Sabtu, 01 Juni 2024

Sinopsis EP 3 Ojakgyo Brothers “Tae Hee – Ja Eun” Moment

Highlight for today episode :
Insiden salah tangkap, mengawali pertemuan pertama kedua tokoh utama : Hwang Tae Hee (diperankan oleh Joo Woon) dan Baek Ja Eun (UEE After School). Pertemuan pertama yang diawali di kantor polisi dan diakhiri dengan Hwang Tae Hee mendapat tamparan keras dari Baek Ja Eun karena tak hanya salah menuduhnya, namun juga memperlakukannya dengan kasar.


Siapa yang menyangka jika beberapa episode kemudian, Pak Polisi yang garang dan kasar ini akan bertekuk lutut dan bucin setengah mampus pada seorang gadis yang sudah diseretnya dengan kasar ke kantor polisi? Hwang Tae Hee kena karma ceritanya hahaha ^_^ Begitu jatuh cinta, ngejarnya mati-matian dan bahkan sempat ditolak 2 kali. Karma karena kasar pada wanita ^_^ Served you right, Hwang Tae Hee!


Episode 3 :
Adegan diawali dengan adegan Park Bok Ja (istri Hwang Chang Sik dan Ibu dari empat bersaudara Hwang) yang akhirnya mengetahui bila pertanian Ojak itu bukan milik mereka dan dia sangat marah pada suami dan mertuanya yang telah membohonginya selama ini, lalu mulai demo mogok makan dan mengurung diri di kamar.

Sementara itu, di waktu yang bersamaan, Hwang Tae Hee dan rekan-rekannya menangkap beberapa orang pria yang terlibat dalam kasus pemalsuan (alias memproduksi barang bajakan) dan penjualan barang-barang branded palsu dan memasukkan mereka ke dalam sebuah mobil van berukuran besar. Tae Hee juga mendapatkan laporan tentang seorang wanita berusia 24 tahun, bernama Kim Hyun Doo yang juga menjual barang-barang palsu di daerah Itaewon dan bergegas ke sana untuk menangkapnya.


(Note: Kalau di Indonesia, barang bajakan malah dijual bebas secara terbuka, boro-boro ditangkap. Polisinya cuma diem aja gak ngapa-ngapain dan banyak orang, khususnya para wanita yang justru memburu barang palsu bermerek tersebut dengan tujuan ingin pamer alias flexing pake barang palsu.)

Sebelumnya, Ja Eun yang sangat menginginkan sebuah tas limited edition bertekad ingin mendapatkan tas itu bagaimana pun caranya, namun sayang, dia kehabisan dan semua tas telah dipesan.

Putus asa dan tak punya pilihan, Baek Ja Eun meminta pada Ah Ra, salah satu teman kuliahnya, untuk mengantarnya ke tampat di mana produk versi bajakannya dijual. Dan sesuai prediksi, toko tersebut memilikinya. Dan sialnya, toko itu adalah milik Kim Hyun Doo, penjual produk bajakan yang ingin ditangkap Tae Hee.

Saat Ah Ra ikut pergi bersama Kim Hyun Doo (yang adalah tersangka pembuat dan penjual barang-barang palsu tersebut) ke gudang, Ja Eun duduk seorang diri di dalam toko dan sibuk mengirim pesan kepada ibu tirinya karena teringat kejadian saat sang ibu tiri pergi bersama pegawai sang ayah dan membelikannya sebuah jas mahal, dengan kata lain, Ja Eun melihat ibu tiri Ja Eun berselingkuh dengan karyawan suaminya sendiri.



Saat Tae Hee datang bersama Seo Dong Min dan bertanya di mana barang-barang bagus disimpan, Ja Eun yang tidak peduli pada lingkungan sekitarnya karena fokus pada ponselnya menjawab kalau barang-barang bagus disimpan di dalam gudang.

Tae Hee memberi tanda pada Seo Dong Min untuk pergi ke gudang dan mengumpulkan barang bukti, sementara dia tetap di sana untuk menangkap Baek Ja Eun karena mengira Baek Ja Eun adalah Kim Hyun Doo.



"Kim Hyun Doo-ssi, kau ditangkap dengan tuduhan membuat dan menjual barang-barang palsu. Ikut denganku ke kantor polisi! Kau memiliki hak untuk tetap diam dan untuk didampingi pengacara! Berikan pernyataanmu nanti!" ujar Tae Hee dengan galak, seraya menarik tangan Baek Ja Eun dengan kasar hingga gadis itu tersentak dari duduknya.

(Pertemuan pertama malah insiden salah tangkap dan berakhir di kantor polisi. Nih Hwang Tae Hee emang layak digampar karena kasar banget sama cewek. Dan akhirnya dia digampar beneran sama Baek Ja Eun karena terbukti Baek Ja Eun tidak bersalah. Rasain! Kasar sih. Para pria keluarga Hwang memang bener-bener bikin kesel di episode awal >_<)


Baek Ja Eun sudah mengatakan berkali-kali kalau dia bukan Kim Hyun Doo, bukan pemilik toko itu namun Tae Hee hanya mengabaikannya dan berkata bahwa dia tidak suka membuang-buang waktu lalu segera menyeret Baek Ja Eun keluar dari toko tersebut dengan kasar.

"Tunggu sebentar, Anda salah tangkap, Pak Polisi! Aku bukan Kim Hyun Doo! Aku bukan pemilik toko ini! Aku hanya kebetulan berada di sini," seru Baek Ja Eun menyangkal, menolak ditangkap.

"Tutup mulutmu dan jangan banyak bicara! Aku tidak suka membuang-buang waktu!" jawab Tae Hee dengan dingin dan ketus, seraya menatap Baek Ja Eun dengan tajam.



Di depan pintu toko pun, Ja Eun sekali lagi mengatakan kalau Hwang Tae Hee salah menangkap orang, namun lagi-lagi Tae Hee berkata garang, “YAAAA! Sudah kukatakan kalau aku benci membuang-buang waktu. Aku tidak peduli walaupun kau adalah seorang gadis.” Hwang Tae Hee yang awalnya menggunakan kalimat formal, mendadak mengubah gaya bicaranya menjadi banmal alias nada santai.


“YAAA, orang jahat! Kau bahkan menggunakan banmal?” Baek Ja Eun pun tampak terkejut melihat Hwang Tae Hee yang bicara tidak sopan padanya, seolah-olah mereka adalah teman baik atau semacamnya.

"Hei, kau orang gila! Lepaskan aku! Kau salah tangkap! Apa kau sudah gila? Mana bisa kau menangkap orang tanpa bukti? YAAA!!" teriak Baek Ja Eun kesal. Karena Tae Hee menggunakan banmal, dia pun juga menggunakan banmal karena dibuat kesal oleh kekasaran Tae Hee.


Namun Tae Hee tidak peduli dengan teriakan dan makian Ja Eun dan tetap menyeretnya masuk ke dalam mobil van dengan kasar bersama para tersangka yang lain.


Tapi memang sejak itu, Tae Hee selalu bicara dengan nada santai (banmal) kepada Ja Eun, hanya Ja Eun yang selalu bicara formal padanya. Baek Ja Eun bicara dengan nada santai (banmal) bila dia sedang marah seperti saat masalah pencurian kontrak terkuak, Ja Eun mengubah gaya bicaranya menjadi banmal, menandakan kalau dia sedang marah.



Begitu mereka tiba di kantor polisi, Baek Ja Eun tetap berusaha membela diri dengan mengatakan, “Kau tidak bisa seenaknya menangkap orang seperti ini hanya karena kau seorang polisi! Kau membuat kesalahan besar, kau tidak seharusnya menangkap orang tanpa bukti yang jelas! Bila ayahku tahu apa yang kau lakukan padaku, apa kau pikir ayahku akan melepaskanmu? Katakan siapa namamu!” Baek Ja Eun berseru kesal tidak terima.


Bagaimana bisa seorang polisi menangkap orang seenak jidat tanpa disertai bukti yang nyata? Sepertinya Inspektur Hwang Tae Hee kita yang terhormat melupakan adanya asas "Praduga Tak Bersalah" >_<


Seorang tersangka lain menimpali kalau bisa jadi Tae Hee memang salah tangkap karena Nona cantik itu tidak mungkin melakukannya, "Nona cantik itu mungkin memang bukan pelakunya. Sama seperti aku, lima tahun yang lalu aku juga menjadi korban salah tangkap, aku bilang aku bukan pelakunya, tapi polisi Noh tidak percaya. Jangan salahkan aku jika pada akhirnya aku menusuknya karena marah," seru salah seorang tersangka, justru membuka luka lama.


Tae Hee yang teringat insiden penusukan polisi itu menjadi sangat marah lalu memukuli pria itu sebagai pelampiasannya, membuat Ja Eun yang melihatnya menjadi sangat ketakutan. Tapi tersangka yang satu itu juga salah sih, kalaupun salah tangkap, dia juga gak boleh menusuk polisi. Yang awalnya dia gak salah akhirnya jadi salah juga karena menusuk polisi. Coba gak nusuk polisi, mungkin lain cerita.



Setelah polisi lain menyeret tersangka laki-laki itu masuk ke dalam kantor polisi, Tae Hee kembali bertanya pada Ja Eun dengan dingin, “Apa kau masih berniat menelpon seseorang?” dan Ja Eun segera menjawab, “Tidak” dengan ekspresi takut lalu segera berjalan masuk ke dalam kantor polisi dengan patuh. (Jangan galak-galak, Pak Polisi. Tar jatuh cinta loh hahaha ^_^)



Di dalam kantor polisi, Ja Eun ingin menelpon sang ayah agar bisa membantu membebaskannya, namun seketika menyadari bahwa ayahnya berada di luar negeri, dia kemudian berniat menelpon ibu tirinya tapi begitu melihat Tae Hee membentak salah satu tersangka, Ja Eun menjadi takut dan batal melakukannya.



Kemudian Ja Eun teringat kalau dia memiliki kartu identitas untuk membuktikan kalau dia bukan Kim Hyun Doo, namun sialnya dia malah meninggalkannya di rumah dan lupa membawanya.



Tak punya pilihan, Ja Eun mencoba merayu Hwang Tae Hee dan berusaha bersikap manis dengan menawarkannya segelas air dingin, agar Tae Hee mau melepaskannya, namun Tae Hee bahkan tidak mau meliriknya dan meraih botol minumnya sendiri yang ada di atas meja.


Tak menyerah, Ja Eun berjongkok di sebelah meja Tae Hee dan mencoba merayunya sekali lagi, “Beberapa saat yang lalu saat aku berkata, ‘Hei kau, orang gila!’ aku benar-benar minta maaf. Bisakah kau lepaskan aku? Hari ini aku lupa membawa kartu identitasku, tapi aku bisa memastikan kalau aku benar-benar...”


Ja Eun ingin mengatakan kalau dia bukan Kim Hyun Doo, tapi dia tidak sempat melanjutkan kalimatnya karena Tae Hee lebih dulu memotong kalimatnya dengan dingin, “Duduk dan tunggu giliranmu!”

Ja Eun hanya bisa pasrah dan menjawab, “Ya” namun tatapan matanya seakan ingin mencekik leher Tae He hahaha ^_^


Saat menunggu gilirannya untuk diinterogasi, Ja Eun tak sengaja melihat acara liputan berita yang mengabarkan tentang tenggelamnya sebuah kapal di tengah lautan dengan tujuan China, setidaknya ada 15 penumpang dari Korea Selatan ada di dalam kapal tersebut dan salah satunya adalah Baek In Ho.

(Note : Ada unlogical plot di sini. Padahal sebelumnya, Ja Eun dan Tae Hee sama-sama mengejar Baek In Ho di bandara dan berusaha menghentikannya, jadi sudah pasti dia naik pesawat, bukan? Tapi kenapa bisa berganti kapal? Kalau pesawatnya meledak dan jauh ke laut sih lebih masuk akal. Lah ini tiba-tiba berubah jadi naik kapal. Positif thinking aja kalau mungkin Baek In Ho di tengah jalan mengubah transportasinya, bisa jadi dia turun di bandara mana gitu, lalu ganti naik kapal ke China. Karena saat drama ini tayang pun, gak ada yang protes jadi ya diabaikan aja dan gak ada penjelasan lebih lanjut dari KBS maupun tim produksi. So, penonton kritis sepertiku hanya bisa membuat analisis sendiri agar terdengar masuk akal.)


Ja Eun tampak sangat shock saat melihat sang ayah ada dalam daftar korban yang hilang. Dunianya serasa runtuh dalam sekejap saat ayahnya dinyatakan menghilang dalam kecelakaan, sementara dia ditahan di kantor polisi karena sebuah kesalahpahaman. Saat itulah, Tae Hee memanggilnya karena semua tersangka sudah diinterogasi dan hanya Baek Ja Eun yang tersisa.



Tae Hee yang tak menyadari bahwa Baek In Ho ada di TV (mungkin karena dia berpikir bahwa Baek In Ho naik pesawat dan bukan kapal, itu sebabnya Tae Hee tampak tak peduli dengan berita kecelakaan kapal di TV) memanggil Ja Eun untuk proses interogasi, namun Ja Eun yang kalut hanya memandang shock layar di TV dan tidak mempedulikan panggilan Tae Hee. 


Lagipula, Baek Ja Eun bukan Kim Hyun Doo, tentu saja wajar jika dia tidak akan pernah menoleh jika dipanggil "Kim Hyun Doo" karena itu bukanlah namanya. Gak ngerasa kok, ya ngapain juga noleh, kan?




Menyadari bahwa gadis itu mengabaikannya, Tae Hee tampak tersenyum sinis sekilas sebelum mematikan TV-nya dengan menggunakan remote di tangannya. Ja Eun yang marah karena tiba-tiba saja siaran beritanya terhenti, spontan berteriak lantang dengan nada memerintah, “Nyalakan TV-nya! Cepat!”


Tae Hee hanya menjawab dingin, “Kau pikir kau datang kemari untuk bermain? Kemari dan duduklah!”

Namun Ja Eun tetap tidak peduli. Ja Eun yang hanya peduli pada ayahnya mengabaikan ucapan Tae Hee dan segera berlari ke depan dan menyalakan sendiri TV tersebut secara manual. Ja Eun pun berusaha menelpon sang ayah, yang tentu saja tidak akan mendapatkan tanggapan.




Tae Hee yang tak suka dibentak dan merasa Ja Eun adalah kriminal yang tak seharusnya bersikap kasar pada polisi, kehilangan kesabaran dan berdiri menghampiri Ja Eun seraya merebut ponselnya. Ja Eun berusaha merebut kembali ponselnya, namun karena tidak berhasil, dia menendang lutut Tae Hee dengan keras hingga Tae Hee spontan menjatuhkan ponsel Ja Eun ke lantai dengan keras. Layar LCD-nya pun terlihat retak.



Ja Eun mengambil kembali ponselnya dengan kalut dan mencoba pergi dari sana, tapi Tae Hee menahannya dan mendorongnya kembali ke kursi dengan keras.

"Duduk!" seru Tae Hee marah.
“Lepaskan aku!” teriak Ja Eun frustasi, namun Tae Hee kembali mendorongnya jatuh ke kursi sekali lagi dengan kasar.
"Aku bilang duduk!" seru Tae Hee lagi tanpa perasaan.



Saat itulah Seo Dong Min datang dengan menyeret seorang wanita muda seusia Ja Eun masuk dan melaporkan, “Dia berlari sangat cepat bagaikan atlet lari marathon, membuatku kesulitan menangkapnya.”


Tae Hee yang bingung bertanya pada rekannya,“Siapa dia?”
Seo Dong Min menjawab dengan santai, “Kim Hyun Doo,” sambil menyeret wanita muda itu untuk kemudian diinterogasi.


“Kim Hyun Doo?” ulang Tae Hee shock.
Tae Hee seketika tersadar kalau dia memang benar-benar membuat kesalahan dengan menangkap seorang gadis yang tidak bersalah dan bahkan berlaku kasar padanya.



Melihat tersangka yang asli sudah datang, Ja Eun segera berdiri dan mengambil tasnya, berniat pergi dari sana, namun Tae Hee yang merasa bersalah berusaha menghentikannya, dia bermaksud meminta maaf.

“Tunggu,” ujar Tae Hee dengan perasaan bersalah, Ja Eun berbalik dan menatapnya kesal.



“Tentang itu, aku...” belum sempat Tae Hee menyelesaikan kalimatnya, Ja Eun segera memukul wajah Tae Hee dengan keras menggunakan tas yang dipegangnya lalu berlari keluar. Tae Hee pun hanya menarik napas pasrah karena dia memang pantas mendapatkannya. Yeah, you deserved it, Tae Hee-ah! >_<


Ja Eun pulang ke rumah, hanya untuk menemukan fakta bahwa sang ayah memang berada di dalam kapal tersebut dan sekarang menghilang tanpa jejak. Regu tim pencari pun sudah dihentikan karena adanya gelombang tinggi dan badai besar di lautan China yang tidak memungkinkan dilakukan pencarian.

Tae Hee pulang ke rumah dan melihat ibunya hanya mengurung diri di kamar dan menolak untuk makan. Dia ingin membujuknya, namun sang nenek menerobos masuk dan malah mengomeli sang ibu.

“Kita seharusnya bersyukur sudah diijinkan tinggal gratis di pertanian orang lain selama 10 tahun. Jadi sekarang bangunlah dan pikirkan rencana lain. Atau kau mau berbaring seperti itu selama berhari-hari? Cucuku, benarkan apa yang kukatakan? Katakan padaku! Apakah aku salah?” ujar Nenek, meminta pembelaan dari Tae Hee.

(Note : Bener apa kata neneknya sih. Harusnya bersyukur sudah dikasih ijin tinggal gratis selama 10 tahun di pertanian orang lain. Bayangin aja kalau harus ngontrak selama 10 tahun? Uda habis berapa duit tuh? Emang gak bersyukur nih Ahjuma satu!)

Lalu Park Bok Ja mulai mengungkit masa lalu mereka yang hidup susah dan berpindah-pindah karena tak memiliki uang untuk membeli sebuah rumah. Di mana saat itu, Hwang Tae Bum dan Hwang Tae Hee harus tidur di asrama sekolah, Hwang Tae Phil si maknae ikut tidur di hotel bersama orang tuanya, sementara si Nenek menumpang hidup bersama keponakannya. Tapi putra pertama Hwang Tae Shik tidak disebutkan.

(Nah, kan? Harusnya berterima kasih tuh sama Baek In Ho, uda missqueen gak punya rumah, diijinkan tinggal gratis malah serakah gak mau balikin ke pemilik aslinya. Bikin kesel nih Ahjumma satu >_<)

Nenek balas dengan menyindirnya, “Tentu saja. Aku tahu kau pasti akan mengungkit masa lalu yang menyakitkan itu. Jika kau tidak mengungkit-ngungkit masa lalu, namamu bukan Park Bok Ja!”

Park Bok Ja lalu segera bangun dan pergi untuk mencari Baek In Ho, diikuti oleh Hwang Chang Sik. Di tengah jalan, mereka bertemu Hwang Tae Phil yang baru saja kembali setelah mengantar kakaknya bekerja. Mereka bertiga akhirnya pergi ke Perusahaan makanan Jim Shin Food dan mengetahui fakta kalau Baek In Ho mengalami kecelakaan dan dinyatakan menghilang. Perusahaannya juga diambang kebangkrutan, rumah dan seluruh asetnya disita untuk membayar hutang.

Mendengar hal itu, baik Hwang Tae Phil dan Park Bok Ja tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka. Mereka berharap bahwa rahasia tentang pertanian ini tidak diketahui oleh orang lain, jadi mereka bisa memiliki pertanian itu untuk diri mereka sendiri.

(Emang nih Tae Phil dan Park Bok Ja di episode awal, benar-benar gak punya hati, ngeselin abiz. Mereka malah bahagia kalau Baek In Ho dinyatakan meninggal dalam kecelakaan karena ingin menguasai tanah pertanian itu >_<)

Hwang Chang Sik bercerita kalau Baek In Ho memiliki seorang putri yang berkuliah di Korea University dan sedang berada di semester akhir, gadis itu kira-kira berusia 24 tahun. Mereka berharap jika putri Baek In Ho tersebut tidak mengetahui apa pun soal kontrak pertanian itu.

Saat Baek Ja Eun bersedih, keluarga Hwang (kecuali Hwang Tae Hee) terlihat sangat bahagia dengan berita hilangnya Baek In Ho, apalagi sang ibu dan Hwang Tae Phil.

Keesokan harinya, keluarga Hwang justru merayakan kegembiraan mereka atas hilangnya Baek In Ho dengan memakan hidangan lezat untuk sarapan. Nenek bertanya dengan menyindir sang menantu, “Apa kau begitu bahagia karena akhirnya pertanian ini menjadi milik kita?”

Hwang Chang Sik berusaha membela istrinya, “Tidak ada yang gembira dengan berita menghilangnya In Ho, ibu.”
Nenek menjawab dengan sinis pula, “Siapa yang membicarakan kecelakaan Baek In Ho?”

Saat itulah Tae Hee seketika teringat dengan penyelidikannya tentang Profesor Seo dan bertanya, “Ayah, apakah teman ayah yang juga pemilik sebenarnya pertanian ini adalah Baek In Ho, yang merupakan CEO Perusahaan makanan Jim Shin Food?” Dan saat sang ayah membenarkan, Tae Hee tampak sedikit terkejut.


Dan Tae Hee kembali bertanya, “Tapi untuk sekedar berjaga-jaga, apa kita tidak perlu melakukan persiapan? Seperti misalnya mencari rumah baru?”

Hwang Tae Phil yang sejak awal selalu kontra dengan Tae Hee menyindirnya, “Sekarang kita sedang bergembira, jangan merusak suasana!” (Emang nih maknae minta digampar. Sebel banget sama Tae Phil yang gak punya hati di awal episode drama >_<)

Saat keluarga Hwang sedang bersuka cita, Baek Ja Eun yang malang sangat kebingungan. Saat sedang mencoba mengambil uang di ATM, dia menyadari bahwa semua uang tabungannya telah habis untuk dirinya berfoya-foya, sang ayah biasanya selalu mengirimkan uang bulanan untuknya, namun untuk bulan ini, sang ayah belum sempat mengirimkan dan lebih dulu mengalami kecelakaan.

Di kampus, Ja Eun hanya menatap gundah layar komputernya karena kebingungan bagaimana membayar biaya kuliah semester terakhirnya. Saat itulah, Lee Seung Mi (putri Lee Khi Chul yang adalah Pimpinan Department Penyelidikan Kriminal) datang dan mulai menghina Ja Eun. Namun untungnya Ja Eun cukup pintar untuk mempermalukan gadis jahat itu dan membuatnya tak bisa berkata-kata.

Di rumahnya, Ja Eun hanya memandang sedih layar komputernya saat email yang dia kirimkan untuk sang ayah belum dibaca. Tak hanya itu, fakta bahwa Perusahaan sang ayah yaitu Jim Shim Food mengalami kerugian hingga membuatnya bangkrut dan berhutang sangat banyak, membuat Ja Eun dan sang ibu tiri mau tak mau harus meninggalkan rumah besar mereka karena rumah tersebut akan segera disita oleh bank. Paling lambat besok pagi, rumah itu harus segera dikosongkan.

Walaupun email sebelumnya belum terbaca, Ja Eun tetap menulis email yang lain kepada sang ayah, “Ayah, besok kami harus pergi dari rumah ini. Aku tak pernah meninggalkan rumah sebelumnya jadi aku merasa sangat takut. Namun karena aku akan pergi bersama Ibu maka tidak ada yang perlu kutakutkan. Ibu juga ingin ayah cepat kembali. Jadi tetaplah kuat dan cepat kembali.”

Ja Eun lalu menyisipkan sebuah foto tanaman kecil yang dia tanam bersama sang ayah dan bertuliskan “Selamat ulang tahun, ayah.” 

Lalu kembali menulis, “Ayah ingat bunga ini, kan? Tahun lalu saat hari ulang tahun ayah, kita menanamnya bersama. Tapi apa ayah tahu apa arti bunga ini? Artinya adalah ‘Aku akan menunggumu’. Ayah pasti sangat terkejut saat tahu artinya, bukan?”

Setelah mengirimkan emailnya, Ja Eun mencari resep di internet karena ingin menyenangkan sang ibu tiri dengan membuat makanan untuknya besok pagi. Tapi begitu terkejutnya Ja Eun saat mengetahui bahwa sang ibu tiri mencampakkannya dan pergi seorang diri.

Ja Eun yang bagaikan layangan putus yang tak tahu harus bagaimana atau tinggal di mana, akhirnya hanya bisa berjalan seorang diri dengan pasrah seraya menyeret kopernya dan memeluk erat bingkai fotonya bersama sang ayah serta tanaman kecil di dalam pot.



Saat itulah ada seseorang yang tak sengaja menabraknya ketika dia akan menyeberang jalan dan membuat bingkai foto tersebut jatuh ke tanah dan pecah berantakan. Ja Eun menangis tersedu seraya memunguti pecahan kaca tersebut sambil memanggil ayahnya, namun saat dia akan mengambil fotonya, dia menemukan sebuah amplop terselip di balik fotonya.


Ja Eun membuka amplop tersebut untuk melihat isinya. Dan dia menyadari itu adalah surat kontrak pertanian yang terakhir kali pernah dia datangi bersama sang ayah.

Bersambung...

Written by : Liana Hwie

---------000000---------

Warning :
Dilarang MENG-COPY PASTE TANPA IJIN TERTULIS DARI PENULIS! Siapa yang berani melakukannya, aku akan menyumpahi kalian SIAL 7 TURUNAN!

Semua artikel dan terjemahan lagu dalam blog ini adalah murni hasil pikiranku sendiri, kalau ada yang berani meng-copy paste tanpa menyertakan credit dan link blog ini sebagai sumber aslinya dan kemudian mempostingnya ulang di mana pun, apalagi di Youtube, kalau aku mengetahuinya, aku gak akan ragu untuk mengajukan "Strike" ke channel kalian. Dan setelah 3 kali Strike, bersiaplah channel kalian menghilang dari dunia Per-Youtube-an!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Native Ads