Selasa, 28 Agustus 2012

" YOON JI HOO After Story - A Moment To Remember 1 " / SS501 & JUNG SO MIN FANFICTION



" YOON JI HOO After Story - A Moment To Remember "

Starring :

Kim Hyun Joong as Yoon Ji
Jung Somin as Hong Mo Nae
Kim Hyun Joong As Himself ( Double Casting )
Heo Young Saeng as Himself
Kim Kyu Jong as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Park Jung Min as Himself
Kim Hyung Jun as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Lee Min Ho as Gu Jun Pyo
Kim Bum as So Yi Jung
Kim Joon as Song Woo Bin
Go Hye Sun as Geum Jan Di



“ CHAPTER 1 : GOODBYE MY LOVE “




YOON JI HOO POV :
          Akhirnya hari ini tiba juga, hari dimana aku harus melepaskan wanita yang sangat berharga bagiku untuk menikah dengan pria lain. Benar. Hari ini adalah hari Pernikahan sahabatku, Gu Jun Pyo dengan wanita yang di cintainya, Geum Jan Di. Aku memaksakan diri tersenyum di hadapan semua orang, walau sebenarnya batinku terluka. Bagaimana tidak, Aku, Yoon Ji Hoo tidak pernah beruntung dalam cinta. Cinta Pertamaku, Min Seo Hyun menolakku dan hanya menganggapku sebagai adik, lalu saat aku mulai membuka hatiku dan jatuh cinta pada gadis lain, aku sudah terlambat, gadis itu juga sudah jatuh cinta pada pria lain, seseorang yang merupakan teman baikku sendiri. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, “ Yoon Ji Hoo, akankah ada seseorang untukmu sendiri ? Ataukah kau harus menjalani hidupmu dalam kesepian dan kesendirian selamanya ?”. Aku tersenyum getir mengingat nasibku.

          Aku ikut bahagia bila wanita yang kucintai bahagia, tapi tidak bisa dipungkiri kalau aku sangat iri pada mereka. Aku membayangkan diriku berdiri di atas altar dan mngucapkan sumpah setia bersama wanita yang kucintai, seseorang yang sampai saat ini belum ku temukan, atau mungkin, selamanya tidak akan pernah ku temukan. Benarkah akan ada seseorang untukku di luar sana ? Bila suatu hari aku menemukannya, aku bersumpah aku tidak akan pernah melepaskannya.

          Aku tersenyum sedih saat pada akhirnya Pendeta mengesahkan mereka sebagai Suami Istri.
 “ Geum Jan Di, semoga bahagia. Mulai sekarang, aku bahkan tidak bisa berada disisimu sebagai Pelindungmu lagi. Kurasa sekarang, tugasku sudah berakhir. Kau sudah tidak membutuhkan aku lagi kan ?”, batinku pahit.

“ SELAMAT TINGGAL MASA LALU, AKU KAN MELANGKAH. MULAI SEKARANG, AKU AKAN MEMULAI HIDUP BARUKU. JAN DI-ah, KAU HARUS BERJANJI PADAKU BAHWA KAU AKAN SELALU BAHAGIA “, tekadku dalam hati.

          “ SELAMAT. Semoga kalian bahagia “, ucapku menyalami kedua mempelai dengan senyum yang dipaksakan. “ Gomawo, Ji Hoo Sunbae “, ujarnya sambil tersenyum bahagia.
          “ Thanks Frend “, jawab Jun Pyo memelukku sekilas.
          “ Jan Di, selamat “, ujar Chu Ga Eul, sahabat Jan Di. Disampingnya berdiri Casanova F4, So Yi Jung. Aku menarik napas, bahkan si Playboy pun pada akhirnya menemukan cinta sejatinya dan akan segera menikah.

          “ Congrat, Bro “, ujar Woo Bin. Disampingnya berdiri Jae Kyung, mantan tunangan Jun Pyo, yang entah sejak kapan dia mulai berkencan dengan Woo Bin. Tapi harus ku akui kalau mereka berdua sangat serasi. Prince Song sangat cocok berdampingan dengan Princess Jae Kyung kan ?
          1 per 1 mereka memberikan selamat pada kedua mempelai. Dengan membawa pasangan masing-masing, mereka terlihat sangat bahagia. Hanya aku yang sendirian. Semua sahabatku sudah memiliki pasangan.

“Tuhan, tidakkah ini terlalu kejam untukku ?”, batinku dalam hati, lalu tanpa kata, dengan diam-diam aku berjalan meninggalkan gereja ini. Sendiri. Hanya aku sendiri. Aku mengendarai motorku dan melaju kencang ke sebuah Bar untuk menenangkan diri. Yoon Ji Hoo yang malang, aku tidak pernah merasakan cinta, sejak orang tuaku meninggal, kakekku tidak pernah peduli padaku dan aku hanya dibesarkan oleh Pelayan. Aku tidak punya saudara, tidak ada seorangpun yang bisa ku jadikan tempat sandaran. Walau aku sudah terbiasa hidup sendiri, tapi lama kelamaan kesepian ini membuat batinku tersiksa. Cinta Pertamaku, Min Seo Hyun pun akhirnya menikah dengan seorang Pengusaha Berlian dan hidup bahagia bersama suaminya. Sekarang lengkap sudah semuanya, aku tidak memilki siapa-siapa.

“Apa lebih baik aku menikah dengan biolaku saja ?’, batinku sedih. Saat tanpa sadar aku telah meminum gelas birku yang ke5. Aku bahkan tidak tau sejak kapan aku punya kebiasaan minum.

“ Lepaskan aku !!”, seorang gadis yang berdiri tidak jauh dariku terlihat terganggu dengan beberapa pria yang mengelilinginya. Kulihat para bajingan itu mabuk dan menikmati mengganggu  gadis itu. Gadis itu tampak ketakutan. Kuamati dia, dia cantik dan bentuk tubuhnya juga lumayan, dari pakaiannya dia terlihat seperti Nona Besar, tapi kenapa seorang Nona Besar bisa ada di tempat seperti ini ?

“ Aku bilang lepaskan !!”, teriaknya lagi. Seorang pelayan mencoba menolongnya tapi para bajingan itu memukulnya. Mereka semakin kasar saja, aku tidak bisa membiarkannya. Aku mendekati mereka dan memukul salah 1nya. “ bukan seperti itu caranya memperlakukan wanita !!”, seruku pada mereka. “ Siapa kau ?? Apa kau pacarnya ?”, Tanya yang 1 lagi.

“ Kalau iya kenapa ?? Lepaskan dia !!”, ujarku lagi lalu dalam sekejap, kami terlibat perkelahian. Mereka berempat dan aku hanya sendiri, tapi aku tidak ingin kalah, lagipula aku bisa melampiaskan kekesalanku, kemarahanku dan kesedihanku dengan memukul mereka. BEnar. Aku butuh pelampiasan. Dengan kemarahan berapi-api aku mengalahkan mereka semua. Setelah kujatuhkan mereka semua, aku segera menarik tangan gadis itu dan ingin membawanya kabur, tapi tiba-tiba salah 1 dari mereka berdiri dan memukul kepalaku dengan botol bir yang ada disana.

Rasa sakit menjalar diseluruh kepalaku, aku merasakan darah mengalir turun dari keningku. Genggaman tanganku spontan terlepas dari gadis itu. Kulihat dia menjerit saat melihat darah turun dari kepalaku. “ Tuan..”, ujarnya ketakutan. Orang yang memukulku berjalan mendekat seraya mengangkat sebuah bangku dan berniat memukulkannya kearahku. Aku menutup mataku, terlalu lelah untuk melawan, aku menunggu bangku itu menghantam tubuhku tapi ternyata hal itu tidak pernah terjadi. Alih-alih aku mendengar suara berdebam lain yang keras.

“ Tuan.. Tuan, ayo pergi “, ujar gadis itu seraya memegangi lenganku ketakutan. Kubuka mataku perlahan dan kulihat orang itu pingsan di depanku dengan kepala yang berdarah, disampingku kulihat gadis itu masih memegang pecahan botolnya.

“ Kau yang memukulnya ?”, tanyaku kaget. Dia mengangguk sambil menangis. “ Aku tidak bisa membiarkannya membunuhmu “, isaknya menangis. Spontan aku menariknya kedalam pelukanku untuk meredakan tangisnya. “ Ssssttt.. Tidak apa=apa. Sudah selesai +, bisikku lembut ditelinganya. “ Terima kasih. Terima Kasih “, isaknya lagi. Perlahan aku membawanya ke tempat bartender itu berdiri dan kukeluarkan dompetku seraya menyodorkan uang padanya.

“ Maafkan aku atas kekacauan yang kubuat. Ini untuk ganti rugi tempat kalian. Jangan sampai wajah atau namaku di sangkut pautkan. Bisa kan ?”, aku menyerahkan semua uang dalam dompetku. Kuberikan sekitar 3 juta Won padanya, karena hanya itu uang tunai dalam dompetku.

Dia mengangguk dan menerimanya. “ Jangan khawatir Tuan. Mereka akan saya laporkan pada Polisi karena sudah membuat kekacauan di tempat ini, tapi saya jamin, Anda tidak akan terlibat “, janjinya sambil tersenyum. “ terima kasih “, sahutku lalu mengajak gadis itu pergi. Uang. Aku benci mengakui ini tapi memang tidak ada hal yang tidak bisa di selesaikan dengan uang. Benarkan ??

Setelah sampai diluar Bar aku langsung memanggil taksi untuknya. “ Pulanglah !!”, perintahku padanya seraya memegang kepalaku yang berdarah. “ Tidak. Kau terluka karena menolongku, aku tidak mau pulang sebelum membawamu ke RS “, jawabnya keras kepala. “ Aku tidak apa-apa “, jawabku bersikeras. “ Aku tidak peduli. Pokoknya kau harus ke RS “, gadis ini benar-benar keras kepala, dia langsung mendorong tubuhku yang memang sudah lemas kedalam taksi.

Setelah sampai di RS, para perawat langsung mengobati dan membalut lukaku dengan hati-hati. “ kau masih disini ?’, tanyaku pada gadis itu setelah aku keluar dari ruang perawatan. “ Bagaimana ? Kepalamu tidak apa-apa kan ?’, tanyanya cemas. Aku menggeleng pelan. “ hanya luka kecil “, jawabku menenangkannya. “ syukurlah !! Aku takut sekali !! Maafkan aku dan terima kasih sudah menolongku “, ujarnya dengan mata berkaca-kaca lalu langsung memelukku sambil menangis terisak.

“ Aku tidak mau lagi ada orang yang mati karena aku “, bisiknya ditengah tangisannya. Aku tidak tau apa maksudnya tapi aku membalas pelukannya. Setelah cukup lama berpelukan, aku mengantarnya pulang. “ Lain kali jangan datang ke Bar sendirian. Aku tidak mungkin selalu ada untuk menolongmu kan ?”, candaku padanya. Dia cemberut. Astaga. Dia manis sekali dan entah kenapa aku merasa ada yang menarik dari gadis ini.

“ Terima kasih sekali lagi. Kau bagaikan Malaikat Pelindungku “, ujarnya [olos. Aku tertawa getir. “ Malaikat Pelindung ?? Kupikir mulai hari ini aku sudah berhenti jadi Malaikat Pelindung “, batinku, seraya mengingat pertemuan dengan Jan Di juga dimulai dengan aku selalu menolongnya.

“ Masuklah !!”, ujarku menyuruhnya masuk. “ Apa kita bisa bertemu lagi ?”, tanyanya berharap. Aku mengangkat bahuku dan berkata “ Jika kita berjodoh, kita pasti akan bertemu lagi “, jawabku sekenanya.

HONG MO NAE !!!’, ujarnya padaku. “ Apa ?’, aku bingung dengan perkataannya.
“Namaku HONG MO NAE !!! Aku berharap kita bisa bertemu lagi “, dia tersenyum ceria padaku. Senyum termanis yang  pernah  kulihat. Well, harus kuakui dia lebih cantik dari Jan Di. Aku tersenyum padanya sesaat sebelum melihatnya masuk ke Apartmentnya.

“ HONG MO NAE !!! Semoga kita bertemu lagi “, batinku saat taksinya sudah pergi menjauh.

Hong Mo Nae APARTMENT ….
 “ Bodoh !!! Mo Nae, kenapa kau tidak tanyakan namanya ?”, ujar gadis itu kesal sambil mengutuki kebodohannya. “ Dia tinggi, tampan, baik. Haaahhh,, andai dia pacarku “, ujar Mo Nae sambil tersenyum sendiri. “ Ya Tuhan, apa yang kupikirkan ?? Kami kan tidak sengaja bertemu, aku bahkan tidak tau namanya, kenapa aku bisa berpikir seperti itu ??”, Mo Nae terlihat kecewa. Dia berharap dia bisa bertemu lagi dengan Malaikat Pelindungnya.

Mo Nae melangkah ke Apartement dengan riang tapi sangat terkejut begitu melihat siapa yang sudah menunggunya didalam. “ Mo Nae, saatnya kau pulang “, seru suara itu, tegas dan dalam.

JI HOO HOUSE …
          “ Ada apa denganmu Ji Hoo ?? Kenapa kepalamu di balut ? Apa kau berkelahi ?”, Tanya seorang pria tua saat melihat cucunya pulang dengan baju kotor dan kepala diperban. Ji Hoo hanya menatapnya sekilas lalu berjalan ke kamarnya tanpa bicara panjang lebar.

          “ Kakek bicara padamu “, ujar pria itu.
          “ Untuk apa kakek peduli ? Bukankah selama ini kakek tidak pernah peduli ?”, jawab Ji Hoo, pelan dan dalam, sambil mengganti bajunya.
“ YOON JI HOO, kau ini kenapa ? Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya ?? Kau tidak pernah pulang dalam keadaan terluka “ bentak kakeknya.
“ Kakek tau apa ? Bukankah selama ini aku hanya di besarkan oleh Pelayan ?’, jawab Ji Hoo malas.
“ Jika tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, aku ingin tidur “, jawab Ji Hoo, mengusir kakeknya dengan halus. Kakeknya hanya menarik napas tapi akhirnya dia keluar dari kamar itu.

“ Aku harus tau ada apa dengannya”, batin kakeknya. “ Tolong bantu aku selidiki sesuatu “, perintahnya pada seseorang di telp.

1 MINGGU KEMUDIAN …
          “ Ini sama sekali tidak masuk akal !! Bagaimana bisa aku menikah dengan seorang wanita yang tidak kukenal ? AKU TIDAK MAU !!!”, jawab Ji Hoo keras. Kakeknya hanya tersenyum penuh arti. “ apakah kau tidak iri melihat sahabatmu punya kekasih ? Bahkan punya istri ?”, Tanya kakeknya, mengetahui bahwa hanya cucunya yang tidak memilki pasangan.

 “ Aku tidak peduli !! ini hidupku dan ini hatiku, tidak ada seorang pun yang bisa memaksaku “, jawab Ji Hoo, kesal dengan ide Pernikahan yang di jodohkan. “ kakek lihat apa yang terjadi dengan Jun Pyo kan ? Pernikahannya dengan Jae Kyung gagal karena mereka tidak saling mencintai ?”, lanjut Ji Hoo.

          “ Kasus Jun Pyo masih bisa dimengerti karena dia memiliki kekasih yang dia cintai. Tapi kau.. Kau tidak memilki siapa-siapa kan ? Kenapa tidak di coba saja ? Temui dia dulu baru kau putuskan “, desak kakeknya. “ Aku tidak mau !!!”, Ji Hoo bersikeras lalu pergi meninggalkan kakeknya sambil membanting pintu dengan keras.

HONG MO NAE POV :
          “ Apa-apaan ini ?? Perjodohan lagi ? aku tidak mau, aku sudah memiliki seseorang yang ku sukai “, batin Mo Nae kesal. "Mo Nae, kau sudah cukup umur untuk menikah. Dulu pertunanganmu gagal karena Jo Woon, sekarang dia sudah tidak ada, jadi kurasa sekarang tidak ada alasan lagi bagimu untuk menolak kan ?”, ujar Ibunya.

          “ Tapi Ibu.. aku sudah memiliki seseorang yang kusukai “, mohon Mo Nae. “ Baik, katakan siapa namanya biar nanti kami selidiki latar belakangnya. Bila latar belakang pria itu setara dengan kita, mungkin nanti ayah bisa mempertimbangkannya “, jawab Sang Ayah, mencoba bijaksana.

          Mo Nae menggigit jarinya. “ Sial !! Bagaimana ini ? Aku kan tidak tau namanya “, batinnya kesal. “ Mo Nae-ah..”, panggil ayahnya. “ Siapa namanya ?’, ulangnya lagi.
          “ Dia.. Itu… Namanya…”, Mo Nae bingung harus berkata apa. “ tidak tau namanya ?’, potong Ibunya. “ Bagaimana bisa kau menyukai seseorang yang bahkan namanya saja kau tidak tau ?’, lanjut Ibunya mencibir. “ Tapi aku menyukainya “, protes Mo Nae.

          “ kau berbohong kan ?”, lanjut ayahnya. “ Tidak… Ayah..”, Mo Nae terus memohon. “ Tidak bisakah beri aku waktu ? Aku akan mencari tau namanya dan membawanya ke hadapan ayah “, rayu Mo Nae. “ TIDAK BISA !!! HAE SHIN Group sedang mengalami krisis keuangan, jadi jika kau menikah dengan pria itu, keluarganya bisa membantu kita keluar dari masalah “, jawab ayahnya menolak.

          Mo Nae menangis. “ Ini tidak adil !! Jadi hanya demi uang kan ?? Ini Pernikahan Politik, benarkan ?? Ayah tega menjualku demi Perusahaan. AYAH JAHAT !!!”, teriak Mo Nae sambil menangis lalu berlari ke kamarnya.
          “ HONG MO NAE !!!”, teriak Ayahnya tapi Mo Nae tidak mempedulikannya.

          “ Baik !!! Akan kubuktikan kalau aku bisa hidup tanpa keluarga Hong “, Mo Nae bertekad dia tidak ingin lagi di jadikan boneka Politik keluarganya. Kakaknya Tae Ra menjalani kehidupan pernikahan yang tidak bahagia, dia tidak ingin seperti kakaknya. Mo Nae berencana lari dari rumah malam itu juga. Dia hanya membawa pakaian dan barang-barang yang diperlukan.

          “ Perhiasan. Aku akan menjual ini untuk bertahan hidup sementara sampai aku mendapatkan kerja. Aku tau ayah pasti akan memblokir semua kartu kreditku jika dia menyadari aku lari dari rumah “, batin Mo Nae sambil berkemas dengan cepat. “Lalu untuk malam ini, kurasa Oppa bisa membantu “, batin Mo Nae sambil mengambil ponselnya.

          “ OPPA !!”, seru Mo Nae ditelp. “ Bisakah aku menginap di apartmentmu malam ini ?”, pinta Mo Nae merayu. “ Hanya malam ini “, tegasnya. “ Besok pagi aku akan menyewa apartment lain yang lebih murah “, lanjutnya lagi. Terdengar perdebatan. “ Aku tidak bisa tinggal di Apartmentku yang sekarang. Keluargaku mengetahuinya, mereka pasti akan menyeretku pulang “, rayu Mo Nae.

          “ Jika sampai paman tau, aku bisa celaka, Mo Nae-ah..”, ujar suara di seberang sana. “ Hyun Joong Oppa.. kumohon “, pinta Mo Nae. Hyun Joong menarik napas pasrah.
          “ Baiklah !! Datanglah kemari !!”, jawabnya pasrah. Mo Nae bersorak senang. “ kau memang yang terbaik, Hyun Joong Oppa “, rayu Mo Nae. “ Yeah, aku tau “, ujarnya lalu telp ditutup.

          Kim Hyun Joong, pewaris Kim Enterprise adalah sahabat baik Hong Mo Nae sejak mereka masih kecil. Hyun Joong dan kedua adiknya, Kim Kyu Jong dan Kim Hyung Jun sudah dianggap seperti keluarga sendiri bagi keluarga Hong, mengingat Tuan Hong dan Tuan Kim adalah sahabat sejak mereka masih SMU. KIM BROTHERS lah tempat Mo nae biasa meminta tolong bila dia menemui jalan buntu.

          Hong Mo Nae bersorak, dia tau Hyun Joong Oppa-nya akn membantunya setiap saat. Dengan mengendap-endap dia berjalan keluar rumah sambil menyeret kopernya. Dengan hati-hati pula, dia memasukkan kunci ke mobilnya lalu mengendarainya dengan cepat meninggalkan kediaman keluarga Hong.

          “ TODAY MY LIFE BEGIN !!!”, begitulah pikir Mo Nae. Benar sekali, karena malam itu hidup beberapa orang akan berubah.

YOON JI HOO POV :
          “ YOON JI HOO, kau mau kemana malam-malam begini ?’, Tanya kakeknya marah. “ Bukan urusan kakek “, jawabku sekenanya. Aku merasa hidupku mulai membosankan.
Aku bosan dengan kakek yang tidak henti-hentinya mengungkit soal perjodohan.
Aku bosan melihat kemesraan Jun Pyo dan Jan Di yang secara tidak langsung membuatku merasa terluka.
Aku bosan selalu di tinggalkan oleh orang yang kucintai.
Aku bosan selalu dicampakkan.
Aku bosan melihat betapa bahagianya teman-temanku dengan kekasih mereka sementara aku hanya sendirian, merasa tidak ada yang menginginkan.
          Aku bosan selalu merasa kesepian dan sendirian.

          Berkumpul dengan F4, membuatku semakin merasa tersiksa. Bukan aku iri pada mereka, tapi aku hanya merasa hidup tidak adil padaku. Tuhan mengambil semua orang yang kusayangi. Orang tuaku, Seo Hyun, dan Jan Di.. membuatku benar-benar merasa sendiri.

Aku ingin melupakan semuanya walau hanya sesaat.
Melupakan bahwa aku adalah Yoon Ji Hoo dari F4.
Melupakan aku adalah cucu mantan Presiden Korea.
Melupakan bahwa aku adalah Yoon Ji Hoo yang selalu kesepian dan ditinggalkan.
Melupakan cintaku yang selalu bertepuk sebelah tangan.
CUKUP SUDAH !!! AKU BENAR-BENAR INGIN MELUPAKAN SEMUANYA !!!

          Aku terlalu sibuk dengan pikiranku hingga tidak sadar saat ada sebuah mobil yang bergerak kearahku dengan kecepatan tinggi. Terlalu terkejut untuk menghindar, terlambat untuk berputar arah, aku merasakan mobil itu menghantam tubuhku dengan keras. Sakit sesaat… lalu semuanya hilang.

To Be Continued…..

Author Opinion : TIDAK PUAS DGN ENDING " BOYS BEFORE FLOWER ", INI LAH ALASAN FANFICTION INI DIBUAT !!! YOON JI HOO HRS BAHAGIA hehehe,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads