Author : Liana Wijaya
NB : SIDE STORY OF YOON JI HOO AFTER STORY – A MOMENT TO REMEMBER, KIM HYUN JOONG VERSION.. BAGAIMANA JIKA SEANDAINYA KIM HYUN JOONG TIDAK PERNAH BERTEMU HONG MO NAE DAN TIDAK PERNAH MENIKAH DENGAN KIM YOON JI (PLAYED BY : JUNG SOMIN) ?
Starring :
Kim Hyun Joong as Himself
Uee’s After School as UEE / Kim Yoo Jin (Herself)
Heo Young Saeng as Himself
Kim Kyu Jong as Himself
Park Jung Min as Himself
Kim Hyung Jun as Himself
Guest Star :
Nana After School as Uee's sister
Jo Won as Uee's ex Boyfriend
NB : SIDE STORY OF YOON JI HOO AFTER STORY – A MOMENT TO REMEMBER, KIM HYUN JOONG VERSION.. BAGAIMANA JIKA SEANDAINYA KIM HYUN JOONG TIDAK PERNAH BERTEMU HONG MO NAE DAN TIDAK PERNAH MENIKAH DENGAN KIM YOON JI (PLAYED BY : JUNG SOMIN) ?
SPECIAL CHRISTMAS, TAPI MAAF POSTINGNYA TELAT.. BUT ITS BETTER TOO LATE THAN NEVER, RIGHT ?? MERRY CHRISTMAS EVERYONE !!! ITS ALL ABOUT KIM HYUN JOONG'S FIRST LOVE !!
“Ultimate Present Christmas (Snow Angel) – SS501
Fanfiction One Shot / Special Christmas”
Kim Mansion...
“Hyung, apa kita jadi mengunjungi Panti Asuhan itu ??”, tanya seorang pria
muda pada kakaknya.
“Tentu”, jawab pria yang dipanggil hyung itu dengan mantap.
“Hyung, apa kau masih mencari Cinta Pertamamu si Gadis Salju itu ?? Sudah
belasan tahun berlalu, dia sudah tidak disana lagi dan kita tidak tau kemana
gadis itu pergi setelah itu. Kurasa mendatangi semua Panti Asuhan di Korea
Selatan pun tidak ada gunanya lagi.
Tidakkah sebaiknya kau lupakan dia ??”, ujar Hyung Jun seraya menatap Hyungnya.
“Hei, siapa bilang kita kesana hanya untuk mencari si Gadis Salju ?? Apa
tidak boleh kita berbagi dengan anak-anak yang membutuhkan di Hari Natal ??
Natal adalah saat yang tepat untuk berbagi kasih pada sesama, benarkan Hyung
??”, jawab pria muda yang lain lagi seraya masuk sambil membawa kotak besar
berisi hadiah.
“Apa ini akan di bawa juga ?? Anak-anak itu pasti senang menerima hadiah
ini”, lanjutnya sambil tersenyum ramah.
BRAAAKKKK...
Pintu terbuka keras dan 2 orang pria muda lain masuk sambil bertengkar.
“Tahun lalu aku sudah jadi Sinterklas, masak sekarang aku lagi ??
Kostum Sinterklas sangat berat”, gumam seorang pria muda
berwajah cantik dan berpipi gembul.
“Karena kau yang paling cocok, Saengie Hyung.. Bukankah pipimu sudah gembul
seperti Sinterklas ?? Hahahaha..”, ujar pria muda bertubuh jangkung.
“Baik. Aku jadi Sinterklasnya dan kau yang jadi Rusanya. Bagaimana ??”,
jawab Saengie dengan nada suaranya yang lebih mirip orang bergumam.
“Hahahaha.. Kau cocok sekali jadi Rusa, Mal.. Bukankah kuda dan Rusa itu
satu keluarga ??”, Hyung Jun tertawa membayangkan “musuh besar”-nya berdandan
seperti Rusa.
“Karena aku yang paling muda disini, nanti aku jadi kurcacinya. Kurcaci
yang akan menaiki Rusa.. Wahhh,, asyik sekali hahaha..”, Hyung Jun melanjutkan
ledekannya.
“YAAAA !!! Apa kau bilang ?? Kemari kau !! Enak saja kau bilang aku Rusa ??
Dasar kau kura-kura !!”, ujar pria yang
dipanggil Mal lalu langsung berlari mengejar Hyung Jun.
“Hei, tidak bisakah kalian berdamai di Hari Natal ??”, tanya Kyu Jong yang
tertawa geli melihat tingkah dongsaengnya.
“Natal masih seminggu lagi, nanti saja kami berdamainya”, ujar Mal sambil
tetap mengejar Hyung Jun yang sibuk berlarian ke sekeliling rumah.
Sementara itu, perlahan Young Saeng berjalan mendekati Hyungnya.
“Hyun Joong Hyung, apa yang kau pikirkan ?? Kau memikirkan si Gadis Saljumu
itu atau tunanganmu yang meninggal di hari Pernikahan ??”, goda Young Saeng
saat melihat Hyun Joong melamun.
“Gadis itu.. Orang yang berusaha menyelamatkan Yoon Ji, dia sempat
mengucapkan sesuatu yang membuatku bingung hingga saat ini”, ujar Hyun Joong
menerawang.
“Yoon Ji memang meninggal dengan cara tragis, siapa yang menyangka jika
mobil pengantin yang membawanya ke Gereja mengalami kecelakaan ?? Hari
pernikahannya justru berubah menjadi hari kematiannya. Gadis itu, walau dia
telah menyumbangkan banyak darahnya tetap tak mampu menyelamatkan nyawa Yoon
Ji. Ku dengar kau atau Pak Presiden pun tidak tau siapa dia dan belum sempat
mengucapkan terima kasih, benarkan ?? Walau Yoon Ji tetap meninggal tapi
setidaknya gadis itu sudah berbaik hati menyumbangkan darahnya”, ujar Young
Saeng, Hyun Joong mengangguk pelan.
“Pak Presiden berusaha mencari tau siapa dia tapi tetap tak ada jejak.
Hanya sebuah kalung berinisial “KYJ” yang ditinggalkannya”, jawab Hyun Joong
sambil tetap memandang jendela.
“Tapi sebenarnya bukan itu yang membuatku penasaran, melainkan ucapan Pak
Presiden yang masih tidak bisa ku percaya hingga sekarang”, lanjut Hyun Joong
lagi.
“Apa yang dia katakan ??”, tanya Young Saeng penasaran.
“Dia bilang gadis itu adalah Putri Sulungnya yang hilang, yang berarti
gadis itu adalah kakak Yoon Ji”, jawab Hyun Joong mengenang.
“APA ??”, serentak Kyu Jong, Jung Min dan Hyung Jun berseru kaget. Entah
sejak kapan mereka mulai mendengarkan.
FLASHBACK, KIM
HYUN JOONG POV :
“TIDAK !!! TIDAK MUNGKIN !!! Ini tidak mungkin !!!”, serunya
berulang-ulang.
“Paman, kau kenapa ??”,tanyaku bingung saat melihatnya memandang kalung itu
dengan shock.
“Kalung ini milik Putri Sulungku yang hilang.KYJ adalah inisial namanya. KIM YOO JIN”,
jawabnya sambil menangis pelan.
“MWOOO ????”, aku sangat terkejut mendengarnya.
”Putri Sulung Paman ?? Itu berarti gadis itu adalah kakak Yoon Ji ??”,
tanyaku bingung.
END OF
FLASHBACK..
“Jujurlah pada kami.. Hyung, kau tak pernah mencintai Kim Yoon Ji kan ??
Dalam hatimu hanya ada si Gadis Salju itu. Kau pacaran dengannya, kau mau
menikah dengannya, karena dia mirip si Gadis Salju kan ?? Pertama kali kau
melihatnya di Panti Asuhan itu, dia membuatmu teringat si Gadis Salju. Akuilah,
kau hanya menjadikannya pengganti si Gadis Salju itu. Entah kenapa aku
bersyukur pernikahan kalian batal di laksanakan, sepertinya bahkan TUHAN pun
tak ingin kalian bersama.. Mungkin Tuhan tau kalau tak sungguh-sungguh
mencintainya, iya kan ??”, tebak Kyu Jong. Hyun Joong hanya terdiam sambil
duduk di kursi kerjanya dan menatap keluar jendela, menatap salju yang turun di
luar sana.
Perlahan dia mulai mengingat kenangan masa kecilnya, kenangan yang tidak bisa dia lupakan seumur hidupnya.
Perlahan dia mulai mengingat kenangan masa kecilnya, kenangan yang tidak bisa dia lupakan seumur hidupnya.
FLASHBACK.....
“ Apa yang kau lakukan disini ?? Apa Suster Kepala yang menyuruhmu
mencariku ??”, kenangan tentang seorang
gadis kecil didalam hutan yang tertutup salju perlahan mulai muncul.
“Aku tersesat. Tempat apa ini ?? Aku mau keluar. Apa yang kau lakukan
ditempat sedingin ini ??”, seorang anak laki-laki – aku, balik bertanya
padanya. Dia gadis kecil yang aneh, disaat anak-anak lainnya sedang merayakan
Natal bersama di dalam rumah dan makan makanan yang enak, dia justru berada
didalam hutan yang dingin dan gelap.
“Aku sedang mencari Peri Salju. Peri Salju hanya muncul saat malam Natal
dan akan mengabulkan permintaan anak yang selalu bersikap baik”, jawabnya
sambil tersenyum.
“PERI SALJU ??”, ulangku bingung.
“Thats Right !!! SNOW ANGEL !!!”, jawabnya lagi.
“Kau dengar omong kosong itu darimana ?? Lucu sekali ??”, cibirku,
menertawakannya.
“Anak orang kaya sepertimu, yang selalu mendapatkan apa yang mereka
inginkan, memang tidak butuh Peri Salju untuk mengabulkan keinginanmu, benarkan
?? Tapi tidak begitu denganku. Aku bahkan tidak tau dimana orang tuaku dan
siapa mereka. Kenapa mereka membuangku dan tidak menginginkanku. Kau tau kenapa
aku ingin menemukan si Peri Salju ?? Karena aku ingin dia membantuku menemukan
orang tuaku “. jawab gadis kecil itu sambil menangis pelan.
Melihat airmatanya, perasaan bersalah mencengkeramku. “Mianhe.. Jeongmal Mianhe”, aku ingat aku
meminta maaf padanya.
“Kau ingin keluar dari hutan ini kan ??”, tanyanya tiba-tiba.
“Ikutilah jalan setapak itu dan berjalanlah lurus tanpa berhenti sampai kau
melihat sebuah pondok kecil. Jika kau sudah sampai dipondok kecil itu maka kau
sudah bisa melihat Panti Asuhanku. Bila masih bingung, kau pandanglah bintang itu,
maka dia pasti akan membantumu menemukan jalan pulang”, lanjutnya lagi seraya
menuding ke langit malam.
“Bintang ??”, ulangku bingung.
“Bintang Polaris, bintang yang cantik di langit utara yang dijadikan penanda arah utara. Ikuti
bintang itu maka kau akan bisa keluar dari hutan ini”, jawabnya lagi.
“Lalu kau ??”, tanyaku lagi
“Aku akan mencari Peri Salju dan aku tidak akan kembali sebelum
menemukannya. Kau pergilah dulu !! Sampai jumpa !!”, jawabnya singkat.
“Tapi sekarang sudah malam, tidakkah sebaiknya kau cari dia besok pagi saja
?? Kita pulang bersama “,tawarku padanya.
“TIDAK !! PERI SALJU hanya muncul saat Natal, jika malam ini aku tidak
menemukannya, aku harus menunggu tahun depan. Itu terlalu lama. Siapa yang tau
apa yang akan terjadi besok ?? Bagaimana jika orang tuaku meninggal sebelum aku
menemukan mereka ?? Aku harus menemukan Peri Salju sekarang juga”, jawabnya
keras kepala.
“Tapi..”, aku berusaha memprotes tapi dia memotong kalimatku.
“Setidaknya aku sudah berusaha kan ?? Walau gagal aku tidak akan menyesal.
Sampaikan terima kasih pada Ayahmu untuk semua kebaikannya. Kami menikmati
pesta Natalnya. Dan baju-baju yang dibelikannya untuk kami juga sangat indah”,
jawabnya lagi sambil tersenyum manis.
“Sama-sama..Boleh aku tau namamu ??”, tanyaku lagi.
Dia tersenyum dan menjawab “UEE !!!”, ujarnya lalu menghilang kedalam
hutan.
Begitu dia pergi, aku menyadari sesuatu terjatuh dari tempatnya berdiri
tadi. Aku memungut benda yang berkilauan itu dan menatapnya. Sebuah kalung
berliontin bintang dengan inisial nama “KYJ” terukir di belakangnya.
“UEE-ah, Kalungmu...”, teriakku tapi kurasa dia sudah tidak mendengar.
“Gadis yang aneh tapi sangat berani”, batinku saat itu. Siapa yang
menyangka gadis kecil berusia sekitar 7 tahun berani masuk ke dalam hutan
sendirian malam-malam begini. Perlahan aku berjalan mengikuti jalan setapak
yang diberitahukannya padaku tadi sambil sesekali menatap langit. Dan benar,
aku menemukan sebuah pondok kecil dan panti asuhan itupun mulai terlihat.
“UEE-ah, GOMAWO !!! Aku berhutang padamu”, ujarku seraya mencengkeram erat
kalungnya dan mengembalikannya pada Ibu Kepala Panti.
“Untunglah kau sudah kembali, Hyun Joong-ah !! Kami semua sangat cemas. Apa
kau bertemu Uee ??”, tanya Ibu Kepala
Panti padaku sambil melirik di balik punggungku. Aku mengangguk pelan “Dia yang
memberitahuku jalan keluar, tapi dia tidak ingin keluar bersamaku karena ingin
mencari Peri Salju”, jawabku jujur.
“Uee-ah, kenapa gadis itu sangat keras kepala ?? Berapa kali harus ku
katakan kalau Peri Salju itu tidak ada ?? Tahun lalu kami menemukannya hampir
mati kedinginan dalam hutan”, sahut Ibu Kepala Panti sambil menangis.
“Suster, tolong telepon Tim Sar sekarang !! Kita harus menemukan Uee
sebelum dia mati membeku di dalam hutan sana”, perintahnya pada Suster yang
lain, sambil menyeka airmatanya.
END OF FLASHBACK....
“Uee..”, gumam Hyun Joong tiba-tiba, mendadak dia bisa mengingat nama itu
dengan jelas.
“Haaahhhh...?? Kau bicara apa, Hyung ???”, tanya Saengie yang mendengar Hyun Joong terlihat sangat aneh sambil menggumamkan sebuah nama.
“Aku ingat sekarang.. Namanya Uee. Gadis saljuku bernama Uee.. Aaaarrrgghhh !!! Kenapa dulu aku bisa lupa ??”, Hyun Joong mengutuk dirinya sendiri.
“Jung Min-ah, kau seorang Jaksa kan ?? Apa kau mengenal seorang Detektif yang bisa membantuku melacak keberadaan seseorang ??”, tanya Hyun Joong, mendadak bersemangat.
“Haaahh ?? Kau mau mencari siapa ??? Si pemilik kalung berinisial “KYJ” itu atau si Gadis Salju ??”, tanya Jung Min bingung.
“Mereka berdua.. Adalah orang yang sama”, ujar Hyun Joong lirih.
“MWOOO ??? Orang yang sama ??”, Jung Min dan Hyung Jun berkata serentak.
Hyun Joong mengangguk pelan. “Hari itu perawat yang membantu operasi Yoon Ji berkata bahwa Gadis itu, orang yang telah mendonorkan darahnya untuk Yoon Ji, berkata bahwa dia harus segera menemukan Snow Angel, itu sebabnya dia buru-buru pergi. Gadis itu berkata bahwa Snow Angel alias Si Peri Salju hanya muncul di saat Natal..”, Hyun Joong terdiam sejenak, mengambil napas.
“Uee, gadis saljuku.. Pertama kali aku bertemu dengannya di Panti Asuhan itu, dia juga sedang mencari Snow Angel, dan kalung itu, aku pernah melihat Uee kecil memakainya, kalung yang ditinggalkan Gadis yang mendonorkan darahnya untuk Yoon Ji, itu kalung yang sama”, lanjut Hyun Joong menerawang.
“Tapi bagaimana caranya aku bisa menemkan seseorang tanpa tau wajahnya, bahkan aku tidak tau harus mulai darimana.. Detektif yang paling hebat sekalipun harus punya minimal 1 petunjuk kan ?? Jika tidak, ini sama dengan mencari jarum diantara tumpukan jerami Hyung”, protes Jung Min.
“Panti Asuhan itu satu-satunya petunjuk”, Kyu Jong menjawab.
“Kenapa tidak tanya pada pihak Rumah Sakit saja ?? Tidak mungkin mereka tidak punya datanya ??”, Hyung Jun mencoba memberi usulan.
“YAAAA !!! Kalau Rumah Sakit punya datanya, Hyung tidak mungkin gelisah terus tiap hari mencari Gadis Saljunya”, gumam Saengie.
“Kalung itu juga bisa dijadikan petunjuk kan ?? Kurasa Pak Presiden tidak akan keberatan kita meminjam kalungnya untuk membantunya mencari Putrinya”, usul Kyu Jong lagi.
“Apa kau yakin kau tidak salah orang lagi ?”, tanya Jung Min skeptis.
Hyun Joong menggeleng mantap. “TIDAK !!! Dialah Gadis Saljuku yang selama ini ku cari”, jawabnya yakin.
“Baiklah !!! Aku akan mencarinya untukmu. Tapi aku tidak janji cepat ya ?? Petunjukku hanya kalung dan Panti Asuhan, jujur itu tidak mudah”, jawab Jung Min ragu.
“Ne, kwenchana Minnie-ah !!”, jawab Hyun Joong.
“Hyung, tapi besok kau harus pergi ke YongPyong Resort untuk mengurus perbaikan hotel kita disana kan ?? Ini tidak bisa ditunda. Kau tau sendiri kalau liburan Natal seperti ini jumlah pengunjung membludak, sebelum terjadi kecelakaan yang tidak di inginkan kita harus memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkan badai Salju minggu lalu”, ujar Kyu mengingatkan.
“Aku tau Kyu.. Kau tangani semua urusan disini selama aku tidak ada. Hyung Junnie, kau ikut aku menangani masalah resort. Kita berangkat besok pagi”,ujar Hyun Joong pada adik bungsunya.
“Ne, Hyung. Aku berkemas sekarang”, jawab Hyung Jun lalu bergegas kembali ke kamarnya.
“Tapi kalian akan kembali saat Natal kan ?? Anak-anak pasti menunggu kedatangan kita seperti tahun lalu”, gumam Saengie.
“Tentu.. Kami akan kembali sebelum Natal. Mereka pasti kecewa kalau kita tak datang merayakan Natal bersama mereka”, jawab Hyun Joong berjanji.
“Tapi saya butuh kalung itu Pak Presiden jika Anda tidak keberatan. Karena hanya itulah satu-satunya petunjuk yang kita punya”, pinta Jung Min sopan.
“Tentu, Jaksa Park.. Akan kuambilkan. Tunggu sebentar”, ujar Pak Presiden lalu mempersilahkan Jung Min untuk duduk.
Sambil duduk, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan diatas perapian dia melihat sebuah foto keluarga terpampang, terdiri dari 4 orang. Ayah, Ibu dan sepasang anak perempuan. Jung Min berdiri dan mendekat. Dia mengenali gadis kecil yang satunya, dia adalah Kim Yoon Ji, tunangan Kim Hyun Joong yang meninggal dalam kecelakaan di hari pernikahannya. Tapi gadis kecil yang satu lagi, dia belum pernah melihatnya. Ini adalah kali pertama Jung Min berkunjung ke rumah Presiden, jadi wajar jika dia tidak tau apa-apa.
"Mereka sangat cantik kan ?? Kedua Putri Kecilku yang malang. Kim Yoon Ji meninggal di hari pernikahannya, dan Kim Yoo Jin hilang entah kemana”, ujar Pak Presiden yang entah kapan sudah kembali ke ruang tamu dan menyadari saat Jung Min memandang foto keluarga itu.
“Bagaimana dia bisa hilang Pak ??”, tanya Jung Min penasaran. Insting Jaksanya mulai bekerja.
“Kami kehilangan dia dikeramaian saat usianya masih 3 tahun. Aku sudah lakukan segala cara untuk menemukannya tapi semua sia-sia. Aku berpikir mungkin saingan politikku yang sengaja menculiknya untuk menghalangiku duduk di parlemen. Istriku yang sedih terus saja menyalahkan dirinya hingga perlahan jatuh sakit dan meninggal. Sejak itu hanya Yoon Ji yang kumiliki, Yoon Ji satu-satunya alasanku bertahan hidup sampai sekarang, dan begitu Yoon Ji pergi, aku tidak memiliki apa-apa lagi. Pria tua yang malang ini sudah tidak punya apa-apa. Aku selalu merasa kesepian di rumah yang besar ini. Untuk apa aku memiliki kekayaan berlimpah, menjadi orang No 1 di Korea, jika aku hanya hidup sendirian di dunia ini, tanpa seorangpun disisiku. Nak, tolonglah pria tua ini. Temukan putriku yang satu lagi. Hanya dia.. Hanya dia harapanku. Aku sudah menyuruh badan Inteligen Korea mencarinya, tapi hasilnya nihil. Dia seolah menghilang ditelan bumi”, ujar Pria tua itu dengan sedih.
Mendadak Jung Min merasa Iba. Tinggal sendirian dirumah sebesar ini pasti sangat kesepian. Dia pasti sangat mengharapkan ada seseorang yang menemaninya di hari-hari tuanya.
“Saya akan berusaha sebaik mungkin Pak Presiden”, jawab Jung Min dengan iba.
“Terima kasih Jaksa Park !!”, jawab Pak Presiden tulus, seraya menyerahkan kalung itu, dia juga menyerahkan foto masa kecil Yoo Jin padanya.
“Bawalah ini !! Mungkin ini bisa membantumu”, ujarnya lagi. Jung Min mengambil kedua barang itu dan mengangguk pelan. Lalu berjalan keluar dari rumah besar itu. Didalam mobil dia memotret ulang foto itu dan mengirimkan foto itu pada Hyun Joong.
“Hyung, apa benar gadis ini adalah Gadis Saljumu ?? Aku mendapatkan foto ini dari Pak Presiden”, tulis Jung Min dipesannya. Tak berapa lama kemudian, Hyun Joong membalas pesannya.
“Mal, itu memang Uee.. Benar kan apa yang ku bilang ?? Uee adalah kakak Yoon Ji. Pantas saja saat pertama aku bertemu Yoon Ji, aku merasa dia mirip seseorang. Cari dia untukku. Kumohon !!”, pinta Hyun Joong.
“Tentu Hyung.. Aku akan berusaha. Kau bereskan saja masalahmu disana. Aku akan berusaha menemukannya”, balas Jung Min lalu menyimpan semua petunjuk itu dan memulai penyelidikan.
BRUUKKKK..
“Aduh...”, seru gadis itu pelan. Gadis itu jatuh tersungkur seraya memegangi lututnya yang memar karena terjatuh seraya terlihat kebingungan mencari sesuatu.
“Maafkan aku, Nona.. Aku tidak sengaja. Mari ku bantu berdiri”, ujar Hyun Joong merasa bersalah seraya mengulurkan tangannya. Tapi seolah tak melihat uluran tangannya, gadis itu tetap berlutut sambil meraba-raba tanah di sekitarnya, mencari sesuatu.
Hyun Joong terkesiap saat menyadari gadis itu mengabaikan uluran tangannya padahal tangannya tepat berada di depan wajahnya.
“Gadis ini buta”, batin Hyun Joong kaget saat dia melihat gadis itu menemukan tongkatnya dan tersenyum lega begitu menemukannya.
“Tidak apa-apa. Aku yang ceroboh, Tuan. Adikku sudah melarangku keluar di saat-saat ramai begini tapi aku tetap nekat”, jawabnya ramah, seraya memandang lurus ke depan, padahal Hyun Joong ada tepat di sampingnya.
Hyun Joong mengamati gadis buta di sampingnya. Dia tinggi, cantik, baik dan punya senyum semanis Malaikat, tapi sayang dia tidak bisa melihat.
“Apa yang terjadi dengan matamu ??”, tanya Hyun Joong tanpa sadar. Gadis itu termenung sesaat sebelum akhirnya menjawab.
“Aku tidak bisa melihat. Karena menolong orang 2 tahun yang lalu, kepalaku mengalami benturan hebat dan perlahan semuanya menghilang. Memang sulit pada awalnya tapi sekarang aku mulai terbiasa”, jawabnya ramah sambil tetap tersenyum manis. Hati Hyun Joong berdetak lebih kencang dari biasanya.
“Kau tinggal dimana ?? Ijinkan aku mengantarmu pulang. Bagaimanapun juga aku sudah bersalah karena menabrakmu. Anggap saja ini permintaan maaf dariku”, tawar Hyun Joong iba. Entah kenapa hatinya tidak tega meninggalkan gadis itu sendirian di tempat seramai ini. Bagaimana jika dia di culik orang ?? Bagaimana jika dia terjatuh lagi ?? Bagaimana jika dia tersesat ?? Beribu pertanyaan “Bagaimana” terlintas dalam pikirannya. Dia benar-benar tidak tenang. Gadis itu tampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk pelan.
“Baiklah !! tapi tak perlu mengantarku pulang. Aku harus bekerja”, ujarnya sambil tersenyum manis.
“Kau bekerja ??”, tanya Hyun Joong tak percaya, lalu segera menutup mulutnya saat menyadari mungkin kalimatnya menyinggung gadis ini.
“Kenapa ?? Apa kau pikir orang buta tak bisa bekerja ?? Lalu kalau aku tak bisa bekerja, bagaimana aku bisa makan dan bertahan hidup ??”, tanyanya lagi, tak tampak tersinggung sama sekali.
“Maaf.. Aku tidak bermaksud menyinggungmu Nona”, ujar Hyun Joong menyesal. Gadis itu menggeleng pelan.
“Aku sudah terbiasa. Tak perlu meminta maaf. Awalnya mungkin sulit. Banyak orang yang menghinaku, tapi sekarang aku sudah terbiasa. Mungkin bisa di bilang aku sudah mati rasa”, ujarnya lagi, tetap dengan senyuman yang ramah.
Hyun Joong terdiam. Gadis di hadapannya benar-benar memiliki hati sebaik Malaikat. “Tuan, bukankah kau bilang kau akan mengantarku ??”, lanjutnya lagi.
“Ah iya,, benar.. Ayo. Katakan nama tempat dan alamatnya. Aku akan mengantarmu kesana”, jawab Hyun Joong ramah lalu menggandeng tangan gadis itu dan menuntunnya ke mobilnya.
Dalam mobil, mereka lebih banyak terdiam.Gadis itu tampak seperti memikirkan sesuatu. “Natal akan segera tiba. Apa salju sudah turun ??”, tanyanya tiba-tiba.
“Salju ??”, ulang Hyun Joong bingung. Gadis itu mengangguk.
“Dulu aku sangat suka salju. Aku suka Natal. Aku paling suka menghias pohon Natal lalu bersama teman-temanku kami akan membuka hadiah Natal saat malam Natal tiba. Kami bernyanyi bersama, menyanyikan banyak sekali lagu Natal sambil tertawa gembira. Dan setelah itu, aku akan pergi diam-diam keluar dan mencari...”, kata-katanya terhenti tiba-tiba.
“Kau akan mencari apa ??”, tanya Hyun Joong, penasaran dengan apa yang akan disampaikan gadis itu berikutnya.
“Bukan apa-apa. Lupakan saja”, sahutnya lalu terdiam lagi.
“Sudah 2 tahun aku tidak lagi melihat salju. Tak bisa lagi melihat salju, itu berarti aku takkan mampu lagi menemukannya. Kurasa anak laki-laki itu benar. Dia tidak ada. Itu hanya dongeng pengantar tidur saja”, lanjutnya lagi. Hyun Joong terdiam.Dia benar-benar tidak mengerti apa yang di bicarakan gadis ini.
Setelah beberapa menit dalam keheningan, akhirnya mereka tiba di sebuah restoran yang cukup mewah. Hyun Joong mengenali restoran ini adalah restoran tempat dia sering membawa klien bisnisnya untuk makan malam. Hyun Joong menoleh tak yakin pada gadis di sebelahnya.
“Kau tak salah memberiku alamat ?? Ini sebuah restoran. Aku sering datang kemari bersama klienku untuk makan malam”, ujar Hyun Joong skeptis.
“Tidak. Kalau kau tidak percaya, aku juga tidak memaksa. Terima kasih, Tuan”, ujar Gadis itu sambil tersenyum simpul dan berjalan keluar dari dalam mobil dengan santai dan berjalan menuju restoran itu. Penjaga pintu itu tampak mengenali gadis itu dan segera membuka pintunya saat melihat gadis itu. Hyun Joong pun memutuskan mengikutinya karena penasaran. Gadis itu terlihat sangat mengenali restoran itu karena dia sama sekali tidak terbentur atau terjatuh saat berada di dalam.
Hyun Joong memutuskan untuk duduk mengamati di salah satu kursi sambil memesan makan siang untuknya sebelum melanjutkan perjalanannya ke Yongpyong Resort. Dia terus menatap gadis itu, ingin tau yang dilakukannya saat kemudian dia melihat gadis buta itu duduk di depan sebuah piano dan mulai mengalunkan sebuah nada yang indah. Hyun Joong tersentak.
“Seorang gadis buta bisa memainkan piano ??”, batinnya tak percaya. Mata gadis itu tak sekalipun menatap tut piano, tapi tangannya bergerak dengan sangat sempurna, memainkan nada demi nada. Hyun Joon terpesona, hingga dia lupa memakan makanan yang terhidang di hadapannya. Lagu yang dimainkan begitu sendu, dia menghipnotis semua pengunjung yang menikmati makan siang mereka disana.
Hyun Joong mengangkat tangannya lalu memanggil seorang pelayan.
“Aku sering kemari untuk makan malam, tapi kenapa aku tak pernah melihat gadis yang bermain piano itu. Siapa namanya ??”, tanyanya penasaran pada pelayan di depannya. Hyun Joong tersadar, dia belum sempat menanyakan nama gadis itu.
“Kami tak tau nama aslinya, Tuan. Hanya bos besar kami yang tau, karena beliau lah yang menemukan gadis berbakat itu. Tapi kami semua memanggilnya dengan sebutan “Snow Flower”. Itu karena dia sangat cantik bagai bunga tapi juga sangat dingin bagai salju. Dia pianis terbaik kami. Para tamu sangat menyukai permainan pianonya. Dia memang buta tapi sangat berbakat. Tuan bisa lihat sendiri bakatnya. Tapi dia hanya bekerja di siang hari. Setiap pukul 5 sore, adik perempuannya akan datang menjemputnya. Saat bekerja pun, adiknya yang mengantar. Gadis itu sangat istimewa karena saat dia meminta libur, bos kami pasti mengizinkannya. Mungkin karena dia buta jadi dia mendapat perlakuan istimewa”, jawab pelayan itu mengangguk pelan.
“Snow Flower ?? Nama yang menarik. Gadis buta yang menarik. Kau tidak ingin identitasmu diketahui orang lain, nona cantik. Tapi apa kau tau kalau kau sudah membuatku penasaran ??”, batin Hyun Joong seraya menatap gadis itu lekat, walau yang di tatapnya sama sekali tidak menyadarinya.
“Terima kasih. Kau tau judul lagu yang baru saja dimainkannya ??”, tanya Hyun Joong masih pada pelayan itu.
“FIRST LOVE, tuan”, jawabnya sopan.
“Aku sudah menemukannya. Cari dia dan minta dia bermain disini hanya selama liburan Natal dan Tahun Baru saja”, ujar Hyun Joong seraya melemparkan sebuah berkas ke atas meja.
“Haahh ??”, Hyung Jun terlihat bingung, saat membuka dan melihat dokumen itu.
“Ah iya.. Dia tidak bisa melihat jadi dia butuh seseorang untuk menemaninya. Kau ajak adiknya ikut serta. Jika adiknya ikut, dia pasti takkan menolak. Katakan padanya, kita tawarkan jumlah uang yang banyak. Uang yang bisa dia gunakan untuk operasi matanya”, lanjut Hyun Joong lagi sambil tetap berkutat dengan laptopnya, tak melihat kebingungan di wajah adiknya.
“Tidak bisa melihat ?? Gadis buta ?? Hyung, Jangan bilang kau suka padanya ?? Ini tidak masuk akal”, ujar Hyung Jun kaget.
“Aku suka padanya ?? Kau jangan bercanda”, jawab Hyun Joong menyangkal.
“Haaahhhh...?? Kau bicara apa, Hyung ???”, tanya Saengie yang mendengar Hyun Joong terlihat sangat aneh sambil menggumamkan sebuah nama.
“Aku ingat sekarang.. Namanya Uee. Gadis saljuku bernama Uee.. Aaaarrrgghhh !!! Kenapa dulu aku bisa lupa ??”, Hyun Joong mengutuk dirinya sendiri.
“Jung Min-ah, kau seorang Jaksa kan ?? Apa kau mengenal seorang Detektif yang bisa membantuku melacak keberadaan seseorang ??”, tanya Hyun Joong, mendadak bersemangat.
“Haaahh ?? Kau mau mencari siapa ??? Si pemilik kalung berinisial “KYJ” itu atau si Gadis Salju ??”, tanya Jung Min bingung.
“Mereka berdua.. Adalah orang yang sama”, ujar Hyun Joong lirih.
“MWOOO ??? Orang yang sama ??”, Jung Min dan Hyung Jun berkata serentak.
Hyun Joong mengangguk pelan. “Hari itu perawat yang membantu operasi Yoon Ji berkata bahwa Gadis itu, orang yang telah mendonorkan darahnya untuk Yoon Ji, berkata bahwa dia harus segera menemukan Snow Angel, itu sebabnya dia buru-buru pergi. Gadis itu berkata bahwa Snow Angel alias Si Peri Salju hanya muncul di saat Natal..”, Hyun Joong terdiam sejenak, mengambil napas.
“Uee, gadis saljuku.. Pertama kali aku bertemu dengannya di Panti Asuhan itu, dia juga sedang mencari Snow Angel, dan kalung itu, aku pernah melihat Uee kecil memakainya, kalung yang ditinggalkan Gadis yang mendonorkan darahnya untuk Yoon Ji, itu kalung yang sama”, lanjut Hyun Joong menerawang.
“Tapi bagaimana caranya aku bisa menemkan seseorang tanpa tau wajahnya, bahkan aku tidak tau harus mulai darimana.. Detektif yang paling hebat sekalipun harus punya minimal 1 petunjuk kan ?? Jika tidak, ini sama dengan mencari jarum diantara tumpukan jerami Hyung”, protes Jung Min.
“Panti Asuhan itu satu-satunya petunjuk”, Kyu Jong menjawab.
“Kenapa tidak tanya pada pihak Rumah Sakit saja ?? Tidak mungkin mereka tidak punya datanya ??”, Hyung Jun mencoba memberi usulan.
“YAAAA !!! Kalau Rumah Sakit punya datanya, Hyung tidak mungkin gelisah terus tiap hari mencari Gadis Saljunya”, gumam Saengie.
“Kalung itu juga bisa dijadikan petunjuk kan ?? Kurasa Pak Presiden tidak akan keberatan kita meminjam kalungnya untuk membantunya mencari Putrinya”, usul Kyu Jong lagi.
“Apa kau yakin kau tidak salah orang lagi ?”, tanya Jung Min skeptis.
Hyun Joong menggeleng mantap. “TIDAK !!! Dialah Gadis Saljuku yang selama ini ku cari”, jawabnya yakin.
“Baiklah !!! Aku akan mencarinya untukmu. Tapi aku tidak janji cepat ya ?? Petunjukku hanya kalung dan Panti Asuhan, jujur itu tidak mudah”, jawab Jung Min ragu.
“Ne, kwenchana Minnie-ah !!”, jawab Hyun Joong.
“Hyung, tapi besok kau harus pergi ke YongPyong Resort untuk mengurus perbaikan hotel kita disana kan ?? Ini tidak bisa ditunda. Kau tau sendiri kalau liburan Natal seperti ini jumlah pengunjung membludak, sebelum terjadi kecelakaan yang tidak di inginkan kita harus memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkan badai Salju minggu lalu”, ujar Kyu mengingatkan.
“Aku tau Kyu.. Kau tangani semua urusan disini selama aku tidak ada. Hyung Junnie, kau ikut aku menangani masalah resort. Kita berangkat besok pagi”,ujar Hyun Joong pada adik bungsunya.
“Ne, Hyung. Aku berkemas sekarang”, jawab Hyung Jun lalu bergegas kembali ke kamarnya.
“Tapi kalian akan kembali saat Natal kan ?? Anak-anak pasti menunggu kedatangan kita seperti tahun lalu”, gumam Saengie.
“Tentu.. Kami akan kembali sebelum Natal. Mereka pasti kecewa kalau kita tak datang merayakan Natal bersama mereka”, jawab Hyun Joong berjanji.
Kim Yoon Ji Mansion..
“Benarkah kau bisa membantu menemukan
Putriku ??”, tanya Pak Presiden dengan bersemangat. Jung Min mengangguk mantap,
walau dalam hatinya masih ragu. “Tapi saya butuh kalung itu Pak Presiden jika Anda tidak keberatan. Karena hanya itulah satu-satunya petunjuk yang kita punya”, pinta Jung Min sopan.
“Tentu, Jaksa Park.. Akan kuambilkan. Tunggu sebentar”, ujar Pak Presiden lalu mempersilahkan Jung Min untuk duduk.
Sambil duduk, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan diatas perapian dia melihat sebuah foto keluarga terpampang, terdiri dari 4 orang. Ayah, Ibu dan sepasang anak perempuan. Jung Min berdiri dan mendekat. Dia mengenali gadis kecil yang satunya, dia adalah Kim Yoon Ji, tunangan Kim Hyun Joong yang meninggal dalam kecelakaan di hari pernikahannya. Tapi gadis kecil yang satu lagi, dia belum pernah melihatnya. Ini adalah kali pertama Jung Min berkunjung ke rumah Presiden, jadi wajar jika dia tidak tau apa-apa.
"Mereka sangat cantik kan ?? Kedua Putri Kecilku yang malang. Kim Yoon Ji meninggal di hari pernikahannya, dan Kim Yoo Jin hilang entah kemana”, ujar Pak Presiden yang entah kapan sudah kembali ke ruang tamu dan menyadari saat Jung Min memandang foto keluarga itu.
“Bagaimana dia bisa hilang Pak ??”, tanya Jung Min penasaran. Insting Jaksanya mulai bekerja.
“Kami kehilangan dia dikeramaian saat usianya masih 3 tahun. Aku sudah lakukan segala cara untuk menemukannya tapi semua sia-sia. Aku berpikir mungkin saingan politikku yang sengaja menculiknya untuk menghalangiku duduk di parlemen. Istriku yang sedih terus saja menyalahkan dirinya hingga perlahan jatuh sakit dan meninggal. Sejak itu hanya Yoon Ji yang kumiliki, Yoon Ji satu-satunya alasanku bertahan hidup sampai sekarang, dan begitu Yoon Ji pergi, aku tidak memiliki apa-apa lagi. Pria tua yang malang ini sudah tidak punya apa-apa. Aku selalu merasa kesepian di rumah yang besar ini. Untuk apa aku memiliki kekayaan berlimpah, menjadi orang No 1 di Korea, jika aku hanya hidup sendirian di dunia ini, tanpa seorangpun disisiku. Nak, tolonglah pria tua ini. Temukan putriku yang satu lagi. Hanya dia.. Hanya dia harapanku. Aku sudah menyuruh badan Inteligen Korea mencarinya, tapi hasilnya nihil. Dia seolah menghilang ditelan bumi”, ujar Pria tua itu dengan sedih.
Mendadak Jung Min merasa Iba. Tinggal sendirian dirumah sebesar ini pasti sangat kesepian. Dia pasti sangat mengharapkan ada seseorang yang menemaninya di hari-hari tuanya.
“Saya akan berusaha sebaik mungkin Pak Presiden”, jawab Jung Min dengan iba.
“Terima kasih Jaksa Park !!”, jawab Pak Presiden tulus, seraya menyerahkan kalung itu, dia juga menyerahkan foto masa kecil Yoo Jin padanya.
“Bawalah ini !! Mungkin ini bisa membantumu”, ujarnya lagi. Jung Min mengambil kedua barang itu dan mengangguk pelan. Lalu berjalan keluar dari rumah besar itu. Didalam mobil dia memotret ulang foto itu dan mengirimkan foto itu pada Hyun Joong.
“Hyung, apa benar gadis ini adalah Gadis Saljumu ?? Aku mendapatkan foto ini dari Pak Presiden”, tulis Jung Min dipesannya. Tak berapa lama kemudian, Hyun Joong membalas pesannya.
“Mal, itu memang Uee.. Benar kan apa yang ku bilang ?? Uee adalah kakak Yoon Ji. Pantas saja saat pertama aku bertemu Yoon Ji, aku merasa dia mirip seseorang. Cari dia untukku. Kumohon !!”, pinta Hyun Joong.
“Tentu Hyung.. Aku akan berusaha. Kau bereskan saja masalahmu disana. Aku akan berusaha menemukannya”, balas Jung Min lalu menyimpan semua petunjuk itu dan memulai penyelidikan.
Myeongdong,
Seoul..
Kim Hyun Joong sedang berjalan keluar
dari salah satu pertokoan saat tak sengaja dia menabrak seorang gadis yang kebetulan
lewat di depan pintu toko itu tepat saat dia menarik pintunya.BRUUKKKK..
“Aduh...”, seru gadis itu pelan. Gadis itu jatuh tersungkur seraya memegangi lututnya yang memar karena terjatuh seraya terlihat kebingungan mencari sesuatu.
“Maafkan aku, Nona.. Aku tidak sengaja. Mari ku bantu berdiri”, ujar Hyun Joong merasa bersalah seraya mengulurkan tangannya. Tapi seolah tak melihat uluran tangannya, gadis itu tetap berlutut sambil meraba-raba tanah di sekitarnya, mencari sesuatu.
Hyun Joong terkesiap saat menyadari gadis itu mengabaikan uluran tangannya padahal tangannya tepat berada di depan wajahnya.
“Gadis ini buta”, batin Hyun Joong kaget saat dia melihat gadis itu menemukan tongkatnya dan tersenyum lega begitu menemukannya.
“Tidak apa-apa. Aku yang ceroboh, Tuan. Adikku sudah melarangku keluar di saat-saat ramai begini tapi aku tetap nekat”, jawabnya ramah, seraya memandang lurus ke depan, padahal Hyun Joong ada tepat di sampingnya.
Hyun Joong mengamati gadis buta di sampingnya. Dia tinggi, cantik, baik dan punya senyum semanis Malaikat, tapi sayang dia tidak bisa melihat.
“Apa yang terjadi dengan matamu ??”, tanya Hyun Joong tanpa sadar. Gadis itu termenung sesaat sebelum akhirnya menjawab.
“Aku tidak bisa melihat. Karena menolong orang 2 tahun yang lalu, kepalaku mengalami benturan hebat dan perlahan semuanya menghilang. Memang sulit pada awalnya tapi sekarang aku mulai terbiasa”, jawabnya ramah sambil tetap tersenyum manis. Hati Hyun Joong berdetak lebih kencang dari biasanya.
“Kau tinggal dimana ?? Ijinkan aku mengantarmu pulang. Bagaimanapun juga aku sudah bersalah karena menabrakmu. Anggap saja ini permintaan maaf dariku”, tawar Hyun Joong iba. Entah kenapa hatinya tidak tega meninggalkan gadis itu sendirian di tempat seramai ini. Bagaimana jika dia di culik orang ?? Bagaimana jika dia terjatuh lagi ?? Bagaimana jika dia tersesat ?? Beribu pertanyaan “Bagaimana” terlintas dalam pikirannya. Dia benar-benar tidak tenang. Gadis itu tampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk pelan.
“Baiklah !! tapi tak perlu mengantarku pulang. Aku harus bekerja”, ujarnya sambil tersenyum manis.
“Kau bekerja ??”, tanya Hyun Joong tak percaya, lalu segera menutup mulutnya saat menyadari mungkin kalimatnya menyinggung gadis ini.
“Kenapa ?? Apa kau pikir orang buta tak bisa bekerja ?? Lalu kalau aku tak bisa bekerja, bagaimana aku bisa makan dan bertahan hidup ??”, tanyanya lagi, tak tampak tersinggung sama sekali.
“Maaf.. Aku tidak bermaksud menyinggungmu Nona”, ujar Hyun Joong menyesal. Gadis itu menggeleng pelan.
“Aku sudah terbiasa. Tak perlu meminta maaf. Awalnya mungkin sulit. Banyak orang yang menghinaku, tapi sekarang aku sudah terbiasa. Mungkin bisa di bilang aku sudah mati rasa”, ujarnya lagi, tetap dengan senyuman yang ramah.
Hyun Joong terdiam. Gadis di hadapannya benar-benar memiliki hati sebaik Malaikat. “Tuan, bukankah kau bilang kau akan mengantarku ??”, lanjutnya lagi.
“Ah iya,, benar.. Ayo. Katakan nama tempat dan alamatnya. Aku akan mengantarmu kesana”, jawab Hyun Joong ramah lalu menggandeng tangan gadis itu dan menuntunnya ke mobilnya.
Dalam mobil, mereka lebih banyak terdiam.Gadis itu tampak seperti memikirkan sesuatu. “Natal akan segera tiba. Apa salju sudah turun ??”, tanyanya tiba-tiba.
“Salju ??”, ulang Hyun Joong bingung. Gadis itu mengangguk.
“Dulu aku sangat suka salju. Aku suka Natal. Aku paling suka menghias pohon Natal lalu bersama teman-temanku kami akan membuka hadiah Natal saat malam Natal tiba. Kami bernyanyi bersama, menyanyikan banyak sekali lagu Natal sambil tertawa gembira. Dan setelah itu, aku akan pergi diam-diam keluar dan mencari...”, kata-katanya terhenti tiba-tiba.
“Kau akan mencari apa ??”, tanya Hyun Joong, penasaran dengan apa yang akan disampaikan gadis itu berikutnya.
“Bukan apa-apa. Lupakan saja”, sahutnya lalu terdiam lagi.
“Sudah 2 tahun aku tidak lagi melihat salju. Tak bisa lagi melihat salju, itu berarti aku takkan mampu lagi menemukannya. Kurasa anak laki-laki itu benar. Dia tidak ada. Itu hanya dongeng pengantar tidur saja”, lanjutnya lagi. Hyun Joong terdiam.Dia benar-benar tidak mengerti apa yang di bicarakan gadis ini.
Setelah beberapa menit dalam keheningan, akhirnya mereka tiba di sebuah restoran yang cukup mewah. Hyun Joong mengenali restoran ini adalah restoran tempat dia sering membawa klien bisnisnya untuk makan malam. Hyun Joong menoleh tak yakin pada gadis di sebelahnya.
“Kau tak salah memberiku alamat ?? Ini sebuah restoran. Aku sering datang kemari bersama klienku untuk makan malam”, ujar Hyun Joong skeptis.
“Tidak. Kalau kau tidak percaya, aku juga tidak memaksa. Terima kasih, Tuan”, ujar Gadis itu sambil tersenyum simpul dan berjalan keluar dari dalam mobil dengan santai dan berjalan menuju restoran itu. Penjaga pintu itu tampak mengenali gadis itu dan segera membuka pintunya saat melihat gadis itu. Hyun Joong pun memutuskan mengikutinya karena penasaran. Gadis itu terlihat sangat mengenali restoran itu karena dia sama sekali tidak terbentur atau terjatuh saat berada di dalam.
Hyun Joong memutuskan untuk duduk mengamati di salah satu kursi sambil memesan makan siang untuknya sebelum melanjutkan perjalanannya ke Yongpyong Resort. Dia terus menatap gadis itu, ingin tau yang dilakukannya saat kemudian dia melihat gadis buta itu duduk di depan sebuah piano dan mulai mengalunkan sebuah nada yang indah. Hyun Joong tersentak.
“Seorang gadis buta bisa memainkan piano ??”, batinnya tak percaya. Mata gadis itu tak sekalipun menatap tut piano, tapi tangannya bergerak dengan sangat sempurna, memainkan nada demi nada. Hyun Joon terpesona, hingga dia lupa memakan makanan yang terhidang di hadapannya. Lagu yang dimainkan begitu sendu, dia menghipnotis semua pengunjung yang menikmati makan siang mereka disana.
Hyun Joong mengangkat tangannya lalu memanggil seorang pelayan.
“Aku sering kemari untuk makan malam, tapi kenapa aku tak pernah melihat gadis yang bermain piano itu. Siapa namanya ??”, tanyanya penasaran pada pelayan di depannya. Hyun Joong tersadar, dia belum sempat menanyakan nama gadis itu.
“Kami tak tau nama aslinya, Tuan. Hanya bos besar kami yang tau, karena beliau lah yang menemukan gadis berbakat itu. Tapi kami semua memanggilnya dengan sebutan “Snow Flower”. Itu karena dia sangat cantik bagai bunga tapi juga sangat dingin bagai salju. Dia pianis terbaik kami. Para tamu sangat menyukai permainan pianonya. Dia memang buta tapi sangat berbakat. Tuan bisa lihat sendiri bakatnya. Tapi dia hanya bekerja di siang hari. Setiap pukul 5 sore, adik perempuannya akan datang menjemputnya. Saat bekerja pun, adiknya yang mengantar. Gadis itu sangat istimewa karena saat dia meminta libur, bos kami pasti mengizinkannya. Mungkin karena dia buta jadi dia mendapat perlakuan istimewa”, jawab pelayan itu mengangguk pelan.
“Snow Flower ?? Nama yang menarik. Gadis buta yang menarik. Kau tidak ingin identitasmu diketahui orang lain, nona cantik. Tapi apa kau tau kalau kau sudah membuatku penasaran ??”, batin Hyun Joong seraya menatap gadis itu lekat, walau yang di tatapnya sama sekali tidak menyadarinya.
“Terima kasih. Kau tau judul lagu yang baru saja dimainkannya ??”, tanya Hyun Joong masih pada pelayan itu.
“FIRST LOVE, tuan”, jawabnya sopan.
“Baiklah !! Terima kasih. Kau boleh pergi”, ujarnya pada pelayan itu. Tanpa
Hyun Joong sadari dia mulai tertarik pada gadis buta itu sedikit demi sedikit.
YongPyong Resort...
“Hyung, untuk apa kau tiba-tiba ingin
menggelar pertunjukan piano di Malam Natal dan Tahun Baru ?? Apa kau tau kalau
mencari seorang pianis sangatlah sulit ??”, tanya Hyung Jun bingung.“Aku sudah menemukannya. Cari dia dan minta dia bermain disini hanya selama liburan Natal dan Tahun Baru saja”, ujar Hyun Joong seraya melemparkan sebuah berkas ke atas meja.
“Haahh ??”, Hyung Jun terlihat bingung, saat membuka dan melihat dokumen itu.
“Ah iya.. Dia tidak bisa melihat jadi dia butuh seseorang untuk menemaninya. Kau ajak adiknya ikut serta. Jika adiknya ikut, dia pasti takkan menolak. Katakan padanya, kita tawarkan jumlah uang yang banyak. Uang yang bisa dia gunakan untuk operasi matanya”, lanjut Hyun Joong lagi sambil tetap berkutat dengan laptopnya, tak melihat kebingungan di wajah adiknya.
“Tidak bisa melihat ?? Gadis buta ?? Hyung, Jangan bilang kau suka padanya ?? Ini tidak masuk akal”, ujar Hyung Jun kaget.
“Aku suka padanya ?? Kau jangan bercanda”, jawab Hyun Joong menyangkal.
“Lalu apa maksud ini semua ?? Benarkah
hanya kasihan ?? Jangan bilang kau ingin membagi sukacita Natal. Ada banyak orang
buta di negeri ini, kenapa tidak operasikan saja mereka semua ?? Kenapa harus
gadis ini ?? Dia cantik. Aku bisa melihat kau tertarik padanya”, jawab Hyung
Jun dengan yakin. Hyun Joong terdiam, dia kaget dengan kata-kata Junnie yang
seolah menyadarkannnya akan sesuatu.
“Aku tertarik padanya ??”, ulang Hyun
Joong tak percaya.
“Memang apa salahnya ?? Dia memang
cantik. Hanya sayangnya tak bisa melihat. Tapi jika seandainya operasinya
berhasil, bukankah tak ada masalah lagi”, jawab Hyung Junnie ringan.
“Aku akan menghubungi gadis ini”,
lanjutnya lalu berjalan keluar sambil membawa berkas-berkas itu, meninggalkan Hyun
Joong yang terdiam berpikir. Entah kapan terakhir kali dia merasakan perasaan
ini.
Perasaan peduli, perasaan ingin melindungi, perasaan takut kehilangan,
perasaan rindu dan ingin melihatnya setiap saat. Bahkan dia tak pernah
merasakan ini pada ALMARHUM TUNANGANNYA, KIM YOON JI.
Hyun Joong tersenyum tipis penuh arti
lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. “Young Saeng-ah, kapan kau
bisa kemari ?? Aku ingin minta bantuanmu untuk menyembuhkan mata seorang gadis”,
ujarnya di telepon.
“Tidak. Gadis itu akan segera ku bawa
kemari. Kau bisa memeriksanya disini kan ?? Datanglah ke YongPyong Resort. Kita
rayakan Natal bersama disini, okay ??”, bujuk Hyun Joong sambil tersenyum penuh
arti. Terjadi percakapan ringan di telepon sebelum Hyun Joong menutup
teleponnya dan tersenyum tipis.
“Snow Flower, aku akan menyembuhkan
matamu dan kau akan kembali bisa melihat salju yang kau sukai”, ujar Hyun Joong
dalam hati.
Esoknya, YongPyong Resort..
“Benarkah kita ada disini ?? Aku sama
sekali tidak percaya kita akhirnya bisa datang kemari. Unnie, tidak ku sangka
ada perusahaan hebat seperti Kim Enterprise yang tertarik dengan bakatmu dan
bahkan mengundangmu tampil disini. Kau hebat sekali. Kau tau tidak berapa uang
yang ditawarkannya padamu ?? Jumlahnya banyak sekali. Unnie, kau bisa operasi
mata”, ujar seorang gadis muda dengan senang pada kakaknya. Kakaknya hanya
tersenyum geli melihat tingkah adiknya.
“Selamat datang, Nona !!! Anda pasti
pianis itu kan ?? Tuan Kim sudah menunjukkan foto Anda pada kami. Silakan ikut
kami. Kami akan bawa Anda berdua ke kamar untuk beristirahat”, sambut seorang
pria dengan sopan pada mereka berdua. Gadis buta itu mengangguk dan sambil
menggandeng lengan adiknya, mereka berdua mengikuti pria itu ke kamar yang
sudah dipersiapkan untuk mereka.
Dari kejauhan, seorang pria mengamati
sambil tersenyum tipis.
“Welcome to YongPyong Resort, Snow Flower”,
batinnya sambil tersenyum manis.
Seoul, Park Jung Min Office..
“Kau sudah menemukan Uee ?? Baguslah..
Sudah kau kirim ?? Benarkah ?? Aku belum membuka emailku. Baiklah. Terima kasih”,
ujarnya senang saat kabar yang sudah lama ditunggunya akhirnya tiba. Dengan
cepat, Jaksa Muda itu segera membuka emailnya dan membaca semua laporan yang
diberikan padanya. Matanya yang awalnya gembira perlahan berkaca-kaca saat
membaca kisah hidup gadis itu.
“Hyung, bagaimana perasaanmu
seandainya kau tau apa yang terjadi pada gadis saljumu ?? Dia begitu menderita.
Sanggupkah kau mendengar ini semua ??”, batin Jung Min sedih sambil perlahan
menutup laptopnya.
“Aku harus mendatangi gadis itu besok
pagi. Aku ingin melihat keadaannya lebih dulu”, putusnya.
Esoknya, dia menuju alamat yang
diberikan oleh detektif itu padanya. Sebuah rumah kumuh di atas atap, sangat
kecil dan dingin. Dengan ragu dia mengetuk pintu itu, berharap melihat sosok
yang di carinya. Tapi setelah hampir 1 jam dia disana, tak ada tanda-tanda
keberadaan manusia di sana.
“Anak muda, kau mencari siapa ??”,
tanya seorang nenek-nenek, sambil berjalan mendekat. “Apa ini rumah Uee ?? Aku
temannya”, ujar Jung Min berbohong, padahal dia belum pernah bertemu Uee
sebelumnya.
“Maksudmu, gadis buta itu ?? Dia dan
adiknya pergi ke YongPyong Resort. Sebuah mobil mewah menjemput mereka tadi
pagi. Ku dengar, Uee diminta bermain piano di sana untuk merayakan Natal dan
Tahun Baru. Akhirnya Tuhan membuka jalan. Mereka berdua sangat kasihan, setelah
kedua orang tua Nana meninggal dan Uee kehilangan penglihatannya, hidup mereka
semakin bertambah sulit”, ujar nenek itu iba.
Jung Min merasa iba. Dia tau kalau Uee
diadopsi oleh keluarga Nana yang awalnya kaya tapi kemudian ayah angkatnya
salah investasi hingga akhirnya mereka kehilangan semuanya. 2 tahun yang lalu,
Uee menyelamatkan seorang gadis dengan mendonorkan darahnya tapi karena terlalu
banyak darah yang di donorkannya membuat kondisinya lemah, dia tidak melihat
saat ada mobil melaju kencang kearahnya lalu menabraknya dan membuatnya buta.
Gadis yang mendapatkan darahnya adalah KIM YOON JI, adik kandungnya sendiri.
Setelah menyelamatkan adiknya yang kecelakaan, dia sendiri mengalami kecelakaan
yang membuatnya buta.
Jung Min menarik napas. “Yongpyong
resort.. Apa Hyun Joong Hyung yang mengundangnya kesana ?? Apa Hyun Joong Hyung
sudah tau tentang ini ??”, tanya Jung Min dalam hati, penasaran. Setelah
mengucapkan terima kasih pada nenek itu, dia pun segera pergi.
Dia membereskan semua pekerjaan di kantor, berharap dia bisa merayakan
Natal dan Tahun Baru di YongPyong Resort. Dia punya misi dan dia juga ingin
berlibur.
“Bagus sekali.. Ini yang namanya
sambil menyelam minum air”, batinnya senang.
YongPyong Resort...
“Unnie, ini pianonya. Kau berlatihlah
dulu, aku jalan-jalan ya, Kalau sudah selesai, telepon aku, okay”, ujar Nana lalu setelah Uee mengangguk mengerti, dia segera meninggalkan kakaknya untuk berjalan-jalan sendiri. Uee mulai meraba piano itu dan memainkan jari-jarinya dengan asyik, sebuah melodi yang indah namun sedih mulai mengalun lirih. Gadis itu sama sekali tak menatap tutsnya, tentu saja karena dia tak mampu melihat, tapi dia sangat hapal letak semua nada di tuts itu.
Dia tampak asyik memainkan jarinya sehingga tak sadar ada seseorang yang sedari tadi hanya terdiam mengamatinya. Kim Hyun Joong menatap kagum pada gadis di hadapannya, tanpa sadar dia makin terpesona makin dalam. Perlahan dia mendekat, gadis itu tetap tak menyadari kehadirannya.
“Lagu yang indah, tapi entah kenapa melodinya terdengar sedih ??”, ujarnya tiba-tiba, sontak membuat gadis itu tersentak lalu menghentikan permainannya. Dia menelengkan kepalanya seolah berpikir dan akhirnya dia tersenyum manis.
“Aku tau siapa kau. Kau yang waktu itu menabrakku dan mengantarku ke restoran kan ?? Tuan, apa yang kau lakukan disini ??”, tanyanya ramah. Hyun Joong tersenyum, gadis di depannya masih tetap saja ramah.
“Flower karena dia cantik bagai bunga dan Sbow karena dia dingin bagai salju”, kenangnya pada ucapan pelayan di restoran itu. Tapi dia hanya tersenyum tipis tak percaya.
“Apanya yang dingin bagai salju ?? Dia begitu hangat padaku sejak pertama kali bertemu. Dia selalu menunjukkan senyuman manis dan pancaran mata yang hangat, walau mata itu tak mampu melihat apa-apa”, batinnya sedih tapi secercah kebahagiaan muncul di hatinya mengingat mungkin hanya dia yang tidak diperlakukan dengan dingin oleh gadis ini.
“Tuan, tuan...apa kau masih disini ??”, tanyanya lagi, membuyarkan lamunan Hyun Joong
“Ah iya.. Aku masih disini. Maaf, aku begitu terpesona pada permainan pianomu sampai jadi lupa diri”, Hyun Joong beralasan.
“Apa kau sedang berlibur ??”, tanyanya lagi.
“Kau sendiri ??”, Hyun Joong balik bertanya walau dia sudah tau jawabannya.
Gadis itu tersenyum lalu mereka mulai mengobrol dengan akrab. Gadis itu menceritakan betapa beruntungnya dia karena diminta tampil dalam pertunjukan Natal dan Tahun Baru oleh Direktur muda Kim Interprise. Betapa dia sangat ingin bertemu dengan orang itu dan mengucapkan terima kasih karena selain telah membayarnya dengan sangat mahal, juga karena dia tidak memandang rendah kepada orang buta sepertinya.
“Selama ini aku selalu diremehkan, ini pertama kalinya aku merasa di hargai. Tuan Kim itu pasti orang yang sangat baik”, ujarnya dengan tersenyum manis.
“Aku juga bermarga Kim.. Apa aku juga orang baik di matamu ??”, goda Hyun Joong iseng.
“Tentu. Kau orang yang sangat baik. Karena kau menolongku saat aku terjatuh dan karena kau berbaik hati mengantarku. Terima kasih”, ujarnya tulus. Hyun Joong makin terpesona oleh gadis ini. Dia sangat baik dan tulus, selain matanya yang tidak bisa melihat, semua dalam diri gadis ini sangat sempurna.
Tanpa sadar, dia mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu seraya menarik dagunya lembut, dan detik berikutnya, Hyun Joong mencium bibirnya lembut. Uee tersentak, dia terdiam karena terlalu terkejut. Mereka berciuman selama beberapa saat, tapi kemudian Hyun Joong tersadar bahwa dia sudah kurang ajar.
“Ahhh.. Kesalahan yang memabukkan. Dia pasti menganggapku bajingan sekarang”, batinnya menyesal. Uee hanya memandang kosong padanya, tak berkata apapun. Lalu sedetik kemudian tamparan keras melayang di pipi Hyun Joong.
“Apa karena aku buta jadi kau bisa memperlakukan aku seenaknya ?? Kau pikir aku wanita murahan ?? Ku kira kau orang yang baik, tidak ku sangka kau adalah pria mesum”, ujar Uee marah, setetes airmata jatuh di pipinya. Hyun Joong terkejut dengan tamparan itu, dia tau dia salah, dia tak bisa menahan dirinya, dia juga tau dia pantas untuk tamparan itu, tapi melihat airmatanya membuat Hyun Joong lebih merasa bersalah lagi.
“Maaf..”, ujarnya lirih seraya menyentuh lengan gadis itu lirih. “Jangan sentuh aku !!”, gadis itu berubah dingin, lalu meraba mencari tongkatnya dan pergi dari sana.
“Biarkan aku mengantarmu ke kamar, kau tidak mengenal tempat ini. Bagaimana jika kau tersesat ?? kau tidak bisa melihat”, ujar Hyun Joong keras kepala.
“Aku tau aku tak bisa melihat. Tak perlu kau ingatkan !!”, jawabnya sedingin es.
“Aku benar-benar minta maaf”, ujar Hyun Joong tulus, tapi gadis itu menolaknya dan dia nekat berjalan sendirian. Akhirnya Hyun Joong hanya bisa pasrah dan mengikuti gadis itu diam-diam dari belakang. Hyun Joong diam-diam melindunginya. Saat Uee hampir terjatuh karena tersenggol anak-anak yang sedang berlarian, dengan lembut Hyun Joong menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
“Terima kasih”, ujar Uee tulus. Hyun Joong terdiam. Dan begitulah akhirnya, Hyun Joong hanya menjadi pelindung rahasia gadis itu kemana-mana. Dia tak berani bicara, karena setiap kali dia bicara dan gadis itu mengenalinya, gadis itu pasti mengusirnya pergi. Hyun Joong merasakan sakit di hatinya saat mendengar penolakan gadis itu.
“Kurasa aku memang jatuh cinta padamu.. Snow Flower, maafkan aku !! Aku tau aku telah bersikap kurang ajar padamu, tak bisakah kau memaafkan aku ??”, gumam Hyun Joong dikantornya, dia memandang kosong salju yang turun melalui jendela kantornya.
“Hyung, kau ini kenapa ??”, tanya Hyung Jun bingung.
“Dia membenciku. Dia tak mau bicara padaku. Apa yang harus ku lakukan ?? Aku hanya ingin membantunya”, gumam Hyun Joong galau.
“Siapa yang membencimu ?? Siapa yang tak mau bicara padamu ??”, tanya Hyung Jun bingung.
“Snow Flower”, jawab Hyun Joong singkat.
“Ahh, gadis buta itu ??”, Hyung Jun mengkonfirmasi, hanya untuk mendapat tatapan tajam dari kakaknya.
“Jangan bicara seperti itu tentangnya”, sentak Hyun Joong tak terima.
“Tapi dia memang buta kan ??”, protes Hyung Jun.
“Aku tau. Tak perlu kau ingatkan !!”, jawab Hyun Joong kesal.
“Baik..baik.Aku minta maaf. Memang apa yang terjadi pada kalian ??”, tanyanya lagi, mengalah.
“Baik..baik.Aku minta maaf. Memang apa yang terjadi pada kalian ??”, tanyanya lagi, mengalah.
“Aku menciumnya dengan lancang. Dia marah dan menamparku. Sejak itu dia tak mau bicara padaku”, sesal Hyun Joong.
“APA ?? Kalian baru kenal tapi kau sudah lancang menciumnya ?? Hyung, wanita mana yang tidak marah ?? Hyung, dia pasti mengira kau pria mesum”, ujar Hyung Jun dengan polosnya.
“Aku ingin minta maaf, tapi aku tak tau caranya”, gumamnya lagi, kembali memandang salju yang turun di jendela kantornya. Saat itulah dia melihat seorang gadis dengan tongkatnya berjalan kearah hutan dibelakang resort ditengah hujan salju yang begitu dingin.
“Apa yang dilakukannya ditengah hujan salju seperti ini ?? Apa dia gila ?? Tidakkah dia melihat salju turun dengan lebat ??”, Hyun Joong tersentak kaget, spontan Hyung Jun mendekat dan mencari tau sumber keresahan kakaknya dan dia melihat gadis buta itu, pianis itu berjalan kearah hutan perlahan-lahan.
“Hyung, dia tidak bisa melihat saljunya. Bagaimana dia bisa tau kalau sekarang sedang hujan salju ??”, ujar Hyung Jun sambil menarik napas. Hyun Joong menatapnya tersadar.
“kau benar. Aku lupa. Aku harus mengejarnya”, serunya seraya meraih mantel dan senter lalu bergegas keluar.
“Hyung, akan ada badai salju sebentar lagi”, teriak Hyung Jun tapi tidak di hiraukannya.
Hyung Jun hanya bisa pasrah melihat kakaknya dan mendoakan keselamatan mereka. Saat sedang memandang cemas keluar jendela, tiba-tiba pintu kantor itu terbuka dan 3 orang pria tampan berjalan masuk dengan lega.
“Diluar dingin sekali. Aku hampir mati kedinginan. Untunglah kita akhirnya sampai juga”, ujar seorang pria muda bertubuh paling tinggi.
“MAL, sedang apa kau disini ??”, tanya Hyung Jun terkejut.
“Berlibur tentu saja. Kami akan merayakan Natal dan Tahun Baru disini. Ah..aku juga ingin melapor..Mana Hyun Joong Hyung ?? Resepsionis bilang kalian ada disini”, jawabnya seraya berjalan kearah mini bar untuk mencari sesuatu.
“Hyung sedang jatuh cinta, dia sedang mengejar kekasihnya kedalam hutan sana ??”, jawab Hyung Jun seraya menuding keluar jendela.
“APA ??”, seru mereka bertiga serempak.
“Akan ada badai salju, kenapa kau biarkan dia pergi ??”, Kyu Jong berteriak khawatir.
“Jatuh cinta kau bilang ?? Aku sudah menemukan gadis saljunya, mana boleh dia jatuh cinta pada gadis lain disaat sekarang ?? Lalu bagaimana dengan semua usahaku mencarinya ?? Aku tidak mau semua usahaku sia-sia”, seru Mal kesal.
“Berapa lama dia pergi ??”,tanya Young Saeng lirih.
“Sekitar 10 menit yang lalu”, jawab Hyung Jun seraya melirik arlojinya.
“kita harus segera menyusul mereka”, usul Young Saeng, tapi langkahnya terhenti saat Kyu berkata “Terlambat Hyung.. Lihat itu !! Badai saljunya sudah datang. Kita takkan bisa kemana-mana”, ujar Kyu seraya menunjuk salju-salju yang beterbangan seperti tertiup angin.
Dengan pasrah akhirnya mereka berempat hanya bisa menunggu dengan cemas.
“Apa itu Mal ??”,tanya Junnie sambil menunjuk amplop coklat diatas meja.
“Ini yang kutemukan tentang si Gadis Salju”, jawab Mal seraya berdiri untuk menyeduh secangkir coklat panas.
“Boleh aku melihatnya ??”, tanya Junnie meminta ijin. Mal mengangguk mantap.
“lihat saja kalau mau”, jawabnya santai.
“Kurasa semua penemuan itu sudah tidak penting lagi bagi Hyun Joong Hyung. Bukankah dia sudah jatuh cinta pada gadis lain ?? Ada atau tidak si gadis salju itu sudah bukan hal yang penting lagi”, lanjutnya lagi sambil berjalan kearah sofa.
“Apa dia cantik ??”, tanya Kyu Jong iseng.
“Sangat cantik. Jika Hyung tidak mau, kau rebut saja dia. Hanya saja..”, Mal terdiam sambil menyeruput coklatnya.
“Hanya saja apa ??”,tanya Kyu penasaran, sementara Hyung Jun sibuk membuka isi amplop itu.
“Dia cantik hanya saja dia tidak bisa melihat”, jawab mal dengan ekspresi iba.
“TIDAK MUNGKIN !!!”, seru Hyung Jun keras.
“Kenapa tidak mungkin ?? Dia mengalami kecelakaan, itu hal yang mungkin kn ??”, jawab Mal, mengira Junnie menyimak kata-katanya.
“Uee.. Jadi nama aslinya Uee ?? Snow Flower adalah Uee ??”, ujar Junnie terkejut.
“Siapa itu Snow Flower ??”, tanya Mal bingung.
“Dia adalah seorang pianis yang cantik tapi buta. Aku datang kemari karena Hyun Joong Hyung memintaku untuk memeriksa matanya dan mencarikan dokter ahli mata terbaik untuknya”, jawab Young Saeng tanpa curiga.
“Dan pianis itu tak lain dan tak bukan adalah si gadis salju itu. Uee..Snow Flower adalah nama panggungnya”, lanjut Hyung Jun seraya mengangkat foto Uee tinggi-tinggi.
“Apa dia adalah gadis yang membuat Hyung tergila-gila sehingga rela menembus badai salju demi untuk mencarinya ??”, tanya Kyu Jong memastikan.
“TEPAT SEKALI !!”,jawab Junnie sambil tersenyum.
“Wow !! Kuasa Tuhan sedang bekerja. Kurasa sejak awal mereka memang ditakdirkan untuk bersama. Tanpa tau siapa nama aslinya, tidak peduli walau sejak awal Hyung tau dia buta, Hyung tetap mencintainya dan bahkan rela menembus badai salju untuk mencarinya”, ujar Kyu Jong kagum.
“Inilah cinta sejati..Sanggup menerima apapun kekurangan pasangan kita. Hyung jatuh cinta pada gadis itu tanpa tau dialah si gadis salju. Jika dia tau dia pasti akan menjadi lebih gila lagi. Tau kekasihnya tidak bisa melihat, pasti hatinya jauh lebih sakit”, ujar Young saeng iba
Hutan Di Belakang Resort..
Hyun Joong berlari sekuat menerjang badai salju untuk mencari Uee. Dia sangat khawatir pada keselamatan gadis itu. Dia tidak bisa melihat dan dia sendirian di dalam hutan ditengah badai salju yang sangat dingin. Hyun Joong mengeratkan mantelnya dan mengedarkan pandangannya kesekeliling hutan itu. Keadaan yang sangat gelap membuatnya kesulitan menemukan gadis itu, tapi sedetik kemudian dia menemukan seseorang dengan mantel merah mudanya yang sangat mencolok tergeletak di tanah tak jauh dari tempatnya berdiri. Hyun Joong tersentak dan berlari menghampirinya.
“Nona..Nona..”, panggilnya panik. Mata gadis itu menutup, tubuhnya begitu dingin. Spontan Hyun Joong memeluknya erat, mendekapnya dalam dadanya, mencoba memberinya kehangatan.
“Snow Angel..”, gadis itu menggumam. Hyun Joong tersentak, spontan dia memandang gadis dalam pelukannya dengan heran.
“Aku..belum..menemukan.. snow.. angel”, gumamnya lagi, lebih lirih. Airmata menetes pelan di mata Hyun Joong.
“Snow Angel.. Dimana ?? Dimana kau ??”, gumamnya lagi.
“Bantu aku..menemukan.. orang tuaku.. menemukan cinta masa kecilku.. bantu aku menemukan sinar hidupku”, gumamnya tersendat-sendat. Seketika Hyun Joong tersadar. Kenangan masa kecilnya bersama gadis saljunya kembali terlintas.
Snow Angel.. Peri Salju. Pertama kali mereka bertemu, gadis salju itu mencari si Peri Salju.. Dan sekarang, gadis buta inipun bicara soal Snow Angel. Hati Hyun Joong berdetak makin kencang, bukan hanya karena mendengar kata-katanya tapi juga karena tubuh gadis ini yang makin lama makin dingin.
“Uee-ah..buka matamu.Jangan tidur. Kau harus tetap sadar, sayang”, bujuk Hyun Joong lembut seraya perlahan menggendong gadis itu di punggungnya.
“Kenapa kau sangat keras kepala ?? Berapa kali ku katakan Peri Salju itu tidak ada ?? Kenapa kau suka sekali membahayakan dirimu ??”, Hyun Joong kesal bercampur khawatir, sambil terus berlari membawa gadis itu kembali ke resort. Tapi badai salju membuat Hyun Joong tak mampu melihat arah. Mereka berdua tersesat di dalam hutan.
“SIAL !! Dimana jalan keluarnya ??”, ujarnya takut bercampur bingung.
“POLARIS”, gumamnya pelan. “Langit Utara..Polaris akan memberikan petunjuk”, gumamnya tanpa sadar. Hyun Joong berhenti berlari, dia memandang ke langit, mencari POLARIS, Sang Bintang Utara yang melambangkan harapan.
“Bintang Polaris, bintang yang cantik di langit utara yang dijadikan penanda arah utara. Ikuti bintang itu maka kau akan bisa keluar dari hutan ini”, kenangnya pada ucapan Uee saat kecil.
“Uee..Sayang, aku tak bisa menemukan bintangnya. Kau harus bangun dan memberitauku yang mana bintangnya”, pinta Hyun Joong memohon. Uee terdiam.
“Bintang.. yang.. paling..terang..ada...di..kaki..bintang biduk..”, gumamnya antara sadar dan tidak sadar. Hyun Joong kembali memandang ke langit. Ketemu. Bintang yang paling terang di kaki bintang biduk. Bintang Utara, Polaris..
“Akhirnya aku menemukanmu. Kita akan keluar, sayang. Bertahanlah”, ujar Hyun Joong lembut. Dengan mengikuti arah bintang Polaris akhirnya mereka berdua bisa kembali dengan selamat ke resort.
“PANGGILKAN DOKTER !!”, perintahnya pada resepsionis.
“Dokter Heo ada disini Tuan”, jawab resepsionisnya.
“SURUH DIA KE KAMARKU SEKARANG !!!”, teriaknya frustasi karena tubuh Uee makin dingin.
“Bawakan selimut lebih banyak lagi dan tambahkan penghangat ruangan”, perintahnya kemudian lalu segera membawa gadis itu kekamarnya.
Kim Hyun Joong’s Office..
“Nona. Anda tidak boleh masuk”, seru seorang wanita melarang.
“Ini penting sekali !! Kakakku menghilang, di luar sedang badai salju. Aku tidak tau harus minta tolong pada siapa. Tuan Kim yang membawa kami kemari”, ujar gadis muda itu putus asa. Mendengar keributan di luar ruangan, ke 4 SS501 boys spontan keluar untuk melihat keadaan.
“Ada apa ini ??’,tanya Kyu Jong pada si sekretaris, disusul yang lain di belakangnya.
“Gadis ini memaksa untuk masuk Tuan”, jawab si sekretaris.
“Siapa dia ??”,tanya Kyu Jong lagi.
“Aku adalah..”, gadis itu tidak sempat melanjutkan kalimatnya karena Junnie sudah lebih dulu memotong kalimatnya.
“Kau adalah adik Uee kan ?? Si Snow Flower, pianis itu, benarkan ?? Aku yang menjemputmu kemarin lusa dan membawa kalian kemari”, ujar Hyung Jun dengan ramah. Gadis itu mengangguk pelan. Kyu Jong memberi tanda pada sekretaris itu agar meninggalkan mereka.
“Kakakku menghilang. Aku sangat khawatir. Dia tidak bisa melihat”, ujar gadis itu.
“Kami tau. Kakakku sedang mencarinya, kau jangan cemas. Mereka akan segera kembali”, tambah Hyung Jun lagi.
“Junnie, tidakkah sebaiknya kita suruh dia menunggu di dalam ?”, usul Mal sambil melemparkan senyum terbaiknya pada gadis itu. Nana menatap takut.
“Tenang saja Nona..Kami bukan pria hidung belang”, canda Mal saat menyadari bahwa gadis itu menatap tajam kearahnya.
“Aku Jaksa Park Jung Min. Tunggulah di dalam jika tidak keberatan”, ujarnya lagi.
“Nana..Baiklah. lagipula aku juga kedinginan”, ujarnya lirih. Tapi tepat pada saat mereka akan masuk, seorang petugas resort datang dengan berlari tergesa-gesa.
“Dokter Heo, Tuan Kim meminta anda datang ke kamarnya sekarang. Sepertinya kekasih Tuan Kim sedang sakit parah dan beliau meminta saya untuk segera memanggil Anda”, ujar petugas resort.
“Kekasih Hyung ??”, ulang mereka ber4 serentak, segera mereka tau siapa yang di maksud petugas resort ini.
“Nona, lebih baik Anda ikut kami sekarang. Kakakmu sudah ditemukan”, ujar Mal mengambil inisiatif lalu segera berlari kekamar Hyun Joong.
Night Before Christmas..
“Bagaimana keadaanmu ?? Apa kau siap dengan pertunjukan nanti malam ?? Jika kau masih sakit, kami bisa..”, kata-kata Hyun Joong terhenti karena gadis itu telah memotongnya.
“Aku tidak apa-apa. Bagaimanapun aku sudah terima uangnya. Terima kasih Tuan Kim. Untuk uang itu, juga karena sudah menyelamatkan nyawaku. Sekarang kalau tidak keberatan, tolong tinggalkan aku karena aku ingin berlatih sendirian”, ujarnya dingin. Hyun Joong menarik napas, dia tau gadis itu belum memaafkannya karena sudah menciumnya dengan lancang.
“Baiklah. Aku menantikan pertunjukanmu”, ujar Hyun Joong mengalah.
“Aku tidak akan mengecewakanmu”, janjinya tetap dengan ekspresi dan nada yang dingin.
Setelah malam bersalju itu, Hyun Joong mengakui dalam hatinya bahwa dia sudah jatuh cinta pada gadis ini. Tanpa tau gadis itu adalah cinta pertama yang selalu dicarinya, Hyun Joong jatuh cinta sekali lagi. Kebaikannya, ketulusannya, senyumnya yang hangat dan matanya yang teduh walau tidak bisa melihat, telah membuatnya jatuh cinta lagi. Tapi ketidak sopanannya yang telah membuat gadis itu berubah jadi dingin.
Hyun Joong yang sudah sangat terluka karena tidak dianggap oleh gadis itu bertambah shock saat mengetahui kenyataan bahwa gadis buta yang telah membuatnya gila ini adalah si gadis salju yang selama ini dicarinya.
“Dia masih marah padamu Hyung ??”, tanya Kyu prihatin melihat wajah Hyungnya yang stress berat. Hyun Joong mengangguk mantap.
“Kenapa kau tidak katakan saja bahwa kau adalah anak laki-laki yang ditemuinya di dalam hutan, teman masa kecilnya ??”, tanya Hyung Jun.
“Aku berencana memberitaunya malam ini. Semoga dia memaafkan aku setelah tau kebenarannya”, jawab Hyun Joong galau.
“Lain kali jangan sembarangan mencium wanita, itu sangat tidak sopan dan kurang ajar”, ujar Mal sambil cekikikan. Hyun Joong spontan melemparkan pandangan menusuk padanya.
Malamnya, semua tamu di resort itu berkumpul di aula utama untuk menikmati pesta Natal yang diselenggarakan oleh pihak resort. Acara makan malam dengan berbagai hiburan live musik dan puji-pujian Natal dipertunjukkan. Saat para tamu menikmati makan malamnya, seorang gadis muda berjalan kearah piano yang ada ditengah ruangan dan mulai memainkan dengan indah lagu-lagu yang sudah dipersiapkannya. Nada yang mengalun sungguh sangat indah, tak seorang pun menyangka jika gadis ini tidak bisa melihat, dia bermain seperti seorang pianis profesional.
Hyun Joong memandang kagum pada kekasihnya. Walau dia buta tapi dia berhasil membuktikan bahwa orang buta pun bisa melakukan sesuatu seperti layaknya orang normal, senyum indah tak pernah lepas dari bibirnya.
“Andai saja senyuman itu untukku.. Uee-ah, aku merindukanmu”, ujarnya dalam hati dengan perasaan sedih.
Setelah lagu terakhir selesai dimainkan, semua orang bertepuk tangan dengan kagum padanya, para tamu itu baru tersadar jika gadis itu tidak bisa melihat saat melihatnya meraba-raba mencari tongkatnya. Melihat kekasihnya kesulitan, Hyun Joong spontan berlari menghampiri dan menggandengnya tanpa suara.
Para tamu semakin berdecak kagum padanya, gadis yang tak bisa melihat tapi bisa memainkan nada yang begitu indahnya. Orang yang bisa melihat saja belum tentu bisa memainkan nada seindah itu.
Hyun Joong membawa Uee ke taman resort.
“Ada yang ingin kau bicarakan ?? Aku tau itu kau, Tuan Kim. Walau kau tak bicara tapi aku bisa mencium aroma parfummu”, ujarnya masih dengan nada yang dingin.
“Hyun Joong, namaku Hyun Joong. Apa benar kau tidak ingat padaku ?? Ini aku, Uee. Aku yang dulu sering datang ke panti asuhan dan memberikan banyak sekali hadiah untuk kalian. Kita selalu merayakan Natal bersama”, ujar Hyun Joong mengaku. Uee terdiam.
“Lalu ?? Kau ingin aku berkata apa ??”, tanyanya lagi, tanpa ekspresi.
“Kenapa kau begitu dingin padaku ?? Hanya karena aku telah menciummu lalu kau begini marahnya. Apa yang harus ku lakukan agar kau mau memaafkan aku ??”, tanya Hyun Joong frustasi.
“MERRY CHRISTMAS..Senang bertemu denganmu lagi. Terima kasih untuk semua hadiah yang dulu pernah kau berikan pada kami. Kami sangat menghargainya”, ujar Uee dingin lalu kemudian beranjak pergi.
Hyun Joong tak tahan lagi, dia tak tahan di diamkan seperti ini, dia menarik tangan gadis itu, mendekapnya erat dalam pelukannya dan menciumnya dengan lembut. Awalnya lembut tapi kemudian berubah menjadi penuh gairah dan nafsu. Tanpa sadar gadis itu membalasnya dengan setetes air jatuh dimatanya. Dari jauh ke 4 temannya memandang mereka.
“Oh tidak.. Hyung mengulangi kesalahan yang sama”, gumam Junnie pasrah.
“AKU MENCINTAIMU, Uee..Dari dulu, sejak lama. Tidakkah kau bisa merasakan tulusnya cintaku. Aku tak peduli walau kau buta. Aku hanya ingin kau disisiku, itu saja. Maafkan aku !!”, ujar Hyun Joong saat bibir keduanya terpisah. Uee tetap terdiam, tapi airmata menetes pelan. Kemudian Hyun Joong kembali mencium gadis itu, tidak peduli walau setelah ini dia akan mendapatkan tamparan berkali-kali. Dia hanya ingin menyampaikan cintanya pada si gadis salju ini.
Sesaat kemudian, seorang pria muda menghampiri mereka dan memukul Hyun Joong ketanah dengan murka.
“Apa yang kau lakukan pada Uee-ku ??”, serunya marah membuat Hyun Joong tersungkur ketanah sambil memegangi bibirnya yang berdarah karena pukulan pria itu.
“Jo Won oppa..”, seru Uee terkejut, mengenali suara pria itu.
“Apa pria kurang ajar itu menyakitimu ?? Kau tidak apa-apa kan ??”, tanya Jo Won khawatir. Pria itu bersikap sangat lembut pada Uee, darah Hyun Joong mendidih melihatnya. Dia segera berdiri dan menarik Uee ke pelukannya.
“Seharusnya aku yang bertanya Tuan. Apa yang kau lakukan di resortku dan pada kekasihku ??”, seru Hyun Joong marah, menggenggam erat tangan Uee. Uee tersentak.
“Kekasih ??”, batinnya, tapi dalam hati dia bersorak riang.
“Sejak kapan kau jadi kekasihnya ?? Aku lah kekasihnya”, Jo Won bersikeras. Hyun Joong terkejut mendengarnya.
“Kita sudah putus Oppa.. Kau meninggalkan aku saat tau aku buta dan kehilangan segalanya. Kau pergi begitu saja. Sekarang untuk apa kau kembali ??”, ujar Uee dingin. Sekarang Hyun Joong mengerti kenapa gadis ini jadi dingin.
“Tapi aku mencintaimu Uee”, ujarnya menyesal.
“Jika kau memang mencintaiku. Kau harusnya bisa menerima apapun itu kekuranganku, bukan meninggalkan aku saat aku membutuhkanmu”, jawabnya dingin.
“Tolong maafkan aku..Beri aku 1 kesempatan lagi. Apa hebatnya dia dibanding aku ??’, tanyanya tak terima, menatap tajam pada Hyun Joong.
“Dia tak pernah meninggalkan aku. Dia rela menerobos badai salju demi mencariku, dia pria yang berkata dia mencintaiku walau tau aku buta. Dia yang selalu diam-diam membantuku saat aku dalam kesulitan. Itulah bedanya dia denganmu”, jawab Uee mantap. Hyun Joong tersentak, hatinya bagai melayang. Uee membelanya, Uee memilihnya. Dia merasa menang.
“Kau sudah dengar sendiri kan ?? Sekarang, aku akan membawa Uee-ku ke kamarnya. Aku tidak mau dia sakit.Dan tolong menjauhlah dari gadisku”, ujar Hyun Joong dengan senyum kemenangan. Dia memeluk pinggang Uee dan membawanya pergi dari sana, tapi Jo Won tak menyerah. Dia menarik lengan Uee, membuatnya terlepas dari pelukan Hyun Joong.
“Hei, kau...”, Hyun Joong berteriak marah.
“Aku ingin bicara dengannya sebentar”, jawabnya lalu menyeret Uee dengan kasar. Uee memberontak, dia berusaha melepaskan dirinya, dia menggigit tangan pria yang mencengkeramnya dan melarikan diri dengan cepat, tapi karena tidak bisa melihat, dia tidak menyadari saat ada mobil yang bergerak kearahnya.
“Uee-ah, TIDAK !!!”, teriak Hyun Joong histeris saat melihat gadis yang dicintainya tertabrak mobil dan terpental dengan keras ketanah dengan bersimbah darah.
“TIDAK !! JANGAN LAGI !!!”, teriak Hyun Joong histeris sambil memeluk tubuh Uee dan airmata mengalir deras di pipinya.
5 Tahun Kemudian, 25 Desember..
“Appa, kenapa Appa diam saja ?? Kita jadi ke panti asuhan untuk merayakan Natal Bersama kan ??”, tanya si Kecil dengan polosnya. Pria itu mengangguk dan berdiri lalu mereka pergi bersama ke Panti Asuhan itu. Tempat dimana Uee dibesarkan, tempat pertama kali mereka bertemu.
Gadis kecil itu senang sekali karena memiliki banyak teman,dan saat hari menjelang malam, disaat semua orang sedang bersenang-senang menikmati pesta,Hyun Joong melihat seorang gadis berambut panjang berjalan kearah hutan yang tertutup salju, dengan cepat dia mengikuti gadis itu.
“Masih mencari PERI SALJU ??”,canda Hyun Joong padanya. Dia menoleh dan wajahnya yang cantik semakin terlihat cantik di bawah remang-remang cahaya bulan.
“Lihat kan !! Asalkan tidak menyerah, suatu saat nanti impianmu pasti akan menjadi kenyataan. Peri Salju membawaku bertemu denganmu, dan kau membawaku bertemu Ayah”, jawabnya sambil tersenyum manis.
“Ayo masuk !! disini dingin dan Putri kita sudah menunggu”,ujar Hyun Joong seraya memeluk pinggangnya.
“Hyun Joong Oppa..”, ujarnya lemah.
“Ya..Ada sesuatu yang ingin kau katakan ?”,tanya Hyun Joong, saat sikapnya mendadak jadi aneh.
“Aku..”, jawabnya ragu. “Kau kenapa ??”,tnya Hyun Joong tak sabar.
“Bagaimana jika kita beri putri kita seorang adik ??”,tanyanya ragu.
“Maksudmu kau hamil lagi ??”,tanya Hyun Joong ragu. Gadis itu mengangguk pelan.
“Sejak kapan kau tau ??”, tanyaku lagi.
“2 Minggu yang lalu. Aku ingin mencari saat yang tepat memberitaumu. Kurasa Malam Natal adalah saat yang tepat kan ??”,tanyanya ragu.
“Malam Natal identik dengan tragedi, tunanganku yang juga adalah adikmu meninggal di hari Natal, kau mengalami kecelakaan di hari Natal, tapi kurasa setelah ini, yang ada hanya kebahagiaan, benar kan ??”,jawab Hyun Joong sambil tersenyum.
“Kau tidak marah ??”,tanyanya lagi.
“Gomawo Uee-ah !!! Ini adalah hadiah Natal yang paling indah yang pernah kuterima”, jawab Hyun Joong sambil menarik gadis itu dalam pelukannya dan menciumnya mesra.
“Mulai hari ini tidak ada lagi tragedi. Malam ini mendadak kusadari 1 hal, CINTA PERTAMAKU BUKANLAH MO NAE !!! Tapi GADIS SALJU ini !!! Sejak pertama dia sudah menawan hatiku. Dia tidak pernah kulupakan, dia hanya selalu tersimpan dalam sudut hatiku yang paling dalam. Bagaikan kotak Pandora, dia akan muncul di saat aku membutuhkannya”, batin Hyun Joong lagi.
“TERIMA KASIH SUDAH HADIR DALAM HIDUPKU !!! SARANGHAE UEE-ah !!!”, ujar Hyun Joong lagi disela-sela ciuman panas mereka.
“NADO SARANGHAE Oppa..”, ujar Uee sambil menatap suaminya mesra.
5 tahun yang lalu, Uee hampir saja tewas dalam kecelakaan tapi keajaiban terjadi saat Jo Won yang merasa bersalah menyumbangkan darahnya. Beberapa hari kemudian kecelakaan yang tragis menimpa pria muda itu dan membuatnya kehilangan nyawa, dalam wasiatnya dia berkata bahwa dia ingin memberikan matanya pada Uee agar gadis itu bisa melihat. Dan akhirnya, dokter mengambil mata Jo won dan memberikannya pada Uee. Operasinya berhasil tapi sayangnya Uee tak tau apa yang terjadi. Mereka tau pasti gadis itu akan sangat sedih jika tau yang sebenarnya. Yang Uee tau bahwa Jo Won telah kembali ke Amerika dan melanjutkan profesinya disana. Uee pun menerima cinta Hyun Joong dan mereka berdua hidup dengan bahagia.
“MERRY CHRISTMAS !!”, seru Young saeng, Kyu Jong, Jung Min dan Hyung Jun bersamaan. “Aku suka Natal, aku suka salju.. Karena berkat salju aku bisa bertemu istriku tercinta”, lirik Jung Min pada Nana.
“Semoga setelah ini, tak ada tragedi lagi. Mulai sekarang, kita akan merayakan Natal dengan gembira. MERRY CHRISTMAS EVERYONE !!!”, seru Hyung Jun bahagia. Dan mereka pun mulai membuka kadonya masing-masing dan larut dalam kegembiraan dan sukacita Natal diiringi lagu Natal yang mengalun pelan sebagai latar belakangnya.
TAMAT...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar