" YOON JI HOO After Story - A
Moment To Remember "
Starring :
Kim Hyun
Joong as Yoon Ji
Jung Somin as Hong Mo Nae
Jung Somin as Hong Mo Nae
Kim Hyun
Joong As Himself ( Double Casting )
Heo Young
Saeng as Himself
Kim Kyu Jong
as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Park Jung Min
as Himself
Kim Hyung Jun
as Himself ( Kim Hyun Joong’s Brother )
Lee Min Ho as
Gu Jun Pyo
Kim Bum as So
Yi Jung
Kim Joon as
Song Woo Bin
Go Hye Sun as
Geum Jan Di
“ CHAPTER 1 : GOODBYE MY LOVE “
YOON JI HOO
POV :
Akhirnya
hari ini tiba juga, hari dimana aku harus melepaskan wanita yang sangat
berharga bagiku untuk menikah dengan pria lain. Benar. Hari ini adalah hari
Pernikahan sahabatku, Gu Jun Pyo dengan wanita yang di cintainya, Geum Jan Di.
Aku memaksakan diri tersenyum di hadapan semua orang, walau sebenarnya batinku
terluka. Bagaimana tidak, Aku, Yoon Ji Hoo tidak pernah beruntung dalam cinta.
Cinta Pertamaku, Min Seo Hyun menolakku dan hanya menganggapku sebagai adik,
lalu saat aku mulai membuka hatiku dan jatuh cinta pada gadis lain, aku sudah
terlambat, gadis itu juga sudah jatuh cinta pada pria lain, seseorang yang
merupakan teman baikku sendiri. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, “ Yoon
Ji Hoo, akankah ada seseorang untukmu sendiri ? Ataukah kau harus menjalani
hidupmu dalam kesepian dan kesendirian selamanya ?”. Aku tersenyum getir
mengingat nasibku.
Aku
ikut bahagia bila wanita yang kucintai bahagia, tapi tidak bisa dipungkiri
kalau aku sangat iri pada mereka. Aku membayangkan diriku berdiri di atas altar
dan mngucapkan sumpah setia bersama wanita yang kucintai, seseorang yang sampai
saat ini belum ku temukan, atau mungkin, selamanya tidak akan pernah ku
temukan. Benarkah akan ada seseorang untukku di luar sana ? Bila suatu hari aku menemukannya, aku
bersumpah aku tidak akan pernah melepaskannya.
Aku
tersenyum sedih saat pada akhirnya Pendeta mengesahkan mereka sebagai Suami
Istri.
“ Geum Jan Di, semoga bahagia. Mulai sekarang,
aku bahkan tidak bisa berada disisimu sebagai Pelindungmu lagi. Kurasa
sekarang, tugasku sudah berakhir. Kau sudah tidak membutuhkan aku lagi kan ?”, batinku pahit.
“ SELAMAT TINGGAL MASA
LALU, AKU KAN
MELANGKAH. MULAI SEKARANG, AKU AKAN MEMULAI HIDUP BARUKU. JAN DI-ah, KAU HARUS
BERJANJI PADAKU BAHWA KAU AKAN SELALU BAHAGIA “, tekadku dalam hati.
“
SELAMAT. Semoga kalian bahagia “, ucapku menyalami kedua mempelai dengan senyum
yang dipaksakan. “ Gomawo, Ji Hoo Sunbae “, ujarnya sambil tersenyum bahagia.
“
Thanks Frend “, jawab Jun Pyo memelukku sekilas.
“
Jan Di, selamat “, ujar Chu Ga Eul, sahabat Jan Di. Disampingnya berdiri
Casanova F4, So Yi Jung. Aku menarik napas, bahkan si Playboy pun pada akhirnya
menemukan cinta sejatinya dan akan segera menikah.
“
Congrat, Bro “, ujar Woo Bin. Disampingnya berdiri Jae Kyung, mantan tunangan
Jun Pyo, yang entah sejak kapan dia mulai berkencan dengan Woo Bin. Tapi harus
ku akui kalau mereka berdua sangat serasi. Prince Song sangat cocok
berdampingan dengan Princess Jae Kyung kan
?
1
per 1 mereka memberikan selamat pada kedua mempelai. Dengan membawa pasangan masing-masing,
mereka terlihat sangat bahagia. Hanya aku yang sendirian. Semua sahabatku sudah
memiliki pasangan.
“Tuhan, tidakkah ini
terlalu kejam untukku ?”, batinku dalam hati, lalu tanpa kata, dengan diam-diam
aku berjalan meninggalkan gereja ini. Sendiri. Hanya aku sendiri. Aku
mengendarai motorku dan melaju kencang ke sebuah Bar untuk menenangkan diri.
Yoon Ji Hoo yang malang,
aku tidak pernah merasakan cinta, sejak orang tuaku meninggal, kakekku tidak
pernah peduli padaku dan aku hanya dibesarkan oleh Pelayan. Aku tidak punya
saudara, tidak ada seorangpun yang bisa ku jadikan tempat sandaran. Walau aku
sudah terbiasa hidup sendiri, tapi lama kelamaan kesepian ini membuat batinku
tersiksa. Cinta Pertamaku, Min Seo Hyun pun akhirnya menikah dengan seorang
Pengusaha Berlian dan hidup bahagia bersama suaminya. Sekarang lengkap sudah
semuanya, aku tidak memilki siapa-siapa.
“Apa lebih baik aku menikah
dengan biolaku saja ?’, batinku sedih. Saat tanpa sadar aku telah meminum gelas
birku yang ke5. Aku bahkan tidak tau sejak kapan aku punya kebiasaan minum.
“ Lepaskan aku !!”, seorang
gadis yang berdiri tidak jauh dariku terlihat terganggu dengan beberapa pria
yang mengelilinginya. Kulihat para bajingan itu mabuk dan menikmati mengganggu gadis itu. Gadis itu tampak ketakutan. Kuamati
dia, dia cantik dan bentuk tubuhnya juga lumayan, dari pakaiannya dia terlihat
seperti Nona Besar, tapi kenapa seorang Nona Besar bisa ada di tempat seperti ini
?
“ Aku bilang lepaskan !!”,
teriaknya lagi. Seorang pelayan mencoba menolongnya tapi para bajingan itu
memukulnya. Mereka semakin kasar saja, aku tidak bisa membiarkannya. Aku
mendekati mereka dan memukul salah 1nya. “ bukan seperti itu caranya
memperlakukan wanita !!”, seruku pada mereka. “ Siapa kau ?? Apa kau pacarnya
?”, Tanya yang 1 lagi.
“ Kalau iya kenapa ??
Lepaskan dia !!”, ujarku lagi lalu dalam sekejap, kami terlibat perkelahian.
Mereka berempat dan aku hanya sendiri, tapi aku tidak ingin kalah, lagipula aku
bisa melampiaskan kekesalanku, kemarahanku dan kesedihanku dengan memukul
mereka. BEnar. Aku butuh pelampiasan. Dengan kemarahan berapi-api aku
mengalahkan mereka semua. Setelah kujatuhkan mereka semua, aku segera menarik
tangan gadis itu dan ingin membawanya kabur, tapi tiba-tiba salah 1 dari mereka
berdiri dan memukul kepalaku dengan botol bir yang ada disana.
Rasa sakit menjalar
diseluruh kepalaku, aku merasakan darah mengalir turun dari keningku. Genggaman
tanganku spontan terlepas dari gadis itu. Kulihat dia menjerit saat melihat
darah turun dari kepalaku. “ Tuan..”, ujarnya ketakutan. Orang yang memukulku
berjalan mendekat seraya mengangkat sebuah bangku dan berniat memukulkannya
kearahku. Aku menutup mataku, terlalu lelah untuk melawan, aku menunggu bangku
itu menghantam tubuhku tapi ternyata hal itu tidak pernah terjadi. Alih-alih
aku mendengar suara berdebam lain yang keras.
“ Tuan.. Tuan, ayo pergi “,
ujar gadis itu seraya memegangi lenganku ketakutan. Kubuka mataku perlahan dan
kulihat orang itu pingsan di depanku dengan kepala yang berdarah, disampingku
kulihat gadis itu masih memegang pecahan botolnya.
“ Kau yang memukulnya ?”,
tanyaku kaget. Dia mengangguk sambil menangis. “ Aku tidak bisa membiarkannya
membunuhmu “, isaknya menangis. Spontan aku menariknya kedalam pelukanku untuk
meredakan tangisnya. “ Ssssttt.. Tidak apa=apa. Sudah selesai +, bisikku lembut
ditelinganya. “ Terima kasih. Terima Kasih “, isaknya lagi. Perlahan aku
membawanya ke tempat bartender itu berdiri dan kukeluarkan dompetku seraya
menyodorkan uang padanya.
“ Maafkan aku atas
kekacauan yang kubuat. Ini untuk ganti rugi tempat kalian. Jangan sampai wajah
atau namaku di sangkut pautkan. Bisa kan
?”, aku menyerahkan semua uang dalam dompetku. Kuberikan sekitar 3 juta Won
padanya, karena hanya itu uang tunai dalam dompetku.
Dia mengangguk dan
menerimanya. “ Jangan khawatir Tuan. Mereka akan saya laporkan pada Polisi
karena sudah membuat kekacauan di tempat ini, tapi saya jamin, Anda tidak akan
terlibat “, janjinya sambil tersenyum. “ terima kasih “, sahutku lalu mengajak
gadis itu pergi. Uang. Aku benci mengakui ini tapi memang tidak ada hal yang
tidak bisa di selesaikan dengan uang. Benarkan ??
Setelah sampai diluar Bar
aku langsung memanggil taksi untuknya. “ Pulanglah !!”, perintahku padanya
seraya memegang kepalaku yang berdarah. “ Tidak. Kau terluka karena menolongku,
aku tidak mau pulang sebelum membawamu ke RS “, jawabnya keras kepala. “ Aku
tidak apa-apa “, jawabku bersikeras. “ Aku tidak peduli. Pokoknya kau harus ke
RS “, gadis ini benar-benar keras kepala, dia langsung mendorong tubuhku yang
memang sudah lemas kedalam taksi.
Setelah sampai di RS, para
perawat langsung mengobati dan membalut lukaku dengan hati-hati. “ kau masih
disini ?’, tanyaku pada gadis itu setelah aku keluar dari ruang perawatan. “
Bagaimana ? Kepalamu tidak apa-apa kan
?’, tanyanya cemas. Aku menggeleng pelan. “ hanya luka kecil “, jawabku
menenangkannya. “ syukurlah !! Aku takut sekali !! Maafkan aku dan terima kasih
sudah menolongku “, ujarnya dengan mata berkaca-kaca lalu langsung memelukku
sambil menangis terisak.
“ Aku tidak mau lagi ada
orang yang mati karena aku “, bisiknya ditengah tangisannya. Aku tidak tau apa
maksudnya tapi aku membalas pelukannya. Setelah cukup lama berpelukan, aku
mengantarnya pulang. “ Lain kali jangan datang ke Bar sendirian. Aku tidak
mungkin selalu ada untuk menolongmu kan
?”, candaku padanya. Dia cemberut. Astaga. Dia manis sekali dan entah kenapa
aku merasa ada yang menarik dari gadis ini.
“ Terima kasih sekali lagi.
Kau bagaikan Malaikat Pelindungku “, ujarnya [olos. Aku tertawa getir. “
Malaikat Pelindung ?? Kupikir mulai hari ini aku sudah berhenti jadi Malaikat
Pelindung “, batinku, seraya mengingat pertemuan dengan Jan Di juga dimulai
dengan aku selalu menolongnya.
“ Masuklah !!”, ujarku
menyuruhnya masuk. “ Apa kita bisa bertemu lagi ?”, tanyanya berharap. Aku
mengangkat bahuku dan berkata “ Jika kita berjodoh, kita pasti akan bertemu
lagi “, jawabku sekenanya.
“ HONG MO NAE !!!’, ujarnya padaku. “ Apa ?’, aku bingung dengan
perkataannya.
“Namaku HONG MO NAE !!! Aku
berharap kita bisa bertemu lagi “, dia tersenyum ceria padaku. Senyum termanis
yang pernah kulihat. Well, harus kuakui dia lebih cantik
dari Jan Di. Aku tersenyum padanya sesaat sebelum melihatnya masuk ke
Apartmentnya.
“ HONG MO NAE !!! Semoga
kita bertemu lagi “, batinku saat taksinya sudah pergi menjauh.
Hong Mo Nae APARTMENT ….
“ Bodoh !!! Mo Nae, kenapa kau tidak tanyakan
namanya ?”, ujar gadis itu kesal sambil mengutuki kebodohannya. “ Dia tinggi,
tampan, baik. Haaahhh,, andai dia pacarku “, ujar Mo Nae sambil tersenyum
sendiri. “ Ya Tuhan, apa yang kupikirkan ?? Kami kan tidak sengaja bertemu, aku bahkan tidak
tau namanya, kenapa aku bisa berpikir seperti itu ??”, Mo Nae terlihat kecewa.
Dia berharap dia bisa bertemu lagi dengan Malaikat Pelindungnya.
Mo Nae melangkah ke
Apartement dengan riang tapi sangat terkejut begitu melihat siapa yang sudah
menunggunya didalam. “ Mo Nae, saatnya kau pulang “, seru suara itu, tegas dan
dalam.
JI HOO HOUSE …
“ Ada apa denganmu Ji Hoo ??
Kenapa kepalamu di balut ? Apa kau berkelahi ?”, Tanya seorang pria tua saat
melihat cucunya pulang dengan baju kotor dan kepala diperban. Ji Hoo hanya
menatapnya sekilas lalu berjalan ke kamarnya tanpa bicara panjang lebar.
“
Kakek bicara padamu “, ujar pria itu.
“
Untuk apa kakek peduli ? Bukankah selama ini kakek tidak pernah peduli ?”,
jawab Ji Hoo, pelan dan dalam, sambil mengganti bajunya.
“ YOON JI HOO, kau ini
kenapa ? Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya ?? Kau tidak pernah pulang dalam
keadaan terluka “ bentak kakeknya.
“ Kakek tau apa ? Bukankah
selama ini aku hanya di besarkan oleh Pelayan ?’, jawab Ji Hoo malas.
“ Jika tidak ada lagi yang
perlu dibicarakan, aku ingin tidur “, jawab Ji Hoo, mengusir kakeknya dengan
halus. Kakeknya hanya menarik napas tapi akhirnya dia keluar dari kamar itu.
“ Aku harus tau ada apa
dengannya”, batin kakeknya. “ Tolong bantu aku selidiki sesuatu “, perintahnya
pada seseorang di telp.
1 MINGGU
KEMUDIAN …
“
Ini sama sekali tidak masuk akal !! Bagaimana bisa aku menikah dengan seorang
wanita yang tidak kukenal ? AKU TIDAK MAU !!!”, jawab Ji Hoo keras. Kakeknya
hanya tersenyum penuh arti. “ apakah kau tidak iri melihat sahabatmu punya
kekasih ? Bahkan punya istri ?”, Tanya kakeknya, mengetahui bahwa hanya cucunya
yang tidak memilki pasangan.
“ Aku tidak peduli !! ini hidupku dan ini
hatiku, tidak ada seorang pun yang bisa memaksaku “, jawab Ji Hoo, kesal dengan
ide Pernikahan yang di jodohkan. “ kakek lihat apa yang terjadi dengan Jun Pyo kan ? Pernikahannya
dengan Jae Kyung gagal karena mereka tidak saling mencintai ?”, lanjut Ji Hoo.
“
Kasus Jun Pyo masih bisa dimengerti karena dia memiliki kekasih yang dia
cintai. Tapi kau.. Kau tidak memilki siapa-siapa kan ? Kenapa tidak di coba saja ? Temui dia
dulu baru kau putuskan “, desak kakeknya. “ Aku tidak mau !!!”, Ji Hoo
bersikeras lalu pergi meninggalkan kakeknya sambil membanting pintu dengan
keras.
HONG MO NAE POV :
“
Apa-apaan ini ?? Perjodohan lagi ? aku tidak mau, aku sudah memiliki seseorang
yang ku sukai “, batin Mo Nae kesal. "Mo Nae, kau sudah cukup umur untuk
menikah. Dulu pertunanganmu gagal karena Jo Woon, sekarang dia sudah tidak
ada, jadi kurasa sekarang tidak ada alasan lagi bagimu untuk menolak kan ?”, ujar Ibunya.
“
Tapi Ibu.. aku sudah memiliki seseorang yang kusukai “, mohon Mo Nae. “ Baik,
katakan siapa namanya biar nanti kami selidiki latar belakangnya. Bila latar
belakang pria itu setara dengan kita, mungkin nanti ayah bisa
mempertimbangkannya “, jawab Sang Ayah, mencoba bijaksana.
Mo
Nae menggigit jarinya. “ Sial !! Bagaimana ini ? Aku kan tidak tau namanya “, batinnya kesal. “
Mo Nae-ah..”, panggil ayahnya. “ Siapa namanya ?’, ulangnya lagi.
“
Dia.. Itu… Namanya…”, Mo Nae bingung harus berkata apa. “ tidak tau namanya ?’,
potong Ibunya. “ Bagaimana bisa kau menyukai seseorang yang bahkan namanya saja
kau tidak tau ?’, lanjut Ibunya mencibir. “ Tapi aku menyukainya “, protes Mo
Nae.
“
kau berbohong kan
?”, lanjut ayahnya. “ Tidak… Ayah..”, Mo Nae terus memohon. “ Tidak bisakah
beri aku waktu ? Aku akan mencari tau namanya dan membawanya ke hadapan ayah “,
rayu Mo Nae. “ TIDAK BISA !!! HAE SHIN Group sedang mengalami krisis keuangan,
jadi jika kau menikah dengan pria itu, keluarganya bisa membantu kita keluar
dari masalah “, jawab ayahnya menolak.
Mo
Nae menangis. “ Ini tidak adil !! Jadi hanya demi uang kan ?? Ini Pernikahan Politik, benarkan ??
Ayah tega menjualku demi Perusahaan. AYAH JAHAT !!!”, teriak Mo Nae sambil
menangis lalu berlari ke kamarnya.
“
HONG MO NAE !!!”, teriak Ayahnya tapi Mo Nae tidak mempedulikannya.
“
Baik !!! Akan kubuktikan kalau aku bisa hidup tanpa keluarga Hong “, Mo Nae
bertekad dia tidak ingin lagi di jadikan boneka Politik keluarganya. Kakaknya
Tae Ra menjalani kehidupan pernikahan yang tidak bahagia, dia tidak ingin
seperti kakaknya. Mo Nae berencana lari dari rumah malam itu juga. Dia hanya
membawa pakaian dan barang-barang yang diperlukan.
“
Perhiasan. Aku akan menjual ini untuk bertahan hidup sementara sampai aku
mendapatkan kerja. Aku tau ayah pasti akan memblokir semua kartu kreditku jika
dia menyadari aku lari dari rumah “, batin Mo Nae sambil berkemas dengan cepat.
“Lalu untuk malam ini, kurasa Oppa bisa membantu “, batin Mo Nae sambil
mengambil ponselnya.
“
OPPA !!”, seru Mo Nae ditelp. “ Bisakah aku menginap di apartmentmu malam ini
?”, pinta Mo Nae merayu. “ Hanya malam ini “, tegasnya. “ Besok pagi aku akan
menyewa apartment lain yang lebih murah “, lanjutnya lagi. Terdengar
perdebatan. “ Aku tidak bisa tinggal di Apartmentku yang sekarang. Keluargaku
mengetahuinya, mereka pasti akan menyeretku pulang “, rayu Mo Nae.
“
Jika sampai paman tau, aku bisa celaka, Mo Nae-ah..”, ujar suara di seberang sana. “ Hyun Joong Oppa..
kumohon “, pinta Mo Nae. Hyun Joong menarik napas pasrah.
“
Baiklah !! Datanglah kemari !!”, jawabnya pasrah. Mo Nae bersorak senang. “ kau
memang yang terbaik, Hyun Joong Oppa “, rayu Mo Nae. “ Yeah, aku tau “, ujarnya
lalu telp ditutup.
Kim
Hyun Joong, pewaris Kim Enterprise adalah sahabat baik Hong Mo Nae sejak mereka
masih kecil. Hyun Joong dan kedua adiknya, Kim Kyu Jong dan Kim Hyung Jun sudah
dianggap seperti keluarga sendiri bagi keluarga Hong, mengingat Tuan Hong dan
Tuan Kim adalah sahabat sejak mereka masih SMU. KIM BROTHERS lah tempat Mo nae
biasa meminta tolong bila dia menemui jalan buntu.
Hong
Mo Nae bersorak, dia tau Hyun Joong Oppa-nya akn membantunya setiap saat.
Dengan mengendap-endap dia berjalan keluar rumah sambil menyeret kopernya.
Dengan hati-hati pula, dia memasukkan kunci ke mobilnya lalu mengendarainya
dengan cepat meninggalkan kediaman keluarga Hong.
“ TODAY MY LIFE BEGIN !!!”, begitulah
pikir Mo Nae. Benar sekali, karena malam itu hidup beberapa orang akan berubah.
YOON JI HOO
POV :
“ YOON JI HOO, kau mau kemana malam-malam
begini ?’, Tanya kakeknya marah. “ Bukan urusan kakek “, jawabku sekenanya. Aku
merasa hidupku mulai membosankan.
Aku bosan dengan kakek yang
tidak henti-hentinya mengungkit soal perjodohan.
Aku bosan melihat kemesraan
Jun Pyo dan Jan Di yang secara tidak langsung membuatku merasa terluka.
Aku bosan selalu di tinggalkan
oleh orang yang kucintai.
Aku bosan selalu
dicampakkan.
Aku bosan melihat betapa
bahagianya teman-temanku dengan kekasih mereka sementara aku hanya sendirian,
merasa tidak ada yang menginginkan.
Aku
bosan selalu merasa kesepian dan sendirian.
Berkumpul
dengan F4, membuatku semakin merasa tersiksa. Bukan aku iri pada mereka, tapi
aku hanya merasa hidup tidak adil padaku. Tuhan mengambil semua orang yang
kusayangi. Orang tuaku, Seo Hyun, dan Jan Di.. membuatku benar-benar merasa
sendiri.
Aku ingin melupakan semuanya walau hanya sesaat.
Melupakan bahwa aku adalah Yoon Ji Hoo dari F4.
Melupakan aku adalah cucu mantan Presiden Korea.
Melupakan bahwa aku adalah Yoon Ji Hoo yang selalu kesepian dan
ditinggalkan.
Melupakan cintaku yang selalu bertepuk sebelah tangan.
CUKUP SUDAH !!! AKU BENAR-BENAR INGIN MELUPAKAN SEMUANYA !!!
Aku
terlalu sibuk dengan pikiranku hingga tidak sadar saat ada sebuah mobil yang
bergerak kearahku dengan kecepatan tinggi. Terlalu terkejut untuk menghindar,
terlambat untuk berputar arah, aku merasakan mobil itu menghantam tubuhku
dengan keras. Sakit sesaat… lalu semuanya hilang.
To Be
Continued…..
Author Opinion : TIDAK PUAS DGN ENDING " BOYS BEFORE FLOWER ", INI LAH ALASAN FANFICTION INI DIBUAT !!! YOON JI HOO HRS BAHAGIA hehehe,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar