Kamis, 20 Juni 2013

Sejarah Perjalanan Hidup Bao Chun Lai



Setelah cukup lama menjelajahi dunia maya, saya menemukan sebuah artikel menarik tentang perjalanan hidup Bao Chun Lai, Tunggal Putera Terbaik yang pernah dimiliki China, sebelum akhirnya Lin dan muncul dan menggesernya. Sebuah kisah perjalanan hidup yang sangat mengharukan, yang mengajarkan pada kita “Tidak peduli sebanyak apapun rintangan menghadang, kita tidak boleh menyerah”. Walau menjadi Yang “Pertama” adalah impian setiap orang, tapi menjadi yang “Kedua” juga tidak begitu buruk kan ??




“Sejarah Perjalanan Hidup Bao Chun Lai”









Nama Mandarin      : Bao Chunlai
Nama Inggris          : Sea
Kebangsaan            : China, Hunan, Changsa 
Tanggal lahir          : 17 Februari 1983
Tinggi / Berat         : 191 cm / 78kg
Keahlian                 : Bulutangkis







Pada saat Bao Zhang An (ayah Bao) berusia 45 tahun, sang istri Cheng Yan Run (ibunda Bao) melahirkan Bao Chun Lai. Saat itu, gaji kedua orang tua jika dijumlah tidak melebihi 40yuan, Bao Chun Lai juga mempunyai Jie jie dan koko, sekeluarga 5 orang , kehidupan dilewati dengan susah. ( hiks T.T kasihan hidupmu Ko..peluk erat Bao Chun Lai)

Makin hari Chun Lai semakin bertumbuh, Bao Zhang An menyadari bahwa anaknya sangat suka bergerak, seharian berlari diluar, sepulang rumah langsung membuat berantakan toko. Itu membuat ibunya pusing dan berkata : “ kenapa bisa melahirkan anak yang suka bergerak?” Di usia Chun Lai yang ke-8 tahun , ada pelatih yang datang ke sekolah untuk memilih orang, chun Lai langsung terpilih. Bao Zhang An merasa bagus kalau anaknya berlatih bulutangkis, dengan begitu anaknya sudah mempunyai hal yang bisa dilakukan, maka tidak akan membuat keributan lagi. Setap sore Cheng Yan Run tidak istirahat, lembur menyelesaikan pekerjaan sore hari, lalu jam 3 dia akan mengantar Chun Lai ke sekolah memakai sepeda untuk berlatih bulutangkis, sesudah itu kembali lagi bekerja, jam 6, dia harus buru-buru lagi ke sekolah untuk menjemput anaknya pulang ke rumah.

Supaya anaknya mempunyai lebih banyak waktu untuk berlatih, setiap kali Cheng Yan Run menaiki sepeda dengan cepat. Pernah sekali,  Cheng Yan Run merasa penasaran dengan cara anaknya berlatih bulutangkis. Lalu dia bersembunyi di satu sudut. Waktu itu, Chun Lai sedang latihan kecepatan. Pelatih memukul bola dengan cepat, sesudah menangkis 30 kok, stamina Chun Lai semakin menurun, lambat laun tidak bisa mengikuti pelatihan pelatih, tiba-tiba Chun Lai jatuh, pelatih sama sekali tidak mempedulikannya, dan menyuruhnya untuk bangkit kembali buat latihan. Chun Lai sambil mengelap airmata sambil latihan. Air mata Ibunda Bao langsung menetes yang bersembunyi di satu sisi, karena takut tidak bisa mengontrol diri, dia langsung kabur.

(hiks T.T.. makin sedih bacanya. Pantes aja China bisa menghasilkan pemain berkualitas, cara pelatihannya benar-benar keras. Dia masih umur 8 tahun Pak Pelatih, jangan terlalu keras donk !!! Jadi sebel..)

Sudah 4 tahun, sepeda yang baru itu kini sudah rusak, bannya sudah rusak 10. Di usia Bao Chun Lai yang ke-11 tahun, ada sehari Cheng Yan Run demam, sekujur tubuh tidak ada tenaga, di hari itu Bao Zhang An tidak diperbolehkan ijin, untuk menghemat uang, memaksa dirinya untuk mengantar anaknya pergi latihan. Di tengah perjalanan, Ibunda Bao dan Bao Chun Lai jatuh dari sepeda. Melihat mamanya yang jatuh dari sepeda , Bao Chun Lai kecil langsung mendekati ibunya tanpa memperdulikan luka dibetis dia sendiri. (Sungguh anak yang berbakti.. Ko, aku bangga padamu *peluk Chun lai Khe dan Ibunya)

Permainan Bao Chun Lai berkembang dengan cepat. Di akhir tahun 1994, dia terpilih untuk masuk ke tim Hunan. Ssudah memasuki Tim Hunan, dia hanya boleh diperbolehkan pulang hari Sabtu, jadwal yang disusun kedua suami istri untuk anaknya sangatlah ketat, Sesampai di rumah, Chun Lai kecil langsung disuruh kursus Bahasa Inggris dan Matematika, sorenya menemani dia menulis. Hanya dihari Minggu siang, Bao Chun Lai diijinkan bermain sebentar, sorenya langsung pulang ke tim. (Masa kecil yang sangat keras) 

Bao Chun Lai sama sekali tidak mempunyai waktu bebas, dengan umur yang dini Bao Chun Lai semakin bosan dan merasa bosan pada latihan yang di berikan. Waktu itu, dia menyukai permainan online, pagi hari peraturan sekolah sangat ketat, pada malamnya dia lari keluar untuk bermain game. Suatu hari jam 12, pelatih memeriksa asrama dan mengetahui kalau Chun Lai  tidak ada. Akhirnya. Pelatih pergi ke warnet mencari Chun Lai, dia lalu berkata : “ Dirumah mengawasi saya dengan ketat, saya sama sekali tidak pernah bermain dengan santai.” Setelah mengetahui hal itu, Bao Zhang An dan istrinya sangat sedih dan membuat keputusan untuk memberikan waktu santai kepada Chun Lai, dengan begitu Chun Lai tidak perlu kursus lagi, meski begitu dia sudah pernah memenangkan juara lomba menulis sedunia anak kecil. (Nah gtu donk bagus.. Kan kasihan kalau anak kecil dipaksa latihan terus )

Bao Chun Lai semakin rajin berlatih, kualitas dan tekniknya juga semakin bertambah. Di tahun 1995, Bao Chun Lai mewakili Changsa menjadi juara di provinsi Hunan.

Juni 2006, pada usia 17 tahun Bao Chun Lai masuk ke tim pelapis kedua China. Orangtua Bao Chun Lai juga menyadari , tidak dapat mengawasi anaknya dengan ketat lagi. Meskipun dimulut berkata untuk melepaskan, tapi di hati kedua orang tuanya seperti tali yang mengikat layang-layang. Ditahun yang sama pada bulan Desember, Bao Chun Lai mengikuti kejuaraan dunia tingkat junior di Guangzhou, ini adalah kali pertama bagi Bao Chun Lai mengikuti turnamen sebesar ini. Yang dia hadapi adalah pemain berkelas.

Untuk mengetahui keadaan Bao Chun Lai, kokonya yang bekerja di Zhuhai langsung lari kedepan computer untuk membuka internet, menonton pertandingan lewat internet, lalu memakai handphone untuk berkomunikasi ke orang tua sambal member info. Bao Chun Lai tidak mengecewakan semua orang, semua rintangan dia lewati, dan pada akhirnya menjadi juara. Waktu itu pelatih menelepon orangtuanya dan memberitakan berita baik ini, lalu kedua orangtuanya berpelukan sambil menangis senang, kesusahan 10 tahun ini akhirnya terbayar karena telah berhasil menjadikan Bao Chun Lai sebagai seorang pemain muda yang berprestasi. (Selamat Chun Lai, selamat Ayi dan Susuk.. Perjuangan kalian berhsil. Jadi terharu hiks T.T)

Tapi, kedua orangtuanya langsung menyadari, di olahraga bukan hanya karena sekali menjadi juara itu sudah selamanya, apabila tidak berhati-hati bisa saja langsung dikalahkan orang. Sesudah menjadi juara, Bao Chun Lai langsung terpilih mask ke tim pelatnas China.

Kedudukan Bao Chun Lai di tim pelatnas semakin aman, 2001 di Denmark open, sekali lagi Bao Chun Lai menjadi juara. Ini berbeda dengan kejuaraan junior, ini merupakan pertama kali bagi Bao Chun Lai mengikuti pertandingan dewasa dan berkelas dunia, semua lawannya adalah pemain yang berpengalaman.




Sesudah menjadi juara, Bao Zhang An mengirim sebuah pesan kepada Bao : “ Kamu baru saja main di event internasional sudah menjadi juara di 2 event besar, dengan jelas itu karena kualitasmu baik, harus selalu dalam keadaan seperti ini. Tapi jangan ada rasa bangga apapun, kamu harus tau, perjalananmu masih panjang, di bulutangkis kamu masih belum mengikuti event besar lainnya.”

Bao Chun Lai melihat pesan yang dikirim olah ayahnya selama beberapa kali, dan dia mengerti kalau seberapa pun dia jauh dari orang tua, orang tua selalu ada di samping dia, dan sangat mengetahui perasaannya. Dia mengerti kasih orang tuanya , lalu membalas pesan ayahnya : “ Ayah, saya sudah tau, tenanglah.”



 

April 2002, Bao Chun Lai mengikuti event Thomas Cup. Dengan usai 19 tahun menjadi tunggal kedua. Dan saat itu dia melawan Haffiz , Malaysia. Karena di bulan lalu, dia sudah pernah melawan Bao Chun Lai dengan rekor 3-0. Saat pertama mulai main, Bao bermain dengan sangat atraktif , 2 set pertama di menangkannya dengan mudah. Tapi set penentuan di game ke-3, Haffiz merubah pola mainnya, dan set ke-3 dimenangkan oleh hafiz. Waktu itu, permainan Bao Chun Lai menjadi berantakan, setiap poin penentuan, dia main dengan ragu-ragu, dan kalah dengan skor 3-5. Selesainya pertandingan, rasa kecewa tertulis di muka Bao Chun Lai, sambil berjalan , dia berpikir kenapa tadi tidak bisa menyelesaikan poin penentuan dengan bagus , dan tidak sengaja kepalanya membentur kaca.

Bao Zhang An duduk di depan tv, dan bengong selama 1 jam setelah pertandingan selesai, di otaknya muncul muka Bao Chun Lai yang sedih, Bao Zhang An sambil memikirkan bagaimana cara menghibur anaknya dan apa yang harus dikatakan. Dia mengeluarkan handphone dan ingin menulis pesan ke anaknya, tapi karena takut menambah beban anaknya, akhirnya Bao Zhang An tidak jadi mengirim pesan tersebut.  Dan dia menelepon anaknya supaya menghindar dari media dan menenangkan hati. (Ayah yang perngertian.. Sabar ya Chun Lai Khe *hug Bao Chun Lai*)

Bao Chun Lai masih belum bisa keluar dari bayangan gagalnya di Thomas Cup, langsung dilanda cedera. Pada tahun yang sama bulan September di sendi lutut sebelah kiri Bao chun Lai ada sedikit melonggar.

Disetiap cederanya kambuh, tim langsung mengantarnya ke rumah sakit dan melakukan operasi sehingga dia terpaksa tidak bisa mengikuti Asian games 2002 dimana namanya sudah terdaftar, dia benar-benar merasa sungguh kecewa.




Untuk menjaga anaknya, kedua orang tuanya langsung pindah ke Beijing dan menyewa kost yang tidak jauh dari tempat tinggal Bao Chun lai. Bao Chun Lai paling suka minum beef soup, setiap minggu dia akan mengatar sup itu untuk anaknya.

Karena ada kasih sayang ibu yang menjaganya, kesehatan Bao Chun Lai pulih dengan bagus. Tapi setelah sembuh, dia menyadari bahwa kondisinya tidak bisa naik. Pada tahun 2003 di Sudirman Cup , dia kalah dari Taufik Hidayat. Pada tahun 2004, di China Open dia harus kalah dari kompatriotnya , Lin Dan. Berkali-kali dia harus menahan sakit karena kehilangan kesempatan untuk juara. (Hiks T.T.. Chun Lai Khe, nasibmu tidak pernah beruntung sejak kecil hingga dewasa. Dunia kadang tidak adil, benarkan ??)

 Di tahun 2004, ada gossip bahwa Lin Dan, Taufik dan Lee Chong Wei adalah musuh bebuyutannya dan dia hanya bisa menjadi yang kedua.

Waktu itu, kondisi Bao Chun Lai sangat menyedihkan, dia sempat mencurigai kualitasnya, dengan rasa kecewa, dia mengirim pesan kepada ayahnya, :  “Lihat, sudah nasib saya menjadi yang kedua”. (Huwaaa… Makin nangis gulink-gulink nih gue T.T)

Setelah menerima pesan itu, perasaan kedua suami istri ini sangat kacau.    Dan mereka menyadari yang penting sekarang adalah memberikan dukungan, kalau tidak anaknya akan selalu dihantui sebutan “ selamanya adalah yang Kedua” .

Oleh karena itu, Bao Zhang An berpura-pura bahagia dan membalas : “Bisa menjadi runner-up sudah bagus. Kita sekeluarga sangat bangga karena kamu, yang penting main bagus dan membuat penonton enak menontonnya”. (Membayangkan wajah sedih Bao Chun Lai, gue makin nyesek T.T)

Di waktu yang besamaan, Bao Zhang An membuat peraturan : “tidak peduli dirumah ada kejadian apa, jangan ada yang bilang ke Chun Lai, supaya bebannya tidak bertambah.”

2004 setelah imlek, kakeknya Bao Chun Lai divonis oleh dokter mempunyai penyakit yang parah, kakeknya sangat ingin melihat cucu kesayangannya untuk terakhir kali. Tapi untuk tidak mau menggangu konsentrasi Bao Chun Lai, lalu Cheng Yan Run,sang Ibu menahan sakit lalu membohongi ayahnya kalau Bao chun Lai sedang ada di luar negeri jadi tidak dapat pulang dalam waktu dekat ini. Sebelum kakeknya meninggal, selalu terdengar mulut kakeknya yang menyebut nama Bao Chun Lai. (makin nyeseuk gue T.T )

Pada waktu bersamaan, Bao Chun Lai sedang mengikuti satu turnamen. Suami istri Bao chun Lai lalu menangis didepan ayahnya, hati mereka seperti ditusuk pisau. Tapi mereka sama sekali tidak menelepon Bao Chun Lai. Sampai di tahun 2005 bulan oktober , Bao Chun Lai pulang ke kampung halamannya untuk mengikuti sebuah turnamen, selesai bertanding , dia pulang ke rumah melihat orang tuanya , Lalu Ibunya menceritakan tentang kabar meninggal kakek Bao Chun Lai. Waktu itu, Bao Chun Lai langsung menangis dan tidak dapat mengeluarkan kata-kata apapun.

Bao Zhang An lalu memberikan penjelasan kepada anaknya, dan dia berkata : “ 1, karena kamu kurang dewasa, di poin penetuan sering melakukan kesalahan ; 2 karena kondisimu kalah kepada lawanmu, 3 karena kondisi tubuhmu belum baik.” Lalu dia meletakkan kedua tangannya ke lutut ayahnya dan menahan nangis sambil berkata : “Papa, kamu tenang, suatu hari nanti anakmu akan menjadi juara lagi.”

Ditahun 2005, pernah sekali di final, Bao Chun Lai kalah dari Peter gade. Ayahnya langsung mengirimi dia pesan : “ selamat, sekali lagi menjadi yang kedua.” Dengan segera bao membalas pesan ayahnya “ “ Apa buruknya menjadi yang kedua.” Sambil melihat pesan, ayahnya pun tersenyum, dia merasa kalau anaknya sudah keluar dari bayangan sebutan “selamanya adalah yang kedua”. (Sejujurnya gue benci sebutan ini.. Kejam bener )

Di tahun 2006, dia menjadi juara di Korea Open dan mengucapkan selamat tinggal kepada 2 tahun 10 bulan tanpa gelar juara. (Congrat Chun Lai, akhirnya kamu juara *peluk Koko Chun Lai*)

Tanggal 22 Sepetember 2006, dia berhasil mengalahkan Lee Chong Wei dan menghancurkan rekor tanpa menang selama 6 pertemuan. 21 Oktober 2006,  dia berhasil mengalahkan Lin Dan di Guangzhou. Bao chun Lai akan lebih bahagia apabila bisa menang dari Lin Dan dan Lee Chong Wei ketimbang menjadi juara. Dia merasa dirinya sudah melewati banyak tantangan . Pada waktu itu, Dia langsung mengirim pesan bahagia ke ayahnya dan ayahnya membalas : “ kemenanganmu adalah obat paling bagus bagi penyakitku.”




November 2006, Bao Chun Lai mengikuti Asian games di Doha. Seperti biasa, dia akan mengirim pesan ke ayahnya : “ Papa, saya mau keluar negeri bertanding, apa ada hal yang mau papa bilang?” , dan ayahnya membalas dengan pesan yang cukup panjang : “ Jangan memikirkan hal yang tidak ada hubungannya dengan pertandingan, fokuskan sepenuh hatimu ke pertandingan. Kualitas dan teknik kamu , saya tidak menghawatirkannya. Yang paling penting adalah kesehatan. Karena itu harus menjaga kesehatanmu baik-baik dan memikirkan cara main lawan. Kenali diri sendiri baru bisa menang.”

Sesampai di Doha, Bao Chun Lai tiba-tiba mendapat panggilan untuk menjadi pemegang bendera, menghadapi kehormatan yang besar, lalu dia mengeluarkan handphone lalu mengirim pesan : “ Papa, saya menjadi pemegang bendera, harus bagaimana saya ? tidak tau harus menyiapkan apa.

Dengan bahagia Bao Zhang An membalas : “ Pemegang bendera mewakili Negara, kamu jangan grogi, harus seperti di lapangan.Harus penuh semangat,termotivasi dan penuh energik, saya sangat bangga karenamu !”
 



Pensiun :
Waktu Beijing, 2011-09-21 , Website BWF mengeluarkan kabar, kalau Bao Chun Lai pensiun. 


Translated by : Yanti Zhan

Sumber : Yanti Zhan :)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.