Author : LIANA WIJAYA
Starring :
Kim Hyun Joong as Himself
Uee’s After School as Kim Yoo
Jin
Author as Kim Lee An (Kim Yoo
Jin’s sister)
Kim Kyu Jong as Himself
Kim Hyung Jun as Himself
Park Jung Min as Hades, Sang Dewa
Kematian
HATERS : ALL
PLAYED BY JUNG SO MIN.
Jung So Min
Kim Yoon Ji
Hong Mo Nae
Oh Ha Ni
“The Dead Don't Stay Dead –
SS501 Fanfiction Special 'Friday The 13th' (One Shot)”
Koloni Dunia Baru, New Orleans :
Jumat, 13 Desember 1805..
Semuanya berawal dari api.. Api, di tiang pembakaran yang membakar Kim Yoo Jin yang tak bersalah, tapi dendam keluarga Kim telah terbalas, Keluarga Jung dikutuk untuk selamanya.. Kutukan keluarga Jung menghantui orang yang berhubungan dengannya, keluarga itu sendiri, orang-orang yang mereka cintai dan benci. Semua terjerat selamanya oleh kutukan keluarga itu. Tak seorang pun bisa lari. Kim Lee An the REAL WITCH bersumpah untuk membawa kembali adiknya dari kematian, tapi untuk itu ada harga yang harus dibayar dengan sangat mahal dan seseorang HARUS MEMBAYARNYA.
Jumat, 13 Desember 1805..
Semuanya berawal dari api.. Api, di tiang pembakaran yang membakar Kim Yoo Jin yang tak bersalah, tapi dendam keluarga Kim telah terbalas, Keluarga Jung dikutuk untuk selamanya.. Kutukan keluarga Jung menghantui orang yang berhubungan dengannya, keluarga itu sendiri, orang-orang yang mereka cintai dan benci. Semua terjerat selamanya oleh kutukan keluarga itu. Tak seorang pun bisa lari. Kim Lee An the REAL WITCH bersumpah untuk membawa kembali adiknya dari kematian, tapi untuk itu ada harga yang harus dibayar dengan sangat mahal dan seseorang HARUS MEMBAYARNYA.
*****************
Koloni Dunia Baru, New Orleans :
6 Bulan Kemudian.. Jumat, 6 Juni 1806..
6 Bulan Kemudian.. Jumat, 6 Juni 1806..
Hantu
Kim Yoo Jin mengintip dari balik pohon rindang. Dia menatap marah kearah
seorang gadis yang berjalan masuk dengan anggun ke dalam sebuah rumah besar..
“Rumahku”, Kim Yoo Jin berpikir. Rumah di mana aku tinggal. Dan di mana aku
mati. "KAU AKAN MENYESAL”, gumam hantu itu, tajam dan pahit. "Aku
bersumpah kalian akan menyesal." Tidak ada yang mendengar janji pahit Yoo
Jin. Itu tidak masalah. Dia akan membuatnya menjadi kenyataan.
Didalam
rumah, seorang gadis bertubuh pendek melangkah masuk dengan bahagia
sambil mengamati seisi rumah besar itu.
“Akhirnya
minggu depan aku akan menikah dengan Hyun Joong. SEMPURNA !!! Semua pengganggu
sudah hilang, bahkan ayah memberiku rumah ini sebagai hadiah pernikahanku”,
batin Jung Somin senang, membayangkan sakit hati yang dirasakannya bertahun-tahun
saat cintanya kepada Kim Hyun Joong bertepuk sebelah tangan karena pria itu
menyukai sahabatnya, Kim Yoo Jin.
“Ya,
memang benar kau yang lebih dulu mengenalnya, tapi bukan hanya kau yang
menyukainya Kim Yoo Jin..Kau punya segalanya. Kau pintar, tinggi, cantik, dan
kaya, dalam segala hal aku tak pernah menang darimu. Tidak bisakah kau mengalah
padaku sekali saja. Andai kau bersedia mengalah dan melepaskan Hyun Joong
untukku, kau tidak perlu harus mati di tiang pembakaran seperti itu. Keluargamu
juga tidak perlu kehilangan segalanya. Terusir, teraniaya dan tidak punya
apa-apa lagi sekarang.. Ku pikir kau pintar, tidak kusangka kau hanya gadis
naïf yang mudah masuk dalam perangkap”, batin Somin dingin seraya menatap sinis
foto besar Kim Yoo Jin yang ada di atas perapian.
BENAR.
Rumah itu dulu adalah milik gadis itu sebelum keluarga Jung, dengan fitnah
kejam yang mereka rancang, merampasnya. Demi mendapatkan Hyun Joong dalam
pelukannya, Jung Somin menjebak Yoo Jin, sahabatnya sendiri dan menuduhnya sebagai
Penyihir hitam, dia menggunakan Amulet Bertuah milik gadis itu dan mengatakan
bahwa amulet itu adalah bukti bahwa gadis itu dan keluarganya adalah penyihir
hitam. Kim Yoo Jin yang malang, dia dan ibunya dibakar hidup-hidup atas
kejahatan yang tidak pernah mereka lakukan.
“Dia
seorang penyihir hitam, Oppa.. dia jahat. Kita tak pernah tau kapan dia akan
menggunakan kekuatan jahatnya untuk membunuhmu kan ?? Aku hanya ingin
melindungimu”, ucap Somin saat itu, mencoba mengambil simpati Hyun Joong. Dan akhirnya
walau Hyun Joong tidak menginginkannya, pernikahan mereka telah diatur karena
keluarga Hyun Joong berhutang pada Keluarga Jung dengan sangat banyak.
Kim
Hyun Joong POV :
“Apa
ini wajah mempelai pria yang akan menikah minggu depan ??”, goda Kyu Jong pada
kakaknya saat melihat Hyun Joong berlutut didepan sebuah makam dengan pandangan
kosong ke depan.
“Kau tau benar bahwa aku tidak
pernah menginginkan pernikahan ini. Aku tidak mencintai Jung Somin, gadis yang
kucintai sudah tidak ada lagi disini”, jawab Hyun Joong menerawang.
“Kim
Yoo Jin sudah mati dan dia juga seorang Penyihir Hitam, Hyung. Lupakan dia dan
belajarlah mencintai Somin”, ujar Hyung Jun, adiknya.
“Apa
kau menyukai Somin ?? Kenapa bukan kau saja yang menikah dengannya ?? Kalian
tau dengan jelas pernikahan ini adalah paksaan, Ayah berhutang pada Keluarga
Jung dan aku yang harus membayarnya. Kau juga putra Ayah kan Hyung Junnie,
kenapa bukan kau saja yang menikah dengannya menggantikan aku ??”, sergah Hyun
Joong dingin.
“Yoo
Jin-ah, Bila saja kau dapat melihat airmata di dunia yang kau tinggalkan. Bila
saja kau dapat menyembuhkan hatiku sekali saja.. Bahkan saat ku pejamkan mata,
aku bisa melihat bayanganmu. And once again I’ve come to realize, YOU’RE A LOST
I CANT REPLACE !!”, batin Hyun Joong seraya membelai lembut makam Yoo Jin.
“Bawa
aku ke tempatmu, Yoo Jin-ah !!”, ujar Hyun Joong lirih sambil menangis pelan.
Kyu Jong dan Hyung Jun iba melihatnya, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menepuk
pundak Hyung mereka.
Dari
balik pohon, hantu Yoo Jin melihat semuanya. Ekspresi penuh dendam hilang saat
melihat kekasihnya menangis pelan seraya membelai makamnya.
“Oppa,
maafkan aku !! AKu disini, aku bisa melihatmu.. Andai saja kau juga bisa
melihatku”, batinnya sedih.
“JUNG
SOMIN, INI SEMUA SALAHMU !! AKU TIDAK AKAN MATI DENGAN TENANG SEBELUM KAU MATI
BERSAMAKU !!!”, lalu wajahnya berubah dingin dan menyeramkan saat mengingat
gadis itu.
Back
To Kim’s Mansion…
“Sepertinya
kau memang bahagia. Selamat !! Kau berhasil sepupuku.. Semua rencanamu tak ada
yang meleset. Kau memang hebat dan juga keji”, seru seorang gadis yang baru
saja melangkah masuk.
Jung
Somin menoleh dan tersenyum sinis. “Aku Jung Somin, tidak ada yang tidak bisa
ku dapatkan, semua yang ku inginkan harus ku dapatkan dengan cara apapun juga”,
sahutnya tanpa perasaan.
“Setelah
kau memfitnah sahabatmu sendiri, membuatnya terbunuh dengan keji, lalu menjebak
dan mengusir seluruh keluarganya agar keluargamu bisa mengambil rumah ini,
sekarang kau malah memilih tinggal disini ?? Kurasa kau memang gila, Jung
Somin..Apa kau tidak takut Hantu Yoo Jin akan menuntut balas ??”, Tanya
temannya seraya melirik foto Yoo Jin yang tergantung di atas perapian.
“Aku
tidak percaya hantu.. Hantu itu tidak ada, Ha Ni-ah !! Jangan konyol !! Lagipula,
aku akan menyingkirkan semua jejak Yoo Jin disini, termasuk foto jelek itu”,
jawabnya sinis seraya menuding foto Yoo Jin yang tersenyum manis. Tanpa mereka
sadari, hantu Yoo Jin mengamati sejak tadi.
“Selamat
datang di Rumah mati, kawan !!”, ujarnya dingin lalu terbang menembus dinding.
Jauh di dalam
Hutan Terlarang..
Seorang gadis muda sedang berdiri di
depan pintu sebuah rumah tua jauh di dalam hutan. Dia menunggu beberapa saat
hingga seorang wanita tua berhidung panjang dan berjubah hitam membuka pintunya
dan mempersilahkannya masuk.
“Kau sudah datang…Masuklah !!”,
serunya serak seraya melemparkan pandangan waspada pada sesuatu di belakang
gadis itu.
“Kau datang sendiri kan ??”,Tanyanya
curiga.
“Seperti yang kau lihat, Nyonya”,
jawab gadis muda itu.
“Jadi, kurasa gadis sombong itu telah
salah menuduh orang benarkan ?? Saudaramu tidak bersalah. Bukankah harusnya kau
yang dibakar di tiang pembakaran ?? YOU ARE THE REAL WITCH !! ”, ujar wanita itu
yang terdengar seperti sindiran di telinga gadis itu.
“Dia bukan salah menuduh orang tapi
dia memang berniat menyingkirkan saudaraku. Yang diinginkannya adalah Yoo Jin,
bukan aku..Dan semuanya demi pria itu”, jawab gadis muda itu seraya perlahan
mendekati sebuah rak buku tua dan menarik salah satu buku tua bersampul hitam.
“Necromancy..Apa ini efektif ?”, tanyanya lagi
seraya mengangkat sebuah buku tua yang terlihat sangat usang.
“Apa kau yakin kau akan melakukannya ?
Necromancy, sebuah sihir hitam untuk membangkitkan seseorang dari kematian, tapi untuk itu kau harus Bersekutu dengan Iblis, harga yang harus kau bayar juga sangatlah mahal”, wanita tua
itu memperingatkan.
“Aku tidak akan biarkan gadis jahat
itu tertawa diatas tangis penderitaan saudaraku..Aku tidak akan pernah lupa
hari itu, hari dimana dia membakar saudaraku hidup-hidup di tiang pembakaran.
Hari pembalasan akan segera tiba, itu sebabnya aku kembali kemari”, jawab gadis
itu dingin.
“Kematian ibu dan saudaramu pasti
meninggalkan luka yang sangat besar untukmu kan ?? Apalagi setelah keluarganya
menjebak keluargamu sehingga kalian diusir dari sini tanpa di ijinkan membawa
apapun”, tebaknya lagi. Gadis muda itu mengangguk.
“Kau pasti ingin saudaramu kembali kan
??”, ujarnya lagi.
“Itu sebabnya aku menemui Anda..Aku
tau amulet bertuah itu bukan amulet sembarangan. Ada sebuah sihir hitam untuk
membangkitkan orang mati, dan sihir itu ada di dalam buku ini kan ?? NECROMANCY.. Dan Aku tau
ada harga yang harus di bayar, tapi aku tidak peduli karena bukan aku yang
harus membayarnya. Dengan kemampuanku, apa aku sanggup melakukannya ??”, Tanya
gadis muda itu terdengar ragu.
“Kemampuanmu lebih dari cukup. Tapi
kau harus mencari seorang gadis muda dengan kisaran umur yang sama dengan
saudaramu. 1 nyawa ditukar 1 nyawa, itu peraturannya”, jawab wanita tua itu
seraya menyerahkan sebuah buku tebal.
“Andai kau ada disini saat pembakaran
itu terjadi, saudaramu dan ibumu mungkin masih bisa selamat”, lanjutnya lagi.
“Yang bisa kulakukan saat itu adalah
mengembalikan jasadnya yang sudah hancur terbakar, ku pikir dengan mengawetkan
mayatnya, aku sudah puas.. Tapi aku salah, bukan itu yang ku inginkan. Aku
ingin Yoo Jin hidup kembali, bagaimanapun caranya.. Dan aku tau ada satu sihir
kuno yang sangat gelap yang bisa ku gunakan untuk membawanya kembali dari
kematian”, jawab Lee An perih.
“Keluargaku menyembunyikan aku, mereka
takut hal seperti itu akan terjadi padaku. Mereka melindungiku, tapi justru
adikku yang mati karena itu”, jawab gadis muda itu perih.
“Kita butuh amulet milik Yoo Jin.
Rebut kembali amulet itu dan satukan dengan milikmu, Lalu bunuh
gadis itu dan kurung jiwanya
dalam amulet itu. Hanya
itu satu-satunya cara untuk membangkitkan kembali saudaramu.”, ujar wanita tua
itu memberi instruksi.
“Dan juga jasad Yoo Jin harus tetap
hangat”, tambahnya lagi.
“Aku tau”, jawab gadis itu mantap.
Back To Kim’s
Mansion..
Malam itu , Jung Somin mengundang
semua sepupunya untuk menginap di rumah barunya. Dia sedang bergembira
merayakan kemenangannya bersama-sama orang yang disayanginya, tanpa
diketahuinya terror akan segera dimulai.
Oh Ha Ni sedang menikmati kemewahan
rumah mewah keluarga Kim, yang kini telah dirampas oleh keluarga Jung. Dia
berendam di bath tub sambil menyanyi riang dengan tape recorder yang berbunyi
keras.
Perlahan sesosok tubuh mendekat. Ha Ni
yang tidak menyadari kehadiran sosok itu tetap bernyanyi-nyanyi riang saat
tiba-tiba tape recorder itu terjatuh keras di lantai.
BRAAAKKKKKK…
Ha Ni terkejut. “Siapa ??”, tanyanya
takut. Tidak ada jawaban. Perlahan dia berusaha bangkit dari bath tub untuk
melihat siapa yang ada disana, saat tiba-tiba ada sebuah tangan mencengkeramnya
kuat, menariknya ke dalam bath tub, berusaha membuatnya tenggelam. Bath Tub itu
harusnya tidak dalam, tapi rasanya bagaikan ditarik ke dasar samudra yang tidak
tau berapa dalamnya. Dia terus berteriak, meminta tolong, berharap ada yang
menolongnya. Ha Ni menarik selang air pancuran berniat menggunakan selang itu
untuk memukul penyerangnya. Tapi sepertinya keadaan berbalik, selang air itu
menjerat lehernya, terus dan terus hingga dia tidak mampu lagi berteriak. Dalam
sekejap, darah membanjiri seisi bath tub. Oh Ha Ni bagaikan mandi berendam darah..
Dia tidak bergerak. MATI.
“Aku senang kau menemaniku sekarang”,
ujar sosok itu, keluar dari dalam bath tub tapi anehnya sama sekali tidak
basah. Hantu Yoo Jin tersenyum puas memandang korbannya lalu terbang sambil
tertawa menang.
Jung Somin yang melihat sepupunya
tidak ada di ruang makan bertanya pada pelayannya.
“Dimana sepupuku ??”, tanyanya cemas.
“tadi saya mendengarnya sedang mandi sambil bernyanyi, Nona”, jawab pelayan
itu.
“So Min-ah, bagaimana jika aku yang
memanggilnya ?? Anak itu jika sudah berendam di bath tub selalu lupa waktu”,
Tanya Kim Yoon Ji, sepupunya yang lain.
“Baiklah. Kau tau kamarnya kan ??”,
Tanya Somin. Yoon Ji mengangguk. “Aku tau”,jawabnya lalu beranjak pergi.
Saat melewati foto Yoo Jin di atas
perapian, sekilas dia melihat mata itu bergerak, mengawasinya. Yoon Ji
terkesiap. Dia terpana menatap lukisan itu hingga tiba-tiba lukisan itu
tersenyum..
“TIDAK !! TIDAK MUNGKIN !! Pasti aku
salah lihat !!”, ujarnya meyakinkan dirinya sendiri, lalu buru-buru
meninggalkan perapian itu, naik ke lantai atas kearah kamar Ha Ni.
“Ha Ni-ah, kau dimana ?? Aku masuk
ya..”,ujar Yoon Ji setengah berteriak karena tidak mendengar jawaban. Dia
memutar gagang pintu yang mendadak terbuka. Tidak dikunci. Lalu dia pun
melangkah masuk mencari sepupunya. Tidak ada.. Tidak ada dikamar ataupun di
balkon..
“Kamar mandi..Bukankah tadi pelayan
mengatakan Ha Ni sedang mandi ??”, Yoon Ji teringat.
“Apa kau sedang mandi, Ha Ni-ah ?? AKu
masuk ya”, tanyanya lagi, dengan cemas karena tidak mendapat respon sama
sekali. Perlahan dia mendekati arah kamar mandi dan menyadari pintunya terkunci
dari dalam. Gadis itu menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan keras, hatinya
mulai panik dan takut. Dia sedang sibuk menggedor dan berteriak saat tiba-tiba
menyadari sesuatu berwarna merah merembes keluar dari dalam lantai kamar mandi.
“AAAAARRGGGHHHHHH”, Kim Yoon Ji
menjerit keras saat genangan merah itu merembes keluar dari dalam kamar mandi
semakin banyak.
“Suka
dengan kejutanku ??”, seru sebuah suara. Yoon Ji terkesiap dan spontan menoleh
kearah sumber suara itu dan melihat sesosok tubuh transparan duduk diatas
ranjang Ha Ni sambil tersenyum tipis.
“Selamat
datang di rumahku”, ujarnya serak lalu perlahan menoleh kearahnya dengan wajah
yang hangus karena terbakar dan tubuh berdarah-darah. Sosok itu melayang dan
perlahan mendekatinya.
“AAARRRGGGHHHH
!!”, sekali lagi Yoon Ji menjerit kaget melihat penampakan seorang gadis dengan
wajah hancur berantakan. Suara jeritannya yang nyaring spontan mengundang seisi
rumah berlari ke kamar itu.
“Ada
apa ??”, Tanya Somin yang kaget mendengar teriakan sepupunya. “Mana Ha Ni??”,
lanjutnya saat melihat Yoon Ji menggigil ngeri, hantu itu sudah menghilang.
Yoon Ji yang shock hanya menuding arah kamar mandi yang lantainya sudah
tergenang warna merah.
Somin
terpekik ngeri. “BUKA PINTUNYA !!!”, perintahnya pada pelayannya. Dengan susah
payah mereka akhirnya bisa membuka pintunya, tapi semuanya terlambat, Oh Ha Ni
sudah tewas dengan leher terjerat hampir putus, terjerat oleh selang dan
darahnya tercecer dimana-mana.
“Dia
yang membunuhnya !! Gadis dalam lukisan.. PENYIHIR ITU !! KIM YOO JIN
!!!”,teriak Yoon Ji histeris. “JANGAN BODOH, YOON JI-ah !!”, Somin mendadak
ngeri.
“Kau
lihat sendiri kalau pintunya terkunci saat kita datang kemari. Di kamar mandi
juga tidak ada jendela. Lalu apa ini ?? Ha Ni mati dengan leher terjerat, kau
pikir siapa pelakunya ?? Apa salah satu dari kita ?? Kau yang benar saja..Tidak
mungkin dia menjerat lehernya sendiri kan ??”, sergah Yoon Ji ngeri.
“INI
SALAHMU, SOMIN !! KAU YANG MEMULAINYA !! KAU MENGKHIANATI TEMANMU DAN
MEMFITNAHNYA !! HANYA DEMI SEORANG PRIA, kau menuduh seorang gadis yang tidak
bersalah sebagai Penyihir Hitam dan membakarnya hidup-hidup.. AKU TIDAK MAU
TERLIBAT !! AKU MAU PERGI DARI RUMAH TERKUTUK INI SEKARANG JUGA !!”, ujar Yoon
Ji bersikeras. Somin terdiam, dia terpaku melihat Ha Ni tergeletak tak bernyawa
di bath tub. Perasaan ngeri mulai mencengkeramnya.
“HANTU
ITU TIDAK ADA !! AKU TIDAK PERCAYA”, batinnya menyangkal, tapi dia salah,
sangat salah. Tanpa disadarinya, hantu Yoo Jin mengamatinya dengan ekspresi
penuh dendam.
“Oh
Ha Ni baru peringatan. KAU TARGET UTAMAKU, kawan !!”, batin hantu itu lalu
terbang menembus dinding dengan senyum kemenangan.
Esoknya,
Oh Ha Ni langsung dimakamkan. Semua orang terkejut dengan kematiannya yang
mendadak. Somin terdiam pilu, sementara Yoon Ji dan Mo Nae menangis ketakutan.
Mereka juga terlibat meski tidak langsung. Dan mereka mengutuk kebodohan mereka
sendiri karena terlibat dalam masalah ini.
Kim
Hyun Joong dan saudara-saudaranya berdiri tak jauh dari mereka, menatap kosong
kearah peti yang perlahan diturunkan. “Kematian yang mengenaskan. Terjerat di
dalam kamar mandi. Siapa pelakunya ??”, Tanya Kyu Jong dengan nada penasaran.
“Hyung,
calon istrimu sedang bersedih, apa kau tidak ingin menghiburnya ??”, Tanya
Hyung Jun, iba pada Somin.
“Mereka
pantas mendapatkan ini semua. Jung Somin, dialah yang telah membakar kekasihku
hidup-hidup di tiang pembakaran. Untuk apa aku menghibur pembunuh kekasihku ??
Kalau pun arwah Yoo Jin yang melakukannya, aku tidak menyalahkannya”, jawab
Hyun Joong dingin lalu berlalu pergi dari sana walau acara pemakaman belum
selesai dilakukan.
Hyun
Joong berjalan menyusuri hutan terlarang, berniat mengunjungi makam Yoo Jin
yang terletak disana, saat secara tak sengaja dia melihat seorang gadis muda
berambut panjang berdiri di depan makam Yoo Jin sambil mengacungkan kedua
tangannya ke depan. Mulutnya komat-kamit seolah membaca mantra dan menit
berikutnya, makam itu membelah menjadi 2 bagian, terbuka sehingga peti mati Yoo
Jin terlihat. Hyun Joong menahan napas. Gadis itu, siapapun dia, mempunyai
kekuatan untuk membelah makam dan mengeluarkan isinya.
Gadis
itu kembali mengacungkan kedua tangannya dan kembali peti mati itu terbuka dan
tubuh Yoo Jin terangkat pelan. Hyun Joong terkesiap. “Yoo Jin dibakar
hidup-hidup. Tubuhnya hancur dimakan api, tapi kenapa sekarang tubuhnya utuh
kembali ?? Makam itu hanya berisi baju-baju peninggalannya”, beribu pertanyaan
campur aduk dalam hatinya.
Dia
ketakutan, tapi dia memutuskan untuk terus melihat. Gadis muda itu membaringkan
tubuh Yoo Jin ke tanah lalu kembali menutup makamnya. Dalam sekejap, makam itu
kembali normal, terlihat utuh seperti tak pernah di bongkar. Sesaat kemudian,
gadis itu menggendong tubuh Yoo Jin dan membawanya masuk ke dalam hutan.
Hyun
Joong memutuskan untuk mengikutinya. Ingin tau apa yang di lakukannya. Dia
terus mengikuti hingga gadis itu tiba di sebuah pondol tua di tengah hutan, pondok itu dikelilingi oleh pagar dari tengkorak dan diikat pada sepasang kaki ayam.. Hyun
Joong melihat seorang wanita tua menyambutnya, wanita tua itu berpakaian hitam-hitam dari sepatu sampai topi runcing di atas kepalanya, lalu dia mempersilakan gadis itu masuk kedalam
rumahnya bersama tubuh Yoo Jin dalam pelukannya.
Setelah
pintu tertutup, Hyun Joong mendekati rumah tua itu untuk mencari tau yang
sebenarnya. Dia mengintip melalui celah di jendela, berhati-hati agar tidak
ketauan.
“Aku
bahkan belum melakukan apapun untuk membalas mereka, tapi salah satu dari
mereka mati dengan mengerikan”, Hyun Joong mendengar gadis itu bicara dengan
dingin.
“Kurasa
arwah adikmu tidak tenang dan ingin menuntut balas”, jawab wanita tua itu.
DEGGG..
Jantung
Hyun Joong mendadak berhenti berdetak sesaat mendengar kata “ADIK” disebutkan.
Dia tidak tau kalau Kim Yoo Jin, kekasihnya memiliki seorang Kakak.
“Berhati-hatilah
!! Jika mereka tau kau seorang Penyihir, kau pasti akan berakhir seperti Yoo Jin.
Jika kau tertangkap, tidak ada lagi yang bisa menghidupkan Yoo Jin”, kalimat
itu membuat Hyun Joong lebih terpana lagi.
“PENYIHIR..
jadi yang sebenarnya seorang Penyihir adalah dia, bukan Yoo Jin !! Apa keluarga
Jung salah menuduh orang ??”, batin Hyun Joong pilu.
“Mereka
bukan salah menuduh orang tapi gadis itu, Jung Somin memang berniat
menyingkirkan saudaraku. Yang diinginkannya adalah Yoo Jin, bukan aku..Dan
semuanya demi pria itu. Somin ingin merebut kekasihnya dan itu baru bisa
terjadi bila Yoo Jin mati”, jawab gadis itu seolah menjawab pertanyaan Hyun
Joong.
“SIAPA
KAU ?? KELUARLAH !! AKU TAU KAU DISANA !!!”, sergahnya dingin lalu mengangkat
sebelah tangannya dan mendadak jendela terbuka dan Hyun Joong berdiri didepan
jendela dengan wajah seputih mayat. Dia terkejut. Gadis itu tau tapi dia
membiarkannya mengikutinya.
“SELAMAT
DATANG, TUAN KIM !! Maafkan kami tidak menyambutmu dengan sopan”, ujar gadis
itu dengan seringai dingin saat tau siapa yang sudah mengintipnya.
“Masuklah
!! Diluar sangat dingin”, dan dengan kalimat itu, tubuh Hyun Joong spontan
terangkat melewati jendela dan terbang melayang masuk kearah mereka dan
terduduk di atas sofa.
“Kurasa
dengan kematian Oh Ha Ni, akan lebih sulit bagiku untuk menyusup masuk kedalam
rumahku dan mencari amulet itu”, ujar gadis itu dengan tenang seolah Hyun Joong
tidak ada disana. Hyun Joong mengamati Tuan rumahnya, wanita tua itu bergaun
hitam, berhidung mancung, dan memakai tongkat, wajah keriputnya membuatnya
terlihat sangat cocok dengan image seorang Penyihir yang umumnya sering
diceritakan. Hyun Joong tersentak. Kemungkinan wanita tua itu juga seorang
Penyihir.
“Siapa
dia ??”, Tanya wanita tua itu seraya memandang Hyun Joong dengan curiga.
“Kekasih
adikku. Jung
Somin melakukan semua fitnah keji untuk membunuh adikku agar bisa mendapatkan
pria itu”, jawab gadis itu dengan santai sambil perlahan duduk
disamping tubuh Yoo Jin yang tak bernyawa.
“Cinta
segitiga yang keji dan mengerikan. Aku sama sekali tidak menyangka jika ada
orang yang rela membunuh demi cinta”, ujar wanita tua itu sambil terkekeh
seraya mengambil secangkir teh dan dihidangkannya untuk tamunya itu. “Mau
minum, tampan ??”, tanyanya seraya mendekatkan cangkir tehnya, membuat Hyun
Joong bergidik dan spontan bergerak mundur.
“Dan
demi cinta juga, aku akan membangkitkannya dari kematian”, ujar gadis itu
dingin dan tanpa ekspresi.
“Bagaimana
caranya ??”,Tanya Hyun Joong spontan, sambil menatap sendu kekasihnya.
“Bawa
aku masuk ke rumah itu, biarkan aku yang lakukan sisanya”, pinta gadis itu,
lebih tepatnya memerintah.
Kim
Mansion’s…
Jumat, 13 Juni 1806..
Jumat, 13 Juni 1806..
“Kalian
tidak boleh tinggalkan aku sendiri ?? Semua pelayan telah pergi, aku tidak mau
disini sendiri”, ujar Somin takut, memohon pada kedua sepupunya agar tidak
pergi dari rumah itu.
“Lalu
kemudian kami akan mati seperti Ha Ni ?? LUPAKAN Adik !!”, sergah Mo Nae
dingin.
“rumah
ini dikutuk dan dihantui.. Tinggalkan rumah ini jika kau tidak ingin mati”, tambah
Yoon Ji ngeri seraya melirik foto besar Yoo Jin diatas perapian..
“Dan
tinggalkan juga pria itu..”, lanjut Mo Nae lagi.
“Ini
tidak ada hubungannya dengan Hyun Joong”, sergah Somin kasar.
“TENTU
SAJA ADA !! KAU
MEMBUNUH GADIS ITU DEMI MENDAPATKANNYA !! Apa kau pikir Kim Yoo Jin
akan melepaskanmu begitu saja ?? Aku melihat hantu Yoo Jin dikamar Ha Ni. Ha Ni
mati karena dia yang membunuhnya”, lanjut Yoon Ji dingin.
“Hantu
tidak bisa membunuh orang”, Somin seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri.
“KITA
LIHAT SAJA !! Aku ingin lihat apa kau masih hidup saat hari pernikahan. Ayo
pergi !!”, jawab Mo Nae seraya melirik Yoon Ji, dan keduanya berlalu pergi.
Dibalik
lukisan itu, hantu Yoo Jin mengamati. “Ingin pergi ?? Tanpa seijinku ?? Sudah
kubilang kalian akan membayar mahal. Tidak akan ada yang bisa pergi
begitu saja”, hantu Yoo Jin bersumpah. Tepat pada saat kedua gadis itu akan
membuka pintu rumah, spontan pintu itu
kembali tertutup dengan keras.
BRAKKKKKK...
Pintu
terbanting keras seiring dengan lukisan foto Yoo Jin di atas perapian yang
terbang melayang kearah mereka. Semua jendela menutup spontan, lampu di rumah
itu padam dengan tiba-tiba, udara dingin segera memenuhi seisi rumah itu. Yoon
Ji dan Mo Nae terdiam mematung di depan pintu masuk sementara Somin berdiri
terpaku di ruang tamu, perlahan lukisan yang terbang melayang itu menempel ke
dinding di dekat pintu masuk.
Lampu
mulai menyala lagi, tidak semua, hanya satu yang kembali menyala, dan ditengah
keremangan rumah itu, perlahan tapi pasti, sosok dalam lukisan itu bergerak,
dimulai matanya yang menatap mereka tajam, lalu senyumnya yang menunjukkan seringai
dingin dan perlahan dia berdiri, sosok Yoo Jin dalam lukisan perlahan berdiri
dan keluar dari dalam lukisan itu, wajahnya yang awalnya cantik mendadak
berubah menjadi hancur, kulit wajahnya terkelupas, bekas terbakar, dan dia
keluar dari dalam lukisan itu dengan
merangkak lalu berdiri dan berjalan mendekati mereka dengan gaun yang sama yang
dikenakannya saat dia dibakar hidup-hidup.
NB
: BAYANGIN AJA “SADAKO” dalam THE RING” hehehe ^.^
“Di.. Dia.. ke..
keluar da.. dari..dalam. lukisan..”, ujar Yoon Ji ngeri terbata-bata saat sosok
itu perlahan mendekati mereka.
Sosok
putih itu terus melayang dengan tangan terulur seolah ingin mencekik mereka.
Yoon Ji dan Mo Nae berusaha membuka pintu depan tapi pintu itu terkunci erat.
“Bagaimana
ini ??”, tanya Mo Nae panik saat usahanya membuka pintu tidak berhasil.
Dia
menoleh kearah hantu yang perlahan mendekati mereka lalu berlari kearah Somin
yang sejak tadi diam terpaku, melihat sepupunya berlari, Yoon Ji berlari
mengikuti.
“Pintu
belakang..Kita lewat pintu belakang”, serunya pada yang lain. Spontan yang lain
berlari mengikuti. Hantu Yoo Jin berhenti dan memandang dengan dingin.
“Kalian
pikir bisa lari dariku ??”, tanyanya sambil memandang ketiga gadis itu berlari
ketakutan. Dengan
seringai dingin hantu Yoo Jin terus mengamati calon korbannya, mereka berlari
kearah pintu belakang yang berada di dalam dapur, berharap bisa keluar dari
rumah itu. Tapi pintu dapur pun terkunci erat.
“Kita terperangkap..”, ujar Somin
ngeri, sambil dengan panik menoleh ke belakang.
“Dan ini semua salahmu, SEPUPU !!”,
sindir Mo Nae tajam seraya mengamati sekelilingnya. Kemudian dia segera melesat
keluar dari dapur diikuti oleh sepupunya yang lain. Mereka berlari kelantai
atas untuk bersembunyi, mereka berlari menyusuri lorong-lorong panjang dan
gelap mansion besar itu. Mo Nae berlari masuk kedalam salah satu kamar, dengan
napas tersengal-sengal dia bertanya pada sepupunya.
“Apa dia masih mengejar ?? Kurasa
disini kita aman kan ??”,tanyanya, mencoba mengendalikan napasnya. Sunyi..Tak
ada suara balasan, baik dari Somin atau Yoon Ji. Mo Nae terkesiap, dengan panik
dia menoleh ke belakang dan menyadari bahwa dia sendirian disana.
“TIDAK !! tadi aku yakin sekali mereka
berlari dibelakangku”, batinnya tercekat. Kemudian melangkah kearah pintu dan
mencoba membukanya. TIDAK BISA !!
Seperti biasa pintunya terkunci rapat, Mo Nae menggedor-gedor pintunya
dengan panik.
“SOMEBODY HELP ME !!!”, teriaknya
takut, keringat dingin mengucur membasahi keningnya.
Sia-sia, dia mulai menyandarkan
tubuhnya di pintu sambil berusaha menenangkan dirinya. Saat tiba-tiba jendela
tertutup dengan keras.
BRAKKKKK…
Bunyi jendela yang tertutup keras
membuat gadis itu sontak ketakutan, lampu dikamar itu pun meredup dan menyala
silih berganti, semua benda di kamar itu melayang. Hong Mo Nae terpekik ngeri, dia
mengangkat tangan menutupi mulutnya saat tiba-tiba didekat jendela, dia melihat
siluet seorang gadis bergaun putih dan berambut panjang berdiri dengan kedua
tangan terikat kebelakang, bersandar pada tiang, disekeliling siluet itu, api
berkobar menyala. Gadis itu berusaha melepaskan diri dari tiang pembakaran
ditengah kobaran api. Gadis itu dibakar. Dia melihat wajah gadis itu mengernyit
kesakitan saat perlahan tapi pasti, api melalap tubuhnya. Kim Yoo Jin dibakar
di tiang pembakaran di samping Ibunya.
“AAARRRRRGGGHHHH !!!!”, dia mendengar
pekik jerit kesakitan gadis itu saat dia terbakar hidup-hidup ditiang pembakaran.
Sangat jelas. Seolah kejadian itu benar-benar terjadi dihadapannya, seolah-olah
gadis itu benar-benar ada dihadapannya sekarang. Hong Mo Nae melihat penampakan
Kim Yoo Jin yang dibakar hidup-hidup di tiang pembakaran. Mo Nae menahan napas
dan hanya bisa menutup matanya ketakutan.
“AKU TIDAK BERSALAH, tapi kalian dengan kejam
membakarku”, ujar siluet itu dingin. Tiba-tiba gadis itu perlahan
lepas dari tiang dan melangkah menembus api, melayang dengan wajah penuh
dendam, menatapnya nanar. Tubuhnya penuh darah, matanya berkilat marah, dan
wajahnya hangus terbakar. Perlahan dia maju mendekati Mo Nae yang tampak
ketakutan.
“BUKAN AKU !! SOMIN PELAKUNYA !! SOMIN YANG MENJEBAKMU,
Yoo Jin.. AMPUNI AKU !!”, serunya, memohon ketakutan.
“TIDAK
ADA SEORANGPUN YANG BISA LEPAS.. KALIAN PASTI MENYESAL !!”, ujarnya penuh
amarah, hantu Yoo Jin terus mendekat, lalu kemudian menghilang dan sedetik
kemudian muncul dibelakangnya.
“AAAARRGGGHHH !!”, pekik Mo Nae saat
tiba-tiba lengan hantu Yoo Jin yang hangus mencengkeramnya erat. “TIDAK !!
TIDAK !!!”, jeritnya ketakutan sambil berusaha melepaskan diri dari hantu itu.
Hantu Yoo Jin menyeringai tajam lalu melepaskannya, seolah memberinya
kesempatan untuk berlari. Hong Mo Nae yang ketakutan tidak menyadari kemana dia
berlari, gadis itu berlari ke balkon saat tiba-tiba hantu Yoo Jin kembali
muncul di tengah api dan perlahan mendekatinya.
“TIDAK !! JANGAN MENDEKAT !!”,
jeritnya takut sambil terus berjalan mundur. Hantu Yoo Jin merentangkan
tangannya kearah gadis itu dan saat menghindari cekikan hantu Yoo Jin, Hong Mo
Nae terjatuh. Tubuhnya melayang indah, jatuh dengan keras dari salah satu kamar
yang ada di lantai atas, dan terhempas ke tanah dengan suara berdebam keras.
Hong Mo Nae jatuh dengan posisi kepala
tertekuk ke belakang, darah mengucur deras dari tubuhnya, memberikan kesan
seolah dia sedang berenang di dalam kubangan darah. Dari balik tirai kamar itu,
Hantu Kim Yoo Jin tersenyum puas lalu perlahan menghilang.
2 orang yang tidak sengaja melihat
adegan jatuhnya Mo Nae hanya bisa terdiam kaget.
“Tak ada seorang pun yang bisa lepas”,
ujar gadis itu – Kim Lee An seraya menatap sinis mayat Mo Nae yang berkubang
darah dihadapannya dengan senyum bahagia tersungging di bibirnya. Sejenak tadi,
mereka melihat sesosok tubuh terbakar mendekati Mo Nae beberapa detik sebelum
akhirnya Mo Nae terjatuh dan mati.
“Hantu Yoo Jin menuntut balas,
benarkan ??”,Tanya Hyun Joong dingin. Lee An mengangguk.
“Kau takut ?? Atau mungkin sekarang
kau membenci adikku ??”, Tanya Lee An tak kalah dingin.
“TIDAK
!! JUNG SOMIN dan sepupunya PANTAS MENDAPATKAN INI SEMUA !!! MEREKA LAH YANG
MEMBAKAR HIDUP-HIDUP KEKASIHKU YANG TAK BERSALAH !!”, jawab Hyun Joong tegas.
Saat mereka akan melanjutkan langkah
mereka masuk kedalam rumah besar itu, Lee An melihat sosok seorang gadis muda
lain berlari kearah hutan. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya.
“Kau
cari amulet itu, gadis itu bagianku !!”, ujarnya dengan mata berkilat penuh
dendam. Hyun Joong belum sempat menjawab, Lee An sudah menghilang di tengah
kepulan asap.
“A WITCH !! Andai saja aku tidak tau
kalau kau kakak Yoo Jin, aku mungkin akan takut padamu”, batin Hyun Joong saat
tiba-tiba dia mendengar suara teriakan lagi dari dalam rumah.
Di dalam rumah besar itu, Kim Yoon Ji
terpekik ngeri saat tiba-tiba di dalam cermin dia melihat bayangan Yoo Jin yang
terbakar hidup-hidup menampakkan dirinya. Lebih ngeri lagi saat sekali lagi
bayangan Yoo Jin didalam cermin mendadak keluar dan menarik tangannya.
“AAAARRRRGGGHHH !!! LEPASKAN AKU !!”, teriaknya
nyalang ketakutan sambil memukul-mukul tangan itu. Sesosok tangan yang keluar
dari dalam cermin itu mencekiknya kuat, membuatnya hampir tak bisa bernapas.
Saat pandangannya mulai menggelap,
tiba-tiba pintu di ruangan itu terbuka dan seorang pria menerjang masuk. Hyun
Joong melihat bagaimana Kim Yoon Ji hampir tercekik oleh sesuatu yang muncul
dari dalam cermin itu, dengan cepat dia menghancurkan cermin itu dan cekikan
itu terlepas.
“Hyun Joong Oppa, terima kasih kau
telah menyelamatkan aku”, seru Yoon Ji ketakutan sambil memeluk Hyun Joong.
Hyun Joong menatap kosong kearah cermin yang hancur dan hatinya mendadak sedih.
“Sayang, apa tadi itu kau ??”,
batinnya pilu saat menyadari kekasihnya yang lemah lembut telah berubah menjadi
sesosok hantu yang penuh dendam.
“Aku tidak menyalahkanmu. Jika memang
ini yang kau inginkan, aku akan membantumu”, batin Hyun Joong seraya melihat ke
sekelilingnya, berharap bisa melihat hantu Yoo Jin. Hantu Yoo Jin bersembunyi
di dalam salah satu lukisan, menatap sedih kearah Hyun Joong. Wajahnya sangat
lembut dan tenang, tidak Nampak dendam atau kebencian dalam matanya.
“Oppa, maafkan aku..Aku tidak
menginginkan ini, tapi mereka harus membayar mahal atas apa yang mereka lakukan
padaku”, batin Yoo Jin perih.
“Ayo kita pergi !!”, ujarnya pada Kim
Yoon Ji, tapi dengan mata yang menatap nyalang. Hyun Joong berjalan disamping
gadis itu dalam diam, perlahan mereka melangkah menuju pintu keluar saat
tiba-tiba matanya menatap sebilah pedang yang berada di salah satu patung
ksatria. Dia terhenti sejenak. Kim Yoon Ji yang menyadarinya spontan berhenti
dan bertanya.
“Oppa, ayo kita pergi sebelum hantu
itu datang lagi”, ajak Yoon Ji waspada sambil mengamati sekelilingnya.
“Apa menurutmu pedang ini cukup tajam
??’, Tanya Hyun Joong tiba-tiba seraya menarik pedang itu dan mengamatinya.
“Entahlah !! tapi jika hanya untuk
membela diri aku rasa itu cukup”, jawabnya tanpa curiga sedikitpun.
Hyun
Joong tersenyum tipis.
“Bagaimana jika kita mencobanya
??”,usulnya dengan seringai dingin. Yoon Ji terdiam bingung. “Mencoba
??”,ulangnya bingung.
“Benar.. Jika tidak mencobanya, kita tak
pernah tau pedang ini tajam atau tidak, benarkan ??”, usulnya lagi seraya
membelai pedang itu lembut. Dan sebelum gadis itu sempat bereaksi. Dia langsung
menusukkan pedang itu ke dada Yoon Ji, tepat di jantungnya. Gadis itu terhenyak
saat sebilah pedang menancap di dadanya, darah mengalir deras, mata gadis itu
berputar ketakutan.
“Oppa, kau..”, kata-katanya tidak
sempat terucap karena sedetik kemudian dia terkulai di tanah, mati.. Kim Yoon
Ji menyusul kedua sepupunya, Mo Nae dan Ha Ni menemui ajal dengan cara yang
tragis. Gadis itu tergeletak bersimbah darah dengan pedang tertancap di dadanya.
Perlahan, Hyun Joong meraih sebuah saputangan dan mengusapkannya di pegangan
pedang, menghapus sidik jarinya lalu tersenyum tipis.
Dia berjalan kearah foto Kim Yoo Jin
yang tergeletak di lantai, dia meraih foto besar itu dan membelainya lembut.
“Kau lihat itu, Sayang ?? Aku membunuhnya demi kau, kau pasti senang kan ??
Akan kulakukan apapun untukmu, karena aku sangat mencintaimu”, ujarnya lembut
penuh cinta. Hantu Yoo Jin tersentuh, perlahan dia mendekati kekasihnya yang
berlutut seraya memeluk erat fotonya.
“Kau membunuh demi aku..Kau tidak
seharusnya melakukan itu”, ujar hantu Yoo Jin, perlahan menampakkan dirinya.
Tapi bukan dengan wujud yang menyeramkan. Dia menampakkan wujudnya persis
seperti saat dia masih hidup. Cantik, lembut, penuh senyuman yang hangat.
Bagaikan Malaikat dia berjalan mendekat, dikelilingi sebuah sinar yang sedikit
menyilaukan.
“Oppa..”, ujarnya lembut. Hyun Joong
menoleh dengan kaget dan haru. Sekali lagi dia melihat orang yang di cintainya
berdiri di hadapannya, TIDAK, BUKAN BERDIRI TAPI MELAYANG..
“Sayang, aku merindukanmu”, ujar Hyun
Joong dengan airmata berlinang.
Jauh di dalam
Hutan Terlarang..
Jumat, 13 Juni 1806..
Jumat, 13 Juni 1806..
Jung Somin berlari ketakutan kearah
Hutan Terlarang. Dia tidak tau pasti kemana dia akan berlari, yang dia tau
adalah dia ingin berlari sejauh-jauhnya dari rumah itu. Ternyata keputusannya
adalah keputusan yang salah. Hutan Terlarang bukanlah tempat yang tepat untuk
menyelamatkan diri, harusnya dia tau.
Kim Lee An, menggunakan kekuatan sihirnya
tiba-tiba muncul di sana, dia berdiri menatap penuh dendam kearah Jung Somin,
seseorang yang sudah dianggap saudara oleh Yoo Jin tapi tega mengkhianatinya
dan membakarnya ditengah api.
“KAU AKAN MEMBAYAR MAHAL !!”, batinnya
perih, sambil menatap gadis itu yang terus berlari ke dalam hutan, dalam
sekejap dia menghilang dalam kepulan asap lalu mendadak muncul kembali tepat di
hadapannya.
“Aaaaawww !!”, Jung Somin terjatuh
ketanah saat mendadak sesosok tubuh berdiri di hadapannya. Dia segera bangkit
dengan ketakutan, takut jika ternyata dia menabrak hantu Yoo Jin. Dia sempat
menarik napas lega saat yang dilihatnya ternyata orang lain, seorang gadis yang
kira-kira berumur 2 tahun lebih tua darinya, berdiri dengan anggun dan dengan
senyuman tipis tersungging di bibirnya.
“Seorang gadis sepertimu tidak
seharusnya berada di hutan, benarkan ??”,tanyanya lirih dengan pandangan
menerawang. “A..aku.. ti..tidak sadar su..sudah masuk.. kedalam hu..hutan”,
jawab Somin terbata-bata karena takut sambil terus melirik ke belakang.
“Apa kau tau bahwa hutan ini sangat
mengerikan ?? disini ada makam seorang gadis muda yang mati terbakar
hidup-hidup. Mereka bilang arwahnya penasaran..”, ujar Lee An, sengaja menakuti.
Somin semakin pucat, dia mendadak mencengkeram lengan Lee An dan berbisik
ngeri.
“Ayo kita keluar dari sini. Hantu itu
sangat mengerikan. Dia tidak hanya menghantui hutan ini tapi juga rumahku..”,
bisiknya takut. Lee An menatap sinis padanya.
“Rumahmu ??”, itu pertanyaan bukan
pernyataan.
“Sejak
kapan rumahku jadi rumahmu ??”, tanyanya dingin.
“A..apa
??”, Tanya Somin kaget.
“kau lupa padaku ?? Saat kecil kita
pernah bertemu, aku yang dulu kau bilang anak pembantu. Sudah ingat ? Aku
adalah kakak Yoo Jin, dan aku kembali untuk menuntut balas karena kau telah
menghancurkan keluargaku”, ujar Lee An dingin, seraya mencekik Somin dan
melemparnya keras-keras kearah pohon besar dihadapannya.
Tubuh Somin berdebam keras, dia
memandang takut, tidak menyangka jika seorang gadis bisa memiliki kekuatan
sebesar itu. Lee An tersenyum tipis lalu mengangkat sebelah tangannya dan
tiba-tiba akar pohon merambat menjerat tubuh Somin yang masih terbaring
ditanah, menjeratnya kuat.
“AAAAARRGGGHHH!! Kau Monster !! Harusnya
aku membakarmu juga”, erangnya marah, berusaha melepaskan diri tapi tak
sanggup. Saat akar tanaman itu menjeratnya semakin kuat, bagian depan gaun
gadis itu robek dan memperlihatkan kalung yang dipakainya. Mata Lee An
terbelalak kaget melihatnya. Dia terkejut dan marah.
“AMULET YOO JIN !! KAU BAHKAN MERAMPAS
AMULET ITU ?? AMULET ITU BUKAN MILIKMU !!!”, sergah Lee An marah lalu
mengangkat sebelah tangannya dan spontan tubuh Somin melayang kearahnya. Dia
mencengkeram erat amulet itu dan menariknya paksa. Amulet itu terlepas dan
terlihat bercak darah di amulet saat dia menarik paksa amuletnya. Lee An
tersenyum menang.
“AMULET INI MILIK ADIKKU dan sudah
saatnya kembali pada pemiliknya yang sah. Tapi terima kasih padamu karena kau
berbaik hati membawanya kemari, Nona Jung Somin”, ujar Lee An dingin. Somin
masih melayang-layang karena sihir Lee An. Lalu Lee An mencengkeram leher gadis
itu dan membawanya menghilang bersamanya. Mereka muncul lagi tepat didepan
makam Yoo Jin yang sebelumnya telah kosong. Lee An mengacungkan tangannya lagi dan
tubuh Somin seakan membatu ditempatnya.
Dalam sekejap, sekali lagi dengan
kekuatan sihirnya dia membuka makam Yoo Jin, membuat makam itu terbelah 2 dan
memperlihatkan peti mati Yoo Jin yang kosong, dia tersenyum sambil menoleh pada
Somin yang terbelalak ngeri.
"Kau ingat hari apa sekarang ?? Kira-kira 6 bulan yang lalu, Hari Jumat tanggal 13 Desember 1805, kau membakar adikku
hidup-hidup, sekarang, di hari dan tanggal yang sama, Hari Jumat tanggal 13 Juni 1806, bagaimana jika kau ku kubur hidup-hidup ?? Bukankah itu
adil ?? ”, Tanya Lee An pelan dan dingin.
“KAU PENYIHIR !! KAU MONSTER !!!
Harusnya aku membakarmu juga”, teriak Somin takut.
“Sepertinya kau belum menyesal ya ??
Mungkin jika kau meminta maaf dan mengakui kesalahanmu, aku akan memaafkanmu.
Tapi sayangnya kau tidak merasa menyesal sama sekali.. Ahh, apa kau ingin
dibakar juga ??”, Lee An memberi pilihan, seraya sekali lagi mengangkat sebelah
tangannya dan tiba-tiba spontan tubuh Somin terikat ditiang, dengan 1 petikan
jari, api muncul di sekeliling gadis itu.
“TIDAK !! LEPASKAN AKU !! TOLONG !!”,
teriaknya ketakutan seraya meronta, berusaha membebaskan dirinya.
“Apa
saat adikku berteriak minta tolong, kau melepaskannya ?? Kau sudah dianggapnya
seperti saudara, tapi karena seorang pria kau tega membunuhnya.. APA KAU MASIH
PUNYA HATI ?? Pada awalnya Aku adalah Penyihir Putih, tapi gara-gara
kau, aku belajar ilmu hitam. Kau tau karena apa ?? Untuk membalas dendam
padamu, untuk membangkitkan kembali adikku dari kematian”, ujar Lee An dingin.
“OMONG KOSONG !! KAU JAHAT !!”,
erangnya kesakitan, saat api perlahan mendekatinya.
“Jiwamu, jantungmu dan darahmu, adalah
harga untuk membangkitkan kembali adikku dari kematian. Ada permintaan terakhir
??”, Tanya Lee An dingin. Lalu sedetik
kemudian, sebilah belati muncul ditangannya, dia berjalan menembus api
menghampiri Somin yang hampir terbakar. Lee An mengangkat belati itu dan menghujamkannya
di dada gadis itu.
“AARRGGGGHHHH !!!”, jerit Somin
kesakitan.
“Daripada
dibakar hidup-hidup, kau akan merasakan kesakitan yang dalam, dengan begini
akan lebih mudah bagimu kan ?? Sampaikan salamku untuk Dewa Kematian”, ujarnya
dingin, lalu merobek dada Somin yang perlahan mati dan mengambil jantungnya. Dia
kembali menyentikkan jarinya dan api di sekelilingnya pun mulai padam.
Lee An menampung darah Somin didalam
baskom dan dia merendam Amulet Yoo Jin dan amuletnya sendiri serta jantung itu
didalam baskom itu. Jantung dan darah itu perlahan merasuk kedalam amulet yang
sudah disatukan itu, dan sesosok tubuh berjubah hitam keluar dari dalam amulet
itu.
“BRING BACK MY SISTER FROM DEATH !!!”, ujarnya
pada sosok berjubah
hitam itu dan diapun mulai melakukan serangkaian ritual ilmu hitam untuk
membangkitkan Yoo Jin dari kematian. Mulutnya komat-kamit membaca mantra. Dia
menggunakan tubuh Somin sebagai persembahan, kemudian setelah mata, jantung dan
hatinya diambil untuk ritual, dia menerbangkan tubuh Somin yang telah mati
kedalam peti mati Yoo Jin dan menutup kembali kuburnya. Dia mengacungkan
tangannya dan kubur itu kembali menutup
seolah tak pernah ada apa-apa, nama Yoo Jin di nisan itupun perlahan menghilang
dan digantikan oleh nama JUNG SOMIN, dan terukir tulisan "DIBAKAR DISINI SEBAGAI PENYIHIR, JUNG SO MIN, 13 JUNI 1806".
Koloni Dunia Baru, New Orleans..
10 Tahun Kemudian, Jumat 6 Desember 1816..
10 Tahun Kemudian, Jumat 6 Desember 1816..
Seorang
gadis muda sedang duduk bersimpuh ditengah ruangan kamarnya yang gelap
gulita, di sekelilingnya belasan lilin menyala dan dia tampak memegang sebuah
bola kristal, di lehernya sebuah amulet
tergantung dengan indahnya.
Ilustrasi : Kim Lee An, Sang Penyihir dengan AMULET bertuah tergantung di lehernya
Photo Credit : Foto diatas adalah foto asli dari Angéle de la Barthe (1230-1275), seorang wanita yang di duga Penyihir pada abad ke 12 dan mati di bakar.
Awalnya
semua baik-baik saja, tapi sesaat kemudian nyala lilin-lilin itu mulai
bergoyang dan tampak tirai jendela kamar itu perlahan tersingkap, pintu balkon
mendadak terbuka dan sesosok tubuh berjubah hitam melayang masuk dari sana.
“Aku tau
kau pasti akan datang”, ujar gadis itu tenang, seolah bisa menebak kedatangan
“tamunya”. “Saatnya akan segera tiba. Kau harus membayar semua yang sudah kau
lakukan. Aku sudah menuruti keinginanmu dan sekarang kau harus membayar
hutangmu padaku”, ujar sosok itu dengan suara berat.
“Aku tau,,
HADES, terima kasih sudah membantu. Aku akan ikut denganmu tanpa melawan jika
saatnya sudah tiba. Tapi jika tidak salah, aku masih punya waktu beberapa hari
lagi kan ??”, jawab gadis itu tenang, seraya perlahan berdiri dan berjalan
mendekati sosok yang dipanggil “HADES” itu seraya menggenggam amulet
kesayangannya.
NB : HADES ADALAH DEWA KEMATIAN DALAM MITOS YUNANI KUNO, HADES ADALAH PENGUASA DUNIA BAWAH...
“Sungguh
tragis bukan ?? Kau gadis yang baik pada awalnya, kau hanya menggunakan sihirmu
untuk menolong orang, tapi tiba-tiba saja kau mempelajari sihir hitam dan
bahkan rela menjual jiwamu padaku demi agar adikmu bisa bangkit kembali dari
kematian. Kau menukar hidupmu dengan hidupnya. Apa adikmu jauh lebih berharga
dari hidupmu sendiri, Lee An ??”, tanya sosok hitam itu dingin.
Park Jung Min as Hades, Sang Dewa Kematian
Lee An tersenyum tipis. “Apa kau tidak tau kalau sebenarnya sejak awal aku memang menggunakan kekuatanku untuk menolong orang ?? Sekarang pun aku sedang menolong adikku”, jawab Lee An lagi.
“Kau
menolong adikmu dengan cara menjual jiwamu dan menggunakan nyawa orang lain
sebagai persembahannya.. Itu adalah cara menolong yang gila”, jawab Hades
dingin.
“Tau apa
kau ?? Kau adalah Dewa Kematian, kau tidak tau apapun soal menolong orang.
Lagipula, keluarga Jung pantas mendapatkannya. Mereka harus membayar mahal atas
apa yang mereka lakukan pada keluargaku. TIDAK ADA SEORANG PUN YANG BISA LEPAS
!! ITU SUMPAHKU !! Aku sudah menukar jiwaku dengan kematian mereka juga untuk
hidup adikku, semuanya sudah impas. Bawa aku jika waktunya sudah tiba”, jawab
Lee An tak kalah dingin.
“Tentu.
Aku pasti akan datang lagi membawamu dan aku akan menjadikanmu Ratuku”, ujar
Hades sambil menarik dagu Lee An dan menatap matanya dalam.
“Ratumu ?? Bukankah kau sudah memiliki
Persefone ?? Jadi kenapa kau menginginkan aku ??”, Tanya Lee An dingin.
Park Jung Min as Hades, Sang Dewa Kematian - Penguasa Dunia Bawah
“Persefone berselingkuh di belakangku,
dia tinggal bersama selingkuhannya – Adonis sepertiga tahun dan tak pernah
peduli padaku”, ujar Hades dengan tatapan sedingin es.
“Oh, jadi kau ingin jadikan aku
sebagai alat balas dendammu ??”, sindir Lee An tajam.
“Bagaimana jika aku menolak ??”,
tantang Lee An.
“Atau kau memilih tinggal di TARTARUS
selamanya ?? Disana, kau akan sangat tersiksa, tak boleh reinkarnasi, tak ada
pengampunan dan tempat itu penuh hantu-hantu jahat dan penasaran. TARTARUS ADALAH
NERAKA YANG PALING PANAS !!”, Hades berkata dengan nada mengancam,
seraya merentangkan sebelah tangannya dan seekor burung elang hinggap disana.
Hades with His Eagle
“Jadi beginikah nasibku ?? Menjadi Ratu
dari dunia orang-orang mati, selamanya tidak akan bisa melihat cahaya matahari
dan terkurung dalam kegelapan abadi”, seru Lee An dengan nada sedih.
“Aku akan
menjadi Ratumu jika kau penuhi lagi 2
permintaanku.
Tetap lindungi keluargaku jika aku tak ada lagi bersama mereka dan lempar Jung
Somin dan seluruh keluarganya ke TARTARUS selamanya”,
tawar Lee An. Dalam hati dia menangis sedih. Sejak kecil dia selalu diasingkan
oleh keluarganya, demi untuk melindunginya, demi agar tak seorangpun tau
tentang kekuatan sihirnya.
Sejak kecil dia tak punya teman,
hanya adiknya satu-satunya temannya. Dia hidup dengan tujuan untuk selalu
melindungi adiknya apapun yang terjadi nantinya dan saat dia tau bahwa adiknya
dijebak dengan hina, yang terlintas pertama kali dalam pikirannya adalah
membalas dendam. Lee An rela melakukan segalanya, termasuk membuat kesepakatan
dengan Iblis dan menjual jiwanya pada Dewa Kematian agar bisa membangkitkan
kembali Yoo Jin dari kematian dan membalas dendam pada seluruh keluarga Jung.
Selama 10
tahun ini, Lee An mengerahkan seluruh kekuatan sihirnya untuk memanipulasi
ingatan para penduduk kota, dia merekayasa ingatan mereka dan membuat
seolah-olah JUNG SOMIN lah yang seorang Penyihir Hitam dan mati terbakar di
tiang pembakaran. Tak ada seorang pun yang ingat kecuali dirinya dan Kim Hyun
Joong. Tak ada seorang pun boleh tau bahwa dia telah membangkitkan Kim Yoo Jin
dari kematian, bahkan Yoo Jin pun tak ingat apapun.
10 tahun
telah berlalu. Yoo Jin telah hidup kembali, semua ingatan buruknya sudah
dihapus dan tergantikan dengan kenangan indah mereka. Yoo Jin menikah dan hidup
bahagia bersama pria yang dicintainya dan juga mencintainya, Kim Hyun Joong. 10
tahun menikah, Yoo Jin dan Hyun Joong di karuniai 3 orang anak yang manis.
Sepasang
anak laki-laki kembar dan seorang putri kecil yang manis. Sempurna. Ini yang
diinginkan Lee An. Sebuah keluarga yang bahagia untuk adiknya tersayang. Tidak
perlu ada orang lain yang tau rahasia gelap yang disimpannya. Perjanjiannya
dengan Dewa Kematian, waktu 10 tahun yang dimintanya sebelum akhirnya dia harus
membayar mahal atas semua pembunuhan brutal yang sudah dilakukannya pada
keluarga Jung. Tapi Lee An tak menyesal.
Ini semua JUNG SOMIN lah
yang memulainya. Jika saja JUNG SOMIN TIDAK MEMBAKAR ADIKNYA DI TIANG
PEMBAKARAN, ini semua tak perlu terjadi. Tapi sayangnya waktu tak
bisa terulang lagi dan inilah satu-satunya cara yang bisa dia lakukan saat itu.
“Kakak,
tidakkah seharusnya kekuatan itu mulai kau buang ?? Aku lihat kau sangat
menderita. Kakak, kau juga berhak bahagia. Menikahlah dan bentuklah sebuah
keluarga yang bahagia seperti aku dan Yoo Jin”, ujar Hyun Joong sore itu. Tapi
Lee An hanya tersenyum tipis mendengarnya.
“Kebahagiaan
itu tak pernah ada untukku, Hyun Joong. Sejak aku tau aku seorang Penyihir, aku
terus hidup dalam kesendirian dan ketakutan. Takut jika ada orang lain yang
mengetahui kekuatanku aku akan berakhir di tiang pembakaran. Tapi ternyata
adikku yang harus seperti itu. Aku tak punya pilihan. Aku tidak rela melihat
orang-orang jahat itu menang dan tertawa diatas penderitaan adikku.Aku tau
balas dendam itu salah, tapi hatiku menolak untuk memaafkan orang-orang jahat
itu. Aku sama sekali tak menyesal. Mereka pantas mendapatkannya. Dan sekarang,
akupun harus membayar mahal atas semua pembunuhan yang kulakukan. Waktuku tak
banyak lagi. Hyun Joong, tolong jaga adikku baik-baik. Cintai dia sama seperti
aku mencintainya, kalau bisa, lebih dari itu, Aku tau hanya kau yang bisa ku
percaya”, pesan Lee An pada Hyun Joong.
Hyun Joong
menatap sedih pada kakak iparnya. Lee An bukan penyihir jahat. Dia melakukan
semua tindakan keji ini karena mereka yang lebih dulu memulainya. Dia hanya
membalas. Lee An tak punya pilihan.
“Andai saja TAK PERNAH ADA
JUNG SOMIN, SEMUA INI TAK PERLU TERJADI. JUNG SOMIN lah PANGKAL SEMUA PETAKA
INI”, batin Hyun Joong kasihan.
“Kak, aku
benar-benar kasihan padamu”, batin Hyun Joong sedih.
“Kau tau
aku tak butuh simpatimu kan ?? Cukup bahagiakan adikku, aku sudah puas”, jawab
Lee An tulus seraya menatap Yoo Jin yang bermain dengan anak-anaknya di halaman.
Hyun Joong terkesiap, Lee An bisa membaca isi hatinya.
“Tapi Kak,
bagaimana dengan sihir itu bila nanti kau tidak ada bersama kami lagi ??
Bagaimana jika seandainya para penduduk kota mulai ingat apa yang sebenarnya
terjadi ?? Aku tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada Yoo Jin
dan keluarga kami andai saja mereka ingat yang sebenarnya”, tanya Hyun Joong
takut. Lee An hanya tersenyum tipis.
“Tidak
perlu khawatir. Walau aku tak ada bersama kalian lagi, sihir itu selamanya
tidak akan bisa di hapus. Hanya aku yang bisa menghapusnya. Selamanya tidak
akan ada seorang pun yang tau kebenarannya, kecuali kau dan aku. Kau pasti akan
menjaga rahasia ini sampai mati kan ?? Mereka pasti terkejut jika ada yang tau
ada seorang Penyihir yang membangkitkan kembali Yoo Jin dari kematian. Tidak
boleh ada seorangpun yang tau, tidak juga keluargamu, Hyun Joong”, Lee An
memperingatkan. Hyun Joong mengangguk mantap.
“Aku tidak
sanggup kehilangan Yoo Jin lagi. Jika bukan karena kau, mungkin aku juga akan
mati menyusulnya waktu itu, Kaulah yang telah mengembalikan semangat hidupku
Kak. Walau orang lain menganggapmu Penyihir Hitam, dimataku kau adalah Malaikat
Pelindung kami. Kau yang selalu melindungi Yoo Jin, aku, anak-anak kami dan
keluarga besarku. Semua yang kau lakukan, pembantaian besar yang kau lakukan
pada Keluarga Jung, semata-mata hanya untuk membalas dendam, mereka yang lebih
dulu memulainya. Jadi jangan khawatir, aku akan jaga Yoo Jin baik-baik”, janji
Hyun Joong. Lee An tersenyum mendengarnya.
“Aku janji
Kak.. Akan kucintai Yoo Jin dengan seluruh jiwa dan ragaku. Karena tanpa kau,
aku tidak mungkin merasakan kebahagiaan seperti ini, bersama istri dan
anak-anakku. TERIMA KASIH.. BENAR-BENAR TERIMA KASIH !!”, lanjut Hyun Joong
tulus. Lee An menoleh dan balas tersenyum tulus.
Dari kejauhan, di bawah salah satu pohon
rindang, seorang pria bertubuh tinggi dan berpakaian serba hitam berdiri
mengamati mereka. Lee An menoleh kearah sosok hitam itu dan menyadari jika
saatnya sudah tiba. Dewa Kematian, Hades sudah menjemputnya. Sosok itu
tersenyum tipis saat tau Lee An menyadari keberadaannya. Lee An menoleh kembali
pada adik iparnya dan memaksakan diri tersenyum riang.
Park Jung Min as Hades, Sang Dewa Kematian
“Aku
pegang janjimu. Kau tau aku selalu mengawasimu kan ?? Aku adalah Penyihir hebat
dan tak seorang pun bisa lepas dariku”, canda Lee An lalu berjalan kearah
taman.Menyadari ada 2 pasang mata yang menatapnya, Yoo Jin menoleh dan
tersenyum pada mereka.
“Beri
salam pada Bibi dan Ayah”, ujarnya pada ketiga anaknya seraya menunjuk Lee An
dan Hyun Joong yang berdiri di teras.
“Keponakanku,
apa kabar ??”, tanyanya pada keponakannya yang paling kecil sambil
menggendongnya sayang.
“Bibi,
kapan Bibi main sulap lagi ?? Aku ingin Bibi menyulap sebuah boneka untukku”,
pintanya lucu. Lee An tersenyum tipis dibalik kesedihannya.
“Maaf
sayang, sepertinya Bibi tidak akan bisa lagi main sulap untukmu. Bibi harus
segera pergi”, ujar Lee An dengan sayang.
“Bibi mau
pergi kemana ?? Ibu, minta Bibi jangan pergi”, rengek si Kecil manja pada Yoo
Jin.
“Unnie,
kau mau pergi ??”, Yoo Jin terlihat sedih. Lee An mengangguk pelan.
“Bukankah
sudah ku katakan padamu, akan tiba waktunya dimana aku harus pergi?? Kau sudah
punya keluarga yang menyayangimu, kau tak butuh aku lagi, adik”, ujar Lee An
sayang.
“Aku tetap
membutuhkanmu, Kakak”, jawab Yoo Jin tak rela.
“Uee-ah, bermainlah bersama
kakak-kakakmu”, seru Lee An pada keponakan perempuannya dan gadis kecil itu
segera meluncur turun dari gendongan Lee An dan berlari kearah kakak-kakaknya.
Dan itulah akhir dari semua kutukan dan pembantaian Lee An. Saat dia dan Yoo
Jin sedang bicara, tanpa mereka sadari ketiga anak Yoo Jin berlari ke sebuah
gudang tua dan entah kenapa, tiba-tiba gudang tua
itu terbakar. Yoo Hyun, putra sulung Yoo Jin, terperangkap didalamnya. Lee An
yang pertama melihat kebakaran itu spontan berlari masuk untuk menyelamatkan
keponakannya.
Komplek
Pemakaman, Hutan Terlarang...
Seorang wanita bergaun putih
berdiri di depan pusara di area pemakaman tersebut, di
lehernya sebuah amulet tergantung dengan
indahnya. Dengan
membawa sebuket bunga mawar, wanita itu berjalan ke arah makam dengan wajah terlihat
sangat sedih.
Dia menutupi sebagian wajah dan
tubuhnya yang putih dengan jubahnya yang panjang sampai menyentuh tanah.
Beberapa menit kemudian, dia berlutut dan meletakkan buket bunga yang di
bawahnya dan mengusap nisan itu perlahan. Dia menyatukan kedua jemarinya sambil
memejamkan matanya. Sepertinya wanita itu sedang berdoa di pusara
tersebut.
Dia menangis ! Airmata
tampak melinangi pipinya yang mulus. Beberapa kali dia mengusap airmata itu dengan
saputangannya.
“Kakak, bagaimana kabarmu ??”, ujarnya lirih, bicara pada
makam itu seraya menggenggam erat amuletnya. Mendadak angin berhembus kencang,
daun-daun beterbangan membentuk sebuah pusaran dan dari dalam pusaran itu
muncul sebuah siluet wanita berjubah hitam, terbang melayang dengan rambut
terurai beterbangan ditiup angin. Sosok itu terdiam mengamati, dia berniat
menghampiri wanita muda yang berlutut di depan sebuah makam itu tapi tidak jadi
karena sebuah suara tiba-tiba memanggilnya.
“Yoo Jin-ah.. Ayo pulang”, seru suara itu seraya perlahan
menghampiri wanita yang dipanggil Yoo Jin itu. Yoo Jin menoleh tepat saat
siluet wanita berjubah hitam itu menghilang. Dia tersenyum sedih kepada pria
muda itu, yang langsung memeluknya erat ditengah udara dingin bulan Desember.
“Aku yang seharusnya terbaring disana kan ??”, ujarnya
tiba-tiba dengan suara tercekat pada pria yang memeluknya. Perlahan dia
melepaskan pelukannya dan berjalan kearah makam lain yang terletak di samping
makam kakaknya. Nama JUNG SOMIN TERUKIR DISANA.
“Gadis itu. Jung Somin. Dia yang telah mengkhianatiku dan
membakarku hidup-hidup di tiang pembakaran, benarkan ?? Harusnya ini makamku,
tapi kakak menukar hidupnya dengan hidupku agar aku bisa bangkit dari kematian.
Kau menikah dengan zombie, apa kau tidak takut, Oppa ??”, serunya sambil
menangis pelan.
“Omong kosong apa yang kau bicarakan ??”, Hyun Joong
berusaha menyangkal.
“Jangan bohong lagi. Aku tau semuanya. Amulet ini telah
memberitauku semuanya. Kakak menggunakan tubuh dan jiwa Jung Somin sebagai
persembahan dan pertukaran agar aku hidup kembali. Dia menyihir semua penduduk
kota dan memanipulasi ingatan mereka soal siapa yang di bakar hari itu. Bukan
hanya itu, Kakak juga membantai semua Keluarga Jung dan untuk semua pembantaian
yang telah dia lakukan, dia harus membayarnya dengan nyawanya”, ujarnya sedih.
“Kakak.. Kenapa ?? Kenapa tidak biarkan aku mati saja ??
Kenapa harus membangkitkanku dari kematian ?? Karena aku, banyak orang yang
mati sia-sia”, ujarnya sedih dan menyesal.
“Ini bukan salahmu. JUNG SOMIN YANG MULAI LEBIH DULU !!!
Kalau saja dia tidak dengan sengaja menjebakmu seperti itu, kalau saja kau
tidak mati di tiang pembakaran, Lee An Noona tidak akan membalas dendam”, ujar
Hyun Joong menenangkan.
“Kakakku orang yang baik. Aku tak percaya dia membunuh
orang hanya demi aku”, ujarnya menyesal, airmata masih menetes pelan.
“Kakakmu sangat mencintaimu, demi kau, dia rela lakukan
apapun. Jika kau memang menyayanginya, jangan buat dia kecewa dan hiduplah
dengan bahagia seperti yang dia inginkan. Lepas amulet itu dan lupakan semua
masa lalu yang menyakitkan. Bukankah kau sudah punya aku dan ketiga anak kita
??”, bujuk Hyun Joong lembut, sambil tetap memeluknya erat.
Yoo Jin mengangguk pelan tapi kenangan
saat kakaknya meninggal dengan mengerikan tidak bisa begitu saja dia lupakan. Perlahan
Yoo Jin menggenggam amuletnya dan berkata dingin “Aku mempelajari sihir di buku
itu, bagaimana menurutmu jika seandainya aku membawa Kakak kembali dari
kematian ??”, ujarnya dingin.
“WHAT ??”, Hyun Joong terpekik ngeri saat melihat eskpresi
dingin Yoo Jin dan seringai di wajahnya. Dia tau, jika sihir hitam itu dimulai
lagi maka tragedy lain akan terjadi.. Tapi sedetik kemudian, sebuah senyum
mengembang di wajahnya, dengan lembut dia berkata “Aku hanya bercanda. Aku
bukan Penyihir, aku tak tau cara menggunakan kekuatan amulet itu”, ujarnya
semanis mungkin. Hyun Joong tersenyum lega dan kembali memeluk istrinya mesra.
“Jangan pergi lagi. Aku ingin kau disini”,ujarnya lembut.
Yoo Jin mengangguk lembut tapi matanya menatap tajam kearah sebuah sosok hitam
di balik pohon.
“SEGERA !! AKU AKAN MEMBAWA KAKAKKU KEMBALI DARI KEMATIAN
!!”, sumpahnya bertekad, sambil menangis pelan mengingat Lee An yang
tewas dalam kebakaran.
FLASHBACK…
Jumat, 13 Desember 1816...
Jumat, 13 Desember 1816...
“YOO HYUN !!”, teriak Lee An
panik saat melihat keponakannya terjebak dalam kobaran api yang menyala.
Sekejap dia melihat sosok tubuh berjubah hitam dan berkerudung hitam sedang
berdiri di belakang tubuh keponakannya, sosok itu melayang dengan tangan
mencengkeram leher bocah kecil itu seraya menyeringai tajam.
Lee An menggenggam erat amuletnya dan serta merta berlari
menerobos kobaran api untuk menyelamatkan keponakannya yang hampir mati
terbakar dan kehabisan napas.
“LEPASKAN DIA !! AKU YANG KAU INGINKAN, HADES !!!”, ujarnya
parau. Sosok itu tersenyum menyeringai menang.
“Come to me, My Queen !! Sekarang saatnya kau ikut
bersamaku”, ujar sosok itu parau.
“Bibi..”, ujar si kecil Yoo Hyun. Lee An mengangkat sebelah
tangannya dan dalam sekejap dia menjatuhkan tiang penyangga atap dan
mengarahkannya pada sosok hitam itu. Sosok hitam itu spontan menghilang, dan
tiang penyangga itu hampir saja jatuh mengenai keponakannya. Lee An menggunakan
kekuatan sihirnya untuk menghilang dan mendadak muncul di belakang keponakannya
dan langsung memeluk erat keponakannya, melindunginya dari pilar penyangga atap
yang terjatuh akibat sihirnya sendiri.
“AARRGGHH !!”, Lee An mengerang kesakitan saat pilar
penyangga atap yang terbakar api itu menimpa punggungnya.
“Bibi…”, si kecil Yoo Hyun menangis takut sambil memeluk
Bibinya erat.
Lee An menarik amuletnya dan mengalungkannya di leher
keponakannya, mulutnya komat kamit membaca mantra.
“Amulet ini akan melindungimu. Sihirku akan melindungimu.
Mantra api akan melindungimu dari api ini. Sekarang Pergilah !! Bibi sayang
padamu sayang, jaga adik serta orang tuamu baik-baik”, seru Lee An sambil
mengangkat sebelah tangannya dan melemparkan keponakannya keluar dari dalam
gudang itu dan dia pun tetap tertinggal disana.
Tubuh mungil Yoo Hyun terpental keluar, utuh tanpa cedera
sedikitpun, amulet itu beserta kekuatan sihir Lee An sekali lagi melindungi
keluarga itu. Tapi Lee An tanpa amulet, bagaikan tubuh tanpa jiwa, semua
kekuatannya tak berfungsi lagi seperti sebelumnya. Dengan tubuh terbakar api,
Lee An menggunakan sisa sihirnya yang terakhir berjalan kearah jendela yang ada
didekatnya. Lee An melihat adiknya menangis histeris, dan beberapa orang
pelayan keluarga Kim berusaha memadamkan apinya. Lee An tersenyum miris.
“Api ini tidak berasal dari dunia ini. Kalian takkan bisa
memadamkannya. Selamat Tinggal, Yoo Jin. Aku menyayangimu. Sekarang saatnya aku
harus membayar semua kesalahanku. Hyun Joong, jaga adikku baik-baik”, batin Lee
An sambil melambaikan tangannya dan perlahan tubuhnya terbakar api yang terus
berkobar.
“TIDAK !! KAKAKKKKKK…”, teriak Yoo Jin seraya memeluk putra
sulungnya erat-erat. Dia tidak akan pernah melupakan hari dimana dia melihat
Kakaknya melambaikan tangan seraya tersenyum manis kearahnya dengan api
perlahan melahap tubuhnya. Lee An menjerit kesakitan saat api membakarnya
hidup-hidup.
Api di tiang pembakaran yang membakar Kim Yoo Jin yang tak
bersalah 10 tahun yang lalu memang seharusnya menjadi api pembakaran Kim Lee
An, the REAL WITCH.
Semuanya
berawal dari api dan kini semuanya harus berakhir dengan kebakaran…
TAMAT
FAKTA :
1. Semua tanggal yang tertulis diatas adalah benar-benar HARI JUMAT TANGGAL 13 alias Friday The 13th..
2. Pada awal abad ke 12 hingga akhir abad ke 18, perburuan Penyihir di wilayah Eropa dan Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya di lakukan. Sekitar 100.000 wanita yang di duga sebagai Penyihir telah di bakar hidup-hidup di tiang pembakaran atau dieksekusi.
3.Ilustrasi Kim Lee An alias Foto wanita diatas adalah foto asli dari Angéle de la Barthe (1230-1275), seorang wanita yang di duga Penyihir pada abad ke 12 dan mati di bakar.
Mantap... aku kagum sama semua sejarah ilmu sihir dan black magic yang bener2 ditelusuri eonni, bahkan sampe ke penggunaan amulet2 dan mantra2nya
BalasHapusSemua bener-bener make sense dan bikin merinding kalau dibaca
Aku suka banget sama cerita ini sampe terngiang-ngiang gmn nasib Lee-an selanjutnya. Will she be happy with Hades? Who will Yoojin kill to make her sister come back from hell?
chika_erfenn : thank you for comment saeng.. Thank you for reading and thank you for liking my story too.. yeah right. Sejarah Ilmu Sihir dan black magic-nya aku emk riset dulu, gak sembarangan ngarang. Jadi biar masuk akal gtu hehehe =) walo dikata FIKSI tp tetap harus make sense kan? NO !! Lee An NOT Happy with Hades because she not love him..
HapusYup, Yoo Jin will make her sister back from the hell soon and you can find the answer in the SEKUEL "Return Of The Living Dead."
Here is the link : http://lianastory501.blogspot.com/2014/10/return-of-living-dead-sekuel-of-dead.html?m