Kamis, 01 November 2012

“ The Boy Who Can Turn Back Time “ / SS501 Fanfiction - One Shot

Author : Liana Hui

Starring : 
Kim Hyun Joong, Heo Young Saeng, Kim Kyu Jong, Park Jung Min & Kim Hyung Jun





“ The Boy Who Can Turn Back Time “




Heo Young Saeng POV :
          Aku duduk disini. Di depan batu nisan teman baikku, menangis dan menyesali semua yang sudah terjadi. Sekeras apapun aku berusaha menyelamatkannya, tapi semua usahaku sia-sia. Takdir. Tidak ada seorangpun yang bisa luput darinya. Tidak peduli walau kita bisa memutar kembali waktu dan berusaha mengubah apa yang terjadi, pada akhirnya selalu ada cara agar semuanya kembali pada Takdir. Demi menyelamatkan seseorang, aku mengakibatkan kematian yang lebih banyak lagi. TAKDIR. TAKDIR TETAPLAH HARUS DIJALANI, BENARKAN ??

          “ MAAFKAN AKU, TEMANKU !!! MAAFKAN AKU YANG TIDAK BISA MELINDUNGIMU !!! KAU TAU AKU SANGAT MENYAYANGIMU KAN ? TOLONG JANGAN LUPAKAN HAL ITU !!!!”, ujarku, penuh penyesalan dalam hati, sambil mengingat apa yang terjadi sebulan yang lalu.


          SETAHUN YANG LALU…..
          Disebuah Taman Bermain…
     Aku dan Kyu Jong sedang asyik bermain Baseball sambil membicarakan gadis yang sama-sama kami sukai. 

     “ Hyung, kapan kau akan mengaku padanya ? Jangan terlalu lama atau aku akan merebutnya “, canda Kyu Jong. Aku tau Kyu juga menyukai gadis itu, tapi demi aku dia rela mengalah dan mundur. Kyu yang baik hati, selalu memikirkan perasaan orang lain. Karena terlalu serius berpikir, aku tidak sadar saat Kyu melemparkan bolanya padaku.

          “ Hyung, tangkap bolanya !!”, seru Kyu padaku. 
        “ Owh “, jawabku tersadar. Akupun segera berlari kearah bola itu dan memungutnya. Saat aku memegang bola itu, aku merasakan sebuah getaran yang hebat. Aku seolah melihat sekelebat bayangan. Kyu terkapar bersimbah darah dipinggir jalan. Sejenak aku terdiam, bingung dengan apa yang kulihat. Tapi saat aku ingin melihat lebih banyak, suara Kyu menyadarkan aku.

        “ Hyung, kenapa mengambil bola saja lama sekali ?’, teriaknya. Suaranya terdengar begitu jauh. Seketika aku menoleh dan kulihat Kyu disana melambaikan tangannya. Aku tersadar.
       “ Apa ini ? Apa yang kulihat tadi ? Kyu disana, dia berdiri dengan tegak “, batinku bingung. 
        “ Young Saeng-ah, kurasa kau terlalu banyak berpikir “, aku bicara pada diriku sendiri sambil dengan perlahan berjalan kearahnya.
          “ Tapi kenapa perasaanku tidak enak ?”, aku bergumul dengan batinku sendiri.
         
      “ Hyung-ah, kenapa wajahmu pucat ? Apa kau sakit ?’, tanyanya khawatir. Aku menggeleng pelan. 
           “ Tidak !! Kurasa aku terlalu lelah “ , jawabku lirih.
        “ Apa sebaiknya kita sudahi saja ? Sekarang sudah pukul 6 sore. Aku juga ada janji dengan Hyun Joong Hyung akan menemaninya ke suatu tempat “, ujar Kyu. Aku spontan menoleh jam dinding besar yang ada ditaman ini. Benar, Pukul 6 sore tepat.
           
        “ Kalian ingin kemana ?”, tanyaku penasaran. 
      “ Hanya sekedar membeli kebutuhan sehari-hati kok. Kau mau ikut ?’, tawar Kyu. Aku menggeleng pelan.
        “ Tidak !! Besok ulang tahun Ibuku. Aku akn pergi bersama ayahku untuk membeli hadiah untuk Ibu “, jawabku, menolak tawarannya. Kyu terlihat kecewa tapi dia tetap tersenyum padaku.
         “ Apa aku boleh menumpang mobil ayahmu ? “, tanyanya lagi. 
      “ Mianhe Kyu-ah, tapi arah kami berlawanan dengan rumahmu. Lain kali saja ya “, jawabku tidak enak.
         
       Kyu mengangguk. “ Kwenchana Hyung. Aku mengerti. Kalau begitu aku akan naik motor saja “, jawabnya riang. 
        “ Kalau begitu sampai jumpa Hyung. Aku pergi dulu “, tambahnya pamit.
        “ Ne, sampai jumpa besok. Sampaikan salamku pada Hyun Joong Hyung “, sahutku.
        “ Arasso “, jawabnya lalu melambaikan tangan dan pergi.
         
       Satu jam kemudian, aku mendapat telp dari Hyun Joong yang menangis.
       “ Young Saeng-ah..”, bisik suara ditelp itu, jelas bahwa dia sedang menangis. 
     “ Hyung, ada apa ? Kenapa kau menangis ?”, tanyaku pada si penelpon yang tidak lain adalah Hyun Joong Hyung. 
       “ Kyu-ah, dia…”, suaranya terhenti. 
       “ Kenapa dengannya ?’, tanyaku penasaran.

       “ Kyu meninggal saat akan menemuiku. Motornya menabrak truk dan dia tewas seketika “, isaknya di telp. 
        “ ini salahku !! Harusnya aku tidak minta bertemu “, lanjutnya sambil terus terisak. 
     “ TIdak !! Ini salahku !!!”, jawabku, lalu aku teringat bayangan Kyu yang terkapar bersimbah darah tadi siang. Yang kulihat tadi siang menjadi kenyataan. \
        “ Kyu-ah, andai aku bersedia mengantarmu. Kau pasti tidak akan mati karena kecelakaan itu “, bisikku dalam hati, menyesal. 

        “ Hyung, aku akan mencoba memperbaiki semuanya “, ujarku di telp. 
        “ Apa ?”, tanyanya bingung. 
       “ Sampai jumpa besok “, sahutku, tidak menjawab pertanyaannya, lalu langsung kututup telpnya.

     Kuambil foto Kyu disamping ranjangku seraya berkata “ Akan kuperbaiki semuanya untukmu Kyu. Tidak akan kubiarkan kau mati begitu saja “,ujarku sambil menangis dan memeluk foto Kyu. Kemudian aku mengambil bola baseball itu dan menggenggamnya erat-erat, aku tau bola itulah kuncinya.

    Esoknya aku kembali lagi ke taman bermain tempat kami bermain baseball kemarin sore. Aku duduk ditengah rumput  sambil terus melihat kearah jam dinding yang besar itu, saat tiba-tiba sebuah bola baseball yang sama menggelinding kearahku.
     
    “ Hyung, kenapa mengambil bola saja lama sekali ?’, teriak Kyu dari kejauhan. KYU !!! Aku tersadar. Lalu langsung menoleh kearah sumber suara dan kulihat Kyu disana. Kejadian yang sama diwaktu yang sama. Pukul 5.58 sore. 2 menit sebelum perpisahan kami.
          
    “ Apa ini ? Bukankah Kyu sudah mati ? Apa waktu benar-benar telah terulang kembali ?”, batinku bingung sambil terus menatapnya. 
    “ Hyung-ah, kenapa wajahmu pucat ? Apa kau sakit ?’, tanyanya khawatir. Bahkan Kyu mengucapkan pertanyaan yang sama seperti kemarin. Aku terlalu terkejut untuk menjawab.
   
     “ Benarkah waktu sudah berputar kembali ? Tuhan, benarkah KAU memberiku 1 kesempatan untuk mengubah Takdir ?’, tanyaku dalam hati. Melihat tidak ada respon dariku, Kyu bertanya lagi.
     “ Apa sebaiknya kita sudahi saja ? Sekarang sudah pukul 6 sore. Aku juga ada janji dengan Hyun Joong Hyung akan menemaninya ke suatu tempat “, ujar Kyu lagi.

       “ Aku bisa mengantarmu “, tawarku cepat. “ Jika aku mengantarmu, kau tidak perlu naik motor dan mengalami kecelakaan “, tambahku dalam hati, merasa sedikit tenang.
         
      Dia tersenyum senang. “ Benarkah kau mau mengantarkanku ? Atau lebih baik kau ikut kami saja ?’, tawarnya dengan bersemangat. 

      Aku menggeleng pelan. “ Tidak perlu !! Aku hanya ingin mengantarmu. Besok hari ultah Ibuku dan aku ingin membeli kado bersama ayahku “, jawabku menolak dengan halus.

       Dia terlihat kecewa tapi akhirnya menjawad dengan tersenyum. 
       “ Baiklah !! lain kali saja. Sampaikan ucapan selamatku pada Bibi “, lanjutnya lagi. 
       “ PASTI !!!”, jawabku lalu mngantarnya.
      “ Setidaknya aku bisa menyelamatkan nyawamu Kyu “, batinku sambil terus memandangnya diam-diam. Tapi perasaanku masih tetap tidak tenang. 
    “ Ada apa ini ? bukankah aku sudah menyelamatkannya ? Dia tidak akan mati karena kecelakaan. Bukankah harusnya aku tenang ?’, bisikku dalam hati. 
      “ Sudah sampai “, suara Kyu menyadarkan aku.

      Dia membuka pintu mobilnya dan berjalan kearah Hyun Joong yang sudah menunggunya. Aku mengikuti di belakangnya.  
      “ Hi, Young Saeng-ah.. Apa kau mau ikut bersama kami ?”, ajak Hyun Joong padaku. Aku menggeleng pelan, dia terlihat kecewa. 
       “ Tidak usah !! Lain kali saja. Kalian berdua bersenang-senanglah “, ujarku tulus. Mereka berpandangan sambil tersenyum.
      “ Baiklah !! Sampai jumpa besok “, seru mereka serempak lalu melambaikan tangan dan menyeberang jalan. Aku memandang mereka dengan berat hati. 
     “ Mereka akan baik-baik saja, iya kan ? Kyu sudah selamat ? Iya kan ?”, aku berusaha menenangkan perasaanku sendiri.

       Satu jam kemudian..
   Aku duduk dikamarku sambil menonton TV saat tiba-tiba ada sebuah berita yang mengejutkan telah terjadi.
       “ Selamat malam. Aku Reporter Kim Hyung Jun, saat ini melaporkan langsung dari tempat kejadian tentang perampokan yang terjadi di sebuah Department Store yang mengakibatkan tewasnya 2 orang korban, yang kira-kira berumur sekitar 21 tahun. Setelah diidentifikasi, korban tersebut bernama KIM HYUN JOONG dan KIM KYU JONG. Menurut laporan saksi, mereka ditusuk setelah menolak menyerahkan uang yang mereka miliki. Sang pelaku yang bernama Park Jung Min, yang langsung ditangkap ditempat kejadian saat mencoba melarikan diri, mengaku bahwa dia hanya butuh 1000 Won untuk membayar hutangnya, tapi kedua korban menolak menyerahkannya. Sekian laporan kami dari tempat kejadian “, begitulah bunyi berita di TV itu.
         
      Seketika gelas kopi yang kupegang ditanganku terlepas. “ Ada apa ini ? Bukankah aku sudah menyelamatkan Kyu Jong dari kecelakaan motor ? Kenapa sekarang dia malah mati karena perampokan ? Ada apa ini ? Dan Hyun Joong Hyung.. dia juga ikut menjadi korban. Kenapa ? Aku ingin menyelamatkan Kyu Jong, tapi kenapa aku malah membuat Hyun Joong juga kehilangan nyawa ? Apa yang harus kulakukan ? Pasti ada yang salah !!! ini tidak mungkin !!!”, seruku tidak percaya dan sedih. Aku kehilangan 2 sahabatku dalam semalam.
    
    “ Beri aku 1 kesempatan lagi. Kumohon, Tuhan !!”, isakku sedih sambil memeluk mereka berdua.

     Esoknya, aku kembali ke taman itu.. Kutatap jam dinding besar itu sekali lagi. Berharap terjadi keajaiban sekali lagi. Tiba-tiba sebuah bola baseball kembali menggelinding kearahku. 

       “Apa kejadian yang sama akan terulang lagi ?’, batinku.

      “ Hyung, kenapa mengambil bola saja lama sekali ?’, teriak Kyu dari kejauhan. KYU !!! Benar !! 1 Kesempatan lagi. Aku segera mengambil bola itu dan berlari kearahnya. 
       “ Pukul 6 sore. Ini saatnya “ batinku.
     
    “ Kyu, bukankah kau ingin bertemu Hyun Joong Hyung ? Bagaimana jika kuantar ?”, tawarku. Dia terlihat bingung. 
     “ Bagaimana kau tau Hyung ? Apa Hyun Joong Hyung yang memberitaumu ?”, tanyanya polos.

     “ Andai saja kau tau, peristiwa seperti ini sudah kualami 3 kali. Andai saja kau tau, aku sudah melihatmu mati 2 kali. Dan Hyun Joong Hyung juga ikut menjadi korban. Kali ini harus kuhentikan, bagaimanapun caranya”, tekadku. Aku tidak bisa kehilangan mereka sekali lagi. Ini terlalu menyakitkan dan mengerikan.

     “ I NEED A MIRACLE NOW !!! PLEASE, GIVE ME ONE MIRACLE !!! HOW CAN I CHANGE THE WORLD ??? SHOW ME A MIRACLE, GOD !!! JUST ONE MORE TIMEbatinku penuh harap.

      “ Bukankah kau yang memberitauku tadi “, dustaku dengan lancar.
      “ Jeongmal ? Kenapa aku tidak ingat ?”, dia terlihat berpikir keras.


      “ Tidak penting !!! Ayo !!”, ajakku cepat. Kyu bingung tapi dia menurut saja. 
    “ Sudah sampai “, suara Kyu menyadarkan aku. Kalimat yang sama. Dia turun dan aku mengikutinya dibelakang. Hyun Joong sudah menunggu disana. 
     
      “ Hi, Young Saeng-ah.. Apa kau mau ikut bersama kami ?”, ajak Hyun Joong padaku. Aku menggeleng pelan, dia terlihat kecewa. Kemarin dia juga mengatakan kata-kata yang sama.

Setelah berpamitan, akhirnya mereka mulai menyeberang dan masuk ke Department Store itu. Tapi kali ini aku tidak pergi. Aku menunggu disini. Bersembunyi dibalik tiang listrik sambil mengamati semua orang yang berada disekitar tempat itu.

Park Jung Min, perampok itu. Aku ingat dalam laporan berita kemarin dia mengenakan jas berwarna coklat dan topi, serta kacamata hitam yang terlihat aneh digunakan dimalam hari. Dia juga mengenakan masker putih untuk menutupi wajahnya. Dia tinggi dan tegap. Aku segera melayangkan pandanganku mencari orang dengan ciri-ciri yang sama. Dan kemudian aku melihatnya. Dia berdiri disudut jalan. Dia sedang menelpon dan dia terlihat sedang kesal. Lalu dia menyelipkan sebelah tangannya kedalam saku jasnya seolah ingin mengambil sesuatu. Pisau. Aku yakin itu adalah pisau yang digunakannya untuk menusuk Kyu Jong dan Hyun Joong Hyung. 

“ Tidak akan kubiarkan “, batinku. Lalu sambil membawa minuman ditanganku aku berjalan dengan santai kearahnya. Perlahan aku mendekatinya lalu dengan sengaja aku menabrak dan menumpahkan minuman di bajunya.

“ Ohh.. Maafkan aku, Tuan !! Aku tidak sengaja”, ujarku berusaha bersikap sesantai mungkin. 
“ Apa kau tau ini jas mahal ?’, dia berseru marah padaku. 
“ Kau ingin 1000 won kan ? Kau membunuh temanku hanya demi 1000 won kan ? Baik !! Akan kuberikan untukmu “, batinku dalam hati.

“ Akan kuganti biaya Loudry-nya. Apa 1000 won cukup ?’, tanyaku seraya menyodorkan 1000 won dari dalam dompetku kerahnya. 
Kulihat matanya bersinar senang. “ 1000 Won ?”, ulangnya tidak percaya. Aku mengangguk. 
“ Benar !! Apa itu masih kurang ?”, tanyaku lagi, lalu mengeluarkan 1000 won dari dalam dompetku. 
“ Ini !! kutambah 1000 won lagi. Jadi total 2000 won. Kurasa itu sudah cukup kan ?”, tanyaku. Dia memandang uang itu dengan mata berkilat.
“ Tentu !! Lebih dari cukup “, jawabnya lalu dengan cepat meraih uang itu. “ Terima kasih “, lanjutnya lalu segera pergi dari sana.

“ 2000 won untuk nyawa 2 orang temanku “, batinku dalam hati. Sedikit lega. Setidaknya aku tau mereka tidak mati karena perampokan. Sedetik kemudian seseorang memanggilku.

“ Young Saeng-ah, apa yang kau lakukan disini ?”, Tanya Hyun Joong Hyung.
“ Mencoba mengubah takdirmu “, jawabku dalam hati. 
“Tidak !! Aku hanya ingin membeli sesuatu tapi sepertinya aku sudah lupa “, jawabku bingung. Tidak menyangka mereka akan keluar secepat itu. 
“ Young Saeng Hyung, bagaimana jika kau ikut makan di aprtmentku ? Ortuku sedang keluar kota, aku mengajak Hyun Joong menginap di rumah. Kau mau ikut ?”, Tanya Kyu penuh harap. Aku menggeleng pelan.

“ Kurasa tidak perlu. Ini sudah malam, Ibuku pasti sudah menunggu “, tolakku pelan. 
“ Baiklah !! Kalau begitu kami pergi dulu. Kami sudah lapar “, jawab Kyu Jong ceria.
“ Kami pergi dulu ya “, ujar Hyun Joong Hyung. 
“ Ok, bersenang-senanglah kalian “, ujarku. Tapi aku tetap merasa ada sesuatu yang mengganjal. Mereka tidak mati, kenapa perasaanku masih tidak enak ?

Esoknya…
“ Saengie-ah… Saengie-ah, coba kau baca ini ? Bukankah mereka temanmu ?”, seru Ibuku panik seraya menyodorkan sebuah Koran. Aku meraih Koran itu dengan malas, tapi kemudian mataku terkejut saat membaca berita yang ada disana.

“ Sebuah kebakaran besar yang bersumber dari ledakan gas terjadi di sebuah apartment yang terletak di Jalan Dae Pungnam. Hampir 80 % penghuni Apartment itu tewas terbakar hidup-hidup disana. Berikut adalah nama-nama korban yang berhasil diidentifikasi”, bunyi tulisan dikoran itu.

Mataku dengan liar mencari kedua nama yang kukenal dan akhirnya aku menemukannya. Kim Kyu Jong dan Kim Hyun Joong termasuk dalam salah 1 korban yang tewas.

“ TIDAK !!!! TIDAK LAGI !!! BAGAIMANA BISA ??? AKU SUDAH MENYELAMATKAN MEREKA DARI PERAMPOKAN “, teriakku histeris. Mereka tetap mati. Mereka tetap mati. Apapun yang kulakukan, mereka tetap mati. Semua ini tidak ada artinya lagi. 
“ Putraku, tenanglah !!” seru Ibuku seraya memelukku.

“ KIM KYU JONG. Kurasa ini memang takdirmu. Saat aku mencoba menghalangi kematianmu, Hyun Joong Hyung juga ikut mati bersamamu. Saat aku menghalangi kematian kalian berdua, justru korban yang mati jauh lebih banyak. Hanya karena aku ingin menyelamatkan 1 nyawa, nyawa yang lain juga turut menjadi korban. Apa yang harus kulakukan ? Semua yang kulakukan sia-sia. Maafkan aku, Kyu !!! Aku tau kau pasti tidak ingin ada orang lain yang mati karenamu. AKU TIDAK AKAN MENGUBAH TAKDIR LAGI. Aku tidak akan menentang Tuhan lagi. Maafkan aku“,batinku memutuskan. Walau hatiku sangat sakit.

Sorenya, aku kembali ke taman itu. Untuk yang terakhir kali bertemu Kyu, teman baikku. Aku duduk sambil terus memandang jam dinding besar ditengah taman. Sebuah bola baseball menggelinding kearahku. 
Aku menarik napas. “ INILAH SAATNYA !!!”, batinku perih.

“ Hyung, kenapa mengambil bola saja lama sekali ?’, teriak Kyu dari kejauhan.
“ KYU, inilah saat terakhirku melihatmu. Maafkan aku, aku tidak sanggup menentang Takdir, Tidak peduli apapun yang kulakukan, pada akhirnya kau tetap akan mati “, batinku sambil kugenggam erat-erat bola baseball itu. Aku mendekat kearahnya dengan langkah berat.

“ Hyung-ah, kenapa wajahmu pucat ? Apa kau sakit ?’, tanyanya khawatir. Pertanyaan yang sama. Aku tidak tau sudah berapa kali aku mendengarnya. Hatiku bagaikan ditusuk ribuan pedang. Tanpa sadar aku langsung menariknya kedalam pelukanku. 

“ Kyu, kau tau aku sangat menyayangimu kan ? Aku akan tetap akan menyayangimu walau kita tidak bisa bersama lagi “, ujarku, tanpa sadar aku menangis di pundaknya.

“ HYUNG !!!”, Kyu terkejut dengan sikapku yang aneh. 
“ Kyu, Maafkan aku !! Maafkan aku yang tidak berguna. Maaf. Aku menyayangimu, sungguh. Kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri “, ujarku sambil menangis sedih. 
“ Hyung, kau kenapa ?”, tanyanya bingung.

“ Biarkan aku memelukmu untuk yang terakhir “, batinku sambil memeluknya semakin erat. Walau bingung, Kyu membalas pelukanku. 

“ Aku juga menyayangimu Hyung. Kau dan Hyun  Joong Hyung “, bisiknya lembut. Setelah beberapa saat, aku melepaskan pelukanku. Kutatap matanya dalam-dalam. 
“ Pergilah !!! Takdir tetaplah harus dijalani kan ?”, ujarku seraya mengusap airmataku.

“ maksudnya ?”, tanyanya bingung. 
“ Maksudku, Hyun Joong Hyung menunggumu kan ?’, jawabku dengan hati perih.
“baiklah !!! bisakah kau mngantarku ?”, tanyanya penuh harap.

Aku menggeleng lemah. “ Maafkan aku !”, jawabku. 
“ Baiklah !! Aku mengerti. Sampai jumpa Hyung “, serunya sambil melambaikan tangan dan berlari.
“ Kyu-ah, jangan pernah lupa aku menyayangimu “, teriakku padanya dengan airmata mengalir deras. 

Dia tersenyum “ Aku juga menyayangimu, hyung “, jawabnya dari kejauhan.
“ KYU, Selamat Tinggal “, bisikku saat siluetnya mulai menghilang.

Back To Present…
“ Kyu, aku rindu bermain Baseball denganmu “, ujarku pada nisannya. 
“ Bagaimana jika kau main bersamaku ?’, Tanya seseorang dari belakang. Aku menoleh dan kulihat Hyun Joong Hyung disana. 

“ Apa kabar dongsaeng ? Kau pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padaku. Tidakkah kau terlalu kejam ? Kyu, sudah setahun sejak kecelakaan itu, aku sungguh berharap aku bisa memutar kembali waktu. Jika waktu bisa berputar kembali, aku tidak akan memintamu menemuiku. Ini semua salahku !!”, ujar Hyun Joong Hyung sedih, airmata mengalir turun dari matanya.

“ Tidak, Hyung !!! Ini semua sudah Takdir !! Tidak ada seorangpun yang bisa menentang takdir. Takdir tetaplah harus dijalani, tidak peduli berapa banyak waktu berputar kembali, semuanya tetap akan sama “, jawabku sambil menatap batu nisan itu.

“ Ayo !!! Kita pergi dari sini. Kyu Jong tidak akan senang melihat kita seperti ini”, ajakku padanya. 

Lalu kami pun kembali ketaman itu, ketempat dimana aku terakhir kali melihat Kyu Jong. Kami bermain Baseball, aku merasa seolah Kyu ada disana bersama kami. Karena terlalu serius berpikir, aku tidak sadar saat Hyun Joong Hyung melemparkan bolanya padaku.
          
     “ Saengie-ah, tangkap bolanya “, seru Hyun Joong Hyung padaku. 
     “ Owh “, jawabku tersadar. Akupun segera berlari kearah bola itu dan memungutnya. Saat aku memegang bola itu, aku merasakan sebuah getaran yang hebat. Aku seolah melihat sekelebat bayangan. Mobil yang dinaiki Hyun Joong Hyung menabrak pembatas jalan dan jatuh ke jurang lalu meledak.
           
     “ TIDAKKKKK !!!! KUMOHON JANGAN LAGI !!!!”, teriakku histeris sambil terus menangis.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Native Ads