Jumat, 13 Desember 2013

The Dead Don't Stay Dead – SS501 Fanfiction Special 'Friday The 13th' (One Shot)



Author : LIANA WIJAYA

Starring :  
Kim Hyun Joong as Himself 
Uee’s After School as Kim Yoo Jin
Author as Kim Lee An (Kim Yoo Jin’s sister) 
Kim Kyu Jong as Himself 
Kim Hyung Jun as Himself 
Park Jung Min as Hades, Sang Dewa Kematian

HATERS : ALL PLAYED BY JUNG SO MIN.  
Jung So Min 
Kim Yoon Ji 
Hong Mo Nae 
Oh Ha Ni



“The Dead Don't Stay Dead – SS501 Fanfiction Special 'Friday The 13th' (One Shot)”





Koloni Dunia Baru, New Orleans :
Jumat, 13 Desember 1805..
Semuanya berawal dari api.. Api, di tiang pembakaran yang membakar Kim Yoo Jin yang tak bersalah, tapi dendam keluarga Kim telah terbalas, Keluarga Jung dikutuk untuk selamanya.. Kutukan keluarga Jung menghantui orang yang berhubungan dengannya, keluarga itu sendiri, orang-orang yang mereka cintai dan benci. Semua terjerat selamanya oleh kutukan keluarga itu. Tak seorang pun bisa lari. Kim Lee An the REAL WITCH bersumpah untuk membawa kembali adiknya dari kematian, tapi untuk itu ada harga yang harus dibayar dengan sangat mahal dan seseorang HARUS MEMBAYARNYA.

 ***************** 
Koloni Dunia Baru, New Orleans :
6 Bulan Kemudian.. Jumat, 6 Juni 1806..
Hantu Kim Yoo Jin mengintip dari balik pohon rindang. Dia menatap marah kearah seorang gadis yang berjalan masuk dengan anggun ke dalam sebuah rumah besar.. “Rumahku”, Kim Yoo Jin berpikir. Rumah di mana aku tinggal. Dan di mana aku mati. "KAU AKAN MENYESAL”, gumam hantu itu, tajam dan pahit. "Aku bersumpah kalian akan menyesal." Tidak ada yang mendengar janji pahit Yoo Jin. Itu tidak masalah. Dia akan membuatnya menjadi kenyataan.

Didalam rumah, seorang gadis bertubuh pendek melangkah masuk dengan bahagia sambil mengamati seisi rumah besar itu. 
“Akhirnya minggu depan aku akan menikah dengan Hyun Joong. SEMPURNA !!! Semua pengganggu sudah hilang, bahkan ayah memberiku rumah ini sebagai hadiah pernikahanku”, batin Jung Somin senang, membayangkan sakit hati yang dirasakannya bertahun-tahun saat cintanya kepada Kim Hyun Joong bertepuk sebelah tangan karena pria itu menyukai sahabatnya, Kim Yoo Jin.

“Ya, memang benar kau yang lebih dulu mengenalnya, tapi bukan hanya kau yang menyukainya Kim Yoo Jin..Kau punya segalanya. Kau pintar, tinggi, cantik, dan kaya, dalam segala hal aku tak pernah menang darimu. Tidak bisakah kau mengalah padaku sekali saja. Andai kau bersedia mengalah dan melepaskan Hyun Joong untukku, kau tidak perlu harus mati di tiang pembakaran seperti itu. Keluargamu juga tidak perlu kehilangan segalanya. Terusir, teraniaya dan tidak punya apa-apa lagi sekarang.. Ku pikir kau pintar, tidak kusangka kau hanya gadis naïf yang mudah masuk dalam perangkap”, batin Somin dingin seraya menatap sinis foto besar Kim Yoo Jin yang ada di atas perapian.

BENAR. Rumah itu dulu adalah milik gadis itu sebelum keluarga Jung, dengan fitnah kejam yang mereka rancang, merampasnya. Demi mendapatkan Hyun Joong dalam pelukannya, Jung Somin menjebak Yoo Jin, sahabatnya sendiri dan menuduhnya sebagai Penyihir hitam, dia menggunakan Amulet Bertuah milik gadis itu dan mengatakan bahwa amulet itu adalah bukti bahwa gadis itu dan keluarganya adalah penyihir hitam. Kim Yoo Jin yang malang, dia dan ibunya dibakar hidup-hidup atas kejahatan yang tidak pernah mereka lakukan.

“Dia seorang penyihir hitam, Oppa.. dia jahat. Kita tak pernah tau kapan dia akan menggunakan kekuatan jahatnya untuk membunuhmu kan ?? Aku hanya ingin melindungimu”, ucap Somin saat itu, mencoba mengambil simpati Hyun Joong. Dan akhirnya walau Hyun Joong tidak menginginkannya, pernikahan mereka telah diatur karena keluarga Hyun Joong berhutang pada Keluarga Jung dengan sangat banyak.

Kim Hyun Joong POV : 
“Apa ini wajah mempelai pria yang akan menikah minggu depan ??”, goda Kyu Jong pada kakaknya saat melihat Hyun Joong berlutut didepan sebuah makam dengan pandangan kosong ke depan.

“Kau tau benar bahwa aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Aku tidak mencintai Jung Somin, gadis yang kucintai sudah tidak ada lagi disini”, jawab Hyun Joong menerawang. 
“Kim Yoo Jin sudah mati dan dia juga seorang Penyihir Hitam, Hyung. Lupakan dia dan belajarlah mencintai Somin”, ujar Hyung Jun, adiknya.

“Apa kau menyukai Somin ?? Kenapa bukan kau saja yang menikah dengannya ?? Kalian tau dengan jelas pernikahan ini adalah paksaan, Ayah berhutang pada Keluarga Jung dan aku yang harus membayarnya. Kau juga putra Ayah kan Hyung Junnie, kenapa bukan kau saja yang menikah dengannya menggantikan aku ??”, sergah Hyun Joong dingin. 

“Yoo Jin-ah, Bila saja kau dapat melihat airmata di dunia yang kau tinggalkan. Bila saja kau dapat menyembuhkan hatiku sekali saja.. Bahkan saat ku pejamkan mata, aku bisa melihat bayanganmu. And once again I’ve come to realize, YOU’RE A LOST I CANT REPLACE !!”, batin Hyun Joong seraya membelai lembut makam Yoo Jin.

“Bawa aku ke tempatmu, Yoo Jin-ah !!”, ujar Hyun Joong lirih sambil menangis pelan. Kyu Jong dan Hyung Jun iba melihatnya, tapi tidak  ada yang bisa mereka lakukan selain menepuk pundak Hyung mereka.

Dari balik pohon, hantu Yoo Jin melihat semuanya. Ekspresi penuh dendam hilang saat melihat kekasihnya menangis pelan seraya membelai makamnya. 
“Oppa, maafkan aku !! AKu disini, aku bisa melihatmu.. Andai saja kau juga bisa melihatku”, batinnya sedih. 
“JUNG SOMIN, INI SEMUA SALAHMU !! AKU TIDAK AKAN MATI DENGAN TENANG SEBELUM KAU MATI BERSAMAKU !!!”, lalu wajahnya berubah dingin dan menyeramkan saat mengingat gadis itu.

Back To Kim’s Mansion… 
“Sepertinya kau memang bahagia. Selamat !! Kau berhasil sepupuku.. Semua rencanamu tak ada yang meleset. Kau memang hebat dan juga keji”, seru seorang gadis yang baru saja melangkah masuk.

Jung Somin menoleh dan tersenyum sinis. “Aku Jung Somin, tidak ada yang tidak bisa ku dapatkan, semua yang ku inginkan harus ku dapatkan dengan cara apapun juga”, sahutnya tanpa perasaan.

“Setelah kau memfitnah sahabatmu sendiri, membuatnya terbunuh dengan keji, lalu menjebak dan mengusir seluruh keluarganya agar keluargamu bisa mengambil rumah ini, sekarang kau malah memilih tinggal disini ?? Kurasa kau memang gila, Jung Somin..Apa kau tidak takut Hantu Yoo Jin akan menuntut balas ??”, Tanya temannya seraya melirik foto Yoo Jin yang tergantung di atas perapian.

“Aku tidak percaya hantu.. Hantu itu tidak ada, Ha Ni-ah !! Jangan konyol !! Lagipula, aku akan menyingkirkan semua jejak Yoo Jin disini, termasuk foto jelek itu”, jawabnya sinis seraya menuding foto Yoo Jin yang tersenyum manis. Tanpa mereka sadari, hantu Yoo Jin mengamati sejak tadi. 

“Selamat datang di Rumah mati, kawan !!”, ujarnya dingin lalu terbang menembus dinding.

Jauh di dalam Hutan Terlarang..
         Seorang gadis muda sedang berdiri di depan pintu sebuah rumah tua jauh di dalam hutan. Dia menunggu beberapa saat hingga seorang wanita tua berhidung panjang dan berjubah hitam membuka pintunya dan mempersilahkannya masuk.
          “Kau sudah datang…Masuklah !!”, serunya serak seraya melemparkan pandangan waspada pada sesuatu di belakang gadis itu.

             “Kau datang sendiri kan ??”,Tanyanya curiga.
             “Seperti yang kau lihat, Nyonya”, jawab gadis muda itu.

          “Jadi, kurasa gadis sombong itu telah salah menuduh orang benarkan ?? Saudaramu tidak bersalah. Bukankah harusnya kau yang dibakar di tiang pembakaran ?? YOU ARE THE REAL WITCH !! ”, ujar wanita itu yang terdengar seperti sindiran di telinga gadis itu. 

   “Dia bukan salah menuduh orang tapi dia memang berniat menyingkirkan saudaraku. Yang diinginkannya adalah Yoo Jin, bukan aku..Dan semuanya demi pria itu”, jawab gadis muda itu seraya perlahan mendekati sebuah rak buku tua dan menarik salah satu buku tua bersampul hitam.
        “Necromancy..Apa ini efektif ?”, tanyanya lagi seraya mengangkat sebuah buku tua yang terlihat sangat usang.

     “Apa kau yakin kau akan melakukannya ? Necromancy, sebuah sihir hitam untuk membangkitkan seseorang dari kematian, tapi untuk itu kau harus Bersekutu dengan Iblis, harga yang harus kau bayar juga sangatlah mahal”, wanita tua itu memperingatkan.
      “Aku tidak akan biarkan gadis jahat itu tertawa diatas tangis penderitaan saudaraku..Aku tidak akan pernah lupa hari itu, hari dimana dia membakar saudaraku hidup-hidup di tiang pembakaran. Hari pembalasan akan segera tiba, itu sebabnya aku kembali kemari”, jawab gadis itu dingin.

      “Kematian ibu dan saudaramu pasti meninggalkan luka yang sangat besar untukmu kan ?? Apalagi setelah keluarganya menjebak keluargamu sehingga kalian diusir dari sini tanpa di ijinkan membawa apapun”, tebaknya lagi. Gadis muda itu mengangguk.
        “Kau pasti ingin saudaramu kembali kan ??”, ujarnya lagi.
     “Itu sebabnya aku menemui Anda..Aku tau amulet bertuah itu bukan amulet sembarangan. Ada sebuah sihir hitam untuk membangkitkan orang mati, dan sihir itu ada di dalam buku ini kan ?? NECROMANCY.. Dan Aku tau ada harga yang harus di bayar, tapi aku tidak peduli karena bukan aku yang harus membayarnya. Dengan kemampuanku, apa aku sanggup melakukannya ??”, Tanya gadis muda itu terdengar ragu.

      “Kemampuanmu lebih dari cukup. Tapi kau harus mencari seorang gadis muda dengan kisaran umur yang sama dengan saudaramu. 1 nyawa ditukar 1 nyawa, itu peraturannya”, jawab wanita tua itu seraya menyerahkan sebuah buku tebal.
    “Andai kau ada disini saat pembakaran itu terjadi, saudaramu dan ibumu mungkin masih bisa selamat”, lanjutnya lagi.

        “Yang bisa kulakukan saat itu adalah mengembalikan jasadnya yang sudah hancur terbakar, ku pikir dengan mengawetkan mayatnya, aku sudah puas.. Tapi aku salah, bukan itu yang ku inginkan. Aku ingin Yoo Jin hidup kembali, bagaimanapun caranya.. Dan aku tau ada satu sihir kuno yang sangat gelap yang bisa ku gunakan untuk membawanya kembali dari kematian”, jawab Lee An perih.

     “Keluargaku menyembunyikan aku, mereka takut hal seperti itu akan terjadi padaku. Mereka melindungiku, tapi justru adikku yang mati karena itu”, jawab gadis muda itu perih.

        “Kita butuh amulet milik Yoo Jin. Rebut kembali amulet itu dan satukan dengan milikmu, Lalu bunuh gadis itu dan kurung jiwanya dalam amulet itu. Hanya itu satu-satunya cara untuk membangkitkan kembali saudaramu.”, ujar wanita tua itu memberi instruksi.

          “Dan juga jasad Yoo Jin harus tetap hangat”, tambahnya lagi.
          “Aku tau”, jawab gadis itu mantap.

Back To Kim’s Mansion..
      Malam itu , Jung Somin mengundang semua sepupunya untuk menginap di rumah barunya. Dia sedang bergembira merayakan kemenangannya bersama-sama orang yang disayanginya, tanpa diketahuinya terror akan segera dimulai.

     Oh Ha Ni sedang menikmati kemewahan rumah mewah keluarga Kim, yang kini telah dirampas oleh keluarga Jung. Dia berendam di bath tub sambil menyanyi riang dengan tape recorder yang berbunyi keras.

       Perlahan sesosok tubuh mendekat. Ha Ni yang tidak menyadari kehadiran sosok itu tetap bernyanyi-nyanyi riang saat tiba-tiba tape recorder itu terjatuh keras di lantai.

BRAAAKKKKKK…
        Ha Ni terkejut. “Siapa ??”, tanyanya takut. Tidak ada jawaban. Perlahan dia berusaha bangkit dari bath tub untuk melihat siapa yang ada disana, saat tiba-tiba ada sebuah tangan mencengkeramnya kuat, menariknya ke dalam bath tub, berusaha membuatnya tenggelam. Bath Tub itu harusnya tidak dalam, tapi rasanya bagaikan ditarik ke dasar samudra yang tidak tau berapa dalamnya. Dia terus berteriak, meminta tolong, berharap ada yang menolongnya. Ha Ni menarik selang air pancuran berniat menggunakan selang itu untuk memukul penyerangnya. Tapi sepertinya keadaan berbalik, selang air itu menjerat lehernya, terus dan terus hingga dia tidak mampu lagi berteriak. Dalam sekejap, darah membanjiri seisi bath tub. Oh Ha Ni bagaikan mandi berendam darah.. Dia tidak bergerak. MATI.

       “Aku senang kau menemaniku sekarang”, ujar sosok itu, keluar dari dalam bath tub tapi anehnya sama sekali tidak basah. Hantu Yoo Jin tersenyum puas memandang korbannya lalu terbang sambil tertawa menang.

         Jung Somin yang melihat sepupunya tidak ada di ruang makan bertanya pada pelayannya.
         “Dimana sepupuku ??”, tanyanya cemas. “tadi saya mendengarnya sedang mandi sambil bernyanyi, Nona”, jawab pelayan itu.
       “So Min-ah, bagaimana jika aku yang memanggilnya ?? Anak itu jika sudah berendam di bath tub selalu lupa waktu”, Tanya Kim Yoon Ji, sepupunya yang lain.
      “Baiklah. Kau tau kamarnya kan ??”, Tanya Somin. Yoon Ji mengangguk. “Aku tau”,jawabnya lalu beranjak pergi.

        Saat melewati foto Yoo Jin di atas perapian, sekilas dia melihat mata itu bergerak, mengawasinya. Yoon Ji terkesiap. Dia terpana menatap lukisan itu hingga tiba-tiba lukisan itu tersenyum..

      “TIDAK !! TIDAK MUNGKIN !! Pasti aku salah lihat !!”, ujarnya meyakinkan dirinya sendiri, lalu buru-buru meninggalkan perapian itu, naik ke lantai atas kearah kamar Ha Ni.

         “Ha Ni-ah, kau dimana ?? Aku masuk ya..”,ujar Yoon Ji setengah berteriak karena tidak mendengar jawaban. Dia memutar gagang pintu yang mendadak terbuka. Tidak dikunci. Lalu dia pun melangkah masuk mencari sepupunya. Tidak ada.. Tidak ada dikamar ataupun di balkon..
         “Kamar mandi..Bukankah tadi pelayan mengatakan Ha Ni sedang mandi ??”, Yoon Ji teringat.

       “Apa kau sedang mandi, Ha Ni-ah ?? AKu masuk ya”, tanyanya lagi, dengan cemas karena tidak mendapat respon sama sekali. Perlahan dia mendekati arah kamar mandi dan menyadari pintunya terkunci dari dalam. Gadis itu menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan keras, hatinya mulai panik dan takut. Dia sedang sibuk menggedor dan berteriak saat tiba-tiba menyadari sesuatu berwarna merah merembes keluar dari dalam lantai kamar mandi.

         “AAAAARRGGGHHHHHH”, Kim Yoon Ji menjerit keras saat genangan merah itu merembes keluar dari dalam kamar mandi semakin banyak.

         “Suka dengan kejutanku ??”, seru sebuah suara. Yoon Ji terkesiap dan spontan menoleh kearah sumber suara itu dan melihat sesosok tubuh transparan duduk diatas ranjang Ha Ni sambil tersenyum tipis.

“Selamat datang di rumahku”, ujarnya serak lalu perlahan menoleh kearahnya dengan wajah yang hangus karena terbakar dan tubuh berdarah-darah. Sosok itu melayang dan perlahan mendekatinya.

“AAARRRGGGHHHH !!”, sekali lagi Yoon Ji menjerit kaget melihat penampakan seorang gadis dengan wajah hancur berantakan. Suara jeritannya yang nyaring spontan mengundang seisi rumah berlari ke kamar itu.

“Ada apa ??”, Tanya Somin yang kaget mendengar teriakan sepupunya. “Mana Ha Ni??”, lanjutnya saat melihat Yoon Ji menggigil ngeri, hantu itu sudah menghilang. Yoon Ji yang shock hanya menuding arah kamar mandi yang lantainya sudah tergenang warna merah.

Somin terpekik ngeri. “BUKA PINTUNYA !!!”, perintahnya pada pelayannya. Dengan susah payah mereka akhirnya bisa membuka pintunya, tapi semuanya terlambat, Oh Ha Ni sudah tewas dengan leher terjerat hampir putus, terjerat oleh selang dan darahnya tercecer dimana-mana.

“Dia yang membunuhnya !! Gadis dalam lukisan.. PENYIHIR ITU !! KIM YOO JIN !!!”,teriak Yoon Ji histeris. “JANGAN BODOH, YOON JI-ah !!”, Somin mendadak ngeri.

“Kau lihat sendiri kalau pintunya terkunci saat kita datang kemari. Di kamar mandi juga tidak ada jendela. Lalu apa ini ?? Ha Ni mati dengan leher terjerat, kau pikir siapa pelakunya ?? Apa salah satu dari kita ?? Kau yang benar saja..Tidak mungkin dia menjerat lehernya sendiri kan ??”, sergah Yoon Ji ngeri.

“INI SALAHMU, SOMIN !! KAU YANG MEMULAINYA !! KAU MENGKHIANATI TEMANMU DAN MEMFITNAHNYA !! HANYA DEMI SEORANG PRIA, kau menuduh seorang gadis yang tidak bersalah sebagai Penyihir Hitam dan membakarnya hidup-hidup.. AKU TIDAK MAU TERLIBAT !! AKU MAU PERGI DARI RUMAH TERKUTUK INI SEKARANG JUGA !!”, ujar Yoon Ji bersikeras. Somin terdiam, dia terpaku melihat Ha Ni tergeletak tak bernyawa di bath tub. Perasaan ngeri mulai mencengkeramnya.

“HANTU ITU TIDAK ADA !! AKU TIDAK PERCAYA”, batinnya menyangkal, tapi dia salah, sangat salah. Tanpa disadarinya, hantu Yoo Jin mengamatinya dengan ekspresi penuh dendam.
“Oh Ha Ni baru peringatan. KAU TARGET UTAMAKU, kawan !!”, batin hantu itu lalu terbang menembus dinding dengan senyum kemenangan.

Esoknya, Oh Ha Ni langsung dimakamkan. Semua orang terkejut dengan kematiannya yang mendadak. Somin terdiam pilu, sementara Yoon Ji dan Mo Nae menangis ketakutan. Mereka juga terlibat meski tidak langsung. Dan mereka mengutuk kebodohan mereka sendiri karena terlibat dalam masalah ini.

Kim Hyun Joong dan saudara-saudaranya berdiri tak jauh dari mereka, menatap kosong kearah peti yang perlahan diturunkan. “Kematian yang mengenaskan. Terjerat di dalam kamar mandi. Siapa pelakunya ??”, Tanya Kyu Jong dengan nada penasaran.

“Hyung, calon istrimu sedang bersedih, apa kau tidak ingin menghiburnya ??”, Tanya Hyung Jun, iba pada Somin. 
“Mereka pantas mendapatkan ini semua. Jung Somin, dialah yang telah membakar kekasihku hidup-hidup di tiang pembakaran. Untuk apa aku menghibur pembunuh kekasihku ?? Kalau pun arwah Yoo Jin yang melakukannya, aku tidak menyalahkannya”, jawab Hyun Joong dingin lalu berlalu pergi dari sana walau acara pemakaman belum selesai dilakukan.

Hyun Joong berjalan menyusuri hutan terlarang, berniat mengunjungi makam Yoo Jin yang terletak disana, saat secara tak sengaja dia melihat seorang gadis muda berambut panjang berdiri di depan makam Yoo Jin sambil mengacungkan kedua tangannya ke depan. Mulutnya komat-kamit seolah membaca mantra dan menit berikutnya, makam itu membelah menjadi 2 bagian, terbuka sehingga peti mati Yoo Jin terlihat. Hyun Joong menahan napas. Gadis itu, siapapun dia, mempunyai kekuatan untuk membelah makam dan mengeluarkan isinya.

Gadis itu kembali mengacungkan kedua tangannya dan kembali peti mati itu terbuka dan tubuh Yoo Jin terangkat pelan. Hyun Joong terkesiap. “Yoo Jin dibakar hidup-hidup. Tubuhnya hancur dimakan api, tapi kenapa sekarang tubuhnya utuh kembali ?? Makam itu hanya berisi baju-baju peninggalannya”, beribu pertanyaan campur aduk dalam hatinya.

Dia ketakutan, tapi dia memutuskan untuk terus melihat. Gadis muda itu membaringkan tubuh Yoo Jin ke tanah lalu kembali menutup makamnya. Dalam sekejap, makam itu kembali normal, terlihat utuh seperti tak pernah di bongkar. Sesaat kemudian, gadis itu menggendong tubuh Yoo Jin dan membawanya masuk ke dalam hutan.

Hyun Joong memutuskan untuk mengikutinya. Ingin tau apa yang di lakukannya. Dia terus mengikuti hingga gadis itu tiba di sebuah pondol tua di tengah hutan, pondok itu dikelilingi oleh pagar dari tengkorak dan diikat pada sepasang kaki ayam.. Hyun Joong melihat seorang wanita tua menyambutnya, wanita tua itu berpakaian hitam-hitam dari sepatu sampai topi runcing di atas kepalanya, lalu dia mempersilakan gadis itu masuk kedalam rumahnya bersama tubuh Yoo Jin dalam pelukannya.

Setelah pintu tertutup, Hyun Joong mendekati rumah tua itu untuk mencari tau yang sebenarnya. Dia mengintip melalui celah di jendela, berhati-hati agar tidak ketauan.

“Aku bahkan belum melakukan apapun untuk membalas mereka, tapi salah satu dari mereka mati dengan mengerikan”, Hyun Joong mendengar gadis itu bicara dengan dingin. 
“Kurasa arwah adikmu tidak tenang dan ingin menuntut balas”, jawab wanita tua itu.

DEGGG.. 
Jantung Hyun Joong mendadak berhenti berdetak sesaat mendengar kata “ADIK” disebutkan. Dia tidak tau kalau Kim Yoo Jin, kekasihnya memiliki seorang Kakak.

“Berhati-hatilah !! Jika mereka tau kau seorang Penyihir, kau pasti akan berakhir seperti Yoo Jin. Jika kau tertangkap, tidak ada lagi yang bisa menghidupkan Yoo Jin”, kalimat itu membuat Hyun Joong lebih terpana lagi.

“PENYIHIR.. jadi yang sebenarnya seorang Penyihir adalah dia, bukan Yoo Jin !! Apa keluarga Jung salah menuduh orang ??”, batin Hyun Joong pilu.

“Mereka bukan salah menuduh orang tapi gadis itu, Jung Somin memang berniat menyingkirkan saudaraku. Yang diinginkannya adalah Yoo Jin, bukan aku..Dan semuanya demi pria itu. Somin ingin merebut kekasihnya dan itu baru bisa terjadi bila Yoo Jin mati”, jawab gadis itu seolah menjawab pertanyaan Hyun Joong.

“SIAPA KAU ?? KELUARLAH !! AKU TAU KAU DISANA !!!”, sergahnya dingin lalu mengangkat sebelah tangannya dan mendadak jendela terbuka dan Hyun Joong berdiri didepan jendela dengan wajah seputih mayat. Dia terkejut. Gadis itu tau tapi dia membiarkannya mengikutinya. 

“SELAMAT DATANG, TUAN KIM !! Maafkan kami tidak menyambutmu dengan sopan”, ujar gadis itu dengan seringai dingin saat tau siapa yang sudah mengintipnya. 
“Masuklah !! Diluar sangat dingin”, dan dengan kalimat itu, tubuh Hyun Joong spontan terangkat melewati jendela dan terbang melayang masuk kearah mereka dan terduduk di atas sofa.

“Kurasa dengan kematian Oh Ha Ni, akan lebih sulit bagiku untuk menyusup masuk kedalam rumahku dan mencari amulet itu”, ujar gadis itu dengan tenang seolah Hyun Joong tidak ada disana. Hyun Joong mengamati Tuan rumahnya, wanita tua itu bergaun hitam, berhidung mancung, dan memakai tongkat, wajah keriputnya membuatnya terlihat sangat cocok dengan image seorang Penyihir yang umumnya sering diceritakan. Hyun Joong tersentak. Kemungkinan wanita tua itu juga seorang Penyihir. 

“Siapa dia ??”, Tanya wanita tua itu seraya memandang Hyun Joong dengan curiga. 
“Kekasih adikku. Jung Somin melakukan semua fitnah keji untuk membunuh adikku agar bisa mendapatkan pria itu”, jawab gadis itu dengan santai sambil perlahan duduk disamping tubuh Yoo Jin yang tak bernyawa.

“Cinta segitiga yang keji dan mengerikan. Aku sama sekali tidak menyangka jika ada orang yang rela membunuh demi cinta”, ujar wanita tua itu sambil terkekeh seraya mengambil secangkir teh dan dihidangkannya untuk tamunya itu. “Mau minum, tampan ??”, tanyanya seraya mendekatkan cangkir tehnya, membuat Hyun Joong bergidik dan spontan bergerak mundur.

“Dan demi cinta juga, aku akan membangkitkannya dari kematian”, ujar gadis itu dingin dan tanpa ekspresi. 
“Bagaimana caranya ??”,Tanya Hyun Joong spontan, sambil menatap sendu kekasihnya. 
“Bawa aku masuk ke rumah itu, biarkan aku yang lakukan sisanya”, pinta gadis itu, lebih tepatnya memerintah.

Kim Mansion’s… 
Jumat, 13 Juni 1806..
“Kalian tidak boleh tinggalkan aku sendiri ?? Semua pelayan telah pergi, aku tidak mau disini sendiri”, ujar Somin takut, memohon pada kedua sepupunya agar tidak pergi dari rumah itu. 
“Lalu kemudian kami akan mati seperti Ha Ni ?? LUPAKAN Adik !!”, sergah Mo Nae dingin. 
“rumah ini dikutuk dan dihantui.. Tinggalkan rumah ini jika kau tidak ingin mati”, tambah Yoon Ji ngeri seraya melirik foto besar Yoo Jin diatas perapian..

“Dan tinggalkan juga pria itu..”, lanjut Mo Nae lagi. 
“Ini tidak ada hubungannya dengan Hyun Joong”, sergah Somin kasar. 
“TENTU SAJA ADA !! KAU MEMBUNUH GADIS ITU DEMI MENDAPATKANNYA !! Apa kau pikir Kim Yoo Jin akan melepaskanmu begitu saja ?? Aku melihat hantu Yoo Jin dikamar Ha Ni. Ha Ni mati karena dia yang membunuhnya”, lanjut Yoon Ji dingin.

“Hantu tidak bisa membunuh orang”, Somin seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri. 
“KITA LIHAT SAJA !! Aku ingin lihat apa kau masih hidup saat hari pernikahan. Ayo pergi !!”, jawab Mo Nae seraya melirik Yoon Ji, dan keduanya berlalu pergi.

Dibalik lukisan itu, hantu Yoo Jin mengamati. “Ingin pergi ?? Tanpa seijinku ?? Sudah kubilang kalian akan membayar mahal. Tidak akan ada yang bisa pergi begitu saja”, hantu Yoo Jin bersumpah. Tepat pada saat kedua gadis itu akan membuka pintu rumah, spontan pintu itu kembali tertutup dengan keras.

BRAKKKKKK...
          Pintu terbanting keras seiring dengan lukisan foto Yoo Jin di atas perapian yang terbang melayang kearah mereka. Semua jendela menutup spontan, lampu di rumah itu padam dengan tiba-tiba, udara dingin segera memenuhi seisi rumah itu. Yoon Ji dan Mo Nae terdiam mematung di depan pintu masuk sementara Somin berdiri terpaku di ruang tamu, perlahan lukisan yang terbang melayang itu menempel ke dinding di dekat pintu masuk.

        Lampu mulai menyala lagi, tidak semua, hanya satu yang kembali menyala, dan ditengah keremangan rumah itu, perlahan tapi pasti, sosok dalam lukisan itu bergerak, dimulai matanya yang menatap mereka tajam, lalu senyumnya yang menunjukkan seringai dingin dan perlahan dia berdiri, sosok Yoo Jin dalam lukisan perlahan berdiri dan keluar dari dalam lukisan itu, wajahnya yang awalnya cantik mendadak berubah menjadi hancur, kulit wajahnya terkelupas, bekas terbakar, dan dia keluar dari dalam lukisan itu dengan merangkak lalu berdiri dan berjalan mendekati mereka dengan gaun yang sama yang dikenakannya saat dia dibakar hidup-hidup. 

NB : BAYANGIN AJA “SADAKO” dalam THE RING” hehehe ^.^

“Di.. Dia.. ke.. keluar da.. dari..dalam. lukisan..”, ujar Yoon Ji ngeri terbata-bata saat sosok itu perlahan mendekati mereka.
            Sosok putih itu terus melayang dengan tangan terulur seolah ingin mencekik mereka. Yoon Ji dan Mo Nae berusaha membuka pintu depan tapi pintu itu terkunci erat.
             “Bagaimana ini ??”, tanya Mo Nae panik saat usahanya membuka pintu tidak berhasil.

        Dia menoleh kearah hantu yang perlahan mendekati mereka lalu berlari kearah Somin yang sejak tadi diam terpaku, melihat sepupunya berlari, Yoon Ji berlari mengikuti.
      “Pintu belakang..Kita lewat pintu belakang”, serunya pada yang lain. Spontan yang lain berlari mengikuti. Hantu Yoo Jin berhenti dan memandang dengan dingin.

      “Kalian pikir bisa lari dariku ??”, tanyanya sambil memandang ketiga gadis itu berlari ketakutan. Dengan seringai dingin hantu Yoo Jin terus mengamati calon korbannya, mereka berlari kearah pintu belakang yang berada di dalam dapur, berharap bisa keluar dari rumah itu. Tapi pintu dapur pun terkunci erat.


        “Kita terperangkap..”, ujar Somin ngeri, sambil dengan panik menoleh ke belakang.
        “Dan ini semua salahmu, SEPUPU !!”, sindir Mo Nae tajam seraya mengamati sekelilingnya. Kemudian dia segera melesat keluar dari dapur diikuti oleh sepupunya yang lain. Mereka berlari kelantai atas untuk bersembunyi, mereka berlari menyusuri lorong-lorong panjang dan gelap mansion besar itu. Mo Nae berlari masuk kedalam salah satu kamar, dengan napas tersengal-sengal dia bertanya pada sepupunya.

      “Apa dia masih mengejar ?? Kurasa disini kita aman kan ??”,tanyanya, mencoba mengendalikan napasnya. Sunyi..Tak ada suara balasan, baik dari Somin atau Yoon Ji. Mo Nae terkesiap, dengan panik dia menoleh ke belakang dan menyadari bahwa dia sendirian disana.

     “TIDAK !! tadi aku yakin sekali mereka berlari dibelakangku”, batinnya tercekat. Kemudian melangkah kearah pintu dan mencoba membukanya. TIDAK BISA !!  Seperti biasa pintunya terkunci rapat, Mo Nae menggedor-gedor pintunya dengan panik.

          “SOMEBODY HELP ME !!!”, teriaknya takut, keringat dingin mengucur membasahi keningnya.
      Sia-sia, dia mulai menyandarkan tubuhnya di pintu sambil berusaha menenangkan dirinya. Saat tiba-tiba jendela tertutup dengan keras.

BRAKKKKK…
       Bunyi jendela yang tertutup keras membuat gadis itu sontak ketakutan, lampu dikamar itu pun meredup dan menyala silih berganti, semua benda di kamar itu melayang. Hong Mo Nae terpekik ngeri, dia mengangkat tangan menutupi mulutnya saat tiba-tiba didekat jendela, dia melihat siluet seorang gadis bergaun putih dan berambut panjang berdiri dengan kedua tangan terikat kebelakang, bersandar pada tiang, disekeliling siluet itu, api berkobar menyala. Gadis itu berusaha melepaskan diri dari tiang pembakaran ditengah kobaran api. Gadis itu dibakar. Dia melihat wajah gadis itu mengernyit kesakitan saat perlahan tapi pasti, api melalap tubuhnya. Kim Yoo Jin dibakar di tiang pembakaran di samping Ibunya.




      “AAARRRRRGGGHHHH !!!!”, dia mendengar pekik jerit kesakitan gadis itu saat dia terbakar hidup-hidup ditiang pembakaran. Sangat jelas. Seolah kejadian itu benar-benar terjadi dihadapannya, seolah-olah gadis itu benar-benar ada dihadapannya sekarang. Hong Mo Nae melihat penampakan Kim Yoo Jin yang dibakar hidup-hidup di tiang pembakaran. Mo Nae menahan napas dan hanya bisa menutup matanya ketakutan.

       “AKU TIDAK BERSALAH, tapi kalian dengan kejam membakarku”, ujar siluet itu dingin. Tiba-tiba gadis itu perlahan lepas dari tiang dan melangkah menembus api, melayang dengan wajah penuh dendam, menatapnya nanar. Tubuhnya penuh darah, matanya berkilat marah, dan wajahnya hangus terbakar. Perlahan dia maju mendekati Mo Nae yang tampak ketakutan.

      “BUKAN AKU !! SOMIN PELAKUNYA !! SOMIN YANG MENJEBAKMU, Yoo Jin.. AMPUNI AKU !!”, serunya, memohon ketakutan. 
         “TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BISA LEPAS.. KALIAN PASTI MENYESAL !!”, ujarnya penuh amarah, hantu Yoo Jin terus mendekat, lalu kemudian menghilang dan sedetik kemudian muncul dibelakangnya.

“AAAARRGGGHHH !!”, pekik Mo Nae saat tiba-tiba lengan hantu Yoo Jin yang hangus mencengkeramnya erat. “TIDAK !! TIDAK !!!”, jeritnya ketakutan sambil berusaha melepaskan diri dari hantu itu. Hantu Yoo Jin menyeringai tajam lalu melepaskannya, seolah memberinya kesempatan untuk berlari. Hong Mo Nae yang ketakutan tidak menyadari kemana dia berlari, gadis itu berlari ke balkon saat tiba-tiba hantu Yoo Jin kembali muncul di tengah api dan perlahan mendekatinya.

      “TIDAK !! JANGAN MENDEKAT !!”, jeritnya takut sambil terus berjalan mundur. Hantu Yoo Jin merentangkan tangannya kearah gadis itu dan saat menghindari cekikan hantu Yoo Jin, Hong Mo Nae terjatuh. Tubuhnya melayang indah, jatuh dengan keras dari salah satu kamar yang ada di lantai atas, dan terhempas ke tanah dengan suara berdebam keras.

      Hong Mo Nae jatuh dengan posisi kepala tertekuk ke belakang, darah mengucur deras dari tubuhnya, memberikan kesan seolah dia sedang berenang di dalam kubangan darah. Dari balik tirai kamar itu, Hantu Kim Yoo Jin tersenyum puas lalu perlahan menghilang.

          2 orang yang tidak sengaja melihat adegan jatuhnya Mo Nae hanya bisa terdiam kaget.
         “Tak ada seorang pun yang bisa lepas”, ujar gadis itu – Kim Lee An seraya menatap sinis mayat Mo Nae yang berkubang darah dihadapannya dengan senyum bahagia tersungging di bibirnya. Sejenak tadi, mereka melihat sesosok tubuh terbakar mendekati Mo Nae beberapa detik sebelum akhirnya Mo Nae terjatuh dan mati.

          “Hantu Yoo Jin menuntut balas, benarkan ??”,Tanya Hyun Joong dingin. Lee An mengangguk.
          “Kau takut ?? Atau mungkin sekarang kau membenci adikku ??”, Tanya Lee An tak kalah dingin. 
      “TIDAK !! JUNG SOMIN dan sepupunya PANTAS MENDAPATKAN INI SEMUA !!! MEREKA LAH YANG MEMBAKAR HIDUP-HIDUP KEKASIHKU YANG TAK BERSALAH !!”, jawab Hyun Joong tegas.

Saat mereka akan melanjutkan langkah mereka masuk kedalam rumah besar itu, Lee An melihat sosok seorang gadis muda lain berlari kearah hutan. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya. 
         “Kau cari amulet itu, gadis itu bagianku !!”, ujarnya dengan mata berkilat penuh dendam. Hyun Joong belum sempat menjawab, Lee An sudah menghilang di tengah kepulan asap.

“A WITCH !! Andai saja aku tidak tau kalau kau kakak Yoo Jin, aku mungkin akan takut padamu”, batin Hyun Joong saat tiba-tiba dia mendengar suara teriakan lagi dari dalam rumah.
      
     Di dalam rumah besar itu, Kim Yoon Ji terpekik ngeri saat tiba-tiba di dalam cermin dia melihat bayangan Yoo Jin yang terbakar hidup-hidup menampakkan dirinya. Lebih ngeri lagi saat sekali lagi bayangan Yoo Jin didalam cermin mendadak keluar dan menarik tangannya.

       “AAAARRRRGGGHHH !!! LEPASKAN AKU !!”, teriaknya nyalang ketakutan sambil memukul-mukul tangan itu. Sesosok tangan yang keluar dari dalam cermin itu mencekiknya kuat, membuatnya hampir tak bisa bernapas.

     Saat pandangannya mulai menggelap, tiba-tiba pintu di ruangan itu terbuka dan seorang pria menerjang masuk. Hyun Joong melihat bagaimana Kim Yoon Ji hampir tercekik oleh sesuatu yang muncul dari dalam cermin itu, dengan cepat dia menghancurkan cermin itu dan cekikan itu terlepas.

     “Hyun Joong Oppa, terima kasih kau telah menyelamatkan aku”, seru Yoon Ji ketakutan sambil memeluk Hyun Joong. Hyun Joong menatap kosong kearah cermin yang hancur dan hatinya mendadak sedih.

     “Sayang, apa tadi itu kau ??”, batinnya pilu saat menyadari kekasihnya yang lemah lembut telah berubah menjadi sesosok hantu yang penuh dendam.

       “Aku tidak menyalahkanmu. Jika memang ini yang kau inginkan, aku akan membantumu”, batin Hyun Joong seraya melihat ke sekelilingnya, berharap bisa melihat hantu Yoo Jin. Hantu Yoo Jin bersembunyi di dalam salah satu lukisan, menatap sedih kearah Hyun Joong. Wajahnya sangat lembut dan tenang, tidak Nampak dendam atau kebencian dalam matanya.

       “Oppa, maafkan aku..Aku tidak menginginkan ini, tapi mereka harus membayar mahal atas apa yang mereka lakukan padaku”, batin Yoo Jin perih.

       “Ayo kita pergi !!”, ujarnya pada Kim Yoon Ji, tapi dengan mata yang menatap nyalang. Hyun Joong berjalan disamping gadis itu dalam diam, perlahan mereka melangkah menuju pintu keluar saat tiba-tiba matanya menatap sebilah pedang yang berada di salah satu patung ksatria. Dia terhenti sejenak. Kim Yoon Ji yang menyadarinya spontan berhenti dan bertanya.

         “Oppa, ayo kita pergi sebelum hantu itu datang lagi”, ajak Yoon Ji waspada sambil mengamati sekelilingnya.
          “Apa menurutmu pedang ini cukup tajam ??’, Tanya Hyun Joong tiba-tiba seraya menarik pedang itu dan mengamatinya.
        “Entahlah !! tapi jika hanya untuk membela diri aku rasa itu cukup”, jawabnya tanpa curiga sedikitpun. 

             Hyun Joong tersenyum tipis.
“Bagaimana jika kita mencobanya ??”,usulnya dengan seringai dingin. Yoon Ji terdiam bingung. “Mencoba ??”,ulangnya bingung.

      “Benar.. Jika tidak mencobanya, kita tak pernah tau pedang ini tajam atau tidak, benarkan ??”, usulnya lagi seraya membelai pedang itu lembut. Dan sebelum gadis itu sempat bereaksi. Dia langsung menusukkan pedang itu ke dada Yoon Ji, tepat di jantungnya. Gadis itu terhenyak saat sebilah pedang menancap di dadanya, darah mengalir deras, mata gadis itu berputar ketakutan.

        “Oppa, kau..”, kata-katanya tidak sempat terucap karena sedetik kemudian dia terkulai di tanah, mati.. Kim Yoon Ji menyusul kedua sepupunya, Mo Nae dan Ha Ni menemui ajal dengan cara yang tragis. Gadis itu tergeletak bersimbah darah dengan pedang tertancap di dadanya. Perlahan, Hyun Joong meraih sebuah saputangan dan mengusapkannya di pegangan pedang, menghapus sidik jarinya lalu tersenyum tipis.

     Dia berjalan kearah foto Kim Yoo Jin yang tergeletak di lantai, dia meraih foto besar itu dan membelainya lembut. “Kau lihat itu, Sayang ?? Aku membunuhnya demi kau, kau pasti senang kan ?? Akan kulakukan apapun untukmu, karena aku sangat mencintaimu”, ujarnya lembut penuh cinta. Hantu Yoo Jin tersentuh, perlahan dia mendekati kekasihnya yang berlutut seraya memeluk erat fotonya.

     “Kau membunuh demi aku..Kau tidak seharusnya melakukan itu”, ujar hantu Yoo Jin, perlahan menampakkan dirinya. Tapi bukan dengan wujud yang menyeramkan. Dia menampakkan wujudnya persis seperti saat dia masih hidup. Cantik, lembut, penuh senyuman yang hangat. Bagaikan Malaikat dia berjalan mendekat, dikelilingi sebuah sinar yang sedikit menyilaukan.

        “Oppa..”, ujarnya lembut. Hyun Joong menoleh dengan kaget dan haru. Sekali lagi dia melihat orang yang di cintainya berdiri di hadapannya, TIDAK, BUKAN BERDIRI TAPI MELAYANG..
        “Sayang, aku merindukanmu”, ujar Hyun Joong dengan airmata berlinang.

Jauh di dalam Hutan Terlarang..
Jumat, 13 Juni 1806..
        Jung Somin berlari ketakutan kearah Hutan Terlarang. Dia tidak tau pasti kemana dia akan berlari, yang dia tau adalah dia ingin berlari sejauh-jauhnya dari rumah itu. Ternyata keputusannya adalah keputusan yang salah. Hutan Terlarang bukanlah tempat yang tepat untuk menyelamatkan diri, harusnya dia tau.

       Kim Lee An, menggunakan kekuatan sihirnya tiba-tiba muncul di sana, dia berdiri menatap penuh dendam kearah Jung Somin, seseorang yang sudah dianggap saudara oleh Yoo Jin tapi tega mengkhianatinya dan membakarnya ditengah api.

      “KAU AKAN MEMBAYAR MAHAL !!”, batinnya perih, sambil menatap gadis itu yang terus berlari ke dalam hutan, dalam sekejap dia menghilang dalam kepulan asap lalu mendadak muncul kembali tepat di hadapannya.

        “Aaaaawww !!”, Jung Somin terjatuh ketanah saat mendadak sesosok tubuh berdiri di hadapannya. Dia segera bangkit dengan ketakutan, takut jika ternyata dia menabrak hantu Yoo Jin. Dia sempat menarik napas lega saat yang dilihatnya ternyata orang lain, seorang gadis yang kira-kira berumur 2 tahun lebih tua darinya, berdiri dengan anggun dan dengan senyuman tipis tersungging di bibirnya.

      “Seorang gadis sepertimu tidak seharusnya berada di hutan, benarkan ??”,tanyanya lirih dengan pandangan menerawang. “A..aku.. ti..tidak sadar su..sudah masuk.. kedalam hu..hutan”, jawab Somin terbata-bata karena takut sambil terus melirik ke belakang.

        “Apa kau tau bahwa hutan ini sangat mengerikan ?? disini ada makam seorang gadis muda yang mati terbakar hidup-hidup. Mereka bilang arwahnya penasaran..”, ujar Lee An, sengaja menakuti. Somin semakin pucat, dia mendadak mencengkeram lengan Lee An dan berbisik ngeri.

           “Ayo kita keluar dari sini. Hantu itu sangat mengerikan. Dia tidak hanya menghantui hutan ini tapi juga rumahku..”, bisiknya takut. Lee An menatap sinis padanya.
            “Rumahmu ??”, itu pertanyaan bukan pernyataan. 
            “Sejak kapan rumahku jadi rumahmu ??”, tanyanya dingin. 
“A..apa ??”, Tanya Somin kaget.

“kau lupa padaku ?? Saat kecil kita pernah bertemu, aku yang dulu kau bilang anak pembantu. Sudah ingat ? Aku adalah kakak Yoo Jin, dan aku kembali untuk menuntut balas karena kau telah menghancurkan keluargaku”, ujar Lee An dingin, seraya mencekik Somin dan melemparnya keras-keras kearah pohon besar dihadapannya.

     Tubuh Somin berdebam keras, dia memandang takut, tidak menyangka jika seorang gadis bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Lee An tersenyum tipis lalu mengangkat sebelah tangannya dan tiba-tiba akar pohon merambat menjerat tubuh Somin yang masih terbaring ditanah, menjeratnya kuat.

      “AAAAARRGGGHHH!! Kau Monster !! Harusnya aku membakarmu juga”, erangnya marah, berusaha melepaskan diri tapi tak sanggup. Saat akar tanaman itu menjeratnya semakin kuat, bagian depan gaun gadis itu robek dan memperlihatkan kalung yang dipakainya. Mata Lee An terbelalak kaget melihatnya. Dia terkejut dan marah.

       “AMULET YOO JIN !! KAU BAHKAN MERAMPAS AMULET ITU ?? AMULET ITU BUKAN MILIKMU !!!”, sergah Lee An marah lalu mengangkat sebelah tangannya dan spontan tubuh Somin melayang kearahnya. Dia mencengkeram erat amulet itu dan menariknya paksa. Amulet itu terlepas dan terlihat bercak darah di amulet saat dia menarik paksa amuletnya. Lee An tersenyum menang.

       “AMULET INI MILIK ADIKKU dan sudah saatnya kembali pada pemiliknya yang sah. Tapi terima kasih padamu karena kau berbaik hati membawanya kemari, Nona Jung Somin”, ujar Lee An dingin. Somin masih melayang-layang karena sihir Lee An. Lalu Lee An mencengkeram leher gadis itu dan membawanya menghilang bersamanya. Mereka muncul lagi tepat didepan makam Yoo Jin yang sebelumnya telah kosong. Lee An mengacungkan tangannya lagi dan tubuh Somin seakan membatu ditempatnya.

        Dalam sekejap, sekali lagi dengan kekuatan sihirnya dia membuka makam Yoo Jin, membuat makam itu terbelah 2 dan memperlihatkan peti mati Yoo Jin yang kosong, dia tersenyum sambil menoleh pada Somin yang terbelalak ngeri. 

         "Kau ingat hari apa sekarang ?? Kira-kira 6 bulan yang lalu, Hari Jumat tanggal 13 Desember 1805, kau membakar adikku hidup-hidup, sekarang, di hari dan tanggal yang sama, Hari Jumat tanggal 13 Juni 1806, bagaimana jika kau ku kubur hidup-hidup ?? Bukankah itu adil ?? ”, Tanya Lee An pelan dan dingin.

          “KAU PENYIHIR !! KAU MONSTER !!! Harusnya aku membakarmu juga”, teriak Somin takut.
        “Sepertinya kau belum menyesal ya ?? Mungkin jika kau meminta maaf dan mengakui kesalahanmu, aku akan memaafkanmu. Tapi sayangnya kau tidak merasa menyesal sama sekali.. Ahh, apa kau ingin dibakar juga ??”, Lee An memberi pilihan, seraya sekali lagi mengangkat sebelah tangannya dan tiba-tiba spontan tubuh Somin terikat ditiang, dengan 1 petikan jari, api muncul di sekeliling gadis itu.

     “TIDAK !! LEPASKAN AKU !! TOLONG !!”, teriaknya ketakutan seraya meronta, berusaha membebaskan dirinya. 
        “Apa saat adikku berteriak minta tolong, kau melepaskannya ?? Kau sudah dianggapnya seperti saudara, tapi karena seorang pria kau tega membunuhnya.. APA KAU MASIH PUNYA HATI ?? Pada awalnya Aku adalah Penyihir Putih, tapi gara-gara kau, aku belajar ilmu hitam. Kau tau karena apa ?? Untuk membalas dendam padamu, untuk membangkitkan kembali adikku dari kematian”, ujar Lee An dingin.

“OMONG KOSONG !! KAU JAHAT !!”, erangnya kesakitan, saat api perlahan mendekatinya.
      “Jiwamu, jantungmu dan darahmu, adalah harga untuk membangkitkan kembali adikku dari kematian. Ada permintaan terakhir ??”,  Tanya Lee An dingin. Lalu sedetik kemudian, sebilah belati muncul ditangannya, dia berjalan menembus api menghampiri Somin yang hampir terbakar. Lee An mengangkat belati itu dan menghujamkannya di dada gadis itu.

            “AARRGGGGHHHH !!!”, jerit Somin kesakitan. 
         “Daripada dibakar hidup-hidup, kau akan merasakan kesakitan yang dalam, dengan begini akan lebih mudah bagimu kan ?? Sampaikan salamku untuk Dewa Kematian”, ujarnya dingin, lalu merobek dada Somin yang perlahan mati dan mengambil jantungnya. Dia kembali menyentikkan jarinya dan api di sekelilingnya pun mulai padam.

Lee An menampung darah Somin didalam baskom dan dia merendam Amulet Yoo Jin dan amuletnya sendiri serta jantung itu didalam baskom itu. Jantung dan darah itu perlahan merasuk kedalam amulet yang sudah disatukan itu, dan sesosok tubuh berjubah hitam keluar dari dalam amulet itu.

        “BRING BACK MY SISTER FROM DEATH !!!”, ujarnya pada sosok berjubah hitam itu dan diapun mulai melakukan serangkaian ritual ilmu hitam untuk membangkitkan Yoo Jin dari kematian. Mulutnya komat-kamit membaca mantra. Dia menggunakan tubuh Somin sebagai persembahan, kemudian setelah mata, jantung dan hatinya diambil untuk ritual, dia menerbangkan tubuh Somin yang telah mati kedalam peti mati Yoo Jin dan menutup kembali kuburnya. Dia mengacungkan tangannya dan  kubur itu kembali menutup seolah tak pernah ada apa-apa, nama Yoo Jin di nisan itupun perlahan menghilang dan digantikan oleh nama JUNG SOMIN, dan terukir tulisan "DIBAKAR DISINI SEBAGAI PENYIHIR, JUNG SO MIN, 13 JUNI 1806".

Koloni Dunia Baru, New Orleans..
10 Tahun Kemudian, Jumat 6 Desember 1816..
         Seorang gadis muda sedang duduk bersimpuh ditengah ruangan kamarnya yang gelap gulita, di sekelilingnya belasan lilin menyala dan dia tampak memegang sebuah bola kristal, di lehernya  sebuah amulet tergantung dengan indahnya.


Ilustrasi : Kim Lee An, Sang Penyihir dengan AMULET bertuah tergantung di lehernya

Photo Credit : Foto diatas adalah foto asli dari Angéle de la Barthe (1230-1275), seorang wanita yang di duga Penyihir pada abad ke 12 dan mati di bakar.

Awalnya semua baik-baik saja, tapi sesaat kemudian nyala lilin-lilin itu mulai bergoyang dan tampak tirai jendela kamar itu perlahan tersingkap, pintu balkon mendadak terbuka dan sesosok tubuh berjubah hitam melayang masuk dari sana.

     “Aku tau kau pasti akan datang”, ujar gadis itu tenang, seolah bisa menebak kedatangan “tamunya”. “Saatnya akan segera tiba. Kau harus membayar semua yang sudah kau lakukan. Aku sudah menuruti keinginanmu dan sekarang kau harus membayar hutangmu padaku”, ujar sosok itu dengan suara berat.

       “Aku tau,, HADES, terima kasih sudah membantu. Aku akan ikut denganmu tanpa melawan jika saatnya sudah tiba. Tapi jika tidak salah, aku masih punya waktu beberapa hari lagi kan ??”, jawab gadis itu tenang, seraya perlahan berdiri dan berjalan mendekati sosok yang dipanggil “HADES” itu seraya menggenggam amulet kesayangannya.

NB : HADES ADALAH DEWA KEMATIAN DALAM MITOS YUNANI KUNO, HADES ADALAH PENGUASA DUNIA BAWAH...

       “Sungguh tragis bukan ?? Kau gadis yang baik pada awalnya, kau hanya menggunakan sihirmu untuk menolong orang, tapi tiba-tiba saja kau mempelajari sihir hitam dan bahkan rela menjual jiwamu padaku demi agar adikmu bisa bangkit kembali dari kematian. Kau menukar hidupmu dengan hidupnya. Apa adikmu jauh lebih berharga dari hidupmu sendiri, Lee An ??”, tanya sosok hitam itu dingin.



Park Jung Min as Hades, Sang Dewa Kematian


        Lee An tersenyum tipis. “Apa kau tidak tau kalau sebenarnya sejak awal aku memang menggunakan kekuatanku untuk menolong orang ?? Sekarang pun aku sedang menolong adikku”, jawab Lee An lagi.

     “Kau menolong adikmu dengan cara menjual jiwamu dan menggunakan nyawa orang lain sebagai persembahannya.. Itu adalah cara menolong yang gila”, jawab Hades dingin.

      “Tau apa kau ?? Kau adalah Dewa Kematian, kau tidak tau apapun soal menolong orang. Lagipula, keluarga Jung pantas mendapatkannya. Mereka harus membayar mahal atas apa yang mereka lakukan pada keluargaku. TIDAK ADA SEORANG PUN YANG BISA LEPAS !! ITU SUMPAHKU !! Aku sudah menukar jiwaku dengan kematian mereka juga untuk hidup adikku, semuanya sudah impas. Bawa aku jika waktunya sudah tiba”, jawab Lee An tak kalah dingin.

      “Tentu. Aku pasti akan datang lagi membawamu dan aku akan menjadikanmu Ratuku”, ujar Hades sambil menarik dagu Lee An dan menatap matanya dalam.
       “Ratumu ?? Bukankah kau sudah memiliki Persefone ?? Jadi kenapa kau menginginkan aku ??”, Tanya Lee An dingin.



Park Jung Min as Hades, Sang Dewa Kematian - Penguasa Dunia Bawah

  

       “Persefone berselingkuh di belakangku, dia tinggal bersama selingkuhannya – Adonis sepertiga tahun dan tak pernah peduli padaku”, ujar Hades dengan tatapan sedingin es.
       “Oh, jadi kau ingin jadikan aku sebagai alat balas dendammu ??”, sindir Lee An tajam.
       “Bagaimana jika aku menolak ??”, tantang Lee An.

       “Atau kau memilih tinggal di TARTARUS selamanya ?? Disana, kau akan sangat tersiksa, tak boleh reinkarnasi, tak ada pengampunan dan tempat itu penuh hantu-hantu jahat dan penasaran. TARTARUS ADALAH NERAKA YANG PALING PANAS !!”, Hades berkata dengan nada mengancam, seraya merentangkan sebelah tangannya dan seekor burung elang hinggap disana.



Hades with His Eagle


        “Jadi beginikah nasibku ?? Menjadi Ratu dari dunia orang-orang mati, selamanya tidak akan bisa melihat cahaya matahari dan terkurung dalam kegelapan abadi”, seru Lee An dengan nada sedih.

          “Aku akan menjadi Ratumu jika kau penuhi lagi 2 permintaanku. Tetap lindungi keluargaku jika aku tak ada lagi bersama mereka dan lempar Jung Somin dan seluruh keluarganya ke TARTARUS selamanya”, tawar Lee An. Dalam hati dia menangis sedih. Sejak kecil dia selalu diasingkan oleh keluarganya, demi untuk melindunginya, demi agar tak seorangpun tau tentang kekuatan sihirnya.

           Sejak kecil dia tak punya teman, hanya adiknya satu-satunya temannya. Dia hidup dengan tujuan untuk selalu melindungi adiknya apapun yang terjadi nantinya dan saat dia tau bahwa adiknya dijebak dengan hina, yang terlintas pertama kali dalam pikirannya adalah membalas dendam. Lee An rela melakukan segalanya, termasuk membuat kesepakatan dengan Iblis dan menjual jiwanya pada Dewa Kematian agar bisa membangkitkan kembali Yoo Jin dari kematian dan membalas dendam pada seluruh keluarga Jung.

Selama 10 tahun ini, Lee An mengerahkan seluruh kekuatan sihirnya untuk memanipulasi ingatan para penduduk kota, dia merekayasa ingatan mereka dan membuat seolah-olah JUNG SOMIN lah yang seorang Penyihir Hitam dan mati terbakar di tiang pembakaran. Tak ada seorang pun yang ingat kecuali dirinya dan Kim Hyun Joong. Tak ada seorang pun boleh tau bahwa dia telah membangkitkan Kim Yoo Jin dari kematian, bahkan Yoo Jin pun tak ingat apapun.

       10 tahun telah berlalu. Yoo Jin telah hidup kembali, semua ingatan buruknya sudah dihapus dan tergantikan dengan kenangan indah mereka. Yoo Jin menikah dan hidup bahagia bersama pria yang dicintainya dan juga mencintainya, Kim Hyun Joong. 10 tahun menikah, Yoo Jin dan Hyun Joong di karuniai 3 orang anak yang manis.

         Sepasang anak laki-laki kembar dan seorang putri kecil yang manis. Sempurna. Ini yang diinginkan Lee An. Sebuah keluarga yang bahagia untuk adiknya tersayang. Tidak perlu ada orang lain yang tau rahasia gelap yang disimpannya. Perjanjiannya dengan Dewa Kematian, waktu 10 tahun yang dimintanya sebelum akhirnya dia harus membayar mahal atas semua pembunuhan brutal yang sudah dilakukannya pada keluarga Jung. Tapi Lee An tak menyesal.

          Ini semua JUNG SOMIN lah yang memulainya. Jika saja JUNG SOMIN TIDAK MEMBAKAR ADIKNYA DI TIANG PEMBAKARAN, ini semua tak perlu terjadi. Tapi sayangnya waktu tak bisa terulang lagi dan inilah satu-satunya cara yang bisa dia lakukan saat itu.

“Kakak, tidakkah seharusnya kekuatan itu mulai kau buang ?? Aku lihat kau sangat menderita. Kakak, kau juga berhak bahagia. Menikahlah dan bentuklah sebuah keluarga yang bahagia seperti aku dan Yoo Jin”, ujar Hyun Joong sore itu. Tapi Lee An hanya tersenyum tipis mendengarnya.

       “Kebahagiaan itu tak pernah ada untukku, Hyun Joong. Sejak aku tau aku seorang Penyihir, aku terus hidup dalam kesendirian dan ketakutan. Takut jika ada orang lain yang mengetahui kekuatanku aku akan berakhir di tiang pembakaran. Tapi ternyata adikku yang harus seperti itu. Aku tak punya pilihan. Aku tidak rela melihat orang-orang jahat itu menang dan tertawa diatas penderitaan adikku.Aku tau balas dendam itu salah, tapi hatiku menolak untuk memaafkan orang-orang jahat itu. Aku sama sekali tak menyesal. Mereka pantas mendapatkannya. Dan sekarang, akupun harus membayar mahal atas semua pembunuhan yang kulakukan. Waktuku tak banyak lagi. Hyun Joong, tolong jaga adikku baik-baik. Cintai dia sama seperti aku mencintainya, kalau bisa, lebih dari itu, Aku tau hanya kau yang bisa ku percaya”, pesan Lee An pada Hyun Joong.

          Hyun Joong menatap sedih pada kakak iparnya. Lee An bukan penyihir jahat. Dia melakukan semua tindakan keji ini karena mereka yang lebih dulu memulainya. Dia hanya membalas. Lee An tak punya pilihan.

         “Andai saja TAK PERNAH ADA JUNG SOMIN, SEMUA INI TAK PERLU TERJADI. JUNG SOMIN lah PANGKAL SEMUA PETAKA INI”, batin Hyun Joong kasihan.
“Kak, aku benar-benar kasihan padamu”, batin Hyun Joong sedih.

          “Kau tau aku tak butuh simpatimu kan ?? Cukup bahagiakan adikku, aku sudah puas”, jawab Lee An tulus seraya menatap Yoo Jin yang bermain dengan anak-anaknya di halaman. Hyun Joong terkesiap, Lee An bisa membaca isi hatinya.

           “Tapi Kak, bagaimana dengan sihir itu bila nanti kau tidak ada bersama kami lagi ?? Bagaimana jika seandainya para penduduk kota mulai ingat apa yang sebenarnya terjadi ?? Aku tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada Yoo Jin dan keluarga kami andai saja mereka ingat yang sebenarnya”, tanya Hyun Joong takut. Lee An hanya tersenyum tipis.

          “Tidak perlu khawatir. Walau aku tak ada bersama kalian lagi, sihir itu selamanya tidak akan bisa di hapus. Hanya aku yang bisa menghapusnya. Selamanya tidak akan ada seorang pun yang tau kebenarannya, kecuali kau dan aku. Kau pasti akan menjaga rahasia ini sampai mati kan ?? Mereka pasti terkejut jika ada yang tau ada seorang Penyihir yang membangkitkan kembali Yoo Jin dari kematian. Tidak boleh ada seorangpun yang tau, tidak juga keluargamu, Hyun Joong”, Lee An memperingatkan. Hyun Joong mengangguk mantap.

        “Aku tidak sanggup kehilangan Yoo Jin lagi. Jika bukan karena kau, mungkin aku juga akan mati menyusulnya waktu itu, Kaulah yang telah mengembalikan semangat hidupku Kak. Walau orang lain menganggapmu Penyihir Hitam, dimataku kau adalah Malaikat Pelindung kami. Kau yang selalu melindungi Yoo Jin, aku, anak-anak kami dan keluarga besarku. Semua yang kau lakukan, pembantaian besar yang kau lakukan pada Keluarga Jung, semata-mata hanya untuk membalas dendam, mereka yang lebih dulu memulainya. Jadi jangan khawatir, aku akan jaga Yoo Jin baik-baik”, janji Hyun Joong. Lee An tersenyum mendengarnya.

         “Aku janji Kak.. Akan kucintai Yoo Jin dengan seluruh jiwa dan ragaku. Karena tanpa kau, aku tidak mungkin merasakan kebahagiaan seperti ini, bersama istri dan anak-anakku. TERIMA KASIH.. BENAR-BENAR TERIMA KASIH !!”, lanjut Hyun Joong tulus. Lee An menoleh dan balas tersenyum tulus.

          Dari kejauhan, di bawah salah satu pohon rindang, seorang pria bertubuh tinggi dan berpakaian serba hitam berdiri mengamati mereka. Lee An menoleh kearah sosok hitam itu dan menyadari jika saatnya sudah tiba. Dewa Kematian, Hades sudah menjemputnya. Sosok itu tersenyum tipis saat tau Lee An menyadari keberadaannya. Lee An menoleh kembali pada adik iparnya dan memaksakan diri tersenyum riang.


 Park Jung Min as Hades, Sang Dewa Kematian


     “Aku pegang janjimu. Kau tau aku selalu mengawasimu kan ?? Aku adalah Penyihir hebat dan tak seorang pun bisa lepas dariku”, canda Lee An lalu berjalan kearah taman.Menyadari ada 2 pasang mata yang menatapnya, Yoo Jin menoleh dan tersenyum pada mereka.

   “Beri salam pada Bibi dan Ayah”, ujarnya pada ketiga anaknya seraya menunjuk Lee An dan Hyun Joong yang berdiri di teras.
    “Keponakanku, apa kabar ??”, tanyanya pada keponakannya yang paling kecil sambil menggendongnya sayang.

         “Bibi, kapan Bibi main sulap lagi ?? Aku ingin Bibi menyulap sebuah boneka untukku”, pintanya lucu. Lee An tersenyum tipis dibalik kesedihannya.
        “Maaf sayang, sepertinya Bibi tidak akan bisa lagi main sulap untukmu. Bibi harus segera pergi”, ujar Lee An dengan sayang.

          “Bibi mau pergi kemana ?? Ibu, minta Bibi jangan pergi”, rengek si Kecil manja pada Yoo Jin.

          “Unnie, kau mau pergi ??”, Yoo Jin terlihat sedih. Lee An mengangguk pelan.
       “Bukankah sudah ku katakan padamu, akan tiba waktunya dimana aku harus pergi?? Kau sudah punya keluarga yang menyayangimu, kau tak butuh aku lagi, adik”, ujar Lee An sayang.
          “Aku tetap membutuhkanmu, Kakak”, jawab Yoo Jin tak rela.

        “Uee-ah, bermainlah bersama kakak-kakakmu”, seru Lee An pada keponakan perempuannya dan gadis kecil itu segera meluncur turun dari gendongan Lee An dan berlari kearah kakak-kakaknya. Dan itulah akhir dari semua kutukan dan pembantaian Lee An. Saat dia dan Yoo Jin sedang bicara, tanpa mereka sadari ketiga anak Yoo Jin berlari ke sebuah gudang tua dan entah kenapa, tiba-tiba gudang tua itu terbakar. Yoo Hyun, putra sulung Yoo Jin, terperangkap didalamnya. Lee An yang pertama melihat kebakaran itu spontan berlari masuk untuk menyelamatkan keponakannya.

Komplek Pemakaman, Hutan Terlarang... 
           Seorang wanita bergaun putih berdiri di depan pusara di area pemakaman tersebut, di lehernya  sebuah amulet tergantung dengan indahnya. Dengan membawa sebuket bunga mawar, wanita itu berjalan ke arah makam dengan wajah terlihat sangat sedih.

Dia menutupi sebagian wajah dan tubuhnya yang putih dengan jubahnya yang panjang sampai menyentuh tanah. Beberapa menit kemudian, dia berlutut dan meletakkan buket bunga yang di bawahnya dan mengusap nisan itu perlahan. Dia menyatukan kedua jemarinya sambil memejamkan matanya. Sepertinya wanita itu sedang berdoa di pusara tersebut.  

Dia menangis ! Airmata tampak melinangi pipinya yang mulus. Beberapa kali dia mengusap airmata itu dengan saputangannya.

“Kakak, bagaimana kabarmu ??”, ujarnya lirih, bicara pada makam itu seraya menggenggam erat amuletnya. Mendadak angin berhembus kencang, daun-daun beterbangan membentuk sebuah pusaran dan dari dalam pusaran itu muncul sebuah siluet wanita berjubah hitam, terbang melayang dengan rambut terurai beterbangan ditiup angin. Sosok itu terdiam mengamati, dia berniat menghampiri wanita muda yang berlutut di depan sebuah makam itu tapi tidak jadi karena sebuah suara tiba-tiba memanggilnya.

           “Yoo Jin-ah.. Ayo pulang”, seru suara itu seraya perlahan menghampiri wanita yang dipanggil Yoo Jin itu. Yoo Jin menoleh tepat saat siluet wanita berjubah hitam itu menghilang. Dia tersenyum sedih kepada pria muda itu, yang langsung memeluknya erat ditengah udara dingin bulan Desember.

         “Aku yang seharusnya terbaring disana kan ??”, ujarnya tiba-tiba dengan suara tercekat pada pria yang memeluknya. Perlahan dia melepaskan pelukannya dan berjalan kearah makam lain yang terletak di samping makam kakaknya. Nama JUNG SOMIN TERUKIR DISANA.

       “Gadis itu. Jung Somin. Dia yang telah mengkhianatiku dan membakarku hidup-hidup di tiang pembakaran, benarkan ?? Harusnya ini makamku, tapi kakak menukar hidupnya dengan hidupku agar aku bisa bangkit dari kematian. Kau menikah dengan zombie, apa kau tidak takut, Oppa ??”, serunya sambil menangis pelan.

          “Omong kosong apa yang kau bicarakan ??”, Hyun Joong berusaha menyangkal.
    “Jangan bohong lagi. Aku tau semuanya. Amulet ini telah memberitauku semuanya. Kakak menggunakan tubuh dan jiwa Jung Somin sebagai persembahan dan pertukaran agar aku hidup kembali. Dia menyihir semua penduduk kota dan memanipulasi ingatan mereka soal siapa yang di bakar hari itu. Bukan hanya itu, Kakak juga membantai semua Keluarga Jung dan untuk semua pembantaian yang telah dia lakukan, dia harus membayarnya dengan nyawanya”, ujarnya sedih.

       “Kakak.. Kenapa ?? Kenapa tidak biarkan aku mati saja ?? Kenapa harus membangkitkanku dari kematian ?? Karena aku, banyak orang yang mati sia-sia”, ujarnya sedih dan menyesal.
         “Ini bukan salahmu. JUNG SOMIN YANG MULAI LEBIH DULU !!! Kalau saja dia tidak dengan sengaja menjebakmu seperti itu, kalau saja kau tidak mati di tiang pembakaran, Lee An Noona tidak akan membalas dendam”, ujar Hyun Joong menenangkan.

      “Kakakku orang yang baik. Aku tak percaya dia membunuh orang hanya demi aku”, ujarnya menyesal, airmata masih menetes pelan.

      “Kakakmu sangat mencintaimu, demi kau, dia rela lakukan apapun. Jika kau memang menyayanginya, jangan buat dia kecewa dan hiduplah dengan bahagia seperti yang dia inginkan. Lepas amulet itu dan lupakan semua masa lalu yang menyakitkan. Bukankah kau sudah punya aku dan ketiga anak kita ??”, bujuk Hyun Joong lembut, sambil tetap memeluknya erat.

    Yoo Jin mengangguk pelan tapi kenangan saat kakaknya meninggal dengan mengerikan tidak bisa begitu saja dia lupakan. Perlahan Yoo Jin menggenggam amuletnya dan berkata dingin “Aku mempelajari sihir di buku itu, bagaimana menurutmu jika seandainya aku membawa Kakak kembali dari kematian ??”, ujarnya dingin.

“WHAT ??”, Hyun Joong terpekik ngeri saat melihat eskpresi dingin Yoo Jin dan seringai di wajahnya. Dia tau, jika sihir hitam itu dimulai lagi maka tragedy lain akan terjadi.. Tapi sedetik kemudian, sebuah senyum mengembang di wajahnya, dengan lembut dia berkata “Aku hanya bercanda. Aku bukan Penyihir, aku tak tau cara menggunakan kekuatan amulet itu”, ujarnya semanis mungkin. Hyun Joong tersenyum lega dan kembali memeluk istrinya mesra.

         “Jangan pergi lagi. Aku ingin kau disini”,ujarnya lembut. Yoo Jin mengangguk lembut tapi matanya menatap tajam kearah sebuah sosok hitam di balik pohon.
         “SEGERA !! AKU AKAN MEMBAWA KAKAKKU KEMBALI DARI KEMATIAN !!”, sumpahnya bertekad, sambil menangis pelan mengingat Lee An yang tewas dalam kebakaran.

FLASHBACK… 
Jumat, 13 Desember 1816...
           “YOO HYUN !!”, teriak Lee An panik saat melihat keponakannya terjebak dalam kobaran api yang menyala. Sekejap dia melihat sosok tubuh berjubah hitam dan berkerudung hitam sedang berdiri di belakang tubuh keponakannya, sosok itu melayang dengan tangan mencengkeram leher bocah kecil itu seraya menyeringai tajam.

Lee An menggenggam erat amuletnya dan serta merta berlari menerobos kobaran api untuk menyelamatkan keponakannya yang hampir mati terbakar dan kehabisan napas.
       “LEPASKAN DIA !! AKU YANG KAU INGINKAN, HADES !!!”, ujarnya parau. Sosok itu tersenyum menyeringai menang.
             “Come to me, My Queen !! Sekarang saatnya kau ikut bersamaku”, ujar sosok itu parau.

      “Bibi..”, ujar si kecil Yoo Hyun. Lee An mengangkat sebelah tangannya dan dalam sekejap dia menjatuhkan tiang penyangga atap dan mengarahkannya pada sosok hitam itu. Sosok hitam itu spontan menghilang, dan tiang penyangga itu hampir saja jatuh mengenai keponakannya. Lee An menggunakan kekuatan sihirnya untuk menghilang dan mendadak muncul di belakang keponakannya dan langsung memeluk erat keponakannya, melindunginya dari pilar penyangga atap yang terjatuh akibat sihirnya sendiri.

      “AARRGGHH !!”, Lee An mengerang kesakitan saat pilar penyangga atap yang terbakar api itu menimpa punggungnya.
         “Bibi…”, si kecil Yoo Hyun menangis takut sambil memeluk Bibinya erat.

      Lee An menarik amuletnya dan mengalungkannya di leher keponakannya, mulutnya komat kamit membaca mantra.

       “Amulet ini akan melindungimu. Sihirku akan melindungimu. Mantra api akan melindungimu dari api ini. Sekarang Pergilah !! Bibi sayang padamu sayang, jaga adik serta orang tuamu baik-baik”, seru Lee An sambil mengangkat sebelah tangannya dan melemparkan keponakannya keluar dari dalam gudang itu dan dia pun tetap tertinggal disana.

        Tubuh mungil Yoo Hyun terpental keluar, utuh tanpa cedera sedikitpun, amulet itu beserta kekuatan sihir Lee An sekali lagi melindungi keluarga itu. Tapi Lee An tanpa amulet, bagaikan tubuh tanpa jiwa, semua kekuatannya tak berfungsi lagi seperti sebelumnya. Dengan tubuh terbakar api, Lee An menggunakan sisa sihirnya yang terakhir berjalan kearah jendela yang ada didekatnya. Lee An melihat adiknya menangis histeris, dan beberapa orang pelayan keluarga Kim berusaha memadamkan apinya. Lee An tersenyum miris.

        “Api ini tidak berasal dari dunia ini. Kalian takkan bisa memadamkannya. Selamat Tinggal, Yoo Jin. Aku menyayangimu. Sekarang saatnya aku harus membayar semua kesalahanku. Hyun Joong, jaga adikku baik-baik”, batin Lee An sambil melambaikan tangannya dan perlahan tubuhnya terbakar api yang terus berkobar.

         “TIDAK !! KAKAKKKKKK…”, teriak Yoo Jin seraya memeluk putra sulungnya erat-erat. Dia tidak akan pernah melupakan hari dimana dia melihat Kakaknya melambaikan tangan seraya tersenyum manis kearahnya dengan api perlahan melahap tubuhnya. Lee An menjerit kesakitan saat api membakarnya hidup-hidup.

        Api di tiang pembakaran yang membakar Kim Yoo Jin yang tak bersalah 10 tahun yang lalu memang seharusnya menjadi api pembakaran Kim Lee An, the REAL WITCH.

    Semuanya berawal dari api dan kini semuanya harus berakhir dengan kebakaran…

TAMAT

FAKTA :
1. Semua tanggal yang tertulis diatas adalah benar-benar HARI JUMAT TANGGAL 13 alias Friday The 13th..

2. Pada awal abad ke 12 hingga akhir abad ke 18, perburuan Penyihir di wilayah Eropa dan Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya di lakukan. Sekitar 100.000 wanita yang di duga sebagai Penyihir telah di bakar hidup-hidup di tiang pembakaran atau dieksekusi.

3.Ilustrasi Kim Lee An alias Foto wanita diatas adalah foto asli dari Angéle de la Barthe (1230-1275), seorang wanita yang di duga Penyihir pada abad ke 12 dan mati di bakar.

2 komentar:

  1. Mantap... aku kagum sama semua sejarah ilmu sihir dan black magic yang bener2 ditelusuri eonni, bahkan sampe ke penggunaan amulet2 dan mantra2nya
    Semua bener-bener make sense dan bikin merinding kalau dibaca
    Aku suka banget sama cerita ini sampe terngiang-ngiang gmn nasib Lee-an selanjutnya. Will she be happy with Hades? Who will Yoojin kill to make her sister come back from hell?

    BalasHapus
    Balasan
    1. chika_erfenn : thank you for comment saeng.. Thank you for reading and thank you for liking my story too.. yeah right. Sejarah Ilmu Sihir dan black magic-nya aku emk riset dulu, gak sembarangan ngarang. Jadi biar masuk akal gtu hehehe =) walo dikata FIKSI tp tetap harus make sense kan? NO !! Lee An NOT Happy with Hades because she not love him..

      Yup, Yoo Jin will make her sister back from the hell soon and you can find the answer in the SEKUEL "Return Of The Living Dead."

      Here is the link : http://lianastory501.blogspot.com/2014/10/return-of-living-dead-sekuel-of-dead.html?m

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Native Ads