Kamis, 22 Januari 2015

Makna Terpendam dalam LOTCH

Seperti yang kita ketahui, bahwa seri wuxia yang satu ini adalah satu-satunya Favorite saya diantara banyaknya seri wuxia yang pernah dibuat. Tokoh utama pria yang bodoh namun jujur, setia dan baik hati membuat saya sangat menyukai karya yang satu ini. Berhubung di dunia ini pria yang baik hati, jujur dan setia, dan terlebih lagi rela berkorban demi negaranya kayak Kwee Cheng bisa dibilang TERAMAT SANGAT LANGKA dan walau ada hanya ada 1 dari 1000 orang, itu sebabnya Kwee Cheng (Guo Jing) adalah Favorite saya diantara karya Chin Young yang pernah dibuat atau bahkan dari semua wuxia yang pernah ada. 

Seri Wuxia yang satu ini pun mengandung banyak sekali makna terpendam bila kita benar-benar mengamatinya. Well, saya juga seorang Penulis Novel dan saya gak suka kalau membaca novel orang lain atau menonton film di TV yang tidak mengandung makna atau pesan didalam ceritanya, buang waktu aja kesannya hehehe =) But this wuxia is different, thats why I LOVE “LEGEND OF THE CONDOR HEROES” aka “The Eagle Shooting Heroes” MORE THAN ANY WUXIA in the world.


“Makna Terpendam dalam Legend Of The Condor Heroes”





Penggemar Trilogy Condor Heroes pasti sudah sangat hapal bahwa dikisahkan dalam cerita, karakter utama pria - Kwee Ceng (Guo Jing) adalah seorang pria muda yang sangat bodoh, polos, lugu, lamban, namun sangat baik hati, setia, jujur dan memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran. Tapi karena sifatnya yang polos dan lugu itu Kwee Ceng (Guo Jing) justru mendapatkan berbagai keberuntungan dalam hidupnya.




Diawali dengan pertemuannya yang tidak terduga dengan seorang gadis yang kelewat cerdas, namun sangat cantik, nakal, jahil dan manja, yang berdandan sebagai seorang pengemis dekil – Oey Yong (Huang Rong), putri dari Sesat Timur Oey Yok Shu (Huang Yao Shi) yang kelak menjadi istrinya dan cinta dalam hidupnya. 





Oey Yong (Huang Rong), si gadis cantik tiada tara namun sangat cerdas ini selalu membantu Kwee Cheng (Guo Jing) dalam menghadapi setiap masalah. See? Seorang pria yang bodoh, lugu, polos, dan lamban namun bisa mendapatkan seorang gadis cantik tiara tara dan juga sangat cerdas, bukankah itu adalah suatu keberuntungan? Kwee Cheng (Guo Jing) mungkin memang sangat bodoh tapi justru kebaikan dan kejujuran hatinya itulah yang membuat seorang Oey Yong yang cantik bagai Dewi jatuh cinta padanya, jatuh cinta pada kebaikan hati dan ketulusan seorang Kwee Cheng (Guo Jing).


Athena Chu as Oey Yong (Huang Rong) versi 1994


Makna 1 : Kejujuran dan kebaikan hati bahkan bisa membuat seseorang mendapatkan keberuntungan yang tak pernah disangkanya. Lihat Kwee Cheng (Guo Jing), dia adalah contohnya. Jadilah pria yang baik, jujur, setia dan tulus jika ingin mendapatkan istri yang cantik dan cerdas seperti Oey Yong. Jangan jadi Playboy seperti Ou Yang Khe atau jadi seperti Yo Kang yang jahat, licik dan pengkhianat negara jika tak ingin mati mengenaskan seperti mereka.


Ou Yang Khe versi 2008

Julian Cheung as Kwee Cheng (Guo Jing) versi 1994


Berhasil mendapatkan hati seorang gadis yang hampir sempurna seperti Oey Yong (Huang Rong) adalah awal dari keberuntungannya yang lain. Petualangannya bersama sang Kekasih - Oey Yong di dunia persilatan, membuat Kwee Cheng bertemu banyak sekali pengalaman berharga dalam hidupnya. Dari seorang pria muda yang tak punya nama, seorang pria tak dikenal namun perlahan-lahan menjadi Pendekar Hebat bahkan dikenang sebagai seorang Pahlawan Besar yang rela mati demi mempertahankan negara.


Pengemis Utara, Ang Cit Khong (Hong Chi Khong) versi 1994


Kecerdasan Oey Yong (Huang Rong) membuat Kwee Cheng (Guo Jing) mendapatkan keberuntungan berikutnya yaitu bisa menjadi murid dari seorang Pendekar Besar yang sangat terkenal dan dihormati di dunia persilatan yaitu Ang Cit Khong (Hong Chi Khong), si Pengemis Utara. Oey Yong (Huang Rong), dengan rayuan manisnya dan kepandaiannya memasak, telah membuat Ang Cit Khong (Hong Chi Khong) luluh dan bersedia mengangkat Kwee Cheng (Guo Jing) menjadi muridnya dan mengajarkan jurus terhebatnya yaitu “18 jurus Penakluk Naga”. 





Sebenarnya selain karena rayuan manis dan masakan Oey Yong (Huang Rong), Pengemis Tua Ang Cit Khong juga bisa menilai bahwa Kwee Cheng adalah seorang pria muda yang baik hati dan jujur, yang tak pernah punya pikiran jahat pada orang lain. Itulah yang membuat Pengemis Tua tanpa ragu mengajarinya.




Makna 2 : Sifat Kwee Cheng (Guo Jing) yang jujur, polos dan baik hati membuat semua orang yang ditemuinya sayang padanya. Bahkan membuat orang yang awalnya tidak menyukainya karena kebodohannya, Oey Yok Shu (Huang Yao Shi) yang awalnya menentang hubungannya dengan Oey Yong (Huang Rong) akhirnya merestui hubungan mereka, karena dia menyadari bahwa tidak mudah menemukan pria yang baik di dunia ini. Yang tampan dan berpendidikan seperti Ou Yang Khe mungkin sangat banyak, tapi pria yang baik hati, setia dan jujur seperti Kwee Cheng di dunia ini hanya ada 1 dari 1000 orang.




Kwee Cheng (Guo Jing) selain digambarkan sebagai sosok yang bodoh, lugu, polos dan lamban namun baik hati, jujur dan setia ini, ternyata juga seorang yang pemaaf. Walaupun Yo Kang sudah berkali-kali mengkhianatinya dan bahkan hampir membuatnya kehilangan nyawa saat dia ditusuk ketika akan mempertahankan Kitab Perang Bubok ( Wu Mu Yi Shu ), Kwee Cheng masih tetap memaafkannya dan bahkan masih menganggapnya saudara. Tak cuma itu, diapun sangat menyayangi Yoko (putra Yokang) seperti anaknya sendiri.




NB : Walau gue benci banget ma Yoko sih...Dasar manusia egois! Gara-gara dia mengundurkan diri dari dunia persilatan, sampai gak ada yang bantuin Kwee Cheng (Guo Jing) tersayang gue, mempertahankan kota Siang Yang dan akhirnya Kwee Cheng (Guo Jing) sekeluarga gugur berjamaah. Mati aja loe sana! Go To Hell with Your Selfish Girlfriend – Xiao Lung Ni.




Makna 3 : Sifat pemaaf dan welas asih yang dimiliki Kwee Cheng (Guo Jing) itulah yang tidak dimiliki oleh semua orang. Dia tetap memaafkan Yo Kang meski Yo Kang sudah menusuknya seperti itu. Sifatnya ini mirip dengan apa yang diajarkan Alkitab saya, “Bila ada yang menampar pipi kirimu maka berikan pipi kananmu”  juga ‘Kasihilah musuhmu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.” Thats why I Love Kwee Cheng (Guo Jing) and no one can compared with him !!




Bukan hanya itu, Kwee Cheng (Guo Jing) juga tak tamak harta, kekuasaan, kekayaan, wanita atau gelar apapun. Dia rela melepaskan gelar “Menantu Pisau Emas” Raja Mongol, bukan hanya karena cintanya pada Oey Yong tapi juga karena dia tidak ingin mengkhianati negaranya sendiri. Kecintaannya pada tanah airnya telah membuat Kwee Cheng (Guo Jing) menjadi seorang Pahlawan Besar di masa mendatang.

Berbeda dengan Yo Kang (Yang Kang) yang gila harta dan kekuasaan, hingga bersedia mengakui seorang Penjajah sebagai Ayah dan bahkan rela mengkhianati negaranya sendiri agar bisa menjadi Pangeran Chin. Kwee Cheng (Guo Jing) tidak seperti itu !! Dia seorang Pahlawan sejati yang walaupun mati, dia akan terus berjuang melindungi bangsa dan negaranya hingga titik darah penghabisan.




Adakah seorang pemuda seperti Kwee Cheng (Guo Jing) di jaman sekarang ini? Jadi inget kalimat Bung Karno “Beri aku 10 pemuda, maka aku akan mengubah dunia.” Well, mungkin jika ada 10 Kwee Cheng (Guo Jing) di Indonesia, negara ini akan berubah menjadi negara yang lebih baik lagi. Lihat itu wakil rakyat, bukannya berjuang demi rakyat, tapi malah berjuang demi partai dan dirinya sendiri !! Woi, mereka itu wakil rakyat atau wakil partai ?? Wakil rakyat itu mirip banget ma sifatnya Yoko dan Thio Bu Khie.




Yoko dan Thio Bu Khie demi wanita yang mereka cintai, mereka rela mengabaikan tugas dan kewajiban membela negara dan lebih memilih hidup menyepi dengan pasangan masing-masing. Tak peduli walau rakyat mereka menderita, tak peduli walau negara mereka dijajah. Kesannya kayak : "yang mati kan elo, bukan gue. yang menderita kan elo, bukan gue. sapa suruh elo gak bisa kungfu? kalau mati dijajah ya salah elo kan? yang penting ilmu gue tinggi, gak ada yang bisa bunuh gue. yang penting gue heppy ma bini gue, bikin anak, mesra-mesraan, terserah elo mah mau mati apa kagak. bodo amat negara mau dijajah apa gak? masalah ma gue? nggak tuh! terima nasib aja jadi rakyat kecil." Punya Pahlawan atau Pendekar Hebat yang lebih mentingin bini, kasihan banget rakyatnya ckckck.... 


Julian Cheung as Kwee Cheng (Guo Jing) versi 1994


Thio Bu Khie malah LEBIH PARAH, karena bukan hanya menolak melindungi negara dari penjajah, dia malah menikahi PUTRI PENJAJAH !! KETERLALUAN !!! THATS WHY I HATE YOKO AND THIO BU KHIE !!! Mereka berdua GAK PANTES dijuluki Pahlawan !! Pahlawan atau Pendekar itu berjuang demi rakyat, menggunakan kemampuan yang mereka miliki untuk berbakti pada rakyat banyak, bukan untuk kepentingan pribadi. Buat apa Yoko dan Thio Bu Khie punya ilmu tinggi kalau ujung-ujungnya mengundurkan diri dan gak peduli nasib bangsanya sendiri? Apa bedanya mereka dengan Pengkhianat Yo Kang? Yo Ko dan Yo Kang sama aja !! Setali tiga uang !! Like Father like son !!

Jadi penonton jangan hanya mikir cinta-cintaannya aja toh, lihatlah MAKNA atau PESAN YANG DISAMPAIKAN dalam sebuah cerita !!!


Julian Cheung as Kwee Cheng (Guo Jing) dengan "18 Jurus Penakluk Naga" versi 1994


Adakah makna baik yang tersirat didalam ROTCH ? GAK ADA !!! Yang ada malah ngajarin gak bener. Hubungan guru dan murid, apalagi sampai murid nikah ma gurunya, sampai sekarang aja hal tersebut TIDAK BISA DIBENARKAN !! Gak heran kalau jaman sekarang banyak banget pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru ke muridnya. Jangan-jangan mereka pada nonton Return Of The Condor Heroes...Belum lagi si Yoko dan Xiao Lung Ni DENGAN SANGAT EGOIS lebih memilih hidup menyepi dan GAK PEDULI pada nasib bangsa dan rakyatnya. Hal ini sadar atau gak, juga banyak ditiru pejabat Indonesia yaitu SIKAP MEMENTINGKAN KEPENTINGAN PRIBADI DIATAS KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA. 


Julian Cheung as Kwee Cheng (Guo Jing) versi 1994


Lalu “Heaven Sword and Dragon Sabre” alias “Pedang Pembunuh Naga”, adakah pesan moral yang terkandung di dalamnya? GAK ADA !!! Thio Bu Khie adalah pria yang plin plan, memberi banyak harapan pada banyak wanita, dia bukan pria yang setia dan omongannya gak bisa dipegang. Pria yang setia gak mungkin ninggalin tunangannya di hari pernikahan tepat di depan Altar? Bagaimana jika seandainya kalian lah yang ditinggal di depan Altar pernikahan? Sakit hati, marah, benci SUDAH PASTI !! Kalau gak berniat menikahi, untuk apa berjanji menikahi? Wanita bukan barang loh, yang gak suka lalu dibuang.

Apalagi Thio Bu Khie LEBIH MEMILIH PUTRI PENJAJAH !! Punya ilmu tinggi bukannya membela tanah air tapi malah mengikuti sikap EGOIS YOKO yang memilih hidup menyepi, LEBIH PARAH lagi THIO BU KHIE malah memilih menikahi PUTRI PENJAJAH !! Woi, penjajah tuh penjajah !! rakyatmu dijajah, negaramu dirampas, bisa-bisanya bukan berjuang membela tanah air dan mengusir penjajah, eh malah nikahin PUTRI PENJAJAH !!!


Julian Cheung as Kwee Cheng (Guo Jing) with his Masters versi 1994


Jangan cuma mikir cinta-cintaannya aja donk, tempatkan diri kalian juga di posisi rakyat yang terjajah, cobalah melihat kembali perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah. Jangan mentang-mentang kalian gak pernah berjuang lalu masa bodoh ma penjajahan. Hidup dalam penjajahan itu gak enak loh. Indonesia dijajah selama 350 tahun, baca buku sejarah dan lihat bagaimana menderitanya rakyat yang terjajah. Masak iya sih ada yang disebut PENDEKAR atau PAHLAWAN tapi malah DEMI SEORANG WANITA, DEMI PUTRI PENJAJAH, malah MEMILIH MENGABAIKAN NASIB JUTAAN RAKYAT ??? GO TO HELL WITH YOUR SELFISH GIRLFRIEND, THIO BENG !!!

Thats why I Love Kwee Cheng (Guo Jing), HE IS NOT LIKE THEM !! KWEE CHENG (GUO JING) love his country, his nation, his people but he love his wife and family too... He is indeed a REAL HERO !!




Salah satu yang paling berkesan saat nonton film ini adalah saat Kwee Cheng (Guo Jing) berbicara pada Jenghis Khan sebelum Jenghis Khan meninggal.

Saat Jenghis Khan berkata : “Hahaha... Lihatlah Kwee Cheng!!  Dataran  yang membentang luas di hadapanmu, semuanya milikku, semua negara takluk ditanganku, akulah raja dari semua negara. Tanah yang mana yang kau inginkan Kwee Cheng?”

Tapi dengan kerendahan hati, Kwee Cheng (Guo Jing) menjawab : “Untuk apa aku memiliki tanah yang begitu luas? Bukankah saat mati, kita hanya membutuhkan tanah seluas 2 x 1 meter untuk kuburanku?”

Lalu saat dia kembali ke Pulau Persik untuk menikah dengan Oey Yong (Huang Rong), Kwee Cheng (Guo Jing) berkata : “Aku tak ingin apapun di dunia ini, aku hanya ingin bersama orang yang kucintai, melindungi mereka dan selamanya tidak berpisah.”




Adakah seorang pemuda seperti Kwee Cheng (Guo Jing) di jaman sekarang ini? Rela berjuang demi tanah airnya, yang walaupun tak perlu mengangkat senjata namun dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi negeri ini? Well, I hope I can see that guy.

Makna 4 : Kwee Cheng (Guo Jing) adalah seorang pria yang jujur dan tidak serakah. Dia berbeda dengan Yo Kang. Dia tak pernah memikirkan harta, kekayaan, kekuasaan atau gelar apapun dalam hidupnya. Asal bisa bersama orang yang dicintainya, melindungi mereka, baginya itu sudah cukup. Dan bagi Kwee Cheng (Guo Jing), orang yang dicintainya itu bukan hanya istri dan keluarganya saja tapi juga seluruh rakyatnya yang terjajah. Itu sebabnya dia rela mati dalam melawan penjajah. Walau harus gugur dalam usahanya mempertahankan Kota Xiang Yang, tapi aku yakin Kwee Cheng (Guo Jing) tak pernah menyesal. Dia sudah berusaha, mati sebagai Pahlawan dan demi melindungi rakyat JAUH LEBIH TERHORMAT dan MEMBANGGAKAN daripada mati dalam penyepian seperti Yoko dan Thio Bu Khie TANPA PEDULI NASIB RAKYAT, SANGAT EGOIS !!!


Still with Julian Cheung as Kwee Cheng (Guo Jing) versi 1994


Inilah kisah Kwee Cheng (Guo Jing) dan makna yang dapat diambil dari “Legend Of The Condor Heroes”. Well, saya menonton film bukan hanya cinta-cintaannya aja, tapi juga mencoba mencari pesan moral atau makna terpendam yang terkandung di dalam sebuah film tersebut. Kebaikan hati, kepolosan dan kejujuran  Kwee Cheng (Guo Jing) mengantarkannya mendapat berbagai macam teman dan sahabat yang senantiasa membantunya dari seorang pemuda tak dikenal menjadi seorang Pahlawan yang di kenang sepanjang masa. Hidup adalah perjuangan. Semua orang bisa membuat sejarah, tapi tak semua orang dapat menuliskan sejarah tersebut dan membuat generasi di masa depan mengenangnya sebagai Pahlawan atau orang yang baik dan berjasa. Jangan salah, penjahat juga dikenang loh, tapi dikenang sebagai orang jahat. Emang mau?





Note : Bagi penggemar Yoko dan Thio Bu Khie, maaf jika postingan saya mengganggu anda. Well, kenyataannya saya emang BENCI BANGET ma karakter mereka yang saya anggap EGOIS. Saya hanya memandang dari sudut pandang yang lebih luas, dari sudut pandang negara yang terjajah yang menjadi latar belakang cerita, BUKAN HANYA ROMANTISME-nya aja. Kalau mau nonton romantismenya aja, nonton drama Korea atau sinetron aja hehehe =) Tapi kalau kisah kepahlawanan seperti Trilogy Condor Heroes ini, mau tidak mau, latar belakang kisah penjajahan Chin dan Mongol juga menjadi pertimbangan penilaian saya. Jika Anda tidak suka atau sakit hati membaca postingan saya yang tidak menyukai karakter Yoko dan Thio Bu Khie, saya hanya bisa meminta maaf yang sebesar-besarnya. Manusia bebas berpendapat kan? Jadilah seperti Kwee Cheng (Guo Jing) yang selalu memaafkan hehehe =)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads