Author
: LIANA HUI
Starring
:
Kim Hyun Joong as Yoon Ji Hoo
Kim Hyun Joong as Yoon Ji Hoo
Han Chae Young
as Min Seo
Hyun
Kim
Hyun Joong As Himself ( HJL Played Double Casting )
Uee’s After School as Kim Yoo Jin ( Kim Hyun Joong’s new
wife)
Heo
Young Saeng as Himself
Kim
Kyu Jong as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Park
Jung Min as Himself
Kim
Hyung Jun as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Kim
Joon as Song Woo Bin
Lee
Min Ho as Gu Jun Pyo
Kim
Bum as So Yi Jung
“ CHAPTER 18 : MY FIRST LOVE !!! “
5 tahun kemudian, YOON JI HOO
POV :
Akhirnya hari ini tiba juga, hari dimana aku harus rela melepaskan wanita
yang ku cintai untuk pergi dari sisiku selamanya. Aku ingat hari itu salju
turun dengan lebat saat seorang perawat menyerahkan padaku seorang bayi mungil
yang lucu, Malaikat Kecilku, Yoon Seung Jo, putraku satu-satunya, tapi untuk
itu aku harus merelakan istriku pergi selamanya. Ya, Hong Mo Nae meninggal saat
berusaha melahirkan Seung Jo, putra kami. Sejak awal aku sudah bisa menduga hal
ini akan terjadi.
Kehamilan Ektopik yang dialami Mo Nae mengharuskan kami harus memilih satu antara Ibu atau bayinya. Mo Nae yang keras kepala memutuskan untuk mempertahankan bayi ini apapun resikonya. Dan inilah resiko dari kehamilan ektopik yang dialaminya, Bayi kami berhasil lahir dengan selamat tapi nyawa Mo Nae yang harus menjadi taruhannya.
Kehamilan Ektopik yang dialami Mo Nae mengharuskan kami harus memilih satu antara Ibu atau bayinya. Mo Nae yang keras kepala memutuskan untuk mempertahankan bayi ini apapun resikonya. Dan inilah resiko dari kehamilan ektopik yang dialaminya, Bayi kami berhasil lahir dengan selamat tapi nyawa Mo Nae yang harus menjadi taruhannya.
“Terima kasih, Sayang..Setidaknya sebelum kau pergi, kau telah memberikan
padaku hadiah yang sangat indah”, ujarku saat itu, saat aku melihat orang-orang
itu mulai menurunkan petinya dalam tanah.
Aku ingat saat itu, putraku menggeliat dalam pelukanku dan menangis keras, mungkin
alam bawah sadarnya sudah bisa merasakan bahwa Ibunya sudah tidak ada lagi
disisinya.
“Tenanglah sayang.. Ibumu akan menjagamu dari Surga”, bisikku pada bayiku
sambil menimang-nimangnya agar dia berhenti menangis. Tapi semua sia-sia, Seung
Jo menangis semakin keras. Aku terpaksa meninggalkan acara pemakaman untuk
menenangkannya.
“Ji Hoo Sunbae, berikan padaku. Akan ku coba menenangkannya”, seru seorang
gadis padaku. Aku menoleh dan kulihat Geum Jan DI berdiri disampingku sambil
tersenyum.
“Biar ku coba menenangkannya. Aku juga seorang Ibu dan aku juga memiliki
seorang bayi laki-laki”, tawarnya ramah. Aku terdiam dan ku alihkan pandanganku
pada Jun Pyo, seolah meminta persetujuan. Kulihat dia mengangguk pelan, lalu ku
serahkan Seung Jo kecil padanya.
Jan Di meraih buntalan mungil berisi bayi itu dengan lembut dan mulai
menimang-nimangnya dengan sayang, berharap Seung Jo akan menghentikan
tangisannya. Tapi semua sia-sia, setelah sekitar 30 menit berada dalam pelukan
Jan Di dan Seung Jo tetap menangis keras, akhirnya Jan Di menyerah.
“Ji Hoo Sunbae, Mianhe.. Kurasa dia merindukan Ibunya”, ujar Jan Di dengan
ekspresi menyesal. Aku meraih kembali Putraku yang sedang menangis keras dan
tersenyum pada Jan Di “Kwenchana.. Gomawo Jan Di-ah”, jawabku tulus.
Selain Jan Di, Ga Eul dan Jae Kyung
juga mencoba menggendong dan menenangkannya, tapi hasilnya tetap sama saja,
Seung Jo tetap menangis keras.
“Mo Nae-ah, apa kau masih belum bisa
merelakan Putramu ?? Lihatlah !! Dia begitu menderita karena kepergianmu !! Apa
kau ingin membawanya pergi juga bersamamu ??”, batinku sambil kupandangi
makamnya yang masih basah.
Tapi tiba-tiba seseorang muncul di hadapanku dan mengulurkan tangannya
dengan ramah, dialah yang nantinya akan kembali membawakan seberkas cahaya
terang bagi hidupku dan Seung Jo. Dia, Malaikat yang dikirimkan Tuhan padaku
sebagai pengganti Mo Nae dalam hidupku.
“Sini berikan padaku. Seung Jo kecil sepertinya lapar”, ujarnya ramah. Aku
hanya bisa terkejut memandangnya. Aku bahkan tidak sadar saat dia sudah meraih
bayiku dan menggendongnya. Seung Jo menggeliat sejenak lalu perlahan
tangisannya mulai reda. Ajaib sekali. Seung Jo mengulurkan tangan mungilnya
meraih pipi wanita itu dan sebuah senyum bahagia terlihat di bibir putraku yang
masih bayi.
Dia tersenyum, Seung Jo tersenyum memandangnya. “Anak pintar. Kau lapar ya
??”,tanya wanita itu dengan sayang, dan Seung Jo pun tertawa seraya membuka
matanya yang bulat lucu perlahan.
“Dimana botol susunya ??”, tanyanya padaku yang masih terdiam karena
terkejut.
“Disana..”, jawabku singkat seraya menuding sebuah kursi yang diatasnya
terdapat tas berisi perlengkapan bayi. Dia menoleh dan mengerti lalu berjalan
menuju arah yang ku tunjuk.
Dia duduk disana seraya menggendong Seung Jo dalam pelukannya dan
memberinya susu. Kudengar dia menyanyikan lagu nina bobok untuk putraku dan
beberapa saat kemudian Seung Jo tertidur. Setelah meyakinkan Seung Jo
benar-benar tertidur, dia meletakkan putraku dalam box bayinya dan mendorongnya
kembali padaku.
“Dia sudah tidur, Ji Hoo !!! Putramu sungguh manis.Kau pasti bangga padanya
kan ??”,ujarnya seraya merapikan selimut Seung Jo agar tidak kedinginan.
“Kau kembali ?? Kapan kau kembali ??”, tanyaku datar, tidak tau harus
bagaimana. Hawa dingin musim salju mendadak menjadi hangat dengan kehadirannya.
Hatiku yang dingin pun rasanya mulai merasakan seberkas kehangatan.
Dia tersenyum dan menjawab pelan “Firasatku mengatakan kau sedang
membutuhkan aku. Jadi disinilah aku sekarang, anggap saja aku seperti Ibu Peri
Cinderella yang selalu muncul disaat kau butuh bantuan. Aku turut berduka atas
kematian istrimu, aku tau membesarkan seorang anak sendirian bukanlah hal yang
mudah. Tapi aku ada disini untuk membantumu”, jawabnya lembut.
Dan itulah awal dari semuanya. Kupikir aku tak pernah pantas untuk bahagia.
Sejak kau pergi meninggalkan aku malam itu. Aku merasa terjatuh dalam jurang
yang sangat dalam. Tapi kini dia kembali membawa bingkisan kebahagiaan, yang
aku ingat pernah dia curi dariku dulu. Dia tawarkan lagi untukku.
Dia dengan kelembutan dan kasih sayangnya, berhasil menjadi sosok Ibu pengganti
bagi Seung Jo. Dialah yang merawat Seung Jo sejak Seung Jo masih bayi. Dia yang
mengajari Seung Jo bicara, berjalan,
membaca, menulis juga bernyanyi. Dia yang mengantar Seung Jo masuk TK, dia yang
merawatnya saat Seung Jo sakit, dia yang menghiburnya saat Seung Jo sedang
sedih. Aku melihat bagaimana dia menyayangi Seung Jo dengan tulus. Bagi Seung
Jo, dialah Ibunya. Ibu yang selalu ada saat Seung Jo membutuhkannya.
“Eomma..Begitulah Seung Jo
memanggilnya. Mo Nae-ah, anak kita sangat sayang padanya. Mereka berdua tidak
terpisahkan. Setiap kali Seung Jo berbuat nakal dan aku memarahinya, Seung Jo
selalu datang padanya meminta perlindungan. “Eomma, appa ingin memukulku”, aku
ingat Seung Jo yang ketakutan berlindung dibelakangnya sambil menangis. Dengan
tenang dia menggendongnya dan menenangkannya, mengatakan bahwa aku tidak akan
memukulnya jika Seung Jo berbuat baik. Dan akhirnya Seung Jo meminta maaf
padaku sambil berjanji tidak akan nakal lagi”, ujarku seraya menatap makam
istriku sambil menangis.
“Mo Nae-ah, Seung Jo selalu bertanya padaku kenapa Ayah dan Ibunya tidak
tinggal bersama. Seung Jo selalu menganggap bahwa dia adalah Ibunya, dan dia
tidak suka dengan kenyataan bahwa Ibunya selalu datang pagi dan pulang malam.
Apa yang harus kukatakan padanya ?? Haruskah kukatakan padanya bahwa Ibu
kandungnya sudah meninggal dan wanita itu bukan ibunya ?? Seung Jo masih
terlalu kecil untuk mengerti hal itu dan aku yakin hatinya pasti hancur”,
lanjutku bingung.
“Mo Nae-ah, aku sudah lama ingin menanyakan ini padamu. Bolehkah jika aku
menikah lagi ?? Seung Jo membutuhkan seorang Ibu. Dan aku juga membutuhkan
pendamping disisiku. 5 tahun aku hidup dalam kesendirian. 5 tahun dia dengan
setia menemaniku, menyayangi putraku tanpa pamrih. 5 tahun dia menunggu agar
aku bisa memberinya kesempatan kedua. Kurasa kau pasti juga tidak ingin aku
terus seperti ini kan ?? Aku tau kau pasti sudah bahagia di Surga sana dan aku
yakin kau pasti juga ingin kami bahagia. Benarkan ?? Aku mencintaimu Mo Nae,
tapi aku juga mencintainya. Saat dia ada disisiku, aku merasa hatiku sangat
hangat. Dia selalu membuat kami bahagia. 5 tahun kami bersama membuatku sadar
bahwa aku tidak pernah benar-benar melupakannya. Dia cinta pertamaku. Dia yang
selalu bisa membuatku bangkit saat aku terjatuh. Sama seperti saat orang tuaku
meninggal waktu itu, saat ini pun dia kembali mengulurkan tangannya padaku,
membuatku bangkit kembali. Dan kali ini dia berjanji, kali ini dia tidak akan
pernah meninggalkan aku lagi. Dia, MIN SEO HYUN !!! CINTA PERTAMAKU !! SATU-SATUNYA
ORANG YANG SANGAT MENGERTI AKU !!!”, tambahku lagi seraya tersenyum
tipis saat aku mengingatnya.
Min Seo Hyun juga tidak bahagia dengan pernikahannya. Hari itu dia
bercerita bahwa pernikahannya dengan Pengusaha Berlian itu hanyalah pernikahan
bisnis demi menyelamatkan perusahaan ayahnya. Mereka berdua tidak saling
mencintai. Suaminya juga memiliki kekasih yang dicintainya dan pernikahan
mereka hanyalah sandiwara. Suaminya bahkan tidak pernah sekalipun menyentuhnya.
Setelah perjanjian pernikahan mereka selesai, Seo Hyun kembali mencariku, tapi
saat itu aku sudah menikah dan memulai hidup baru.
“Saat aku menjalani kehidupan pernikahanku yang tanpa cinta, kau lah yang
setiap hari kupikirkan Ji Hoo.. Aku akhirnya menyadari bahwa aku juga mencintaimu
dan aku sangat menyesal telah menyia-nyiakan cintamu saat itu. Aku sangat ingin
kembali ke Korea, kembali padamu, tapi ternyata kau sudah melupakan aku dan
menikahi wanita lain. Aku hanya bisa melihatmu dari jauh dan mendoakan yang
terbaik untukmu, untuk kebahagiaanmu. Kupikir ini adalah akhir untukku, tapi
kemudian aku mendengar bahwa istrimu meninggal saat melahirkan putra kalian,
aku tau sulitnya membesarkan seorang anak sendirian. Itu sebabnya aku kembali.
Aku tidak berharap kau bisa mencintaiku seperti dulu lagi, tapi setidaknya beri
aku alasan untuk menebus kesalahanku. Ijinkan aku menjadi Ibu bagi anakmu ?”,
aku ingat apa yang dia katakan padaku waktu itu. Sebuah permintaan yang tulus
dan aku tau Seo Hyun adalah wanita yang baik.
Perlahan tapi pasti, cintaku padanya mulai kembali dan aku pun menyadari
bahwa aku tidak benar-benar melupakannya. Min Seo Hyun tetap ada dalam hatiku
selama ini, walaupun aku berusaha menyangkalnya.
Aku membutuhkan Seo Hyun, Bukan hanya aku tapi juga Seung Jo.
“Mo Nae-ah, aku berencana akan melamarnya malam ini. Apa kau akan memberiku
ijin dan merestui kami ?? Aku datang kemari ingin meminta restumu. Beri aku
sebuah tanda bila kau mengizinkan aku”, pintaku pada Mo Nae.
Lalu kemudian langit menjadi gelap dan hujan pun mulai turun dengan deras.
Secepat kilat aku berlari mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah 15 menit
berlalu, hujan pun mulai reda dan kulihat pelangi dilangit yang mendadak
menjadi cerah.
“PELANGI
??? Apa itu tandanya kau memberiku ijin, Mo Nae ??”, batinku saat
memandang pelangi itu dan sekejap aku melihat bayangan Mo Nae muncul di langit
bersama pelangi itu, Mo Nae yang tersenyum bersama pelangi, memberiku tanda
bahwa dia memberiku ijin untuk memulai hidup baru yang bahagia. Bersama dia, CINTA PERTAMAKU,
MIN SEO HYUN !!!
KIM MANSION, KIM HYUN JOONG
POV :
Bruukkk... Sebuah bola terjatuh tepat di bawah kakiku dan seorang gadis
kecil berteriak padaku. “Appa, berikan bolanya padaku “, seru si kecil, Kim Ji
Hyun. Yup, benar. Gadis kecil itu adalah Putriku dari Almarhumah Istriku, KIM
YOON JI yang meninggal dalam kecelakaan saat usia Ji Hyun masih 1 tahun. Setiap
kali aku memandang wajah Putri semata wayangku, aku teringat pada Yoon Ji. Hari
itu tidak terlintas sedikitpun dalam benakku, kami akan kehilangan dia dalam
kecelakaan mobil yang mengerikan. Aku ingat Yoon Ji berkata dengan riang dia
akan menyiapkan makan malam yang special tepat di hari Natal. Tapi siapa yang
menyangka jika dalam perjalanan pulang dari Supermarket, sebuah truk yang
melaju kencang tidak sengaja menabraknya dan Yoon Ji pun tewas seketika. Malam
Natal berubah menjadi tragedi yang mengerikan. Aku begitu shock saat mendengar
berita kematiannya. Baru setahun yang lalu, Mo Nae meninggal saat melahirkan
putra pertamanya. Masih segar dalam ingatanku bagaimana sedihnya Ji Hoo dan
sekarang aku juga mengalami hal yang sama. Istriku, KIM YOON JI meninggal tepat setahun
setelah Mo Nae meninggal.. Ada apa dengan Hari Natal ??
Dan di tahun berikutnya, tragedi lain juga hampir terjadi di hari Natal.
Aku ingat hari itu, aku mengajak Putriku bermain di taman bersama Kyu Jong dan
Hyung Jun. Awalnya kami sangat bahagia. Tapi aku tidak tau bagaimana, Putriku
yang baru berumur 2 tahun lepas dari pengawasanku dan dia berlari ke tengah
jalan.
“TIDAKKK !!! JI HYUN-ah !!!”, teriakku pada Putriku sambil berlari
mengejarnya, Kyu Jong dan Hyung Jun berlari mengikutiku dari belakang.
“AWASSSS !!!”, seorang gadis mendadak muncul dari tengah keramaian orang
dan mendorong putriku ke pinggir jalan dan diapun terkapar di tengah jalan
dengan berlumuran darah. Aku berlari memeluk putriku yang menangis ketakutan,
sementara Kyu Jong dan Hyung Jun berlari menghampiri gadis itu.
“Hyung, dia terluka parah”, seru Hyung Jun dari kejauhan.
“Kyu-ah, telepon ambulance !!!”, perintahku panik seraya menggendong
Putriku dan melihat keadaan wanita itu. Dia terkapar ditengah kubangan darahnya
sendiri, wajahnya perlahan mulai pucat.
“TIDAK !!! DIA TIDAK BOLEH MATI !! Dia sudah menyelamatkan nyawa putriku.
Aku berhutang nyawa padanya. Dia tidak boleh mati !! TIDAK !!!”, batinku panik,
diliputi rasa bersalah.
“Kyu !!!”, teriakku pada adikku. “Ambulance sudah ku telepon. Tunggulah
sebentar lagi, Hyung !!!”,jawab Kyu mengerti. Kuserahkan Ji Hyun yang masih
menangis padanya lalu kuraih tubuh wanita penyelamat itu sambil menahan
kepalanya di pangkuanku.
“Tolong jangan mati, Nona !! Jangan buat aku merasa bersalah !! Bertahanlah
!! Kumohon !!!”, pintaku berbisik. Aku terus berdoa dalam hati.
“SNOW ANGEL !!!”,dia bergumam pelan. Jantungku seketika berhenti berdetak
sesaat.
“SNOW ANGEL ??”, aku merasa pernah mendengar kalimat itu sebelumnya, tapi
entah dimana. Snow Angel terdengar tidak asing ditelingaku. Saat aku mencoba
mengingat, mobil ambulance telah datang dan dengan segera memindahkannya. Aku
ikut dalam mobil ambulance itu dan putriku bersama Kyu Jong dan Hyung Jun
mengikuti dari belakang.
“Bagaimana dengan cucuku ?? apa dia baik-baik saja ??”, tanya Pak Presiden
padaku.
“Ji Hyun tidak apa-apa, Ayah. Ayah dan Ibuku sedang menjaganya. Dokter
bilang dia hanya lecet sedikit saja. Tapi wanita yang menyelamatkannya terluka
parah”, jawabku panik.
“Benarkah, Hyun Joong-ah ?? Dia tidak boleh mati. Dia sudah menyelamatkan
nyawa Ji Hyun, kita berhutang nyawa padanya. Dia tidak boleh mati sebelum kita
membalas semua kebaikannya”, ujar Pak Presiden, ikut panik.
“Dia disana. Mereka sedang berusaha menyelamatkannya”, jawabku seraya
menuding ruang operasi.
“Dia gadis yang baik. Tolong jangan biarkan sesuatu yang buruk terjadi
padanya, Tuhan “, ujar Pak Presiden cemas.
“Kalau tidak ada dia, kita akan kehilangan Ji Hyun juga. Aku tidak tau
bagaimana jadinya jika cucuku juga meninggalkan aku sama seperti Yoon
Ji”,lanjutnya sedih.
“Maafkan aku, Ayah !! Aku yang ceroboh telah membiarkannya lolos dari
pengawasanku”, jawabku menyesal.
“Apa kau sudah hubungi keluarga gadis itu ??”, tanya Pak Presiden padaku.
“Kyu Jong dan Hyung Jun sedang mencoba mencari tau”, jawabku singkat.
Jantungku berdebar kencang, aku benar-benar takur sesuatu yang buruk akan
menimpanya.
“HYUNG !!!”, panggil Hyung Jun tak lama kemudian.
“Kami menemukan ini di dekat tubuhnya terbaring tadi”, ujar Junnie seraya
menyerahkan sebuah kalung berliontin bintang berinisial “KYJ” di belakangnya.
“KYJ. Apa kau yakin ini miliknya ??”, tanyaku dan Hyung Jun mengangguk
mantap.
“Kalung itu berlumuran darah dan ditemukan ditempat kejadian, jadi sudah
pasti itu miliknya”, jawab Jun dengan yakin.
“Bagaimana dengan keluarganya ??”,
desakku lagi.
“Kyu Jong Hyung dan Jung Min sedang berusaha menyelidikinya.Tunggu sebentar
lagi. Bagaimana keadaannya ??”, Jun balik bertanya.
Aku menggeleng pelan. “Mereka masih berusaha”, jawabku lemah.
Perlahan aku
mengamati kalung dalam genggamanku itu dan sebuah kenangan melintas.
FLASHBACK.....
“ Apa yang kau lakukan disini ?? Apa Suster Kepala yang menyuruhmu
mencariku ??”, kenangan tentang seorang
gadis kecil didalam hutan yang tertutup salju perlahan mulai muncul.
“Aku tersesat. Tempat apa ini ?? Aku mau keluar. Apa yang kau lakukan
ditempat sedingin ini ??”, seorang anak laki-laki – aku, balik bertanya
padanya. Dia gadis kecil yang aneh, disaat anak-anak lainnya sedang merayakan
Natal bersama di dalam rumah dan makan makanan yang enak, dia justru berada
didalam hutan yang dingin dan gelap.
“Aku sedang mencari Peri Salju. Peri Salju hanya muncul saat malam Natal
dan akan mengabulkan permintaan anak yang selalu bersikap baik”, jawabnya
sambil tersenyum.
“PERI SALJU ??”, ulangku bingung. “Thats Right !!! SNOW ANGEL !!!”, jawabnya lagi.
“Kau dengar omong kosong itu darimana ?? Lucu sekali ??”, cibirku,
menertawakannya.
“Anak orang kaya sepertimu, yang selalu mendapatkan apa yang mereka
inginkan, memang tidak butuh Peri Salju untuk mengabulkan keinginanmu, benarkan
?? Tapi tidak begitu denganku. Aku bahkan tidak tau dimana orang tuaku dan
siapa mereka. Kenapa mereka membuangku dan tidak menginginkanku. Kau tau kenapa
aku ingin menemukan si Peri Salju ?? Karena aku ingin dia membantuku menemukan
orang tuaku “. jawab gadis kecil itu sambil menangis pelan.
Melihat airmatanya, perasaan bersalah mencengkeramku. “Mianhe.. Jeongmal Mianhe”, aku ingat aku
meminta maaf padanya.
“Kau ingin keluar dari hutan ini kan ??”, tanyanya tiba-tiba.
“Ikutilah jalan setapak itu dan berjalanlah lurus tanpa berhenti sampai kau
melihat sebuah pondok kecil. Jika kau sudah sampai dipondok kecil itu maka kau
sudah bisa melihat Panti Asuhanku. Bila masih bingung, kau pandanglah bintang
itu, maka dia pasti akan membantumu menemukan jalan pulang”, lanjutnya lagi
seraya menuding ke langit malam.
“Bintang ??”, ulangku bingung.
“Bintang Polaris, bintang yang cantik di langit utara yang dijadikan penanda arah utara. Ikuti
bintang itu maka kau akan bisa keluar dari hutan ini”, jawabnya lagi.
“Lalu kau ??”, tanyaku lagi
“Aku akan mencari Peri Salju dan aku tidak akan kembali sebelum
menemukannya. Kau pergilah dulu !! Sampai jumpa !!”, jawabnya singkat.
“Tapi sekarang sudah malam, tidakkah sebaiknya kau cari dia besok pagi saja
?? Kita pulang bersama “,tawarku padanya.
“TIDAK !! PERI SALJU hanya muncul saat Natal, jika malam ini aku tidak
menemukannya, aku harus menunggu tahun depan. Itu terlalu lama. Siapa yang tau
apa yang akan terjadi besok ?? Bagaimana jika orang tuaku meninggal sebelum aku
menemukan mereka ?? Aku harus menemukan Peri Salju sekarang juga”, jawabnya
keras kepala.
“Tapi..”, aku berusaha memprotes tapi dia memotong kalimatku.
“Setidaknya aku sudah berusaha kan ?? Walau gagal aku tidak akan menyesal.
Sampaikan terima kasih pada Ayahmu untuk semua kebaikannya. Kami menikmati
pesta Natalnya. Dan baju-baju yang dibelikannya untuk kami juga sangat indah”,
jawabnya lagi sambil tersenyum manis.
“Sama-sama..Boleh aku tau namamu ??”, tanyaku lagi.
Dia tersenyum dan menjawab “UEE !!!”, ujarnya lalu menghilang kedalam
hutan.
Begitu dia pergi, aku menyadari sesuatu terjatuh dari tempatnya berdiri
tadi. Aku memungut benda yang berkilauan itu dan menatapnya. Sebuah kalung
berliontin bintang dengan inisial nama “KYJ” terukir di belakangnya.
“UEE-ah, Kalungmu...”, teriakku tapi kurasa dia sudah tidak mendengar.
“Gadis yang aneh tapi sangat berani”, batinku saat itu. Siapa yang
menyangka gadis kecil berusia sekitar 7 tahun berani masuk ke dalam hutan
sendirian malam-malam begini. Perlahan aku berjalan mengikuti jalan setapak
yang diberitahukannya padaku tadi sambil sesekali menatap langit. Dan benar,
aku menemukan sebuah pondok kecil dan panti asuhan itupun mulai terlihat.
“UEE-ah, GOMAWO !!! Aku berhutang padamu”, ujarku seraya mencengkeram erat
kalungnya dan mengembalikannya pada Ibu Kepala Panti.
“Untunglah kau sudah kembali, Hyun Joong-ah !! Kami semua sangat cemas. Apa
kau bertemu Uee ??”, tanya Ibu Kepala
Panti padaku sambil melirik di balik punggungku. Aku mengangguk pelan “Dia yang
memberitahuku jalan keluar, tapi dia tidak ingin keluar bersamaku karena ingin
mencari Peri Salju”, jawabku jujur.
“Uee-ah, kenapa gadis itu sangat keras kepala ?? Berapa kali harus ku
katakan kalau Peri Salju itu tidak ada ?? Tahun lalu kami menemukannya hampir
mati kedinginan dalam hutan”, sahut Ibu Kepala Panti sambil menangis.
“Suster, tolong telepon Tim Sar sekarang !! Kita harus menemukan Uee
sebelum dia mati membeku di dalam hutan sana”, perintahnya pada Suster yang
lain, sambil menyeka airmatanya.
END OF
FLASHBACK....
“SNOW ANGEL !!! Uee-ah, Its that you ??”, batinku seraya menggenggam erat
kalungnya dan melihat dari kaca jendela Ji Hoo dan teman-teman dokternya
berusaha menyelamatkannya.
“Bagaimana bisa aku melupakanmu begitu saja ?? Aku tidak percaya aku
menghapusmu begitu saja dari ingatanku !! Kau, gadis pertama yang kusukai
sebelum aku bertemu Mo Nae.. Kau gadis yang malang tapi sangat berani. Aku
berhutang padamu, dan sekarang aku kembali berhutang lagi. Kau harus hidup Uee
!! Kau harus memberiku kesempatan membayar semua hutangku”, batinku tanpa sadar
airmata membasahi pipiku.
“Apa itu yang kau pegang Hyun Joong-ah ??”, tanya Pak Presiden padaku.
“Kalung milik cinta pertamaku. Dia, gadis yang sedang berjuang melawan maut
didalam sana. Dia Uee-ku”, jawabku sedih seraya kutunjukkan kalung itu pada
Ayah Mertuaku yang menatap kalung itu dengan mata berkaca-kaca.
“TIDAK !!! TIDAK MUNGKIN !!! Ini tidak mungkin !!!”, serunya
berulang-ulang.
“Ayah, kau kenapa ??”,tanyaku bingung saat melihatnya memandang kalung itu
dengan shock.
“Kalung ini milik Putri Sulungku yang hilang.KYJ adalah inisial namanya. KIM YOO JIN”,
jawabnya sambil menangis pelan.
“MWOOO ????”, aku sangat terkejut mendengarnya.”Putri Sulung Ayah ?? Itu
berarti Uee adalah kakak Yoon Ji ??”, tanyaku bingung.
Pak Presiden mengangguk pelan. “Kami kehilangan dia dikeramaian saat
usianya masih 3 tahun. Aku sudah lakukan segala cara untuk menemukannya tapi
semua sia-sia. Aku berpikir mungkin saingan politikku yang sengaja menculiknya
untuk menghalangiku duduk di parlemen. Istriku yang sedih terus saja menyalahkan
dirinya hingga perlahan jatuh sakit yang meninggal. Sejak itu hanya Yoon Ji
yang kumiliki, Yoon Ji satu-satunya alasanku bertahan hidup sampai sekarang,
dan begitu Yoon Ji pergi, Ji Hyunlah yang ku anggap sebagai penggantinya. Dan
Ji Hyun pun juga hampir mati hari ini, jika saja.. Jika saja, putriku yang satu
lagi tidak muncul menyelamatkan. Tapi kenapa harus begini ?? kenapa harus
selalu ada yang pergi untuk menggantikan yang lainnya ??”, jawabnya sedih.
Tak berapa lama kemudian, pintu ruang operasi terbuka dan Yoon Ji Hoo serta
Heo Young Saeng muncul dari sana memberitahu kami bahwa gadis itu, Uee-ku butuh
banyak transfusi darah.
“Dia kehilangan banyak darah. Apa Kyu Jong dan jung Min sudah menemukan
keluarganya ??”, tanya Ji Hoo cemas.
“O Negatif, benarkan ??”, tanya Pak Presiden tiba-tiba.Kami semua terkejut
memandangnya.
“Darimana Anda tau ??”, Ji Hoo balik bertanya.
“Ambil darahku saja. Hanya aku keluarga yang dimilikinya. Ijinkan pria tua
ini menebus kesalahannya”, pintanya memohon.
“Aku tidak mengerti Hyung”, ujar Saengie melirikku.
“Akan kujelaskan nanti. Sekarang selamatkan Uee dulu. Kumohon Saengie, Ji
Hoo !!”, pintaku pada mereka. Ji Hoo mengangguk.
“Baiklah !!! Ikut denganku, Paman !!! Saengie, masuk kedalam dan jaga
kondisinya tetap stabil, aku akan siapkan transfusi”, ujar Ji Hoo memberi
instruksi.
Sungguh merupakan kebetulan yang tidak disangka. Gadis kecil yang pernah
menyelamatkan aku di hutan, adalah gadis yang sama yang telah menyelamatkan
nyawa putriku, dan ternyata gadis itu tidak lain adalah kakak istriku. Takdir
memang sulit ditebak kan ?? Siapa yang menyangka kalau Pak Presiden kita
memiliki seorang Putri lain yang dilupakan, Kim Yoo Jin. Benar. Mereka berdua
memiliki nama yang hampir sama, KIM YOO JIN dan KIM YOON JI..
“Uee-ah.. Tidak !! Maksudku, Yoo Jin-ah, apa Tuhan mengirimmu kemari agar
kau bisa mengobati luka hatiku sekali lagi ?? Apa kau sengaja dikirim Tuhan
untuk menutup lubang besar di hatiku dan membawakan kebahagiaan yang telah
dirampas Tuhan dariku sejak Yoon Ji pergi meninggalkan aku ?? Jika memang
seperti itu maka kau tidak boleh pergi begitu saja. Kau harus tetap hidup dan
menemaniku sampai akhir. Ijinkan aku membayar semua hutangku padamu. Uee-ah,
Jangan tinggalkan aku seperti malam itu. Kali ini tidak ada Polaris yang akan
membimbingku. Aku ingin kau, yang menggandeng tanganku dan membawaku keluar
dari kegelapan ini. KAU !! UEE, CINTA PERTAMAKU !!! Si GADIS SALJU !!! PERI
SALJU YANG TIDAK SENGAJA KU LUPAKAN !!! Tapi kini kau kembali, dan
kau tidak akan ku lepaskan lagi”, batinku saat melihat Ji Hoo dengan bergegas
masuk ke ruang operasi dengan membawa sebotol darah segar hasil transfusi.
Aku begitu tenggelam dalam lamunanku hingga tidak sadar saat dia sudah
berdiri di hadapanku dengan Ji Hyun dalam pelukannya.
“Kau kenapa ?? Melamun lagi ??”, tanyanya menggodaku.
“Eomma, Appa melamun lagi hehehe ^^”,seru putriku sambil tertawa geli.
Eomma.. Benar. Ji Hyun memanggilnya Eomma, karena bagi Ji Hyun, Uee adalah
Ibu kandungnya, seorang wanita yang sejak dia berumur 2 tahun sudah merawat,
membesarkan dan menjaganya. Setelah kecelakaan itu, Uee mengalami koma kurang
lebih 2 bulan. Aku dan Ayah mertuaku benar-benar takut Uee akan meninggalkan
kami semua, terlebih setelah dia mengetahui bahwa Uee memang Putri Kandungnya
yang sudah lama hilang. Tes DNA serta penelusuran orang-orang Park Jung Min
telah membawa kami kepada kenyataan bahwa dia memang adalah Putri Presiden yang hilang di culik orang. Ayah Mertuaku
sangat sedih dan shock saat mengetahui bahwa putri kandungnya berada di ambang
kematian.
Tapi ternyata di suatu pagi yang cerah kami mendapati tempat tidurnya yang
kosong dan dia sudah berada di tepi hutan yang ada di belakang RS, mencari PERI
SALJUnya. Gadis keras kepala. Tapi kekeras kepalaannya dan tekadnya yang kuat
itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.
“Kau tidak perlu lagi mencari Peri
Salju”, ujarku hari itu.
“Kenapa ?”,tanyanya bingung. “Lagipula siapa kau ??”, tanyanya lagi.
“Ah iya, aku belum memperkenalkan namaku. Aku adalah Ayah dari gadis kecil
yang kau selamatkan itu. Namaku Kim Hyun Joong”, jawabku memperkenalkan diri.
“Oh..Darimana kau tau aku mencari Peri Salju ??”,tanyanya bingung.
“Peri Salju hanya muncul di malam Natal kan ?? Apa sekarang Hari Natal ??
Lagipula untuk apa kau cari Peri Salju jika apa yang kau inginkan sudah
terkabul”,jawabku santai.
“Aku tidak mengerti. Darimana kau tau soal itu ??”,tanyanya berpikir keras.
“Bintang Polaris. Apa kau masih ingat ??”,tanyaku lagi.
“Kau..Apa kau anak laki-laki itu ?? Kau yang selalu merayakan malam Natal
di tempat kami ?? Bagaimana bisa...?”,dia terlihat bingung. Aku tersenyum lalu
ku rengkuh dia dalam pelukanku.
“Maaf aku sudah melupakanmu Uee. Sekarang kau tidak sendirian lagi, kau
tidak perlu lagi menghabiskan malam kedinginan di dalam hutan hanya untuk
mencari Peri Salju, karena keinginanmu sudah terkabul”,jawabku sambil
memeluknya hangat.
“Mwo ??”,dia masih bingung. “Ayahmu..Kau sudah menemukannya. Dia disini.
Apa kau ingin bertemu dia sekarang ??”,tanyaku sambil ku gandeng tangannya
masuk ke RS. Aku ingat berapa dia sangat terkejut mengetahui bahwa Presiden
Korea adalah Ayahnya dan bahwa gadis kecil yang diselamatkannya adalah
keponakannya. Sejak itulah kami mulai dekat, karena adiknya sudah meninggal
tanpa pernah dia mengenalnya, Uee menjadikan Ji Hyun sebagai pengganti adiknya.
Dia yang penuh kasih sayang menjadi Ibu pengganti bagi Ji Hyun. Ji Hyun
bahkan menolak memanggilnya Bibi. Semuanya menjadi sulit saat aku menyadari aku
telah jatuh cinta pada kakak iparku sendiri. Tapi ayahku ternyata justru
merestui kami. Bagaimanapun juga Uee adalah Putri kandungnya dan dia menyayangi
Ji Hyun seperti putrinya sendiri. Aku ingat ekspresinya yang terkejut saat aku
melamarnya di Malam Natal itu.
Sungguh manis dan menggoda. Awalnya dia menolak karena dia tidak mau
dijadikan pengganti Yoon Ji, tapi aku bersumpah padanya bahwa yang satu tidak
akan pernah menggantikan yang lain. Aku mencintai Kim Yoon Ji yang manja dan
mau menang sendiri, tapi aku LEBIH MENCINTAI KIM YOO JIN yang penuh semangat
dan mandiri. Sekarang sudah setahun kami menikah dan Ji Hyun sangat senang
karena Eomma-nya bisa tinggal bersama kami.
“Appa, kenapa Appa diam saja ?? Kita jadi ke panti asuhan untuk merayakan
Natal Bersama kan ??”, tanya si Kecil dengan polosnya. Aku mengangguk dan berdiri
lalu kamipun pergi bersama ke Panti Asuhan itu. Tempat dimana Uee dibesarkan,
tempat pertama kali kami bertemu.
Ji Hyun senang sekali karena memiliki banyak teman, dan saat hari menjelang
malam, disaat semua orang sedang bersenang-senang menikmati pesta, aku
menyadari Istriku menghilang. Dengan panik aku berlari keluar dan kulihat dia,
dengan rambut panjangnya yang berkibar, berjalan kedalam hutan.
“Uee tetaplah Uee..”,batinku sambil tersenyum dan berjalan mengikutinya
setelah menitipkan si kecil pada Suster kepala.
“Masih mencari PERI SALJU ??”,candaku padanya. Dia menoleh dan kulihat
wajahnya yang cantik semakin terlihat cantik di bawah remang-remang cahaya
bulan.
“Lihat kan !! Asalkan tidak menyerah, suatu saat nanti impianmu pasti akan
menjadi kenyataan. Peri Salju membawaku bertemu denganmu, dan kau membawaku
bertemu Ayah dan putriku”, jawabnya sambil tersenyum manis.
“Ayo masuk !! disini dingin dan Ji Hyun sudah menunggu”,ujarku seraya
kupeluk pinggangnya.
“Hyun Joong Oppa..”, ujarnya lemah.
“Ya..Ada sesuatu yang ingin kau katakan ?”,tanyaku, saat sikapnya mendadak
jadi aneh.
“Aku..”,jawabnya ragu. “Kau kenapa ??”,tnyaku tak sabar.
“Bagaimana jika kita beri Ji Hyun seorang adik ??”,tanyanya ragu. “Aku
berjanji aku akan tetap menyayanginya walaupun aku punya anak
sendiri”,lanjutnya cepat dan aku hanya terbengong mendengarnya.
“Maksudmu kau hamil ??”,tanyaku ragu.Dia mengangguk pelan.
“Sejak kapan kau tau ??”, tanyaku lagi. “2 Minggu yang lalu. Aku ingin
mencari saat yang tepat memberitaumu. Kurasa Malam Natal adalah saat yang tepat
kan ??”,tanyanya ragu.
“Malam Natal identik dengan tragedi, tapi kurasa setelah ini, yang ada
hanya kebahagiaan, benar kan ??”,jawabku sambil tersenyum.
“Kau tidak marah ??”,tanyanya lagi.
“Gomawo Uee-ah !!! Ini adalah hadiah Natal yang paling indah yang pernah
kuterima”, jawabku sambil menariknya dalam pelukanku dan menciumnya mesra.
Mulai hari ini tidak ada lagi tragedi. Malam ini mendadak kusadari 1 hal, CINTA PERTAMAKU BUKANLAH MO NAE !!! Tapi GADIS SALJU ini
!!! Sejak pertama dia sudah menawan hatiku. Dia tidak pernah kulupakan,
dia hanya selalu tersimpan dalam sudut hatiku yang paling dalam. Bagaikan kotak
Pandora, dia akan muncul di saat aku membutuhkannya.
“TERIMA KASIH SUDAH HADIR DALAM HIDUPKU !!! SARANGHAE UEE-ah !!!”, ujarku
lagi disela-sela ciuman panas kami.
F4 Mansion...
“MERRY CHRISTMAS !!!”, ujar F4 dan para Istri mereka. Mereka semua
berkumpul di Mansion Jun Pyo untuk merayakan Natal bersama.
“Ini pertama kalinya aku tidka sendirian merayakan Natal”,ujar Jun Pyo
sambil tersenyum lebar.”Aku juga”,jawab Yi Jeong dan Woo Bin serentak.
“Ji Hoo-ah, kau terlihat bahagia malam ini. Ada sesuatu yang terjadi antara
kau dan Seo Hyun ?”,canda Yi Jeong sambil melirik Seo Hyun yang asyik mengobrol
bersama Jan Di, Ga Eul dan Jae Kyung.
“Tidak apa-apa”,jawab Ji Hoo singkat. “Kami senang Seo Hyun bisa membuatmu
melupakan kematian Mo Nae dan memulai hidup baru. Siapa yang menyangka jika
setelah bertahun-tahun akhirnya cinta pertamamu terbalas”,jawab Woo Bin yang
hanya disambut senyum ceria Ji Hoo.
“Seo Hyun adalah Malaikat Pelindung bagi kami. Aku sadar bahwa ternyata
cintaku padanya tak pernah mati.Aku mungkin bersalah telah mengatakan ini, tapi
aku baru menyadari bahwa cintaku pada Seo Hyun ternyata LEBIH BESAR dari cintaku
pada Mo Nae”,jawab Ji Hoo sambil memandang istrinya dari kejauhan.
Seo Hyun berdiri dan menuju ke arah meja makan saat tiba-tiba dia terjatuh
dan pingsan. Ji Hoo yang panik bergegas menolongnya dan membawanya ke kamar
tamu di rumah Jun Pyo. Ji Hoo dengan sigap memeriksa istrinya. Tapi dia hanya
menatap Seo Hyun sesaat setelah dia selesai memeriksanya.
“Ji Hoo, ada apa ?? Aku tidak apa-apa kan ??”,tanya Seo Hyun dengan sedikit
takut.
“Aku tidak yakin. Seo Hyun, lebih baik kuminta dokter lain memeriksamu”,
ujar Ji Hoo lalu segera menelpon seseorang. Ji Hoo menunggu dengan cemas saat
dokter itu memeriksa Seo Hyun.
“Hei Man, ada apa sebenarnya ?? Bukankah kau sudah memeriksanya sendiri ??
Kenapa masih memanggil Dokter lain ??”,tanya Woo Bin bingung.
“Apa kau takut pemeriksaanmu tidak akurat ??”,canda Yi Jeong dan Ji Hoo
mengangguk pelan. “Mwo ?? Kau yang berhasil menyelamatkan Uee yang hampir mati
ditabrak sekarang tidak yakin saat memeriksa istrimu sendiri ?? Aiishhh
Jinja..”,ujar Jun Pyo tak habis pikir.
Ji Hoo tetap terdiam. Begitu pintu terbuka dan dokter itu keluar,dia segera
berlari menyambutnya. “Dokter, apa analisaku benar ??”,tanyanya gugup. Dokter
itu mengangguk pelan sambil tersenyum.
“Selamat Dokter Yoon..Istri anda sedang hamil. 1 bulan”,jawabnya memberi
selamat dan Ji Hoo tersenyum senang.
“Wow Man.. Congratulation”,seru Woo Bin menepuk pundak Ji Hoo.
“Selamat ya.. Anak keduamu”,ujar Yi Jeong dan Jun Pyo senang.
“Terima kasih. Tapi tidak ada kehamilan ektopik lagi kan ?”,tanya Ji Hoo
takut.Dokter itu tersenyum. “Semuanya baik-baik saja.Anda tidak perlu cemas”,
jawabnya lalu pamit pergi.
Ji Hoo berjalan masuk sambil tersenyum manis. “Kau sudah tau kan?? Kenapa
memanggil Dokter?”,omel Seo Hyun. “Aku takut salah menganalisa”,jawab Ji Hoo
singkat.
“Ji Hoo, aku senang sekaligus takut.Ini adalah kehamilan
pertamaku.Bagaimana jika aku seperti Mo Nae??”,tanya Seo Hyun sambil memeluk Ji
Hoo erat.
“TIDAK AKAN !!! Sudah cukup aku kehilangan. Sekarang aku memiliki keluarga
yang sempurna dan aku tidak akan membiarkan siapapun merampasnya.Aku akan
menjagamu dengan baik.Akan kupastikan semuanya tekendali”,janji Ji Hoo lembut
seraya mengelus rambut Seo Hyun dengan lembut.
“Gomawo Ji Hoo-ah”,bisik Seo Hyun
lembut.
“Aku yang seharusnya berterima kasih
padamu.Terima kasih sudah kembali padaku.Terima kasih sudah memberiku hidup
baru yang indah.Terima kasih sudah menyayangi Putraku dan Terima kasih sudah
memberiku Hadiah Natal yang sangat indah. SARANGHAE MIN SEO HYUN !!!”, ujar Ji
Hoo lembut dan tulus.
“NADO SARANGHAE, YOON JI HOO !!!”,ujar
Seo Hyun lalu mereka berciuman mesra di bawah pohon Natal. Natal tahun ini
adalah Natal yang indah bagi semua orang. TIDAK ADA LAGI AIRMATA DAN KESEDIHAN
!!! Semuanya berakhir bahagia !!!
TAMAT !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar