Legend Of The Condor Heroes atau lebih dikenal dengan nama Pendekar Pemanah Rajawali, tak ada habisnya jika kita membicarakan tentang Wuxia yang satu ini. Novel Jin Yong yang PALING POPULER dan merupakan bagian pertama dari Trilogy Condor Heroes ini masih sangat digemari hingga detik ini dan telah diremake berulang kali.
Setelah membahas dan membandingkan pemeran Kwee Cheng dari masa ke masa, kali ini kita akan membahas tentang siapa itu Kwee Cheng/Kwok Ching. Si pria bodoh, lugu, polos namun sangat baik hati, setia, jujur dan memegang teguh norma-norma kebenaran, dia juga sangat beruntung karena mendapatkan seorang istri seperti Oey Yong/Huang Rong, yang cantik tiada tara, cerdas, banyak akal, lincah dan selalu membantunya setiap dia dalam kesulitan dengan ide-idenya yang brilliant. Mungkin bagi mereka penggemar Wuxia/silat atau mereka yang hidup di era 1990-an di mana serial silat/kungfu/wuxia merajai pertelevisian Indonesia, tentu sudah tak asing lagi dengan tokoh satu ini.
Tapi bagi para generasi muda yang lahir di era 1990-an ke atas dan sudah dikepung dengan era Korean Wave, tentu mereka tak mengenal siapa itu Kwee Cheng/Kwok Ching. So, lets me introduce who is Kwee Cheng/Kwok Ching for you... For you, who didnt know who he is. Mari kita sambut, karakter wuxia FAVORITKU, Kwee Cheng yang bodoh, lugu, polos, jujur, setia dan baik hati yang sangat berbanding terbalik dengan istrinya – Oey Yong yang cerdas, centil, jahil, lincah, periang, nakal,dan manja. Pasangan yang sebenarnya bagai bumi dan langit, tapi mereka bisa saling melengkapi.
Dan berhubung Legend Of The Condor Heroes 1994 adalah Favoritku (saat artikel ini ditulis), jadi aku akan memakai foto-foto Julian Cheung Che Lin as Kwee Cheng dalam postingan kali ini =)
Kwee Cheng (Tionghoa : 郭靖; pinyin : Guō Jìng, Hokkien : Kwee Ceng, meninggal 31 Januari 1273) merupakan salah satu tokoh fiktif dari Trilogi Pendekar Rajawali karangan Jn Yong atau Louis Cha.
Dia adalah tokoh utama pria dalam Trilogy Condor Heroes yang pertama, yaitu The Legend Of Condor Heroes, tapi pada trilogy kedua “Return Of The Condor Heroes”, dia berperan sebagai tokoh pendukung walau perannya tetap sangat penting.
Namun pada trilogi ketiga “Heaven Sword and Dragon Sabre” alias Pedang Pembunuh Naga, Kwee Cheng tidak memegang peranan lagi tapi tetap menjadi inti cerita tersebut, karena putri dari Oey Yong dan Kwee Cheng yaitu Kwee Siang (Guo Siang) adalah pendiri Partai Gobi yang memegang peranan penting dalam seri tersebut. Kwee Cheng adalah keturunan dari keluarga militer (Di awal cerita, Kwee Cheng pernah mengatakan bahwa dia adalah keturunan dari Kwee Sheng, salah satu dari 10 pendekar Liang Shan)
Saat artikel ini ditulis, Kwee Cheng (Guo Jing) adalah karakter PALING FAVORIT dari semua karakter wuxia yang pernah ada. Dan Pendekar Pemanah Rajawali atau Sin Tiauw Eng Hiong atau The Legend Of The Condor Heroes ini juga adalah yang PALING FAVORIT dari semua kisah wuxia yang pernah ada.
Kisah kepahlawanan tentang sepasang kekasih yang memiliki kepribadian yang berbanding terbalik ini sangat menarik untuk diikuti. Oey Yong (Huang Rong) yang dalam novel digambarkan memiliki paras yang sangat cantik, sangat cerdas dan berbakat tapi sifatnya yang manja dan nakal yang lebih senang bermain dari pada berlatih kungfu membuat kepandaian kungfunya tidak terlalu tinggi.
Sangat berbeda dengan Kwee Cheng (Guo Jing) yang digambarkan lambat berpikir, bodoh dan lugu serta memiliki kepandaian dibawah Oey Yong (Huang Rong) tapi karena semangat pantang menyerah, kegigihan dan kerja kerasnya membuat Kwee Cheng (Kwok Ching) menjadi pendekar yang disegani karena ilmu kungfunya yang tinggi, kebaikan hatinya, semangatnya dalam membela bangsa dan negara serta jiwa patriotiknya, membuatnya bahkan sempat disejajarkan dengan lima pendekar terhebat saat itu. They are MY BEST COUPLE ON WUXIA series.
Biografi :
Marga : Guo (郭)
Nama : Jìng (靖)
Nama Panggilan : Jing Erl (Cheng Erl)
Juga dikenal dengan nama : Kwee Cheng (Hokkien)
Julukan : Pendekar Dari Utara (北俠)
Jenis Kelamin : Pria
Birth : Mongolia, November 1200
Death: Siang Yang, 31 January 1273 (berumur 73 tahun)
Ayah : Guo Xia Thian (Kwee Siao Thien)
Ibu : Li Ping
Istri : Oey Yong (Huang Rong)
Anak Kandung : Kwee Hu (Guo Fu), Kwee Siang (Guo Xiang), Kwee Puo Lu (Guo Po Lu)
Anak Angkat : Wu Xiu Wen dan Wu Dun Ru
Keluarga lainnya : Yoko (Yang Guo) (Keponakan angkat)
Guru :
Kanglam Chi Kuai (7 Pendekar Aneh dari Jiang Nan),
Jebe,
Pendeta Ma Chu Yi (Ma Giok) dari Aliran Chuan Chin,
Ang Cit Khong (Hung Chi Khong) si Pengemis Utara dan
Chiu Pek Tong si Bocah Tua Nakal.
Note :
Tidak diketahui secara pasti, kapan Kwee Cheng lahir. Banyak silang pendapat di beberapa bab di bukunya. Kelahirannya seharusnya sekitar bulan 10. Di dalam bab 3 di buku Legenda Pendekar Pemanah Rajawali dikatakan : Bulan Merah tampak di langit tinggi waktu tengah malam, sehingga kelahirannya seharusnya ketika bulan bersinar penuh, antara tanggal 11 sampai 20 pada penanggalan kalendar china. Semua tanggal tersebut berada di bulan ke-10 (bulan 11 dalam penanggalan masehi). Jadi Kwee Cheng diperkirakan lahir di bulan November tahun 1188/1196/1200/1201.
Mengenai tahun kelahiran Oey Yong juga tidak disebut secara jelas, tapi dalam novel, Jin Yong menyebutkan bahwa saat pertama kali bertemu, Kwee Cheng berusia 18 tahun dan Oey Yong berusia 16 tahun.
Itu berarti bahwa usia Oey Yong 2 tahun lebih muda dari Kwee Cheng, sedang Kwee Cheng disebutkan lahir pada tahun 1200, berarti Oey Yong kemungkinan lahir pada 1202 yaitu 2 tahun setelah Kwee Cheng lahir. Walau ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Oey Yong lahir pada tahun 1208, tapi secara logika sangat tidak mungkin karena dalam novel jelas disebutkan bahwa Kwee Cheng berusia 18 tahun dan Oey Yong berusia 16 tahun saat mereka pertama kali bertemu.
Deskripsi Karakter :
Kwee Cheng (Guo Jing) digambarkan
dalam cerita sebagai seorang pria yang mempunyai alis coklat yang tipis dan
bermata besar, dengan perawakan tinggi besar, dan campuran warna kulit hitam
dan terang.
Dia sering kali dideskripsikan sebagai tokoh yang bodoh, lugu,
polos, "lambat" namun sangat baik hati, jujur dan memegang teguh
norma dan kebenaran, sifatnya yang bodoh dan polos tersebut sangat bertentangan
dengan kekasihnya, si cerdas dan lucu Oey Yong (Huang Rong).
Yang sangat mencolok dari seorang Kwee Cheng (Guo Jing) di luar dari "kelambatan" nya, adalah keteguhannya dalam loyalitas membela negara, serta keteguhannya terhadap tradisi leluhur. Kwee Cheng (Guo Jing) bukannya tanpa cela, karena memegang teguh moralitasnya, dalam “Return Of The Condor Heroes” alias “Kembalinya Pendekar Rajawali”, dia hampir saja memotong tangan anaknya Kwee Hu (Guo Fu) karena telah memotong tangan Yoko (Yang Guo).
Ilmu Silat Kwee Cheng (Guo Jing) :
Ketika menanjak usia pemuda, Kwe Cheng
(Guo Jing) telah menjadi seorang pesilat yang tangguh pada zamannya. Hal itu
juga didukung karena suatu hari, ada seseorang yang merawat & memberikan
rempah - rempah serta obat - obat yang sangat berkhasiat pada seekor ular
hingga 20 tahun lamanya.
Namun, saat orang itu hendak merebus ular itu dan
sedang mempersiapkan perlengkapan masaknya di dapur tiba - tiba Kwee Cheng (Guo
Jing) yang memang sedang mencari obat penawar untuk Pendeta Wang dari Aliran
Chuan Chin di dalam istana Pangeran Chin masuk dan tanpa sengaja membuka tempat
di mana ular tersebut disembunyikan.
Ular itu menyerang Kwee Cheng (Guo Jing), karena terdesak, dia pun menghisap darah ular itu hingga habis dan menjadi jauh lebih kuat & sakti sehingga ilmu tenaga dalamnya bila dilatih selama sebulan dapat setara dengan orang lain yang belajar tenaga dalam selama 40 tahun. Karena itu saat usia Kwee Cheng (Guo Jing) masih muda dia dapat sesakti Racun Barat, Sesat Timur, Pengemis Utara, dan Raja Selatan.
Di akhir cerita “Return Of The Condor Heroes” atau “Kembalinya Pendekar Rajawali”, dia ditempatkan sebagai salah satu tokoh dari 5 Tokoh Legendaris, dengan julukan Pendekar dari Utara (Bei Xia, 北俠), sebagai suksesor/penerus gurunya Pengemis Utara', Ang Cit Kong (北丐, 洪七公).
Beberapa jurus / ilmu yang dikuasai
nya antara lain :
1. Memanah ala Mongolian dan Gulat
Bebas.
Lahir dan besar di Mongol, membuat
Kwee Cheng (Guo Jing) dikelilingi oleh para pemanah pemanah terbaik yang pernah
ada pada zaman kekuasaan Mongolia, dan pernah diajar selama satu dekade oleh
Jebe, seorang pemanah besar dan pemimpin militer Mongolia.
Yang paling terkenal adalah ketika
Kwee Cheng (Guo Jing) dikisahkan mampu memanah langsung 2 ekor Rajawali Hitam
dengan sebuah anak panah, sewaktu dia berusia 16 tahun. Dia juga mahir dalam
Gulat Bebas ala Mongolia.
2. Ilmu Silat 7 Pendekar Jiangnan
(Jiangnan Qi Guai / 江南七怪武功)
Pertama kali Kwee Cheng (Guo Jing)
dikenalkan dengan ilmu silat leluhurnya, adalah dari Jiangnan Qi Guai (Tujuh
Pendekar Aneh dari Jiangnan/Tujuh Pendekar Aneh dari Kanglam). Mereka adalah
7 pendekar dari kota Jiaxing selatan, yang menemukan Kwee Cheng (Guo Jing)
ketika berumur 6 tahun.
Mereka sengaja mencari Kwee Cheng (Guo Jing) hingga ke
Mongol karena sudah bertaruh dengan Pendeta Khu Chi Khe dari aliran Chuan Chin
untuk mencari keturunan Kwee Siao Thien dan mengajarkan ilmu padanya untuk
kemudian diadu dengan keturunan dari Yo Thien Shin.
Mereka kemudian mengajarkan Kwee Cheng (Guo Jing) beberapa ilmu silat, dengan harapan ketika Kwee Cheng (Guo Jing) menginjak usia 18 tahun, dia bisa bersaing dengan Yo Kang (Yang Kang / 楊康), murid dari Pendeta Tao Khu Chi Khe (Qiu Chuji/丘處機) dari Chuan Chin (Quan Zhen).
Tujuh Pendekar Jiangnan (Jiangnan Qi Guai) bukanlah para ahli silat yang tersohor, tapi pelatihan mereka kepada Kwee Cheng (Guo Jing), menjadikan Kwee Cheng (Guo Jing) mempunyai dasar ilmu silat untuk menguasai ilmu yang lebih tinggi yang nantinya akan dipelajarinya selama hidupnya.
3. Ilmu Tenaga Dalam Aliran Chuan Chin
(Quanzhen Pai Wu Gong / 全真派武功)
Tetua aliran Chuan Chin (Quan Zhen) :
Ma Yu (馬鈺), Khu Chi
Khe (Qiu Chuji / 丘處機), dan Wang Chu Yi (王處一), mengajarkan Kwee Cheng (Guo Jing)
beberapa aspek dasar dari silat aliran Chuan Chin (Quan Zhen), seperti misalnya
teknik Chi Khong (氣功).
Kwee Cheng (Guo Jing) juga memahami
dasar dari kitab 9 Yin dan pernah melihat formasinya dalam pertempuran
sebenarnya. tapi sayang gurunya ini mati di tangan Yo Kang (adik angkatnya
sendiri), dan racun barat – Ou Yang Feng (Ou Yang Huong).
4. Ilmu 18 Jurus Penakluk Naga (Xiang Long
Shi Ba Zhang/降龍十八掌/降龙十八掌)
Adalah jurus silat yang sangat
terkenal dan menakutkan dari kelompok pengemis. Diciptakan dengan menggunakan
prinsip prinsip dari buku I Ching. Diajarkan kepada Kwee Cheng (Guo Jing) oleh
Pengemis Utara Ang Cit Khong (Hong Qi Khong / 洪七公).
Jurus ini menjadikan Kwee Cheng (Guo
Jing) sebagai pesilat yang tangguh. Dan ditambah dengan Ilmu silat dari Chiu
Pek Thong (Zhou Botong), yaitu jurus kitab 9 yin, Dan akhirnya dia menjadi
pendekar terhebat di waktu itu.
5. Kepalan Kosong (Kongming Quan / 七十二路空明拳) dan
(Teknik mempergunakan kedua tangan dengan sama baiknya ( Shuang Shou Hu Bo / 雙手互搏)
Ilmu ini diajarkan kepada Kwee Cheng
(Guo Jing) oleh saudara angkatnya Chiu Pek Thong (Zhou Botong / 周伯通) ketika
di Pulau Bunga Persik/Peach Blossom Island (桃花島). Ilmu ini memberikan Kwee Cheng (Guo
Jing) alternatif daya serang dalam menjalankan ilmu 18 Jurus Penakluk Naga
(Xianglong Shi Ba Zhang).
Bukunya sendiri mendeskripsikan ilmu
ini adalah kebalikan dari ilmu 18 Jurus Penakluk Naga (Xiang long Shi Ba
Zhang). Ilmu ini menjadikan Kwee Cheng (Guo Jing) mengstimulasikan beberapa
ilmu silat dengan tangannya, yang kadang membuat bingung musuhnya.
6. Kitab 9 Bulan (Jiu Yin Zhen Jing/Kiu Im Cin Keng/九陰真經)
Adalah Kitab ilmu silat yang paling
didambakan dalam eranya, yang memuat perkembangan teknik Chi Khong yang luar
biasa, dan ilmu silat yang luar biasa. Dengan menguasai ilmu ini, menjadikan
Kwee Cheng (Guo Jing) bisa memaksimalkan seluruh potensi dan skill yang pernah
dia pelajari. Kitab ini membuat Kwee Cheng (Guo Jing) menjadi salah satu
pendekar terbesar.
Alkisah, pada zaman dahulu, terdapat seorang sastrawan terkenal di sebuah kerajaan, ia diperintahkan oleh Kaisar untuk menyalin 50.000 jurus dari kitab-kitab jurus-jurus Kungfu kerajaan tanpa henti siang dan malam. Karena ia terlalu banyak menyalin, ia sampai-sampai mendapat inti dari Kungfu.
Semua orang tidak tahu itu, namun pada suatu hari kerajaan itu diserang oleh sebuah kerajaan besar, kerajaan itu pun kalah karena prajuritnya kalah, pada saat itu pula ia mengeluarkan jurus Kungfunya untuk melawan ratusan juta prajurit musuh hingga ia menang.
Saat di Pulau Bunga Persik, Kwee Cheng pun diajarkan jurus ini oleh Chiu Pek Thong yang juga adik seperguruan pemegang kitab 9 Bulan (9 Yin). Sebenarnya ia berhasil mendapatkan kitab itu dari kakaknya dan dipercaya untuk menjaganya, namun pada suatu hari kakaknya diberi racun yang dahsyat oleh Racun Barat, dia pun hampir kehabisan tenaga karena racunnya hingga ia mati.
Namun, pada saat peti matinya akan ditutup datanglah Racun Barat dan ingin merebut buku itu yang diselipkan di bawah tangan kakak seperguruan Chiu Phek Thong, pada saat ia akan mengambil bukunya, tiba-tiba ia diserang oleh kakak Chiu Phek Thong (hanya dengan satu sentuhan) karena ternyata ia masih menyimpan sedikit tenaga cadangan.
Pada saat itu Racun Barat terpental jauh dan lari terbirit - birit dan kakak Chiu Phek Thong langsung meninggal (asli) dengan posisi berdiri. Chiu Phek Thong dilarang untuk sedikitpun mempelajarinya apa lagi mengajarkannya. Karena ia ingin melakukan apa kata kakaknya, ia memisahkan/merobek kitab itu dan membawa dan menguburkannya di puncak suatu gunung.
Namun,saat ia ingin menyembunyikan kitab yang satunya lagi, ditengah jalan ia bertemu dengan Sesat Timur dan istrinya. Mereka mabuk namun istri dari Sesat Timur tidak, ia ingin memberikan seisi kitab itu kepada suaminya. Ia pun berkata bahwa kitab itu palsu dan menyuruhnya untuk memberi lihat kitab itu, karena mabuk, Chiu Phek Thong pun memberikannya, istri Sesat Timurpun membaca seluruh kitab itu dengan sangat singkat.
Dengan kepintarannya ia dapat menghafalnya dengan sekali baca dan mengembalikan buku itu kepada Chiu Phek Thong dan berkata, "Buku ini banyak dijual di pasar!" dan mulai beradu mulut dengan Chiu Phek Thong dan yChiu Phek Thong berkata,"Sialan!buku ini palsu!" dan merobek-robeknya hingga kecil.
Istri Sesat Timur berkata, "Mungkin kitab yang asli telah di curi oleh Racun Barat." Lalu Chiu Phek Thongpun bergegas bertemu Racun Barat dan berkelahi, iapun kalah dan ia bersumpah akan mempelajari ilmu-ilmu Kungfu untuk melawannya, sementara itu saat istri Sesat Timur di rumah ia menyalinnya ke buku lain dan karena kelelahan iapun meninggal setelah menyalin buku itu.
Beberapa tahun kemudan saat Chiu Phek Thong bertemu dengan Kwee Ceng ia berlatih tarung bersamanya, tiba-tiba belati Kwee Cheng jatuh, belati itu dibungkus oleh kulit manusia, disitu terdapat tulisan-tulisan namun Kwee Cheng mengatakan dia tidak tahu apa artinya, lalu Chiu Phek Thong melihat, ternyata dia tahu arti dari tulisan itu yang ternyata adalah isi dari kitab 9 Bulan (9 yin) dan takut karena ia dilarang mengajarkannya kepada siapa pun, namun ia punya ide untuk mengajarkan ia tanpa memberitahukan bahwa itu adalah jurus dari kitab 9 Bulan (9 yin).
7. Ilmu Silat Pulau Bunga Persik (桃花島武功)
Setelah menikah dengan Oey Yong (Huang
Rong / 黃蓉), Kwee
Cheng (Guo Jing) juga belajar ilmu silat dari ayah mertua nya, Si Sesat dari
Timur Oey Yok Shu (Huang Yao Shi / 黃藥師), pemilik dari Pulau Bunga Persik.
Tidak jelas, apakah pelajaran yang
diterima Kwee Cheng (Guo Jing) dari mertuanya ini sampai selesai atau tidak,
tapi paling tidak, Kwee Cheng (Guo Jing) telah belajar ilmu Oey Yok Shu (Huang
Yao Shi) yang paling terkenal : Sentilan Dewa atau Tusukan Jari (彈指神通). Ilmu
Pulau Bunga Persik sangat komplek dan memerlukan kecerdasan yang tinggi untuk
mencapai/menguasainya, yang mana tidak didapatkan di diri Kwee Cheng (Guo
Jing).
8. Khong Beng Kun
Kwee Ceng diajarkan ini dari Chiu Phek
Thong, sebenarnya jurus ini tercipta pada saat Chiu Phek Thong mengatakan bahwa
ia latihan dengan cara tangan kiri kita kita anggap sebagai musuh tangan kanan
dan bertarung,Kwee Cengpun mendapat sebuah ide untuk menjadikan tangan kiri
Kwee Ceng - tangan kanan Chiu Phek Thong berteman dan tangan kanan Kwee Ceng -
tangan kiri Chiu Phek Thong bermusuhan,namun Chiu Phek Thong mendapat sebuah
ide lain yaitu melakukan: jari tangan kanan kita menunjuk kedepan dan membuat pola
persegi sedangkan tangan kiri lingkaran dengan sempurna pada waktu bersamaan
(untuk memisahkan pikiran antara sebelah kiri - kanan tubuh kita sehingga kita
dapat menggunakan dua jurus yang sama secara bersamaan.
Perjalanan Hidup.
1. Legenda Pendekar Pemanah Rajawali/The Legend of the Condor Heroes/Sin Tiauw Eng Hong.
Menceritakan ketika Kwee Cheng (Guo
Jing) tinggal di Mongolia, ketika ibunya Li Ping melarikan diri setelah dinasti
Chin / Jin (1115-1234) menyerang dinasti Sung (960-1279).
Di masa kecilnya, Kwee Cheng (Guo
Jing) berteman baik dengan Tolui, putra Jenghis Khan, dan menjadikannya sebagai
saudara angkat. Nantinya, setelah Kwee Cheng (Guo Jing) belajar ilmu silat dari
7 Pendekar Aneh dari Jiangnan, Jenghis Khan meminta Kwee Cheng (Guo Jing) untuk
menjadi pengikut setianya.
Dikarenakan janji yang dibuat beberapa tahun sebelumnya, Kwee Cheng (Guo Jing) meninggalkan Mongolia menuju negara Chin/Jin (1115-1234) untuk bertemu Yo Kang (Yang Kang), anak dari saudara angkat ayahnya. Dan dari sinilah dimulai perjalanan Kwee Cheng (Guo Jing), dari seorang pendekar tidak dikenal, sampai menjadi seorang pesilat yang tersohor.
Dimulai dengan pertemuannya dengan sang pujaan hati yang kelak menjadi istrinya, Oey Yong (Huang Rong), mereka berdua memulai petualangan demi petualangan yang kelak akan mengantarkan Kwee Cheng menjadi Pendekar Yang Hebat.
2. Kembalinya Pendekar Rajawali/The
Return of the Condor Heroes/Sin Tiauw Hyaplu.
Cerita ini mengisahkan beberapa tahun
setelah berakhirnya cerita Legenda Pendekar Pemanah Rajawali. Mengisahkan Kwee
Cheng (Guo Jing) yang harus menghadapi anak dari saudara angkatnya, Yo Kang
(Yang Kang). Nama anak tersebut adalah Yoko (Yang Kuo), yang berarti
"memperbaiki kesalahan". (Nama Guo pada nama Guo Jing, adalah nama
marga, beda arti dan tulisan pada nama Yang Guo)
Cerita ini mengetengahkan tentang hubungan terlarang antara Yoko (Yang Kuo) dan Xiao Long Ni, yang adalah guru dari Yoko. Di dalam dunia persilatan, tidak diperbolehkan adanya cinta antara guru dan murid. Bahkan sampai detik ini pun hubungan antara Guru dan Murid adalah hubungan terlarang yang tidak bisa dibenarkan. THATS WHY I HATE YOKO and XIAO LONG NI!
Di dalam kisah ini, diceritakan Kwee Cheng (Guo Jing) dan Oey Yong (Huang Rong/Yong Er) mempunyai tiga orang anak, satu anak perempuan bernama Kwee Hu (Guo Fu), dan dua orang anak kembar Kwee Siang (Guo Xiang, perempuan) dan Kwee Polu (Guo Polu, laki laki), yang keduanya mempunyai arti yang sangat mendalam.
Xiang diambil dari nama kota Xiang Yang, di tepi sungai Han. Sedangkan Kwee Polu (Guo Polu) berarti "mengalahkan/mengusir orang barbar" (dalam arti kata mengusir orang Mongol). Nama Kwee Siang (Guo Xiang), muncul singkat dalam bagian ke 3, Trilogy Pendekar Rajawali The Heavenly Sword and the Dragon Sabre.
Kematian.
Berdasarkan Kisah Golok Pembunuh Naga/The Heavenly Sword and Dragon Sabre/To Liong To, Kwee Cheng (Guo Jing)
meninggal tepat ketika kota Xiang Yang jatuh ke tangan musuh. Berdasarkan
sejarah, kejatuhan Xiang Yang terjadi pada hari Yichou, bulan Zheng Yue', 1273
(dalam penanggalan masehi : 31 Januari, 1273).
Thats why AKU BENCI BANGET PADA YOKO dan XIAO LONG NI, yang karena keegoisan mereka yang memilih tinggal menyepi, sehingga menyebabkan Kwee Cheng sekeluarga harus gugur berjamaah dalam perang mempertahankan kota Xiang Yang, coba kalau Yoko dan Xiao Long Ni bantuin, gak bakal kayak gitu deh akhir kisah Kwee Cheng-ku tersayang *kirim YOKO dan Xiao Long Ni ke Selat Karimata biar ikut ilang bareng Air Asia QZ8501*
Sebel banget gue T___T Kwee Cheng nih contoh Pahlawan sejati, sampai mati pun tetap berjuang demi negara. Gugur di medan perang adalah tindakan yang sangat mulia.
Gak kayak Yoko dan Xiao Long Ni atau
Thio Bu Kie dan Thio Beng, percuma aja mereka punya ilmu tinggi dan dianggap
Pendekar, kalau ujung-ujungnya ilmu yang tinggi tersebut TIDAK BERGUNA karena
TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT YANG TERJAJAH!!!
Bukan nolongin
rakyat dan membebaskan rakyat dari penjajahan tapi malah demi cinta, lebih
memilih tinggal menyepi bersama kekasih masing-masing dan TIDAK PEDULI PADA
NASIB RAKYAT BANYAK. DASAR MANUSIA EGOIS!
Lihat tuh Kwee Cheng! Sampai mati pun dia tetap berjuang untuk rakyat, walau akhirnya HARUS GUGUR di medan perang setidaknya semasa hidupnya, Kwee Cheng sudah melakukan yang terbaik untuk melindungi Kota Xiang Yang dan juga negaranya. Apa yang dilakukan Yoko dan Thio Bu Kie? Mereka hanya bisa menangis demi cinta. Dasar cemen! I HATE YOKO AND THIO BU KIE CHARACTER! Percuma ilmu loe tinggi, gak ada gunanya *jempol ke bawah buat Yoko dan Thio Bu Kie*
Uuuuppzzz...Sorry for Yoko and Thio Bu
Kie’s Fans. Maklum, aku gak suka type Pendekar yang lebih mementingkan
kepentingan pribadi di atas kepentingan umum. EGOIS BANGET kesannya! Yang
satu cinta terlarang ma gurunya, dan yang satu lagi cinta ma Putri Penjajah dan
demi cinta, mereka berdua rela meninggalkan dunia persilatan dan hidup menyepi
tanpa mempedulikan nasib rakyat yang terjajah.
Credit : All Pictures belong to owners.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar