Author
: LIANA HUI
Starring
:
Kim
Hyun Joong as Yoon Ji Hoo
Jung
So Min as Hong Mo Nae
Kim
Hyun Joong As Himself ( HJL Played Double Casting )
Kim
Yoon Ji as Herself ( Yoon Ji Hoo Fiance )
Heo
Young Saeng as Himself
Kim
Kyu Jong as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Park
Jung Min as Himself
Kim
Hyung Jun as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Kim
Joon as Song Woo Bin
Lee
Min Ho as Gu Jun Pyo
Kim
Bum as So Yi Jung
“Yoon Ji Hoo After Story – A Moment To Remember 16 /
SS501 Fanfiction”
“ CHAPTER 16 : GOODBYE YESTERDAY !!! “
ICU ROOM..
“
Bagaimana keadaannya Ji Hoo ??”, Tanya Tae Ra gugup saat melihat Ji Hoo keluar
dari ruang operasi dengan wajah sedih.
Ji
Hoo menggeleng pelan. “Tidak baik !! Sesuatu terjadi dengan kehamilannya.
Janinnya tidak berkembang dengan benar”, jawab Ji Hoo sedih.
“
Apa yang terjadi dengan bayinya ??”, Tanya Tae Ra cemas.
“
Mo Nae mengalami Ektopic Pregnancy atau
Kehamilan Ektopik”, jawab Ji Hoo lirih seraya terduduk lemas dikursi
tunggu.
“Apa
itu Kehamilan Ektopik ?? Apa sangat berbahaya bagi Ibu dan bayinya ??”, Tae Ra
terlihat makin cemas.
“
Kehamilan EKtopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi diluar rahim. Janin
tidak mungkin dapat bertahan hidup diluar rahim dan sering tidak berkembang
sama sekali. Aku tidak tau kenapa Para Dokter
baru mengetahui hal ini. Kehamilan Ektopik sering merupakan penyebab kematian
Ibu pada umur kehamilan 3 bulan pertama. Frekuensi kehamilan ektopik ini
terjadi antara 1:10.000 oran g
dari seluruh kehamilan dan aku tidak habis pikir kenapa harus Mo Nae yang
mengalaminya “, jawab Ji Hoo menjelaskan.
”
apa kau tau penyebab semua ini Ji Hoo ?? Bukankah kau juga seorang Dokter ??”,
Tanya Tae Ra cemas.
Ji Hoo menggeleng pelan. “ Penyebab
kehamilah Ektopik masih belum diketahui secara pasti. Nam un demikian,
95% penyebab kehamilan ektopik adalah
factor tuba. Sel telur yang dibuahi gagal mencapai rahim dan hanya sampai ke
dinding tuba “, jawab Ji Hoo sedih.
“ Lalu bagaimana dengan Mo Nae dan
bayinya ?? Apa mereka bisa selamat ??’, Tanya Tae Ra lagi.
“ Jika ingin Mo Nae selamat, kami
harus mengangkat bayinya “, jawab Ji Hoo muram. Membayangkan dia akan
kehilangan anaknya membuat hatinya sakit.
“
Lalu bagaimana dengan cucuku ?? Jadi maksudmu, kau ingin mereka mengambil
anakmu, Ji Hoo ??’, Tanya Kakek Ji Hoo khawatir.
“
Lalu aku harus bagaimana ?? Mereka memintaku memilih 1 diantara 2 “, jawab Ji
Hoo frustasi.
“
Tidak adakah cara lain untuk menyelamatkan mereka selain mengangkat janinnya ??
Aku juga tidak mau kehilangan cucuku “, ujar Tuan Hong.
“
Ini salah Ayah kan
?? Aku yakin Mo Nae seperti ini semua salah Ayah”, Tae Ra menyalahkan ayahnya.
“
Tidak ada yang perlu disalahkan, Noona !! Ini bukan salah siapa-siapa. Sekarang
lebih baik kita tunggu perkembangan selanjutnya smbil menunggu Mo Nae sadar.
Paman Hong, jika Anda ijinkan, aku juga ingin secepatnya menikahi Mo Nae sekali
lagi. Dengan begitu aku bisa bertanggung jawab penuh padanya karena dia adalah
istriku “, ujar Ji Hoo bersungguh-sungguh.
“ Kuserahkan Mo
Nae-ku padamu, jaga dia baik-baik Ji Hoo “, jawab Tuan Hong memberikan
restunya.
“
Terima kasih, Paman Hong !!”, jawab Ji Hoo tersenyum lega.
“
Harusnya Ayah lakukan ini sejak dulu “, omel Tae Ra.
Beberapa
jam kemudian Mo Nae tersadar, perlahan dia membuka matanya saat menyadari
sesuatu yang berat menahan tangannya untuk bergerak lebih jauh. Mo Nae menoleh
ke samping ranjangnya dan melihat Ji Hoo tertidur dengan pulas di kursi di
samping ranjangnya sambil menggenggam erat tangannya.
“
Ji Hoo ???”, ujarnya kaget, tapi suaranya terlalu keras hingga membuat Ji Hoo
terbangun.
Ji
Hoo mengangkat kepalanya perlahan dan tersenyum melihat Mo Nae tersadar.
“
Thank you GOD !! Finally you are wake !!”, ujar Ji Hoo senang seraya mengecup
lembut keningnya.
“
Kenapa kau disini ?? Apa yang terjadi ?? Ini dimana ?? Mana Ayah ?? Jika Ayah
melihatmu disini dia pasti akan marah “, Mo Nae mendadak bingung dan panic,
sambil menoleh kekanan dan kekiri.
“
sssshhhttt.. Tenanglah !! Ayahmu sudah merestui kita, sayang. Tidak perlu cemas
lagi “, bisik Ji Hoo lembut seraya mengelus rambutnya.
“
Benarkah ?? Tapi ini dimana ?? Kenapa aku disini ??”, Tanya Mo Nae bingung.
“
Kau sakit, Mo Nae-ah.. Kami harus merawatmu disini. Ini demi kebaikanmu dan
bayi kita “, jawab Ji Hoo lirih.
“
How are you feeling ??”, Tanya Ji Hoo lagi.
“
Whats Happening ??”, Mo Nae bisa mencium sesuatu yang tidak beres sedang
terjadi.
“
Mo Nae-ah.. Keadaanmu sedang tidak baik. Kami harus mengangkat bayi itu agar
kau bisa selamat “, ujar Ji Hoo dengan berat hati.
Mo
Nae menatapnya dengan terkejut sebelum akhirnya berteriak histeris.
“
WHAT ???? NO !!!! “, teriak Mo Nae histeris.
“
WHY WOULD THEY DO THAT ??? NO !!! I WONT ALLOW THEM TO DO THAT !!!”, Mo Nae
kembali berteriak histeris. Ji Hoo sudah tau reaksi Mo Nae pasti seperti ini. Dia
langsung berdiri dan mencoba memeluk Mo Nae, menenangkannya.
“
Mo Nae, berhenti bersikap keras kepala !! Ini demi keselamatanmu. Kau menderita
Kehamilan Ektopik. Kau tau apa artinya kan ?? Akan sangat berbahaya bagi Ibu
dan bayinya jika kehamilan ini diteruskan. Bila Dokter tidak mengangkat bayi
itu maka nyawamu akan terancam “, Ji Hoo mencoba menjelaskan.
“ I
DON’T CARE !!! WHY MY BABY ?? ITS JUST 3 MONTH OLD FOR GOD SAKE !!! WHY WOULD
THEY MURDER AS INNOCENT AS THIS ???”, airmata Mo Nae terus mengalir tanpa
henti. Tanpa sadar Ji Hoo juga meneteskan airmata.
“
Mo Nae, Please !! STOP IT !!! Ini tidak baik untukmu. Kau akan segera di bawa
kembali ke ruang operasi dalam beberapa JAM lagi “, ujar Ji Hoo dengan berat
hati.
“
NO !!! I WONT GO THERE !!! MY BABY WILL LIVE !! I WONT LET THEM KILL IT !!!”,
jerit Mo Nae sambil menangis histeris dan memukul-mukul dada Ji Hoo yang
mencoba memeluknya.
“
kenapa kau tega ?? Ini anakmu, demi Tuhan. Kau ayahnya.. kenapa kau ingin
membunuh anakmu sendiri, Ji Hoo ?? KENAPA ???”, jerit Mo Nae sambil menangis
terisak.
“
Mo Nae, hidupmu 90% dalam bahaya bila kau tetap mempertahankan bayi itu “,
bisik Ji Hoo lembut, berusaha menenangkannnya.
“
SO ??”, ujar Mo Nae sinis.
“
Mereka memberiku 2 pilihan. Kau tau ini juga sangat sulit untukku, tapi aku
harus memilih bagaimanapun juga. Kita harus menggugurkan bayi itu atau
mempertahannya ??”, jawab Ji Hoo, berusaha setenang mungkin.
“
jadi begitu ?? kau putuskan untuk membunuh bayi ini tanpa bertanya dulu padaku
?? AKU IBUNYA !! AKU YANG MENGANDUNGNYA !!! JANGAN KAU PIKIR KAU BISA
MENGAMBILNYA DARIKU TANPA IJINKU WALAU KAU ADALAH AYAHNYA !!! Atau
jangan-jangan kau tidak mencintainya ?? Itu sebabnya kau ingin membunuh anakmu
sendiri ?? Aku tau ingatanmu belum pulih, tapi aku berharap setidaknya kau
punya ikatan batin dengan bayi ini”, teriak Mo Nae histeris.
“
Bukan seperti itu.. Dengarkan aku dulu !!”, Ji Hoo merasa terluka karena Mo Nae
berpikir dia tidak menyayangi bayi mereka.
“
BIla kita membiarkannya hidup, tidak ada jaminan kalian berdua akan mampu
bertahan hingga 9 bulan. Baik !!!
Katakan kalian mampu bertahan, tapi setelah itu kau harus melahirkan secara
Cessar, tapi tetap saja tidak ada jaminan bahwa kalian berdua akan mampu
bertahan setelah operasi itu..”, ujar Ji Hoo dengan sabar, dia terdiam sejenak,
mencoba menarik napas.
“
Jika kita mengangkat bayi itu sekarang, hidupmu tidak akan dalam bahaya tapi
kita akan kehilangan bayi itu selamanya “, lanjutnya lagi.
“
NO !!!!”, adalah reaksi yang didapatnya dari Mo Nae.
“ I
WONT LET THEM KILL MY BABY.. OUR BABY !!! KITA AKAN MEMBIARKANNYA HIDUP !!!”,
Mo Nae berkeras pada pendiriannya.
“
Inilah alasan kenapa aku mengambil keputusan ini, karena aku tau kau pasti
memilih mempertahankannya. Please, don’t do this !!”, Ji Hoo mencoba memohon.
“
WHY NOT ?? I’M JUST PROTECTING MY CHILD !!!”, jawab Mo Nae dengan dingin.
“
Kumohon jangan keras kepala. Pilihan ini terlalu berbahaya. 2 nyawa mungkin
akan diambil dariku. Bukannya aku tidak menginginkan bayi itu hidup, tentu saja
aku menginginkannya.. Tapi aku tidak ingin kehilanganmu juga..”, airmata
menetes dari mata Ji Hoo, suaranya mulai pecah. Baru saja dia merasakan
kebahagiaan karena akan memiliki sebuah keluarga yang utuh, sekarang dia harus
kehilangan anaknya, dan mungkin juga, wanita yang di cintainya.
Mo
Nae mengusap airmata dipipi Ji Hoo dan berkata lembut “ aku tau ini berbahaya..
tapi aku bersedia mengambil resiko itu demi anak kita. Kau akan mendukungku kan
??”, Mo Nae bertanya lembut, lebih mirip sebuah permohonan.
Ji
Hoo menatap matanya yang memohon dengan iba dan dia dengan berat hati berkata.
“
baiklah !! Aku akan mendukungmu dan aku akan selalu menjagamu. Aku tidak akan
membiarkan kalian meninggalkanku “, jawabnya pasrah.
Mo
Nae tersenyum bahagia lalu menarik Ji Hoo dan memeluknya.
“
Gomawo Ji Hoo-ah.. SARANGHAE !!!”, ujarnya lirih.
Ji
Hoo tersenyum dan mulai mencium bibirnya lembut. Rasanya sudah lama dia tidak
mencium bibir ini, memeluknya dan menjadikan Mo Nae miliknya. Saat ciuman
mereka semakin panas, tiba-tiba sebuah kenangan melintas, malam dimana mereka
pertama kali menyatukan tubuh mereka. Semuanya tergambar begitu jelas sekarang,
perlahan tapi pasti, kenangannya bersama Mo Nae telah kembali.
Malam
pertama mereka, kencan di Macau, pernikahan mereka yang hanya disaksikan Young
Saeng seorang, sampai saat Yoon Ji datang ke Macau dan berniat membawanya
pulang.
“Aku
ingat sekarang. Semuanya..”, bisik Ji Hoo lembut saat melepaskan ciumannya.
“
Apa ??”, Tanya Mo Nae bingung, karena tiba-tiba ciumannya terhenti.
“
Kau.. Kita.. Pernikahan kita. Malam Pertama kita. Aku ingin sekali lagi
memandang bintang bersamamu. Andromeda-ku, Maaf karena aku sempat melupakanmu
“, ujar Ji Hoo lembut smbil menatap tajam ke mata Mo Nae.
“
Ji Hoo-ah.. benarkah kau sudah ingat ??”, Tanya Mo Nae terharu.
Ji
Hoo mengangguk mantap. “ Cincin Meteor itu ?? Cincin pernikahan kita. Kau masih
menyimpannya kan ?? Lalu kalung Polaris dariku.. Kau tidak membuangnya kan ??”,
Tanya Ji Hoo penasaran.
Mo
Nae tersenyum lalu menunjukkan jari manis kirinya.
“ Kalung
Polarisnya ada disini. Sejak dulu aku tidak pernah melepasnya. Begitu juga
dengan cincin ini. Lihat ini !!”, jawabnya sambil tersenyum senang dan
menunjukkan cincin Meteor itu dijari manisnya, juga kalung Polaris yang ada di
lehernya.
Ji
Hoo tersenyum seraya menarik tangan kiri Mo Nae dan mengecup jari manisnya.
“
Kita akan menikah ulang. Kali ini, tidak ada lagi yang bisa memisahkan kita…Kau
akan jadi milikku selamanya”, ujar Ji Hoo mantap.
“
Aku milikmu selamanya “, ulang Mo Nae manja. Lalu kembali menarik wajah Ji Hoo
dan menciumnya mesra. Ji Hoo membalasnya dengan gairah yang sama.
“
Mo Nae.. Jika kita tidak segera menghentikan ini. Aku takut aku pasti akan
meminta lebih. Kau tau maksudku kan ??”, ujar Ji Hoo dengan suaranya yang
mendadak menjadi berat karena nafsu.
“
Jika tidak berbahaya bagi bayi ini, aku tidak keberatan. Aku merindukanmu Ji
Hoo.. Semuanya darimu “, jawab Mo Nae nakal, seraya melepas 1per1 kancing baju
Ji Hoo.
“
Kudengar wanita hamil akan lebih bergairah. Kurasa itu benar…”, jawab Ji Hoo
nakal lalu langsung menghujani wajah Mo Nae dengan ciuman panas. Tidak butuh
waktu lama bagi mereka untuk saling melepaskan kerinduan. Tidak peduli walo ini
RS, Ji Hoo dan Mo Nae sepertinya tidak keberatan. Perlahan tapi pasti mereka menari
dalam kenikmatan.
SOMEWHERE
OUT THERE…
Seorang gadis cantik bergaun putih
berdiri dengan bingung ditengah sebuah hamparan rumput yang luas, tidak jauh
didepannya tampak sebuah tangga yang sangat panjang membentang kearah langit.
“ Panjang sekali tangganya “, ujar
gadis itu kagum.
“ kau tau kenapa tangganya begitu
panjang ?? Karena itu adalah TANGGA
MENUJU SURGA “, jawab seorang wanita setengah baya dengan lembut. Perlahan
gadis itu menoleh keasal sumber suara dan betapa bahagianya dia saat melihat
siapa yang bicara.
“ IBU…”, seru gadis itu bahagia sambil
berlari memeluk Ibunya erat.
“ Putriku sayang.. Kim Yoon Ji-ku..
Putri Kecilku.. Ibu merindukanmu. Kau sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik
sekarang “, ujar wanita setengah baya itu seraya membelai rambut Yoon Ji yang
panjang.
“ Nado Bogosippeoyo, Eomma”, jawab
Yoon Ji manja.
“ Ikutlah dengan Ibu.. Kau mau kan
??”, tawarnya lembut dengan sayang.
“ tapi kita akan kemana ??”, Tanya
Yoon Ji bingung.
“ KE SURGA, Putriku “, jawab ibunya
lembut. Yoon Ji tersentak.
“ SURGA ??? benarkah itu TANGGA MENUJU
SURGA ??”, tanyanya seraya menuding kearah tangga.
“ Bukankah tadi sudah Ibu katakan ??”,
wanita itu balik bertanya.
“ Ayolah sayang.. Bukankah kau sudah
bosan hidup di dunia ??’, Tanya Ibunya lagi. Yoon Ji terlihat ragu, tapi
akhirnya dia mengangguk pelan dan berjalan mengikuti Ibunya. Tapi saat sampai
di ujung tangga dan berniat melangkah lebih jauh, sebuah suara menahannya.
“ JANGAN PERGI !!! KEMBALILAH
BERSAMAKU !!! YOON JI-ah.. GAJIMA !!! I NEED YOU, PLEASE !!!”, seru suara itu,
seorang pria.
Perlahan Yoon Ji menoleh dan betapa
terkejutnya dia saat melihat Kim Hyun Joong ada disana. “ Kim Hyun Joong, apa
yang kau lakukan disni ??”, Tanya Yoon Ji bertambah bingung.
“ Aku disini untuk membawamu kembali.
Jangan pergi, sayang !! kembalilah untukku !! Untuk anak kita !!”, ujar Hyun
Joong memohon.
“
Sayang ?? Anak ?? kau ini bicara apa ??”, Yoon Ji semakin bingung.
Hyun
Joong tersenyum dan menarik seorang gadis kecil berambut panjang dan lucu dan
berkata padanya. “ Itu Ibu.. katakan pada Ibu agar jangan meninggalkan kita.
Katakan padanya bahwa kita berdua sangat mencintainya. Ayo.. Pergilah kesana “,
ujar Hyun Joong lembut pada gadis kecil itu dan diapun menurut.
“
Eomma,, Gajima !!! Appa dan aku sangat menyayangi Eomma.. Don’t Leave us !!
Please comeback For us, eomma !!!”, ujar gadis kecil itu sambil memeluk kaki
Yoon Ji. Yoon Ji terharu dan dia pun berlutut dan memeluk gadis kecil itu.
“
Kau putriku ??”, tanyanya bingung tapi sambil tersenyum.
“
Ne.. I’m your daughter, eomma.. dan itu Ayah “, jawabnya polos seraya menuding
Hyun Joong.
Yoon
Ji tersenyum sambil menangis lalu semakin memeluknya erat.
“
Aku tidak menyangka aku bisa memiliki seorang Putri yang lucu dan manis. Kim
Hyun Joong, gomawo “, ujar Yoon Ji dalam hati, lalu melepaskan pelukannya dan
berdiri menghampiri Ibunya dengan gadis kecil itu dalam gendongannya.
“
Gomawo Eomma.. Tapi aku tidak bisa ikut bersamamu sekarang. MIANHE !!! Jeongmal
Mianhe.. Aku tau bagaimana rasanya hidup tanpa seorang Ibu jadi aku tidak ingin
Putriku mengalami hal yang sama. Dia membutuhkan aku. Mereka membutuhkanku,
jadi aku harus kembali. Saranghae Eomma dan Mianhe..”, ujar Yoon Ji tulus lalu
memeluk Ibunya untuk yang terakhir kali.
“
Arraseo.. Kembalilah Yoon Ji !! Mereka membutuhkanmu. Kau harus menjaga suami
dan Putrimu baik-baik, karena kau tidak tau kapan kau akan kehilangan mereka.
Selama mereka masih ada disisimu, genggam erat mereka. Jangan sampai kau
menyesal setelah kau kehilangan, arraseo ??’, Yoon Ji mengangguk atas nasehat
Ibunya.
“
ne, arraseo.. Saranghae !!!”, ujarnya lalu mulai melepaskan pelukannya dan
berjalan menjauhi Ibunya, kembali ke tempat Hyun Joong berdiri.
KIM
YOON JI ROOM…
Kim Hyun Joong dengan sabar menemani
Yoon Ji di kamarnya, perlahan dia membasuh wajah istrinya dengan handuk kecil
dan air hangat.
“ Kapan kau akan sadar, Sayang ?? Ini
sudah terlalu lama.. Taukah kau aku menunggumu ??”, bisik Hyun Joong lembut
sambil membersihkan wajahnya perlahan.
“ Hyung, kau pergilah makan dulu. Kami
akan menjaganya. Kau belum makan sejak semalam “, tawar Kyu Jong pada kakaknya.
Hyun Joong menggeleng pelan. “ aku
tidak mau pergi. Aku takut jika sekarang aku pergi, aku tidak akan bisa
melihatnya lagi. Aku takut begitu aku kembali, dia sudah tidak ada disini lagi
“, jawab Hyun Joong sedih.
“
Aisshh, jinja.. Fine !! Hyung Junnie, kau pergilah beli makanan dan bawa
kemari. Hyung harus makan bagaimanapun juga. Belikan makanan untuk kami,
arraseo ??”, ujar Kyu Jong pada adiknya.
“
ne, Hyung.. arraseo. I will be back soon “, jawab Hyung Jun seraya beranjak
pergi.
Tapi
begitu dia berjalan melewati alat pendeteksi detak jantung Yoon Ji, dia
menyadari sesuatu yang aneh terjadi.
“
Chankanman.. Hyung, Lihat itu !!! Jantungnya mulai berdetak.. She is back !!
She is back !!”, jerit Maknae seraya menunjuk alat pendeteksi detak jantung
yang mulai bergerak naik turun semakin cepat.
“
Hyung Junnie, panggil Dokter Hwang kemari !!! CEPAT !!!! MY WIFE IS BACK !!!”,
teriak Hyun Joong bersemangat seraya memberi instruksi. Tanpa menunggu lebih
lama lagi, Hyung Jun seraya berlari keluar memanggil dokter.
Beberapa hari kemudian…
Kim Hyun Joong POV :
Aku
menemukan Yoon Ji duduk di bawah pohon di taman RS, bahkan dari jauh aku bisa
melihat kesedihan di matanya sama seperti saat pertama kali aku bertemu
dengannya.
Mendadak
kenangan saat pertama kali kami bertemu melintas dalam ingatanku. Aku ingat
saat itu, aku duduk termenung di tepi Sungai Han saat tiba-tiba aku melihat
seorang wanita berdiri diatas pagar pembatas sungai sambil merentangkan
tangannya, berniat melompat. Secepat kilat aku berlari kesana dan menarik gadis
itu sebelum dia sempat melompat.
“ Apa
yang kau lakukan ?? Lepaskan aku !!!”, seru gadis itu, Kim Yoon Ji, wanita
yang sekarang menjadi istriku. Saat itu tidak pernah terlintas sekalipun dalam
benakku, aku akan menikah dengannya suatu hari nanti, tidak pernah terlintas
dalam pikiranku bahwa “Cinta Semalam” kami akan berbuah seorang bayi mungil.
Aku tertawa geli mengingat pertemuan pertama kami.
“ Justru aku yang ingin bertanya, apa
yang kau lakukan diatas sana
?? apa kau ingin mati ?’, bentakku saat itu, khawatir.
“ Iya,
aku memang ingin mati. Kenapa ??”, jawab Yoon Ji saat itu smbil menangis.
Menangis. Pertama kali kami bertemu aku sudah melihat airmatanya.
“ Benarkah kau begitu tidak bahagia ??
Apa yang harus kulakukan agar kau bisa bahagia ?? Aku tidak bisa membawakan
bulan dan bintang untukmu, yang bisa kulakukan adalah menemanimu seumur
hidupku, menjagamu, mencintaimu.. Tidak cukupkah semua itu ??”, ujarku dalam
hati sambil menatap istriku dari jauh yang duduk sendirian di bawah pohon,
termenung.
Kurasa sekarang dia masih sangat
bingung. Mungkin dia masih belum percaya bahwa kami sudah menikah. Atau mungkin
dia menyesal menikah denganku karena bukan aku pria yang selama ini di
harapkannya.
“ Yoon Ji Hoo.. benarkah dia yang
sekarang kau pikirkan, Yoon Ji ?? Benarkah tidak ada kesempatan untukku sekali
saja ??”, tanyaku dalam hati. Mendadak hatiku menjadi sakit. Selama beberapa minggu
ini aku selalu menjaganya siang dan malam. Tanpa sadar aku sudah tergerak
olehnya. Awalnya karena bayi itu, tapi entah kenapa semakin lama aku semakin
merasa takut kehilangan dia. Aku takut jika setiap saat dia akan meninggalkan
aku. Aku peduli padanya, aku menyadari itu. Aku menyayanginya, aku ingin
melindunginya. Tapi aku masih belum mengerti perasaan apa ini. Perasaan ingin
melindungi, perasaan ingin selalu bersamanya setiap hari, perasaan ingin selalu
melihatnya tersenyum setiap hari, hatiku berdebar setiap kali aku melihat
senyumannya. Getar yang ada di jiwa.. Apakah ini cinta ??
3 kali.. 3 kali dia mencoba bunuh diri
karena Ji Hoo. Benarkah Ji Hoo begitu penting untuknya ??
“ Yoon Ji-ah, kenapa kau tidak pernah
bisa menghargai hidupmu sendiri ?? Taukah kau bahwa kehidupan itu sangat
berharga ??? Yoon Ji Hoo bukan satu-satunya pria di dunia. Tidakkah kau
melihatku ?? Aku selalu ada untukmu. Aku yang selalu menghapus airmatamu. Aku
yang selalu ada disisimu saat kau menangis. AKu suamimu sekarang.. Tidak
bisakah kau lupakan dia yang ada di hatimu ??”, batinku sedih saat mengingat
bagaimana dia mencoba bunuh diri dengan melompat ke kolam renang.
“
Benarkah menikah dengan Yoon Ji Hoo adalah impian terbesarmu ?? MAaf jika
ternyata aku menghancurkan mimpimu itu. Kau pasti sangat membenciku kan ?? Tapi
aku rela.. Aku rela kau membenciku seumur hidup asalkan aku tidak kehilanganmu.
Yoon Ji-ah, MIANHE…”, mendadak hatiku sangat perih dan tanpa sadar airmataku
menetes pelan saat mengingat apa yang dia katakan malam itu, malam saat dia
mencoba bunuh diri untuk yang kedua kalinya.
“ Kalau kau jadi aku, apa kau akan
menyerah begitu saja ?? Belasan tahun aku menunggu, menikah dengan Yoon Ji Hoo
adalah keinginan terbesarku. Sekarang kesempatan ada didepan mata, jadi aku
tidak akan menyerah begitu saja. KENAPA SEMUA ORANG MENYURUHKU UNTUK MENYERAH
??? INI SANGAT TIDAK ADIL UNTUKKU !! YOON JI HOO TUNANGANKU DAN AKU
MENCINTAINYA.. KENAPA AKU HARUS MELEPASKANNYA UNTUK WANITA LAIN ?? KENAPA ???”,
mengingat apa yang dia katakan, membuat hatiku lebih terluka. Sekali lagi aku
melihat airmatanya. Entah kenapa aku tiba-tiba ingin dia menangis untukku juga.
Aku ingin sekali saja dia meneteskan airmatanya untukku, bukan untuk pria lain.
Aku menghapus airmataku dan perlahan
mendekatinya.
“ Kau milikku sekarang. Aku tidak akan
melepaskanmu sampai kapanpun juga, tidak peduli apapun yang terjadi. Aku pasti
akan menghapus Ji Hoo dari hatimu. Aku akan membuatmu mencintaiku. Aku sudah
membuat keputusan saat aku menikah denganmu dan aku tidak ingin pernikahanku
sia-sia. Aku ingin pernikahanku dipenuhi dengan cinta”, batinku sambil perlahan
mendekatinya.
“ Yoon Ji-ah… Berapa lama kau disini
?? Ayo masuk. Disini sangat dingin. Apa kau sudah makan ??’”, tanyaku lembut
sambil duduk disampingnya.
Dia terkejut melihat kedatanganku,
lalu tersenyum singkat sebelum kembali memandang kearah bunga-bunga yang ada
didepannya.
“ Aku sudah makan sedikit tadi”, dia
menjawab pelan lalu menoleh padaku dengan malu-malu, aku melihat wajahnya mendadak
bersemu merah, kupikir dia pasti sedang kedinginan.
“ Hyun Joong, boleh aku menanyakan 1
hal padamu ??”, tanyanya lirih.
“ YES !!!”, jawabku cepat. Aku sudah
menjelaskan semuanya padanya saat dia mulai sadar, aku sudah berusaha
membuatnya mengerti tentang keputusanku menikahinya, tapi kurasa masih banyak
pertanyaan dalam hatinya yang memang belum sempat aku jawab.
“ Are you… Eehmm,, Happy marrying me
??”, dia bertanya padaku dengan ragu-ragu.
“ Pertanyaan bodoh macam apa itu ??
Tentu saja aku bahagia. Kau adalah Ibu dari anakku. Tentu saja aku bahagia
menikah denganmu “, jawabku spontan.
“ Tapi aku tau kau menikahiku karena
bayi ini. Kau tidak mencintaiku, karena aku tau orang yang kau cintai adalah
Hong Mo Nae. Aku akan mengerti jika suatu hari nanti kau ingin menceraikan aku.
Aku akan mengizinkanmu melihat anakmu kapan pun kau mau “, jawabnya, entah
kenapa suaranya terdengar sedih.
“ Yoon Ji-ah..”, aku bingung harus
berkata apa. Aku tidak mungkin berkata aku mencintainya hanya dalam beberapa minggu
saja kan ?? Lagipula aku juga belum yakin dengan perasaanku sendiri saat ini.
“ Aku sangat takut saat mengetahui aku
sedang hamil. Aku takut kau akan menolak bertanggung jawab. Kupikir kau akan
meninggalkanku dan menyuruhku menggugurkannya. Kupikir kau tidak menginginkan
bayi ini. Aku berpikir ingin kembali pada Ji Hoo. Aku berharap dia mau
menerimaku lalu aku akan menjebaknya dan mengatakan bahwa ini adalah anaknya.
Dengan begitu aku bisa menutupi skandal dan membuat mimpiku jadi kenyataan pada
saat yang bersamaan. Tapi kurasa aku terlalu serakah, itu sebabnya Tuhan
menghukumku. Ji Hoo menolakku.. Aku takut kau juga akan menolakku. Aku terlalu
takut akan penolakan, itu sebabnya kupikir mati adalah satu-satunya jalan “,
ujarnya gemetar. Dia menangis. Lagi. Untuk yang kesekian kalinya aku melihatnya
menangis dan hatiku menjadi sakit.
Perlahan aku menghapus airmatanya dan
menarik wajahnya mendekat.
“ You know what ?? Justru akulah yang
takut kau akan menolakku. Begitu takutnya aku hingga aku memutuskan untuk
menikahimu saat kau tidak sadarkan diri, dengan begitu kau tidak bisa menolak
lagi.. Aku sangat egois kan ?? Kutebak kau pasti sangat membenciku sekarang “,
ujarku setengah bercanda, kulihat dia tersenyum sekilas.
“ Yoon Ji-ah.. Apa kau pikir pertemuan
kita hanya kebetulan ?? Kurasa tidak. Pertemuan pertama mungkin memang
kebetulan, tapi pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya kurasa itu adalah takdir
Tuhan. Dan aku terlalu bodoh karena tidak menyadari bahwa ada seorang gadis
cantik disisiku yang juga memiliki nasib yang sama denganku.. You know what ??
Daripada harus menangisi masa lalu yang tidak bisa kita raih lagi, bukankah
lebih baik kita melupakan masa lalu itu dan mulai dari awal lagi ?? kau, aku
dan anak kita.. Kita akan bersama membangun sebuah keluarga yang bahagia,
bukankah itu terdengar sangat indah ???”, jawabku lirih smbil tersenyum manis
padanya.
“ Kau, aku, anak kita ??”, ulangnya
lagi dan aku mengangguk mantap.
“ Tapi aku tidak ingin menjadi bebanmu
dan kurasa aku tidak pantas menjadi istrimu”, jawabnya malu-malu.
“ Kenapa seperti itu ?? Siapa bilang
kau tidak pantas untukku ?? Berikan daftar namanya padaku dan akan kuhajar
orang itu”, jawabku sambil bercanda dan dia tersenyum lagi.
Senyuman itu. Aku ingin dia selalu
tersenyum seperti itu.
“ Aku gadis yang egois dan manja, aku
tidak berpikir aku pantas untuk seorang Pewaris Kim Enterprise yang hebat dan
tampan sepertimu. Lagipula aku takut aku tidak bisa menjadi Ibu yang baik bagi
anak kita “, jawabnya lagi.
“ Justru itulah kau harus ada
disisiku, karena dengan begitu aku bisa mengajarimu menjadi istri yang baik
untukku dan Ibu yang baik bagi anak kita, bagaimana ??”, tawarku nakal.
“ Tapi aku tetap berpikir kau pantas
mendapatkan yang lebih baik dari aku “, protesnya sedih.
“ WHO
NEEDS THE WORLD WHEN I’VE GOT YOU ???”, jawabku tegas.
“ Kim Yoon Ji, I THINK I LOVE YOU !!! kau mungkin bukan tipe gadis idealku juga
bukan tipe istri idamanku, tapi aku sudah memilihmu dan aku harus menerima
kenyataan bahwa kau sudah menawan hatiku.. Kurasa aku harus mengakui, bahwa
aku.. Kim Hyun Joong yang hebat, telah jatuh cinta padamu. Hong Mo Nae sudah
menghancurkan hatiku, jadi kuharap kau tidak akan melakukan hal yang sama
padaku. Aku bisa mati jika kau juga menolakku “, ujarku, mendadak serius.
“ BENAR.. entah sejak kapan, gadis
manja ini perlahan mencuri hatiku, hanya saja aku tidak menyadarinya. Tak tau
dimanakah awalnya, rasa ini tumbuh ini dengan tulus, dan aku takut
kehilangannya.. I, The Great Kim Hyun Joong, has fallen in love with her”,
batinku sambil menatap matanya yang terlihat bingung.
Perlahan aku menundukkan wajahku dan
mencium bibirnya lembut. Melihatnya tidak merespon karena bingung, aku kembali
mencium ujung hidungnya.
“ I
SAID I LOVE YOU, BABO…”, ujarku menggodanya lalu menciumnya lagi dikening.
“ Aku bahagia bisa menikah denganmu
dan aku bersedia menikahimu kapan saja dan dimana saja.. Tidak peduli walo kau
sedang koma, sakit ataupun sehat..dan sekali kau ada dalam pelukanku, aku tidak
akan melepaskanmu”, lanjutku lagi lalu berpindah mencium lehernya.
“ Tapi…”, kubungkam perkataannya
dengan ciuman panas di bibirnya. Bibir yang mulai sekarang hanya menjadi
milikku, bibir yang terakhir kali ku cium 3 bulan yang lalu. Oh God, betapa aku
sangat merindukan bibir ini, ciuman ini, pelukan ini.. perlahan dia membalas
ciumanku, bahkan tanpa sadar aku sudah membaringkan tubuhnya dirumput dengan
aku ada di atas tubuhnya. Aku terus menciumi bibir, wajah dan seluruh tubuhnya
dan mendengarnya mendesah, membuatku semakin panas.
“ Ahhh… Hyun Joong.. Ini di RS..
Aaahhh… Mereka.. akan.. melihat… kita..”, ujarnya tersengal-sengal
ditengah-tengah ciumanku.
“ I DON’T CARE !!! I MISS YOU BABY..
AND I LOVE YOU RIGHT NOW !!!”, jawabku dengan suara berat karena nafsu.
“ Kau ingin membuatku hamil lagi ??’,
tanyanya nakal.
“ Aku ingin punya 4 anak.. Kim
Enterprise butuh banyak pewaris “, jawabku tak kalah nakal.
“ Tapi yang 1 ini saja belum lahir…”,
protesnya sambil cemberut dan aku pun tertawa geli.
“ But I want you right now, babe !!!”,
jawabku lagi.
“ You know what ??”, tanyanya
malu-malu.
“ WHAT ???”, ujarku penasaran.
“ I THINK I LOVE YOU TOO !!!! AND
SINCE RIGHT NOW, NO MORE YOON JI HOO !!!”, jawabnya sambil tersenyum lalu ku
rengkuh dia dalam pelukanku dan kembali menghujaninya dengan ciuman.
“ YOU ARE MINE, KIM YOON JI !!!”,
ujarku lagi.
“ I’M YOURS, KIM HYUN JOONG !!”,
jawabnya mantap, jawaban yang membuatku bahagia.
Dan inilah awal kisah cinta kami.
Pernikahan yang awalnya tidak didasari cinta, tapi perlahan benih-benih cinta
itu mulai tumbuh di hati kami masing-masing. Terima kasih Tuhan, Terima kasih
Takdir yang membuat kami bersama.. Mulai sekarang kami akan menghapus masa lalu
kami dan memulai semuanya dari awal. NO MORE TEARS, NO MORE PAIN.. ONLY
HAPPINESS !!!
1
Bulan Kemudian, YOON JI HOO POV :
Aku berguling-guling di atas ranjang,
entah kenapa aku sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Ini buruk sekali.
Besok hari pernikahanku dengan Mo Nae, tapi justru aku tidak bisa tidur sama
sekali. Aku begitu gugup. Lucu kan ?? Ini bukan pernikahan kami yang pertama
kali tapi entah kenapa aku merasa sangat gugup, seolah-olah ini adalah
pernikahan pertamaku.
Well, mungkin ini karena Pernikahan
pertama kami dulu tidak ada yang merestui dan hanya disaksikan oleh seorang
saksi. Tapi kali ini berbeda, pernikahan ulang kami kali ini sudah mendapatkan
restu semua orang dan bahkan kedua keluarga sudah mempersiapkan sebuah pesta
pernikahan yang besar dan mewah dengan mengundang banyak orang. Aku tidak tau
pastinya, kuserahkan masalah undangan ini kepada kakekku dan juga pada keluarga
Mo Nae, aku dan Mo Nae hanya berkonsentrasi pada Gaun Pengantin Mo Nae
mengingat Mo Nae juga tidak boleh terlalu lelah dan stress.
Pernikahanku.. Hahaha,, akhirnya aku,
Yoon Ji Hoo yang sebelumnya telah patah hati 2 kali bisa menikah dengan wanita
yang ku cintai dan juga mencintaiku. Kali ini, aku tidak ingin kehilangan
mereka apapun yang terjadi, Mo Nae dan bayi kami adalah hal yang paling penting
bagiku saat ini.
GOODBYE MIN SEO HYUN !!! GOODBYE GEUM
JAN DI !!! SELAMAT TINGGAL MASA LALU, AKU KAN MELANGKAH !!! MELANGKAH MENUJU
HIDUPKU YANG BARU !!! MELANGKAH MENUJU KEBAHAGIAANKU !!!
Ku tatap jam dinding di samping meja
kerjaku. Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari. GREAT YOON JI HOO !!! Acara
pernikahan akan dimulai pukul 10 siang nanti, tapi aku tidak bisa tertidur
sedikitpun. Akhirnya aku menyerah dan bangkit berdiri dari ranjangku. Dengan
ragu-ragu kuraih ponselku, bila aku ingin begadang, setidaknya aku butuh orang
untuk menemaniku kan ??
“ Yoboseyo..”, sahut seseorang ditelp
dengan mengantuk.
“ Can you go out now ??”, tanyaku
ragu-ragu.
“ WHAT ?? NOW ?? YOON JI HOO, ARE YOU
CRAZY ?? Besok hari pernikahanmu dan kau malah mengajakku keluar ??”, teriaknya
di telp, aku tertawa geli mendengar reaksinya.
“ Woo Bin-ah, come on !!! Aku tidak
bisa tidur dan aku butuh seseorang menemaniku “, pintaku memelas.
“ Yeah, right !! But why me ??”,
protesnya.
“ Because you are my BEST BUDDY.. Woo
Bin-ah, please !!”, ujarku lagi, memohon.
“ Aaarrgghhhh… Kau memang
menyebalkan.. Baiklah !! Akan kupanggil yang lain juga “, Woo Bin akhirnya
menyetujui walaupun dengan mengomel.
“ Gomawo Woo Bin-ah.. Aku tau aku bisa
mengandalkanmu “, rayuku padanya.
“ Baik !!! kita bertemu ditempat biasa
setengah jam lagi “, ujarnya sebelum telp ditutup.
F4
BASECAMP…
“ So, whats up with the sudden meeting ??”,
Jun Pyo bertanya sambil menguap.
Mereka semua memandangku heran dan aku
berbalik memandang mereka 1per1. Mendadak kusadari, aku merindukan
teman-temanku. Beberapa bulan saat aku kehilangan ingatan, aku terpisah dari
mereka. Walau kuakui bahwa SS501’s boys sangat baik padaku, tapi tidak bisa ku
pungkiri bahwa aku adalah TETAP YOON JI HOO DARI F4, dan selamanya tetap
seperti itu. Tidak peduli seburuk apapun kelakuan mereka di masa lalu, mereka
tetap teman-temanku.
“ Aku tau waktunya sangat tidak
tepat.. Tapi aku sangat merindukan kalian “, ujarku yang langsung disambut
tatapan heran dari mereka.
“ Oh
Please.. Kau membuatku ingin tertawa “, jawab Woo Bin menggodaku.
“
Wow !! HONG MO NAE IS REALLY SOMETHING !!!”, Jun Pyo juga ikut menggodaku, aku
tidak tau kenapa nama Mo Nae tiba-tiba disebut.
“ Aku setuju !! Hong Mo Nae memang
hebat. Dia sanggup meruntuhkan tembok pertahanan Yoon Ji Hoo yang dingin dan
pendiam dan mengubahnya menjadi pria yang manis seperti ini. So Sweet..”, Yi
Jung pun ikut menggodaku.
Aku hanya tertawa gugup mendengar
godaan mereka.
“ tapi aku serius.. Aku akan segera
menjadi seorang Ayah, tidak baik mengajari anakku berbohong kan ??”, protesku.
“ He is right, man !!! okay, We miss
you too, Ji Hoo-ah..”, jawab Woo Bin sambil memelukku hangat.
“ So, apa kau menikmatinya ??”, Tanya
Yi Jung penasaran.
“ Tentu saja dia menikmatinya.. Jika
tidak, mereka tidak mungkin punya anak kan ??”, jawab Jun Pyo.
“ yang jadi pertanyaanku adalah
bagaimana kalian melakukannya ?? Ku pikir Yoon Ji Hoo yang dingin dan misterius
tidak tertarik pada wanita ??”, lanjut Woo Bin. Oh God, seriously.. Mereka
tidak ada habisnya menggodaku.
“ Sebelum aku menjawab pertanyaan
kalian, aku ingin bertanya lebih dulu.. Yi Jung-ah.. Kau tidak membenci Mo Nae
kan ??”, tanyaku pada Yi Jung.
Terdiam sesaat kemudian menjawab.
“ Mana mungkin aku membenci Istri
sahabatku ?? Dulu aku tidak menyukainya karena dia dekat dengan SS501’s boys
dan Jung Min adalah musuhku, tapi itu masa lalu. Belakangan ini aku menyadari
bahwa semua ini memang salahku dan aku tidak mau orang lain ikut menanggung
kesalahanku. Jika Hong Mo Nae bisa membuatmu bahagia, maka aku juga bahagia.
Aku tau kau sangat kesepian dan menderita sejak orang tuamu meninggal, jadi ku
harap Mo Nae bisa menghapus kesepian di hatimu dan menggantinya dengan
kebahagiaan. YOON JI HOO BERHAK BAHAGIA, kan ?? Kau sudah berkali-kali
ditinggalkan, jadi sekarang giliranmu untuk merasakan kebahagiaan. NO MORE TEARS !! NO MORE PAIN !! ONLY
HAPPINESS !!”, jawab Yi Jung, jawaban yang membuatku lega.
“ Gomawo Yi Jung-ah..”, jawabku lega.
“ Gomawo for Mo Nae karena dia bisa
membuatmu bahagia “, jawabnya lagi.
“ Yoon Ji Hoo berhak bahagia !! Dan
aku ingin melihat temanku bahagia. Congrat Yoon Ji Hoo !!”, ujar Woo Bin sambil
melingkarkan lengannya di pundakku dan ku balas dengan senyuman.
“ Bersulang untuk F4 !! Bersulang
untuk Pangeran Berkuda Putih kita, Yoon Ji Hoo yang akan segera melepas masa
lajangnya dan menjadi seorang Ayah. Aku berharap kau dan keluargamu hidup
bahagia “, ujar Jun Pyo sambil mengangkat gelas sampagne-nya.
“ CHEERS !!!”, ujar kami berempat.
Tanpa sadar waktu berlalu dengan
cepat. Pukul 5 dini hari aku baru kembali ke kediamanku dan langsung merebahkan
tubuhku ke ranjang. Pernikahanku akan dimulai pukul 10 siang nanti dan aku
harus siap sebelum ini. Hanya 3 jam kurasa sudah cukup. Sebelum memejamkan
mataku aku melirik sisi kosong di samping kiriku.. Beberapa jam lagi, tempat
itu akan di isi oleh 2 orang yang sangat berarti dalam hidupku, yaitu Istri dan
anakku. Aku tersenyum bahagia membayangkan semua itu.
“ GOODBYE
YESTERDAY !!! Today is the day..
Today my life begin. Sekarang aku percaya, TUHAN
PASTI AKAN MENJADIKAN SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA !!! After the wind and rain, there will be a
brand new day. Its gonna another day with the sunshine “, ujarku sambil
tersenyum dan mulai memejamkan mataku.
To
Be Continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar