Oh,
jadi sekarang alasannya kurang persiapan ?? Kemarin ada yang bilang cedera..
Mana nih yang benar ?? Kok banyak banget alasannya ?? Inilah yang tidak saya
sukai dari Negara saya sendiri, yaitu suka mencari alasan dan pembenaran untuk
menutupi kekurangannya. Bukankah daripada terus membuat alasan, lebih baik jika
para atlit kita mulai mengakui kehebatan lawan, mencari tau kelemahan mereka
dan berlatih lebih keras lagi ??
Jujur, saya bukannya tidak memiliki sikap
Nasionalisme atau apa, tapi saya memang kurang suka melihat sifat orang
Indonesia yang tidak pernah mau mengakui kehebatan lawan dan belajar dari
lawannya, setiap kita mengalami kekalahan, pastilah akan secepatnya mencari
berbagai macam alasan agar tidak merasa malu di hadapan orang-orang, itulah
yang membuat Bulutangkis Indonesia semakin terpuruk. Bukan hanya itu, saya rasa
sikap orang Indonesia yang selalu sombong juga menjadi factor pendukung kekalahan
para Atlit kita di lapangan. Kenapa ?? Karena setiap kali berhasil memenangkan
1 turnament pasti langsung terlena dengan kemenangan yang diraih saat ini dan
jadi lupa diri untuk terus berlatih karena merasa diri sendiri sudah hebat..
bangsa Indonesia kerap lupa diri, bahwa diatas Langit masih ada Langit.. Maaf
jika ada yang kurang setuju dengan opini saya, saya hanya menyampaikan apa yang
saya rasakan dan amati selama ini.. Peace.. TRY HARDER NEXT TIME, Ahsan/Hendra..
“Masa Persiapan Kurang, Ahsan/Hendra
Terhenti Di China Open Super Series 2013”
Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong yang BERHASIL MENGALAHKAN Ahsan/Hendra di Putaran Pertama China Open Super Series 2013
Hari kurang baik menaungi kubu merah
putih di ajang China Open Super Series Premier 2013. Di turnamen yang digelar
di Shanghai, tiga ganda Pelatnas harus tersingkir di babak pertama. Unggulan
pertama, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kembali dipaksa mengakui keunggulan Lee
Yong Dae/Yoo Yeon Seong dari Korea. Ganda yang mencuri gelar Denmark Open Super
Series Premier 2013 ini, kembali mengulang kesuksesannya untuk menghentikan
pasangan juara dunia asal Indonesia.
Di final Denmark, Ahsan/Hendra harus mengakui keunggulan racikan baru Korea ini
dengan 19-21 dan 16-21. Di negeri tirai bambu, pertarungan ini dibuka dengan
pertarungan ketat. Angka kembar terus terjadi sampai pada kedudukan 8-8, hingga
pasangan merah putih harus kehilangan tiga angka beruntun dan tertinggal 8-11
di interval. Sempat kembali menyamakan kedudukan diangka 13, Ahsan/Hendra
bermain dalam tekanan. Mereka pun akhirnya kalah 18-21 di game pembuka.
Di game kedua, keadaan tak kunjung membaik. Mereka terus tertinggal 3-8.
Semakin tertekan, akhirnya Ahsan/Hendra harus menghentikan petualangannya di
China setelah kalah dengan 11-21.
"Hendra/Ahsan sudah berusaha untuk bermain seperti biasanya, tetapi
lawannya juga tampil bagus. Lee/Yoo pertahanannya rapi dan mereka juga kuat.
Ditambah bola yang dipakai juga berat, masa persiapan juga kurang cukup,"
ujar Herry Iman Pierngadi seperti yang dilansir oleh badmintonindonesia.org.
Kekalahan pun dialami oleh dua ganda lainnya, Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwandi masih belum mampu menaklukkan ganda racikan baru asal tuan rumah, Fu Haifeng/Hong Wei. Mereka kalah dalam dua game langsung, 18-21 dan 12-21. Sementara itu, Angga Pratama/Ryan Agung Saputro pun harus tersingkir. Unggulan delapan ini menyerah ditangan ganda Inggris, Chris Adcock/Andrew Ellis juga dalam dua game 11-21 dan 19-21.
"Angga/Ryan masih kurang percaya diri akan kemampuan mereka. Kedepan,
pekerjaan rumahnya harus ditekankan kepada mereka adalah faktor non
teknisnya," pungkasnya.
Tiga kekalahan ini berhasil dibayar oleh juara French Open Super Series, Marcus
Fernaldi Gideon/Markis Kido. Pasangan junior/senior ini sukses menekuk Chen
Hung Ling/Lu Chia Pin dalam drama tiga game 21-19, 12-21 dan 21-15. Kemenangan
ini membawa mereka untuk berjumpa dengan Liu Xiaoling/Qiu Zihan. Juara All
England 2013 ini melenggang ke 16 besar usai mengalahkan rekan senegaranya,
Chen Zuofu/Lu Kai dengan angka 21-11 dan 21-17. (IR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar