Sabtu, 10 Agustus 2013

Yoon Ji Hoo After Story - A Moment To Remember 18 / SS501 Fanfiction ( TAMAT )

Author : LIANA HUI

Starring :
Kim Hyun Joong as Yoon Ji Hoo
Han Chae Young as Min Seo Hyun
Kim Hyun Joong As Himself ( HJL Played Double Casting )
Uee’s After School as Kim Yoo Jin ( Kim Hyun Joong’s new wife)
Heo Young Saeng as Himself
Kim Kyu Jong as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Park Jung Min as Himself
Kim Hyung Jun as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Kim Joon as Song Woo Bin
Lee Min Ho as Gu Jun Pyo
Kim Bum as So Yi Jung



“Yoon Ji Hoo After Story – A Moment To Remember 18”






“ CHAPTER 18MY FIRST LOVE !!! “


5 tahun kemudian, YOON JI HOO POV :
Akhirnya hari ini tiba juga, hari dimana aku harus rela melepaskan wanita yang ku cintai untuk pergi dari sisiku selamanya. Aku ingat hari itu salju turun dengan lebat saat seorang perawat menyerahkan padaku seorang bayi mungil yang lucu, Malaikat Kecilku, Yoon Seung Jo, putraku satu-satunya, tapi untuk itu aku harus merelakan istriku pergi selamanya. Ya, Hong Mo Nae meninggal saat berusaha melahirkan Seung Jo, putra kami. Sejak awal aku sudah bisa menduga hal ini akan terjadi. 

Kehamilan Ektopik yang dialami Mo Nae mengharuskan kami harus memilih satu antara Ibu atau bayinya. Mo Nae yang keras kepala memutuskan untuk mempertahankan bayi ini apapun resikonya. Dan inilah resiko dari kehamilan ektopik yang dialaminya, Bayi kami berhasil lahir dengan selamat tapi nyawa Mo Nae yang harus menjadi taruhannya.

“Terima kasih, Sayang..Setidaknya sebelum kau pergi, kau telah memberikan padaku hadiah yang sangat indah”, ujarku saat itu, saat aku melihat orang-orang itu mulai menurunkan petinya dalam tanah.

Aku ingat saat itu, putraku menggeliat dalam pelukanku dan menangis keras, mungkin alam bawah sadarnya sudah bisa merasakan bahwa Ibunya sudah tidak ada lagi disisinya.

“Tenanglah sayang.. Ibumu akan menjagamu dari Surga”, bisikku pada bayiku sambil menimang-nimangnya agar dia berhenti menangis. Tapi semua sia-sia, Seung Jo menangis semakin keras. Aku terpaksa meninggalkan acara pemakaman untuk menenangkannya.

“Ji Hoo Sunbae, berikan padaku. Akan ku coba menenangkannya”, seru seorang gadis padaku. Aku menoleh dan kulihat Geum Jan DI berdiri disampingku sambil tersenyum.

“Biar ku coba menenangkannya. Aku juga seorang Ibu dan aku juga memiliki seorang bayi laki-laki”, tawarnya ramah. Aku terdiam dan ku alihkan pandanganku pada Jun Pyo, seolah meminta persetujuan. Kulihat dia mengangguk pelan, lalu ku serahkan Seung Jo kecil padanya.

Jan Di meraih buntalan mungil berisi bayi itu dengan lembut dan mulai menimang-nimangnya dengan sayang, berharap Seung Jo akan menghentikan tangisannya. Tapi semua sia-sia, setelah sekitar 30 menit berada dalam pelukan Jan Di dan Seung Jo tetap menangis keras, akhirnya Jan Di menyerah.

“Ji Hoo Sunbae, Mianhe.. Kurasa dia merindukan Ibunya”, ujar Jan Di dengan ekspresi menyesal. Aku meraih kembali Putraku yang sedang menangis keras dan tersenyum pada Jan Di “Kwenchana.. Gomawo Jan Di-ah”, jawabku tulus.

      Selain Jan Di, Ga Eul dan Jae Kyung juga mencoba menggendong dan menenangkannya, tapi hasilnya tetap sama saja, Seung Jo tetap menangis keras.

    “Mo Nae-ah, apa kau masih belum bisa merelakan Putramu ?? Lihatlah !! Dia begitu menderita karena kepergianmu !! Apa kau ingin membawanya pergi juga bersamamu ??”, batinku sambil kupandangi makamnya yang masih basah.

Tapi tiba-tiba seseorang muncul di hadapanku dan mengulurkan tangannya dengan ramah, dialah yang nantinya akan kembali membawakan seberkas cahaya terang bagi hidupku dan Seung Jo. Dia, Malaikat yang dikirimkan Tuhan padaku sebagai pengganti Mo Nae dalam hidupku.

“Sini berikan padaku. Seung Jo kecil sepertinya lapar”, ujarnya ramah. Aku hanya bisa terkejut memandangnya. Aku bahkan tidak sadar saat dia sudah meraih bayiku dan menggendongnya. Seung Jo menggeliat sejenak lalu perlahan tangisannya mulai reda. Ajaib sekali. Seung Jo mengulurkan tangan mungilnya meraih pipi wanita itu dan sebuah senyum bahagia terlihat di bibir putraku yang masih bayi.

Dia tersenyum, Seung Jo tersenyum memandangnya. “Anak pintar. Kau lapar ya ??”,tanya wanita itu dengan sayang, dan Seung Jo pun tertawa seraya membuka matanya yang bulat lucu perlahan.

“Dimana botol susunya ??”, tanyanya padaku yang masih terdiam karena terkejut.
“Disana..”, jawabku singkat seraya menuding sebuah kursi yang diatasnya terdapat tas berisi perlengkapan bayi. Dia menoleh dan mengerti lalu berjalan menuju arah yang ku tunjuk.

Dia duduk disana seraya menggendong Seung Jo dalam pelukannya dan memberinya susu. Kudengar dia menyanyikan lagu nina bobok untuk putraku dan beberapa saat kemudian Seung Jo tertidur. Setelah meyakinkan Seung Jo benar-benar tertidur, dia meletakkan putraku dalam box bayinya dan mendorongnya kembali padaku.

“Dia sudah tidur, Ji Hoo !!! Putramu sungguh manis.Kau pasti bangga padanya kan ??”,ujarnya seraya merapikan selimut Seung Jo agar tidak kedinginan.

“Kau kembali ?? Kapan kau kembali ??”, tanyaku datar, tidak tau harus bagaimana. Hawa dingin musim salju mendadak menjadi hangat dengan kehadirannya. Hatiku yang dingin pun rasanya mulai merasakan seberkas kehangatan.

Dia tersenyum dan menjawab pelan “Firasatku mengatakan kau sedang membutuhkan aku. Jadi disinilah aku sekarang, anggap saja aku seperti Ibu Peri Cinderella yang selalu muncul disaat kau butuh bantuan. Aku turut berduka atas kematian istrimu, aku tau membesarkan seorang anak sendirian bukanlah hal yang mudah. Tapi aku ada disini untuk membantumu”, jawabnya lembut.

Dan itulah awal dari semuanya. Kupikir aku tak pernah pantas untuk bahagia. Sejak kau pergi meninggalkan aku malam itu. Aku merasa terjatuh dalam jurang yang sangat dalam. Tapi kini dia kembali membawa bingkisan kebahagiaan, yang aku ingat pernah dia curi dariku dulu. Dia tawarkan lagi untukku.

Dia dengan kelembutan dan kasih sayangnya, berhasil menjadi sosok Ibu pengganti bagi Seung Jo. Dialah yang merawat Seung Jo sejak Seung Jo masih bayi. Dia yang mengajari Seung Jo  bicara, berjalan, membaca, menulis juga bernyanyi. Dia yang mengantar Seung Jo masuk TK, dia yang merawatnya saat Seung Jo sakit, dia yang menghiburnya saat Seung Jo sedang sedih. Aku melihat bagaimana dia menyayangi Seung Jo dengan tulus. Bagi Seung Jo, dialah Ibunya. Ibu yang selalu ada saat Seung Jo membutuhkannya.

“Eomma..Begitulah Seung  Jo memanggilnya. Mo Nae-ah, anak kita sangat sayang padanya. Mereka berdua tidak terpisahkan. Setiap kali Seung Jo berbuat nakal dan aku memarahinya, Seung Jo selalu datang padanya meminta perlindungan. “Eomma, appa ingin memukulku”, aku ingat Seung Jo yang ketakutan berlindung dibelakangnya sambil menangis. Dengan tenang dia menggendongnya dan menenangkannya, mengatakan bahwa aku tidak akan memukulnya jika Seung Jo berbuat baik. Dan akhirnya Seung Jo meminta maaf padaku sambil berjanji tidak akan nakal lagi”, ujarku seraya menatap makam istriku sambil menangis.

“Mo Nae-ah, Seung Jo selalu bertanya padaku kenapa Ayah dan Ibunya tidak tinggal bersama. Seung Jo selalu menganggap bahwa dia adalah Ibunya, dan dia tidak suka dengan kenyataan bahwa Ibunya selalu datang pagi dan pulang malam. Apa yang harus kukatakan padanya ?? Haruskah kukatakan padanya bahwa Ibu kandungnya sudah meninggal dan wanita itu bukan ibunya ?? Seung Jo masih terlalu kecil untuk mengerti hal itu dan aku yakin hatinya pasti hancur”, lanjutku bingung.

“Mo Nae-ah, aku sudah lama ingin menanyakan ini padamu. Bolehkah jika aku menikah lagi ?? Seung Jo membutuhkan seorang Ibu. Dan aku juga membutuhkan pendamping disisiku. 5 tahun aku hidup dalam kesendirian. 5 tahun dia dengan setia menemaniku, menyayangi putraku tanpa pamrih. 5 tahun dia menunggu agar aku bisa memberinya kesempatan kedua. Kurasa kau pasti juga tidak ingin aku terus seperti ini kan ?? Aku tau kau pasti sudah bahagia di Surga sana dan aku yakin kau pasti juga ingin kami bahagia. Benarkan ?? Aku mencintaimu Mo Nae, tapi aku juga mencintainya. Saat dia ada disisiku, aku merasa hatiku sangat hangat. Dia selalu membuat kami bahagia. 5 tahun kami bersama membuatku sadar bahwa aku tidak pernah benar-benar melupakannya. Dia cinta pertamaku. Dia yang selalu bisa membuatku bangkit saat aku terjatuh. Sama seperti saat orang tuaku meninggal waktu itu, saat ini pun dia kembali mengulurkan tangannya padaku, membuatku bangkit kembali. Dan kali ini dia berjanji, kali ini dia tidak akan pernah meninggalkan aku lagi. Dia, MIN SEO HYUN !!! CINTA PERTAMAKU !! SATU-SATUNYA ORANG YANG SANGAT MENGERTI AKU !!!, tambahku lagi seraya tersenyum tipis saat aku mengingatnya.

Min Seo Hyun juga tidak bahagia dengan pernikahannya. Hari itu dia bercerita bahwa pernikahannya dengan Pengusaha Berlian itu hanyalah pernikahan bisnis demi menyelamatkan perusahaan ayahnya. Mereka berdua tidak saling mencintai. Suaminya juga memiliki kekasih yang dicintainya dan pernikahan mereka hanyalah sandiwara. Suaminya bahkan tidak pernah sekalipun menyentuhnya. Setelah perjanjian pernikahan mereka selesai, Seo Hyun kembali mencariku, tapi saat itu aku sudah menikah dan memulai hidup baru.

“Saat aku menjalani kehidupan pernikahanku yang tanpa cinta, kau lah yang setiap hari kupikirkan Ji Hoo.. Aku akhirnya menyadari bahwa aku juga mencintaimu dan aku sangat menyesal telah menyia-nyiakan cintamu saat itu. Aku sangat ingin kembali ke Korea, kembali padamu, tapi ternyata kau sudah melupakan aku dan menikahi wanita lain. Aku hanya bisa melihatmu dari jauh dan mendoakan yang terbaik untukmu, untuk kebahagiaanmu. Kupikir ini adalah akhir untukku, tapi kemudian aku mendengar bahwa istrimu meninggal saat melahirkan putra kalian, aku tau sulitnya membesarkan seorang anak sendirian. Itu sebabnya aku kembali. Aku tidak berharap kau bisa mencintaiku seperti dulu lagi, tapi setidaknya beri aku alasan untuk menebus kesalahanku. Ijinkan aku menjadi Ibu bagi anakmu ?”, aku ingat apa yang dia katakan padaku waktu itu. Sebuah permintaan yang tulus dan aku tau Seo Hyun adalah wanita yang baik.

Perlahan tapi pasti, cintaku padanya mulai kembali dan aku pun menyadari bahwa aku tidak benar-benar melupakannya. Min Seo Hyun tetap ada dalam hatiku selama ini, walaupun aku berusaha menyangkalnya.

Aku membutuhkan Seo Hyun, Bukan hanya aku tapi juga Seung Jo.
“Mo Nae-ah, aku berencana akan melamarnya malam ini. Apa kau akan memberiku ijin dan merestui kami ?? Aku datang kemari ingin meminta restumu. Beri aku sebuah tanda bila kau mengizinkan aku”, pintaku pada Mo Nae.

Lalu kemudian langit menjadi gelap dan hujan pun mulai turun dengan deras. Secepat kilat aku berlari mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah 15 menit berlalu, hujan pun mulai reda dan kulihat pelangi dilangit yang mendadak menjadi cerah.

PELANGI ??? Apa itu tandanya kau memberiku ijin, Mo Nae ??”, batinku saat memandang pelangi itu dan sekejap aku melihat bayangan Mo Nae muncul di langit bersama pelangi itu, Mo Nae yang tersenyum bersama pelangi, memberiku tanda bahwa dia memberiku ijin untuk memulai hidup baru yang bahagia. Bersama dia, CINTA PERTAMAKU, MIN SEO HYUN !!!

KIM MANSION, KIM HYUN JOONG POV :
Bruukkk... Sebuah bola terjatuh tepat di bawah kakiku dan seorang gadis kecil berteriak padaku. “Appa, berikan bolanya padaku “, seru si kecil, Kim Ji Hyun. Yup, benar. Gadis kecil itu adalah Putriku dari Almarhumah Istriku, KIM YOON JI yang meninggal dalam kecelakaan saat usia Ji Hyun masih 1 tahun. Setiap kali aku memandang wajah Putri semata wayangku, aku teringat pada Yoon Ji. Hari itu tidak terlintas sedikitpun dalam benakku, kami akan kehilangan dia dalam kecelakaan mobil yang mengerikan. Aku ingat Yoon Ji berkata dengan riang dia akan menyiapkan makan malam yang special tepat di hari Natal. Tapi siapa yang menyangka jika dalam perjalanan pulang dari Supermarket, sebuah truk yang melaju kencang tidak sengaja menabraknya dan Yoon Ji pun tewas seketika. Malam Natal berubah menjadi tragedi yang mengerikan. Aku begitu shock saat mendengar berita kematiannya. Baru setahun yang lalu, Mo Nae meninggal saat melahirkan putra pertamanya. Masih segar dalam ingatanku bagaimana sedihnya Ji Hoo dan sekarang aku juga mengalami hal yang sama. Istriku, KIM YOON JI meninggal tepat setahun setelah Mo Nae meninggal.. Ada apa dengan Hari Natal ??

Dan di tahun berikutnya, tragedi lain juga hampir terjadi di hari Natal. Aku ingat hari itu, aku mengajak Putriku bermain di taman bersama Kyu Jong dan Hyung Jun. Awalnya kami sangat bahagia. Tapi aku tidak tau bagaimana, Putriku yang baru berumur 2 tahun lepas dari pengawasanku dan dia berlari ke tengah jalan.

“TIDAKKK !!! JI HYUN-ah !!!”, teriakku pada Putriku sambil berlari mengejarnya, Kyu Jong dan Hyung Jun berlari mengikutiku dari belakang.

“AWASSSS !!!”, seorang gadis mendadak muncul dari tengah keramaian orang dan mendorong putriku ke pinggir jalan dan diapun terkapar di tengah jalan dengan berlumuran darah. Aku berlari memeluk putriku yang menangis ketakutan, sementara Kyu Jong dan Hyung Jun berlari menghampiri gadis itu.

“Hyung, dia terluka parah”, seru Hyung Jun dari kejauhan.
“Kyu-ah, telepon ambulance !!!”, perintahku panik seraya menggendong Putriku dan melihat keadaan wanita itu. Dia terkapar ditengah kubangan darahnya sendiri, wajahnya perlahan mulai pucat.

“TIDAK !!! DIA TIDAK BOLEH MATI !! Dia sudah menyelamatkan nyawa putriku. Aku berhutang nyawa padanya. Dia tidak boleh mati !! TIDAK !!!”, batinku panik, diliputi rasa bersalah.

“Kyu !!!”, teriakku pada adikku. “Ambulance sudah ku telepon. Tunggulah sebentar lagi, Hyung !!!”,jawab Kyu mengerti. Kuserahkan Ji Hyun yang masih menangis padanya lalu kuraih tubuh wanita penyelamat itu sambil menahan kepalanya di pangkuanku.

“Tolong jangan mati, Nona !! Jangan buat aku merasa bersalah !! Bertahanlah !! Kumohon !!!”, pintaku berbisik. Aku terus berdoa dalam hati.
“SNOW ANGEL !!!”,dia bergumam pelan. Jantungku seketika berhenti berdetak sesaat.

“SNOW ANGEL ??”, aku merasa pernah mendengar kalimat itu sebelumnya, tapi entah dimana. Snow Angel terdengar tidak asing ditelingaku. Saat aku mencoba mengingat, mobil ambulance telah datang dan dengan segera memindahkannya. Aku ikut dalam mobil ambulance itu dan putriku bersama Kyu Jong dan Hyung Jun mengikuti dari belakang.

“Bagaimana dengan cucuku ?? apa dia baik-baik saja ??”, tanya Pak Presiden padaku.
“Ji Hyun tidak apa-apa, Ayah. Ayah dan Ibuku sedang menjaganya. Dokter bilang dia hanya lecet sedikit saja. Tapi wanita yang menyelamatkannya terluka parah”, jawabku panik.
“Benarkah, Hyun Joong-ah ?? Dia tidak boleh mati. Dia sudah menyelamatkan nyawa Ji Hyun, kita berhutang nyawa padanya. Dia tidak boleh mati sebelum kita membalas semua kebaikannya”, ujar Pak Presiden, ikut panik.

“Dia disana. Mereka sedang berusaha menyelamatkannya”, jawabku seraya menuding ruang operasi.
“Dia gadis yang baik. Tolong jangan biarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya, Tuhan “, ujar Pak Presiden cemas.
“Kalau tidak ada dia, kita akan kehilangan Ji Hyun juga. Aku tidak tau bagaimana jadinya jika cucuku juga meninggalkan aku sama seperti Yoon Ji”,lanjutnya sedih.

“Maafkan aku, Ayah !! Aku yang ceroboh telah membiarkannya lolos dari pengawasanku”, jawabku menyesal.
“Apa kau sudah hubungi keluarga gadis itu ??”, tanya Pak Presiden padaku.

“Kyu Jong dan Hyung Jun sedang mencoba mencari tau”, jawabku singkat. Jantungku berdebar kencang, aku benar-benar takur sesuatu yang buruk akan menimpanya.
“HYUNG !!!”, panggil Hyung Jun tak lama kemudian.

“Kami menemukan ini di dekat tubuhnya terbaring tadi”, ujar Junnie seraya menyerahkan sebuah kalung berliontin bintang berinisial “KYJ” di belakangnya.
“KYJ. Apa kau yakin ini miliknya ??”, tanyaku dan Hyung Jun mengangguk mantap.

“Kalung itu berlumuran darah dan ditemukan ditempat kejadian, jadi sudah pasti itu miliknya”, jawab Jun dengan yakin.
 “Bagaimana dengan keluarganya ??”, desakku lagi.

“Kyu Jong Hyung dan Jung Min sedang berusaha menyelidikinya.Tunggu sebentar lagi. Bagaimana keadaannya ??”, Jun balik bertanya.
Aku menggeleng pelan. “Mereka masih berusaha”, jawabku lemah.

Perlahan aku mengamati kalung dalam genggamanku itu dan sebuah kenangan melintas.
FLASHBACK.....
“ Apa yang kau lakukan disini ?? Apa Suster Kepala yang menyuruhmu mencariku ??”, kenangan  tentang seorang gadis kecil didalam hutan yang tertutup salju perlahan mulai muncul.

“Aku tersesat. Tempat apa ini ?? Aku mau keluar. Apa yang kau lakukan ditempat sedingin ini ??”, seorang anak laki-laki – aku, balik bertanya padanya. Dia gadis kecil yang aneh, disaat anak-anak lainnya sedang merayakan Natal bersama di dalam rumah dan makan makanan yang enak, dia justru berada didalam hutan yang dingin dan gelap.

“Aku sedang mencari Peri Salju. Peri Salju hanya muncul saat malam Natal dan akan mengabulkan permintaan anak yang selalu bersikap baik”, jawabnya sambil tersenyum.
“PERI SALJU ??”, ulangku bingung. “Thats Right !!! SNOW ANGEL !!!”, jawabnya lagi.
“Kau dengar omong kosong itu darimana ?? Lucu sekali ??”, cibirku, menertawakannya.

“Anak orang kaya sepertimu, yang selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan, memang tidak butuh Peri Salju untuk mengabulkan keinginanmu, benarkan ?? Tapi tidak begitu denganku. Aku bahkan tidak tau dimana orang tuaku dan siapa mereka. Kenapa mereka membuangku dan tidak menginginkanku. Kau tau kenapa aku ingin menemukan si Peri Salju ?? Karena aku ingin dia membantuku menemukan orang tuaku “. jawab gadis kecil itu sambil menangis pelan.

Melihat airmatanya, perasaan bersalah mencengkeramku.  “Mianhe.. Jeongmal Mianhe”, aku ingat aku meminta maaf padanya.
“Kau ingin keluar dari hutan ini kan ??”, tanyanya tiba-tiba.

“Ikutilah jalan setapak itu dan berjalanlah lurus tanpa berhenti sampai kau melihat sebuah pondok kecil. Jika kau sudah sampai dipondok kecil itu maka kau sudah bisa melihat Panti Asuhanku. Bila masih bingung, kau pandanglah bintang itu, maka dia pasti akan membantumu menemukan jalan pulang”, lanjutnya lagi seraya menuding ke langit malam.

“Bintang ??”, ulangku bingung.
“Bintang Polaris, bintang yang cantik di langit utara  yang dijadikan penanda arah utara. Ikuti bintang itu maka kau akan bisa keluar dari hutan ini”, jawabnya lagi.
“Lalu kau ??”, tanyaku lagi

“Aku akan mencari Peri Salju dan aku tidak akan kembali sebelum menemukannya. Kau pergilah dulu !! Sampai jumpa !!”, jawabnya singkat.
“Tapi sekarang sudah malam, tidakkah sebaiknya kau cari dia besok pagi saja ?? Kita pulang bersama “,tawarku padanya.

“TIDAK !! PERI SALJU hanya muncul saat Natal, jika malam ini aku tidak menemukannya, aku harus menunggu tahun depan. Itu terlalu lama. Siapa yang tau apa yang akan terjadi besok ?? Bagaimana jika orang tuaku meninggal sebelum aku menemukan mereka ?? Aku harus menemukan Peri Salju sekarang juga”, jawabnya keras kepala.

“Tapi..”, aku berusaha memprotes tapi dia memotong kalimatku.
“Setidaknya aku sudah berusaha kan ?? Walau gagal aku tidak akan menyesal. Sampaikan terima kasih pada Ayahmu untuk semua kebaikannya. Kami menikmati pesta Natalnya. Dan baju-baju yang dibelikannya untuk kami juga sangat indah”, jawabnya lagi sambil tersenyum manis.

“Sama-sama..Boleh aku tau namamu ??”, tanyaku lagi.
Dia tersenyum dan menjawab “UEE !!!”, ujarnya lalu menghilang kedalam hutan.

Begitu dia pergi, aku menyadari sesuatu terjatuh dari tempatnya berdiri tadi. Aku memungut benda yang berkilauan itu dan menatapnya. Sebuah kalung berliontin bintang dengan inisial nama “KYJ” terukir di belakangnya.
“UEE-ah, Kalungmu...”, teriakku tapi kurasa dia sudah tidak mendengar.

“Gadis yang aneh tapi sangat berani”, batinku saat itu. Siapa yang menyangka gadis kecil berusia sekitar 7 tahun berani masuk ke dalam hutan sendirian malam-malam begini. Perlahan aku berjalan mengikuti jalan setapak yang diberitahukannya padaku tadi sambil sesekali menatap langit. Dan benar, aku menemukan sebuah pondok kecil dan panti asuhan itupun mulai terlihat.

“UEE-ah, GOMAWO !!! Aku berhutang padamu”, ujarku seraya mencengkeram erat kalungnya dan mengembalikannya pada Ibu Kepala Panti.

“Untunglah kau sudah kembali, Hyun Joong-ah !! Kami semua sangat cemas. Apa kau  bertemu Uee ??”, tanya Ibu Kepala Panti padaku sambil melirik di balik punggungku. Aku mengangguk pelan “Dia yang memberitahuku jalan keluar, tapi dia tidak ingin keluar bersamaku karena ingin mencari Peri Salju”, jawabku jujur.

“Uee-ah, kenapa gadis itu sangat keras kepala ?? Berapa kali harus ku katakan kalau Peri Salju itu tidak ada ?? Tahun lalu kami menemukannya hampir mati kedinginan dalam hutan”, sahut Ibu Kepala Panti sambil menangis.

“Suster, tolong telepon Tim Sar sekarang !! Kita harus menemukan Uee sebelum dia mati membeku di dalam hutan sana”, perintahnya pada Suster yang lain, sambil menyeka airmatanya.

END OF FLASHBACK....

“SNOW ANGEL !!! Uee-ah, Its that you ??”, batinku seraya menggenggam erat kalungnya dan melihat dari kaca jendela Ji Hoo dan teman-teman dokternya berusaha menyelamatkannya.

“Bagaimana bisa aku melupakanmu begitu saja ?? Aku tidak percaya aku menghapusmu begitu saja dari ingatanku !! Kau, gadis pertama yang kusukai sebelum aku bertemu Mo Nae.. Kau gadis yang malang tapi sangat berani. Aku berhutang padamu, dan sekarang aku kembali berhutang lagi. Kau harus hidup Uee !! Kau harus memberiku kesempatan membayar semua hutangku”, batinku tanpa sadar airmata membasahi pipiku.

“Apa itu yang kau pegang Hyun Joong-ah ??”, tanya Pak Presiden padaku.
“Kalung milik cinta pertamaku. Dia, gadis yang sedang berjuang melawan maut didalam sana. Dia Uee-ku”, jawabku sedih seraya kutunjukkan kalung itu pada Ayah Mertuaku yang menatap kalung itu dengan mata berkaca-kaca.

“TIDAK !!! TIDAK MUNGKIN !!! Ini tidak mungkin !!!”, serunya berulang-ulang.
“Ayah, kau kenapa ??”,tanyaku bingung saat melihatnya memandang kalung itu dengan shock.
“Kalung ini milik Putri Sulungku yang hilang.KYJ adalah inisial namanya. KIM YOO JIN”, jawabnya sambil menangis pelan.
“MWOOO ????”, aku sangat terkejut mendengarnya.”Putri Sulung Ayah ?? Itu berarti Uee adalah kakak Yoon Ji ??”, tanyaku bingung.

Pak Presiden mengangguk pelan. “Kami kehilangan dia dikeramaian saat usianya masih 3 tahun. Aku sudah lakukan segala cara untuk menemukannya tapi semua sia-sia. Aku berpikir mungkin saingan politikku yang sengaja menculiknya untuk menghalangiku duduk di parlemen. Istriku yang sedih terus saja menyalahkan dirinya hingga perlahan jatuh sakit yang meninggal. Sejak itu hanya Yoon Ji yang kumiliki, Yoon Ji satu-satunya alasanku bertahan hidup sampai sekarang, dan begitu Yoon Ji pergi, Ji Hyunlah yang ku anggap sebagai penggantinya. Dan Ji Hyun pun juga hampir mati hari ini, jika saja.. Jika saja, putriku yang satu lagi tidak muncul menyelamatkan. Tapi kenapa harus begini ?? kenapa harus selalu ada yang pergi untuk menggantikan yang lainnya ??”, jawabnya sedih.

Tak berapa lama kemudian, pintu ruang operasi terbuka dan Yoon Ji Hoo serta Heo Young Saeng muncul dari sana memberitahu kami bahwa gadis itu, Uee-ku butuh banyak transfusi darah.
“Dia kehilangan banyak darah. Apa Kyu Jong dan jung Min sudah menemukan keluarganya ??”, tanya Ji Hoo cemas.

“O Negatif, benarkan ??”, tanya Pak Presiden tiba-tiba.Kami semua terkejut memandangnya.
“Darimana Anda tau ??”, Ji Hoo balik bertanya.
“Ambil darahku saja. Hanya aku keluarga yang dimilikinya. Ijinkan pria tua ini menebus kesalahannya”, pintanya memohon.

“Aku tidak mengerti Hyung”, ujar Saengie melirikku.
“Akan kujelaskan nanti. Sekarang selamatkan Uee dulu. Kumohon Saengie, Ji Hoo !!”, pintaku pada mereka. Ji Hoo mengangguk.
“Baiklah !!! Ikut denganku, Paman !!! Saengie, masuk kedalam dan jaga kondisinya tetap stabil, aku akan siapkan transfusi”, ujar Ji Hoo memberi instruksi.

Sungguh merupakan kebetulan yang tidak disangka. Gadis kecil yang pernah menyelamatkan aku di hutan, adalah gadis yang sama yang telah menyelamatkan nyawa putriku, dan ternyata gadis itu tidak lain adalah kakak istriku. Takdir memang sulit ditebak kan ?? Siapa yang menyangka kalau Pak Presiden kita memiliki seorang Putri lain yang dilupakan, Kim Yoo Jin. Benar. Mereka berdua memiliki nama yang hampir sama, KIM YOO JIN dan KIM YOON JI..

“Uee-ah.. Tidak !! Maksudku, Yoo Jin-ah, apa Tuhan mengirimmu kemari agar kau bisa mengobati luka hatiku sekali lagi ?? Apa kau sengaja dikirim Tuhan untuk menutup lubang besar di hatiku dan membawakan kebahagiaan yang telah dirampas Tuhan dariku sejak Yoon Ji pergi meninggalkan aku ?? Jika memang seperti itu maka kau tidak boleh pergi begitu saja. Kau harus tetap hidup dan menemaniku sampai akhir. Ijinkan aku membayar semua hutangku padamu. Uee-ah, Jangan tinggalkan aku seperti malam itu. Kali ini tidak ada Polaris yang akan membimbingku. Aku ingin kau, yang menggandeng tanganku dan membawaku keluar dari kegelapan ini. KAU !! UEE, CINTA PERTAMAKU !!! Si GADIS SALJU !!! PERI SALJU YANG TIDAK SENGAJA KU LUPAKAN !!! Tapi kini kau kembali, dan kau tidak akan ku lepaskan lagi”, batinku saat melihat Ji Hoo dengan bergegas masuk ke ruang operasi dengan membawa sebotol darah segar hasil transfusi.

Aku begitu tenggelam dalam lamunanku hingga tidak sadar saat dia sudah berdiri di hadapanku dengan Ji Hyun dalam pelukannya.
“Kau kenapa ?? Melamun lagi ??”, tanyanya menggodaku.
“Eomma, Appa melamun lagi hehehe ^^”,seru putriku sambil tertawa geli.

Eomma.. Benar. Ji Hyun memanggilnya Eomma, karena bagi Ji Hyun, Uee adalah Ibu kandungnya, seorang wanita yang sejak dia berumur 2 tahun sudah merawat, membesarkan dan menjaganya. Setelah kecelakaan itu, Uee mengalami koma kurang lebih 2 bulan. Aku dan Ayah mertuaku benar-benar takut Uee akan meninggalkan kami semua, terlebih setelah dia mengetahui bahwa Uee memang Putri Kandungnya yang sudah lama hilang. Tes DNA serta penelusuran orang-orang Park Jung Min telah membawa kami kepada kenyataan bahwa dia memang adalah Putri Presiden  yang hilang di culik orang. Ayah Mertuaku sangat sedih dan shock saat mengetahui bahwa putri kandungnya berada di ambang kematian.

Tapi ternyata di suatu pagi yang cerah kami mendapati tempat tidurnya yang kosong dan dia sudah berada di tepi hutan yang ada di belakang RS, mencari PERI SALJUnya. Gadis keras kepala. Tapi kekeras kepalaannya dan tekadnya yang kuat itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.

“Kau tidak perlu lagi mencari Peri Salju”, ujarku hari itu.
“Kenapa ?”,tanyanya bingung. “Lagipula siapa kau ??”, tanyanya lagi.
“Ah iya, aku belum memperkenalkan namaku. Aku adalah Ayah dari gadis kecil yang kau selamatkan itu. Namaku Kim Hyun Joong”, jawabku memperkenalkan diri.
“Oh..Darimana kau tau aku mencari Peri Salju ??”,tanyanya bingung.

“Peri Salju hanya muncul di malam Natal kan ?? Apa sekarang Hari Natal ?? Lagipula untuk apa kau cari Peri Salju jika apa yang kau inginkan sudah terkabul”,jawabku santai.
“Aku tidak mengerti. Darimana kau tau soal itu ??”,tanyanya berpikir keras.

“Bintang Polaris. Apa kau masih ingat ??”,tanyaku lagi.
“Kau..Apa kau anak laki-laki itu ?? Kau yang selalu merayakan malam Natal di tempat kami ?? Bagaimana bisa...?”,dia terlihat bingung. Aku tersenyum lalu ku rengkuh dia dalam pelukanku.

“Maaf aku sudah melupakanmu Uee. Sekarang kau tidak sendirian lagi, kau tidak perlu lagi menghabiskan malam kedinginan di dalam hutan hanya untuk mencari Peri Salju, karena keinginanmu sudah terkabul”,jawabku sambil memeluknya hangat.

“Mwo ??”,dia masih bingung. “Ayahmu..Kau sudah menemukannya. Dia disini. Apa kau ingin bertemu dia sekarang ??”,tanyaku sambil ku gandeng tangannya masuk ke RS. Aku ingat berapa dia sangat terkejut mengetahui bahwa Presiden Korea adalah Ayahnya dan bahwa gadis kecil yang diselamatkannya adalah keponakannya. Sejak itulah kami mulai dekat, karena adiknya sudah meninggal tanpa pernah dia mengenalnya, Uee menjadikan Ji Hyun sebagai pengganti adiknya.

Dia yang penuh kasih sayang menjadi Ibu pengganti bagi Ji Hyun. Ji Hyun bahkan menolak memanggilnya Bibi. Semuanya menjadi sulit saat aku menyadari aku telah jatuh cinta pada kakak iparku sendiri. Tapi ayahku ternyata justru merestui kami. Bagaimanapun juga Uee adalah Putri kandungnya dan dia menyayangi Ji Hyun seperti putrinya sendiri. Aku ingat ekspresinya yang terkejut saat aku melamarnya di Malam Natal itu.

Sungguh manis dan menggoda. Awalnya dia menolak karena dia tidak mau dijadikan pengganti Yoon Ji, tapi aku bersumpah padanya bahwa yang satu tidak akan pernah menggantikan yang lain. Aku mencintai Kim Yoon Ji yang manja dan mau menang sendiri, tapi aku LEBIH MENCINTAI KIM YOO JIN yang penuh semangat dan mandiri. Sekarang sudah setahun kami menikah dan Ji Hyun sangat senang karena Eomma-nya bisa tinggal bersama kami.

“Appa, kenapa Appa diam saja ?? Kita jadi ke panti asuhan untuk merayakan Natal Bersama kan ??”, tanya si Kecil dengan polosnya. Aku mengangguk dan berdiri lalu kamipun pergi bersama ke Panti Asuhan itu. Tempat dimana Uee dibesarkan, tempat pertama kali kami bertemu.

Ji Hyun senang sekali karena memiliki banyak teman, dan saat hari menjelang malam, disaat semua orang sedang bersenang-senang menikmati pesta, aku menyadari Istriku menghilang. Dengan panik aku berlari keluar dan kulihat dia, dengan rambut panjangnya yang berkibar, berjalan kedalam hutan.

“Uee tetaplah Uee..”,batinku sambil tersenyum dan berjalan mengikutinya setelah menitipkan si kecil pada Suster kepala.





“Masih mencari PERI SALJU ??”,candaku padanya. Dia menoleh dan kulihat wajahnya yang cantik semakin terlihat cantik di bawah remang-remang cahaya bulan.
“Lihat kan !! Asalkan tidak menyerah, suatu saat nanti impianmu pasti akan menjadi kenyataan. Peri Salju membawaku bertemu denganmu, dan kau membawaku bertemu Ayah dan putriku”, jawabnya sambil tersenyum manis.

“Ayo masuk !! disini dingin dan Ji Hyun sudah menunggu”,ujarku seraya kupeluk pinggangnya.
“Hyun Joong Oppa..”, ujarnya lemah.
“Ya..Ada sesuatu yang ingin kau katakan ?”,tanyaku, saat sikapnya mendadak jadi aneh.
“Aku..”,jawabnya ragu. “Kau kenapa ??”,tnyaku tak sabar.

“Bagaimana jika kita beri Ji Hyun seorang adik ??”,tanyanya ragu. “Aku berjanji aku akan tetap menyayanginya walaupun aku punya anak sendiri”,lanjutnya cepat dan aku hanya terbengong mendengarnya.

“Maksudmu kau hamil ??”,tanyaku ragu.Dia mengangguk pelan.
“Sejak kapan kau tau ??”, tanyaku lagi. “2 Minggu yang lalu. Aku ingin mencari saat yang tepat memberitaumu. Kurasa Malam Natal adalah saat yang tepat kan ??”,tanyanya ragu.
“Malam Natal identik dengan tragedi, tapi kurasa setelah ini, yang ada hanya kebahagiaan, benar kan ??”,jawabku sambil tersenyum.
“Kau tidak marah ??”,tanyanya lagi.
“Gomawo Uee-ah !!! Ini adalah hadiah Natal yang paling indah yang pernah kuterima”, jawabku sambil menariknya dalam pelukanku dan menciumnya mesra.

Mulai hari ini tidak ada lagi tragedi. Malam ini mendadak kusadari 1 hal, CINTA PERTAMAKU BUKANLAH MO NAE !!! Tapi GADIS SALJU ini !!! Sejak pertama dia sudah menawan hatiku. Dia tidak pernah kulupakan, dia hanya selalu tersimpan dalam sudut hatiku yang paling dalam. Bagaikan kotak Pandora, dia akan muncul di saat aku membutuhkannya.

“TERIMA KASIH SUDAH HADIR DALAM HIDUPKU !!! SARANGHAE UEE-ah !!!”, ujarku lagi disela-sela ciuman panas kami.

F4 Mansion...
“MERRY CHRISTMAS !!!”, ujar F4 dan para Istri mereka. Mereka semua berkumpul di Mansion Jun Pyo untuk merayakan Natal bersama.
“Ini pertama kalinya aku tidka sendirian merayakan Natal”,ujar Jun Pyo sambil tersenyum lebar.”Aku juga”,jawab Yi Jeong dan Woo Bin serentak.

“Ji Hoo-ah, kau terlihat bahagia malam ini. Ada sesuatu yang terjadi antara kau dan Seo Hyun ?”,canda Yi Jeong sambil melirik Seo Hyun yang asyik mengobrol bersama Jan Di, Ga Eul dan Jae Kyung.

“Tidak apa-apa”,jawab Ji Hoo singkat. “Kami senang Seo Hyun bisa membuatmu melupakan kematian Mo Nae dan memulai hidup baru. Siapa yang menyangka jika setelah bertahun-tahun akhirnya cinta pertamamu terbalas”,jawab Woo Bin yang hanya disambut senyum ceria Ji Hoo.

“Seo Hyun adalah Malaikat Pelindung bagi kami. Aku sadar bahwa ternyata cintaku padanya tak pernah mati.Aku mungkin bersalah telah mengatakan ini, tapi aku baru menyadari bahwa cintaku pada Seo Hyun ternyata LEBIH BESAR dari cintaku pada Mo Nae”,jawab Ji Hoo sambil memandang istrinya dari kejauhan.

Seo Hyun berdiri dan menuju ke arah meja makan saat tiba-tiba dia terjatuh dan pingsan. Ji Hoo yang panik bergegas menolongnya dan membawanya ke kamar tamu di rumah Jun Pyo. Ji Hoo dengan sigap memeriksa istrinya. Tapi dia hanya menatap Seo Hyun sesaat setelah dia selesai memeriksanya.

“Ji Hoo, ada apa ?? Aku tidak apa-apa kan ??”,tanya Seo Hyun dengan sedikit takut.
“Aku tidak yakin. Seo Hyun, lebih baik kuminta dokter lain memeriksamu”, ujar Ji Hoo lalu segera menelpon seseorang. Ji Hoo menunggu dengan cemas saat dokter itu memeriksa Seo Hyun.

“Hei Man, ada apa sebenarnya ?? Bukankah kau sudah memeriksanya sendiri ?? Kenapa masih memanggil Dokter lain ??”,tanya Woo Bin bingung.
“Apa kau takut pemeriksaanmu tidak akurat ??”,canda Yi Jeong dan Ji Hoo mengangguk pelan. “Mwo ?? Kau yang berhasil menyelamatkan Uee yang hampir mati ditabrak sekarang tidak yakin saat memeriksa istrimu sendiri ?? Aiishhh Jinja..”,ujar Jun Pyo tak habis pikir.

Ji Hoo tetap terdiam. Begitu pintu terbuka dan dokter itu keluar,dia segera berlari menyambutnya. “Dokter, apa analisaku benar ??”,tanyanya gugup. Dokter itu mengangguk pelan sambil tersenyum.

“Selamat Dokter Yoon..Istri anda sedang hamil. 1 bulan”,jawabnya memberi selamat dan Ji Hoo tersenyum senang.
“Wow Man.. Congratulation”,seru Woo Bin menepuk pundak Ji Hoo.
“Selamat ya.. Anak keduamu”,ujar Yi Jeong dan Jun Pyo senang.

“Terima kasih. Tapi tidak ada kehamilan ektopik lagi kan ?”,tanya Ji Hoo takut.Dokter itu tersenyum. “Semuanya baik-baik saja.Anda tidak perlu cemas”, jawabnya lalu pamit pergi.





Ji Hoo berjalan masuk sambil tersenyum manis. “Kau sudah tau kan?? Kenapa memanggil Dokter?”,omel Seo Hyun. “Aku takut salah menganalisa”,jawab Ji Hoo singkat.
“Ji Hoo, aku senang sekaligus takut.Ini adalah kehamilan pertamaku.Bagaimana jika aku seperti Mo Nae??”,tanya Seo Hyun sambil memeluk Ji Hoo erat.

“TIDAK AKAN !!! Sudah cukup aku kehilangan. Sekarang aku memiliki keluarga yang sempurna dan aku tidak akan membiarkan siapapun merampasnya.Aku akan menjagamu dengan baik.Akan kupastikan semuanya tekendali”,janji Ji Hoo lembut seraya mengelus rambut Seo Hyun dengan lembut.

         “Gomawo Ji Hoo-ah”,bisik Seo Hyun lembut.
   “Aku yang seharusnya berterima kasih padamu.Terima kasih sudah kembali padaku.Terima kasih sudah memberiku hidup baru yang indah.Terima kasih sudah menyayangi Putraku dan Terima kasih sudah memberiku Hadiah Natal yang sangat indah. SARANGHAE MIN SEO HYUN !!!”, ujar Ji Hoo lembut dan tulus.

       “NADO SARANGHAE, YOON JI HOO !!!”,ujar Seo Hyun lalu mereka berciuman mesra di bawah pohon Natal. Natal tahun ini adalah Natal yang indah bagi semua orang. TIDAK ADA LAGI AIRMATA DAN KESEDIHAN !!! Semuanya berakhir bahagia !!!

TAMAT !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads