gembira Huang Rong menjadi satu. Ia memegang erat kedua tangan Guo Jing.  
“Kakak Jing, akhirnya kau datang...” ekspresinya gembira juga sedih. Ketika kata-katanya belum selesai, airmatanya sudah mengalir. Kemudian dia masuk ke dekapan Guo Jing, Guo Jing mengulurkan tangan memeluknya dengan lembut. - Hal 315.
( Pertanyaannya, Guo Jing meluk Huang Rong apa gak takut ketusuk Rompi landak? wkwkwk ^.^)

 


22. Bocah ini sifatnya tulus, pikir Huang Yao Shi, ia tergila-gila pada Rong’er. Aku tidak dapat menikahkan Rong’er padanya, tapi aku harus memberinya hadiah. - Hal 329.

Note : Huang Yao Shi sejak awal tidak suka pada Guo Jing yang bodoh, tapi dia bisa melihat Guo Jing tulus mencintai Huang Rong. Dia rela menjadi tameng demi melindungi Huang Rong agar tidak terkena pukulan Ou Yang Feng. Adegan melindungi Huang Rong dari pukulan Ou Yang Feng ini juga HANYA ADA di versi terbaru 2017 ini. Versi adaptasi sebelumnya juga sepertinya TIDAK ADA.


23. Huang Rong menenangkan pikiran. Aku akan pergi menolong Kakak Jing, pikirnya, jika tidak dapat menolongnya, aku akan menemaninya mati. - Hal 375. 
(Ini adegan saat Guo Jing diusir dari Pulau Persik karena Huang Yao Shi berpikir Guo Jing sengaja mencuri kitab 9 bulan, padahal itu semua omong kosong Chiu Phek Thong. Huang Rong yang tahu bahwa Guo Jing, Hong Chi Khong dan Chiu Phek Thong naek kapal yang sengaja dipersiapkan Huang Yao Shi untuk bunuh diri dan kapal itu akan segera tenggelam, memutuskan untuk mengejar Guo Jing dan mati bersamanya. How so sweet...Hidup dan mati bersama, sesuai janji Guo Jing padanya)

To Be Continued : 

Berikutnya : 
* Jilid 3

Written by : Liliana Tan
Credit Picts : WEIBO ON LOGO
WARNING : DILARANG MENG-COPY PASTE TANPA IJIN DARI PENULIS !!! REPOST WITH FULL CREDIT !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads