Setelah
cukup lama menjelajahi dunia maya, saya menemukan sebuah artikel menarik
tentang perjalanan hidup Bao Chun Lai, Tunggal Putera Terbaik yang pernah
dimiliki China, sebelum akhirnya Lin dan muncul dan menggesernya. Sebuah kisah
perjalanan hidup yang sangat mengharukan, yang mengajarkan pada kita “Tidak
peduli sebanyak apapun rintangan menghadang, kita tidak boleh menyerah”. Walau
menjadi Yang “Pertama” adalah impian setiap orang, tapi menjadi yang “Kedua”
juga tidak begitu buruk kan ??
“Sejarah Perjalanan Hidup Bao Chun Lai”
Nama
Mandarin : Bao Chunlai
Nama Inggris : Sea
Kebangsaan : China, Hunan, Changsa
Nama Inggris : Sea
Kebangsaan : China, Hunan, Changsa
Tanggal lahir : 17 Februari 1983
Tinggi / Berat : 191 cm / 78kg
Keahlian : Bulutangkis
Tinggi / Berat : 191 cm / 78kg
Keahlian : Bulutangkis
Pada saat Bao Zhang An
(ayah Bao) berusia 45 tahun, sang istri Cheng Yan Run (ibunda Bao) melahirkan
Bao Chun Lai. Saat itu, gaji kedua orang tua jika dijumlah tidak melebihi
40yuan, Bao Chun Lai juga mempunyai Jie jie dan koko, sekeluarga 5 orang ,
kehidupan dilewati dengan susah. ( hiks T.T kasihan hidupmu Ko..peluk erat Bao
Chun Lai)
Makin hari Chun Lai
semakin bertumbuh, Bao Zhang An menyadari bahwa anaknya sangat suka bergerak,
seharian berlari diluar, sepulang rumah langsung membuat berantakan toko. Itu
membuat ibunya pusing dan berkata : “ kenapa bisa melahirkan anak yang suka
bergerak?” Di usia Chun Lai yang ke-8 tahun , ada pelatih yang datang ke
sekolah untuk memilih orang, chun Lai langsung terpilih. Bao Zhang An merasa
bagus kalau anaknya berlatih bulutangkis, dengan begitu anaknya sudah mempunyai
hal yang bisa dilakukan, maka tidak akan membuat keributan lagi. Setap sore
Cheng Yan Run tidak istirahat, lembur menyelesaikan pekerjaan sore hari, lalu
jam 3 dia akan mengantar Chun Lai ke sekolah memakai sepeda untuk berlatih
bulutangkis, sesudah itu kembali lagi bekerja, jam 6, dia harus buru-buru lagi
ke sekolah untuk menjemput anaknya pulang ke rumah.
Supaya anaknya
mempunyai lebih banyak waktu untuk berlatih, setiap kali Cheng Yan Run menaiki
sepeda dengan cepat. Pernah sekali, Cheng Yan Run merasa penasaran dengan
cara anaknya berlatih bulutangkis. Lalu dia bersembunyi di satu sudut. Waktu
itu, Chun Lai sedang latihan kecepatan. Pelatih memukul bola dengan cepat,
sesudah menangkis 30 kok, stamina Chun Lai semakin menurun, lambat laun tidak
bisa mengikuti pelatihan pelatih, tiba-tiba Chun Lai jatuh, pelatih sama sekali
tidak mempedulikannya, dan menyuruhnya untuk bangkit kembali buat latihan. Chun
Lai sambil mengelap airmata sambil latihan. Air mata Ibunda Bao langsung
menetes yang bersembunyi di satu sisi, karena takut tidak bisa mengontrol diri,
dia langsung kabur.
(hiks T.T.. makin
sedih bacanya. Pantes aja China bisa menghasilkan pemain berkualitas, cara
pelatihannya benar-benar keras. Dia masih umur 8 tahun Pak Pelatih, jangan
terlalu keras donk !!! Jadi sebel..)
Sudah 4 tahun, sepeda
yang baru itu kini sudah rusak, bannya sudah rusak 10. Di usia Bao Chun Lai yang
ke-11 tahun, ada sehari Cheng Yan Run demam, sekujur tubuh tidak ada tenaga, di
hari itu Bao Zhang An tidak diperbolehkan ijin, untuk menghemat uang, memaksa
dirinya untuk mengantar anaknya pergi latihan. Di tengah perjalanan, Ibunda Bao
dan Bao Chun Lai jatuh dari sepeda. Melihat mamanya yang jatuh dari sepeda ,
Bao Chun Lai kecil langsung mendekati ibunya tanpa memperdulikan luka dibetis
dia sendiri. (Sungguh anak yang berbakti.. Ko, aku bangga padamu *peluk Chun
lai Khe dan Ibunya)
Permainan Bao Chun Lai
berkembang dengan cepat. Di akhir tahun 1994, dia terpilih untuk masuk ke tim
Hunan. Ssudah memasuki Tim Hunan, dia hanya boleh diperbolehkan pulang hari
Sabtu, jadwal yang disusun kedua suami istri untuk anaknya sangatlah ketat,
Sesampai di rumah, Chun Lai kecil langsung disuruh kursus Bahasa Inggris dan
Matematika, sorenya menemani dia menulis. Hanya dihari Minggu siang, Bao Chun
Lai diijinkan bermain sebentar, sorenya langsung pulang ke tim. (Masa kecil
yang sangat keras)
Bao Chun Lai sama
sekali tidak mempunyai waktu bebas, dengan umur yang dini Bao Chun Lai semakin
bosan dan merasa bosan pada latihan yang di berikan. Waktu itu, dia menyukai
permainan online, pagi hari peraturan sekolah sangat ketat, pada malamnya dia
lari keluar untuk bermain game. Suatu hari jam 12, pelatih memeriksa asrama dan
mengetahui kalau Chun Lai tidak ada.
Akhirnya. Pelatih pergi ke warnet mencari Chun Lai, dia lalu berkata : “
Dirumah mengawasi saya dengan ketat, saya sama sekali tidak pernah bermain
dengan santai.” Setelah mengetahui hal itu, Bao Zhang An dan istrinya sangat
sedih dan membuat keputusan untuk memberikan waktu santai kepada Chun Lai,
dengan begitu Chun Lai tidak perlu kursus lagi, meski begitu dia sudah pernah
memenangkan juara lomba menulis sedunia anak kecil. (Nah gtu donk bagus.. Kan
kasihan kalau anak kecil dipaksa latihan terus )
Bao Chun Lai semakin
rajin berlatih, kualitas dan tekniknya juga semakin bertambah. Di tahun 1995,
Bao Chun Lai mewakili Changsa menjadi juara di provinsi Hunan.
Juni 2006, pada usia
17 tahun Bao Chun Lai masuk ke tim pelapis kedua China. Orangtua Bao Chun Lai juga
menyadari , tidak dapat mengawasi anaknya dengan ketat lagi. Meskipun dimulut
berkata untuk melepaskan, tapi di hati kedua orang tuanya seperti tali yang
mengikat layang-layang. Ditahun yang sama pada bulan Desember, Bao Chun Lai mengikuti
kejuaraan dunia tingkat junior di Guangzhou, ini adalah kali pertama bagi Bao Chun
Lai mengikuti turnamen sebesar ini. Yang dia hadapi adalah pemain berkelas.
Untuk mengetahui
keadaan Bao Chun Lai, kokonya yang bekerja di Zhuhai langsung lari kedepan
computer untuk membuka internet, menonton pertandingan lewat internet, lalu
memakai handphone untuk berkomunikasi ke orang tua sambal member info. Bao Chun
Lai tidak mengecewakan semua orang, semua rintangan dia lewati, dan pada
akhirnya menjadi juara. Waktu itu pelatih menelepon orangtuanya dan
memberitakan berita baik ini, lalu kedua orangtuanya berpelukan sambil menangis
senang, kesusahan 10 tahun ini akhirnya terbayar karena telah berhasil
menjadikan Bao Chun Lai sebagai seorang pemain muda yang berprestasi. (Selamat
Chun Lai, selamat Ayi dan Susuk.. Perjuangan kalian berhsil. Jadi terharu hiks
T.T)
Tapi, kedua
orangtuanya langsung menyadari, di olahraga bukan hanya karena sekali menjadi
juara itu sudah selamanya, apabila tidak berhati-hati bisa saja langsung
dikalahkan orang. Sesudah menjadi juara, Bao Chun Lai langsung terpilih mask ke
tim pelatnas China.
Kedudukan Bao Chun Lai
di tim pelatnas semakin aman, 2001 di Denmark open, sekali lagi Bao Chun Lai menjadi
juara. Ini berbeda dengan kejuaraan junior, ini merupakan pertama kali bagi Bao
Chun Lai mengikuti pertandingan dewasa dan berkelas dunia, semua lawannya
adalah pemain yang berpengalaman.
Sesudah menjadi juara,
Bao Zhang An mengirim sebuah pesan kepada Bao : “ Kamu baru saja main di event
internasional sudah menjadi juara di 2 event besar, dengan jelas itu karena
kualitasmu baik, harus selalu dalam keadaan seperti ini. Tapi jangan ada rasa
bangga apapun, kamu harus tau, perjalananmu masih panjang, di bulutangkis kamu
masih belum mengikuti event besar lainnya.”
Bao Chun Lai melihat
pesan yang dikirim olah ayahnya selama beberapa kali, dan dia mengerti kalau
seberapa pun dia jauh dari orang tua, orang tua selalu ada di samping dia, dan
sangat mengetahui perasaannya. Dia mengerti kasih orang tuanya , lalu membalas
pesan ayahnya : “ Ayah, saya sudah tau, tenanglah.”
April 2002, Bao Chun
Lai mengikuti event Thomas Cup. Dengan usai 19 tahun menjadi tunggal kedua. Dan
saat itu dia melawan Haffiz , Malaysia. Karena di bulan lalu, dia sudah pernah
melawan Bao Chun Lai dengan rekor 3-0. Saat pertama mulai main, Bao bermain
dengan sangat atraktif , 2 set pertama di menangkannya dengan mudah. Tapi set
penentuan di game ke-3, Haffiz merubah pola mainnya, dan set ke-3 dimenangkan
oleh hafiz. Waktu itu, permainan Bao Chun Lai menjadi berantakan, setiap poin
penentuan, dia main dengan ragu-ragu, dan kalah dengan skor 3-5. Selesainya
pertandingan, rasa kecewa tertulis di muka Bao Chun Lai, sambil berjalan , dia
berpikir kenapa tadi tidak bisa menyelesaikan poin penentuan dengan bagus , dan
tidak sengaja kepalanya membentur kaca.
Bao Zhang An duduk di
depan tv, dan bengong selama 1 jam setelah pertandingan selesai, di otaknya
muncul muka Bao Chun Lai yang sedih, Bao Zhang An sambil memikirkan bagaimana
cara menghibur anaknya dan apa yang harus dikatakan. Dia mengeluarkan handphone
dan ingin menulis pesan ke anaknya, tapi karena takut menambah beban anaknya,
akhirnya Bao Zhang An tidak jadi mengirim pesan tersebut. Dan dia
menelepon anaknya supaya menghindar dari media dan menenangkan hati. (Ayah yang
perngertian.. Sabar ya Chun Lai Khe *hug Bao Chun Lai*)
Bao Chun Lai masih
belum bisa keluar dari bayangan gagalnya di Thomas Cup, langsung dilanda
cedera. Pada tahun yang sama bulan September di sendi lutut sebelah kiri Bao chun
Lai ada sedikit melonggar.
Disetiap cederanya kambuh,
tim langsung mengantarnya ke rumah sakit dan melakukan operasi sehingga dia
terpaksa tidak bisa mengikuti Asian games 2002 dimana namanya sudah terdaftar,
dia benar-benar merasa sungguh kecewa.
Untuk menjaga anaknya,
kedua orang tuanya langsung pindah ke Beijing dan menyewa kost yang tidak jauh
dari tempat tinggal Bao Chun lai. Bao Chun Lai paling suka minum beef soup,
setiap minggu dia akan mengatar sup itu untuk anaknya.
Karena ada kasih
sayang ibu yang menjaganya, kesehatan Bao Chun Lai pulih dengan bagus. Tapi
setelah sembuh, dia menyadari bahwa kondisinya tidak bisa naik. Pada tahun 2003
di Sudirman Cup , dia kalah dari Taufik Hidayat. Pada tahun 2004, di China Open
dia harus kalah dari kompatriotnya , Lin Dan. Berkali-kali dia harus menahan
sakit karena kehilangan kesempatan untuk juara. (Hiks T.T.. Chun Lai Khe,
nasibmu tidak pernah beruntung sejak kecil hingga dewasa. Dunia kadang tidak
adil, benarkan ??)
Di tahun 2004, ada gossip bahwa Lin Dan,
Taufik dan Lee Chong Wei adalah musuh bebuyutannya dan dia hanya bisa menjadi
yang kedua.
Waktu itu, kondisi Bao
Chun Lai sangat menyedihkan, dia sempat mencurigai kualitasnya, dengan rasa
kecewa, dia mengirim pesan kepada ayahnya, : “Lihat,
sudah nasib saya menjadi yang kedua”. (Huwaaa… Makin nangis gulink-gulink nih
gue T.T)
Setelah menerima pesan
itu, perasaan kedua suami istri ini sangat kacau. Dan mereka menyadari yang penting sekarang
adalah memberikan dukungan, kalau tidak anaknya akan selalu dihantui sebutan “ selamanya adalah yang Kedua” .
Oleh karena itu, Bao
Zhang An berpura-pura bahagia dan membalas : “Bisa menjadi runner-up sudah
bagus. Kita sekeluarga sangat bangga karena kamu, yang penting main bagus dan
membuat penonton enak menontonnya”. (Membayangkan wajah sedih Bao Chun Lai, gue
makin nyesek T.T)
Di waktu yang
besamaan, Bao Zhang An membuat peraturan : “tidak peduli dirumah ada kejadian
apa, jangan ada yang bilang ke Chun Lai, supaya bebannya tidak bertambah.”
2004 setelah imlek,
kakeknya Bao Chun Lai divonis oleh dokter mempunyai penyakit yang parah,
kakeknya sangat ingin melihat cucu kesayangannya untuk terakhir kali. Tapi
untuk tidak mau menggangu konsentrasi Bao Chun Lai, lalu Cheng Yan Run,sang Ibu
menahan sakit lalu membohongi ayahnya kalau Bao chun Lai sedang ada di luar
negeri jadi tidak dapat pulang dalam waktu dekat ini. Sebelum kakeknya
meninggal, selalu terdengar mulut kakeknya yang menyebut nama Bao Chun Lai.
(makin nyeseuk gue T.T )
Pada waktu bersamaan,
Bao Chun Lai sedang mengikuti satu turnamen. Suami istri Bao chun Lai lalu
menangis didepan ayahnya, hati mereka seperti ditusuk pisau. Tapi mereka sama
sekali tidak menelepon Bao Chun Lai. Sampai di tahun 2005 bulan oktober , Bao Chun
Lai pulang ke kampung halamannya untuk mengikuti sebuah turnamen, selesai
bertanding , dia pulang ke rumah melihat orang tuanya , Lalu Ibunya
menceritakan tentang kabar meninggal kakek Bao Chun Lai. Waktu itu, Bao Chun
Lai langsung menangis dan tidak dapat mengeluarkan kata-kata apapun.
Bao Zhang An lalu
memberikan penjelasan kepada anaknya, dan dia berkata : “ 1, karena kamu kurang
dewasa, di poin penetuan sering melakukan kesalahan ; 2 karena kondisimu kalah
kepada lawanmu, 3 karena kondisi tubuhmu belum baik.” Lalu dia meletakkan kedua
tangannya ke lutut ayahnya dan menahan nangis sambil berkata : “Papa, kamu tenang,
suatu hari nanti anakmu akan menjadi juara lagi.”
Ditahun 2005, pernah
sekali di final, Bao Chun Lai kalah dari Peter gade. Ayahnya langsung mengirimi
dia pesan : “ selamat, sekali lagi menjadi yang kedua.” Dengan segera bao
membalas pesan ayahnya “ “ Apa buruknya menjadi yang kedua.” Sambil melihat
pesan, ayahnya pun tersenyum, dia merasa kalau anaknya sudah keluar dari
bayangan sebutan “selamanya adalah yang kedua”.
(Sejujurnya gue benci sebutan ini.. Kejam bener )
Di tahun 2006, dia
menjadi juara di Korea Open dan mengucapkan selamat tinggal kepada 2 tahun 10
bulan tanpa gelar juara. (Congrat Chun Lai, akhirnya kamu juara *peluk Koko
Chun Lai*)
Tanggal 22 Sepetember
2006, dia berhasil mengalahkan Lee Chong Wei dan menghancurkan rekor tanpa
menang selama 6 pertemuan. 21 Oktober 2006, dia berhasil mengalahkan Lin
Dan di Guangzhou. Bao chun Lai akan lebih bahagia apabila bisa menang dari Lin
Dan dan Lee Chong Wei ketimbang menjadi juara. Dia merasa dirinya sudah
melewati banyak tantangan . Pada waktu itu, Dia langsung mengirim pesan bahagia
ke ayahnya dan ayahnya membalas : “ kemenanganmu
adalah obat paling bagus bagi penyakitku.”
November 2006, Bao Chun
Lai mengikuti Asian games di Doha. Seperti biasa, dia akan mengirim pesan ke
ayahnya : “ Papa, saya mau keluar negeri bertanding, apa ada hal yang mau papa
bilang?” , dan ayahnya membalas dengan pesan yang cukup panjang : “ Jangan
memikirkan hal yang tidak ada hubungannya dengan pertandingan, fokuskan sepenuh
hatimu ke pertandingan. Kualitas dan teknik kamu , saya tidak menghawatirkannya.
Yang paling penting adalah kesehatan. Karena itu harus menjaga kesehatanmu
baik-baik dan memikirkan cara main lawan. Kenali diri sendiri baru bisa
menang.”
Sesampai di Doha, Bao
Chun Lai tiba-tiba mendapat panggilan untuk menjadi pemegang bendera, menghadapi
kehormatan yang besar, lalu dia mengeluarkan handphone lalu mengirim pesan : “
Papa, saya menjadi pemegang bendera, harus bagaimana saya ? tidak tau harus
menyiapkan apa.
Dengan bahagia Bao Zhang
An membalas : “ Pemegang bendera mewakili Negara, kamu jangan grogi, harus
seperti di lapangan.Harus penuh semangat,termotivasi dan penuh energik, saya
sangat bangga karenamu !”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar